Anda di halaman 1dari 48

PANDUAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD)

RSUP DR. M. DJAMIL PADANG

RSUP DR. M. DJAMIL PADANG


2018
KEPUTUSAN DIREKTUR RSUP DR M DJAMIL PADANG
NOMOR: ............................?
TENTANG

PANDUAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD)


DI RSUP DR. M. DJAMIL PADANG

Menimbang :
a. bahwa dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatan serta
pemenuhan Standar Akreditasi Rumah Sakit, perlu ditetapkan Panduan
Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD);

b. bahwa untuk pelaksanaan butir a tersebut di atas, perlu ditetapkan dengan


suatu Surat Keputusan.

Mengingat :
1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen;
2. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
(Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 116, tambahan Lembaran Negara
nomor 4431);
3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
4. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5072);
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1681 tahun 2005 tentang Struktur
Organisasi Rumah Sakit Umum Pusat Dr. M. Djamil Padang;
6. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1691 tahun 2011 tentang
Keselamatan Pasien;
7. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129/MENKES/SK/II/2008 Tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2017
tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan

1
MEMUTUSKAN:
Menetapkan: KEPUTUSAN DIREKTUR UTAMA RSUP DR. M. DJAMIL PADANG
TENTANG PENDUAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI DI
RSUP DR. M. DJAMIL PADANG.

Pertama: Daftar Alat Pelindung Diri (APD) yang digunakan sebagai acuan
terkait dengan Kesehatan Keselamatan Kerja (K3) di RSUP
DR.M.Djamil Padang sebagaimana terlampir dalam Surat Keputusan
ini;

Kedua: Bagi unit kerja dan petugas terkait dalam melaksanakan kegiatan
Kesehatan Keselamatan Kerja (K3) agar mengacu kepada Kebijakan
yang dimaksud;

Ketiga : Dengan diterbitkannya Surat Keputusan ini menyatakan tidak berlaku


lagi Surat Keputusan sebelumnya yang berhubungan dengan Surat
Keputusan ini.

Keempat : Panduan ini dijabarkan lebih lanjut dalam bentuk Standar Prosedur
Operasional (SPO);

Kelima : Keputusan ini berlaku terhitung mulai tanggal ditetapkan dan akan
diperbaiki kembali sebagaimana mestinya apabila di kemudian hari
ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapannya.

Ditetapkan di Padang
Pada tanggal ........?

Direktur Utama

YUSIRWAN

2
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum w.w

Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan yang menciptakan manusia dan
menambah ilmu pengetahuan bagi mereka yang berusaha mendapatkannya.
Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada Rasulullah, penghulu dan
mahaguru bagi kita semua. Alhamdulillah Panduan Penggunaan Alat Pelindung
Diri (APD) RSUP Dr. M. Djamil Padang bisa kami selesaikan tepat waktu.
Panduan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) RSUP Dr. M. Djamil Padang ini
menjadi acuan dalam penggunaan APD di unit kerja, sehingga semua karyawan di
lingkungan RSUP Dr. M. Djamil Padang mampu memahami prinsip, jenis, tata
laksana dan tujuan penggunaan APD dalam rangka meningkatkan efektifitas dan
produktifitas kerja serta menciptakan lingkungan kerja yang aman.
Buku Panduan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) RSUP Dr. M. Djamil
Padang ini diharapkan dapat bermanfaat untuk meningkatkan pemahaman
bagaimana cara penggunaan APD yang efektif dan rasional sesuai dengan standar
sehingga biaya (cost) yang dikeluarkan rumah sakit untuk pembelian APD yang
berlebihan dapat di hindari dimana hal ini secara langsung akan menekan anggaran
belanja pengadaan barang medis yang tentunya berdampak positif bagi keuangan
rumah sakit.
Akhir kata, ucapan terimakasih kepada Komite PPIRS yang telah
menyelesaikan Panduan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) RSUP Dr. M.
Djamil Padang .Kami percaya bahwa tidak ada yang sempurna kecuali Allah SWT,
saran dan masukan dari kita sangat diharapkan untuk kesempurnaan pedoman ini
untuk masa yang akan datang.
Wassalamu’alaikum w. w.

Padang , ?
Direktur Utama,

dr. Yusirwan
NIP. 196211221989031001

3
DAFTAR ISI

Surat keputusan Direktur Utama RSUP Dr. M. Djamil Padang


Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I Pendahuluan...................................................................................................... 5
Bab II Ruang Lingkup.................................................................................................. 7
Bab III Kebijakan......................................................................................................... 8
Bab IV Tata Laksana................................................................................................... 9
Bab V Dokumentasi.....................................................................................................41

4
LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKTUR UTAMA
RSUP DR M. DJAMIL PADANG
NOMOR : ?
TENTANG PANDUAN PENGGUNAAN
ALAT PELINDUNG DIRI (APD)
DI RSUP DR. M. DJAMIL PADANG

PANDUAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD)


DI RSUP DR. M. DJAMIL PADANG

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pelindung barrier, yang secara umum disebut sebagai alat pelindung diri
(APD), telah digunakan selama bertahun-tahun untuk melindungi pasien dari
mikroorganisme yang ada pada petugas kesehatan. Namun dengan munculnya
AIDS dan hepatitis C, serta meningkatnya kembali tuberkulosis di banyak negara,
pemakaian APD menjadi juga sangat penting untuk melindungi petugas. Dengan
munculnya infeksi baru seperti flu burung, SARS dan penyakit infeksi lainnya
(Emerging Infectious Diseases), pemakaian APD yang tepat dan benar menjadi
semakin penting. Agar menjadi efektif APD harus digunakan secara benar.
Sebagai konsekuensinya, pengelola rumah sakit, penyelia, dan para
petugas kesehatan harus mengetahui tidak hanya kegunaan dan keterbatasan dari
APD tertentu, tetapi juga peran APD sesungguhnya dalam mencegah penyakit
infeksi, sehingga dapat digunakan secara efektif dan efisien.

B. Definisi
Alat pelindung diri adalah pakaian khusus atau peralatan yang dipakai
petugas untuk memproteksi diri dari bahaya fisik, kimia, biologi/ bahan infeksius. Alat
pelindung diri terdiri dari sarung tangan, masker/respirator partikulat, pelindung mata
(goggle), perisai/ pelindung wajah, kap penutup kepala, gaun penlindung/apron,
sandal/ sepatu tertutup (sepatu boot).

5
Alat Pelindung Diri (APD) merupakan peralatan perlindungan yang digunakan
oleh seorang pekerja untuk melindungi dirinya dari kontaminasi lingkungan, dalam
bahasa Inggris dikenal dengan sebutan Personal Protective Equipment (PPE).
Dengan melihat kata “personal” pada PPE tersebut, maka setiap peralatan yang
dikenakan harus mampu memproteksi pemakaianya. APD dapat berkisar dari
sederhana hingga relatif lengkap.
APD merupakan solusi pencegahan yang paling mendasar dari segala
macam kontaminasi dan bahaya akibat bahan kimia, yang mencakup sarung tangan,
masker, alat pelindung mata (pelindung wajah dan kaca mata), topi, gaun, apron,
dan pelindung lainnya.
C. Tujuan
1. Melindungi tenaga kerja apabila usaha rekayasa (engineering) dan
administratif tidak dapat dilakukan dengan baik;
2. Melindungi kulit dan selaput lendir petugas dari risiko pajanan darah, semua
jenis cairan tubuh, sekret dan ekskreta kulit yang tidak utuh dan selaput lendir
pasien;
3. Meningkatkan efektifitas dan produktifitas kerja;
4. Menciptakan lingkungan kerja yang aman.

