Etika biasanya berkaitan erat dengan perkataan moral yang merupakan adat kebiasaan
atau cara hidup seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan), dan
menghindari hal-hal tindakan yang buruk.
Etika dan moral lebih kurang sama pengertiannya, tetapi dalam kegiatan sehari-hari
terdapat perbedaan, yaitu moral atau moralitas untuk penilaian perbuatan yang dilakukan,
sedangkan etika adalah pengkajian sistem nilai-nilai yang berlaku.
Setiap komunitas atau organisasi memiliki sistem nilai masing-masing, baik dari unit
komunitas yang paling kecil yaitu keluarga, komunitas dunia pendidikan/persekolahan, dan
komunitas yang lebih luas lagi yaitu, masyarakat dan organisasi-organisasi dalam kampus.
Para anggota komunitas itu dituntut untuk dapat memahami dan menjalani sistem nilai yang
berlaku. Begitupun di lingkungan kampus, setiap civitas akademika diharapkan ikut
membangun sistem nilai di lingkungan kampus, baik dosen, karyawan dan mahasiswa.
Antara etika dengan mahasiswa memiliki hubungan yang sangat erat. Etika sangat
berperan penting terhadap diri mahasiswa maupun orang lain, dengan memahami peranan
etika mahasiswa dapat bertindak sewajarnya dalam melakukan aktivitasnya sebagai
mahasiswa misalnya di saat mahasiswa berdemonstrasi menuntut keadilan etika menjadi
sebuah alat kontrol yang dapat menahan mahasiswa agar tidak bertindak anarkis. Dengan
etika mahasiswa dapat berperilaku sopan dan santun terhadap siapa pun dan apapun itu.
Sebagai seorang mahasiswa yang beretika, mahasiswa harus memahami kebebasan dan
tanggung jawab, karena banyak mahasiswa yang apabila sedang berdemonstrasi memaknai
kebebasan dengan kebebasan yang tidak bertangung jawab.
Di bawah ini beberapa etika di kampus dan organisasi yang perlu diinternalisasi
dalam diri mahasiswa :
1. Menaati peraturan yang ditetapkan oleh kampus, Fakultas dan Para Dosen yang mendidik
serta organisasi-organisasi masyarakat dalam kampus.
2. Menganggap teman sesama mahasiswa sebagai teman sejawat yang harus saling
membantu dan menganggapnya sebagai pesaing secara sehat dalam berkompetisi meraih
prestasi akademis.
3. Menjunjung tinggi kejujuran ilmiah dengan menaati kaidah dalam kampus atau organisasi
dalam tindakan-tindakan yang tercela.
4. Berperilaku sopan dan santun dalam bergaul di lingkungan kampus dan di masyarakat
umum sebagai manifestasi dari kedewasaan dalam berfikir danbertindak.
5. Berfikir kritis, rasional dan ilmiah dalam menerima ilmu pengetahuan baru, bisa
mempertimbangkan mana yang benar dan mana yang salah dengan menguji setiap
masukan dengan cara mengkonfirmasikan ke sumbernya.
6. Mempunyai prinsip yang jelas dalam berpendirian di dasari dengan kerendahan hati tanpa
harus tampak sombong atau angkuh.
Totalitas, Loyalitas, dan Berintegritas Dalam Beroganisasi
Totalitas
Totalitas dapat diartikan pula sebagai suatu upaya dalam melakukan atau mengerjakan
berbagai hal dengan optimal, baik dalam berpikir, bertindak, berbicara, dan bekerja sama
dengan orang lain. Dalam organisasi, penting sekali untuk memiliki sikap totalitas karena
akan berpengaruh terhadap sikap kerja. Apabila orang tersebut total dalam melakukan suatu
program kerja yang telah dibuat organisasi, ia akan mengerjakan dengan sungguh-sungguh
sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Sungguh-sungguh dan optimal dalam bekerja
pastilah akan membuahkan suatu hasil yang optimal dan sukses pula.
Loyalitas
Selalu ada kesetiaan dalam loyalitas. Ya. Tanpa loyalitas, apa yang kita lakukan
hanya akan menjadi rutinitas semata. Loyalitas tumbuh agar kita selalu aware dan
menghargai apa yang dimiliki. Tanpa adanya loyalitas, kerja akan asal-asalan dan
menumbuhkan egosentris karena kita merasa tidak memiliki. Loyalitas yang dimaksud adalah
kita harus mampu menjaga nama baik organisasi, baik di dalam maupun di luar organisasi.
Jangan sampai kita meminum air sumur yang kita ludahi. Seperti: Menjelek-jelekkan
organisasi atau pimpinan kita.
Dalam organisasi loyalitas adalah sikap setia dan kepatuhan terhadap seseorang atau
perkumpulan. Sikap setia ini tumbuh dari kecintaan dan kesenangannya pada orang atau
organisasi yang diikuti. Orang-orang yang loyal akan mengabdi pada organisasi dengan tulus
ikhlas karena kesetiaan itu berasal dari hati masing-masing. Apabila suatu pekerjaan
dilakukan dengan tulus ikhlas dan dari hati, pastilah akan membuahkan hasil yang baik dan
membanggakan.
