KEPERAWATAN JIWA
I. KONSEP DASAR
A. Definisi
Harga diri rendah situasional adalah keadaan dimana individu yang sebelumnya
memiliki harga diri positif kemudian mengalami perasaan negatif mengenai diri dalam
berespons terhadap suatu kejadian seperti kehilangan dan perubahan
Harga diri rendah situasional adalah perasaan diri/ evaluasi diri negatif yang
berkembang sebagai respon terhadap hilangnya atau berubahnya perawatan diri seseorang
yang sebelumnya mempunyai evaluasi diri positif dan bila tidak dapat diatasi dapat
menyebabkan harga diri rendah kronis
Harga diri rendah situasional terjadi bila seseorang mengalami trauma yang terjadi
secara tiba-tiba misalnya harus dioperasi, kecelakaan, cerai, putus sekolah, putus hubungan
kerja, perasaan malu karena sesuatu terjadi, misalnya korban pemerkosaan, dituduh KKN,
dipenjara secara tiba-tiba
B. Faktor Predisposisi
1. Faktor yang mempengaruhi harga diri meliputi penolakan orang tua, harapan orang tua
yang tidak realistik, kegagalan yang berulang kali, kurang mempunyai tanggung jawab
personal, ketergantungan pada orang lain, dan ideal diri yang tidak realistik.
2. Faktor yang mempengaruhi penampilan peran adalah stereotipik peran seks, tuntutan
peran kerja, dan harapan peran kultural.
3. Faktor yang mempengaruhi identitas personal meliputi ketidak percayaan orang tua,
tekanan dari kelompok sebaya, dan perubahan dalam struktur sosial.
C. Faktor Presipitasi
1. Trauma, seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau menyaksikan kejadian yang
mengancam kehidupan.
2. Ketegangan peran berhubungan peran atau posisi yang diharapkan di mana individu
mengalaminya sebagai frustasi. Ada tiga jenis transisi peran, yaitu transisi peran
perkembangan, transisi peran situasi, dan transisi peran sehat-sakit.
2) Afektif
- Gelisah. Perasaan tidak mampu
- Pandangan hidup yang pesimis
- Penolakan terhadap kemampuan diri
- Bimbang
- Rasa malu
3) Fisiologis
- Kurang memperhatikan perawatan diri
- berpakaian tidak rapih
- selera makan kurang,.
4) Perilaku
- Mengkritik diri sendiri
- Pesimis
- Mengekspresikan tidak berdaya dan tidak berguna
5) Sosial
- Hipersensitif terhadap kritik
- tidak berani menatap lawan bicara
- lebih banyak menunduk
- bicara lambat dengan nada suara lemah
- Menghindari orang lain
E. Sumber Koping
- Personal ability meliputi, kemampuan untuk mencari informasi terkait masalah,
kemampuan mengungkapkan/konfrontasi perasaan marah, tidak semangat untuk
menyelesaikan masalah, kemampuan mempertahankan hubungan iterpersonal,
mempunyai pengetahuan dalam pemecahan masalah secacra asertif, ntelegensi kurang
dalam menghadapi stresor, identitas ego tidak adekuat
- Sosial support meliputi, dukungan dari keluarga dan masyarakat, keterlibatan atau
perkumpulan di masyarakat dan pertentangan nilai budaya.
- Material assets meliputi, penghasilan yang layak, tidak ada benda atau barang yang biasa
dijadikan asset, tidak mempunyai tabungan untuk menngantisipasi hidup, tidak mampu
menjangkau pelayanan kesehatan.
- Possitive belief meliputi, distress spiritua, adanya motivasi, penilaian terhadap pelayanan
Kesehatan
F. Mekanisme Koping
1) Konstruktif
Perilaku koping bersifat positif dalam menghadapi stressor secara sehat dalam
menyelesaikan masalah seperti beribadah, menerima masukan dan mencari bantuan, dapat
mengontrol diri dengan baik, memilih koping yang baik, menerima dukungan.
