PROPOSAL SKRIPSI
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas berkat dan karunia-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi dengan judul “Faktor-
selaku dosen pembimbing skripsi I dan Ibu Aulia Farida, S.P, M. Si. selaku dosen
pembimbing II serta Bapak Dr. Ir. Edison, M. Sc. selaku dosen pembimbing
akademik dan semua pihak yang telah memberikan bimbingan, arahan, motivasi
dan saran dalam menyelesaikan proposal skripsi ini. Ucapan terimakasih penulis
sampaikan kepada kedua orang tua, kakak dan abang serta segenap kerabat
keluarga yang tiada henti dan senantiasa memberikan do’a dan dukungan serta
dorongan baik moril maupun materil selama ini. Berikut terimakasih kepada
kekurangan dan jauh dari pada kesempurnaan, oleh karena itu penulis
proposal skripsi ini. Semoga proposal skripsi ini berguna bagi pihak yang
Penulis
i
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR........................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................... ii
DAFTAR TABEL.................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR............................................................................. v
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................... vi
I. PENDAHULUAN............................................................................ 1
1.1 Latar Belakang....................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah............................................................... 6
1.3 Tujuan dan Kegunaan............................................................ 7
1.3.1. Tujuan Penelitian......................................................... 7
1.3.2. Kegunaan Penelitian.................................................... 8
II. TINJAUAN PUSTAKA.................................................................. 9
2.1 Konsep Usahatani.................................................................. 9
2.2 Usahatani Padi Sawah............................................................ 10
2.2.1. Budidaya Padi Sawah.................................................. 10
2.2.2. Syarat Tumbuh Tanaman Padi.................................... 11
2.3 Faktor-Faktor Produksi Usahatani......................................... 12
2.3.1. Lahan........................................................................... 13
2.3.2. Tenaga Kerja............................................................... 13
2.3.3. Modal........................................................................... 14
2.3.4. Manajemen.................................................................. 14
2.4 Konsep Keputusan................................................................. 15
2.5 Proses Pengambilan Keputusan............................................. 17
2.6 Konsumsi Sendiri................................................................... 19
2.7 Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Keputusan.......... 21
2.8 Penelitian Terdahulu.............................................................. 28
2.9 Kerangka Pemikiran............................................................... 30
2.10 Hipotesis................................................................................ 33
III.METODE PENELITIAN............................................................... 34
3.1 Ruang Lingkup Penelitian...................................................... 34
ii
3.2 Sumber dan Metode Pengumpulan Data................................ 35
3.3 Metode Penarikan Sampel..................................................... 35
3.4 Metode Analisis Data............................................................. 37
3.4.1. Analisis Deskriptif....................................................... 37
3.4.2. Analisis Data............................................................... 38
3.5 Skala Pengukuran................................................................... 41
3.6 Konsepsi Pengukuran............................................................. 42
DAFTAR PUSTAKA............................................................................ 45
Lampiran................................................................................................ 48
iii
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Tanaman Padi Sawah di
Provinsi Jambi Tahun 2014-2018........................................................... 3
2. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Tanaman Padi Sawah
Menurut Kabupaten di Provinsi Jambi Tahun 2018................................ 4
3. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Tanaman Padi Sawah
Menurut Kecamatan di Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2018............... 5
4. Rincian Jumlah Populasi dan Sampel Petani Padi Sawah di Daerah
Penelitian................................................................................................. 37
5. Model Analisis Uji Chi-Square dengan Kontingensi 2×2....................... 38
iv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Kerangka Pemikiran........................................................................... 32
v
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Produksi Padi Menurut Provinsi di Indonesia Tahun 2014 -
2018............................................................................................. 48
2. Kuesioner Penelitian................................................................... 49
vi
I. PENDAHULUAN
nomor dua terbesar di dunia setelah negara Brasil. Artinya, negara Indonesia
pembangunan nasional sektor pertanian harus bisa setara dengan sektor industri
yang menjadi sektor utama dan tidak lagi menjadi sektor pembantu yang tidak
menyejahterakan rakyat.
pangan merupakan salah satu subsektor yang memiliki peranan penting dalam
pertanian, karena pangan merupakan kebutuhan pokok yang paling mendasar bagi
1
2
komoditas lainnya untuk pangan dan non pangan yang menjadi semakin besar.
Kedelai Melalui Perbaikan Jaringan Irigasi dan Saran Pendukungnya yang dikenal
dengan Upsus Pajale yang dimulai pada tahun 2015, pemerintah berkomitmen
akan mewujudkan swasembada berkelanjutan untuk padi serta jagung dan kedelai.
hingga dapat menjadi lumbung pangan dunia. Strategi dalam mencapai harapan
swasembada dan ekspor pangan menuju Indonesia sebagai lumbung pangan dunia
yang dapat dilihat pada Lampiran 1. Provinsi Jambi memiliki peluang yang cukup
Muaro Jambi dan kabupaten lainnya. Upaya yang terus dilakukan dalam
dilihat dari perkembangan luas panen, produksi hingga produktivitas lima tahun
dan produktivitas padi di Provinsi Jambi dalam lima tahun terakhir. Meskipun
terjadi penurunan di tahun 2015 dengan luas panen sebesar 102.207 Ha, produksi
sebesar 485.989 Ton, dan produktivitas sebesar 4,75 Ton/Ha, tidak menjadi
dibuktikan dengan selisih kenaikan luas panen sebesar 38.785 Ha, produksi
sebesar 243.435 Ton, dan produktivitas sebesar 0,42 Ton/Ha dari tahun 2015 ke
tahun 2018. Ini menandakan tujuan swasembada menuju lumbung pangan dunia
komoditas padi sawah ini dapat terwujud karena peran penting dari setiap
kabupaten yang tersebar di Provinsi Jambi yang dapat dilihat pada Tabel 2.
