Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PERAN PENYULUH PERTANIAN MEMFASILITASI DISKUSI DALAM


KELOMPOK TANI

Disusun oleh:

Muh Gani Akbar (211330008)

Dosen Pembimbing:

ADI RIYANTO S

FAKULTAS KOMPUTER,TEKNIK,PERTANIAN DAN KELAUTAN


PRODI PENYULUH PERTANIAN
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Kegiatan penyuluhan dalam pembangunan pertanian berperan sebagai


jembatan yang menghubungkan antara praktek yang dijalankan oleh petani
dengan pengetahuan dan teknologi petani yang selalu berkembang menjadi
kebutuhan para petani tersebut (Kartasapoetra,1994). Agar petani dapat
melakukan praktek-praktek yang mendukung usaha tani maka petani
membutuhkan informasi inovasi dibidang pertanian. Informasi tersebut dapat
diperoleh petani antara lain dari PPL (Penyuluh Pertanian Lapang) melalui
penyelenggaraan kegiatan penyuluhan pertanian.
Penyuluhan dapat menjadi sarana kebijaksanaaan yang efektif untuk
mendorong pembangunan pertanian dalam situasi petani tidak mampu
mencapai tujuannya karena keterbatasan pengetahuan dan wawasan. Sebagai
sarana kebijakan penyuluhan, hanya jika sejalan dengan kepentingan
pemerintah atau organisasi yang mendanai jasa penyuluhan guna mencapai
tujuan petani tersebut. Lebih dari 500.000 agen penyuluhan pertanian di dunia
harus memainkan peranan yang sangat penting dalam meningkatkan
kompetensi petani. Mereka juga diharapkan memainkan peranan baru, seperti
memperkenalkan pertanian yang berkelanjutan yang menuntut ketrampilan-
ketrampilan baru (Van Den Ban,1999).
Sudah sejak lama Pemerintah Indonesia berusaha meningkatkan taraf
hidup masyarakat petani yang merupakan porsi terbesar dari struktur
masyarakat Indonesia. Berbagai bentuk program telah diterapkan untuk
membantu petani agar mampu memiliki posisi tawar yang lebih tinggi dalam
perekonomian di Indonesia. Berbagai skim bantuan juga telah dilaksanakan
mulai dari subsidi Sarana Produksi, Bantuan Modal Langsung, Kredit Usaha
Tani, dan lain sebagainya yang jumlahnya sangat beragam. Namun hasilnya
petani Indonesia masih berpendapatan rendah, masih tergantung terhadap
berbagai bantuan, dan masih selalu berfikir belum mampu bergerak sendiri
dalam melaksanakan usaha taninya. Begitu pula dengan program

B. Rumusan masalah

Dalam pembasahan kami merujuk masalah masalah sebagai berikut

1. Apa peran penyuluh dalam memfasilitasi kelompok tani


2. Apa peran petani dalam pengembangan kelompok tani
3. Bagaimana penyuluh memfasilitasi kelompok tani
4. Bagimana pengembangan penyuluh dan memfasilitasi diskusi dalam kelompok tani
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PENYULIH

