16 - Salman Gustrie Izzuddine - 213140514111180 - UAS Hukum Bisnis
16 - Salman Gustrie Izzuddine - 213140514111180 - UAS Hukum Bisnis
N2I / 21314051411180
1. Demi memajukan para pengusaha mikro kecil dan menengah, melewati UU Cipta kerja
Pemerintah merubah ketentuan modal dasar bagi para UMKM, rincian nya seperti berikut :
-Usaha Mikro memiliki modal usaha sampai dengan paling banyak Rp1.000.000.000,00 dan
tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha
-Usaha Kecil rnemiliki modal usaha lebih dari Rpl.000.000.000,00 sampai dengan paling
banyak Rp5.000.000.000,00 dan tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha
-Usaha Menengah merniliki modal usaha lebih dari Rp5.000.000.000,00 sampai dengan paling
banyak Rp10.000.000.000,00 dan tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
2.
Merger = Merger adalah suatu upaya bentuk penggabungan dua atau lebih perusahaan tanpa
menjadikan satu nama perusahaan baru melainkan satu sisi perseroan tetap berdiri dan di sisi
lain perseroan lenyap dengan segala aktiva maupun kewajibannya serta segala
bentuk manajemen bisnis-nya pula dipindahkan kepada perseroan yang tetap.
Konsolidasi = Konsolidasi adalah suatu upaya bentuk penggabungan dua atau lebih
perusahaan dengan menjadikan satu nama perusahaan baru dan meleburkan dua atau lebih
perusahaan menjadi satu perusahaan dengan visi yang sama.
Perbedaan nya yaitu ada di aspek bentuk penggabungan atau pengambil-alihan perusahaan
nya.
Dalam konteks merger disini penggunaan nama perusahaan atas dua atau lebih perusahaan
menggunakan nama perusahaan yang memiliki kepemilikan paling tinggi.
Sedangkan dalam konteks akuisisi, penggunaan nama perusahaan tetap menggunakan nama
perusahaan yang dibeli sahamnya, akan tetapi dari pembeli saham sebagai pengendali
mayoritas perusahaan.
4. NIB adalah pengganti surat izin terdahulu yang diwajibkan pemerintah untuk dimiliki oleh
para pengusaha. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2018 Pasal 25 ayat 1 yang membahas
tentang Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik atau Online Single
Submission (OSS) menyebutkan bahwa NIB merupakan identitas berusaha dan digunakan oleh
para pelaku usaha untuk mendapatkan izin usaha dan izin komersial atau operasional.
Tata cara :
• Pelaku usaha melakukan pendaftaran dengan cara mengakses laman OSS, yaitu
www.oss.go.id.
• Untuk mendapatkan akses di OSS, pelaku usaha memasukkan NIK (Nomor Induk
Kependudukan) untuk perseorangan, nomor pengesahan akta pendirian dan dasar
hukum pembentukan perusahaan untuk non perseorangan.
• Setelah mendapatkan akses OSS, pelaku usaha melakukan pendaftaran dengan mengisi
data berupa nama, NIK, alamat, jenis penanaman modal dan negara asal (untuk mon
perseorangan), bidang usaha, lokasi penanaman modal, besaran rencana penanaman
modal, rencana permintaan fasilitas fiskal dan/atau fasilitas lainnya, nomor kontak,
serta NPWP. Apabila pelaku usaha belum memiliki NPWP, OSS dapat memproses
pemberian NPWP.
• Lembaga OSS akan menerbitkan NIB setelah pelaku usaha mengisi data secara lengkap
dan memiliki NPWP.
• Nomor Induk Kependudukan (NIK) penanggung jawab badan usaha, untuk input user
ID
• Dokumen dan nomor pengesahan dari Kemenkumham untuk badan usaha kelompok
dan perseroan
6.
A. Merek dagang adalah salah satu jenis Hak Kekayaan Intelektual yang terdiri dari tanda,
desain, atau ekspresi yang dapat dikenali untuk mengidentifikasi produk atau layanan yang
didistribusikan ke pasar.
B.
1. Paten diberikan untuk invensi yang baru, mengandung langkah inventif, dan dapat
diterapkan dalam industri. Sementara paten sederhana diberikan untuk setiap invensi
baru, pengembangan dari produk atau proses yang telah ada, dan dapat diterapkan
dalam industri. Paten sederhana diberikan untuk invensi yang berupa produk yang
bukan sekadar berbeda ciri teknisnya, tetapi harus memiliki fungsi/kegunaan yang lebih
praktis daripada invensi sebelumnya yang disebabkan bentuk, konfigurasi, konstruksi,
atau komponennya yang mencakup alat, barang, mesin, komposisi, formula, senyawa,
atau sistem. Paten sederhana juga diberikan untuk invensi yang berupa proses atau
metode yang baru.
3. Klaim Paten Sederhana dibatasi dengan satu klaim mandiri, sedangkan Paten jumlah
klaimnya tidak dibatasi.
4. Progres teknologi dalam Paten Sederhana lebih simpel daripada progres teknologi
dalam Paten.
8. Desain industri adalah suatu kreasi tentang bentuk, konfigurasi, atau komposisi garis atau
warna, atau garis dan warna, atau gabungan daripadanya yang berbentuk tiga dimensi atau dua
dimensi yang memberikan kesan estetis dan dapat diwujudkan dalam pola tiga dimensi atau
dua dimensi serta dapat dipakai untuk menghasilkan suatu produk, barang, komoditas industri,
atau kerajinan tangan. Dasar hukum dalam desain grafis diatur dalam undang undang Dasar
hukum perlindungan desain industri dalam UU RI No 31 Tahun 2000 dan PP RI Nomor 1
Tahun 2005 tentang pelaksanaan UU RI Nomor 31 Tahun 2000. Berdasarkan pasal 1 ayat 5
UU No. 31 Tahun 2000 tentang desain industri, dapat disimpulkan hak atas desain industri
merupakan hak yang khusus bagi pemiliknya yang diberikan oleh Negara.
9. Dalam ketentuan pencantuman klausula baku Pasal 18 menyatakan beberapa larangan
sebagai berikut :
(1) Pelaku usaha dalam menawarkan barang dan/atau jasa yang ditujukan untuk
diperdagangkan dilarang membuat atau mencantumkan klausula baku pada setiap dokumen
dan/atau perjanjian.
(2) Pelaku usaha dilarang mencantumkan klausula baku yang letak atau bentuknya sulit terlihat
atau tidak dapat dibaca secara jelas, atau yang pengungkapannya sulit dimengerti.
(3) Setiap klausula baku yang telah ditetapkan oleh pelaku usaha pada dokumen atau perjanjian
yang memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dinyatakan batal
demi hukum.
(4) Pelaku usaha wajib menyesuaikan klausula baku yang bertentangan dengan Undang-
undang ini.
10. Smart Contract dalam klausula baku dinyatakan tidak dilarang selama smart
contract ini dapat digunakan secara sah di Indonesia sebagai perjanjian yang dilakukan secara
elektronik yang bentuknya tersebut sebagai perwujudan dari asas kebebasan berkontrak.
Perjanjian tersebut sah selama kontrak yang disusun tersebut tidak melanggar atau
bertentangan dengan kesusilaan, ketertiban umum, dan Undang-Undang, dan juga perlu
diperhatikan bahwa tidak semua objek sebuah perjanjian dapat dilakukan dengan mekanisme
kontrak elektronik.