4
kabupaten yang cukup banyak dalam menopang produksi padi di Provinsi Jambi
dan menjadikan Kabupaten Muaro Jambi menjadi salah satu sentra pangan di
Provinsi Jambi. Di Kabupaten Muaro Jambi terdapat berbagai jenis lahan yang
digunakan untuk menanam padi, seperti sawah irigasi teknis, sawah tadah hujan,
sawah rawa lebak, dan sawah pasang surut. Sebagai kabupaten dengan
Muaro Jambi memiliki potensi sebagai salah satu sentra pangan, terutama pada
wilayah di Kabupaten Muaro Jambi yang memiliki lahan padi sawah dengan
dapat menghasilkan poduksi padi secara efektif meskipun luas panen Kecamatan
Sekernan bukanlah luas panen terluas di Kabupaten Muaro Jambi dengan luas
sawah di Kecamatan Sekernan ini dapat terwujud tentunya merupakan hasil peran
aktif dari petani dan PPL dalam melaksanakan tugasnya pada wilayah kerjanya.
Seharusnya keadaan ini dapat dijadikan peluang untuk petani memasarkan hasil
Sekernan tidak menjual hasil produksi padi sawahnya melainkan hanya untuk
6
Dalam usahatani unit produksi dan unit konsumsi tidak dapat dipisahkan,
kenyataan dalam usahatani rakyat banyak sistem bertani yang tujuan utamanya
adalah untuk memenuhi keperluan hidup petani beserta keluarganya atau sering
tangganya.
Muaro Jambi”.
Dalam berusahatani padi sawah selalu ada masalah yang menjadi tantangan
bagi setiap petani, salah satunya adalah bagaimana cara menghasilkan produksi
padi sawah yang optimal. Sebagaimana hasil produksi tersebut sangat berperan
pertanyaan terkait petani yang hanya menjadikan hasil produksi padinya untuk
dikonsumsi sendiri.
Dalam hal ini faktor yang diduga berhubungan dengan keputusan petani dalam
Kabupaten Muaro Jambi adalah faktor luas lahan, tingkat pendapatan, pengalaman
sebagai berikut:
Sesuai dengan latar belakang dan perumusan masalah maka tujuan dari
Jambi.
2. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan dan kajian dalam
3. Sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi para peneliti dan pihak yang
membutuhkannya.
II. TINJAUAN PUSTAKA
yang ada secara efektif dan efisien untuk memperoleh keuntungan yang tinggi
sumberdaya yang mereka miliki sebaik-baiknya, dan dapat dikatakan efisien bila
atau perikanan. Selain itu juga dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari
peternakan, atau perikanan untuk mencapai tujuan yang telah disepakati oleh
petani/peternak tersebut.
(Suratiyah, 2015).
9
10
Dari beberapa definisi yang telah dijelaskan maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa usahatani adalah ilmu yang mempelajari bagaimana cara mengolah faktor
produksi (tanah, tenaga kerja, modal) yang dimiliki petani untuk memperoleh
produksinya melibatkan sawah sebagai lahan, petani sebagai tenaga kerja, bibit,
produksi ditentukan oleh penerapan teknologi yang baik, efektif dan efisien.
terkenal O.Sativa dengan dua subspecies yaitu yaponica (padi bulu) yang ditanam
di daerah sub tropis dan Indica yang merupakan jenis padi yang ditanam di
javanica. Berdasarkan sistem budaya, padi dibagi dua tipe yaitu padi sawah dan
padi gogo. Padi sawah merupakan padi yang ditanam di lahan yang selalu
tergenang, sedangkan padi gogo merupakan padi yang selalu ditanam di lahan
penduduk di Indonesia. Padi memiliki nilai tersendiri bagi orang yang biasa
makan nasi dan tidak dapat digantikan oleh bahan makanan lain, oleh sebab itu
padi disebut juga makanan energi ( AAK, 1990 dalam Septiana, 2016). Padi
Ciri khusus budidaya padi sawah adalah adanya penggenangan selama fase
berstruktur lumpur. Tahapan budidaya padi sawah secara garis besar adalah
dan panen. Pemberian air pada tanaman padi disesuaikan dengan kebutuhan
berkisar 2-25 cm, karena jika berlebhian dapat mengurangi jumlah anakan. Prinsip
pemberian air adalah memberikan pada saat yang tepat, jumlah yang cukup,
kualitas air yang baik, dan disesuaikan fase pertumbuhan tanaman (Septiana,
2016).
