Anda di halaman 1dari 8

I.

Pendahuluan

1. Motor Induksi

Motor induksi merupakan motor arus bolak-balik yang mempunyai


penggunaan paling luas, terutama pada industri. Motor induksi ini mempunyai
beberapa kelebihan, antara lain mempunyai kontruksi yang kokoh dan sederhana,
pemeliharaan yang relatif mudah. Motor induksi terdiri dari dua bagian utama,
yaitu stator dan rotor. Bagian rotor ini terdiri atas dua jenis,yaitu rotor sangkar
(squirrel cage) danrotor belitan (wound rotor). Motor induksi rotor sangkar
mempunyai rotor dengan kumparan yang terdiri atas beberapa konduktor yang
disusun menyerupai sangkar tupai. Sedangkan rotor belitan terdiri dari tiga buah
belitan yang tersusun dengan hubungan bintang (Y).

Gambar Motor Induksi


Sumber : Google Image

Pada prinsispnya motor induksi dapat diputar dengan beberapa cara yaitu
secara konvensional dan terkontrol antara lain kecepatannya, torka dan lain-lain.
Untuk memutar motor induksi secara konvensional dapat dilakukan dengan
metode Start Direct On Lline (DOL), dikembangkan menjadi putar maju mundur,
tetapi dengan metode konvensional terdapat beberapa kendala antara lain adalah
arus start-nya besar, tidak dapat dikontrol putarannya, tidak dapat dikontrol
torkanya. Untuk mengatasi permasalahan itu maka dimunculkan metode
pengendalian kecepatan putaran motor induksi ini dilakukan dengan beberapa
macam cara diantaranya mengatur tegangan dan frekuensi inverter secara
bersamaan.
II. Pengendalian Kecepatan Motor Induksi

1. Mengubah Pasang Kutub


Kecepatan putar pada motor AC (Bolak Balik) dapat dihitung dengan rumus
seperti dibawah:
120 f
ns =
p
Dimana :
ns = Kecepatan Putar Dari Medan Putar Stator (rpm)
f = Frekuensi (Hz atau cps)
p = Jumlah Pasang Kutub Pada Motor

Dari persamaan diatas dapat diketahui bahwa untuk mendapatkan besarnya


putaran medan stator dapat dengan menambah atau mengurangi jumlah pasang kutubnya.

Namun putaran yang dihasilkan tidak bisa tepat seperti putaran yang diinginkan
dalam artian putaran yang dihasilkan secara kasar tidak dengan sehalus seperti pada
pengendalian motor induksi dengan pengaturan frekuensi input.

Contoh
1. Suatu motor induksi tiga fasa diberi frekuensi 50 Hz. Hitunglah kecepatan medan
putar stator (ns) jika jumlah pasang kutub pada motor ialah empat pasang kutub
dan jika jumlah pasang kutubnnya hanya dua pasang kutub ?.

Pada saat pasang kutubnya empat: Pada saat pasang kutubnya dua
120 f
ns = 120 f
p ns =
p
120 x 50 120 x 50
ns = 4 = 1500 rpm ns = 2 = 3000 rpm

↔ Berdasarkan Data perhitungan dapat dilaihat bahwa semakin banyak pasang


kutubnya maka putaran medan stator nya akan semakin kecil, begitu juga
sebaliknya semakin sedikit pasang kutubnya maka ns juga akan bertambah.

2. Mengatur Frekuensi
Salah satu pengaturan kecepatan motor induksi ini dapat dilakukan dengan
cara mengatur frekuensi yang masuk ke motor. Dengan kemajua teknologi, maka
cara ini sudah sangat mudah dilakukan. Bila frekuensi sumber yang diberikan ke
motor semakin besar, maka motor akan berputar semakin cepat. Tetapi bila
frekuensi sumber yang diberikan ke motor semakin rendah, maka motor akan
berputar semakin lambat.

Gambar Struktur Inverter

Kecepatan putaran medan magnet motor induksi akan dipengaruhi oleh


frekuensi sumber yang masuk ke motor dengan mengacu ke persamaan di bawah
sebagai berikut :
120 f
ns =
p
Dimana :
f = frekuensi sumber AC (Hz)
p = jumlah kutub yang terbentuk pada motor
ns = kecepatan putaran medan magnet stator (putaran/menit, rpm)

Tegangan induksi E yang timbul pada rotor, dinyatakan oleh persamaan

E = 4.44 fr Nφ
φ : fluks motor
E : tegangan rotor
fr : frekuensi rotor

N : jumlah lilitan pole pitch


Putaran medan magnet stator ini akan diikuti oleh putaran rotor motor
induksi. Makin berat beban motor, maka kecepatan rotor juga akan turun sehingga
terjadi slip (s) , seperti yang diperlihatkan pada persamaan berikut:

S = n s−nr

n s−n r
S=
nr

ns – n r
S= nr
x 100 % ....... Dalam Persen

Dimana :
S = Slip ( % )
nr = kecepatan putaran rotor pada motor (rpm)
ns = kecepatan putaran medan magnet stator (putaran/menit, rpm)

adapun kita bisa menghitung besarnya frekuensi baru berdasarkan slip yaitu :

fr (f ’) = S . f

Dimana :
fr (f ’) = Frekuensi Baru (Hz)

S= Slip

F = Frekuensi lama (Hz)

R L=R 2 ( 1−SS )
Gambar Rangkaian Ekivalen Rotor Motor Induksi
2.1. Mengatur Besarnya Frekuensi Dengan PWM (Pulse Width
Modulation)
Mengatur frekuensi sumber daya Selain jumlah kutub, pengubahan
frekuensi juga akan berpengaruh pada kecepatan putar motor induksi. Hal yang
harus diperhatikan, bahwa dengan pengubahan frekuensi adalah kerapatan fluks
yang ada harus diusahakan tetap, agar kopel yang dihasilkan pun tidak berubah,
untuk itu tegangan jaringan pun harus diubah seiring dengan pengubahan
frekuensi. Hal yang paling umum dalam penerapan cara ini adalah dengan
menggunakan perangkat yang dikenal sebagai inverter. Inverter berfungsi untuk
mengubah listrik dc menjadi listrik ac dengan tegangan dan frekuensi yang dapat
diatur.

Gambar Pengaturan Frekuensi Dengan PWM


Sumber : LAB Konversi Energi Elektrik ITN Malang
Contoh
1. Motor induksi 3 fasa, 6 kutub dengan sumber tegangan yang
frekuensinya 50 Hz, hitunglah :
a. Kecepatan medan putar stator
b. Kecepatan rotor jika slip 0,04
c. Frehuensi arus rotor jika slip 0,03
d. Frekuensi rotor pada waktu diam

120 f 120 x 50
a. ns = p =
6
= 1000 rpm
n s−n r
b. S=
nr
1500−n r
0,04 nr = nr

0,04 nr = 1500 - nr
1,04 nr = 1500
nr = 1442,30 rpm
c. fr (f ’) = S . f
= 0,03 x 50
=1,5 Hz
d. fr (f ’) = S . f
= 0x 50
=0 Hz

3. Menggunakan Tahanan Luar


Pengaturan tahanan luar untuk mengatur kecepatan putaran dengan cara
pengaturan tahanan luar hanya bisa dilakukan pada motor induksi rotor belitan.
Dengan mengubah- ubah nilai tahanan luar yang terhubung ke rotor, maka
besarnya kopel akan berubah, demikian juga dengan kecepatan putarnya.
Gambar Alat Pengatur Tahanan Luar
Sumber : LAB Konversi Energi Elektrik ITN Malang

Adapun kerugian dari pengaturan jenis ini adalah rendahnya efisiensi pada
saat kecepatan putarnya dikurangi, di mana rugi-rugi daya dihasilkan cukup besar.
Hal ini berlaku pula pada metode pengaturan dengan mengubah tegangan terminal
yang akan dibahas dibawah.

4. Mengatur Tegangan Masuk Jangkar

3 S a2 R 2
T= ω ( V1)2
¿¿

Dari persamaan diatas terlihat bahwa kopel motor induksi sebanding


dengan pangkat dua tegangan yang diberikan. Apabila tegangan jaringan diubah,
sesuai dengan karakteristiknya, maka kopelnya pun berubah, begitu pula dengan
kecepatan putarnya. Cara ini hanya menghasilkan pengaturan putaran yang
terbatas (daerah pengaturan sempit).

5. Menggunakan Kontrol Vektor


Pengendalian motor induksi tiga phasa dengan kontrol vektor adalah suatu
cara yang digunakan untuk memperbaiki unjuk kerja motor. Unjuk kerja yang
buruk menyebabkan penggunaan motor menjadi terbatas. Seperti diketahui motor
induksi relatif murah, kokoh dan mudah perawatannya namun mempunyai
masalah dalam pengaturan kecepatannya . Metoda kontrol vektor dilakukan
dengan cara mengestimasi fluks rotor dan posisi rotor , untuk mengendalikan
fluks rotor dan kecepatan rotor digunakan pengendali PI
Kontrol vektor dikenal sebagai kontrol berorientasi medan, yang diterapkan
pada motor induksi sehingga menghasilkan unjuk kerja yang mendekati unjuk
kerja motor arus searah. Pada motor arus searah pemisahan hubungan antara torsi
dengan fluks dapat dilakukan dengan menyusun model rangkaian penguat motor ,
sedangkan pada motor induksi, torsi dan fluks hanya dapat dipisahkan dengan
membuat rangkaian tambahan diluar sistem, yaitu melalui kontrol vektor
Konsep dasar kontrol vektor, bertujuan memisahkan komponen arus
penghasil fluks dengan komponen arus penghasil torsi.

Anda mungkin juga menyukai