Anda di halaman 1dari 7

Sistem Pengapian Konvensional Dan Bagian-bagiannya

RAHMAD HIDAYAT
1 COMMENT
TUESDAY, DECEMBER 3, 2013

Sistem Pengapian Konvensional

Sistem Pengapian Konvensional Dan Bagian-bagiannya - Motor pembakaran


dalammenghasilkan tenaga dengan jalan membakar capuran udara dan bahan bakar di dalam
silinder. Pada motor bensin, loncatan bunga api pada busi diperlukan untuk menyalakan
campuran udara dan bahan bakar yang telah di kompresikan oleh piston di dalam silinder.
Sedangkan pada motor diesel udara dikompresikan dengan tekanan yang tinggi sehingga
menjadi sangat panas, dan bila bahan bakar di injeksikan ke dalam silinder, maka akan terbakar
secara serentak.

Karena pada motor bensin proses pembakaran di mulai oleh loncatan bunga api pada busi,
maka diperlukan suatu sistem yang berfungsi menghasilkan loncatan bunga api pada busi, untuk
beberapa metode diperlukan untuk menghasilkan arus tegangan tinggi yang diperlukan untuk
proses pembakaran. Sistem pengapian (ignition sistem) pada automobile berfungsi untuk
menaikkan tegangan baterai menjadi 10KV atau lebih dengan mempergunakan ignition coil dan
kemudian oleh distributor di bagi bagi ke busi melalui kabel tegangan tinggi.

Sistem pengapian konvensional adalah salah satu sistem pengapian baterai pada motor bensin
yang masih menggunakan platina untuk memutus hubungkan arus primer koil, yang nantinya
bertujuan untuk menghasilkan induksi tegangan tinggi pada kumparan skunder yang akan
disalurkan ke masing masing busi.

Sistem pengapian konvensional setidaknya bagian bagiannya sebagai berikut :


a. Baterai
Menyediakan arus listrik tegangan rendah (biasanya 12 volt) untuk ignation coil.

b. Ignition Coil
Menaikan tegangan yang di terima dari baterai menjadi tegangan tinggi yang diperlukan untuk
pengapian di dalam silinder. Lebih spesifiknya ignition coil berfungsi untuk merubah arus listrik
12 volt yang diterima dari baterai menjadi tegangan tinggi (10 KV atau lebih) untuk menghasilkan
loncatan bunga api yang kuat pada busi.

c. Distributor
Berfungsi membagikan (mendistribusikan) arus tegangan tinggi yang dihasilkan (dibangkitkan)
oleh kumparan skunder pada ignation coil ke busi pada tiap-tiap selinder sesuai dengan firing
order (urutan pengapian).

Bagian-bagian tersebut terdiri dari:


- Cam (nok)
Membuka Kontak point platina (breaker point) pada sudut crankshaft (poros engkol) yang tepat
untuk masing masing silinder
- Breaker point (platina)
Berfungsi Memutuskan hubungkan arus listrik yang mengalir melalui kumparan primer (arus
primer) dari ignation coil, yang bertujuan untuk menghasilkan induksi tegangan tinggi pada
kumparan skunder ignition coil, yang diperlukan untuk pengapian di masing masing silinder.
 - Capasitor (condensor)
Menyerap lompatan bunga api yang terjadi antara breaker point (pada platina) pada saat
membuka dengan tujuan menaikan tegangan coil skunder.
- Centrifugal Governor advancer
Berfungsi untuk memajukan saat pengapian sesuai dengan pertambahan putaran mesin. Bagian
ini terdiri dari governor weight dan governor spring.
- Vacuum Advancer
Memajukan atau mengundurkan saat pengapian sesuai dengan beban mesin (vacuum Intake
manifold) yang bertambah atau berkurang.
- Rotor
Membagikan arus listrik tegangan tinggi yang di hasilkan oleh ignation coil ke tiap-tiap busi.
- Distributor Cap
Berfungsi membagikan arus listrik tegangan tinggi yang telah dibangkitkan di kumparan skunder
dari rotor ke kabel tegangan tinggi untuk masing- masing selinder sesuai dengan urutan
pengapian.

d. Kabel tegangan tinggi


Mengalirkan arus listrik tegangan tinggi dari ignition coil ke busi. Kabel tegangan tinggi harus
mampu mengalirkan arus listrik tegangan tinggi yang dihasilkan oleh ignition col ke busi busi
melalui distributor tanpa adanya kebocoran. Oleh sebap itu penghantar (core) dibungkus dengan
insulator karet yang tebal untuk menghindari adanya kebocoran arus listrik tegangan tinggi.
Insulator karet tersebut, kemudian dilapisi oleh pembungkus (sheath).

e. Busi
Berfungsi untuk mengeluarkan arus listrik tegangan tinggi menjadi loncatan bunga api melalui
elektrodanya. Arul listrik tegangan tinggi dari distributor menimbulkan bunga api dengan
temperatur tinggi di antara elektroda tengah dan massa dari busi untuk menyalakan campuran
udara dan bahan bakar yang sebelumnya telah di kompresikan.
Fungsi dan Komponen Kontak Pemutus (Platina)
RAHMAD HIDAYAT

ADD COMMENT

TUESDAY, JANUARY 6, 2015

Platina atau kontak pemutus yang dalam bahasa inggris disebut juga breaker


point merupakan komponen dalam sistem pengapian konvensinal yang berfungsi untuk
memutus dan menhubungkan arus primer agar terjadi induksi tegangan tinggi pada sirkuit
sekunder. Induksi ini terjadi pada saat platina mulai membuka atau pada saat platina mulai
memutuskan arus primer.