Tanaman padi dapat tumbuh di daerah yang memiliki curah hujan yang baik
rata-rata 200 mm per bulan atau lebih, dengan distribusi selama 4 bulan, curah
hujan yang dikehendaki per tahun sekitar 1500-2000 mm. pada lahan basah
(sawah irigasi), curah hujan bukan merupakan faktor pembatas tanaman padi,
12
tetapi pada lahan kering tanaman padi memerlukan curah hujan yang optimum
lebih dari 1600 mm/tahun. Bulan basah adalah bulan yang mempunyai curah
hujan lebih dari 200 mm dan tersebar secara normal atau setiap minggu ada turun
hujan sehingga tidak menyebabkan tanaman stress karena kekeringan. Suhu yang
optimum untuk pertumbuhan tanaman padi berkisar antara 24ºC - 29ºC. Tinggi
tempat yang cocok untuk tanaman padi berkisar antara 0-1500 mdpl. Tanaman
padi dapat tumbuh pada berbagai tipe tanah. Tanah yang baik untuk pertumbuhan
tanaman padi adalah tanah sawah yang kandungan fraksi pasir, debu dan lempung
dalam perbandingan tertentu dengan diperlukan air dalam jumlah yang cukup.
Padi dapat tumbuh dengan baik pada tanah yang ketebalan lapisan atasnya antara
faktor produksi (input) belum berarti produktifitas yang diperoleh petani akan
mengalokasikan faktor produksi yang tersedia secara efektif dan efisien. Apabila
ke dalam efisien secara alokatif. Petani dapat menempuhnya dengan cara membeli
faktor produksi dengan harga murah namun dapat menjual hasil usahataninya
dengan menekan harga faktor produksinya namun harga jual tetap tinggi, maka
untuk berproduksi secara berkelanjutan. Salah satu cara untuk mengatasinya yaitu
2.3.1. Lahan
salah satu unsur usahatani atau disebut juga faktor produksi yang mempunyai
kedudukan penting. Kedudukan penting dari lahan sebagai faktor produksi terkait
produksi berlangsung. Ditinjau secara fisik, kondisi dan sifat lahan sangat
beragam antara satu dengan tempat lainnya dapat berbeda. Secara ekonomi, lahan
subsistem usahatani yang apabila faktor tenaga kerja ini tidak ada maka usahatani
tidak akan berjalan. Dalam faktor produksi tenaga kerja, terkandung unsur fisik,
pikiran, serta kemampuan yang dimiliki tenaga kerja. Besar kecilnya peranan
tenaga kerja terhadap hasil usahatani dipengaruhi oleh keterampilan kerja yang
14
tercermin dari tingkat produktivitasnya. Jenis tenaga kerja dalam usahatani dibagi
atas tenaga kerja manusia, tenaga ternak dan tenaga mesin. Tenaga kerja manusia
bisa berasal dari dalam maupun luar keluarga. Tenaga kerja luar keluarga
2.3.3. Modal
Modal dari segi ekonomi merupakan salah satu faktor produksi yang berasal
piutang dari bank dan uang tunai. Sumber pembentuk modal dapat berasal dari
milik sendiri, pinjaman, warisan, dari usaha lain dan kontrak sewa. Modal dari
kontrak sewa diatur menurut jangka waktu tertentu, sampai peminjam dapat
2.3.4. Manajemen
didasarkan atas criteria tertentu. Proses ini meliputi dua alternatif atau lebih
karena seandainya hanya terdapat satu alternatif tidak akan ada satu keputusan
yang akan diambil (Dagun, 2006). Keputusan merupakan hasil dari pemecahan
masalah yang dihadapi secara tegas. Hal tersebut berhubungan dengan jawaban
yang pasti atas pernyataan. Keputusan juga harus dapat menjawab pertanyaan
dengan perencanaan. Keputusan yang benar pada dasarnya dapat digunakan untuk
Menurut Nawawi (1993), keputusan pada dasarnya berarti hasil akhir dalam
dapat diartikan sebagai hasil terbaik dalam memilih satu diantara dua atau
atau rangkaian kegiatan menganalisis berbagai fakta, informasi, data dan teori
atau pendapat yang akhirnya sampai pada satu kesimpulan yang dinilai paling
baik dan tepat. Proses pengambilan keputusan ini dapat dilakukan sendiri dan
yang dihadapinya. Keputusan itu diambil dengan sengaja, tidak secara kebetulan,
dan tidak boleh sembarangan. Masalahnya terlebih dahulu harus diketahui dan
(2009) menyatakan keputusan merupakan implementasi dari visi dan misi yang
satu alternatif pemecah masalah. Keputusan pada dasarnya ialah pemilihan yang
alternatif perilaku tertentu dari dua atau lebih alternatif pemecahan yang tersedia.
