Anda di halaman 1dari 48

147

3.4. Proses Kerja Camera Person

Proses kerja camera person atau bisa disebut juga sebagai piñata gambar,

piñata kamera dan sebagainya adalah melakukan pengambilan gambar

berdasarkan naskah dan mengoperasikan kamera untuk merekam gambar atau

video, maupun media penyimpanan komputer serta seorang yang bekerja

berdasarkan perintah dari sutradara.

Penata kamera adalah seseorang yang bertanggung jawab dalam proses

perekaman atau pengambilan gambar dalam pembuatan sebuah program acara.

Seorang penata kamera juga dituntut untuk mampu menghadirkan cerita yang

menarik, mempesona dan menyentuh emosi penonton melalui gambar demi

gambar yang direkamnya di dalam kamera. Di dalam tim produksi, penata kemera

memimpin departemen kamera.Seorang penata kamera tidak hanya dituntut

menghasilkan gambar yang baik, tapi seorang penata kamera juga harus

memahami motivasi dan informasi apa saja yang dibutuhkan untuk memenuhi

kebutuhan gambar yang di inginkan.

Menurut Mabruri (2018:151) “cameraman adalah orang yang bertugas

mengambil seluruh kebutuhan gambar berdasarkan naskah (blue print) yang telah

diterjemahkan kedalam bahasa visual.”

Camera melakukan tugas sesuai dengan naskah/konsep yang sudah

ditentukan dalam proses pra produksi, produksi dan paska produksi. Penulis

sebagai camera person menyiapkan alat-alat yang dibutuhkan serta

mengoperasikan kamera lalu menyerahkan hasil rekaman pada editor. Dalam

menjalankan tugasnya, penata kamera melakukan pengenalan properti yang akan

digunakan serta melakukan pengambilan gambar sesuai dengan konsep yang telah

ditetapkan atau sesuai dengan perintah dari sutradara.


148

3.4.1. Pra Produksi

Dalam proses pra produksi merupakan tahapan yang menentukan sebuah hasil

gambar yang baik.

Menurut Nugroho (2014:24) memberikan batasan bahwa “Kamera berlaku

sebagai mata penonton yang “dilibatkan” ke dalam adegan”.

Saat pra produksi seorang kameramen menentukan pengambilan gambar

dengan semua aspek teknik dari segi sudut pengambilan gambar, shoot size,

blocking camera, sampai pergerakan gambar. Dan dalam tahapan ini penata kamera

sebagai penulis harus menyiapkan beberapa persiapan teknis maupun non teknis.

Dengan terjalannya semua ini diharapkan proses pengambilan gambar dapat

berjalan dengan baik dalam membuat keputusan teknis dan kreatif.

Pada tahap ini, penata kamera akan melakukan beberapa pekerjaan yang

bersifat teknis maupun non teknis meliputi, mempersiapkan fasilitas yang aan

mendukung jalannya proses produksi (pemilihan kamera, peralatan penunjang,

memilih lensa, dll)

Penata kamera mempelajari semua naskah dan direct treatment yang sudah

disetujui serta mengimplementasikan naskah ke dalam sebuah bentuk dan gerak

serta tata letak kamera melalui floorplan kamera. Seorang penata kamera juga harus

menguasai macam – macam jenis kamera agar sesuai dengan kualitas gambar

yang akan dipakai untuk proses produksi. Seorang penata kamera juga harus

memahami betul teknik dan segi pengambilan gambar baik shot size, angle, dan

movement kamera. Penata kamera juga akan melakukan diskusi tentang

ilustrasi pengambilan gambar yang akan diambil dalam segi floorplan dengan

sutradara televisi. Dalam tahap ini penata kamera juga harus memperhitungkan

perlengkapan apa saja yang diperlukan dalam pembuatan program televisi non
149

drama ini agar tidak ada kesalahan pahaman antara naskah cerita dan pengambilan

gambar yang sudah ditentukan oleh pihak sutradara televisi, penulis naskah dan

penata kamera.

