Menimbang :
a. bahwa dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatan serta
pemenuhan Standar Akreditasi Rumah Sakit, perlu ditetapkan Panduan
Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD);
Mengingat :
1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen;
2. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
(Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 116, tambahan Lembaran Negara
nomor 4431);
3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
4. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5072);
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1681 tahun 2005 tentang Struktur
Organisasi Rumah Sakit Umum Pusat Dr. M. Djamil Padang;
6. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1691 tahun 2011 tentang
Keselamatan Pasien;
7. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129/MENKES/SK/II/2008 Tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2017
tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan
1
MEMUTUSKAN:
Menetapkan: KEPUTUSAN DIREKTUR UTAMA RSUP DR. M. DJAMIL PADANG
TENTANG PENDUAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI DI
RSUP DR. M. DJAMIL PADANG.
Pertama: Daftar Alat Pelindung Diri (APD) yang digunakan sebagai acuan
terkait dengan Kesehatan Keselamatan Kerja (K3) di RSUP
DR.M.Djamil Padang sebagaimana terlampir dalam Surat Keputusan
ini;
Kedua: Bagi unit kerja dan petugas terkait dalam melaksanakan kegiatan
Kesehatan Keselamatan Kerja (K3) agar mengacu kepada Kebijakan
yang dimaksud;
Keempat : Panduan ini dijabarkan lebih lanjut dalam bentuk Standar Prosedur
Operasional (SPO);
Kelima : Keputusan ini berlaku terhitung mulai tanggal ditetapkan dan akan
diperbaiki kembali sebagaimana mestinya apabila di kemudian hari
ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapannya.
Ditetapkan di Padang
Pada tanggal ........?
Direktur Utama
YUSIRWAN
2
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum w.w
Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan yang menciptakan manusia dan
menambah ilmu pengetahuan bagi mereka yang berusaha mendapatkannya.
Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada Rasulullah, penghulu dan
mahaguru bagi kita semua. Alhamdulillah Panduan Penggunaan Alat Pelindung
Diri (APD) RSUP Dr. M. Djamil Padang bisa kami selesaikan tepat waktu.
Panduan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) RSUP Dr. M. Djamil Padang ini
menjadi acuan dalam penggunaan APD di unit kerja, sehingga semua karyawan di
lingkungan RSUP Dr. M. Djamil Padang mampu memahami prinsip, jenis, tata
laksana dan tujuan penggunaan APD dalam rangka meningkatkan efektifitas dan
produktifitas kerja serta menciptakan lingkungan kerja yang aman.
Buku Panduan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) RSUP Dr. M. Djamil
Padang ini diharapkan dapat bermanfaat untuk meningkatkan pemahaman
bagaimana cara penggunaan APD yang efektif dan rasional sesuai dengan standar
sehingga biaya (cost) yang dikeluarkan rumah sakit untuk pembelian APD yang
berlebihan dapat di hindari dimana hal ini secara langsung akan menekan anggaran
belanja pengadaan barang medis yang tentunya berdampak positif bagi keuangan
rumah sakit.
Akhir kata, ucapan terimakasih kepada Komite PPIRS yang telah
menyelesaikan Panduan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) RSUP Dr. M.
Djamil Padang .Kami percaya bahwa tidak ada yang sempurna kecuali Allah SWT,
saran dan masukan dari kita sangat diharapkan untuk kesempurnaan pedoman ini
untuk masa yang akan datang.
Wassalamu’alaikum w. w.
Padang , ?
Direktur Utama,
dr. Yusirwan
NIP. 196211221989031001
3
DAFTAR ISI
4
LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKTUR UTAMA
RSUP DR M. DJAMIL PADANG
NOMOR : ?
TENTANG PANDUAN PENGGUNAAN
ALAT PELINDUNG DIRI (APD)
DI RSUP DR. M. DJAMIL PADANG
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelindung barrier, yang secara umum disebut sebagai alat pelindung diri
(APD), telah digunakan selama bertahun-tahun untuk melindungi pasien dari
mikroorganisme yang ada pada petugas kesehatan. Namun dengan munculnya
AIDS dan hepatitis C, serta meningkatnya kembali tuberkulosis di banyak negara,
pemakaian APD menjadi juga sangat penting untuk melindungi petugas. Dengan
munculnya infeksi baru seperti flu burung, SARS dan penyakit infeksi lainnya
(Emerging Infectious Diseases), pemakaian APD yang tepat dan benar menjadi
semakin penting. Agar menjadi efektif APD harus digunakan secara benar.
Sebagai konsekuensinya, pengelola rumah sakit, penyelia, dan para
petugas kesehatan harus mengetahui tidak hanya kegunaan dan keterbatasan dari
APD tertentu, tetapi juga peran APD sesungguhnya dalam mencegah penyakit
infeksi, sehingga dapat digunakan secara efektif dan efisien.
B. Definisi
Alat pelindung diri adalah pakaian khusus atau peralatan yang dipakai
petugas untuk memproteksi diri dari bahaya fisik, kimia, biologi/ bahan infeksius. Alat
pelindung diri terdiri dari sarung tangan, masker/respirator partikulat, pelindung mata
(goggle), perisai/ pelindung wajah, kap penutup kepala, gaun penlindung/apron,
sandal/ sepatu tertutup (sepatu boot).