6
BAB II
RUANG LINGKUP

Panduan penggunaan alat pelindung diri (APD) ini membahas tentang prinsip
penggunaan APD, Jenis-jenis APD, perawatan APD, area khusus pemakaian APD,
pemilahan alat pelindung diri, fasilitas dan peralatan, pembuangan dan pemusnahan
APD.
Penggunaan APD ini dilakukan oleh petugas kesehatan yang mempunyai
risiko terhadap penularan penyakit dari petugas kesehatan ke pasien/lingkungan,
demikian juga sebaliknya dari pasien/lingkungan ke petugas kesehatan.
Petugas Kesehatan dimaksud adalah petugas yang bertugas di:
 Instalasi Farmasi;
 Instalasi Gizi;
 Instalasi Radiologi;
 Instalasi Diagnostik Terpadu;
 Instalasi Laboratorium Sentral;
 Instalasi Pemulasaran Jenazah;
 IPS
 Instalasi Rawat Inap;
 Instalasi Rawat Jalan;
 ICU;
 Instalasi CSSD;
 IGD;
 IBS;
 Instalasi Laundry;
 Petugas Cleaning Service

7
BAB III
KEBIJAKAN

1. Gunakan APD sesuai ukuran dan potensial hazard


2. Gunakan APD yang sesuai, bila ada kemungkinan terkontaminasi dengan
cairan tubuh, gunakan sarung tangan sekali pakai
3. Lepaskan sarung tangan segera setelah selesai, sebelum menyentuh benda
dan permukaan yang tidak terkontaminasi, sebelum beralih ke pasien lain
4. Jangan memakai sarung tangan yang sama untuk satu pasien dengan pasien
lainnya
5. Gantilah sarung tangan bila tangan akan berpindah dari area tubuh
terkontaminasi ke area bersih
6. Pakailah goggle untuk melindungi konjungtiva, mucus membrane mata,
hidung, mulut selama melaksanakan prosedur dan aktivitas perawatan pasien
yang berisiko terjadi cipratan ke tubuh
7. Masker bedah digunakan untuk mencegah transmisi partikel besar dari
droplet saat kontak erat (< 3 m) dari pasien saat batuk/ bersin. Pakailah
selama tindakan yang menimbulkan aerosol walaupun pada pasien tidak
diduga infeksi. Kenakan respirator partikulat (N95/ kategori N pada efisiensi
95 %) saat melakukan perawatan/ masuk ruang isolasi pasien airborne
disease.
8. Kenakan baju pelindung (bersih, tidak steril) untuk melindungi kulit, mencegah
baju menjadi kotor, kulit terkontaminasi selama prosedur/ merawat pasien
yang memungkinkan terjadinya percikan/ semprotan cairan tubuh pasien.
9. Bila cairan tubuh bisa menembus baju pelindung, perlu dilapisi apron tahan
cairan mengantisipasi percikan/ semprotan cairan infeksius.

8
BAB IV
TATA LAKSANA

A. Prinsip Penggunaan APD


1. Harus dapat memberikan perlindungan terhadap bahaya yang spesifik oleh
pekerja;
2. Beratnya harus seringan mungkin;
3. Harus dapat dipakai secara fleksibel;
4. Bentuknya harus cukup menarik;
5. Tidak mudah rusak;
6. Tidak menimbulkan bahaya-bahaya tambahan bagi pemakainya;
7. Harus memenuhi ketentuan dari standart yang telah ada;
8. Tidak terlalu membatasi gerakan dan persepsi sensori pemakainya;
9. Suku cadangnya harus mudah diperoleh sehingga pemeliharaan alat
pelindung diri dapat dilakukan dengan mudah.

B. Jenis APD
1. Sarung tangan
Terdapat tiga jenis sarung tangan, yaitu:
- Sarung tangan bedah (steril), dipakai sewaktu melakukan tindakan invasif
atau pembedahan.
- Sarung tangan pemeriksaan (bersih), dipakai untuk melindungi petugas
pemberi pelayanan kesehatan sewaktu melakukan pemeriksaan atau
pekerjaan rutin
- Sarung tangan rumah tangga, dipakai sewaktu memproses peralatan,
menangani bahan-bahan terkontaminasi, dan sewaktu membersihkan
permukaan yang terkontaminasi.
Umumnya sarung tangan bedah terbuat dari bahan lateks karena elastis,
sensitif dan tahan lama serta dapat disesuaikan dengan ukuran tangan. Bagi
mereka yang alergi terhadap lateks, tersedia dari bahan sintetik yang
menyerupai lateks, disebut ‘nitril’. Terdapat sediaan dari bahan sintesis yang
lebih murah dari lateks yaitu ‘vinil’ tetapi sayangnya tidak elastis, ketat dipakai
dan mudah robek. Sedangkan sarung tangan rumah tangga terbuat dari karet

9
tebal, tidak fleksibel dan sensitif, tetapi memberikan perlindungan maksimum
sebagai pelindung pembatas.

Melindungi tangan dari bahan yang dapat menularkan penyakit dan


melindungi pasien dari mikroorganisme yang berada di tangan petugas
kesehatan. Sarung tangan merupakan penghalang (barrier) fisik paling
penting untuk mencegah penyebaran infeksi. Sarung tangan harus diganti
antara setiap kontak dengan satu pasien ke pasien lainnya, untuk
menghindari kontaminasi silang.

Ingat :

Memakai sarung tangan tidak dapat menggantikan tindakan mencuci tangan atau
pemakaian antiseptik yang digosokkan pada tangan.

Penggunaan sarung tangan dan kebersihan tangan, merupakan komponen kunci


dalam meminimalkan penyebaran penyakit dan mempertahankan suatu lingkungan
bebas infeksi (Garner dan Favero 1986). Selain itu, pemahaman mengenai kapan
sarung tangan steril atau desinfeksi tingkat tinggi diperlukan dan kapan sarung
tangan tidak perlu digunakan, penting untuk diketahui agar dapat menghemat biaya
dengan tetap menjaga keamanan pasien dan petugas.

Tiga Saat Petugas Perlu Memakai Sarung Tangan


Pertama : Perlu untuk menciptakan barier protektif dan mencegah
kontaminasi yang berat. Desinfeksi tangan tidak cukup untuk
memblok transmisi kontak bila kontaminasi berat. misalnya
menyentuh darah, cairan tubuh, sekresi, eksresi, mukus
membran, kulit yang tidak utuh.
Kedua : Dipakai untuk menghindari transmisi mikroba di tangan petugas
ke pada pasien saat dilakukan tindakan terhadap kulit pasien
yang tidak utuh, atau mukus membran.
Ketiga : Mencegah tangan petugas terkontaminasi mikroba dari pasien
transmisi kepada pasien lain. Perlu kepatuhan petugas untuk
pemakaian sarung tangan sesuai standar. Memakai sarung
tangan tidak menggantikan perlunya cuci tangan, karena sarung
tangan dapat berlubang walaupun kecil, tidak nampak selama
melepasnya sehingga tangan terkontaminasi.

10
Kapan Pemakaianan Sarung Tangan Diperlukan
Tergantung keadaan, sarung tangan periksa atau serba guna bersih harus
digunakan oleh semua petugas ketika :
a. Ada kemungkinan kontak tangan dengan darah atau cairan tubuh lain,
membran mukosa atau kulit yang terlepas.
b. Melakukan prosedur medis yang bersifat invasif, misalnya :
menusukkan sesuatu ke dalam pembuluh darah, seperti memasang
infus.
c. Menangani bahan-bahan bekas pakai yang telah terkontaminasi atau
menyentuh permukaan yang tercemar.
d. Menerapkan Kewaspadaan Transmisi kontak (yang diperlukan pada
kasus penyakit menular melalui kontak yang telah diketahui atau
dicurigai), yang mengharuskan petugas kesehatan menggunakan
sarung tangan bersih, tidak steril ketika memasuki ruangan pasien.
Petugas kesehatan harus melepas sarung tangan tersebut sebelum
meninggalkan ruangan pasien dan mencuci tangan dengan air dan
sabun atau dengan handrub berbasis alkohol.

Ingat :

Sebelum memakai sarung tangan dan setelah melepas sarung tangan lakukan
kebersihan tangan menggunakan antiseptik cair atau handrub berbasis alkohol.