mengatasi suatu permasalahan yang timbul serta dapat terjadi dalam setiap
keputusan yang benar maka akan dinilai sebagai petani yang berhasil. Pilihan
yang diambil merupakan pilihan yang kurang tepat maka petani tersebut akan
hakikatnya sama saja dengan analisis proses kebijakan. Menurut Thohiron (2013)
dalam Rifai (2019), ada beberapa proses dalam pengambilan keputusan sebagai
berikut:
1. Perumusan Masalah
pengkajian fakta adalah pemimpin dan orang yang ada disekitarnya sering
membaurkan fakta dengan tafsiran tentang fakta tersebut. Sebuah perumusan yang
dalam pengambilan keputusan ada tiga fase yaitu fase pengumpulan fakta, fase
penemuan ide, dan fase penemuan solusi. Fase pengumpulan fakta atau data
menganalisis data yang penting. Salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan
pengumpulan data adalah dengan mulai dulu melihat masalah yang ada secara
luas dan kemudian melanjutkannya dengan menentukan sub masalah yang ada.
Fase penemuan ide meliputi kegiatan pengumpulan ide-ide yang mungkin dipakai
18
dan kemudian mencari ide yang terbaik. Fase penemuan solusi meliputi kegiatan
Setelah masalah dirinci dengan tepat dan tersusun baik, maka perlu
maupun negatif. Oleh sebab itu, seorang pemimpin harus dapat mengadakan
Pemilihan salah satu alternatif yang dianggap paling tepat untu memecahkan
rekomendasi. Dalam pemilihan satu alternatif dibutuhkan waktu yang lama karena
hal ini menentukan alternatif yang dipakai akan berhasil atau sebaliknya.
pemecahan masalah, akan melibatkan semua pihak yang terlibat dalam lembaga
apabila tidak didukung dan dibantu oleh seluruh personal yang memiliki
5. Pelaksanaan Keputusan
menerima dampak yang positif dan negatif. Ketika menerima dampak yang
dampak dari keputusan yang telah dibuat, dan penilaian ulang pun perlu diadakan.
Faktor-faktor penentu yang akan dinilai harus diputuskan sejak awal dan tidak
setelah pelaksanaan berjalan. Dengan cara ini memang akan mudah terjadi debat
kebutuhan paling dasar pada setiap orang adalah kebutuhan fisiologis yakni
kebutuhan akan makanan, minuman, tempat berteduh, seks, tidur, dan oksigen.
Kebutuhan-kebutuhan fisiologis adalah potensi paling dasar dan besar bagi semua
faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi akan suatu barang yaitu selera, faktor
sosial ekonomi, kekayaan, keuntungan atau kerugian kapital, tingkat bunga dan
kebutuhan sehari-hari.
Menurut James C. Scott (1983), dalam etika subsistensi ada sebuah teori
berbeda tentang pengambilan resiko keluarga petani yang harus hidup dengan
lahan-lahan yang kecil di daerah yang terlalu padat penduduknya akan bekerja
dimana petani yang tipikal memandang tuntutan yang tidak dapat dielakkan atau
sumberdaya yang dimilikinya dari pihak sesama dengan warga desa, tuan tanah,
ataupun pejabat. Ini berarti bahwa criteria petani tentang etika subsitensi adalah
apa yang tersisa setelah tuntutan dari luar terpenuhi apakah yang tersisa ini cukup
tuntutan itu sendiri. Etika subsistensi merupakan cara atau prinsip dahulukan
berbeda dengan pengambilan resiko keluarga petani yang harus hidup dengan
lahan-lahan yang kecil di daerah yang terlalu padat penduduknya akan bekerja
subsistensinya.
21
suatu inovasi tergantung pada sikap mental dan perbuatan yang dilandasi oleh
situasi intern orang tersebut misalnya sifat inovasi, umur, tingkat pendapatan dan
seseorang menerima atau menolak suatu inovasi atau hal-hal baru adalah sifat dari
berikut:
1. Faktor Intern
Menurut Soekartawi (1988) dalam Rifai (2019), semakin muda umur petani
biasanya mempunyai semangat untuk ingin tahu apa yang belum mereka ketahui
sehingga dengan demikian mereka berusaha untuk lebih cepat melakukan adopsi
bekerja. Dalam kondisi umur yang masih produktif maka kemungkinan besar
seseorang dapat bekerja dengan baik dan maksimal (Hasyim, 2006 dalam
22
Sianturi, 2017). Hal tersebut terutama berlaku pada pekerjaan fisik. Semakin berat
pekerjaan secara fisik maka semakin tua tenaga kerja akan semakin turun pula
al, 1996). Petani yang menguasai lahan sawah yang luas akan memperoleh hasil
produksi yang besar dan begitu sebaliknya. Dalam hal ini, luas sempitnya lahan
sawah yang dikuasai petani akan sangat menentukan besar kecilnya pendapatan
usahatani. Luas lahan yang diusahakan relatif sempit seringkali menjadi kendala
tingkat pendapatan yang semakin tinggi biasanya akan semakin cepat mengadopsi
inovasi (Lionberger dalam Mardikanto et al, 1996). Menurut Sahidu (1998) dalam
produksi yang dinyatakan dalam bentuk uang setelah dikurangi dengan biaya yang
bersih petani harus mengupayakan penerimaan yang tinggi dan biaya produksi
yang rendah. Jenis hasil yang pasarnya baik dan mengupayakan biaya produksi
23
yang rendah dengan mengatur biaya produksi, menggunakan teknologi yang baik,
mengupayakan harga input yang rendah, dan mengatur skala produksi yang
rendah lebih sulit untuk melaksanakan adopsi inovasi dengan cepat (Soekartawi,
1988 dalam Rifai, 2019). Dalam Suhardiyono, (1990) dalam Susanti, (2008),
yaitu:
hidup dan segala sesuatu yang diperoleh dari pengalaman pribadi sehari-hari
keluarga adalah salah satu faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan
semakin besar pula beban hidup yang akan ditanggung atau harus dipenuhi.