5
Alat Pelindung Diri (APD) merupakan peralatan perlindungan yang digunakan
oleh seorang pekerja untuk melindungi dirinya dari kontaminasi lingkungan, dalam
bahasa Inggris dikenal dengan sebutan Personal Protective Equipment (PPE).
Dengan melihat kata “personal” pada PPE tersebut, maka setiap peralatan yang
dikenakan harus mampu memproteksi pemakaianya. APD dapat berkisar dari
sederhana hingga relatif lengkap.
APD merupakan solusi pencegahan yang paling mendasar dari segala
macam kontaminasi dan bahaya akibat bahan kimia, yang mencakup sarung tangan,
masker, alat pelindung mata (pelindung wajah dan kaca mata), topi, gaun, apron,
dan pelindung lainnya.
C. Tujuan
1. Melindungi tenaga kerja apabila usaha rekayasa (engineering) dan
administratif tidak dapat dilakukan dengan baik;
2. Melindungi kulit dan selaput lendir petugas dari risiko pajanan darah, semua
jenis cairan tubuh, sekret dan ekskreta kulit yang tidak utuh dan selaput lendir
pasien;
3. Meningkatkan efektifitas dan produktifitas kerja;
4. Menciptakan lingkungan kerja yang aman.
6
BAB II
RUANG LINGKUP
Panduan penggunaan alat pelindung diri (APD) ini membahas tentang prinsip
penggunaan APD, Jenis-jenis APD, perawatan APD, area khusus pemakaian APD,
pemilahan alat pelindung diri, fasilitas dan peralatan, pembuangan dan pemusnahan
APD.
Penggunaan APD ini dilakukan oleh petugas kesehatan yang mempunyai
risiko terhadap penularan penyakit dari petugas kesehatan ke pasien/lingkungan,
demikian juga sebaliknya dari pasien/lingkungan ke petugas kesehatan.
Petugas Kesehatan dimaksud adalah petugas yang bertugas di:
Instalasi Farmasi;
Instalasi Gizi;
Instalasi Radiologi;
Instalasi Diagnostik Terpadu;
Instalasi Laboratorium Sentral;
Instalasi Pemulasaran Jenazah;
IPS
Instalasi Rawat Inap;
Instalasi Rawat Jalan;
ICU;
Instalasi CSSD;
IGD;
IBS;
Instalasi Laundry;
Petugas Cleaning Service
7
BAB III
KEBIJAKAN
8
BAB IV
TATA LAKSANA
B. Jenis APD
1. Sarung tangan
Terdapat tiga jenis sarung tangan, yaitu:
- Sarung tangan bedah (steril), dipakai sewaktu melakukan tindakan invasif
atau pembedahan.
- Sarung tangan pemeriksaan (bersih), dipakai untuk melindungi petugas
pemberi pelayanan kesehatan sewaktu melakukan pemeriksaan atau
pekerjaan rutin
- Sarung tangan rumah tangga, dipakai sewaktu memproses peralatan,
menangani bahan-bahan terkontaminasi, dan sewaktu membersihkan
permukaan yang terkontaminasi.
Umumnya sarung tangan bedah terbuat dari bahan lateks karena elastis,
sensitif dan tahan lama serta dapat disesuaikan dengan ukuran tangan. Bagi
mereka yang alergi terhadap lateks, tersedia dari bahan sintetik yang
menyerupai lateks, disebut ‘nitril’. Terdapat sediaan dari bahan sintesis yang
lebih murah dari lateks yaitu ‘vinil’ tetapi sayangnya tidak elastis, ketat dipakai
dan mudah robek. Sedangkan sarung tangan rumah tangga terbuat dari karet
9
tebal, tidak fleksibel dan sensitif, tetapi memberikan perlindungan maksimum
sebagai pelindung pembatas.
Ingat :
Memakai sarung tangan tidak dapat menggantikan tindakan mencuci tangan atau
pemakaian antiseptik yang digosokkan pada tangan.
10
Kapan Pemakaianan Sarung Tangan Diperlukan
Tergantung keadaan, sarung tangan periksa atau serba guna bersih harus
digunakan oleh semua petugas ketika :
a. Ada kemungkinan kontak tangan dengan darah atau cairan tubuh lain,
membran mukosa atau kulit yang terlepas.
b. Melakukan prosedur medis yang bersifat invasif, misalnya :
menusukkan sesuatu ke dalam pembuluh darah, seperti memasang
infus.
c. Menangani bahan-bahan bekas pakai yang telah terkontaminasi atau
menyentuh permukaan yang tercemar.
d. Menerapkan Kewaspadaan Transmisi kontak (yang diperlukan pada
kasus penyakit menular melalui kontak yang telah diketahui atau
dicurigai), yang mengharuskan petugas kesehatan menggunakan
sarung tangan bersih, tidak steril ketika memasuki ruangan pasien.
Petugas kesehatan harus melepas sarung tangan tersebut sebelum
meninggalkan ruangan pasien dan mencuci tangan dengan air dan
sabun atau dengan handrub berbasis alkohol.
Ingat :
Sebelum memakai sarung tangan dan setelah melepas sarung tangan lakukan
kebersihan tangan menggunakan antiseptik cair atau handrub berbasis alkohol.
Bila sarung tangan rumah tangga tidak tersedia, gunakan dua lapis sarung
tangan periksa atau sarung tangan bedah yang telah diproses untuk
memberikan perlindungan yang cukup bagi petugas kebersihan, petugas
laundry, pekarya serta petugas yang menangani dan membuang limbah
medis. Selain itu, pemakaian bedak pada sarung tangan tidak
direkomendasikan.