Meskipun efektifitas pemakaian sarung tangan dalam mencegah


kontaminasi dari petugas kesehatan telah terbukti berulang kali (Tenorio et al.
2001) tetapi pemakaian sarung tangan tidak menggantikan kebutuhan untuk
mencuci tangan. Sebab sarung tangan bedah lateks dengan kualitas terbaik
sekalipun, mungkin mengalami kerusakan kecil yang tidak terlihat, sarung
tangan mungkin robek pada saat digunakan atau tangan terkontaminasi pada
saat melepas sarung tangan (Bagg, Jenkins dan Barker 1990; Davis 2001).
Satu pasang sarung tangan harus digunakan untuk satu orang pasien,
sebagai upaya menghindari kontaminasi silang (CDC,1987). Pemakaian
sepasang sarung tangan yang sama atau mencuci tangan yang masih
bersarung tangan, ketika berpindah dari satu pasien ke pasien lain atau ketika
melakukan perawatan di bagian tubuh yang kotor kemudian berpindah ke
11
bagian tubuh yang bersih, bukan merupakan praktek yang aman. Doebbeling
dan Colleagues (1988) menemukan bakteri dalam jumlah bermakna pada
tangan petugas yang hanya mencuci tangan dalam keadaan masih memakai
sarung tangan dan tidak mengganti sarung tangan ketika berpindah dari satu
pasien ke pasien lain.
Jenis-Jenis Sarung Tangan
a. Sarung Tangan Bersih / Non Steril;
b. Sarung Tangan Steril;
c. Sarung Tangan Rumah Tangga.
Bahan Dasar : Vinyl, Latex, Nitrile.

Gambar : Sarung tangan medis

Hal yang Harus Diperhatikan pada Pemakaian Sarung Tangan


a. Kebersihan tangan sebelum dan sesudah memakai sarung tangan;
b. Gunakan sarung tangan dengan ukuran yang sesuai, khususnya untuk
sarung tangan bedah. Sarung tangan yang tidak sesuai dengan ukuran
tangan dapat menggangu ketrampilan dan mudah robek;
c. Jaga agar kuku selalu pendek untuk menurunkan risiko sarung tangan
robek;
d. Tarik sarung tangan ke atas manset gaun (jika Anda memakainya) untuk
melindungi pergelangan tangan;
e. Gunakan sarung tangan pada kedua tangan;
f. Sepasang sarung tangan untuk satu pasien;
g. Pahami cara memakai dan melepas sarung tangan;
h. Tidak di daur ulang (kecuali sarung tangan rumah tangga);
i. Ganti sarung tangan bila tampak rusak/bocor;
12
j. Segera lepas sarung tangan jika telah selesai tindakan;
k. Tidak menjamah permukaan lain setelah menggunakan sarung tangan;
l. Buang sarung tangan ke tempat pembuangan sampah sesuai prosedur;
m. Tidak mencuci tangan saat menggunakan sarung tangan;
n. Gunakan pelembab yang larut dalam air (tidak mengandung lemak)
untuk mencegah kulit tangan kering/berkerut;
o. Jangan gunakan lotion atau krim berbasis minyak, karena akan merusak
sarung tangan bedah maupun sarung tangan periksa dari lateks;
p. Jangan menggunakan cairan pelembab yang mengandung parfum
karena dapat menyebabkan iritasi pada kulit;
q. Jangan menyimpan sarung tangan di tempat dengan suhu yang terlalu
panas atau terlalu dingin misalnya di bawah sinar matahari langsung, di
dekat pemanas, AC, cahaya ultraviolet, cahaya fluoresen atau mesin
rontgen, karena dapat merusak bahan sarung tangan sehingga
mengurangi efektifitasnya sebagai pelindung.

Hal yang Harus Dilakukan Bila Persediaan Sarung Tangan Terbatas


Bila sumber daya terbatas dan jumlah sarung tangan periksa tidak memadai,
sarung tangan bedah sekali pakai (disposable) yang sudah digunakan dapat
diproses ulang dengan cara :
a. Bersihkan dan desinfeksi dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit;
b. Dicuci dan bilas, serta dikeringkan;
c. Hanya digunakan pada tindakan-tindakan yang tidak menembus
jaringan tubuh.

Bila sarung tangan rumah tangga tidak tersedia, gunakan dua lapis sarung
tangan periksa atau sarung tangan bedah yang telah diproses untuk
memberikan perlindungan yang cukup bagi petugas kebersihan, petugas
laundry, pekarya serta petugas yang menangani dan membuang limbah
medis. Selain itu, pemakaian bedak pada sarung tangan tidak
direkomendasikan.

13
Reaksi Alergi Terhadap Sarung Tangan
Reaksi alergi terhadap sarung tangan lateks semakin banyak dilaporkan oleh
berbagai petugas di fasilitas kesehatan, termasuk bagian rumah tangga,
petugas laboratorium dan dokter gigi. Jika memungkinkan, sarung tangan
bebas lateks (nitril) atau sarung tangan lateks rendah alergen harus
digunakan, jika dicurigai terjadi alergi.

Selain itu, pemakaian sarung tangan bebas bedak juga direkomendasikan.


Sarung tangan dengan bedak dapat menyebabkan reaksi lebih banyak,
karena bedak pada sarung tangan membawa partikel lateks ke udara.

Pada sebagian besar orang yang sensitif, gejala yang muncul adalah warna
merah pada kulit, hidung berair dan gatal-gatal pada mata, yang mungkin
berulang atau semakin parah misalnya menyebabkan gangguan pernapasan
seperti asma. Reaksi alergi terhadap lateks dapat muncul dalam waktu 1
bulan pemakaian. Tetapi pada umumnya reaksi baru terjadi setelah
pemakaian yang lebih lama, sekitar 3-5 tahun, bahkan sampai 15 tahun
(Baumann, 1992), meskipun pada orang yang rentan. Belum ada terapi atau
desensitisasi untuk mengatasi alergi lateks, satu-satunya pilihan adalah
menghindari kontak.

Gambar : Bagan Alur Pemilihan Jenis Sarung Tangan

14
Gambar : Cara memakai dan melepas sarung tangan non steril

Diadaptasi dari WHO Guidelines On Hand Hygiene In Health Care : First


Global Patient Safety Challenge, World Health Organization, 2009.

15
Gambar : Cara Memakai sarung tangan steril

Diadaptasi dari WHO Guidelines On Hand Hygiene In Health Care : First


Global Patient Safety Challenge, World Health Organization, 2009.

16
Gambar : Cara melepas sarung tangan steril
Diadaptasi dari WHO Guidelines On Hand Hygiene In Health Care : First
Global Patient Safety Challenge, World Health Organization, 2009.

17
2. Masker
Masker digunakan untuk melindungi wajah dan membran mukosa mulut dari
cipratan darah dan cairan tubuh dari pasien atau permukaan lingkungan
udara yang kotor dan melindungi pasien atau permukaan lingkungan udara
dari petugas pada saat batuk atau bersin. Masker yang di gunakan harus
menutupi hidung dan mulut serta melakukan Fit Test (penekanan di bagian
hidung).

Terdapat tiga jenis masker, yaitu:


- Masker bedah, untuk tindakan bedah atau mencegah penularan melalui
droplet.
- Masker respiratorik, untuk mencegah penularan melalui airborne.
- Masker rumah tangga, digunakan di bagian gizi atau dapur.

Cara memakai masker:


1) Memegang pada bagian tali (kaitkan pada telinga jika menggunakan
kaitan tali karet atau simpulkan tali di belakang kepala jika menggunakan
tali lepas).
2) Eratkan tali kedua pada bagian tengah kepala atau leher.
3) Tekan klip tipis fleksibel (jika ada) sesuai lekuk tulang hidung dengan
kedua ujung jari tengah atau telunjuk.
4) Membetulkan agar masker melekat erat pada wajah dan di bawah dagu
dengan baik.
5) Periksa ulang untuk memastikan bahwa masker telah melekat dengan
benar.

