Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Diajukan Oleh :
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
A. Kesimpulan..................................................................................................9
B. Kritik dan Saran...........................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................10
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Agama merupakan suatu hal yang mesti di ketahui apa makna yang
terkandung di dalamnya sebab agama menduduki suatu kodrat kejiwaan yang
berupa keyakinan. Dengan begitu, kuat atau rapuhnya suatu agama bergantung
kepada sejauh mana keyakinan itu tertanam dalam jiwa seseorang. 1
Dengan
mengetahui makna yang terkandung di dalam agama, maka seseorang yang
beragama akan dapat merasakan kelembutan dan ketenangan yang dapat di ambil
dari ajaran agama tersebut. Agama dalam pandangan islam, yaitu suatu ketentuan
ketuhanan yang di jadikan panutan oleh pemeluknya dan dapat mengantarkan
pemeluknya pada kebahagiaan dunia akhirat. Kebahagiaan tersebut merupakan
sebuah titik dimana seluruh umat manusia mendambakannya.
Selain dari pada itu, agama memberikan isyarat kepada manusia bahwa
ada Zat yang lebih unggul, Zat Yang Maha Segala-galanya. Dengan begitu
manusia perlu bersandar kepada Nya melalui medium beragama. Dengan kata lain
perlu bersandar serta bertawakal kepada Nya melalui agama karena agama
menjadi wadah untuk mengadu dan berkomunikasi terhadap Tuhan. Kepasrahan
kepada Tuhan didasarkan pada suatu ajaran bahwa manusia hanya bisa berusaha,
1
Joesef Sou’yb, Agama-agama Besar di Dunia, (Jakarta: Pustaka al-Husna, 1983), hal
16.
1
Tuhan yang menentukan. Maka dari itu pemakalah ingin membahas hal yang
berkaitan dorongan untuk melakukan suatu ibadah agar seorang dapat yakin
dalam melakukan suatu peribadatan.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan motivasi keberagamaan?
2. Apakah faktor yang mempengaruhi motivasi beragama?
3. Apakah fungsi dari motivasi beragama?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan motivasi keberagamaan
2. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi motivasi beragama
3. Untuk mengetahui fungsi dari motivasi beragama
2
BAB II
PEMBAHASAN
Agama disebut sebagai suatu ajaran yang diturunkan oleh Tuhan untuk
petunjuk bagi umat dalam menjalani kehidupan. 2 Ada juga yang menyebutkan
bahwa agama sebagai suatu ciri kehidupan sosial manusia yang universal dalam
arti bahwa semua masyarakat mempunyai cara-cara berpikir dan pola-pola
perilaku yang memenuhi untuk disebut agama yang terdiri dari simbol,
kepercayaan dan nilai-nilai spesifik yang dituangkan dalam komponen ritual.3
2
Bustanuddin Agus, Agama dalam Kehidupan Manusia: Pengantar Antropologi Agama,
(Jakarta: Raja Grapindo Persada, 2006), hal 33.
3
Ishomuddin, Pengantar Sosiologi Agama, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002), hal 29.
4
Faisal Ismail, Paradigma Kebudayaan Islam: Studi Kritis Refleksi Historis,
(Yogyakarta: Titian Ilahi Press, 1997), hal 28
5
Fuad Nashori dan Rachmy Diana Mucharam, Mengembangkan Kreativitas dalam
Perspektif Psikologi Islam, (Yogyakarta: Menara Kudus, 2002), hal 71
3
B. Motivasi Beragama
Motivasi berasal dari bahasa latin yang diartikan sebagai arusgerak atau
dorongan untuk bergerak. Memberikan motivasi akan melepaskan energi sehingga
yang dimotivasi mampu tergerak.6 Motivasi juga disebutkan sebagai kekuatan
yang dapat menggerakkan, serta menstimulasi seseorang untuk dapat menjalankan
aktivitasnya dalam upaya mencapai suatu tujuan tertentu. Selain itu motivasi juga
merupakan suatu keputusan yang telah ditetapkan seseorang sebagai suatu
kebutuhan nyata yang ingin dicapai. Untuk mengetahui motivasi dalam diri
ditandai dengan timbulnya feeling dan awalnya melalui presepsi terhadap adanya
maksud atau tujuan. Umumnya motivasi berasal dari luar atau disebut juga
sebagai motivator dan ada juga berasal dari dalam diri sendiri.
6
Purwa Atmaja Prawira, Psikologi dalam Prespektif Baru, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media,
2014), hal 23.
7
Bdariah, Belajar Berketuhanan, (Semarang: Temprina Media Grafika, 2011), hal 42.
4
spiritualitas agama yang dipercaya sebagai salah satu solusi yang dapat mengatasi
persoalan-persoalan yang menghinggapinya.8
8
Khairunnas Rajab, Psikologis Agama, (Yogyakarta: Aswaja Pressindo,2012), hal 36
9
Khairunnas Rajab, Psikologis Agama, (Yogyakarta: Aswaja Pressindo,2012), hal 37
5
C. Ciri-Ciri Motivasi Keberagamaan
1. Motivasi Intrinsik
Motivasi yang berasal dari dalam diri seseorang. Motivasi ini menekankan
pada faktor dari dalam diri, sehingga yang menjadi dorongan utnuk mencapai
suatu tujuan ketenangan batin tidak perlu dari luar, karena ada pada dukungan
dalam diri seseorang untuk melakukan sesuatu.
2. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi yang timbul karena disebabkan dorongan dari luar dirinya,10
seperti pada lingkungan kerabat yang selalu beribadah tepat pada waktunya yang
memberikan stimulus kepada anaknya untuk dapat beribadah tepat pada
waktunya.
2. Faktor Eksternal
10
Hamalik, Proses Belajar & Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2012), hal
52.
11
Nurul Khsrimah, Syatria Adymas Pranajaya, “Hubungan Motivasi Beragama dengan
Kematangan Beragama Mahasiswa Ma’had Al-Jami’ah Institut Agama Islam Negeri (Iain)
Samarinda, Taujihad: Jurnal Bimbingan Konseling Islam, Vol 1, No 2, (2020), hal 154
6
Faktor ini timbul karena pengaruh dari luar diri seseorang. Pertama faktor
lingkungan keluarga, yang dinilai paling penting dalam meletakkan dasar
perkembangan jiwa dalam beragama. Kedua, faktor lingkungan Pendidikan.
Seperti sekolah atau kampus sebagai tempat menuntut ilmu yang dapat
memberikan pengaruh dalam membantu perkembangan kepribadian seseorang
dalam keberagamaan. Ketiga, faktor lingkungan masyarakat yang umumnya dapat
memberikan pengaruh dari segi pergaulan dalam beragama.12
2. Motivasi Tinggi
Motivasi ini merupakan sebauh dorongan untuk melakukan suatu ibadah
semata-mata karena Allah Swt. bentuk motivasi beragama ini ada pada orang
yang memiliki semangat membara untuk mengejar akhirat. Motivasi ini mesti
dimiliki oleh umat muslim. Seseorang yang bersungguh-sungguh untuk mengejar
akhirat, maka secara tidak langsung dunia juga mengikutinya.
F. Analisa Penulis
12
Nurul Khsrimah, Syatria Adymas Pranajaya, “Hubungan Motivasi Beragama dengan
Kematangan Beragama Mahasiswa Ma’had Al-Jami’ah Institut Agama Islam Negeri (Iain)
Samarinda, Taujihad: Jurnal Bimbingan Konseling Islam, Vol 1, No 2, (2020), hal 156
7
keyakinan kepada Allah, Malaikat, Rasul, dan seterusnya. Ibadah menyangkut
pelaksanaan hubungan antara manusia dengan Allah. Amal menyangkut
pelaksanaan hubungan manusia dengan sesama makhluk. Akhlak merujuk pada
spontanitas tanggapan atau perilaku sesorang yang hadir padanya. Sementara
Ihsan merujuk pada situasi dimana seseorang merasa sangat dekat dengan Allah
swt. Ihsan merupakan bagian dari akhlak. Bila akhlak positif seseorang mencapai
tingkat yang optimal, maka seseorang dapat memperoleh berbagai pengalaman
dan penghayatan keagamaan, itulah ihsan dan merupakan suatu akhlak tinggi.
Selain itu hal penting yang mesti diketahui dalam keagamaan Islam yakni
pengetahuan keagamaan seseorang.
Islam merupakan sikap tunduk atau berserah diri atau ketulusan diri
kepada Allah swt. dengan melaksanakan perintahnya dan menjauhi segala
laranganya untuk mencapai keselamatan hidup didunia dan diakhirat nanti.
Kemudian ada Ihsan. Ihsan menjadi salah satu rukun akan adanya tuhan didalam
hidup melalui penghayatan diri ketika menjalankan suatu peribadatan. Ihsan
terbagi menjadi empat bagian, yakni ihsan kepada Allah swt, ihsan kepada sesama
makhluk, ihsan kepada sesama manusia, serta ihsan terhadap diri sendiri. Iman,
Islam, dan Ihsan menjadi poin dasar seseorang dalam beribadah kepada Sang
Pencipta, Allah swt.
8
bermasyarakat, sebab agama berfungsi sebagai motif intrinsik (dalam diri) yang
berguna, seperti untuk terapi mental dan agama juga berfungsi sebagai motif
ekstrinsik (luar diri) dalam rangka menangkis bahaya negatif arus era global.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
fungsi dari motivasi beragama itu sendiri sebagai penggerak dalam diri
seseorang yang memiliki suatu tujuan, dan membuat dirinya menjadi lebih fokus
terhadap tujuan yang ingin dicapai sesuai dengan keyakinan keagamaanya.
Umumnya untuk melakukan suatu ibadah, seseorang mestinya mempunyai tujuan
salah satunya untuk kebahagiaan dunia dan akhirat. Tujuan tersebut sebagai
provokasi munculnya tingkah laku atau suatu kegiatan dalam beribadah. Tanpa
adanya motivasi tidak akan timbul suatu kegiatan peribadatan. Selain itu, motivasi
beragama juga berfungsi sebagai penuntun seseorang. Maksudnya memusatkan
kegiatan kepada pencapaian arah tujuan yang diinginkan dalam konteks
keberagamaan.
10
DAFTAR PUSTAKA
Hamalik, Proses Belajar & Mengajar, Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2012.
11