13
Reaksi Alergi Terhadap Sarung Tangan
Reaksi alergi terhadap sarung tangan lateks semakin banyak dilaporkan oleh
berbagai petugas di fasilitas kesehatan, termasuk bagian rumah tangga,
petugas laboratorium dan dokter gigi. Jika memungkinkan, sarung tangan
bebas lateks (nitril) atau sarung tangan lateks rendah alergen harus
digunakan, jika dicurigai terjadi alergi.
Pada sebagian besar orang yang sensitif, gejala yang muncul adalah warna
merah pada kulit, hidung berair dan gatal-gatal pada mata, yang mungkin
berulang atau semakin parah misalnya menyebabkan gangguan pernapasan
seperti asma. Reaksi alergi terhadap lateks dapat muncul dalam waktu 1
bulan pemakaian. Tetapi pada umumnya reaksi baru terjadi setelah
pemakaian yang lebih lama, sekitar 3-5 tahun, bahkan sampai 15 tahun
(Baumann, 1992), meskipun pada orang yang rentan. Belum ada terapi atau
desensitisasi untuk mengatasi alergi lateks, satu-satunya pilihan adalah
menghindari kontak.
14
Gambar : Cara memakai dan melepas sarung tangan non steril
15
Gambar : Cara Memakai sarung tangan steril
16
Gambar : Cara melepas sarung tangan steril
Diadaptasi dari WHO Guidelines On Hand Hygiene In Health Care : First
Global Patient Safety Challenge, World Health Organization, 2009.
17
2. Masker
Masker digunakan untuk melindungi wajah dan membran mukosa mulut dari
cipratan darah dan cairan tubuh dari pasien atau permukaan lingkungan
udara yang kotor dan melindungi pasien atau permukaan lingkungan udara
dari petugas pada saat batuk atau bersin. Masker yang di gunakan harus
menutupi hidung dan mulut serta melakukan Fit Test (penekanan di bagian
hidung).
18
Pemakaian Respirator Partikulat
Respirator partikulat untuk pelayanan kesehatan N95 atau FFP2 (health care
particular respirator), merupakan masker khusus dengan efisiensi tinggi untuk
melindungi seseorang dari partikel berukuran <5 mikron yang dibawa melalui
udara. Pelindung ini terdiri dari beberapa lapisan penyaring dan harus dipakai
menempel erat pada wajah tanpa ada kebocoran.Masker ini membuat
pernapasan pemakai menjadi lebih berat. Sebelum memakai masker ini,
petugas kesehatan perlu melakukan fit test.
19
Langkah 1
Genggamlah respirator dengan satu tangan, posisikan
sisi depan bagian hidung pada ujung jari-jari Anda,
biarkan tali pengikat respirator menjuntai bebas di
bawah tangan Anda.
Langkah 2
Posisikan respirator di bawah dagu Anda dan sisi untuk
hidung berada di atas.
Langkah 3
Tariklah tali pengikat respirator yang atas dan posisikan
tali agak tinggi di belakang kepala Anda di atas telinga.
Tariklah tali pengikat respirator yang bawah dan
posisikan tali di bawah telinga.
Langkah 4
Letakkan jari-jari kedua tangan Anda di atas bagian
hidung yang terbuat dati logam.
Tekan sisi logam tersebut (Gunakan dua jari dari
masing-masing tangan) mengikuti bentuk hidung Anda.
Jangan menekan respirator dengan satuy tangan
karena dapat mengakibatkan respirator bekerja kurang
efektif.
Langkah 5
Tutup bagian depan respirator dengan kedua tangan,
dan hati-hati agar posisi respirator tidak berubah.
20
Langkah 5.a) Pemeriksaan Segel Positif
Hembuskan napas kuat-kuat. Tekanan positif di dalam respitaror berarti tidak ada
kebocoran. Bila terjadi kebocoran atur posisi dan/atau ketegangan tali. Uji
kembali kerapatan respirator.
Ulangi langkah tersebut sampai respirator benar-benar tertutup rapat.
3. Gaun Pelindung
Gaun pelindung digunakan untuk melindungi baju petugas dari kemungkinan
paparan atau percikan darah atau cairan tubuh, sekresi, ekskresi atau
melindungi pasien dari paparan pakaian petugas pada tindakan steril.
Jenis-jenis gaun pelindung:
- Gaun pelindung tidak kedap air
- Gaun pelindung kedap air
- Gaun steril
- Gaun non steril
21
Indikasi penggunaan gaun pelindung
Tindakan atau penanganan alat yang memungkinkan pencemaran atau
kontaminasi pada pakaian petugas, seperti:
- Membersihkan luka
- Tindakan drainase
- Menuangkan cairan terkontaminasi kedalam lubang pembuangan atau
WC/toilet
- Menangani pasien perdarahan masif
- Tindakan bedah
- Perawatan gigi
Segera ganti gaun atau pakaian kerja jika terkontaminasi cairan tubuh pasien
(darah).
Cara memakai gaun pelindung:
Tutupi badan sepenuhnya dari leher hingga lutut, lengan hingga bagian
pergelangan tangan dan selubungkan ke belakang punggung. Ikat di bagian
belakang leher dan pinggang.