yang memiliki jumlah tanggungan yang besar harus mampu mengambil keputusan
yang tepat agar tidak mengalami resiko yang fatal (Soekartawi, 2005).
seseorang dalam berusaha berpengaruh dalam menerima inovasi dari luar. Bagi
yang mempunyai pengalaman yang sudah cukup lama akan lebih mudah
menerapkan inovasi dari pada pemula. Lubis, (2000) dalam Sianturi et al, (2017)
petani keluar dari desanya ke desa lain atau ke kota, frekuensi mengikuti
dibaca, siaran televise yang ditonton dan siaran radio yang didengar (Soekartawi,
1988 dalam Rifai 2019). Kekosmopolitan seseorang dapat dicirikan oleh frekuensi
dan jarak yang dilakukan, serta pemanfaatan media massa. Mosher, (1978) dalam
usahatani mereka.
2. Faktor Ekstern
pertanian tidak lepas dari kekuatan ekonomi yang berkembang sekitar masyarakat.
disetiap pengambilan keputusan untuk usahatani tidak terlalu dapat dengan bebas
1. Faktor Kebudayaan
dari keinginan dan perilaku seseorang. Faktor kebudayaan meliputi kultur, sub-
kultur, dan kelas sosial. Kultur adalah faktor penentu paling pokok dari keinginan
Tiap kultur memiliki sub kultur yang lebih kecil atau kelompok dengan sistem
nilai sama berdasarkan pengalaman dan situasi hidup yang sama. Sub kultur
Kelas sosial adalah susunan yang relatif permanen dan teratur dalam kelas sosial
tidak ditentukan faktor tunggal seperti pendapatan, tetapi diukur sebagai suatu
masyarakat yang anggotanya mempunyai nilai, minat dan perilaku yang sama.
2. Faktor Sosial
masyarakat yang relatif permanen yang anggotanya menganut minat dan perilaku
serupa dalam usahanya mencapai tujuan bersama. Faktor sosial terdiri dari
kelompok rujukan yang merupakan titik pembanding atau rujukan langsung (tatap
muka) atau tak langsung dalam pembentukan sikap atau perilaku seseorang.
Keluarga memiliki pengaruh kuat terhadap perilaku karena pada sebuah tatanan
keluarga apabila salah satu atau lebih anggota keluarga memiliki suatu kebiasaan,
maka anggota keluarga yang lain cenderung akan terbawa ataupun mengikuti
3. Faktor Pribadi
berbeda dengan orang lain menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten dan
bertahan lama terhadap lingkungan. Faktor pribadi terdiri dari usia dan tahap
siklus, pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan konsep diri.
4. Faktor Psikologi
dan hidup pada waktu sekarang tanpa mengabaikan pengaruh masa lampau atau
27
suatu stimulant menjadi gambaran berarti dan konsisten dengan apa yang telah
menjadi cara berpikirnya. Motivasi dikelompokkan atas teori isi atau faktor yang
mempengaruhi orang yang ingin melakukan sesuatu dan teori bagaimana orang
melakukan sesuatu.
Menurut Abraham Maslow terdiri dari lima tingkatan faktor motivator yaitu
Physiological needs sebagai tingkat motivasi yang paling bawah. Safety and
Security needs, Social needs, Ego needsi, dan Self actualization sebagai tingkat
motivasi yang paling tinggi. Secara teoritis bila motivasi telah terpenuhi maka
faktor motivasi akan naik ke tingkat yang lebih tinggi. Pembelajaran merupakan
kecenderungan yang konsisten atau tidak sukanya seseorang terhadap objek atau
ide.