Tegangan tinggi yang dihasilkan pada kumparan sekunder ignition coil mencapai 10.000 KV


atau lebih, ini dibutuhkan untuk menghasilkan percikan bunga api yang maximal pada busi.
Dimana percikan bunga api ini dibutuhkan untuk membakar campuran udara dan bahan bakar
yang telah dikompresi.

Berikut ini merupakan bagian bagian atau komponen dari platina (breaker point) :

Komponen Platina

Keterangan Gambar :

1. Cam Distributor (Camlobe)


2. Kontak tetap (wolfram)
3. Kontak lepas (wolfram)
4. Pegas kontak pemutus
5. Lengan kontak pemutus
6. Sekrup pengikat
7. Tumit ebonit
8. Kabel dari ignition coil (-)
9. Alur penyetel celah platina

Camlobe atau cam distributor merupakan komponen yang berfungsi untuk menngungkit breaker
point agar dapat memutus dan menghubungkan arus listrik pada kumparan primer koil.
Pada sistem pengapian konvensional dikenal dengan sudut dweel, sudut dweel merupakan
sudut yang dibentuk selama platina menutup, atau sudut pada cam distributor pada saat platina
menutup sampai platina mulai membuka pada tonjolan berikutnya. Sudut dweel ini ada
kaitannya dengan celah platina, dimana apabila celah platina disempitkan maka sudut dwell
akan bertambah besar, sebaliknya jika celah platina dilebarkan maka sudut dweel akan semakin
kecil. Jadi berbanding terbalik. 

Pada sistem pengapian yang masih menggunakan platina, dilengkapi dengan komponen yang
bernama kondensor. Kondensor ini berfungsi untuk menyerap loncatan bunga api yang terjadi
pada platina saat platina  mulai membukan, penyerapan ini bertujuan untuk menaikkan tegangan
coil skunder. Lebih lengkap lagi tentang kondensor : Cara Kerja Kondensor Beserta Fungsinya

Ternyata saya dulu sudah pernah share tentang platina atau breaker point ini, yakni
tentangfungsi dan cara kerja platina (breaker point)
Ignition Coil (Coil Pengapian)
RAHMAD HIDAYAT

ADD COMMENT

SATURDAY, DECEMBER 14, 2013

Koil Pengapian (Ignition Coil)


Ignition coil yang merupakan salah satu komponen dalam sistem pengapian berfungsi untuk
menaikkan tegangan menjadi tegangan tinggi yang dibutuhkan pada saat pengapian. Pada koil
pengapian tegangan 12 volt yang diterima dari baterai akan dinaikkan menjadi 10.000 volt
bahkan lebih. Tegangan tinggi ini digunakan untuk menghasilkan loncatan bunga api yang kuat
pada busi di dalam ruang bakar. Koil pengapian terdiri dari kumparan primer dan kumparan
sekunder. Kumparan primer dan sekunder akan menaikkan tegangan dari baterai melalui induksi
elektromaget/induksi magnet listrik.

Ignition Coil

Dari segi konstruksi, ignition coil terdiri dari inti besi (core) yang dikelilingi oleh kumparan yang
terbuat dari baja silikon yang tipis yang digulung ketat. Kumparan sekunder terbuat dari kawat
tembaga tipis dengan diameter 0.05 mm s/d 0.1 mm, yang digulung 15.000 s/d 30.000 kali lilitan
pada inti besi. Sedangkan kumparan primer terbuat dari kawat tembaga dengan diameter 0.5
mm s/d 1.00 mm, dan digulung sebanyak 150 kali s/d 300 kali lilitan mengelilingi kumparan
sekunder. Untuk mencegah terjadinya hubungan singkat (short circuit) antara lapisan kumparan
yang berdekatan, maka antara lapisan satu dengan lapisan yang lain disekat dengan kertas
yang mempunyai tahanan sekat yang tinggi. Ruangan yang kosong dalam tabung kumparan diisi
dengan minyak atau campuran penyekat untuk menambah daya tahan terhadap panas.

Salah satu ujung dari kumparan primer dihubungkan dengan terminal negatif primer dan ujung
yang lain dihubungkan dengan terminal positif primer. Kumparan sekunder dihubungkan dengan
cara yang sama, dimana salah satu ujungnya dihubungkan dengan kumparan primer pada
terminal positif sedangkan ujung yang lain dihubungkan dengan terminal negatif tinggi melalui
sebuah pegas.

Anda mungkin juga menyukai