Gambar 4d : Respirator
23
5. Sepatu pelindung
Tujuan pemakaian sepatu pelindung adalah melindung kaki petugas dari
tumpahan/percikan darah atau cairan tubuh lainnya dan mencegah dari
kemungkinan tusukan benda tajam atau kejatuhan alat kesehatan, sepatu
tidak boleh berlubang agar berfungsi optimal.
Jenis sepatu pelindung seperti sepatu boot atau sepatu yang menutup
seluruh permukaan kaki.
Indikasi pemakaian sepatu pelindung:
- Penanganan pemulasaraan jenazah
- Penanganan limbah
- Tindakan operasi
- Pertolongan dan Tindakan persalinan
- Penanganan linen
- Pencucian peralatan di ruang gizi
- Ruang dekontaminasi CSSD
6. Topi pelindung
Tujuan pemakaian topi pelindung adalah untuk mencegah jatuhnya
mikroorganisme yang ada di rambut dan kulit kepala petugas terhadap alat-
alat/daerah steril atau membran mukosa pasien dan juga sebaliknya untuk
melindungi kepala/rambut petugas dari percikan darah atau cairan tubuh dari
pasien.
24
Indikasi pemakaian topi pelindung:
- Tindakan operasi
- Pertolongan dan tindakan persalinan
- Tindakan insersi CVL
- Intubasi Trachea
- Penghisapan lendir massive
- Pembersihan peralatan kesehatan
25
2. Prinsip-prinsip PPI yang perlu diperhatikan pada pemakaian APD
a. Gaun Pelindung
- Tutupi badan sepenuhnya dari leher hingga lutut, lengan hingga bagian
pergelangan tangan dan selubungkan ke belakang punggung;
- Ikat di bagian belakang leher dan pinggang.
b. Masker
- Eratkan tali atau karet elastis pada bagian tengah kepala dan leher;
- Paskan klip hidung dari logam fleksibel pada batang hidung;
- Paskan dengan erat pada wajah dan di bawah dagu sehingga melekat
dengan baik;
- Periksa ulang pengepasan masker.
d. Sarung Tangan
- Tarik hingga menutupi bagian pergelangan tangan gaun isolasi.
26
3. Langkah-langkah melepaskan APD adalah sebagai berikut:
1) Lepaskan sepasang sarung tangan
2) Lakukan kebersihan tangan
3) Lepaskan apron
4) Lepaskan perisai wajah (goggle)
5) Lepaskan gaun bagian luar
6) Lepaskan penutup kepala
7) Lepaskan masker
8) Lepaskan pelindung kaki
9) Lakukan kebersihan tangan
27
b. Melepas Goggle atau Perisai Wajah
- Ingatlah bahwa bagian luar goggle atau perisai wajah telah
terkontaminasi.
- Untuk melepasnya, pegang karet atau gagang goggle.
- Letakkan di wadah yang telah disediakan untuk diproses ulang atau
dalam tempat limbah infeksius.
28
d. Melepas Masker
- Ingatlah bahwa bagian depan masker telah terkontaminasi - JANGAN
SENTUH.
- Lepaskan tali bagian bawah dan kemudian tali/karet bagian atas.
- Buang ke tempat limbah infeksius.
D. PERAWATAN APD
Alat pelindung diri yang sudah dipakai seorang tenaga kerja tidak boleh
dipakai tenaga kerja lain kecuali bila alat pelindung diri tersebut telah
dibersihkan. Alat pelindung diri yang terkontaminasi oleh debu atau serat dan
bahan kimia berbahaya dilarang untuk dibawa pulang.
Semua alat pelindung diri harus dirawat sedemikian rupa sehingga alat itu
tetap memberikan perlindungan yang berhasil guna terhadap faktor-faktor
yang berbahaya bagi kesehatan dan keselamatan kerja. Hal ini berarti bahwa
prosedur yang cocok untuk melaporkan kerusakan pemeriksaan rutin,
pembangunan perbaikan dan pembersihan harus dilaksanakan.
Sebelum digunakan sebaiknya alat pelindung diri diperiksa apakah ada
kerusakan atau layak pakai, jika APD rusak maka perlu diganti dengan yang
baru. Petugas harus menyediakan tempat penyimpanan khusus untuk alat
pelindung diri sehingga APD dapat disimpan dengan baik supaya tidak rusak
ataupun hilang dan siap digunakan sewaktu-waktu diperlukan. Penggantian
salah satu komponen atau seluruh komponen alat pelindung diri harus
diketahui oleh petugas Penatalaksanaan Alat Pelindung Diri atau Panitia Mutu
dan Keselamatan Kerja Rumah Sakit.
Perawatan dan kontrol terhadap APD penting agar fungsi alat pelindung diri
tetap baik.
29
Secara spesifik cara perawatan yang harus dilakukan adalah sebagai berikut;
1. Alat Pelindung Kepala
- Cara pembersihan : untuk pemakaian rutin, lakukan pencucian minimal
seminggu sekali. Pencucian bisa menggunakan air sabun.
- Cara penyimpanan : disimpan di tempat penyimpanan tertutup dalam
keadaan telungkup.
30
5. Alat Pelindung Tangan
- Cara pembersihan : untuk sarung tangan kain dan karet dapat dicuci
dengan air dan detergent, untuk sarung tangan kulit dapat dilap dengan
menggunakan kain lap basah. Lakukan pencucian sarung tangan karet
seminggu sekali tanpa menggunakan detergent.