Pengertian penyuluhan menurut Suhardiyono (2000) merupakan


pendidikan nonformal bagsi petani beserta keluarganya dimana kegiatan dalam
ahli pengetahuan daan keterampilan dari penyuluh lapangan kepada petani dan
keluarganya berlangsung melalui proses belajar mengajar. Beberapa ahli
penyuluhan menyatakan bahwa sasaran penyuluhan yang utama adalah
penyebaran informasi yang bermanfaat dan praktis bagi masyarakat petani di
pedesaan dan kehidupan pertanian, melalui pelaksanaan penelitian ilmiah dan
percobaan di lapang yang diperlukan untuk menyempurnakan pelaksanaan suatu
jenis kegiatan serta pertukaran informasi dan pengalaman diantara petani untuk
meningkatkan kesejahteraan mereka.
Penyuluh pertanian didefinisikan sebagai pendidikan nonformal yang
ditujukan kepada petani dan keluarganya dengan tujuan jangka pendek untuk
mengubah perilaku termasuk sikap, keterampilan, dan pengetahuan kearah yang
lebih baik, serta tujuan jangka panjang untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat Indonesia (Entang, 2001).
Menurut Van & Hawkins (2005), penyuluhan merupakan keterlibatan
seseorang untuk melakukan komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan
membantu sesamanya memberikan pendapat sehingga bisa membuat keputusan
yang benar. Pendidikan penyuluhan adalah ilmu yang berorientasi keputusan
tetapi juga berlaku pada ilmu sosial berorientasi pada kesimpulan

B. Peran penyuluh pertanian

Peranan Penyuluh Pertanian


Suhardiyono (2000) menyatakan bahwa penyuluhan merupakan proses
interaksi antara 3 komponen pokok, yaitu adanya program/ proyek, penyuluh
lapangan dan petani, adapun proses penyuluhan sebagai berikut :

1. Proses pertama, dikenal adanya kesenjangan pengetahuan dan keterampilan


yang diperlukan untuk meningkatkan produktivitas usahatani antara petani
dan proyek/ program pembangunan pertanian.
2. Proses kedua, proyek/ program mengumpulkan informasi dari lembaga
penelitian untuk paket-paket bantuan kepada petani dalam rangka
meningkatkan usahatani mereka.
3. Proses ketiga, merupakan proses penyampaian paket teknologi yang telah
dirumuskan kepada penyuluh-penyuluh lapangan melalui latihan maupun
kursus, sehingga para penyuluh akan memiliki pengetahuan dan keterampilan
yang memadai untuk melaksanakan alih dan pengetahuan.
4. Proses keempat, adalah proses penyampaian paket teknologi dari penyuluh
lapangan kepada petani melalui kelompok-kelompok tani.
5. Proses kelima, yaitu proses umpan balik tentang hasil penerapan paket-paket
teknologi yang dilakukan petani.

Menurut Kartasapoetra (2000), penyuluh pertanian adalah orang yang


mengemban tugas memberi dorongan kepada petani agar mau mengubah cara
berfikir, cara kerja dan cara hidup yang lebih sesuai dengan perkembangan zaman,
perkembangan teknologi pertanian yang lebih maju. Dengan demikian seorang
penyuluh pertanian dalam melaksanakan tugasnya mempunyai tiga peranan
sebagai berikut :

1. Berperan sebagai pendidik, memberikan pengetahuan atau cara-cara baru


dalam budidaya tanaman agar petani lebih terarah dalam usahataninya,
meningkatkan hasil dan mengatasi kegagalan-kegagalan dalam usahataninya.
2. Berperan sebagai pemimpin, yang dapat membimbing dan memotivasi petani
agar mau merubah cara berfikir, cara kerjanya agar timbul keterbukaan dan
mau menerima cara-cara bertani baru yang lebih berdaya guna dan berhasil,
sehingga tingkat hidupnya lebih sejahtera.
3. Berperan sebagai penasehat, yang dapat melayani, memberikan petunjuk-
petunjuk dan membantu para petani baik dalam bentuk peragaan atau contoh-
contoh kerja dalam usahatani memecahkan segala masalah yang dihadapi.
Seorang penyuluh membantu para petani di dalam usaha mereka
meningkatkan produksi dan mutu produksinya guna meningkatkan kesejahteraan
mereka. Oleh karena itu, para penyuluh memiliki peran antara lain sebagai
pembimbing, organisator dan dinamisator, pelatih teknis, dan jembatan petani
dengan lembaga penelitian dibidang pertanian sebagai berikut :