18
Pemakaian Respirator Partikulat
Respirator partikulat untuk pelayanan kesehatan N95 atau FFP2 (health care
particular respirator), merupakan masker khusus dengan efisiensi tinggi untuk
melindungi seseorang dari partikel berukuran <5 mikron yang dibawa melalui
udara. Pelindung ini terdiri dari beberapa lapisan penyaring dan harus dipakai
menempel erat pada wajah tanpa ada kebocoran.Masker ini membuat
pernapasan pemakai menjadi lebih berat. Sebelum memakai masker ini,
petugas kesehatan perlu melakukan fit test.

Hal yang perlu diperhatikan saat melakukan fit test :


- Ukuran respirator perlu disesuaikan dengan ukuran wajah.
- Memeriksa sisi masker yang menempel pada wajah untuk melihat adanya
cacat atau lapisan yang tidak utuh. Jika cacat atau terdapat lapisan yang
tidak utuh, maka tidak dapat digunakan dan perlu diganti.
- Memastikan tali masker tersambung dan menempel dengan baik di semua
titik sambungan.
- Memastikan klip hidung yang terbuat dari logam dapat disesuaikan bentuk
hidung petugas.
Fungsi alat ini akan menjadi kurang efektif dan kurang aman bila tidak
menempel erat pada wajah.

Beberapa keadaan yang dapat menimbulkan keadaan demikian, yaitu:


- Adanya janggut dan jambang
- Adanya gagang kacamata
- Ketiadaan satu atau dua gigi pada kedua sisi yang dapat mempengaruhi
perlekatan bagian wajah masker.

19
Langkah 1
Genggamlah respirator dengan satu tangan, posisikan
sisi depan bagian hidung pada ujung jari-jari Anda,
biarkan tali pengikat respirator menjuntai bebas di
bawah tangan Anda.

Langkah 2
Posisikan respirator di bawah dagu Anda dan sisi untuk
hidung berada di atas.

Langkah 3
Tariklah tali pengikat respirator yang atas dan posisikan
tali agak tinggi di belakang kepala Anda di atas telinga.
Tariklah tali pengikat respirator yang bawah dan
posisikan tali di bawah telinga.

Langkah 4
Letakkan jari-jari kedua tangan Anda di atas bagian
hidung yang terbuat dati logam.
Tekan sisi logam tersebut (Gunakan dua jari dari
masing-masing tangan) mengikuti bentuk hidung Anda.
Jangan menekan respirator dengan satuy tangan
karena dapat mengakibatkan respirator bekerja kurang
efektif.

Langkah 5
Tutup bagian depan respirator dengan kedua tangan,
dan hati-hati agar posisi respirator tidak berubah.

20
Langkah 5.a) Pemeriksaan Segel Positif
Hembuskan napas kuat-kuat. Tekanan positif di dalam respitaror berarti tidak ada
kebocoran. Bila terjadi kebocoran atur posisi dan/atau ketegangan tali. Uji
kembali kerapatan respirator.
Ulangi langkah tersebut sampai respirator benar-benar tertutup rapat.

Langkah 5.b) Pemeriksaan Segel Negatif


Tarik napas dalam-dalam. Bila tidak ada kebocoran, tekanan negatif akan
membuat respirator menempel ke wajah.
Kebocoran akan menyebabkan hilangnya tekanan negatif di dalam respirator
akibat udara masuk melalui celah-celah pada segelnya.

Pemeriksaan Segel Positif


Hembuskan napas kuat-kuat. Tekanan positif di dalam respirator berarti tidak
ada kebocoran.Bila terjadi kebocoran atur posisi dan/atau ketegangan tali.Uji
kembali kerapatan respirator. Ulangi langkah tersebut sampai respirator
benar-benar tertutup rapat.

Pemeriksaan Segel Negatif


- Tarik napas dalam-dalam. Bila tidak ada kebocoran, tekanan negatif di
dalam respirator akan membuat respirator menempel ke wajah.
Kebocoran akan menyebabkan hilangnya tekanan negatif di dalam
respirator akibat udara masuk melalui celah-celah segelnya.
- Lamanya penggunaan maksimal 1 (satu) minggu dengan pemeliharaan
yang benar.
- Cara pemeliharaan dan penyimpanan yang benar (setelah dipakai
diletakkan di tempat yang kering dan dimasukkan dalam kantong
berlubang berbahan kertas).

3. Gaun Pelindung
Gaun pelindung digunakan untuk melindungi baju petugas dari kemungkinan
paparan atau percikan darah atau cairan tubuh, sekresi, ekskresi atau
melindungi pasien dari paparan pakaian petugas pada tindakan steril.
Jenis-jenis gaun pelindung:
- Gaun pelindung tidak kedap air
- Gaun pelindung kedap air
- Gaun steril
- Gaun non steril

21
Indikasi penggunaan gaun pelindung
Tindakan atau penanganan alat yang memungkinkan pencemaran atau
kontaminasi pada pakaian petugas, seperti:
- Membersihkan luka
- Tindakan drainase
- Menuangkan cairan terkontaminasi kedalam lubang pembuangan atau
WC/toilet
- Menangani pasien perdarahan masif
- Tindakan bedah
- Perawatan gigi
Segera ganti gaun atau pakaian kerja jika terkontaminasi cairan tubuh pasien
(darah).
Cara memakai gaun pelindung:
Tutupi badan sepenuhnya dari leher hingga lutut, lengan hingga bagian
pergelangan tangan dan selubungkan ke belakang punggung. Ikat di bagian
belakang leher dan pinggang.

Gambar : Gaun Pelindung

4. Goggle dan perisai wajah


Harus terpasang dengan baik dan benar agar dapat melindungi wajah dan
mata.
Tujuan pemakaian Goggle dan perisai wajah:
Melindungi mata dan wajah dari percikan darah, cairan tubuh, sekresi dan
eksresi.
Indikasi:
Pada saat tindakan operasi, pertolongan persalinan dan tindakan persalinan,
tindakan perawatan gigi dan mulut, pencampuran B3 cair, pemulasaraan
jenazah, penanganan linen terkontaminasidi laundry, di ruang dekontaminasi
CSSD.
22
Gambar 4a : Pelindung Wajah

Gambar 4b : Pelindung Mata

Gambar 4c : Kacamata Pelindung

Gambar 4d : Respirator

23
5. Sepatu pelindung
Tujuan pemakaian sepatu pelindung adalah melindung kaki petugas dari
tumpahan/percikan darah atau cairan tubuh lainnya dan mencegah dari
kemungkinan tusukan benda tajam atau kejatuhan alat kesehatan, sepatu
tidak boleh berlubang agar berfungsi optimal.
Jenis sepatu pelindung seperti sepatu boot atau sepatu yang menutup
seluruh permukaan kaki.
Indikasi pemakaian sepatu pelindung:
- Penanganan pemulasaraan jenazah
- Penanganan limbah
- Tindakan operasi
- Pertolongan dan Tindakan persalinan
- Penanganan linen
- Pencucian peralatan di ruang gizi
- Ruang dekontaminasi CSSD

Gambar : Sepatu Pelindung

6. Topi pelindung
Tujuan pemakaian topi pelindung adalah untuk mencegah jatuhnya
mikroorganisme yang ada di rambut dan kulit kepala petugas terhadap alat-
alat/daerah steril atau membran mukosa pasien dan juga sebaliknya untuk
melindungi kepala/rambut petugas dari percikan darah atau cairan tubuh dari
pasien.

24
Indikasi pemakaian topi pelindung:
- Tindakan operasi
- Pertolongan dan tindakan persalinan
- Tindakan insersi CVL
- Intubasi Trachea
- Penghisapan lendir massive
- Pembersihan peralatan kesehatan

Gambar : Topi Pelindung

C. Pemakaian dan pelepasan APD


1. Faktor-faktor penting yang harus diperhatikan pada pemakaian APD
- Kenakan APD sebelum kontak dengan pasien, umumnya sebelum
memasuki ruangan;
- Gunakan dengan hati-hati - jangan menyebarkan kontaminasi;
- Lepas dan buang secara hati-hati ke tempat limbah infeksius yang
telah disediakan di ruang ganti khusus. Lepas masker di luar ruangan;
- Segera lakukan pembersihan tangan dengan langkah-langkah
membersihankan tangan sesuai pedoman.