- Cara penyimpanan ; disimpan ditempat bersih, kering dan tidak
terkontaminasi.
31
E. Area khusus pemakaian APD
NO FASILITAS /
ALAT PELINDUNG DIRI
TEMPAT / DAERAH
1 Ruang Generator Set Memakai PenutupTelinga (ear plug / ear muff)
– IPS Non Medik Memakai safety shoes / sepatu karet anti static
Memakai Helm Proyek
Memakai sarung tangan kulit
Memakai kacamata pelindung khusus
2 Ruang Panel Induk– Memakai sarung tangan karet
IPS Non Medik Memakai lampu senter
Memakai sepatu anti static
3 Ruang Boiler– IPS Memakai sepatu anti static dan anti selip
Non Medik Memakai sarung tangan kulit
Memakai penutup telinga
4 Ruang Gas – IPS Non Memakai sepatu anti static
Medik Memakai sarung tangan kulit
Memakai masker
5 Ruang Workshop IPS Memakai Sepatu khusus
Non Medik Memakai kacamata pelindung khusus
Memakai ear plug/ ear muff/ pelindung telinga
Memakai Helm Proyek
Pada waktu tugas diatur dalam prosedur tetap satuan terkait
6 Ruang Penyimpanan Memakai sarung tangan
Gas Medis Memakai masker
Ditempat tertentu diatur dalam Prosedur Tetap Instalasi
Farmasi
7 Instalasi CSSD Memakai sarung tangan latex panjang
Memakai masker
Memakai ear plug/ ear muff
Memakai celemek/ Apron tangan panjang
Memakai baju khusus sesuai ketentuan
Memakai Penutup Kepala
Memakai sepatu safety/ sepatu boot
Pada waktu tugas diatur dalam prosedur Instalasi CSSD
8 Instalasi Laundry Memakai sarung tangan
Memakai masker
Memakai ear plug/ ear muff
Memakai baju khusus sesuai ketentuan
Memakai apron
Memakai Penutup Kepala
Memakai sepatu boot
Memakai kaca mata pelindung/ goggle
32
NO FASILITAS /
ALAT PELINDUNG DIRI
TEMPAT / DAERAH
Pada waktu tugas diatur dalam prosedur Instalasi Sterilisasi
Sentral dan Binatu
NO FASILITAS /
ALAT PELINDUNG DIRI
TEMPAT / DAERAH
9 Instalasi Gizi Memakai sarung tangan plastic
Memakai masker
Memakai Penutup Kepala
Memakai baju penutup dan celemek
Memakai sepatu beralas karet
Pada waktu tugas diatur dalam Prosedur Tetap Instalasi Gizi
10 Tempat pembuangan Memakai sarung tangan
sampah sementara Memakai masker
(Kesling) Memakai sepatu khusus / karet / boots
11 IPAL Memakai sarung tangan
Memakai masker
Memakai baju pelindung
12 Ruang Penyimpanan Memakai sarung tangan
Gas Bahan Beracun Memakai masker
Berbahaya – Instalasi Ditempat tertentu diatur dalam Prosedur Tetap Instalasi
farmasi
Farmasi
13 Ruang Cytotoksik – Memakai sarung tangan
Instalasi Farmasi Memakai masker khusus berfilter terhadap bahan yang ada di
ruangan
Memakai baju khusus di dalam ruangan tersebut
Memakai sepatu safety
Memakai celemek
Memakai kaca mata pelindung/ goggle
Di tempat tertentu diatur dalam Prosedur Tetap di Instalasi
Farmasi
14 Ruang Radiologi dan Memakai Apron pada waktu yang diperlukan diatur dalam
Radiolagi IGD Prosedur Tetap di Instalasi Radiologi
Memakai detector Radiasi berupa personil monitoring TLD
Badge pada waktu bertugas dan dinilai oleh BPFK secara
berkala setiap 3 bulan
Memakai sarung tangan Pb pada saat diperlukan sesuai
dengan jenis pemeriksaan dan jenis penyakit
Di tempat tertentu diatur dalam Prosedur Tetap di Instalasi
Radiologi, yaitu berupa apron tiroid dan kacamata pb
Memakai masker dan sarung tangan sesuai dengan ketentuan
33
NO FASILITAS /
ALAT PELINDUNG DIRI
TEMPAT / DAERAH
NO FASILITAS /
ALAT PELINDUNG DIRI
TEMPAT / DAERAH
15 Ruang Kardiologi Memakai apron pada waktu yang diperlukan diatur dalam
Invasif (Cathlab) Prosedur tetap di Instalasi Radiologi
Memakai detector radiasi berupa personal monitoring TLD
Badge pada waktu bertugas dan dinilai oleh BPFK secara
berkala setiap 3 bulan.
Memakai sarung tangan Pb pada saat diperlukan sesuai
dengan jenis pemeriksaan dan jenis penyakit
Di tempat tertentu diatur dalam ProsedurTetap di Instalasi
Radiologi yaitu berupa apron tiroid dan kacamata Pb
Memakai masker dan sarung tangan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku
16 Kamar Isolasi/ Infeksi
IRNA teratai
Lt . ...........( KM......)