a. Penyuluh sebagai Pembimbing Petani


Seorang penyuluh adalah pembimbing dan guru bagi petani dalam
pendidikan nonformal, penyuluh memiliki gagasan yang tinggi untuk
mengatasi hambatan dalam pembangunan pertanian yang berasal dari petani
maupun keluarganya. Seorang penyuluh harus mengenal baik sistem
usahatani, bersimpati terhadap kehidupan petani serta pengambilan keputusan
yang dilakukan petani baik secara teori maupun praktek. Penyuluh harus
mampu memberikan praktek demonstrasi tentang suatu cara atau metode
budidaya suatu tanaman, membantu petani menempatkan atau menggunakan
sarana produksi pertanian dan peralatan yang sesuai. Penyuluh harus mampu
memberikan bimbingan kepada petani tentang sumber dana kredit yang dapat
digunakan untuk mengembangkan usahatani mereka dan mengikuti
perkembangan terhadap kebutuhan-kebutuhan petani yang berasal dari
instansi-instansi terkait.
b. Penyuluh sebagai Organisator dan Dinamisator
Dalam penyelenggaraan kegiatan penyuluhan para penyuluh lapangan
tidak mungkin mampu untuk melakukan kunjungan ke masing-masing petani
sehingga petani harus diajak untuk membentuk suatu kelompok-kelompok
tani dan mengembangkan menjadi suatu lembaga ekonomi dan sosial yang
memiliki peran dalam mengembangkan masyarakat sekitarnya. Dalam
membentuk dan mengembangkan kelompok tani, penyuluh sebagai
organisator dan dinamisator.

4. Penyuluh sebagai Teknisi


Seorang penyuluh harus memiliki pengetahuan dan keterampilan yang
baik karena pada suatu saat akan diminta petani memberikan saran maupun
demonstrasi kegiatan usahatani yang bersifat teknis. Tanpa adanya
pengetahuan dan keterampilan teknis yang baik maka akan sulit untuk
memberikan pelayanan jasa konsultan yang diminta petani.
5. Penyuluh sebagai Jembatan Penghubung antara Lembaga Penelitian denganPetani
Penyuluh bertugas menyampaikan hasil temuan lembaga penelitian
kepada petani, sebaliknya petani berkewajiban melaporkan pelaksanaan
penerapan hasil temuan lembaga penelitian yang dianjurkan tersebut sebagai
penghubung, selanjutnya penyuluh menyampaikan hasil penerapan teknologi
yang dilakukan oleh petani kepada lembaga penelitian yang terkait sebagai
bahan referensi lebih lanjut (Suhardiyono, 2000)
Menurut Van & Hawkins (2005) menyatakan peranan utama
penyuluhan dibanyak negara dahulu sebagai alih teknologi dari peneliti ke
petani. Sekarang peranan penyuluhan lebih dipandang sebagai proses
membantu petani untuk mengambil keputusan sendiri dengan cara menambah
pilihan bagi mereka dan dengan cara menolong mereka mengembangkan
wawasan mengenai dari masing-masing pilihan itu.

C. TUJUAN DAN FUNGSI KELOMPOK

Tujuan pembinaan kelompok tani adalah untuk menciptakan perubahan-


perubahan perilaku petani beserta keluarganya ke arah yang diinginkan. Melalui

berbagai kegiatan penyuluhan pertanian, diharapkan dapat diciptakan kondisi


yang menjamin tumbuhnya keinginan, bertambahnya kemampuan dan
meningkatkan kegiatan petani dan keluarganya untuk mencapai produktivitas
usahatani yang lebih tinggi, peningkatan pendapatan serta kesejahteraan
kelompok (Arifin, 2002).
Fungsi kelompok tani ini meliputi sebagai wahana kelas belajar, unit
produksi dan wahana kerjasama baik antar anggota maupun antar kelompok yaitu
sebagai berikut :

1. Kelas Belajar Mengajar


Kelompok tani merupakan wadah bagi setiap anggotanya untuk
berinteraksi dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta sikap
dalam berusahatani yang lebih baik dan lebih menguntungkan.

