Laporan Penelitian

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 60
SURVEY PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP ASPEK SOSIAL BUDAY A MASYARAKAT TAHUN 2019 "BALAI PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA 1 DAN PENELITIAN KOMINFO MAKASSAR BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA KEMEN SERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA RI § 2019 Kata Pengantar Kebutuhan akan ketersediaan data tentang perkembangan TIK tentunya dibutuhkan dalam melakukan prediksi, evaluasi & monitoring serta perencanaan pembangunan ke depan. Tanpa adanya data TIK yang relevan dan terkait, akan sulit untuk mendapatkan gambaran kondisi perkembangan TIK saat ini dan bagaimana posisi negara kita saat ini. Data yang komprehensif sangat dibutuhkan untuk membangun suatu kebijakan yang tepat dalam mengatur akses dan penggunaan TIK dan pengembangan infrastrukturnya. Penelitian ini diharapkan mampu memetakan kondisi dan perkembangan TIK di wilayah kerja BBPPKI Makassar yaitu di Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku, Maluku Utara, Nusa Tenggara Timur, Papua Barat dan Papua. Tim peneliti sudah melaksanakan pengumpulan data di 7 provinsi, dan 30 kabupaten/kota seluruh Indonesia dan mendapatkan total 1761 data sebagai gambaran penggunaan TIK Rumah Tangga dan Individu. Melalui laporan ini, diharapkan masyarakat luas bisa mengetahui dan memahami pemanfaatan TIK dan dampaknya terhadap aspek sosial budaya serta kebijakan yang diambil. Dengan demikian, seluruh lapisan masyarakat, terutama pemangku kepentingan diharapkan dapat berpartisipasi aktif dalam pembangunan TIK di Indonesia serta mengantisipasi dampaknya baik positif maupun negatif. Dengan dukungan dan partisipasi dari berbagai pihak, semoga pemanfaatan TIK dapat memberikan nilai tambah bagi kehidupan kita bersama. Demikian kami sampaikan. Sekian dan terima kasih. Makassar, Desember 2019 Kepala BBPSDMP KOMINFO Makassar Copyright © 2019 by Herman DAFTAR Ist Kata Pengantar. DAFTAR ISI - DAFTAR GAMBAR. PENDAHULUAN.. 4.1 Latar Belakang, < 4,2 Rumusan Masalah 4,3 Tujuan dan Sasaran, 1.4 Lingkup Penelitiat 1.5 Manfaat Penelitian, KERANGKA TEORI. 2.1 Technology Acceptance Model (TAM) 2.2 Teori Difusi Inovasi.. Kine eB wb wR 23 Aspek Sosial Budaya Masyarakat, 2.3.1 Kesejahteraan Sosial.. 2.3.2 Ikatan Sosial 2.3.3 Budaya. 24 Penggunaan TIK dan Implikasinya Terhadap Aspek Sosial Budaya 2.5 Teori Determinisme Teknologi « METODOLOGI.. 3.1 Kerangka Pemikiran 12 3.2 Metodologi Penelitian.. 3.2.1 Tahapan Persiapan.. 3.2.2 Tahap Pelaksanaan Pengumpulan Data . 3,23 Tahap Pelaporan... 3.3 Teknik Pengumpulan Data dan Sampel. 45 3.4 Cakupan dan Jumlah Sampel 3,5 Daftar Sampel Rumah Tangga... HASIL DAN ANALISIS 4,1 Profil Kepala Keluarga/Rumah Tangga 41. Pekerjaan Kepala Keluarga. 4-12 Pendidikan Terakhir Kepala Keluarga. 4.1.3 Penghasilan Rumah Tangga per Bulan 4.2 Profil Responde 4.2.1 Jenis Kelamin Responden, 4.2.2 Usia Responden. 4.2.3 Status Responden., 4.2.4 Pekerjaan Responder 4.25 Pendidikan Terakhir Responden. 4.2.6 Pengeluaran per Bulan 4.3 Penggunaan TIK dalam Rumah Tangga.. 4.3.1 Rumah Tangga Berlangganan Akses Internet 4.4 Penggunaan Perangkat TIK (Individu).. 4.4.1 Perangkat TIK yang Digunakan Individ 4.4.2 Jenis Ketrampilan yang dimiliki Individ 4.4.3 Penggunaan Internet Individu (dalam 3 bulan terakhir) .. 4.4.4 Penggunaan Media Sosial Individu (dalam 3 bulan terakhir).. 4.4.5 Media Sosial yang digunakan Individu... 4.4.6 Penggunaan Instant Messanging (dalam 3 bulan terakhir). 4.4.7 Instant Messaging yang digunakan Individu 4.48 Alasan Individu Tidak Menggunakan Internet 45 Pendidikan... 4.5.1 Persepsi Perangkat TIK / Internet membantu proses Pencarian Informasi dan Belajar Mengajar 4.5.2 Persepsi Perangkat TIK / Internet membantu proses Pencarian Informasi dan. Belajar Mengaja 4.5.3 Aktivitas Penggunaan TIK untuk membantu Pendidikal 4.5.4 Pernah Mengikuti Pelatihan TIK. 4.5.5 Penyelenggara Pelatihan TIK yang Pernah Di ikuti oleh Individu. 4.5.6 Materi Pelatihan TIK yang di peroleh Individu.. 4.6.1 Individu berkomunikasi dengan menggunakan TIK.. 4.6.2 Media TIK yang Digunakan untuk Berkomunikasi. 4.6.3 Penggunaan perangkat TIK tidak menghalangi Responden untuk tetap berkomunikasi secara langsung/tatap muka dengan orang lain.. 4.7.1 Inklusi Sosial (Keterlibatan Sosial) - Responden memberikan persepsi dirinya ‘atan Sosial) - Responden memberikan persepsi terhadap warga sekitar tempat tinggal 34 4.7.3 Kohesi Sosial - Responden memberikan persepsi dirinya sendiri. 4.7.4 Kohesi Sosial - Responden memberikan persepsi terhadap warga sekitar tempat tinggal. 4.8.1 Perangkat TIK / Internet dapat membantu dalam memanfaatkan pelayanan masyarakat dari pemerintah secara onlin 4.8.2 Layanan online Pemerintah yang pernah digunakan... 4.9.1 Menelusuri kebenaran suatu informasi yang diterima. 4.9.2 Cara Menentukan kebenaran suatu informasi yang diterim 4.9.3 Konten apa saja yang bermanfaat di Media Onlin; 4.9.4 Persepsi mengenai Penggunaan TIK mempengaruhi Beberapa Aspek.. 4.10.1 Persepsi Perangkat TIK / Internet membantu ketika bekerja dan mencari lowongan pekerjaan. 4.10.2 Perangkat TIK yang digunakan membantu mendapatkan penghasilan 4.10.3 Penggunaan TIK untuk mendapatkan penghasilan... 4.10.4 Individu mendapatkan penghasilan tambahan di luar pekerjaan utama 4.11.1 Melakukan aktivitas menjual secara online. 4.11.2 Produk yang Dijual secara online 4,11.3 Individu yang Menjual Produknya Sejak Awal secara Onlin 4.11.4 Peningkatan Penghasilan setelah Menjual secara Online. 4.11.5 Media yang Digunakan Menjual secara Online 4.12.1 Melakukan aktivitas membeli secara online .. 4.12.2. Permasalahan yang Di dapatkan ketika membeli secara online 4.12.3 Frekuensi Pembelian secara Online. 4.12.4 Media yang Digunakan Membeli secara Online 4.13.1 Konten Negatif yang Didapatkan di Media Online... 4.13.2 Asal Konten Negatif yang di peroleh di Media Sosial. 4.13.3 Yang Pernah Mengalami Cyber-bullying PENUTUP.. Kesimpulan.. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN.. DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Kerangka berpikit Gambar 2. Tahapan Survei Gambar 3. Tahapan Penjaminan Mutu Data Hasil Survei. Gambar 4. Tabel Kish Gambar 5. Profil Pekerjaan Kepala Keluarga.. Gambar 6. Profil Pendidikan Terakhir Kepala Keluarga. Gambar 7. Profil Penghasilan Rumah Tangga per Bulan.. Gambar 8. Jenis Kelamin Responden Gambar 9. Status Responden Gambar 10. Pekerjaan Respondet Gambar 11. Pendidikan Terakhir Responder Gambar 12. Pengeluaran per Bulan Responden. Gambar 13. Rumah Tangga Berlangganan Akses Internet. Gambar 14. Alasan Rumah Tangga Tidak Berlangganan Internet Fixed Broadband Gambar 15. Perangkat TIK yang Digunakan Individu, Gambar 16. Internet yang Digunakan Individu. Gambar 17. Individu yang menggunakan Media sosial Gambar 18, Media sosial yang biasa digunakan oleh Individu. Gambar 19. Individu yang menggunakan Instant Messaging Gambar 20. Instant Messaging yang biasa digunakan oleh Individu, Gambar 21. Alasan Tidak Menggunakan Internet Gambar 22. Persepsi Perangkat TIK / Internet membantu Proses Pencarian Informasi dan Proses Belajar Mengajar. Gambar 23. Perangkat TIK membantu Pendidikan. Gambar 24. Aktivitas Penggunaan TIK untuk Membantu Pendidikan .. Gambar 25. Aktivitas Penggunaan TIK untuk Membantu Pendidikan Gambar 26. Aktivitas Penggunaan TIK untuk Membantu Pendidikai Gambar 27. Materi Pelatihan TIK yang didapatka Gambar 28. Dengan siapa saja Responden berkomunikasi dengan menggunakan TIK...32 Gambar 29. Media TIK yang digunakan Responden untuk berkomunikasi.. 32 Gambar 30, Media TIK yang digunakan Responden untuk berkomunikasi Gambar 31. Inklusi Sosial (Keterlibatan Sosial) - Responden memberikan persepsi dirinya sendiri se 34 Gambar 32. Inklusi Sosial (Keterlibatan Sosial) - Responden memberikan persepsi terhadap warga sekitar tempat tinggal Gambar 33. Kohesi Sosial - Responden memberikan persepsi dirinya sendi Gambar 34. Kohesi Sosial - Responden memberikan persepsi terhadap warga sekitar tempat tinggalnya... Gambar 35. Perangkat TIK / Internet membantu dalam memanfaatkan pelayanan masyarakat dari pemerintah secara online Gambar 36, Layanan Online Pemerintah yang pernah di gunakan Gambar 37. Menelusuri kebenaran suatu informasi yang diterima .. Gambar 38. Cara Menelusuri kebenaran suatu informasi yang diterima Gambar 39. Informasi / Konten yang bermanfaat di Media Onlin Gambar 40. Persepsi mengenai Penggunaan TIK mempengaruhi Beberapa Aspek. Gambar 41. Persepsi Perangkat TIK / Internet membantu ketika bekerja dan mencari lowongan pekerjaai Gambar 42. Perangkat TIK yang digunakan membantu mendapatkan penghasilan.. Gambar 43. Penggunaan TIK untuk mendapatkan penghasilan. Gambar 44. Responden mendapatkan penghasilan tambahan di luar pekerjaan utama 43 Gambar 45. Melakukan Aktivitas Menjual Secara Online. Gambar 46. Produk yang dijual Secara Online Gambar 47. Individu yang Menjual Produknya Sejak Awal secara Online Gambar 48. Peningkatan Penghasilan setelah Menjual secara Online. Gambar 49. Media yang Digunakan Menjual secara Online Gambar 50. Melakukan Aktivitas Membeli Secara Online. Gambar 51. Permasalahan ketika Membeli Secara Online Gambar 52. Frekuensi Membeli Secara Onlin: Gambar 53. Media yang Digunakan Membeli secara Online. Gambar 54. Konten Negatif yang Didapatkan di Media Online Gambar 55. Asal Konten Negatif yang di peroleh di Media Sosial . Gambar 56. Yang Pernah Mengalami Cyber-bullying. BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIk) memungkinkan faktor jarak dan waktu menjadi