Lt . ...........( KM......) Memakai masker
Lt . ...........( KM......) Memakai sarung tangan
Lt . ...........( KM......) Pada waktu tugas diatur dalam prosedur tetap satuan terkait
17 Kamar bersalin/ gawat Memakai sarung tangan
darurat kebidanan Memakai masker
dan kandungan Memakai baju pelindung
Sepatu safety
Penutup kepala
Kaca mata/ goggle
Pada waktu tugas diatur dalam Prosedur Tetap di gawat darurat
kebidanan
18 Unit Tranfusi Darah Memakai sarung tangan
Memakai masker
Pada waktu tugas diatur dalam prosedur tetap di gawat di unit
terkait
19 Ruang Hemodialisa Memakai sarung tangan
Memakai masker
Pada waktu tugas diatur dalam prosedur tetap di Ruang
Hemodialisa
20 Ruang Kemoterapi Memakai Apron pada waktu yang diperlukan diatur dalam SPO
pemakaian APD di satuan kerja terkait
34
NO FASILITAS /
ALAT PELINDUNG DIRI
TEMPAT / DAERAH
Memakai masker rangkap 3
Memakai sarung tangan non powder
Memakai baju steril rangkap 2
Kaca mata pelindung/ goggle
Penutup kepala (full)
Memakai sepatu safety
NO FASILITAS /
ALAT PELINDUNG DIRI
TEMPAT / DAERAH
21 Instalasi Gawat Memakai Sarung Tangan
Darurat Memakai masker
Jas dokter, celemek
Sepatu boot
Pada waktu tugas diatur dalam Prosedur Tetap Instalasi Gawat
darurat
22 Instalasi Forensik Memakai sarung tangan
Memakai masker
Memakai baju khusus pada ruang tertentu
Memakai sepatu boot
memakai kaca mata pelindung/ goggle
Pada waktu tugas diatur dalam prosedur tetap di Ruang
Instalasi Forensik
23 Kamar bedah Memakai sarung tangan
Memakai baju khusus
Memakai masker
Memakai sepatu safety
Memakai celemek
Memakai penutup kepala
Memakai kaca mata pelindung/ goggle
Pada waktu tugas diatur dalam prosedur tetap di kamar bedah
24 Instalasi laboratorium Memakai sarung tangan
Memakai jas khusus laboratorium
Memakai apron plastik
Memakai masker
Memakai sepatu safety
25 ICU Memakai topi steril
Memakai sarung tangan steril
Memakai masker
Memakai sandal dengan ujung tertutup
Memakai jas kerja
26 Cleaning Service Memakai sarung tangan non steril
35
NO FASILITAS /
ALAT PELINDUNG DIRI
TEMPAT / DAERAH
Memakai masker
Memakai sepatu boot
36
F. Pemilahan alat pelindung diri (APD)
Cuci Sarung Tangan Gaun/ Masker/
No Kegiatan
tangan Steril Biasa Celemek Goggle
Perawatan umum
1 Tanpa luka
Memandikan/ bedding √ √
Reposisi √ √
2 Luka terbuka
Memandikan/ bedding √ √ K/P
Reposisi √ √ K/P
3 Perawatan perianal √ √ √
4 Perawatan mulut √ √ K/P K/P
5 Pemeriksaan fisik √ K/P
6 Penggantian balutan
Luka operasi √ √ K/P K/P
Luka dekubitus √ √ K/P K/P
Central line √ √ K/P K/P
Arteri line √ √ K/P K/P
Cateter intra vena √ √ K/P K/P
Tindakan khusus
7 Pasang cateter urine √ √ K/P K/P
8 Ganti bag urine/ ostomi √ √ K/P K/P
9 Pembilasan lambung √ √ K/P K/P
10 Pasang NGT √ √ √K/P
11 Mengukur suhu axila √ K/P
12 Mengukur suhu rectal √ √
13 Kismia √ √ K/P K/P
14 Memandikan jenazah √ √ K/P K/P
Perawatan saluran nafas
15 Tubbing ventilator √ √ K/P √
16 Suction √ √ K/P √ K/P
17 Mengganti plaster ETT √ √ K/P √ K/P
18 Perawatan trakeostomi tube √ K/P √√
19 PF dengan stethoscope √ K/P
20 Resusitasi √ √ √ √√
21 Airway management √ √ √