Integritas
Saat kita mampu mensejajarkan antara perkataan dan perbuatan, sesungguhnya kita
layak memiliki integritas. Ingat, membangun nama baik butuh waktu yang tidak singkat, tapi
menghancurkannya kita hanya butuh hitungan detik. Reputasi akan terbangun seiring
berjalannya waktu saat kita sudah saling mengenal satu sama lain. Dengan integritas kita bisa
membuat rasa aman dan memberikan rasa aman serta nyaman pada pihak-pihak yang bekerja
sama dengan kita dalam organisasi.
Pengembangan Karakter
Pengembangan karakter adalah suatu usaha manusia secara sadar dan terencana untuk
mendidik dan memberdayakan potensi peserta didik guna membangun karakter pribadinya
sehingga dapat menjadi individu yang bermanfaat bagi diri sendiri dan lingkungannya.
1. Untuk mengembangkan potensi dasar dalam diri manusia sehingga menjadi individu yang
berpikiran baik, berhati baik, dan berperilaku baik.
3. Untuk membangun dan meningkatkan peradaban bangsa yang kompetitif dalam hubungan
internasional.
Pada dasarnya tujuan utama pengembangan karakter adalah untuk membangun mahasiswa
yang tangguh, berakhlak mulia, bermoral, bertoleransi, dan bergotong-royong.
Untuk mencapai tujuan tersebut maka di dalam diri mahasiswa harus ditanamkan nilai-nilai
pembentuk karakter yang bersumber dari Agama, Pancasila, dan Budaya. Berikut adalah
nilai-nilai pembentuk karakter tersebut:
1. Kejujuran
2. Sikap toleransi
3. Disiplin
4. Kerja keras
5. Kreatif
6. Kemandirian
7. Sikap demokratis
8. Rasa ingin tahu
9. Semangat kebangsaan
10. Cinta tanah air
Tanggung jawab adalah suatu bentuk kesanggupan seseorang atau individu untuk
menanggung segala risiko atas keputusan yang telah dibuat. Setiap tindakan atau perbuatan
memiliki risiko yang harus dipertanggungjawabkan sehingga setiap orang harus berpikir
dengan jernih sebelum mengambil keputusan.
Tanggung jawab adalah salah satu bentuk sikap manusia terhadap tindakan atau
keputusan yang telah dibuat. Tanggung jawab dapat dimaknai sebagai bentuk kesanggupan
seseorang untuk menanggung risiko dari segala perbuatannya.
Tanggung jawab juga dapat diartikan sebagai sebuah sikap seseorang untuk
melaksanakan tugas dan kewajibannya yang seharusnya dilakukan terhadap diri sendiri,
masyarakat, dan lingkungan.
Sikap dan rasa tanggung jawab ini dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
dalam bermasyarakat dan juga lingkup keluarga. Dalam lingkup keluarga, sikap tanggung
jawab dapat dipupuk sejak usia dini agar dalam perkembangannya sang anak dapat
memahami arti dari tanggung jawab tersebut.
Ciri-ciri mahasiswa yang bertanggung jawab :
Tanggung jawab tersebut juga merupakan suatu tanggung jawab yang wajib dipenuhi
oleh seseorang untuk keluarganya. Tanggung jawab itu tidak hanya sekedar sebagai tulang
punggung, akan tetapi juga dapat seperti tanggung jawab sebagai seorang anak guna
menuntaskannya pendidikan dan bisa membanggakannya orang tua.
Contoh tanggung jawab sebagai mahasiswa di sosial masyarakat antara lain sebagai berikut :
1. Menyelesaikan Studi
2. Mengikuti Kegiatan Perkuliahan
3. Menjaga Nama Baik Kampus
4. Memelihara Sarana dan Prasarana Kampus
5. Menghormati Hak Orang Lain
6. Tetap Menyeimbangkan Kegiatan Organisasi dan Kuliah
Bagaimana menghadapi perkembangan zaman
Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada dunia pendidikan pada era
globalisasi seperti sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas
tinggi. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan prasyarat mutlak untuk
mencapai tujuan pembangunan. Salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas sumber daya
manusia tersebut adalah pendidikan.
Pada kehidupan dimasa ini, terjadai perubahan global dan perkembangan ditengah
kehidupan manusia. Perubahan yang terjadi meliputi perubahan globalisasi yang serba cepat
dan mudah, sehingga hal itu tidak bisa dihindari. Dengan perubahan yang sangat cepat ini
muncullah berbagai gaya hidup modern yang serba instan. Salah satunya gaya hidup
konsumerisme di kalangan mahasiswa teologi. Perilaku gaya hidup ini sudah menular
dikalnagn mahasiswa teologi, dan tidak bisa dipungkiri mereka mudah terjerumus
kedalamnya. Gaya hidup seperti ini ialah gaya hidup yang tujuannya hanya untuk
kesenangan, pemakaian barang-barang secara berlebihan, hidup dalam kemegahan, dan
hidupnya hanya ingin bahagia.
Perubahan adalah hal yang mutlak. Adanya perubahan ini bisa memberikan banyak
reaksi yang berbeda bagi tiap orang, termasuk Anda. Hakikat dari perubahan
adalah kehidupan yang dinamis, yang mewarnai kehidupan manusia.