Menurut Siagian (1991), ada faktor-faktor tertentu yang bersifat internal dan
oleh mata tetapi besar peranannya bagi pengambilan keputusan. Sedangkan faktor
28
eksternal antara lain: 1) Kultur, kultur yang dianut oleh individu bagaikan
kerangka bagi perbuatan individu. 2) Orang lain, dalam hal ini menunjuk pada
bagaimana individu melihat contoh atau cara orang lain (terutama orang dekat)
didasarkan pada beberapa teori para ahli, yaitu difokuskan pada faktor luas lahan
faktor lingkungan sosial menurut Soekartawi (1988) dalam Rifai (2019), dan
Hidroponik Di Kota Medan”. Responden yang diambil dalam penelitian ini adalah
menggunakan metode Snowball Sampling atau disebut metode bola salju. Hasil
Sedangkan faktor umur, lama berusahatani dan jumlah tanggungan keluarga tidak
Legowo Pada Usahatani Padi Sawah Tadah Hujan Di Desa Pudak Kabupaten
Muaro Jambi”. Responden yang diambil dalam penelitian ini adalah 42 petani
yang menerapkan sistem tanam jajar legowo pada usahatani padi sawah tadah
sistem tanam jajar legowo pada lahan padi sawah tadah hujan di Desa Pudak
Kabupaten Muaro Jambi sebagian besar berada pada kategori tinggi dan telah
berhubungan dan memiliki derajat hubungan yang nyata dengan keputusan petani
dalam menerapkan sistem tanam jajar legowo, sedangkan faktor pengalaman tidak
Responden yang diambil dalam penelitian ini adalah 60 petani yang menyimpan
hasill panen padi. Penarikan responden dilakukan dengan metode simple random
hasil panen padi adalah tinggi. Faktor-faktor yang berhubungan dengan motivasi
petani yaitu : faktor pendidikan non formal dan pengalaman usahatani. Faktor
Sebaliknya untuk faktor umur, pendidikan formal, luas lahan, jumlah tanggungan
keluarga, dan jumlah produksi sebelumnya tidak memiliki hubungan yang nyata
dalam penelitian ini adalah 35 petani yang berusahatani tembakau Voor Oogst
pendapatan dan luas lahan memiliki hubungan yang nyata dan memiliki hubungan
tembakau VO Samporis sudah efisien, dengan nilai rata-rata R/C ratio lebih dari
Indonesia. Padi ini sendiri menjadi prioritas sebagai bahan pangan utama di
Indonesia. Hal tersebut menjadikan padi harus dapat diproduksi secara cukup
komoditas padi, yaitu pada daerah Jawa, Sumatera, dan Sulawesi. Untuk daerah
menjual hasil produksi padinya dan hanya untuk dikonsumsi sendiri. Berarti
Uji Statistik
2.10 Hipotesis
Berdasarkan uraian diatas maka dapat dirumuskan suatu hipotesis yang akan
Jambi.
III. METODE PENELITIAN
Kabupaten Muaro Jambi, dan Kecamatan Sekernan merupakan salah satu sentra
Adapun responden penelitian ini adalah petani yang berusahatani padi sawah di
Kecamatan Sekernan. Penelitian ini difokuskan pada keputusan petani yang tidak
menjual hasil panennya dan hanya untuk dikonsumsi sendiri sebagai kebutuhan
sehari-hari.
2. Petani sampel adalah petani yang tidak menjual hasil panen produksi padi
lingkungan sosial.
4. Data pendukung lainnya yang ada hubungannya dengan topik penelitian ini.
34
35
1. Data Primer
Data primer adalah data yang berasal dari pihak yang bersangkutan atau
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung atau
dikumpulkan dari institusi terkait. Data sekunder merupakan data yang berupa
bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip atau data
(purposive). Adapun Desa yang dipilih sebagai lokasi penelitian dipilih dengan
produksi padi sawahnya secara merata di setiap Desa, sehingga peneliti memilih
Desa Sekernan dengan tingkat produktivitas yang tergolong tinggi, dan Desa
kelompok tani tanaman pangan sebanyak 10 kelompok dengan 239 anggota, dan
di Desa Tunas Mudo dengan jumlah kelompok tani tanaman pangan sebanyak 5
kelompok dengan 109 anggota. Penarikan sampel dalam penelitian ini dilakukan
Metode penarikan sampel menggunakan rumus Taro Yamane atau Slovin dalam
Susmextra (2019). Adapun ketentuan dalam rumus Slovin apabila sampel lebih
dari 100 orang maka diambil presisi 15-20%, atau jika sampel 50-100 orang maka
presisi yang diambil 10% dan jika sampel kurang dari 50 orang maka sampel
dapat diambil seluruhnya. Rumus penarikan sampel yang dapat digunakan sebagai
berikut:
N
n=
Nd ²+1
Dimana:
n= Jumlah Sampel
N = Jumlah Populasi
N 348 348
n= = = = 39 responden
Nd ²+1 ( 348 ) × ( 0,15 ) + 1 8,83
2
37
dijadikan sebagai responden dari kelompok tani diambil melalui rumus metode
¿= ¿ n
N
Dimana :
Tabel 4. Rincian Jumlah Populasi dan Sampel Petani Padi Sawah di Daerah
Penelitian
Desa Jumlah Populasi Jumlah Sampel
Sekernan 239 27
Tunas Mudo 109 12
Jumlah 348 39
berfungsi untuk menggambarkan dari setiap variabel, baik dari variabel bebas
dimengerti dan diinterpretasikan. Data yang diperoleh dalam penelitian ini akan
diolah secara tabulasi. Tabulasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tabel
distribusi frekuensi dan analisis yang akan digunakan adalah analisis Chi-Square
(Siegel, 1997). Dengan tabel kontingensi 2×2 dengan rumus sebagai berikut.