Perawatan vascular
22 Pemasangan infus √ Lebih baik √ K/P K/P
23 Pengambilan darah vena √ Lebih baik √ K/P K/P
24 Punksi arteri √ Lebih baik √ K/P K/P
25 Penyuntikan IM/ IV/ SC √ √
26 Penggantian botol infus √
27 Pelepasan dan penggantian √ √
selang infus
28 Percikan darah/ cairan tubuh √ √ √
29 Membuang sampah infeksius √ √ √
37
G. Fasilitas dan peralatan
Kegiatan Kelompok Unit Kerja
Alat Pelindung Diri
Spesifik Pengguna Terkait
Isolasi Ketat/ - Perawat - Tutup kepala Ruang isolasi
Airborne - Dokter - Sarung tangan ketat/ Airborne
disease - Tenaga POS - Gaun panjang disease
- Pendamping - Masker biasa, N95,
pasien dan Respirator
tenaga - Pelindung wajah
kesehatan - Sepatu pelindung
lain
- Cleaning
service
Kewaspadaan - Perawat - Sarung tangan Seluruh satuan
Transmisi - Dokter - Apron plastic kerja pelayanan
Droplet - Tenaga POS - Masker biasa pasien
- Pendamping
pasien dan
tenaga
kesehatan
lain
- Cleaning
service
Kewaspadaan - Perawat - Sarung tangan Seluruh satuan
Transmisi - Dokter - Apron plastic kerja pelayanan
Kontak - Tenaga POS - Visor/ goggle (bila ada pasien
- Pendamping kemungkinan percikan)
pasien dan - Sepatu pelindung
tenaga
kesehatan
lain
- Cleaning
service
Isolasi Protektif - Perawat - Sarung tangan Ruangan isolasi
- Dokter - Apron plastic/ gaun protektif
- Tenaga POS - Masker biasa
- Pendamping
pasien dan
tenaga
kesehatan
lain
- Cleaning
38
service
39
Kegiatan Kelompok Unit Kerja
Alat Pelindung Diri
Spesifik Pengguna Terkait
Penanganan - Seluruh - Sarung tangan Semua satuan
Sampah dan tenaga - Masker bedah kerja
bahan kesehatan - Apron plastic
infeksius - Tenaga (disesuaikan kebutuhan/
cleaning potensi paparan)
service - Visor/ goggle
- Tenaga (disesuaikan potensi
logistik paparan)
- Sepatu boot
Radiodiagnosti - Radiographer - Apron radiologi Instalasi radiologi
k dan terapi - Dokter ahli - Detector radiasi : TLD dan kedokteran
radiologi badge pada waktu nuklir
bertugas dan dinilai oleh
BPFK secara berkala
setiap 3 bulan
- Sarung tangan Pb
- Apron tiroid
- Kacamata Pb
- Masker
- Sarung tangan (K/P)
Pekerjaan Tenaga IPS RS - Sarung tangan kerja/ IPS Medik dan
renovasi/ rumah tangga Non Medik
perbaikian/ - Masker/ respirator
konstruksi/ (sesuai potensi hazard)
mekanikal/ - Visor/ goggle/ kaca mat
elektrikal alas
- Safety shoes
- Helmet
- Ear Muff/ ear plug
Pemadaman Semua petugas - Helmet Semua satuan
Api/ kebakaran kerja
40
H. PEMBUANGAN DAN PEMUSNAHAN APD
Alat Pelindung Diri yang rusak, retak atau tidak dapat berfungsi dengan baik
harus dibuang. Alat Pelindung Diri yang habis masa pakainya (kadaluarsa)
dan mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3), wajib dimusnahkan
sesuai dengan persyaratan tehnis yang berlaku. Pembuangan dan
pemusnahan Alat Pelindung Diri yang mengandung bahan berbahaya dan
beracun (B3) harus dilengkapi dengan berita acara pemusnahan.
41
BAB V
DOKUMENTASI
Ditetapkan di Padang
Pada tanggal ?
Direktur Utama,
YUSIRWAN
42
REFERENSI
43
AUDIT KEPATUHAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI
SARUNG TANGAN
Hari/Tanggal :
Nama Instalasi / Ruangan / Satuan Kerja :