25
2. Prinsip-prinsip PPI yang perlu diperhatikan pada pemakaian APD
a. Gaun Pelindung
- Tutupi badan sepenuhnya dari leher hingga lutut, lengan hingga bagian
pergelangan tangan dan selubungkan ke belakang punggung;
- Ikat di bagian belakang leher dan pinggang.

b. Masker
- Eratkan tali atau karet elastis pada bagian tengah kepala dan leher;
- Paskan klip hidung dari logam fleksibel pada batang hidung;
- Paskan dengan erat pada wajah dan di bawah dagu sehingga melekat
dengan baik;
- Periksa ulang pengepasan masker.

c. Kacamata Atau Pelindung Wajah


- Pasang pada wajah dan mata dan sesuaikan agar pas.

d. Sarung Tangan
- Tarik hingga menutupi bagian pergelangan tangan gaun isolasi.

26
3. Langkah-langkah melepaskan APD adalah sebagai berikut:
1) Lepaskan sepasang sarung tangan
2) Lakukan kebersihan tangan
3) Lepaskan apron
4) Lepaskan perisai wajah (goggle)
5) Lepaskan gaun bagian luar
6) Lepaskan penutup kepala
7) Lepaskan masker
8) Lepaskan pelindung kaki
9) Lakukan kebersihan tangan

a. Melepas sarung tangan


- Ingatlah bahwa bagian luar sarung tangan telah terkontaminasi.
- Pegang bagian luar sarung tangan dengan sarung tangan lainnya,
kemudian lepaskan.
- Pegang sarung tangan yang telah dilepas dengan menggunakan
tangan yang masih memakai sarung tangan.
- Selipkan jari tangan yang sudah tidak memakai sarung tangan di
bawah sarung tangan yang belum dilepas di pergelangan tangan.
- Lepaskan sarung tangan di atas sarung tangan pertama.
- Buang sarung tangan di tempat limbah infeksius.

27
b. Melepas Goggle atau Perisai Wajah
- Ingatlah bahwa bagian luar goggle atau perisai wajah telah
terkontaminasi.
- Untuk melepasnya, pegang karet atau gagang goggle.
- Letakkan di wadah yang telah disediakan untuk diproses ulang atau
dalam tempat limbah infeksius.

c. Melepas Gaun Pelindung


- Ingatlah bahwa bagian depan gaun dan lengan gaun pelindung telah
terkontaminasi
- Lepas tali pengikat gaun.
- Tarik dari leher dan bahu dengan memegang bagian dalam gaun
pelindung saja.
- Balik gaun pelindung.
- Lipat atau gulung menjadi gulungan dan letakkan di wadah yang telah
di sediakan untuk diproses ulang atau buang di tempat limbah
infeksius.

28
d. Melepas Masker
- Ingatlah bahwa bagian depan masker telah terkontaminasi - JANGAN
SENTUH.
- Lepaskan tali bagian bawah dan kemudian tali/karet bagian atas.
- Buang ke tempat limbah infeksius.

D. PERAWATAN APD
Alat pelindung diri yang sudah dipakai seorang tenaga kerja tidak boleh
dipakai tenaga kerja lain kecuali bila alat pelindung diri tersebut telah
dibersihkan. Alat pelindung diri yang terkontaminasi oleh debu atau serat dan
bahan kimia berbahaya dilarang untuk dibawa pulang.
Semua alat pelindung diri harus dirawat sedemikian rupa sehingga alat itu
tetap memberikan perlindungan yang berhasil guna terhadap faktor-faktor
yang berbahaya bagi kesehatan dan keselamatan kerja. Hal ini berarti bahwa
prosedur yang cocok untuk melaporkan kerusakan pemeriksaan rutin,
pembangunan perbaikan dan pembersihan harus dilaksanakan.
Sebelum digunakan sebaiknya alat pelindung diri diperiksa apakah ada
kerusakan atau layak pakai, jika APD rusak maka perlu diganti dengan yang
baru. Petugas harus menyediakan tempat penyimpanan khusus untuk alat
pelindung diri sehingga APD dapat disimpan dengan baik supaya tidak rusak
ataupun hilang dan siap digunakan sewaktu-waktu diperlukan. Penggantian
salah satu komponen atau seluruh komponen alat pelindung diri harus
diketahui oleh petugas Penatalaksanaan Alat Pelindung Diri atau Panitia Mutu
dan Keselamatan Kerja Rumah Sakit.
Perawatan dan kontrol terhadap APD penting agar fungsi alat pelindung diri
tetap baik.

29
Secara spesifik cara perawatan yang harus dilakukan adalah sebagai berikut;
1. Alat Pelindung Kepala
- Cara pembersihan : untuk pemakaian rutin, lakukan pencucian minimal
seminggu sekali. Pencucian bisa menggunakan air sabun.
- Cara penyimpanan : disimpan di tempat penyimpanan tertutup dalam
keadaan telungkup.

2. Alat Pelindung Mata


- Cara pembersihan : diseka dengan kain lembut/tissue, bila permukaan
buram dapat dibasuh dengan air dan bila perlu tambahkan sabun
lunak.
- Cara penyimpanan : simpan di tempat yang terhindar dari benturan dan
gesekan dengan benda keras.

3. Alat Pelindung Telinga


- Cara pembersihan : cuci earplug dengan menggunakan sabun lunak,
lebih baik bila ada air hangat. Hindarkan penggunaan alkohol dan
pembersih lain dari solvent, kemudian keringkan pada udara kamar.
- Cara penyimpanan : masukkan earplug ke dalam wadah. Simpan di
tempat sejuk dan kering. Hindarkan tempat yang lembab dan terkena
sinar matahari langsung.

4. Alat Pelindung Pernafasan


- Cara pembersihan : tidak boleh menggunakan solvent dan minyak,
boleh menggunakan sabun, suhu air tidak boleh lebih 49 C, boleh
menggunakan sodium hipocloride.
- Cara penyimpanan : disimpan di tempat yang bersih, kering dan tidak
terkontaminasi, hindarkan dari debu dan sinar matahari langsung.
Pisahkan respirator dan filternya.

30
5. Alat Pelindung Tangan
- Cara pembersihan : untuk sarung tangan kain dan karet dapat dicuci
dengan air dan detergent, untuk sarung tangan kulit dapat dilap dengan
menggunakan kain lap basah. Lakukan pencucian sarung tangan karet
seminggu sekali tanpa menggunakan detergent.
- Cara penyimpanan ; disimpan ditempat bersih, kering dan tidak
terkontaminasi.

6. Alat Pelindung Kaki


- Cara pembersihan ; lakukan pembersihan dengan menggunakan sikat
sepatu atau lap kain basah/kering. Penggunaan detergen bisa merusak
sepatu.
- Cara penyimpanan ; simpan di tempat sejuk dan keringkan dengan
sirkulasi udara yang cukup. Hindarkan tempat yang lembab dan
terkena sinar matahari langsung.