tanpa batas, Perkembangan TIK mentransformasi masyarakat dengan pertumbuhan jumiah informasi dan sejumiah perangkat yang terus berkembang, Informasi mengalir dari satu tempat ke tempat yang Jain dan dapat dimanfaatkan untuk berkoordinasi, kolaborasi dan lebih jauh lagi dalam menghasilkan keputusan-keputusan dengan pertimbangan nasional dan global. TIK terus berkembang dan mentransformasi masyarakat dan industri dengan banyaknya informasi, efisiensi dan perkembangan teknologi yang berlangsung cepat, sehingga masalah yang dihadapi bukan semata-mata pada bagaimana teknologi tersebut digunakan, melainkan cara penggunaan dan pengaruhnya terhadap dinamika di berbagai sektor. TIK juga memegang peranan sebagai teknologi kunci (enabler technology) jika diterapkan dan digunakan secara tepat dimana hal ini sangat penting untuk negara- negara yang sedang bergerak ke arah informasi atau masyarakat berbasis pengetahuan (Malecki & Demaray, 2006). Lebih jauh lagi, Idealnya sebuah kebijakan diambil berdasarkan basis data dan informasi serta pengetahuan suatu hal tertentu secara komprehensif agar diperoleh analisis dan kebijakan yang dapat sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan yang terjadi. Informasi dan pengetahuan ini diperoleh dari basis data yang dilakukan secara integrasi, sinergis, dan komprehensif. Oleh karena itu, banyak negara-negara di dunia mengembangkan pengukuran perkembangan TIK dengan indikator. Indikator didefinisikan sebagai suatu cara penyampaian informasi yang berbasis ukuran atau data statistik, yang menggambarkan informasi tentang suatu hal tertentu atau suatu persoalan yang dianggap penting, Indikator TIK disusun oleh hampir semua negara di dunia, juga lembaga-lembaga yang ada di dunia, salah satunya adalah ITU (international Telecommunication Union). Indikator utama TIK yang dikeluarkan oleh ITU merupakan hasil proses konsultasi yang intensif dengan The Partnership on Measuring ICT for Development dari tahun ke tahun, dengan pengembangan sektor indikator di bidang infrastruktur dan akses TIK, akses dan penggunaan TIK oleh rumah tangga dan individu, akses dan penggunaan TIK pada bisnis, sektor TIK Perdagangan, akses dan penggunaan TIK pada sektor pendidikan, Sektor TIK pada e-government. UNCTAD (2010) membagi 2 kelompok besar dampak yang harus diukur untuk menangkap peran TIK dalam mewujudkan masyarakat informasi, Pertama: dimensi Supply, artinya seberapa besar kontribusi sektor TIK (termasuk perdangan) terhadap perekonomian. Dimensi ini banyak terkait dengan indikator-indikator pertumbuhan ekonomi yang secara jelas menunjukkan fungsi enabler dari TIK secara sektoral. Dimensi kedua adalah dimensi Demand (pengguna dan penggunaan), yang berarti seberapa besar __BABI-Pendahuluan € BAB 1-Pendahuluan_ TIK berdampak pada penggunaan baik untuk level bisnis, rumah tangga/individu dan juga pemerintah, Dari struktur supply dan demand tersebut, salah satu perubahan yang terjadi akibat masifnya penggunaan TIK adalah perubahan pada tataran aspek sosial budaya masyarakat kota maupun desa. Ada tiga hal dari aspek sosial budaya yang sangat dipengaruhi oleh penggunaan TIK yaitu social welfare (Kesehateraan sosial), social bonding (ikatan sosial) dan culture (budaya). Perubahan yang terjadi misalnya meningkatnya pertumbuhan ekonomi, nilai-nilai keagamaan, nasionalisme, minat terhadap seni tradisional, gotong royong, sopan santun dan lain sebagainya. TIK juga berdampak pada kehidupan sosial hingga mempengaruhi aspek yang lebih besar lagi yakni kebudayaan antara lain perubahan sistem nilai dan norma. Secara umum, data mengenai penggunaan TIK dibutuhkan oleh negara-negara di dunia untuk melihat tingkat perkembangan TIK di negara tersebut. Hal ini dilakukan dengan mengindikasi variabel-variabel terkait pemanfaatan TIK sebagai indikator untuk mengukur perkembangan TIK, dengan tidak menutup kemungkinan mengidentifikasi dan memunculkan indikator baru berdasarkan perkembangan teknologi serta temuan dan fenomena yang ada di wilayah negara tersebut. Bagi negara berkembang seperti Indonesia membangun indikator yang dapat menggambarkan Kondisi TIK terkini merupakan bagian penting sebagai alat untuk analisis dan perencanaan kebijakan bidang TIK kebijakan terkait lainnya, Kebutuhan akan ketersediaan data tentang perkembangan TIK yang terjadi dan manfaatnya dibutuhkan dalam melakukan prediksi, evaluasi & monitoring serta perencanaan pembangunan ke depan. Tanpa adanya data TIK yang relevan dan terkatt, akan sulit untuk mendapatkan gambaran kondisi perkembangan TIK saat ini dan pagaimana posisi negara kita saat ini, Berdasarkan kondisi tersebut, pada tahun 2018 Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) melalui Puslitbang Aptika dan IKP, Badan Litbang SDM akan melakukan Kegiatan survei penggunaan TIK dan implikasinya terhadap aspek sosial budaya pada masyarakat, Survei ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran pengguna TIK Indonesia. Ketersediaaan data TIK saat ini belum memadai, dikarenakan masing-masing unit kerja, satuan kerja, bahkan institusi yang terkait sektor TIK memiliki data masing-masing yang belum terintegrasi, sehingga untuk mendapatkan Informasi secara general memerlukan waktu, Problematika mendasar dalam membangun suatu data TIK nasional antara lain karena keterbatasan dalam hal kelengkapan dan keakuratan data kuantitatif dan kualitatif dari parameter yang telah dikembangkan dan kurangnya kerjasama dan sinergi dengan instansi-instans! terkait untuk mewajudkan ketersediaan data TIK yang rebih akurat, lengkap, dan sesuai dengan kebutuhan perencanaan pengembangan TIK Nasional. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka rumusan masalah dari penelitiat 1. Bagaimana penggunaan TIK pada masyarakat? 2, Bagaimana penggunaan TIK tersebut berimplikasinya terhadap aspek sosial budaya di masyarakat? ini terdiri dari dua pertanyaan: 1.3 Tujuan dan Sasaran Survei ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang penggunaan TIK dan implikasinya terhadap aspek sosial budaya di masyarakat, serta aspek sosial budaya yang berimplikasi pada penggunaan TIK. Sedangkan sasaran dari kegiatan ini adalah tersusunnya data yang komprehensif dan mampu memberikan gambaran riil tentang penggunaan TIK serta aspek-aspek sosial budaya yang dipengaruhi oleh penggunaan TIK rumah tangga dan individu. 1.4 Lingkup Penelitian Lingkup kegiatan ini berfokus pada penggunaan TIK oleh rumah tangga dan individu serta melihat implikasinya terhadap aspek sosial budaya pada masyarakat juga. Adapun indikator-indikator yang akan diukur secara umum dikelompokkan sebagai berikut: 1. Aspek Penggunaan TIK meliputi tingkat literasi (penggunaan) TIK (device, handphone dan internet) yang terdiri dari frekuensi dan durasi, tujuan, aktivitas serta tempat penggunaan. 2. Aspek Implikasi Sosial Budaya meliputi perubahan social welfare (kesejahteraan sosial), social bonding (ikatan sosial) dan culture (budaya). 1.5 Manfaat Penelitian Penerima manfaat dari Survei Bersama Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi serta Implikasinya terhadap Aspek Sosial Budaya Masyarakat ini adalah: 1. Kementerian Komunikasi dan Informatika sebagai kementerian yang membidangi TIK khususnya untuk Kawasan Indonesia Timur. 2. Regulator terkait yang membutuhkan data dan informasi perkembangan TIK, dalam rangka melakukan analisis, pengawasan, evaluasi, dan pengambilan kebijakan terkait TIK, serta melakukan perencanaan pembangunan. 3. Stakeholders (institusi/ kementerian/ industri) yang terkait dengan pengembangan dan pembangunan sektor TIK. 4. Masyarakat secara umum, yang membutuhkan informasi perkembangan TIK. sx iesangta toon | (—_ BABII-Kerangka Teo BABII KERANGKA TEORI 2.1 Technology Acceptance Model (TAM) Salah satu teori tentang penerimaan atau penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) adalah Technology Acceptance Model (TAM). Teor! ini diperkenalkan oleh Davis (1985) yang menjelaskan tentang penerimaan individual terhadap penggunaan sistem teknologi informasi, TAM merupakan teori yang dikembangkan dari Theory of Reasoned Action (TRA) yang oleh (Hill, Fishbein, & Ajzen, 1977; Jogiyanto, 2007). Model TAM merupakan model penerimaan sistem teknologi informasi yang akan digunakan oleh pemakai disebabkan Keputusan yang dilakukan individu untuk menerima suat teknologi sistem informasi merupakan tindakan sadar yang dapat dijelaskan dan diprediksi oleh minat perilakunya. TAM berargumentast bahwa penerimaan individual tethadap sistem teknologi informasi ditentukan dua konstruk uutama yang ditambahkan ke dalam model TRA yaitu kegunaan persepsian (perceived usefulness) dan kemudahan penggunaan persepsian (perceived ease of use). Keduanya berpengaruh pada minat perilaku (behavioral intention). Pemakai teknologi akan mempunyai minat menggunakan teknologi (minat perilaku) jika merasa sistem teknologi bermanfaat dan mudah digunakan (Jogiyanto, 2007). Perceived usefulness memengaruhi perceived ease of use tetapi tidak sebaliknya. Pemakai sistem akan menggunakan sitem jika bermanfaat, baik mudah ataupun tidak. Sistem yang sulit digunakan akan tetap dipakai jika pengguna merasa bahwa sistem masih bermanfaat Terdapat lima konstruk utama pada TAM yaitu: 1. Kegunaan persepsian (perceived usefulness). Konstruk ini didefenisikan sebagai sejauh mana seseorang percaya menggunakan teknologi akan meningkatkan kinerja pekerjaannya, Dengan kata lain merupakan suatu kepercayaan (belief) tentang proses pengambilan keputusan. Jika seseorang merasa percaya bahwa sistem informasi berguna maka dia akan menggunakannya, dan sebaliknya. Kemudahan penggunaan persepsian (perceived ease of use). Konstruk ini didefenisikan sebagai sejauh mana seseorang percaya bahwa menggunakan suatu teknologi akan bebas dari usaha. Dengan kata lain merupakan suatu kepercayaan (belief) tentang proses pengambilan keputusan. Jika seseorang merasa percaya bahwa sistem informasi mudah digunakan maka dia akan menggunakannya, dan sebaliknya. Sikap terhadap perilaku (attitude towards behavior) atau sikap menggunakan teknologi (attitude towards using technology). Konstruk ini didefenisikan sebagai perasaan positif atau negatif dari seseorang jika harus melakukan perilaku yang akan ditentukan. Ini juga didefenisikan Mathieson (1991) sebagai evaluasi pemakai tentang ketertarikannya menggunakan sistem. 