2. Wahana Kerjasama
Kelompok tani merupakan wadah untuk memperkuat kerjasama
diantara petani anggota kelompok tani dan kerjasama kelompok tani dengan
petani lain, meliputi pengadaan saprodi/ permodalan, produksi, panen, dan
pasca panen serta pemasaran hasil.
3. Unit Produksi
Kelompok tani merupakan satu kesatuan unit usahatani yang
merupakan kumpulan unit usa ha para anggota kelompok tani untuk
membentuk skala usaha yang efesien dan ekonomis (Arifin, 2002)
D. PENGEMBANGAN KELOMPOK TANI

Menurut Ibrahim, dkk (2003) kelompok tani merupakan organisasi non


formal yang terdiri dari kumpulan petani yang tumbuh berdasarkan keakraban
dan keserasian serta kesamaan kepentingan dalam memanfaatkan sumber daya
pertanian untuk bekerjasama meningkatkan produktivitas usahatani dan
kesejahteraan anggota. Kebersamaan kelompok tani dicirikan oleh dua aspek
yaitu :

a. Aspek Statika (struktur), yang mencakup unsur pengurus, anggota, wilayah


kerja dan administrasi/ catatan.

b. Aspek Dinamika Kelompok Tani, antara lain :


1. Gerakan/ kesatuan pengurus dan anggota dalam meningkatkan
kemampuan, keterampilan berusahatani, bekerjasama dan belajar bersama
(aktivitas yang ada dalam organisasi).
2. Gerakan/ kesatuan pengurus dan anggota dalam menjalin hubungan yang
saling menguntungkan dengan unsur atau satuan organisasi diluar
organisasinya (gerakan dari dalam ke luar).
3. Mewujudkan pencapaian kelompok tani antara lain, peningkatan peran
serta kerjasama peningkatan mutu dan produktivitas usahatani,
peningkatan pendapatan, dan kesejahteraan kelompok tani.
Menurut Arifin (2002), pengembangan dan pemeliharaan kelompok adalah
berkaitan dengan apa yang harus ada dalam kelompok. Segala apa yang harus ada
dalam kelompok antara lain sebagai berikut :

1. Kegiatan dan pembagian tugas


Adanya kegiatan yang teratur dilakukan oleh kelompok tani untuk
meningkatkan efektivitas dan kinerja kelompok serta pembagian tugas agar
mempunyai tanggung jawab dalam kelompok.
2. Penggunaan fasilitas
Upaya peningkatan kemampuan kelompok tani diarahkan agar fungsi
kelompok tani sebagai unit produksi, kelas belajar, dan wahana kerjasama
dapat terselenggara dengan baik dan berkembang secara mandiri menuju
kelompok usaha yang berwawasan agribisnis. Maka dari itu, penggunaan
fasilitas yang memadai akan memudahkan proses komunikasi.
3. Pengalaman bertani
Kemampuan masing-masing petani untuk mengelolah usahatani
secara efisien dan sangat terbatas. Keterbatasan pengetahuan, keterampilan
dan kemampuan pengelolaan dari petani sendiri tetapi juga karena adanya
ketergantungan kepada pihak lain serta kebutuhan untuk mengendalikan
pengaruh lingkungan.
Kemampuan kelompok tani dibagi dalam 4 kelas berdasarkan pendekatan
wilayah yaitu kelas pemula, kelas lanjut, kelas madya, dan kelas utama. Ciri-ciri
peringkat kelas kemampuan kelompok tani (Sukino,2013) sebagai berikut :
1. Kelas Pemula

a. Kontak tani masih belum aktif,


b. Taraf pembentukan kelompok tani,
c. Pemimpin formal aktif,
d. Kegiatan kelompok bersifat informative,