31
E. Area khusus pemakaian APD
NO FASILITAS /
ALAT PELINDUNG DIRI
TEMPAT / DAERAH
1 Ruang Generator Set  Memakai PenutupTelinga (ear plug / ear muff)
– IPS Non Medik  Memakai safety shoes / sepatu karet anti static
 Memakai Helm Proyek
 Memakai sarung tangan kulit
 Memakai kacamata pelindung khusus
2 Ruang Panel Induk–  Memakai sarung tangan karet
IPS Non Medik  Memakai lampu senter
 Memakai sepatu anti static
3 Ruang Boiler– IPS  Memakai sepatu anti static dan anti selip
Non Medik  Memakai sarung tangan kulit
 Memakai penutup telinga
4 Ruang Gas – IPS Non  Memakai sepatu anti static
Medik  Memakai sarung tangan kulit
 Memakai masker
5 Ruang Workshop IPS  Memakai Sepatu khusus
Non Medik  Memakai kacamata pelindung khusus
 Memakai ear plug/ ear muff/ pelindung telinga
 Memakai Helm Proyek
 Pada waktu tugas diatur dalam prosedur tetap satuan terkait
6 Ruang Penyimpanan  Memakai sarung tangan
Gas Medis  Memakai masker
 Ditempat tertentu diatur dalam Prosedur Tetap Instalasi
Farmasi
7 Instalasi CSSD  Memakai sarung tangan latex panjang
 Memakai masker
 Memakai ear plug/ ear muff
 Memakai celemek/ Apron tangan panjang
 Memakai baju khusus sesuai ketentuan
 Memakai Penutup Kepala
 Memakai sepatu safety/ sepatu boot
 Pada waktu tugas diatur dalam prosedur Instalasi CSSD
8 Instalasi Laundry  Memakai sarung tangan
 Memakai masker
 Memakai ear plug/ ear muff
 Memakai baju khusus sesuai ketentuan
 Memakai apron
 Memakai Penutup Kepala
 Memakai sepatu boot
 Memakai kaca mata pelindung/ goggle

32
NO FASILITAS /
ALAT PELINDUNG DIRI
TEMPAT / DAERAH
 Pada waktu tugas diatur dalam prosedur Instalasi Sterilisasi
Sentral dan Binatu
NO FASILITAS /
ALAT PELINDUNG DIRI
TEMPAT / DAERAH
9 Instalasi Gizi  Memakai sarung tangan plastic
 Memakai masker
 Memakai Penutup Kepala
 Memakai baju penutup dan celemek
 Memakai sepatu beralas karet
 Pada waktu tugas diatur dalam Prosedur Tetap Instalasi Gizi
10 Tempat pembuangan  Memakai sarung tangan
sampah sementara  Memakai masker
(Kesling)  Memakai sepatu khusus / karet / boots
11 IPAL  Memakai sarung tangan
 Memakai masker
 Memakai baju pelindung
12 Ruang Penyimpanan  Memakai sarung tangan
Gas Bahan Beracun  Memakai masker
Berbahaya – Instalasi  Ditempat tertentu diatur dalam Prosedur Tetap Instalasi
farmasi
Farmasi
13 Ruang Cytotoksik –  Memakai sarung tangan
Instalasi Farmasi  Memakai masker khusus berfilter terhadap bahan yang ada di
ruangan
 Memakai baju khusus di dalam ruangan tersebut
 Memakai sepatu safety
 Memakai celemek
 Memakai kaca mata pelindung/ goggle
 Di tempat tertentu diatur dalam Prosedur Tetap di Instalasi
Farmasi
14 Ruang Radiologi dan  Memakai Apron pada waktu yang diperlukan diatur dalam
Radiolagi IGD Prosedur Tetap di Instalasi Radiologi
 Memakai detector Radiasi berupa personil monitoring TLD
Badge pada waktu bertugas dan dinilai oleh BPFK secara
berkala setiap 3 bulan
 Memakai sarung tangan Pb pada saat diperlukan sesuai
dengan jenis pemeriksaan dan jenis penyakit
 Di tempat tertentu diatur dalam Prosedur Tetap di Instalasi
Radiologi, yaitu berupa apron tiroid dan kacamata pb
 Memakai masker dan sarung tangan sesuai dengan ketentuan

33
NO FASILITAS /
ALAT PELINDUNG DIRI
TEMPAT / DAERAH

NO FASILITAS /
ALAT PELINDUNG DIRI
TEMPAT / DAERAH
15 Ruang Kardiologi  Memakai apron pada waktu yang diperlukan diatur dalam
Invasif (Cathlab) Prosedur tetap di Instalasi Radiologi
 Memakai detector radiasi berupa personal monitoring TLD
Badge pada waktu bertugas dan dinilai oleh BPFK secara
berkala setiap 3 bulan.
 Memakai sarung tangan Pb pada saat diperlukan sesuai
dengan jenis pemeriksaan dan jenis penyakit
 Di tempat tertentu diatur dalam ProsedurTetap di Instalasi
Radiologi yaitu berupa apron tiroid dan kacamata Pb
 Memakai masker dan sarung tangan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku
16 Kamar Isolasi/ Infeksi
IRNA teratai
Lt . ...........( KM......)
Lt . ...........( KM......)  Memakai masker
Lt . ...........( KM......)  Memakai sarung tangan
Lt . ...........( KM......)  Pada waktu tugas diatur dalam prosedur tetap satuan terkait
17 Kamar bersalin/ gawat  Memakai sarung tangan
darurat kebidanan  Memakai masker
dan kandungan  Memakai baju pelindung
 Sepatu safety
 Penutup kepala
 Kaca mata/ goggle
 Pada waktu tugas diatur dalam Prosedur Tetap di gawat darurat
kebidanan
18 Unit Tranfusi Darah  Memakai sarung tangan
 Memakai masker
 Pada waktu tugas diatur dalam prosedur tetap di gawat di unit
terkait
19 Ruang Hemodialisa  Memakai sarung tangan
 Memakai masker
 Pada waktu tugas diatur dalam prosedur tetap di Ruang
Hemodialisa
20 Ruang Kemoterapi  Memakai Apron pada waktu yang diperlukan diatur dalam SPO
pemakaian APD di satuan kerja terkait

34
NO FASILITAS /
ALAT PELINDUNG DIRI
TEMPAT / DAERAH
 Memakai masker rangkap 3
 Memakai sarung tangan non powder
 Memakai baju steril rangkap 2
 Kaca mata pelindung/ goggle
 Penutup kepala (full)
 Memakai sepatu safety
NO FASILITAS /
ALAT PELINDUNG DIRI
TEMPAT / DAERAH
21 Instalasi Gawat  Memakai Sarung Tangan
Darurat  Memakai masker
 Jas dokter, celemek
 Sepatu boot
 Pada waktu tugas diatur dalam Prosedur Tetap Instalasi Gawat
darurat
22 Instalasi Forensik  Memakai sarung tangan
 Memakai masker
 Memakai baju khusus pada ruang tertentu
 Memakai sepatu boot
 memakai kaca mata pelindung/ goggle
 Pada waktu tugas diatur dalam prosedur tetap di Ruang
Instalasi Forensik
23 Kamar bedah  Memakai sarung tangan
 Memakai baju khusus
 Memakai masker
 Memakai sepatu safety
 Memakai celemek
 Memakai penutup kepala
 Memakai kaca mata pelindung/ goggle
 Pada waktu tugas diatur dalam prosedur tetap di kamar bedah
24 Instalasi laboratorium  Memakai sarung tangan
 Memakai jas khusus laboratorium
 Memakai apron plastik
 Memakai masker
 Memakai sepatu safety
25 ICU  Memakai topi steril
 Memakai sarung tangan steril
 Memakai masker
 Memakai sandal dengan ujung tertutup
 Memakai jas kerja
26 Cleaning Service  Memakai sarung tangan non steril
35
NO FASILITAS /
ALAT PELINDUNG DIRI
TEMPAT / DAERAH
 Memakai masker
 Memakai sepatu boot