4. Minat perilaku (behavioral intention) atau minat perilaky menggunakan teknologi (behavioral intention to use). Adalah suatu keinginan (minat) seseorang untuk melakukan suatu perilaku tertentu, 5. Perilaku (behavioral) atau penggunaan teknologi sesungguhnya (actual technology use). Adalah tindakan yang dilakukan seseorang, terkait penggunaan istem teknologi informasi maka perilaku adalah penggunaan sesungguhnya (actual use) dari teknologi. 2.2 Teori Difusi Inovasi Teori Difusi Inovasi pertama kali diperkenalkan oleh Gabriel Tarde, dengan kurva difusi berbentuk S (S-shaped Diffusion Curve). Kurva ini menggambarkan suatu inovast diadopsi seseorang atau kelompok yang dilihat dari dimensi waktu. Pemikiran Tarde menjadi penting karena secara sederhana bisa menggambarkan kecenderungan yang terkait dengan proses difusi inovasi, Rogers (2010) mengatakan, “Tarde’s S-shaped diffusion curve is of current importance because most innovations have an S-shaped rate of adoption.”. Difusi Inovasi merupakan sebuah teori yang pada dasarnya menjelaskan proses suatu inovasi disampaikan (dikomunikasikan) melalui saluran-saluran_ tertentu sepanjang waktu kepada sekelompok anggota dari sistem sosial. Lebih jauh dijelaskan bahwa difusi adalah suatu bentuk komunikasi yang bersifat khusus berkaitan dengan penyebaranan pesan-pesan berupa gagasan baru dari sumber penemu kepada pengguna atau pengadopsi (Rogers, 1995). Menurut Rogers, dalam proses difusi inovasi terdapat empat elemen pokok, yaitu: 1. Inovasi, adalah gagasan, tindakan, atau barang yang dianggap baru oleh seseorang, Dalam hal ini, kebaruan inovasi diukur secara subjektif menurut pandangan individu yang menerimanya. Jika suatu ide dianggap baru oleh seseorang maka ia adalah inovasi untuk orang itu. Konsep baru dalam ide yang inovatif tidak harus baru sama sekali; 2. Saluran komunikasi, adalah alat untuk menyampaikan pesan-pesan inovasi dari sumber kepada penerima. Dalam memilih saluran komunikasi, sumber perlu memperhatikan tujuan komunikasi dan karakteristik penerima; 3, Jangka waktu, adalah proses keputusan inovasi, dari mulai seseorang mengetahui sampai memutuskan untuk menerima atau menolaknya, dan pengukuhan terhadap keputusan itu sangat berkaitan dengan dimensi waktu (proses pengambilan keputusan inovasi, keinovatifan seseorang- relatif lebih awal atau lebih lambat dalam menerima inovasi, dan kecepatan pengadopsian inovasi dalam sistem sosial); 4, Sistem sosial, adalah kumpulan unit yang berbeda secara fungsional dan terikat dalam kerjasama untuk memecahkan masalah dalam rangka mencapai tujuan bersama. 2.3 Aspek Sosial Budaya Masyarakat Untuk memahami aspek sosial budaya masyarakat, ada baiknya kita melihat definisi dari masing-masing kata. Menurut Elwell (2013) masyarakat adalah sejumiah organisme interdependen dari spesies yang sama. Sedangkan budaya adalah perilaku ‘yang dipelajari yang dibagikan oleh anggota masyarakat, bersama dengan produk materi dari perilaku tersebut. Kata "masyarakat" dan "budaya” digabungkan bersama untuk membentuk kata "sosiokultural". Sociocultural (umum unhyphenated) digunakan sebagai istilah spesifik yang mewujudkan peran interaksi sosial dan konteks budaya (Cobb, 1994), Ada tiga hal penting dalam aspek sosial budaya masyarakat yaitu kesejahteraan sosial, ikatan sosial dan budaya itu sendiri, 2.3.1 Kesejahteraan Sosial Stiglitz (2010) menyatakan bahwa dalam mendefenisikan kesejahteraan sosial diperlukan rumusan muttidimensi. Dimensi-dimensi tersebut meliputi standar hidup material (pendapatan, konsumsi dan kekayaan}, kesehatan, pendidikan,aktifitas individu termasuk bekerja, suara politik dan tata pemerintahan, hubungan dan kekerabatan sosial, lingkungan hidup (kondisi masa kini dan masa depan), baik yang bersifat ekonomi maupun fisik. Sehingga kesejahteraan sosial, dapat disimpulkan sebagai suatu usaha yang dilakukan untuk meningkatkan taraf hidup manusia yang di dalam mencakup pemenuhan Kebutuhan hidup. Masyarakat dikatakan sejahtera ketika mereka dapat hidup mandiri, memiliki tempat teinggal yang layak, dapat menjalani kehidupan sebagaimana mestinya seperti dapat bersekolah, beribadah dan juga dalam pemenuhan kebutuhannya. 2.3.2 Ikatan Sosial Kathy S. Stolley (2005), dalam ikatan sosial dihasilkan oleh beberapa elemen yaitu: 1. Keterikatan (attachment) dengan orang melalui relasi yang kuat dan peduli misalnya keluarga dan sahabat. 2. Komitmen (commitment) terhadap tujuan-tujuan konvensional atau secara sosial dianggap baik seperti pendidikan sekolah tinggi dan pekerjaan yang bergengsi. 3. Keterlibatan (involvement) dalam aktivitas-aktivitas konvensional yang secara sosial dianggap baik, seperti aktivitas akademik, tim olahraga, lembaga keagamaan atau pekerjaan. 4, Kepercayaan (moral belief) terhadap sistem nilai bersama yang menyatakan bahwa kepatuhan (conformity) adalah benar dan penyimpangan adalah salah, 3.3 Budaya Pengertian kebudayaan menurut Larry A. Samovar, Richard E. Porter (2010) sarti simpanan akumulatif dari pengetahuan, pengalaman, kepercayaan, nilai, sikap, akna, hirarki, agama, pilihan waktu, peranan, relasi ruang, konsep yang luas, dan objek terial atau kepemilikan yang dimiliki dan dipertahankan oleh sekelompok orang atau tu generasi. Sedangkan menurut Andreas, kebudayaan mengandung keseluruhan engertian, nilai, norma, ilmu pengetahuan, religius, dan segala pernyataan intelektual artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sosial budaya adalah cara tentang bagaimana ra individu saling berhubungan dengan orang lain yang menyangkut persoalan nilai, rma, imu pengetahuan, religius, dan segala pernyataan intelektual dan artistik yang enjadi ciri khas suatu masyarakat. Sosial budaya berdasarkan pandangan antropologi tradisional, dibagi menjadi uudaya material (objek, seperti makanan, pakaian, seni, benda-benda kepercayaan) dan idaya non material mencakup kepercayaan, pengetahuan, nilai, norma, dan sebagainya. Kepercayaan, menurut Rousseau yang di kutip Andi (2006), dalah bagian psikologis terdiri dari keadaan pasrah untuk menerima kekurangan berdasarkan arapan positif dari niat atau perilaku orang lain, Sedangkan menurut Robinson yang di catip Lendra (2006) kepercayaan adalah harapan seseorang, asumsi-asumsi atau eyakinan akan kemungkinan tindakan seseorang akan bermanfaat, menguntungkan tau setidaknya tidak mengurangi keuntungan yang lainnya, Pengetahuan, merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan ini terjadi melalui panca indera manusia, yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagaian besar pengetahuan manusia di peroleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku seseorang (Notoatmodjo, 2003). Sikap menurut Notoatmodjo (2003), sikap merupakan reaksi atau respon yang ‘masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakans reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Nilai, merupakan suatu hal yang nyata yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk, indah atau tidak indah, dan benar atau salah, Kimball Young mengemukakan nilai adalah asumsi yang abstrak dan sering tidak di sadari tentang apa yang di anggap penting dalam masyarakat. Sedangkan norma adalah kebiasaan umum yang menjadi patokan perilaku dalam suatu kelompok masyarakat dan batasan wilayah tertentu. Emil Durkheim mengatakan bahwa norma adalah sesuatu yang berada di luar individu, membatasi mereka dan mengendalikan tingkah laku mereka. 2.4 Penggunaan TIK dan Implikasinya Terhadap Aspek Sosial Budaya Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) berkembang seiring dengan tingkat kebutuhan manusia. Semakin modern kehidupan manusia, maka semakin modern pula teknologi. Hampir setiap teknologi mempunyai pengaruh baik positif maupun negatif, Demikian juga dengan TIK. Berdampak positif karena dapat mendorong lahirnya berbagai inovasi baru yang mempermudah hidup manusia, Sekaligus berdampak negatif karena TIK memberikan dampak pada kehidupan sosial budaya salah satunya dimana norma-norma yang berlaku seringkali diabaikan. Bahkan dampak negatif yang lebih jauh, TIK dapat mendorong terjadinya kerusakan moral. TIK juga menjadikan masyarakat menjadi kurang peka terhadap kehidupan sosial seperti mengurangi intensitas tatap muka yang terjadi dalam organisasi ataupun sosial masyarakat. Kini manusia seakan tak lepas dari peran teknologi komunikasi, terlebih informasi yang aktual dan akurat. Tidak heran jika saat ini banyak orang memanfaatkan TIK untuk mengakses berbagai informasi. Hal ini berdampak pada banyaknya informasi yang diterima sehingga sulit dipilah mana yang benar dan mana yang palsu (Khoiri, 2011). Perkembangan TIK sangat berpengaruh terhadap kehidupan sosial dan budaya masyarakat di suatu tempat. Sebagaimana dikemukakan oleh Hirschman, ada tiga faktor yang dapat memengaruhi perubahan sosial, yaitu: (1) tekanan kerja dalam masyarakat; (2) keefektifan komunikasi; dan (3) perubahan lingkungan alam. Dari ketiga faktor tersebut, maka terdoronglah akal manusia untuk menciptakan sesuatu yang memudahkan mereka dalam memecahkan persoalan. Teknologi sebagai jawaban atas pemikiran manusia menjadi alat untuk membantu memecahkan persoalan yang ada. Teknologi diharapkan dapat menjadi fasilitator dan interpreter. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa perubahan dan perkembangan teknologi akan berdampak pada kehidupan sosial yang ada hingga mempengaruhi aspek yang lebih besar lagi yakni kebudayaan. Khoiri (2011) menjelaskan beberapa dampak nyata dari keberadaan serta perkembangan teknologi komunikasi antara lain sebagai berikut: 1. Perubahan sistem nilai dan norma. Perubahan ini tidak dapat luput dari dua sifatnya, konstruktif dan destruktif. Seiring dengan berkembangnya teknologi serta pemanfaatannya, perubahan sistem dan norma pun tidak dapat dielakan, Perubahan konstruktif terjadi apabila pemanfaatan teknologi digunakan untuk hal baik, bersifat profesional dan berintegritas. Artinya, bahwa penggunaan teknologi telah membawa kehidupan sosial masyarakat ke arah yang lebih baik dan membangun. Namun cukup disayangkan bahwa kondisi seperti ini sebagian besar hanya terjadi di negara maju dengan tingkat pemahaman dan pendidikan yang cukup tinggi. 2. Perubahan destruktif terjadi apabila pemanfaatan teknologi yang memberikan segala kemudahan telah sampai pada penyalahgunaannya. Hal ini sering terjadi di negara berkembang dengan tingkat pemahaman dan pendidikan masyarakat yang rendah pula, Misal, akses internet yang kian menjamur pada masyarakat Indonesia, belum cukup membawa sebagian besar masyarakatnya pada kecerdasan intelektual. Malah, yang kerap terjadi adalah penyalahgunaan fasilitas tersebut seperti, pengaksesan situs yang berbau pornografi, atau pemakaian situs permainan judi seperti poker, dil. Dampak destruktif (ainnya adalah semakin cepatnya aris informasi yang tidak semuanya layak didengar ataupun diketahui. Namun, seperti teori jarum suntik, media dapat dengan mudah menimbulkan kepercayaan dan pemahaman bagi audiennya, sehingga mudah terpancing oleh isu-isu yang tidak benar mengenai apapun yang tidak mendidik. Menciptakan ketergantungan. Dengan segala kemudahan yang diberikan oleh teknologi, maka masyarakat seolah dimanjakan oleh ketersediaan segala kebutuhan hidupnya. Masyarakat pengguna teknologi kian enggan untuk menggunakan alat-alat_ manual untuk alasan efektivitas dan efisiensi. Masyarakat semakin sulit melepaskan diri dari serba kecanggihan teknologi dan hal ini akan terus berlangsung dalam waktu lama dan kian membawa masyarakat pda ketergantungan pada pemanfaatan teknologi. Sesuatu yang berlangsung lama inilah yang menyebabkan perubahan kebudayaan pada suatu masyarakat. Ketergantungan yang lain menyangkut pada gaya hidup dan prestise seseorang, Jika tidak memanfaatkan teknologi, maka seseorang akan dianggap kekurangan kualitas dalam kehidupan sosialnya. Misalnya adalah penggunaan jejaring sosial ataupun situs pertemanan melalui media internet yang sering dijadikan tolak ukur eksistensi seseorang. Dan sekali memasuki situs jejaring sosial tersebut, akan mustahil bagi hampir seluruh pengunjungnya untuk tidak mengunjungi situs itu lagi. Menciptakan kolonialisme. Kesenjangan akan selalu ada di muka bumi dan begitupun kesenjangan arus informasi yang ada. Munculnya teknologi komunikasi_ menyebabkan arus informasi dari negara maju ke negara berkembang adalah tidak seimbang. Ketidakseimbangan ini menyebabkan masyarakat negara tertentu lebih banyak mengonsumsi informasi dari negara yang rich informations (maju). Sehingga memungkinkan munculnya kolonialisasi. Kolonialisasi yang dimaksud di sini bukannya taktik imperialisme dalam penaklukan negara lain melalui akuisisi tanah dan wilayah, melainkan berupa penjajahan melalui arus informasi 0 2.5 Teori Determinisme Teknologi Teori determinisme tekhnologi merupakan pemikiran McLuhan (1962) yang menyebutkan bahwa setiap kejadian atau tindakan yang dilakukan manusia itu akibat pengaruh dari perkembangan teknologl. Perkembangan teknologi tersebut tidak jarang membuat manusia bertindak di luar kemauan sendiri, Pada awalnya, manusialah yang membuat telmologi, tetapi lambat laun teknologilah yang justru memengaruhi setiap apa yang dilakukan manusia, Pencetus teori determinisme teknologi ini adalah Marshall McLuhan pada tahun 1962 melalui tulisannya "The Guttenberg Galaxy: The Making of Typographic Man". Dasar teor/ ini adalah perubahan yang terjadi pada berbagai macam cara berkomunikasi akan membentuk pula keberadaan manusia itu sendiri. Teknologi membentuk cara berpikir, berperilaku, dan bergerak dari satu abad teknologi ke abad teknologi selanjutnya di dalam kehidupan manusia, Contohnya dari masyarakat yang belum mengenal huruf menjadi masyarakat yang canggih dengan perlatan cetak maupun electronic. inti determinisme teori yaitu penemuan atau perkembangan teknologi komunikasi merupakan faktor yang mengubah kebudayaan manusia. Di mana menurut McLuhan, budaya kita dibentuk dari bagaimana cara kita berkomunikasi. Inti dari teori McLuhan adalah determinisme teklologi. Maksudnya adalah penemuan atau perkembangan teknologi komunikasi itulah yang sebenarnya yang mengubah kebudayaan manusia. Jika Karl Marx berasumsi bahwa sejarah ditentukan oleh kekuatan produksi, maka menurut McLuhan eksistensi manusia ditentukan oleh perubahan mode komunikasi. Kalau mau kita lihat saat ini tidak ada satu segi kehidupan manusia pun yang tidak bersinggungan dengan apa yang namanya media massa. Mulai dari ruang keluarga, dapur, sekolah, kantor, pertemanan, bahkan agama, semuanya berkaitan dengan media massa. Hampir-hampir tidak pernah kita bisa membebaskan diri dari media massa dalam kehidupan kita sehari-hari, Dalam bahasa Griffin (2011) disebutkan, “Nothing remains untouched by communication technology.” Dalam masyarakat modern, faktor teknologi dapat mengubah sistem komunikasi ataupun relasi sosial. Apalagi teknologi komunikasi yang demikian pesat majunya sudah pasti sangat menentukan dalam perubahan sosial itu, Perubahan kebudayaan seperti telah di sebut di atas, dapat menimbulkan perubahan sosial, meskipun tidak merupakan suatu keharusan. Kebudayaan itu berakumulasi. Sebab kebudayaan berkembang, makin bertambah secara berangsur-angsur. Selalu ada yang baru, ditambahkan kepada yang telah ada, Jadi bukan menghilangkan yang lama, tetapi dalam perkembangannya dengan selalu adanya penemuanpenemuan baru dalam berbagai bidang (invention), akan selalu menambah yang lama dengan yang baru, Dan seiring dengan pertambahan unsur-unsur kebudayaan tersebut, maka berubah pula kehidupan sosial-ekonomi ataupun kebudayaan itu sendiri. McLuhan berpikir bahwa budaya kita dibentuk oleh bagaimana cara kita berkomunikasi. Paling tidak ada beberapa tahapan yang layak disimak. Pertama, penemuan dalam teknologi komunikasi menyebabkan perubahan budaya. Kedua, perubahan di dalam jenis-jenis komunikasi akhirnya membentuk kehidupan manusia. Ketiga, sebagaimana yang dikatakan McLuhan bahwa “Kita membentuk peralatan untuk berkomunikasi, dan akhirnya peralatan untuk berkomunikasi yang kita gunakan itu i kehidupan kita sendiri”, (Nurudin, 2007). akhirnya membentuk atau mempengarul BABII METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian jirancang untuk merepresentasikan dan menyediakan informasi kuantitatif tentang dua hal penting yaitu tentang penggunaan TIK meliputi tingkat literasi (penggunaan) TIK (device-komputer, laptop, tablet, handphone/HP dan internet) yang terdiri dari frekuensi dan durasi, tujuan, aktivitas serta tempat penggunaan. Dan yang kedua tentang implikasi penggunaan TIK terhadap aspek sosial budaya meliputi perubahan kesejahteraan sosial (social welfare), ikatan sosial (social bonding) dan budaya (culture). Ketiga aspek yang diteliti ini diperoleh dari data primer dan sekunder. = Kesejahteraan sosal (soso! wefore) Feekuensi dan durasl tujuan, = tkatan sosial(sosial bonding) aktivitas serta tempat = Budaya (culture) penggunaan serta iterasi Gambar 1. Kerangka berpikir 3.2 Metodologi Penelitian Metodologi penelitian ini dirancang untuk mengumpulkan informasi yang akurat dari parameter yang diamati. Secara umum metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei dengan pendekatan Mix Method yaitu secara kuantitatif dan kulitatif. Pengumpulan data primer dilakukan melalui survei, dan data sekunder dikumpulkan melalui data Kementerian/Lembaga terkait sektor TIK serta hasil FGD dengan para pakar. Metode pengumpulan data yang digunakan meliputi: (1) FGD penyusunan konsep sosial budaya; (2) pengumpulan dan pengolahan data sekunder. Data sekunder diambil dari berbagai sumber seperti Direktorat-direktorat teknis di Kominfo, BPPT, BPS, BKPM, Ditjen Dikti dll; (3) pengumpulan dan pengolahan data primer yang merupakan hasil dari kegiatan survei dan juga wawancara para informan di lokasi penelitian.Beberapa hal yang akan dijabarkan lebih lanjut dalam metodologi dalam pengumpulan data primer antara lain cara pemilihan objek survel (metode sampling yang digunakan) dan jumlah objek yang akan disurvei, metode analisis data, metode kontrol atas kualitas data yang diberikan oleh responden rumah tangga dan individu, serta program kerja yang akan dilakukan dalam rangka menjamin kualitas data yang dikumpulkan, 12 BAB III ~ Metodologi Metode survei yang digunakan dalam kegiatan Survei dengan fokus penggunaan TIK oleh rumah tangga dan individu adalah survei langsung ke rumah tanga dan individu untuk