2. Kelas Lanjut
a. Kelompok ini menyelenggarakan demfarm dan gerakan-gerakan terbatas,
b. Kegiatan kelompok dalam perencanaan (meskipun terbatas),
c. Pemimpin formal aktif,
d. Kontak tani mampu memimpin gerakan kerjasama kelompok tani,

3. Kelompok Madya
a. Kelompok tani menyelenggarakan kerjasama usahatani sehamparan,
b. Pemimpin formal kurang menonjol,
c. Kontak tani dan kelompok inti bertindak sebagai pemimpin kerjasama
usahatani sehamparan,
d. Berlatih mengembangkan program sendiri,

4. Kelompok Utama
a. Hubungan lembaga dengan koperasi unit desa,
b. Perencaan program tahunan untuk meningkatkan produktivitas dan
pendapatan,
c. Program usahatani terpadu,
d. Program diusahakan sejalan dengan usaha koperasi unit desa,
e. Pemupukan modal dan pemilikan penggunaan modal,

Adapun tolak ukur pengembangan kelompok tani yang pada hakikatnya


adalah untuk meningkatkan kelompok tani dalam beberapa hal sebagai berikut :

1. Meningkatkan kegiatan peningkatan produktivitas usahatani anggota melalui


penerapan rekomendasi dan pemanfaatan sumber daya yang optimal,
2. Melaksanakan dan mentaati perjanjian dengan pihak lain,
3. Memupuk modal dan memanfaatkan pendapatan secara rasional,
4. Meningkatkan hubungan lembaga dengan koperasi,
5. Mencari dan memanfaatkan informasi serta menggalang kerja sama antar
kelompok tani.

Kelompok sosial baik tradisional maupun yang moderen umumnya


mempunyai mekanisme dan program yang belum jelas. Oleh karena itu perlu
pendamping untuk pengembangan kelompok swadaya masyarakat. Para
pendamping itu hendaknya bertindak sebagai teman atau mitra dan dihindarkan
dari sifat-sifat instruktur atau pelatih yang selalu memberikan instruksi. Evaluasi
kemampuan kelompok dapat dilihat dari berbagai kriteria antara lain :

1. Kemampuan mencari, menyampaikan, mencerna, dan memanfaatkan


informasi (penyebaran informasi);
2. Kemampuan merencanakan kegiatan untuk meningkatkan produktivitas
usaha, anggota kelompok dengan menampung rekomendasi yang tepat
(proses perencanaan)
3. Kemampuan kerjasama kelompok dalam melaksanakan rencana konsisten
dan disiplin;
4. Kemampuan mengadakan fasilitas atau sarana kerja yang diperlukan
kelompok;
5. Kemampuan pemupukan modal;
6. Kemampuan menaati dan melaksanakan perjanjian yang diikat dengan pihak
lain;
7. Hubungan melembaga antar kelompok yang satu dengan kelompok lain.
Namun yang lebih penting dengan sistem pemberdayaan masyarakat tani
melalui kelas kelompok ini yang telah diperbarui sangat penting untuk
memajukan pertanian di Indonesia. Dengan demikin penyuluh diharapkan
dapatmelihat lebih jauh pentingnya pemberdayaan petani kelas kemampuan
kelompok.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Peran penyuluh sebagai inovator, komunikator, organisator, dan penghubung antar sistem
terbukti berkontribusi terhadap tingkat kemandirian petani dalam mengelola pertanian. Hal ini
menunjukkan bahwa peran tersebut secara teoritis memang berpengaruh terhadap kemandirian
petani.
DAFTAR PUSTAKA

https://digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/15052-Full_Text.pdf

https://www.google.co.id/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&ved=2ahUKEwjV_bC4qr74AhW11DgGHWugDNEQFno
ECAYQAw&url=http%3A%2F%2Frepository.upi.edu
%2F37529%2F8%2FT_PLS_1605639_Chapter5.pdf&usg=AOvVaw0YNYGzQc3Ri8DcUfKOzst5

Anda mungkin juga menyukai