2) Destruktif
Perilaku koping bersifat negatif dalam menghadapi stressor tanpa adanya penyelesaian
masalah seperti marah-marah, mudah tersinggung, menyerang, memukul, merusak,
depresi, merokok, mengonsumsi minuman beralkohol, mengonsumsi obat-obatan
terlarang, melakukan hal berlebihan, menangis hingga menyakiti diri sendiri
G. Patofisiologi
DISPEPSIA
Mual
Nyeri
Muntah
Nyeri akut
hipovolemia
H. Tindakan Keperawatan
1) Untuk Pasien
- Beri pujian yang realistik/nyata dan hindarkan setiap kali bertemu dengan pasien
tentang penilaian negatif
- Bantu pasien menerapkan kegiatan mana yang dapat pasien lakukan secara
mandiri , mana yang memerlukan bantuan minimal dari keluarga dan kegiatan
apa saja yang perlu bantuan penuh dari keluarga dan lingkungan. Susun
kegiatan bersama pasien dan buat daftar kegiatan sehari-hari
- Berikan dukungan dan pujian pada klien dengan latihan yang dilakukan
2) Untuk Keluarga
- Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien
- Jelaskan kepada keluarga tentang harga diri rendah yang ada pada pasien
- Diskusi dengan keluarga kemampuan yang dimiliki pasien dan memuji pasien atas
kemampuannyaj
- Elaskan cara-cara merawat pasien dengan harga diri rendah
- Demontrasikan cara merawat pasien dengan harga diri rendah
- Beri kesempatan kepada keluarga untuk mempraktekkan cara merawat pasien
denganharga diri rendah seperti yang telah perawat dem"nstrasikan sebelumnya
- Bantu keluarga menyusun ren&ana kegiatan pasien di rumah
II. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas Identitas terdiri dari nama klien, TTL klien, umur klien, jenis kelamin, alamat,
agama, suku/bangsa, pekerjaan, pendidikan terakhir dan nama penanggung jawab klien
b. Keluhan utama atau alasan masuk
c. Vital Sign meliputi TD, RR, suhu, nadi, BB dan TB 4) Faktor Predisposisi Faktor
kehilangan, kegagalan, dan berduka
d. Faktor Presipitasi Faktor gangguan psikologis, gangguan sosial, gangguan emosional dan
gangguan biologis
e. Psikososial
- Genogram : minimal berisi 3 generasi
- Konsep diri
- Hubungan sosial
- Spritual
f. Status mental Meliputi penampilan, pembicaraan, aktivitas motoric
g. Masalah psikososial dan lingkungan
h. Sumber daya Hal-hal yang berkaitan dengan pengetahuan tentang penyakit jiwa,
pengetahuan tentang faktor presipitasi, koping, sistem pendukung, penyakit yang dialami,
dan obat atau cara mengatasinya
i. Aspek medik
2. Diagnosa Keperawatan
Evaluasi atau perasaan negatif terhadap diri sendiri atau kemampuan klien sebagai respon
terhadap situasi saat ini.
Penyebab
1. Perubahan pada citra tubuh
2. Perubahan peran sosial
3. Ketidakadekuatan pemahaman
4. Perilaku tidak konsisten dengan nilai
5. Kegagalan hidup berulang
6. Riwayat kehilangan
7. Riwayat penolakan
8. Transisi perkembangan
Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif
1. Menilai diri negatif (mis. tidak berguna, tidak tertolong)
2. Merasa malu/bersalah
3. Melebih-lebihkan penilaian negatif tentang diri sendiri
4. Melebih-lebihkan penilaian positif tentang diri sendiri
Objektif
1. Berbicara pelan dan lirih
2. Menolak berinteraksi dengan orang lain
3. Berjalan menunduk
4. Postur tubuh menunduk
Gejala dan Tanda Minor
Subjektif
1. Sulit berkonsentrasi
Objektif
1. Kontak mata kurang
2. Lesu dan tidak bergairah
3. Pasif
4. Tidak mampu membuat keputusan
Kondisi Klinis Terkait
1. Cedera traumatis
2. Pembedahan
3. Kehamilan
4. Kondisi baru terdiagnosis (mis.diabetes melitus)
5. Stroke
6. Penyalahgunaan zat
7. Demensia
8. Pengalaman tidak menyenangkan
3. Rencana Keperawatan
Tujuan dan kriteria hasil :
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3 x 24 jam, maka harga diri
meningkat, dengan kriteria hasil: Penilaian diri positif meningkat
- Perasaan memiliki kelebihan atau kemampuan positif meningkat
- Penerimaan penilaian positif terhadap diri sendiri meningkat
- Minat mencoba hal baru meningkat
- Berjalan menampakkan wajah meningkat
- Postur tubuh menampakkan wajah meningkat
- Perasaan malu menurun
- Perasaan bersalah menurun
- Perasaan tidak mampu melakukan apapun menurun
- Meremehkan kemampuan mengatasi masalah menurun
Promosi Harga Diri (I.09308)
Promosi harga diri adalah intervensi yang dilakukan oleh perawat untuk
meningkatkan penilaian perasaan/persepsi terhadap diri sendiri atau kemampuan diri.
Observasi
Identifikasi budaya, agama, ras, jenis kelamin, dan usia terhadap harga diri
Monitor verbalisasi yang merendahkan diri sendiri
Monitor tingkat harga diri setiap waktu, sesuai kebutuhan
Terapeutik
Motivasi terlibat dalam verbalisasi positif untuk diri sendiri
Motivasi menerima tantangan atau hal baru
Diskusikan pernyataan tentang harga diri
Diskusikan kepercayaan terhadap penilaian diri
Diskusikan pengalaman yang meningkatkan harga diri
Diskusikan persepsi negatif diri
Diskusikan alasan mengkritik diri atau rasa bersalah
Diskusikan penetapan tujuan realistis untuk mencapai harga diri yang lebih tinggi
Diskusikan Bersama keluarga untuk menetapkan harapan dan Batasan yang jelas
Berikan umpan balik positif atas peningkatan mencapai tujuan
Fasilitasi lingkungan dan aktivitas yang meningkatkan diri
Edukasi
Jelaskan kepada keluarga pentingnya dukungan dalam perkembangan konsep positif
diri pasien
Anjurkan mengidentifikasi kekuatan yang dimiliki
Anjurkan mempertahankan kontak mata saat berkomunikasi dengan orang lain
Anjurkan membuka diri terhadap kritik negatif
Anjurkan mengevaluasi perilaku
Ajarkan cara mengatasi bullying
Latih peningkatan tanggung jawab untuk diri sendiri
Latih pernyataan/kemampuan positif diri
Latih cara berfikir dan berperilaku positif
Latih meningkatkan kepercayaan pada kemampuan dalam menangani situasi