meiakukan wawancara tatap muka (face-to-face interview) dengan responden menggunakan daftar pertanyaan (kuesioner). Dasar_pertimbangan wawancara tatap muka ini adalah pewawancara dapat melakukan pendekatan secara pribadi terhadap responden untuk menjelaskan setiap pertanyaan dalam kuesioner agar wawancara dapat berlangsung dengan lancar. Serta pewawancara dapat melihat langsung reaksi responden untuk mengetahui tingkat kejujuran responden guna mengurangi bias respon. Secara garis besar kegiatan survei akan dibagi menjadi beberapa tahapan, yaitu : Pee Ea een Gambar 2. Tahapan Survei 3.2.1 Tahapan Persiapan Agar kegiatan survei dapat berjalan lancar dan memberikan hasil yang optimal, maka diperlukan tahap persiapan yang matang. Pada tahap ini yang dipersiapkan adalah: 1. Penyempurnaan Rancangan Kuesioner Kuesioner yang digunakan pada survei ini merupakan kuesioner yang disusun secara bersama dengan melibatkan para pakar dibidangnya dan dengan melakukan perbaikan-perbaikan serta updating dalam rangka penyempurnaan kuesioner ini. 2. Uji Coba Kuesioner Kuesioner yang telah disusun dengan indikator utama kemudian diujicoba untuk mengetahui tingkat keterandalan (reliability) kuesioner tersebut. Ujicoba dilakukan dengan cara melakukan wawancara pada kelompok kecil responden dengan menggunakan kuesioner yang telah disusun. Tingkat keterandalan kuesioner ini diuji dengan menggunakan uji Cronbach's Alpha menggunakan perangkat lunak statistika. jika nilai Cronbach's Alpha yang diperoleh di bawah 0.7, maka dilakukan revisi pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner. Jika revisi selesai dilakukan, maka selanjutnya dilakukan ujicoba ulang untuk memastikan kuesioner yang disusun reliabel digunakan untuk menggali informasi dari responden. 3.2.2 Tahap Pelaksanaan Pengumpulan Data Tahap pelaksanaan kegiatan survei ini adalah pelaksanaan pengumpulan data yang dilakukan melalui wawancara langsung (face-to-face interview) terhadap responden individu dalam rumah tanga dengan menggunakan instrumen kuesioner. Wawancara 13 dilaksanakan di rumah tangga tempat domisili responden, Tahapan pelaksanaan survei adalah sebagai berikut: 1. Lembar kuesioner yang telah diisi oleh responden dilakukan validasi data oleh koorlap untuk memeriksa kelengkapan jawaban responden, kebenaran keberadaan responden dan proses wawancara. Validasi ini merupakan filter pertama terhadap lembar kuesioner. Apabila lembar kuesioner dinyatakan tidak valid, maka dilakukan proses wawancara Kembali dengan responden baru (responden pengganti), 3. Hasit akthir dari kegiatan survei lapangan adalah lembar kuesioner yang telah diisi oleh responden dan telah melewati proses validasi 3.2.3 Tahap Pelaporan Sebelum menyusun Japoran survei, maka diperlukan beberapa kegiatan untuk mempersiapkan bahan-bahan untuk penulisan laporan. Kegiatan ini antara lain meliputi: 1. Quality Control, Coding dan Entry Data 2, Pengolahan dan Analisis Data : 3. Quality Control, Coding dan Entry Data Quality Control (QC) data dimaksudkan untuk memastikan bahwa responden benar-benar ada (bukan responden fiktif) dan proses wawancara benar-benar telah dilakukan (bukan rekayasa interviewer). QC data ini merupakan filter kedua terhadap lembar kuesioner yang telah diisi oleh responden. Proses QC data diperlukan setelah pengumpulan data dan tahap pemasukan (entry) data dan analisis data, QC data meliputi kegiatan: © Pemeriksaan terhadap kesalahan dalam pengisian kuesioner, kelengkapan pengisian kuesioner (completeness) dan kekonsistenan jawaban (consistency). Pemeriksaan ini dilakukan pada semua kuesioner yang diterima. Setelah kuesioner melewati proses QC data, maka tahap selanjutnya adalah memasukan data ke komputer (entry data) melalui Web yang sudah disiapkan tim peneliti. Proses QC data juga dilakukan pada tahap ini melalui penyaringan data entry pada program entri. Secara ringkas proses verifikasi dan validasi untuk menjamin kualitas data dilakukan beberapa tahapan seperti disajikan pada gambar berikut. Gambar 3. Tahapan Penjaminan Mutu Data Hasit Survei 14 3.3 Teknik Pengumpulan Data dan Sampel Kerangka sampel yang digunakan terdiri dari empat jents, yaitu: 1. Kerangka sampel penarikan tahap pertama adalah daftar kabupaten/kota di masing-masing provinsi. 2. Kerangka sampel penarikan tahap kedua adalah daftar kecamatan di masing- masing kabupaten kota terpilih. 3. Kerangka sampel penarikan tahap ‘ketiga adalah daftar kelurahan / desa di masing-masing yang kecamatan terpilih. 4, Kerangka sampel tahap keempat adalah memilily secara acak di tingkat dusun / rw yang kemudian dilakwkan pemilihan daftar anggota rumah tangga pada rumah tangga terpilih menggunakan metode Kish-Grid 3.4 Cakupan dan Jumlah Sampel Survei Pengembangan TIK serta Implikasinya Terhadap Aspek Sosial Budaya Masyarakat 2019 dilaksanakan di 7 Propinsi di wilayah kerja BBPSDMP KOMINFO Makassar. Jumiah sampel tersebar di 30 kabupaten/kota, 100 Kecamatan, 110 Kelurahan / Desa dengan jumlah responden 1.761 responden. Tabel 1. DistribusiSampel Rumah Tangga lo. |Provinsi Jumlah Jumlah Jumlah_ Jumlah Kab/Kota | Kecamatan | Kel. / Desa Resp. 1 |Sulawesi Selatan 7 22 23 369 2 Sulawesi Tenggara 5 15 17 272 3_|Nusa Tenggara Timur 6 22 24 384 4 Maluku 3 7 10 160. 5 Maluku Utara a 10 i 176 6 [Papua a 15 15 240 7 Papua Barat 3 9 10 160 Jumlal 30 100 110 1761 3.5 Daftar Sampel Rumah Tangga Pemilihan sampel rumah tangga dilakukan untuk kegiatan Survei Pengembangan TIK serta Implikasinya terhadap Aspek Sosial Budaya Masyarakat 2019 dilakukan dengan metode KishGrid. Tabel Kish Tabel Kish digunakan setelah dilakukan listing eligible responden, dan jika responden tidak dapat ditelusuri keberadaannya maka dapat diganti dengan responden eligible lainnya. 38 — —$— a Pemilihan Responden Menggunakan Tabel Kish Penentuan nomor urut ART yang memenuhi syarat untuk dipili adalah perpotongan antara kolom nomor urut sampel rumah tangga dengan jumlah anggota rumah tangga memenuhi syarat pada rumah tangga tersebut. co i) Gambar 4. Tabel Kish Menyusun buku panduan wawancara (Interview Guideline) ‘Agar pelaksanaan tanya-jawab dengan respoden dapat berjalan dengan lancar dan mendapatkan jawaban yang akurat dari responden, maka diperlukan panduan ‘wawancara (Interview Guideline) bagi pewawancara (Interviewer). Interview Guideline ini berisi tentang tata cara wawancara, tata tertib dan persyaratan bagi interviewer dalam ‘melaksanakan tugas melakukan wawancara dengan responden. Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan dalam penyusunan penelitian ini adalah analisis statistika, Analisis Statistika baik itu berapa deskriptif berupa tabel-tabel dan grafik yang menampilkan informasi mengenal penggunaan TIK dan implikasinya terhadap aspek sosial budaya oleh individu begitu pula sebaliknya aspek sosbud yang berimplikasi kepada penggunaan TIK. Disertai dengan analisis kuantitatif dengan melakukan analisa awal terhadap data dan infomasi yang diperoleh. | | ————E a) BAB IV - Hasil dan Anal BABIV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Profil Kepala Keluarga/Rumah Tangga 4.1.1 Pekerjaan Kepala Keluarga Profil Pekerjaan Kepala Keluarga | | 2% (1K 1 Pelajar/Mahasiswa | "= ASN/TNI/Polri anavan Seat | * Pedagang/Wiraswasta = Nelayan ‘= Buruh/Tukang ‘= Pensiunan sar | = Perangkat Desa Honorer/AT/RW | * Freelance Tidak Bekerja i Gambar 5. Profil Pekerjaan Kepata Keluarga 7 Profil profesi Kepala Keluarga pada rumah tangga yang dilakukan survey, menunjukkan bahwa jumlah responden terbanyak adalah berprofesi sebagai petani, yaitu sekitar 51% dari total responden. Posisi kedua terbanyak responden adalah pedagang/wiraswasta, yaitu sekitar 11% responden. Posisi ketiga terbanyak adalah kelompok nelayan dengan 8% 4.1.2 Pendidikan Terakhir Kepala Keluarga Dari hasil survey, kepala keluarga yang tidak sekolah didapatkan sebanyak 5%, kemudian kepala keluarga dengan pendidikan terakhir SD/Ml adalah terbesar yaitu 36%. Pada pendidikan SMP/MTs adalah terbesar ketiga dengan 18%, sedangkan SMA/SMK/MA adalah terbesar kedua dengan 32%. Jenjang pendidikan tinggi Diploma/S1 sebesar 9% dan pendidikan tinggi lanjut S2/S3 memiliki porsi terkecil yaitu 0%. BAB IV - Hasil dan Analisis Pendidikan Terakhir Kepala Keluarga | wriacsoman | | a | om | Lo _] Gambar 6 Profil Pendidikan Terakhir Kepala Keluarga 4.1.3 Penghasilan Rumah Tangga per Bulan Penghasilan Rumah Tangga per Bulan | | ro | | aan," | | | | | | | | | | | | | | | | soufldiea sp2yéanm erisidGlve S>sutiea 7am | Gambar 7. Profit Penghasilan Rumah Tangga per Bulan Dari hasil survey, penghasilan rumah tangga paling banyak adalah di bawah 2 juta yaitu sekitar 73,94%. Kemudian terbesar kedua adalah 2-4 juta per bulan sekitar 19,99%, dan terbesar ketiga adalah 4-6 juta per bulan sekitar 4,88%, Penghasilan rumah tangga sebesar 6-8 juta didapatkan sekitar 1,02%, dan posist terakhir adalah rumah tangga dengan penghasilan sebesar lebih dari 8 juta sekitar 0%, eet 4.2 Profil Responden 4.2.1 Jenis Kelamin Responden Berdasarkan jenis kelamin responden, terdapat 50,48% responden berjenis kelamin perempuan dari total responden dan kelompok ini merupakan kelompok terbanyak dibandingkan dengan responden berjenis kelamin laki-laki, yaitu sebanyak sebesar 49,52%. Jika dilihat perbandingannya responden perempuan memiliki persentase sedikit lebih besar dibandingkan responden laki-laki, dan masih dapat dikatakan bahwa perbandingannya cukup berimbang, | Profil Responden: lenis Kelamin | ie Perempuan, | Gambar 8. Jenis Kelamin Responden 4.2.2 Usia Responden Profil Responden: Usia | "9-14 tahun = 15 -24 tahun 825-34 tahun = 35-44 tahun = 45-54 tahun "55-65 tahun " Gambar 3, Usia Responden Responden dalam penelitian ini mengambil pada rentang usia antara 9 sampai 6£ tahun, Responden terbanyak pada survey ini adalah pada kelompok usia 15-24 tahur 40 sebanyak 21,07% dan kelompok usia 25-34 sebanyak 21,18%, kemudian terbanyak kedua on usia 35-44 tahun adalah 18,80%, Dan yang ketiga adalah usia 45-54 tahun sebanyak 16,47%. Responden berusia 9-14 tahun sebanyak 12,32% dan paling sedikit adalah responden berusia 55-65 sebanyak 10,16%, 4.2.3 Status Responden Dari sisi status, dalam survey ini responcen terbanyak adalah sudah menikah sebanyak 61,22%, kemudian belum menikah sebanyak 33,84%, dan yang sudah janda/duda sebanyak 4,94%, 3 Janda/Duda | 0,00 % soo0% sowos 08 40,00% $0,00% 60,00% 70.00% Profil Responden: Status | | * Gambar 9. Status Responden 4.2.4 Pekerjaan Responden Dari sisi pekerjaan, responden terbanyak pada survey ini adalah Pelajar / Mahasiswa sebanyak 24,47%, disusul oleh Ibu Rumah Tangga sebanyak 21,98%, serta petani sebanyak 21.75%. yang berprofesi pedagang / wiraswasta pun sebanyak 6,13%. Hal yang patut kita cermati adalah adanya data responden yang tidak / belum bekerja mencapai 5,85% responden. Untuk yang berprofesi sebagai perangkat desa honorer/ rt / rw sebanyak 4,94%, kemudian karyawan swasta sebanyak 4,26%. Adapun untuk ASN / TNI/ POLRI, Nelayan, Buruh /Tukang, pensiunan dan freelance berkisar dibawah 4%. "= Profil Responden: Pekerjaan | Tak bekee lal 5,05 04 0,62 %| Freelance | | perangkat Desa Honorer/RT/AW | 4,94 9% | | | | | bu Rumah Tangga le | | | | nares , ais8% | Pensnen 114 94 | | | | | | Dhan me 153 | | | Wyn Ss og | | Petani | i | | | | | tedaane/Weasvasta | eae Se | | tananmseotn LOH 36 36 | | | | | penis i | Pelajar/Manasiswa | 900% 5.00% 1000 % | |24.47 % 1500% 2000% — 2500% 30,00 % Gambar 10, Pekerjaan Responden 4.2.5 Pendidikan Terakhir Responden Dari sisi pendidikan terakhir, dimulai dari responden yang tidak bersekolah adalah sebanyak 3,29%, responden dengan kelulusan terakhir SD/MI dengan porsi terbesar kedua yaitu 31,12%. Kemudian pendidikan terakhir di SMP/MTs pada posisi ketiga sebanyak 21,58%, pada SMA/SMK/MA sebanyak 33,22% pada posisi yang terbesar. Pada pendidikan tinggi Diploma/S1 sebanyak 10,56%, dan pendidikan tinggi tingkat lanjut $2/S3 porsinya terkecil yaitu 0,23%, ____33,22.% - = Profil Responden: 35,00% ————31,12.% Pendidikan Terakhir | 30,00% 250% 20.00% 150% 10.00% 500% 0.00% é * ‘Gambar 11 Pendidikan TerakirResponden 4.2.6 Pengeluaran per Bulan Z Dilihat dari segi pengeluran responden per bulan untuk individu, mayors responden sebanyak 90,46% pengeluaran perbulannya antara 0 ae i Selanjutnya, sebanyak 7,84% responden pengeluaran perbulannya antara Z iu - oe dan sebanyak 1,19% responden pengeluaran perbulannya antara 4-6 juta rupiah. Be et (BABI 2 Hast dan Anali sebagian Kecil saja yang pengeluaran perbulannya 6-8 juta rupiah yaitu sebesar 045% dan diatas 8 juta rupiah sebesar 0,06%, Profil Responden: Pengeluaran per Bulan | 100,00% = 90,00 % 20.00% — 700% 60.00% 30.00% 40.00% 30.00% 20,00% 10.90% 000% Os/d2iuta > 2e/dauuta >A s/dG luna >os/dasuta > Buta Gambar 12. Pengeluaran per Bulan Responden 4.3 Penggunaan TIK dalam Rumah Tangga 4.3.1 Rumah Tangga Berlangganan Akses Internet Hasil survey menunjukkan bahwa sebanyak 1689 responden atau sekitar 95,91% responden menyebutkan bahwa pada rumah tangga responden tidak berlangganan akses internet dan sisanya sebanyak 72 responden atau sekitar 4,09% responden mengakui berlanggan akses internet pada rumah tangga responden. Adapun provider yang dominan digunakan adalah Telkom sebesar 3,69% sedangkan yang lainnya menggunakan provider seperti Firstmedia, Biznet, Sinergi, Net 1 dan RT/RW Net tidak lebih dari 1%. Provider Fixed Broadband yang Digunakan Bianet; 0.11% -¢g . Reo en. Firstmedia; 0,11.% Poot ZA Sther;Berlangganan eZ " — RT ee oe oor ART RW Net; 0.05% ——— Sinergi Hotspot; | 0.06% Net 1; 0,08 % Tidak Berlangganan = Telkom w Bianet =Firstmedia = RTRWNet =SinergiHotspot ™ Net 1 Gambar 13. Rumah Tangga Berlangganan Akses Internet ee eee 4.3.2 Alasan Rumah Tanga tidak menggunakan Internet fixed Broadband Lebih detil dapat mengetahui alasan responden tidak menggunakan internet fixed proadband. Data menunjukkan alasan terbesar masyarakat tidak menggunakan internet fixed broadband adalah karena Layanan tidak tersedia sebesar 52, 92% Teemutlanalasan terbesar Kedua adalah sudah memiliki akses internet lainnya sebesar-27,14%. Untuk hal init peroleh bahwa ada sebagian masyarakat yang merasa sudah cukup menggumakan internet melalui mobile. Ada pula responden yang menjadikan faktor ekonomis dari sebagai alasan mereka tidak menggunakan fixed broadband yaitu biaya perangkat yang mahal sebesar 23,74% dan biaya langganan yang dianggap mahal sebesar 20,44%. Sedangkan yang merasa tidak membutuhkan sebanyak 17,43%. Provider Fixed Broadband yang Digunakan | Tidak membutuhkan ; 1743% Berlangganen 34,03 % Sedah mem akses Internet fainnya; 274% Baya peranghat mahal 123 78% Biayalayanan mahal; Tayanan tak tersedia ane 15292% Gambar 14 Alasan Rumah Tengga Tdak Berlangganen Internet Fixed Broadband 4.4 Penggunaan Perangkat TIK (Individu) 4.4.1 Perangkat TIK yang Digunakan Individu Hasil survey menunjukan bahwa mayoritas responden menggunakan perangkat ‘TIK dalam 3 bulan terakchir dengan persentase mencapai 64,51% responden sedangkan yang tidak menggunakan sebesar 35,49%. i | | Tidak 35,49 % Responden Menggunakan Perangkat TI dalam 3 Bulan Terakhi Gambar 15, Peranghat TIK yang Digunakan Individu 23 BAB IV - Hasil dan Analisis jl SS 4.4.2 Jenis Ketrampilan yang dimiliki Individu Jenis ketrampilan yang dimiliki paling banyak dimiliki oleh responden adalah Menyalin (opt on apt cee satu dokumen sebesar 16,20%, kemudian ketrampilan men ain ae eT / folder dalam satu perangkat sebanyak 10,75%. oar vn, aa ene file Cf ‘ ketrampitan yang lain masih kurang dari 109%. Dan ketrampilan yang paling sedikit di wil oleh individu adalah Melaicukan coding / men; oe \ggunakan Bahasa pemrograman tertentu yang Keterampilan yang dapat dilakukan oleh responden (So RTT { [EGE 6.86%, Memindahkan fie dari komputer ke perangkat ai atau sebalikanya | | EGG 10775 %, Menyain tau merindahkan file folder dalam sats peranlat 58 %, Membuat bahan presentasi z i FGI 777. Menguodun, monginstal dan mengkofgurasi software [EGG 751%, Menghubungkan perangkat ain | TED) 453%, Mengguriakan ramus dasararitmatita a spreadsheet TEIN 0.99%, Mengirimampiran /atachment melalui emall FEGDIII £620.56 wenylin copy vaste) tes / formas darisat dokamen { | RN 20.096, Tiare eran Gambar 17, Individu Menggunakan Perangkat THK dalam 3 Bulan Terakhir 4.4.3 Penggunaan Internet Individu (dalam 3 bulan terakhir) Hasil survey menunjukan bahwa mayoritas responden menggunakan internet dalam 3 bulan terakhir dengan persentase mencapai 57.97% responden sedangkan yang tidak menggunakan sebesar 42,43%. Responden Menggunakan Internet dalam 3 Bulan Terakhir Gambar 16. Internet yang Digunakan Individu 24 4A Penggunaan Media Sosial Individu (dalam 3 bulan terakhii ‘ ral aa ered ee ae eae eral eel sae di eee d ambar 10. 302% mayoritas responden tersebut menggunakan aa a dalam 3 bulan terakhir sedangkan yang tidak menggunakan sebesar 3,98% 98%. *Y3 = Tidak an Media Sosial dalam 3 Bulan Terakshir Responden Menggunak: “Gambar 17. Individu yang menggunakan Media sosial 4.4.5 Media Sosial yang digunakan Individu g dominan di gunakan oleh indi Pengguna media sosial yang palin Facebook yang mencapai 51,05%, yang ikedua Youtube dengan penggun aitu 15,10%. Media sosial lain seperti 28,53%, Instagram menjadi yang terbanyak ketiga y+ ya kurang dari 4% pengguna yang twitter, linkedin, pinterest, dan yanB lainnya har menggunakan. Media Sosial yan: TTI a) wvidu adalah 1a sebanyak g Biasa Digunakan oleh Individu tainnya Youtube: 28.53 a) ml Youtube Pinterest | tnstagram Linkedin | Twitter | Facebook fg. Media sostal yang biasa digunakat oleh individu ee Gambar 1 8 4.46Penggunaan Instant Messanging (dalam 3 bulan terakhi Pengguna instant messanging sebesar 87,92% responden dal ae gedangkan yang tidak menggunakan sebesar 12,08% nian Sune Tidak 12,08 % 208% Ye = Tidak Ya 87.92% _ Responden Menggunakan Instant Messaging dalam 3 Bulan Terakhir Gambar 19. Individ yang menggunakan Instant, Messaging 4.4.7 Instant Messaging yang digunakan Individu Pengguna instant messaging yang paling dominan di gunakan oleh ind Whatsapp yang mencapai 57,20%, yang kedua Facebook massengger dengan pengguna sebanyak 33,12%, LINE menjadi yang terbanyak keetiga yaitu 5,48%. Instant messaging Google Hangout, Skype dan yang lainnya hanya eurang dari 2% ividuadalah lain seperti Telegram, pengguna yang menggunakan. aa Instant Messaging yang Digunakan oleh Responden eh Individue Gambar 20. Instant Messaging yang bias digunakan of nnn q BAB IV - Hasil dan Anal* 4.4.8 Alasan Individu Tidak Menggunakan Internet ‘Adapun alasan individu sehingga tidak / belum menggunakan internet di gominasi Karena Ketidaktahuan cara menggunakan internet sebanyak 19,33% dan ketidaktahuan seperti apa internet itu juga sebanyak 16,32%. Dalam hal ini dipandang perlu untuk memberikan peningkatan literasi penggunaan internet dan manfaatnya. Faktor berikutnya menjadi alasan adalah Harga perangkat internet yang dianggap mahal sebanyak 15,16% dan Harga pulsa / layanan untuk internet yang di rasakan mahal sebesar 11,34%. Faktor ini merupakan faktor ekonomi individu yang masih di bawah standar. Faktor berilcutnya Infrastruktur yang tersedia dengan responden yang mmenjawab Tidak ada