36
F. Pemilahan alat pelindung diri (APD)
Cuci Sarung Tangan Gaun/ Masker/
No Kegiatan
tangan Steril Biasa Celemek Goggle
Perawatan umum
1 Tanpa luka
 Memandikan/ bedding √ √
 Reposisi √ √
2 Luka terbuka
 Memandikan/ bedding √ √ K/P
 Reposisi √ √ K/P
3 Perawatan perianal √ √ √
4 Perawatan mulut √ √ K/P K/P
5 Pemeriksaan fisik √ K/P
6 Penggantian balutan
 Luka operasi √ √ K/P K/P
 Luka dekubitus √ √ K/P K/P
 Central line √ √ K/P K/P
 Arteri line √ √ K/P K/P
 Cateter intra vena √ √ K/P K/P
Tindakan khusus
7 Pasang cateter urine √ √ K/P K/P
8 Ganti bag urine/ ostomi √ √ K/P K/P
9 Pembilasan lambung √ √ K/P K/P
10 Pasang NGT √ √ √K/P
11 Mengukur suhu axila √ K/P
12 Mengukur suhu rectal √ √
13 Kismia √ √ K/P K/P
14 Memandikan jenazah √ √ K/P K/P
Perawatan saluran nafas
15 Tubbing ventilator √ √ K/P √
16 Suction √ √ K/P √ K/P
17 Mengganti plaster ETT √ √ K/P √ K/P
18 Perawatan trakeostomi tube √ K/P √√
19 PF dengan stethoscope √ K/P
20 Resusitasi √ √ √ √√
21 Airway management √ √ √
Perawatan vascular
22 Pemasangan infus √ Lebih baik √ K/P K/P
23 Pengambilan darah vena √ Lebih baik √ K/P K/P
24 Punksi arteri √ Lebih baik √ K/P K/P
25 Penyuntikan IM/ IV/ SC √ √
26 Penggantian botol infus √
27 Pelepasan dan penggantian √ √
selang infus
28 Percikan darah/ cairan tubuh √ √ √
29 Membuang sampah infeksius √ √ √

37
G. Fasilitas dan peralatan
Kegiatan Kelompok Unit Kerja
Alat Pelindung Diri
Spesifik Pengguna Terkait
Isolasi Ketat/ - Perawat - Tutup kepala Ruang isolasi
Airborne - Dokter - Sarung tangan ketat/ Airborne
disease - Tenaga POS - Gaun panjang disease
- Pendamping - Masker biasa, N95,
pasien dan Respirator
tenaga - Pelindung wajah
kesehatan - Sepatu pelindung
lain
- Cleaning
service
Kewaspadaan - Perawat - Sarung tangan Seluruh satuan
Transmisi - Dokter - Apron plastic kerja pelayanan
Droplet - Tenaga POS - Masker biasa pasien
- Pendamping
pasien dan
tenaga
kesehatan
lain
- Cleaning
service
Kewaspadaan - Perawat - Sarung tangan Seluruh satuan
Transmisi - Dokter - Apron plastic kerja pelayanan
Kontak - Tenaga POS - Visor/ goggle (bila ada pasien
- Pendamping kemungkinan percikan)
pasien dan - Sepatu pelindung
tenaga
kesehatan
lain
- Cleaning
service
Isolasi Protektif - Perawat - Sarung tangan Ruangan isolasi
- Dokter - Apron plastic/ gaun protektif
- Tenaga POS - Masker biasa
- Pendamping
pasien dan
tenaga
kesehatan
lain
- Cleaning

38
service

Kegiatan Kelompok Unit Kerja


Alat Pelindung Diri
Spesifik Pengguna Terkait
Teknik Aseptik - Perawat - Sarung tangan steril - kamar operasi
- Dokter - Gaun steril - laboratorium
- Analis - Topi bedah - kateterisasi
laboratorium - Masker jantung
- Dokter gigi - Goggle/ visor - instalasi
- Sepatu boots/ sandal farmasi
khusus - semua satuan
- Apron radiologi kerja yang
- Apron tiroid melaksanakan
- Baju khusus tindakan
- Pelindung tiroid aseptik
Pembersihan - perawat - Sarung tangan bersih Semua satuan
dan Desinfeksi - Pembantu non steril/ sarung tangan kerja
Rutin Ruangan perawat/ rumah tangga
Perawatan/ tenaga POS - Masker bedah
Umum - Tenaga - Apron plastik
cleaning
service
- Analis
laboratorium
Pengelolaan - Perawat - Sarung tangan bersih - Satuan kerja
Linen - Logistik non steril/ sarung tangan perawatan
rumah tangga pasien
- Masker bedah - Instalasi
- Apron plastic binatu
- Topi/ visor
- Sepatu boot
Sterilisasi - Karyawan - Sarung tangan Instalasi CSSD
CSSD - Masker bedah
- Baju khusus
- Apron plastic
- Topi/ visor
- Goggle
- Sepatu boot

39
Kegiatan Kelompok Unit Kerja
Alat Pelindung Diri
Spesifik Pengguna Terkait
Penanganan - Seluruh - Sarung tangan Semua satuan
Sampah dan tenaga - Masker bedah kerja
bahan kesehatan - Apron plastic
infeksius - Tenaga (disesuaikan kebutuhan/
cleaning potensi paparan)
service - Visor/ goggle
- Tenaga (disesuaikan potensi
logistik paparan)
- Sepatu boot
Radiodiagnosti - Radiographer - Apron radiologi Instalasi radiologi
k dan terapi - Dokter ahli - Detector radiasi : TLD dan kedokteran
radiologi badge pada waktu nuklir
bertugas dan dinilai oleh
BPFK secara berkala
setiap 3 bulan
- Sarung tangan Pb
- Apron tiroid
- Kacamata Pb
- Masker
- Sarung tangan (K/P)
Pekerjaan Tenaga IPS RS - Sarung tangan kerja/ IPS Medik dan
renovasi/ rumah tangga Non Medik
perbaikian/ - Masker/ respirator
konstruksi/ (sesuai potensi hazard)
mekanikal/ - Visor/ goggle/ kaca mat
elektrikal alas
- Safety shoes
- Helmet
- Ear Muff/ ear plug
Pemadaman Semua petugas - Helmet Semua satuan
Api/ kebakaran kerja

40
H. PEMBUANGAN DAN PEMUSNAHAN APD
Alat Pelindung Diri yang rusak, retak atau tidak dapat berfungsi dengan baik
harus dibuang. Alat Pelindung Diri yang habis masa pakainya (kadaluarsa)
dan mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3), wajib dimusnahkan
sesuai dengan persyaratan tehnis yang berlaku. Pembuangan dan
pemusnahan Alat Pelindung Diri yang mengandung bahan berbahaya dan
beracun (B3) harus dilengkapi dengan berita acara pemusnahan.

41
BAB V
DOKUMENTASI

A. Data pemantauan dan evaluasi penggunaan APD di kumpulkan setiap hari,


dianalisa, dan disajikan setiap bulan
B. Pencatatan dan pelaporan dilakukan oleh Infection Prevention and Control
Nurse (IPCN) dan Infection Prevention and Control Link Nurse (IPCLN) yang
ada di masing-masing unit kerja, selanjutnya diserahkan ke Komite PPIRS
C. Laporan dipresentasikan dalam rapat Komite PPIRS, dibahas untuk dirumuskan
Rencana tindak lanjutnya

Ditetapkan di Padang
Pada tanggal ?
Direktur Utama,

YUSIRWAN

42
REFERENSI

1. Permenkes RI No.27 Tahun 2017 tentang Pedoman Pencegahan dan


Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan

43
AUDIT KEPATUHAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI
SARUNG TANGAN

Hari/Tanggal :
Nama Instalasi / Ruangan / Satuan Kerja :

Sarung Tangan Biasa Sarung Tangan Steril Sarung Tangan Latex Rumah
Tangga
No. Kegiatan

patuh

patuh

patuh
obs

obs

obs
1 2 3 4 5 % 1 2 3 4 5 % 1 2 3 4 5 %

1 Perawatan umum
Tanpa luka
-  Memandikan / bedding
-  Reposisi/ Mobilisasi
Luka terbuka
-  Memandikan / bedding
-  Reposisi/ Mobilisasi
Perawatan perianal
Perawatan mulut
Penggantian balutan luka
-  Luka operasi
-  Luka decubitus
-  Central line
-  Arteri line
-  Cateter intravena
2 Tindakan Khusus
Pasang cateter urine
Ganti bag urine / ostomi
Pembilasan lambung
Pasang NGT
Mengukur suhu oral
Mengukur suhu rectal
Klisma
Memandikan jenazah
Lumbal Punksi/ Terapi Intra Tekal/
3 Spinal Anestesi
Perawatan saluran nafas
Tubbing ventilator
Suction
Mengganti plaster ETT
Perawatan Trakeostomi Tube
Airway management
4 Perawatan Vasculer .
Pemasangan infuse
Pengambilan darah vena
Punksi arteri
Penyuntikan IM / IV / SC
Penggantian botol infus
Pelepasan dan penggantian selang infus
Pasang CVP
5 Pemrosesan alat/Linen/Sampah
Penanganan Tumpahan/Percikan darah
dan cairan tubuh
Membuang sampah infeksius
Penanganan Linen Infeksius
Precleaning /Pencucian/Dekontaminasi
Instrumen
Dekontaminasi permukaan alat/
lingkungan
6 Teknik Isolasi/Kewaspadaan
Berbasis
Isolasi Transmisi
Kontak
Isolasi Droplet
Isolasi Protektif
Isolasi Airborne
Isolasi Ketat (2 lapis)