N ( AD−BC ) ²
x ²=
( A + B ) (C + D ) ( A +C )( B+ D )
sebagai berikut:
x ²=
[
N ( AD−BC ) −
N
2 ]
²
( A + B ) (C + D ) ( A +C )( B+ D )
Nilai ( x 2 ) pada tabel dengan derajat bebas (db) = 1 pada tingkat kepercayaan
95% adalah 3,84. Dapat dibandingkan antara x ² hitung dengan x ² tabel dengan
Dimana:
Muaro Jambi.
Chit=
√ x²
x ²+ N
Dimana :
Chit=Koefisien Kontingensi
x ²=Nilai Chi-Square
Cmax=
√ m−1
m
1
√
= =0,707
2
Dimana
Dengan kategori :
40
sebagai berikut :
Chit
r=
Cmax
Keterangan :
Chit=Koefisien kontingensi
Cmax=C Maximum
Selanjutnya untuk melihat adanya hubungan yang nyata atau tidak maka
Thit=
√ N−2
1−( r )
2
Dimana :
H0 :r=0
H1 :r≠0
Dimana :
hari secara sporadic dan tidak tertata, jelas tidak cukup menjadi dasar yang kuat
untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga
padi sawah. Skala pengukuran dengan tipe ini akan mendapatkan jawaban yang
pernah” ; “baik – cukup baik – tidak baik” dan lain-lain. Data yang diperoleh
dapat berupa data interval atau rasio dikhotomi (dua alternatif). Jadi kalau pada
skala likert terdapat 3,4,5,6,7 interval, dari kata “sangat setuju” sampai “sangat
tidak setuju”, maka pada skala Guttman hanya ada dua interval yaitu “setuju” atau
(Sugiyono, 2010).
Skala Guttman selain dapat dibuat dalam bentuk pilihan ganda, juga dapat
dibuat dalam bentuk checklist. Jawaban dapat dibuat skor tertinggi satu dan
terendah nol (ataupun dengan skor lainnya). Misalnya untuk jawaban setuju diberi
42
skor 1 dan tidak setuju diberi skor 0. Pada penelitian ini untuk menentukan
dengan nilai tertinggi sama dengan 5, sedang sama dengan 3, dan skor terendah
sama dengan 1.
Batasan dari variable yang digunakan dalam penelitian ini, maka ada
1. Petani adalah petani padi sawah yang mengkonsumsi hasil produksi padi
2. Keputusan adalah pilihan yang dijatuhkan pada salah satu alternatif dari
3. Faktor adalah suatu fakta yang berhubungan atau berkaitan dengan fakta
a. Luas lahan sawah adalah suatu lahan garapan yang dikelola petani dan
dengan skor
DAFTAR PUSTAKA
Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluh Pertanian Aceh Bekerja Sama Dengan
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian NAD. 2009. Budidaya Tanaman
Padi. Aceh.
Badan Pusat Statistik Indonesia. 2020. Statistik Indonesia 2020. Indonesia
Nawawi, Hadari. 1993. Metode Penelitian Sosial. Gajah Mada University Press.
Yogyakarta.
Nazir, Moh. 2011. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Bogor
KUESIONER PENELITIAN
Desa :........................................................................................
No. Sampel :........................................................................................
I. Identitas Petani
Nama :........................................................................................
Umur :........................................................................................
Jenis Kelamin :........................................................................................
Pendidikan Terakhir :........................................................................................
Jumlah Anggota Keluarga :........................................................................................
Jumlah Tanggungan :........................................................................................
Pekerjaan Lain :........................................................................................
Nama Kelompok Tani :........................................................................................
B. Tingkat Pendapatan
1. Berapakah penghasilan Bapak/Ibu selama satu bulan?
......................................................................................................................
a. ≥ rata-rata 5
b. = rata-rata 3
c. ≤ rata-rata 1
Pertanyaan Terbuka
2. Berapakah pengeluaran rumah tangga Bapak/Ibu selama satu bulan?
......................................................................................................................
a. ≥ rata-rata 5
b. = rata-rata 3
c. ≤ rata-rata 1
3. Apakah penghasilan Bapak/Ibu diperoleh dari hasil produksi padi sawah?
......................................................................................................................
a. Ya 5
b. Kadang-kadang 3
c. Tidak 1
4. Apakah penghasilan Bapak/Ibu dari berusahatani padi sawah dapat
mencukupi kebutuhan keluarga?
......................................................................................................................
a. Ya 5
b. Kadang-kadang 3
c. Tidak 1
2. Berapakah hasil produksi padi sawah yang Bapak/Ibu dapatkan dalam satu
kali masa tanam?
......................................................................................................................
a. ≥ rata-rata 5
b. = rata-rata 3
c. ≤ rata-rata 1
3. Berapa kali panen yang dapat Bapak/Ibu lakukan dalam satu tahun?
........................................................................................................................
a. 2 kali 5
b. 1 kali 3
c. Gagal panen 1
4. Hasil produksi padi sawah yang Bapak/Ibu dapatkan dijual atau
dikonsumsi sendiri?