layanan internet sebanyale 15,86% dan yang mengatakan ada jayanan internet tetapi masih sering putus atau belum cukup baik sebanyak 12,04%. sedangkan yang menjawab dengan alasan budaya hanya 1,04%. Alasan Individu Tidak Menggunakan Internet I g i 5 ‘Gambar 21. lasan Tidak Menggunakan Internet | po 45 Pendidikan 4.5 Persepsi Perangkat TIK / Inter r net mer 1 asi dan Belajar Mengajar mbantu proses Pencarian Persepsi Individu mengenai bahwa perangkat TIK / Internet dapat membantu proses pencarian informasi menyatakan Sangat setuju sebesar 19,10% dan Setuju sebesar 55,21% sedangkan yang Tidak Setuju sebesar 25% dan Sangat Tidak Setuju sebesar 0,69%. " Persepst Individu mengenai bahwa perangkat TIK / Internet dapat membantu proses belajar mengajar menyatakan Sangat setuju sebesar 16,15% dan Setuju sebesar 55,38% sedangkan yang Tidak Setuju sebesar 27,78% dan Sangat Tidak Setuju sebesar 0,69%. PERSEPSI PERANGKAT TIK / INTERNET TERHADAP msangat Tidak Setuju mTidak Setuju mSetuju mSangat Setuiu | 069% | | | BELAJAR MENGAIAR \ 999% | | PENCARIAN INFORMAS! | Gambar 22, Persepsi Perangkat TIK /aternet membantu Proses Pencarian Informasi dan Proses Belajar Mengajar 4.5.2 Persepsi Perangkat TIK / Internet membantu proses Pencarian Informasi dan Belajar Mengajar Perangkat TIK yang digunakan untuk membantu Pendidikan Individu baik Pendidikan formal maupun Pendidikan informal yang tertingsi adalah Gawal (HP) sebanyak 44,08% responden dan 35,53% menjadikan gawal sebagai perangkat yang paling dominan digunakan. Laptop juga dianggap sebagai perangkat yang digunakan tuntule membantu Pendidikan sebanyak 36,70% dan 20,97% menjadikan laptop sebagai yang perangkat yang paling dominan di gunakan, Sedangkan Komputer (PC) paling terkecil yaita 19,22% dan hanya 8,35% yang menjadikan sebagai perangkat yang dominan digunakan dalam pendidikan. 28 BAB IV - Hasil dan Analisis 50.00% oe Gawai 5, Laptop 44,08% oe 36,70% 30.00% 250% 20 00% 15,00% 30.00% 500% 0.00% Peranj kat THK yang Digunakan untuk Membantu Pendidik: ikan Komputer 19,22% Sm Perangkat TIK yang digunakan — —®=Dorninan Gambar 23. PerangkatTIK membantu Pendidikan : 4.5.3 Aktivitas Penggunaan TIK untuk membantu Pendi in Aktivitas penggunaan TIK untuk membantu Pendidikan yang sering dilakukan di dominasi oleh kegiatan Mengirim pesan melalui aplikasi instant messaging sebanyak 42,88% dan mencari informasi terkait subtansi Pendidikan sebanyak 42,71%. Kegiatan yang juga dianggap membantu Pendidikan yaitu Menonton Video Tutorial melalui Video Online sebanyak 28,30% dan melakukan pengetikan, pengolahan data, membuat dan menampilkan presentasi yang sering di lakukan oleh 27,08% individu. Dan pencarian informasi beasiswa juga sering dilakukan individu sebanyak 10,07% untuk membantu pendidikannya. Namun untuk kegiatan bermain game edukasi, mengikuti kursus online, mendaftar sekolah secara online dan kegiatan lainnya di pilih oleh individu kurang dari 10%. Aktivitas Penggunaan TIK untuk Membantu Pendidikan | | Lainnya; 0,35% | \ [ERR etotah secara online; 6,94% | [ERRATA easiswa; 10.07% | ‘enonton Mitonial Penaldlan Melalw 8} 28,30% [EERIE edutcasi; 8,169 [EREun Kursus online; 4,69% | \ 50,00% 0.00% 25,00% Gambar 24, Aktivitas Penggunaan TIK untuk Membantu Pendidikan 29 4.54 Pernah Mengikuti Pelatihan TK Gambar 25, Aktivitas Penggunaan TIK untuk Membantu Pendidikan 4.5.5 Penyelenggara Pelatihan TIK yang Pernah Di ikuti oleh Individu. Penyelenggara pelatihan TIK yang pernah di ikuti oleh Individu di dominasi di Sekolah / Kampus yaitu sebesar 72,65%, kemudian di susul oleh Pelatihan yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah sebesar 11,97%. Adapun pelatihan yang dilakukan oleh pihak lainnya seperti swasta baik kursus / bimbel juga sebesar 11,11%. Sedangkan yang pernah dilakukan oleh Kementerian Kominfo hanya sebesar 0,85%. Hal ini perlu menjadi catatan bagi Kementerian Kominfo yang menjadi yang terdepan dalam bidang TIK. Pelaksana Pelatihan TIK yang dikuti oleh Responden Sekolah / Kampus Kementerian lain / Lembaga Negera Pemprov / Pemkab / Pemkot Kementerian Kominfo Gambar 26, Aktivitas Penggunaan TIK untuk Membantu Pendidikan 30 4.5.6 Materi Pelatihan TIK yang di peroleh individ Materi pelatihan TiK yang pernah di d: . songolah Dokumen seperti word yaitu sebess 9 computer juga sering di dapatkan olch ince aetes ae pe ees 51,80%. Yang Ketiga terbanyak adalah materi mengenat Pomerat 1.72%. Sedangkan materi-materi pengolahan gambar/video vn = ewe Ye: yenggunaan aplikasi e-commerce, pengenalan smartphone, pemtuntan Saat |ninnya kurang dari 8% responden yang pernah mengikuti petatihan ae aan lapatkan oleh Individu adalah Aplikasi Materi Pelatihan TIK yang didapatkan time roew || Pembuatan website ff 346% | Fengenalan penggunaansmartphone fl 346% renegusenapiaieconmerce fl 200% Penggunaan media sosial [Ml] 657% Pengolahan gambar / video [MM] 7.61% | Pega ert I 1972% | Pengenalan penggunsan komputer / laptop [I] 200% | f r Anlkasipengolsh dokumen AI 2426 4 000% 20,00% 40.00% 60.00% | 80,00% 100,00% Gambar 27. Materi Pelatihan TIK yang didapatkan 4.6.1 Individu berkomunikasi dengan menggunakan TIK. Siapa saja yang diajak berkomunikasi dengan menggunakan TIK, hasil survei menyatakan Keluarga menjadi terbesar sebanyak 90,28% dan 60,94% diantaranya menjadikan keluarga menjadi tempat berkomunikasi yang utama dan paling sering. Yang terbesar kedua adalah teman sebanyak 81,60% dan 35,24% menjadikan teman sebagai tempat berkomunikasi yang paling sering dibandingkan yang lainnya. Tetangga menjadi yang terbesar ketiga dalam berkomunikasi yakni sebanyak 53,30% namun berbanding terbalik dalam hal dijadikan sebagai yang utama atau paling sering untuk berkomunikasi yang hanya mendapat 0,69%, Komunitas juga mencapat porsi yang cukup besar yaitu 39,76% dan yang menjadikan Komunitas menjadi paling sering dan utama dalam berkomunikasi sebesar 2,78%. Untuk orang yang tidak di kenal juga dijadikan sebagai tempat berkomunikasi sebanyak 19,97% namun yang menjadikan orang tidak dikenal sebagai yang sering berkomunikasi hanya sebesar 0,35%. pengan siapa saja Responden berkomunikasi 'si dengan men, ggunakan TIK 10% 90.2896 0% 53,30% 0% z 30766 os : mE ouarga Tetanaga Teman Komuntas _Orangyangbelum ‘itera = Dominan Gambar 28. engan siapa saja Responden berkomuntkasi dengan menggunakan THK 4.6.2 Media TIK yang Digunakan untuk Berkomunikasi. Media TIK yang digunakan untuk berkomunikasi yang terbesar adalah Telepon dengan 93,06% dan 51,04% responden menjadikan sebagai yan paling dominan di lakukan, Kemudian SMS sebanyak 79,17% namun hanya 9,90% yang dominan menggunakan. Chatting berada di posisi ketiga terbesar dengan 78,47% dan yang yang dominan menjadikan chatting sebgai media TIK yang digunakan sebanyak 37,50%. Video call di lakukan responden sebanyak 52,43% namun hanya 1,39% yang paling dominan dilakukan, Dan email menjadi yang paling sedikit digunakan sebagai media TIK hanya sebesar 21,35% dan yang menjadikan email sebagai media dominan hanya sebesar 0,17%. Media TIK yang digunakan Responden untuk berkomunikasi 100% 93.06% = 79.17% 7847% 52.43% 50% 21.35% 0 ” Telepon sms chatting Email Video Call ‘Dominan Gambor 29. Media TIK yang digunakan Responden untuk berkomunikasl _ —_—_—— 32 4.6.3 Penggunaan perangkat TIK tidak menghalangi Res verkomunikasi secara langsung/tatap muka dengan or reste untultetap Penggunaan perangkat TIK tidak menghalangi espe = serkomunikasi secara langsung /tatap muka dengan oranglain, he ye ne te eyuju sebanyak 16,67% dan yang terbanyak adalah yang Setujuysin eee nee tintuk yang Tidak Setuju sebanyak 6% dan yang Sangat Tidak cari er aces ‘ eet a 1%, Penggunaan perangkat TIK tidak menghalan reap berkomonitassecaralangsung/tatay mln dengan oop in ‘Songat Tidak Setuju ml TidakSetuju mSetuju mSangotSetuju Gambar 30. Media TIK yang digunakan Responden untuk berkomuntkast 4.7.1 Inklusi Sosial (Keterlibatan Sosial) - Responden memberikan persepsi dirinya sendiri Responden memberikan persepsi menurut diri sendiri, apakah penggunaan TIK / Internet dapat memberikan partisipasi aktif untuk terlibat di kegiatan masyarakat sekitar tempat tinggal. Dan yang menyatakan Sangat Setuju sebanyak 9,20%, Setuju 67,12%, sedangkan yang Tidak Setuju sebesar 22,74% dan Sangat Tidak Setuju sebesar 087%. Responden memberikan persepsi menurutdiri sendiri, apakah penggunaan TIK / Internet dapat memberikan partisipasi aktif untuk mengikuti aktifitas politik. Dan yang menyatakan Sangat Setuju sebanyak 6,42%, Setuju $5,21%, sedangkan yang Tidak Setuju sebesar 36,46% dan Sangat Tidak Setuju sebesar 1,91%. Responden memberikan perseps! menurut diri sendiri, apakah penggunaan TIK/ Internet dapat berperan untuk mengambil keputusan. Dan yang menyatakan Sangot Setuju sebanyak 11,46%, Setuju 70,14%, sedangkan yang Tidak Setuju sebesar 171% dan Sangat Tidak Setuju sebesar 0,69%. ahwa mayoritas responden Sangat Setuju / Internet sangat berpengaruh terhadap kukan sesuatu hal bisa dikarenakan Jpih dahulu baik di search engine, video skan sesuatu. Dari hasil survei tersebut terlihat b: ataupun Setuju terhadap penggunaan TIK Ppengambilan keputusan seseorang dalam melal kecenderungan seseorang mencari informasi terlel online, melalui komunitas dan lainnya sebelum memutu 33 ——_—— Inklusi Sosial heap (Keterlibatan Sosiat : ;] den memberikan persepsi dirinya Sendiri mSangat Tidak Setuju a Tidak Setuj i | Ju MSetuju msangar set Memberikan partisipasi aktit “ | untuk terlibat di kegiatan | saat settarenpottigge 007% [EBB oz0% | Memberikan partisipast aktif | untuk mengikuti aktifitas politik 1.91% fos2% Berperan dalam