Keterangan : patuh = 1 tidak patuh = 0 Rata-rata


Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Temuan/hasil survei sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, tanpa rekayasa atau tekanan dari pihak
manapun.
Padang, ___________________
Kepala Ruangan/ IPCLN, IPCN Supervisor/surveyor,

______________________ ___________________
44
AUDIT KEPATUHAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI
MASKER DAN PELINDUNG MATA

Hari/Tanggal :
Nama Instalasi / Ruangan / Satuan Kerja :

Masker Bedah Respirator Partikulat (N95) Google/ Face Shield


No. Kegiatan

patuh

patuh

patuh
obs

obs

obs
1 2 3 4 5 % 1 2 3 4 5 % 1 2 3 4 5 %

1 Perawatan umum
Tanpa luka
-  Memandikan / bedding
-  Reposisi/ Mobilisasi
Luka terbuka
-  Memandikan / bedding
-  Reposisi/ Mobilisasi
Perawatan perianal
Perawatan mulut
Penggantian balutan luka
-  Luka operasi
-  Luka decubitus
-  Central line
-  Arteri line
-  Cateter intravena
2 Tindakan Khusus
Pasang cateter urine
Ganti bag urine / ostomi
Pembilasan lambung
Pasang NGT
Mengukur suhu oral
Mengukur suhu rectal
Klisma
Memandikan jenazah
Lumbal Punksi/ Terapi Intra Tekal/
3 Spinal Anestesi
Perawatan saluran nafas
Tubbing ventilator
Suction
Mengganti plaster ETT
Perawatan Trakeostomi Tube
Airway management
4 Perawatan Vasculer
Pemasangan infuse
Pengambilan darah vena
Punksi arteri
Penyuntikan IM / IV / SC
Penggantian botol infus
Pelepasan dan penggantian selang infus
Pasang CVP
5 Pemrosesan alat/Linen/Sampah
Penanganan Tumpahan/Percikan darah
dan cairan tubuh
Membuang sampah infeksius
Penanganan Linen Infeksius
Precleaning /Pencucian/Dekontaminasi
Instrumen
Dekontaminasi permukaan alat/
lingkungan
6 Teknik Isolasi/Kewaspadaan
Berbasis
Isolasi Transmisi
Kontak
Isolasi Droplet
Isolasi Protektif
Isolasi Airborne
Isolasi Ketat

Keterangan : patuh = 1 tidak patuh = 0


Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Temuan/hasil survei sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, tanpa rekayasa atau tekanan dari pihak
manapun.
Padang, ___________________
Kepala Ruangan/ IPCLN, IPCN Supervisor/surveyor,

______________________ ___________________
45
AUDIT KEPATUHAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI
APRON/GAUN

Hari/Tanggal :
Nama Instalasi / Ruangan / Satuan Kerja :

Apron Kedap Air Gaun Steril Gaun Panjang


No. Kegiatan

patuh

patuh

patuh
obs

obs

obs
1 2 3 4 5 % 1 2 3 4 5 % 1 2 3 4 5 %

1 Perawatan umum
Tanpa luka
-  Memandikan / bedding
-  Reposisi/ Mobilisasi
Luka terbuka
-  Memandikan / bedding
-  Reposisi/ Mobilisasi
Perawatan perianal
Perawatan mulut
Penggantian balutan luka
-  Luka operasi
-  Luka decubitus
-  Central line
-  Arteri line
-  Cateter intravena
2 Tindakan Khusus
Pasang cateter urine
Ganti bag urine / ostomi
Pembilasan lambung
Pasang NGT
Mengukur suhu oral
Mengukur suhu rectal
Klisma
Memandikan jenazah
Lumbal Punksi/ Terapi Intra Tekal/
3 Spinal Anestesi
Perawatan saluran nafas
Tubbing ventilator
Suction
Mengganti plaster ETT
Perawatan Trakeostomi Tube
Airway management
4 Perawatan Vasculer
Pemasangan infuse
Pengambilan darah vena
Punksi arteri
Penyuntikan IM / IV / SC
Penggantian botol infus
Pelepasan dan penggantian selang infus
Pasang CVP
5 Pemrosesan alat/Linen/Sampah
Penanganan Tumpahan/Percikan darah
dan cairan tubuh
Membuang sampah infeksius
Penanganan Linen Infeksius
Precleaning /Pencucian/Dekontaminasi
Instrumen
Dekontaminasi permukaan alat/
lingkungan
6 Teknik Isolasi/Kewaspadaan
Berbasis
Isolasi Transmisi
Kontak
Isolasi Droplet
Isolasi Protektif
Isolasi Airborne
Isolasi Ketat

Keterangan : patuh = 1 tidak patuh = 0


Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Temuan/hasil survei sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, tanpa rekayasa atau tekanan dari pihak
manapun.
Padang, ___________________
Kepala Ruangan/ IPCLN, IPCN Supervisor/surveyor,

______________________ ___________________
46
AUDIT KEPATUHAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI
PELINDUNG KEPALA DAN PELINDUNG KAKI

Hari/Tanggal :
Nama Instalasi / Ruangan / Satuan Kerja :

Pelindung Kepala Sepatu Boot


No. Kegiatan

patuh

patuh

patuh
obs
obs

obs
1 2 3 4 5 % 1 2 3 4 5 % 1 2 3 4 5 %

1 Perawatan umum
Tanpa luka
-  Memandikan / bedding
-  Reposisi/ Mobilisasi
Luka terbuka
-  Memandikan / bedding
-  Reposisi/ Mobilisasi
Perawatan perianal
Perawatan mulut
Penggantian balutan luka
-  Luka operasi
-  Luka decubitus
-  Central line
-  Arteri line
-  Cateter intravena
2 Tindakan Khusus
Pasang cateter urine
Ganti bag urine / ostomi
Pembilasan lambung
Pasang NGT
Mengukur suhu oral
Mengukur suhu rectal
Klisma
Memandikan jenazah
Lumbal Punksi/ Terapi Intra Tekal/
3 Spinal Anestesi
Perawatan saluran nafas
Tubbing ventilator
Suction
Mengganti plaster ETT
Perawatan Trakeostomi Tube
Airway management
4 Perawatan Vasculer
Pemasangan infuse
Pengambilan darah vena
Punksi arteri
Penyuntikan IM / IV / SC
Penggantian botol infus
Pelepasan dan penggantian selang infus
Pasang CVP
5 Pemrosesan alat/Linen/Sampah
Penanganan Tumpahan/Percikan darah
dan cairan tubuh
Membuang sampah infeksius
Penanganan Linen Infeksius
Precleaning /Pencucian/Dekontaminasi
Instrumen
Dekontaminasi permukaan alat/
lingkungan
6 Teknik Isolasi/Kewaspadaan
Berbasis
Isolasi Transmisi
Kontak
Isolasi Droplet
Isolasi Protektif
Isolasi Airborne
Isolasi Ketat

Keterangan : patuh = 1 tidak patuh = 0


Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Temuan/hasil survei sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, tanpa rekayasa atau tekanan dari pihak
manapun.
Padang, ___________________
Kepala Ruangan/ IPCLN, IPCN Supervisor/surveyor,

______________________ ___________________
47

Anda mungkin juga menyukai