3.4.2. Produksi

Lancarnya proses tahapan produksi tercermin dari desain produksi yang

dibuat pada pra produksi. Biasanya semakin detail desain produksi yang dibuat akan

semakin mempermudah tim untuk melakukan produksi. Desain produksi diibaratkan

menjadi peta bagi seseorang yang melakukan perjalanan pada daerah yang baru

dilaluinya. Bentuk kongret pra produksi adalah desain produksi. Desain a kan

menjadi awal lankah dari dimulainya fase produksi. (Supriyadi,dkk.2014:90)

Single camera sebelum melakukan pengambilan gambar cameraman diminta

oleh sutradara untuk membuat komposisi serta angle tertentu sedangkan pada

produksi multi camera, program director bisa minta komposisi tertentu pada saat

pengambilan gambar berlangsung. Pada proses produksi sebagai penata kamera

harus mampu dan siap untuk melakukan pengambilan gambar yang tentunya telah

dikordinasikan bersama sutradara. Selain hal di atas, pada proses produksi

seorang penata kamera juga bertugas dalam pengambilan gambar, serta

pengambilan stock shoot dan angle-angle yang telah dikordinasikan bersama

sutradara. Pada proses produksi penulis mampu mempunyai imajinasi visualisasi

terhadap gambar yang diambil tentunya sesuai dengan konsep yang sudah di

sepakati bersama sutradara atau tim. Adapun kendala-kendala yang dihadapi erat

hubungannya untuk kualitas gambar secara visual, oleh karena itu penata kamera

harus mempunyai daya imajinasi secara visual demi sebuah gambar yang

berkualitas.
150

Segala perencanaan yang telah dipersiapkan dalam tahap pra produksi,

akan direlasasikan pada tahap produksi. Seorang penata kamera akan dibantu oleh

sutradara atau pengarah acara untuk menerjemahkan bahasa tulisan kedalam

bahasa visual. Karena setiap gambar yang dihasilkan oleh kameraman sangat

penting terhadap pesan dna informasi apa yang akan disampaikan kepada penonton.

Dalam tahap ini seorang penata kamera biasanya memiliki asisten kamera

untuk menjaga kondisi kamera agar tetap bisa di gunakan selama berlangsungnya

proses produksi, tapi tidak semua penata kamera memiliki asisten pada saat

produksi. Contohnya pada tahap produksi kali ini penulis sebagai penata kamera

tidak memiliki seorang asisten, walaupun tidak memiliki seorang asisten kamera

tetap harus ada yang membantu penata kamera dalam hal menjaga kondisi kamera

dan membantu dalam proses merekam gambar. Adapun pada tahap ini posisi asisten

kamera di isi oleh seorang editor untuk membantu kerja dari penata kamera.

Setiap gambar yang dihasilkan sangat penting terhadap pesan dan

informasi apa yang akan disampaikan kepada penonton. Penentuan jenis shot size,

angle, dan movement pada tahap pra produksi tentunya juga akan mempengaruhi

pesan dan informasi yang akan diberikan nantinya pada saat produksi.

Proses pengambilan gambar di lapangan atau shooting , pada tahap ini

penata kamera menghasilkan sebuah gambar sesuai dengan permintaan sutradara

televisi dengan menggabungkan antara skill yang dimiliki dengan teknologi.

Tentunya dengan arahan dari seorang sutradara televisi tentang rencana visual

yang akan dibuat. Secara sistematis rencana ini dibuat kedalam direct treatment.

Dengan direct treatment memudahkan semua elemen kru dalam bekerja nantinya.

Sutradara televisi mendiskusikan shot – shot seperti apakah yang harus dibuat.

Penata kamera dalam hal ini harus mengoperasikan kamera untuk Shooting live
151

atau taping program, baik indoor maupun outdoor . Penata kamera juga

memberikan saran ke sutradara televisi untuk pengambilan gambar terbaik serta

bertanggung jawab untuk pemeliharaan kamera.

3.4.3. Pasca Produksi

Pada pasca produksi penulis harus membantu dalam hal penyunting gambar

dan bertanggung jawab atas karya yang di hasilkan saat produksi tujuan untuk

mempermudah seorang Editor untuk memproses hasil akhir. Menurut Nugroho

(2014: 101). “Tahapan post production ini merupakan suatu kerja pada tahapan

terakhir dari bahan yang telah diproduksi, baik dengan satu maupun beberapa

kamera.”

Tahap ini adalah tahap penyelesaian akhir dari semua kegiatan shooting yang

sudah dilaksanakan sebelumnya, kesalahan pada waktu shooting sebagian mungkin

diselesaikan pada tahap ini. Untuk memudahkan editor dalam bekerja, setelah

pengambilan gambar, penulis membuat camera report yang berisi tentang semua

keterangan camera report lengkap dengan keterangannya agar memudahkan

seorang editor dalam penyuntingan gambar. Penata kamera juga ikut melakukan

penyuntingan suara maupun gambar selain itu membantu mengevaluasian program

yang telah dinyatakan selesai, agar diadakan perbaikan, jika ternyata terdapat

kekurangan.