mengambit keputusan on Gambar 31, Inklusi Sosial (Keterlibatan Sosial) - Responden memberikan persepsi dirinya sendiri 4.7.2 Inklusi Sosial (Keterlibatan Sosial) - Responden memberikan persepsi terhadap warga sekitar tempat tinggal Responden memberikan persepsi menurut diri sendiri terhadap warga sekitar tempat tinggal, apakah penggunaan TIK / Internet dapat memberikan partisipasi aktif untuk terlibat di kegiatan masyarakat sekitar tempat tinggal. Dan yang menyatakan Sangat Setuju sebanyak 7,12%, Setuju 65,63%, sedangkan yang Tidak Setuju sebesar 26,39% dan Sangat Tidak Setuju sebesar 0,87%. Responden memberikan persepsi menurut diri sendiri terhadap warga sekitar tempat tinggal, apakah penggunaan TIK / Internet dapat memberikan partisipasi aktif untuk mengikuti aktifitas politik. Dan yang menyatakan Sangat Setuju sebanyak 5,90%, Setuju 59,72%, sedangkan yang Tidak Setuju sebesar 33,16% dan Sangat Tidak Setuju sebesar 1,22%. Responden memberikan persepsi menurut diri sendiri terhadap warga sekitar tempat tinggal, apakah penggunaan TIK / Internet dapat berperan untuk mengambil keputusan. Dan yang menyatakan Sangat Setuju sebanyak 7,99%, Setuju 70,66%, sedangkan yang Tidak Setuju sebesar 21,18% dan Sangat Tidak Setuju sebesar 0,17%. Dari hasil survei tersebut terlihat bahwa persepsi responden terhadap warga sekitar tempat tinggal mayoritas menyatakan Sangat Setuju ataupun Seer penggunaan TIK / Internet sangat berpengaruh terhadap pengambilan jepatea seseorang dalam melakukan sesuatu hal bisa dikarenakan kecenderungan a mencari informasi terlebih dahulu baik di search engine, video online, melalui komuni | dan lainnya sebelum memutuskan sesuatu, Disini terlihat bahwa antara persepsi pribadi maupun menurut warge seta responden, menyatakan persetujuan maupun Ketidalsetujuan yang hampir s: f terlihat dengan selisih yang berada di kisaran kurang dari 5%. aa are serenden memberigan 225" (Kete, Z81l/Gan At | a 500850 Tidak Setujy P warga Sekitar to Tidak Setujy m| | ™Setuyy Pat tinggay | Memberikan partsipast alt bagi ese | warga untuk terlibat di ‘kegiatan Imasyarakatsekitar tempat ingest 01879 ay Ce 65.63%) OQ Ee 712% | Memberikan parisipast kt bag | EM, | Berperan bagi dalam mengambil Keputusan 0.17% i _—_—— Responden memberikan persepsi men wurut Internet dapat memberikan ra: diri sendiri, apakah penggunaan TIK / sa saling memiliki dengan anggota masyarakat sekitar. Hasil survei yang menyatakan Sangat Setuju Sebanyak 10,24%, Setuju 76,39%, Sedangkan yang Tidak Setuju sebesar 13,19% dan Sangat Tidak Setuju sebesar 0,17%, Responden memberikan persepsi menurut diri sendiri, apakah penggunaan TIK / Internet dapat memberikan kesempatan untuk dihargai oleh orang lain. Hasil survei yang menyatakan Sangat Setuju sebanyak 7,99%, Setuju 76,91%, sedangkan yang Tidak Setuju sebesar 14,93% dan Sangat Tidak Setuju sebesar 0,17%. Dari hasil survet tersebut terlihat bahwa mayoritas responden Sangat Seuju ataupun Setuju terhadap penggunaan TIK / Internet berpengaruh terhadap Kesempatan untuk saling bekerjasama dalam kemitraan, memberikan rasa sling Penida anggota masyarakat sekitar dan memberikan kesempatan a dihargaloteh rng a rhea bale teens achat deo cal da ln sebaanya yang mens md media baik telepon, sms, chatting, video Perantara. 3 Kohesi Sosial ' Responden memberikan persepsi dirinya sendiri | ssSangat Tidak Setuju "TidakSetuju aSotujuwmSangat Sot gat Setuju | emberikan Kesempatan untule | salingbekerjasama dalam 0,179 z | emitraan, 8% Be. Memberikan rasa saling memiliki renan anggota masyarakat sekltar ‘Memberikan kesempatan untuk dihargai oleh oranglain Gambar 33. Kohesi Sosial- Responden memberikan persepsi dirinya sendiri 4.7.4 Kohesi Sosial - Responden memberikan persepsi terhadap warga sekitar tempat tinggal Responden memberikan persepsi menurut diri sendiri terhadap warga sekitar tempat tinggal, apakah penggunaan TIK / Internet dapat memberikan kesempatan untuk saling bekerjasama dalam kemitraan, Hasil survei menyatakan Sangat Setuju sebanyak 7,29%, Setuju 77,08%, sedangkan yang Tidak Setuju sebesar 15,10% dan Sangat Tidak Setuju sebesar 0,52%. Responden memberikan persepsi menurut diri sendiri terhadap warga sekitar tempat tinggal, apakah penggunaan TIK / Internet dapat memberikan rasa saling memiliki dengan anggota masyarakat sekitar. Hasil survei yang menyatakan Sangat Setuju sebanyak 9,03%, Setuju 76,04%, sedangkan yang Tidak Setuju sebesar 14,58% dan Sangat Tidak Setuju sebesar 0,35%. Responden memberikan persepsi menurut diri sendiri terhadap warga sekitar tempat tinggal, apakah penggunaan TIK / Internet dapat memberikan kesempatan untuk dinargai oleh orang lain. Hasil survei yang menyatakan Sangat Setuju sebanyak 799%, Setuju 76,0406, sedangkan yang Tidak Setuju sebesar 15,45% dan Sangat Tidak Setuju sebesar 0,52%. Dari hasil survei tersebut terlihat bahwa mayoritas warga sekitar tempat tinggal juga Sangat Setuju ataupun Setuju terhadap pengesnach ‘TIK / Internet berpengaruh terhadap kesempatan untuk saling bekerjasama dalam kemitraan, memberikan rasa saling memiliki dengan anggota masyarakat sekitar dan memberikan kesempatan untuk dihargai oleh orang lain. Hal int di indikasikan karena kemudahan untuk berkomunikasi menggunakan berbagai media baik telepon, sms, chatting, video call dan lain sebagainya yang menjadi media perantara. persepsi responden terhadap 36 Hasil dan Analisi (aabive ihwa antara persepsi pribadi pisini terlihat bal ‘i psi pribadi maupun menurut w, yonden, menyatakan persetujuan maupun Ketidaksetujuan yang reali ee oa in erlhat dengan selish yang berada di kisaran kurang dari 2%, pr sama Kohesi Sosial Responden memberikan persepsiterhadap warga di sekitar tempat tnggal | wiSangat Tidak Setulu MTidakSetuju mSetulu mw SangatSetuju | Memberikan kesempatan bagi ‘warga untuk saling bekerja sama dalam kemitraan Memberikan rasa saling memiliki bagi warga sekitar tempat tinggal Memberikan kesempatan bagi warga untuk dihargai orang lain Gambar 34. Kohesi Sosial - Responden memberikan persepsi terhadap warga sekitar tempat tinggalnya 4.8.1 Perangkat TIK / Internet dapat membantu dalam memanfaatkan pelayanan masyarakat dari pemerintah secara online Persepsi responden mengenai perangkat TIK / Internet dapat membantu dalam memanfaatkan pelayanan masyarakat dari pemerintah secara online. Hasil survei menunjukkan yang Sangat Setuju sebanyak 8,68%, Setuju S6,42%. Sedangkan yang Tidak | Setuju 33,51% dan Sangat Tidak Setuju 1,39%. Hasil menunjukkan indikasi bahwa sebagian masyarakat masih kurang dalam memahami pentingnya dan manfaat dari perangkat TIK / Internet atau adanya ketidaktauan masyarakat terhadap pelayanan pemerintah secara online ataupun pelayanan pemerintah khususnya pemerintah daerah yang belum keseluruhan dilakukan secara online khususnya. Pelayanan Sosi Perangkat TIK / Internet membantu dalam memanfaatkan pelayanan | ‘masyarakat dari pemerintah secara online \ Songat Tidak etuju mTidak Setuju o4Setuju mSangat Setuju | | tas Gambar 35. Perangkat TIK / Internet membantu dalam memanfaatkan pelayanan masyarakat dari pemerintah secara online a7 _ Cpr: » payanan online Pemerintah yang pernah digunakan Layanan online pemerintah yang pernah digunakan oleh responden, Hasi suvel “yan Pelayanan Perpajakan menjadi yang terbanyak yang pernah di akses ol h ty 741%. Hal Ini menjadi indikator yang baik bagi Pemerintah dala ‘bahwa sistem online yang dijalankan sudah memberikan ieee syarakat yang tinggi. por menjadi layanan pemerintah terbanyak kedua yang pernah ik 10,42%. Kemudian pelayanan di bidang Pendidikan menjadi ses sebanyak 9,55% diantaranya pendaftaran sekolah atau penerimaan ma pembuatan pas} «ages yaitu_ sebanyal voanyak eta YAMS dial pondafaran Deasiwa/ pelayanan perizinan yang pertah dlakses sebanyak 7.99%, sedangkan layaran kependudukan diakses sebanyak 2,60%, pelayanan pengaduan sebanyak 1,39%, pelayanan Kesehatan sebanyak 0,69% dan lainnya sebanyak 9,38% Layanan online yang pernah digunakan oleh Responden tanya: 938% | | | [Bb ys hependun: 2.60% | | | Layanan pengaduan: 39% | | | | | | | | Fa anon pet. 7 9) HE rove rlodictan:956% | | i Pelayanan kesehatan; 069% oe o% 10% 20%, 30% Gambar 36. Layanan Online Pern 40% 50% 60%. 70% 80%, reriatah yang pernah di gunakan 491 Menelusuri kebenaran suatu informasi yang diterima Menelusuri kebenaran suatu informasi yang diterima Responden | Gambar 37. Menelusuri kebenaran suatt informasi yang diterima 38 Terkait informasi yang di terima seseo, rnayoritas responden belum pernah menely mpanyak 40,10%, sedangkan jarang melakeukar ccbanyal 25,87%. Responden yang sering me vukup tinggi yaitu sebanyak 34,03%, nelusuri kebenaran suaty infor 'masi sudah 1.9.2 Cara Menentukan kebenaran suatu infor Terkait informasi yang di terima sescoran hayoritas responden menentukan kebenaran sua ‘tere Rl fa TIK / Internet, snjutt menggunakan mesin pencari sebanyak 69,60% seperti aceaieh i pencarian lebih slain itu responden juga bertanya ke teman sebanyak 58,5506 he ee anny. Wi sosial media sebanyak 53,04%, ke Keluarga 37,39% dan yang tee? nelakulkan pengecekan di website resmni, mengecek melalui medialare ee eet ke instansi resmi sebanyak 1,16%, natau pun bertanya ‘masi yang diterima Cara Responden menentukan kebenaran suatu informasi ee 53,0405 Deainye:1.10% 0% 40% 80% Gambar 38, Cara Menelusuri kebenaran suatu informasi yang diterima 4.9.3 Konten apa saja yang bermanfaat di Media Online Informasi/Konten yang bermanfaat menurut Responden di Media Online Linn MM5;9096 z TE cri TT 32.9995 3 ee SS) TT STEED 15.5 7) TT 29 51% ; X

Anda mungkin juga menyukai