Sarung Tangan Biasa Sarung Tangan Steril Sarung Tangan Latex Rumah
Tangga
No. Kegiatan
patuh
patuh
patuh
obs
obs
obs
1 2 3 4 5 % 1 2 3 4 5 % 1 2 3 4 5 %
1 Perawatan umum
Tanpa luka
- Memandikan / bedding
- Reposisi/ Mobilisasi
Luka terbuka
- Memandikan / bedding
- Reposisi/ Mobilisasi
Perawatan perianal
Perawatan mulut
Penggantian balutan luka
- Luka operasi
- Luka decubitus
- Central line
- Arteri line
- Cateter intravena
2 Tindakan Khusus
Pasang cateter urine
Ganti bag urine / ostomi
Pembilasan lambung
Pasang NGT
Mengukur suhu oral
Mengukur suhu rectal
Klisma
Memandikan jenazah
Lumbal Punksi/ Terapi Intra Tekal/
3 Spinal Anestesi
Perawatan saluran nafas
Tubbing ventilator
Suction
Mengganti plaster ETT
Perawatan Trakeostomi Tube
Airway management
4 Perawatan Vasculer .
Pemasangan infuse
Pengambilan darah vena
Punksi arteri
Penyuntikan IM / IV / SC
Penggantian botol infus
Pelepasan dan penggantian selang infus
Pasang CVP
5 Pemrosesan alat/Linen/Sampah
Penanganan Tumpahan/Percikan darah
dan cairan tubuh
Membuang sampah infeksius
Penanganan Linen Infeksius
Precleaning /Pencucian/Dekontaminasi
Instrumen
Dekontaminasi permukaan alat/
lingkungan
6 Teknik Isolasi/Kewaspadaan
Berbasis
Isolasi Transmisi
Kontak
Isolasi Droplet
Isolasi Protektif
Isolasi Airborne
Isolasi Ketat (2 lapis)
______________________ ___________________
44
AUDIT KEPATUHAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI
MASKER DAN PELINDUNG MATA
Hari/Tanggal :
Nama Instalasi / Ruangan / Satuan Kerja :
patuh
patuh
patuh
obs
obs
obs
1 2 3 4 5 % 1 2 3 4 5 % 1 2 3 4 5 %
1 Perawatan umum
Tanpa luka
- Memandikan / bedding
- Reposisi/ Mobilisasi
Luka terbuka
- Memandikan / bedding
- Reposisi/ Mobilisasi
Perawatan perianal
Perawatan mulut
Penggantian balutan luka
- Luka operasi
- Luka decubitus
- Central line
- Arteri line
- Cateter intravena
2 Tindakan Khusus
Pasang cateter urine
Ganti bag urine / ostomi
Pembilasan lambung
Pasang NGT
Mengukur suhu oral
Mengukur suhu rectal
Klisma
Memandikan jenazah
Lumbal Punksi/ Terapi Intra Tekal/
3 Spinal Anestesi
Perawatan saluran nafas
Tubbing ventilator
Suction
Mengganti plaster ETT
Perawatan Trakeostomi Tube
Airway management
4 Perawatan Vasculer
Pemasangan infuse
Pengambilan darah vena
Punksi arteri
Penyuntikan IM / IV / SC
Penggantian botol infus
Pelepasan dan penggantian selang infus
Pasang CVP
5 Pemrosesan alat/Linen/Sampah
Penanganan Tumpahan/Percikan darah
dan cairan tubuh
Membuang sampah infeksius
Penanganan Linen Infeksius
Precleaning /Pencucian/Dekontaminasi
Instrumen
Dekontaminasi permukaan alat/
lingkungan
6 Teknik Isolasi/Kewaspadaan
Berbasis
Isolasi Transmisi
Kontak
Isolasi Droplet
Isolasi Protektif
Isolasi Airborne
Isolasi Ketat
______________________ ___________________
45
AUDIT KEPATUHAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI
APRON/GAUN
Hari/Tanggal :
Nama Instalasi / Ruangan / Satuan Kerja :
patuh
patuh
patuh
obs
obs
obs
1 2 3 4 5 % 1 2 3 4 5 % 1 2 3 4 5 %
1 Perawatan umum
Tanpa luka
- Memandikan / bedding
- Reposisi/ Mobilisasi
Luka terbuka
- Memandikan / bedding
- Reposisi/ Mobilisasi
Perawatan perianal
Perawatan mulut
Penggantian balutan luka
- Luka operasi
- Luka decubitus
- Central line
- Arteri line
- Cateter intravena
2 Tindakan Khusus
Pasang cateter urine
Ganti bag urine / ostomi
Pembilasan lambung
Pasang NGT
Mengukur suhu oral
Mengukur suhu rectal
Klisma
Memandikan jenazah
Lumbal Punksi/ Terapi Intra Tekal/
3 Spinal Anestesi
Perawatan saluran nafas
Tubbing ventilator
Suction
Mengganti plaster ETT
Perawatan Trakeostomi Tube
Airway management
4 Perawatan Vasculer
Pemasangan infuse
Pengambilan darah vena
Punksi arteri
Penyuntikan IM / IV / SC
Penggantian botol infus
Pelepasan dan penggantian selang infus
Pasang CVP
5 Pemrosesan alat/Linen/Sampah
Penanganan Tumpahan/Percikan darah
dan cairan tubuh
Membuang sampah infeksius
Penanganan Linen Infeksius
Precleaning /Pencucian/Dekontaminasi
Instrumen
Dekontaminasi permukaan alat/
lingkungan
6 Teknik Isolasi/Kewaspadaan
Berbasis
Isolasi Transmisi
Kontak
Isolasi Droplet
Isolasi Protektif
Isolasi Airborne
Isolasi Ketat
______________________ ___________________
46
AUDIT KEPATUHAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI
PELINDUNG KEPALA DAN PELINDUNG KAKI
Hari/Tanggal :
Nama Instalasi / Ruangan / Satuan Kerja :
patuh
patuh
patuh
obs
obs
obs
1 2 3 4 5 % 1 2 3 4 5 % 1 2 3 4 5 %
1 Perawatan umum
Tanpa luka
- Memandikan / bedding
- Reposisi/ Mobilisasi
Luka terbuka
- Memandikan / bedding
- Reposisi/ Mobilisasi
Perawatan perianal
Perawatan mulut
Penggantian balutan luka
- Luka operasi
- Luka decubitus
- Central line
- Arteri line
- Cateter intravena
2 Tindakan Khusus
Pasang cateter urine
Ganti bag urine / ostomi
Pembilasan lambung
Pasang NGT
Mengukur suhu oral
Mengukur suhu rectal
Klisma
Memandikan jenazah
Lumbal Punksi/ Terapi Intra Tekal/
3 Spinal Anestesi
Perawatan saluran nafas
Tubbing ventilator
Suction
Mengganti plaster ETT
Perawatan Trakeostomi Tube
Airway management
4 Perawatan Vasculer
Pemasangan infuse
Pengambilan darah vena
Punksi arteri
Penyuntikan IM / IV / SC
Penggantian botol infus
Pelepasan dan penggantian selang infus
Pasang CVP
5 Pemrosesan alat/Linen/Sampah
Penanganan Tumpahan/Percikan darah
dan cairan tubuh
Membuang sampah infeksius
Penanganan Linen Infeksius
Precleaning /Pencucian/Dekontaminasi
Instrumen
Dekontaminasi permukaan alat/
lingkungan
6 Teknik Isolasi/Kewaspadaan
Berbasis
Isolasi Transmisi
Kontak
Isolasi Droplet
Isolasi Protektif
Isolasi Airborne
Isolasi Ketat
______________________ ___________________
47