Walaupun tidak banyak hal yang di lakukan oleh penata kamera dalam tahap

ini, seorang penata kamera juga melakukan beberapa hal penting. Setelah

pengambilan gambar penata kamera membuat camera report yang berisi tentang

semua keterangan camera report lengkap dengan time code atau keterangan

waktu. Camera report adalah catatan yang disalin ke dalam kertas kerja penata

kamera yang biasanya berbentuk kolom atau tabel dan berisikan adegan, ukuran
152

gambar, perintah untuk gambar yang baik atau tidak. Penata kamera juga

melakukan pengepakan kamera set kembali untuk transportasi bila shooting

sudah selesai. Penulis selaku penata kamera bertanggung jawab untuk pemeliharaan

kamera agar tetap dalam kondisi prima.

3.4.4. Peran dan Tanggung Jawab Camera Person

Menurut Latief (2015:131) menyimpulkan Cameraman atau penata gambar

adalah orang yang beranggung jawab atas pengambilan gambar untuk program

televisi.

Berbicara mengenai bagaimana pekerjaan suatu profesi, berarti

akan membahas tentang tugas dan tanggung jawab yang spesifik. Seorang penata

kamera berkewajiban untuk melaksanakan perekaman visual secara teknis sesuai

arahan dari sutradara televisi baik dalam hal komposisi, sudut pengambilan, gerak

kamera dengan segala perubahannya. Seorang penata kamera harus memastikan

bahwa tidak ada kesalahan yang penulis lakukan saat mengambil gambar. Penulis

sebagai penata kamera harus memastikan bahwa penulis mengambil gambar tajam,

komposisi gambar yang tepat, pengaturan level yang sesuai, dan penulis harus

mendapatkan gambar yang terbaik. Pada umumnya seorang penata kamera tidak

bekerja sendiri (kecuali untuk hal tertentu), dan secara umum tugas dan

tanggung jawab penata kamera adalah berdiskusi dengan produser serta sutradara,

membahas tentang rencana produksi serta mempelajari naskah dan juga berdiskusi

tentang bagaimana agar mendapatkan gambar yang baik. Penata kamera juga

memilih peralatan kamera serta penunjangnya, bekerja sama dengan sutradara

televisi saat sedang melakukan pengambilan gambar atau shoting.


153

3.4.5 Proses Penciptaan Karya

Penulis dalam produksi non drama televisi yang berjudul ”DAILY SPOT”,

bertugas menjadi camera person dalam produksi non drama ini dikarenakan penulis

sangat tertarik untuk menekuni profesi tersebut, hal ini merupakan tantangan bagi

penulis untuk menghasilkan sebuah karya non-drama yang menarik untuk dlihat

bagi penonton non drama televisi yang kami buat. Penulis juga ingin

menerapkan ilmu yang sudah di berikan oleh dosen pengajar di kampus dan

dengan referensi buku mengenai ilmu kamera tentang cara pengambilan gambar

yang baik. Meskipun ilmu serta pengalaman sebagai penata kamera belum begitu

banyak untuk bisa menjadi penata kamera yang handal, tetapi penulis terus belajar

dan berusaha banyak mencari pengalaman agar bisa membuat karya yang baik dan

penonton yang melihat akan mengerti karya yang telah dihasilkan selain itu penulis

juga harus sering menonton acara tv non-drama ditelevisi dengan memperhatikan

type shot, angle camera, gerakan kamera, tata cahaya untuk dipelajari dan

diterapkan dalam produksi acara non drama ini.

a. Konsep Kreatif

Penulis sebagai juru kamera berperan penting juga dalam memberi konsep

kreatif, terutama dalam pengambilan gambar. Hal-hal yang harus di perhatikan

camera person lakukan diantaranya memberi angle serta beauty yang menarik di

lihat penonton agar penonton tidak merasa bosan, dan seorang penata kamera harus

mempunyai rasa kreatifitas dalam pengambilan gambar untuk menciptakan sebuah

gambar dengan komposisi yang membangun “mood“ suatu visual dan

keseimbangan objek. Dengan dibantu oleh Director Treatment yang sudah dibuat
154

oleh pengarah acara, penulis sudah mendapat suatu panutan dalam hal pengambilan

gambar. Dalam pengarahannya pengarah acara mendampingi penulis untuk konsep

pengambilan gambar. Dalam konsep segment pertama yakni Komunitas, penulis

mengambil banyak gambar kegiatan komunitas dan juga sepeda onthel yang telah

dirapihkan oleh team artistik. Dalam konsep segment kedua penulis mempunyai

konsep untuk mengambil ornament ornament Jepang yang berada di event Jepang.