........................................................................................................................
a. Dikonsumsi sendiri 5
b. Kadang-kadang 3
c. Dijual 1
5. Jenis benih apa yang Bapak/Ibu gunakan untuk berusahatani padi sawah?
........................................................................................................................
a. Bagus 5
b. Sedang 3
c. Tidak Bagus 1
6. Berapa biaya yang Bapak/Ibu keluarkan untuk menjalankan padi sawah?
........................................................................................................................
a. ≥ rata-rata 5
b. = rata-rata 3
c. ≤ rata-rata 1
7. Selama berusahatani padi sawah apakah Bapak/Ibu pernah mengalami
kendala?
........................................................................................................................
a. Ya 5
b. Kadang-kadang 3
c. Tidak 1
D. Pengetahuan Petani
1. Apakah Bapak/Ibu tau harga jual hasil produksi padi dalam bentuk gabah
di pasaran?
........................................................................................................................
a. Sangat Tau 5
b. Kurang Tau 3
c. Tidak Tau 1
51
2. Apakah Bapak/Ibu tau harga jual hasil produksi padi dalam bentuk beras
di pasaran?
........................................................................................................................
a. Sangat Tau 5
b. Kurang Tau 3
c. Tidak Tau 1
3. Apakah ada pedagang pengumpul/tempat menjual hasil produksi yang
Bapak/Ibu ketahui?
........................................................................................................................
a. Ada 5
b. Kurang Tau 3
c. Tidak 1
4. Jika hasil produksi padi sawah Bapak/Ibu jual apakah dapat memenuhi
kebutuhan keluarga?
........................................................................................................................
a. Ya 5
b. Cukup 3
c. Tidak Cukup 1
5. Berapakah pendapatan yang akan Bapak/Ibu peroleh dengan menjual hasil
produksi padi sawah?
........................................................................................................................
a. Tinggi 5
b. Sedang 3
c. Kecil 1
2. Faktor Ekstern
A. Lingkungan Ekonomi
1. Apakah Bapak/Ibu mendapatkan sarana produksi untuk berusahatani padi
sawah?
........................................................................................................................
a. Ya 5
b. Kadang-kadang 3
c. Tidak 1
2. Bagaimana ketersediaan sarana produksi di lingkungan Bapak/Ibu?
........................................................................................................................
a. Tersedia 5
b. Kurang Tersedia 3
c. Tidak Tersedia 1
b. Kadang-kadang 3
c. Tidak 1
4. Apakah di lingkungan Bapak/Ibu tersedia kredit untuk usahatani?
........................................................................................................................
a. Ada 5
b. Kurang Tau 3
c. Tidak 1
5. Bagaimana kemudahan dalam memperoleh kredit usahatani?
........................................................................................................................
a. Sangat Mudah 5
b. Cukup Mudah 3
c. Sulit 1
B. Lingkungan Sosial
1. Adakah anggota masyarakat di lingkungan Bapak/Ibu yang mendukung
dalam berusahatani padi sawah?
........................................................................................................................
a. Ada banyak 5
b. Cukup banyak 3
c. Tidak ada 1
2. Apakah anggota masyarakat di lingkungan Bapak/Ibu memberikan
bantuan untuk berusahatani padi sawah?
........................................................................................................................
a. Ya 5
b. Kadang-kadang 3
c. Tidak 1
3. Apakah Bapak/Ibu mendapatkan dukungan dari keluarga untuk
berusahatani padi sawah?
........................................................................................................................
a. Ada banyak 5
b. Cukup banyak 3
c. Tidak ada 1
4. Apakah Bapak/Ibu tergabung didalam kelompok sosial/organisasi?
........................................................................................................................
a. Ya 5
b. Kadang-kadang 3
c. Tidak 1
5. Apakah Bapak/Ibu memiliki status sosial/kedudukan di dalam suatu
kelompok di desa?
........................................................................................................................
a. Ya 5
b. Kadang-kadang 3
c. Tidak 1
53
Kuesioner Keputusan
1. Apakah menurut Bapak/Ibu dengan tidak menjual/mengkonsumsi sendiri
hasil produksi padi sawah merupakan pilihan yang tepat?
........................................................................................................................
a. Ya 5
b. Kurang Tau 3
c. Tidak 1
2. Apakah menurut Bapak/Ibuk dengan hanya mengkonsumsi sendiri hasil
produksi padi sawah akan mencukupi kebutuhan keluarga?
........................................................................................................................
a. Ya 5
b. Kurang Tau 3
c. Tidak 1
3. Apakah dengan mengkonsumsi sendiri hasil produksi padi sawah
membantu dalam mencukupi kebutuhan keluarga?
........................................................................................................................
a. Ya 5
b. Kadang-kadang 3
c. Tidak 1
4. Apakah pernah ada pertimbangan untuk menjual hasil produksi padi
sawah sebelumnya?
........................................................................................................................
a. Ya 5
b. Kadang-kadang 3
c. Tidak 1
5. Apakah Bapak/Ibu pernah menjual hasil produksi padi sawah selama
berusahatani?
........................................................................................................................
a. Sering 5
b. Kadang-kadang 3
c. Tidak pernah 1