Dan juga masyarakat yang datang ke event tersebut. Untuk segment ketiga yakni

Cutie Cats, penulis mengkonsepkan untuk mengambil gambar interior dari pada cafe

tersebut dan juga kucing kucing yang berada di cafe tersebut.

b. Konsep Produksi

Sebagai penata kamera dalam proses produksi mempunyai tanggung jawab

menyiapkan alat-alat yang dibutuhkan saat produksi. Seperti kamera, tripod,

dan konsep pada saat produksi sebagai penata kamera sudah seharusnya mengikuti

sutradara dalam pengambilan gambar yang sutradara mau, penata kamera juga harus

menyiapkan stockshoot sebanyak mungkin agar mempermudah saat pengeditan

mengambil gambar sebagus mungkin untuk hasil yang memuaskan.

Dalam proses produksi penulis membaca dan mengambil beberapa konsep

shot dalam Director Treatment dan juga beberapa konsep yang dipegang oleh

penulis yang sudah dijabarkan di atas. Dalam produksinya juga penulis dengan tim

produksi bekerja sama dengan baik untuk proses pengambilan gambar dan juga

proses shooting untuk menghasilkan karya audio visual yang baik.

c. Konsep Teknis

Konsep teknis sangat berpengaruh dalam jalannya produksi, karna dalam masa

produksi perlengkapan sangatlah dibutuhkan


155

1. Pemilihan Peralatan

Pemilihan alat yang dibutuhkan dalam pembuatan produksi ini adalah untuk

pemakain kamera menggunakan Sony HXR-N5R, Dji Mavic Pro dan 3 memory

card.

2. Persiapan Peralatan

Peralatan yang dibutuhkan oleh penata kamera dalam produksi non drama

“ DAILY SPOT ” adalah sebagai berikut :

1.Kamera Sony HXR-N5R Batrai dan Charger ( 2 unit )

Gambar 1.4
156

2.Drone DJI MAVIC Pro ( 1 unit )

Gambar 1.5

3.Memory Card 64 GB ( 2 unit )

Gambar 1.6
157

5.Memory Card 32 GB ( 1 unit )

Gambar 1.7

6.Tripod Kamera ( 2 unit )

Gambar 1.8
158

7. Stabilizer Kamera

Gambar 1.9

3.4.6 Kendala Produksi Dan Solusinya

1. Penulis dalam menjalaankan produksi menggunakan konsep hand held

maka gambar banyak yang goyang atau shaking. Solusinya mengatur satu kali

nafas dalam mengambil shooting dan merapatakan tangan pada gengaman

kamera agar kamera tidak mudah goyang.

2. Di dalam produksi ini ada beberapa konsep yang tidak menggunakan lighting

memanfaatkan dari adanya sinar matahari dan ada beberapa yang menggunakan

sinar lighting dari blitz atau disebut” available lighting”


159

3. Karena alat yang digunakan saat produksi disewa, ada beberapa kualitas

gambar yang berbintik akibat lensa kamera berjamur, yang dimana saat produksi

tidak terlihat di LCD kamera. Namun terlihat saat di import ke laptop. Solusinya

hasil video tersebut tidak dipakai.

4. Ada beberapa gambar yang over exposure dikarenakan tidak semua kamera

yang di gunakan memiliki ND Filter.

5. Kendala saat produksi di cutie cat yaitu ruangan terlalu sempit jadi untuk

pegerakan track out lumayan susah untuk hasil gambar ataau vidio maksimal.
160

3.4.7. Lembar Kerja Camera Person

a. Konsep Camera Person

Penulis sebagai penata kamera pada proses pra produksi, produksi, dan paska

produksi tentunya mempunyai ide dan konsep-konsep yang tentunya telah di

laluinya dalam ketiga proses tersebut diatas. Adapun tiap-tiap proses baik pra-

produksi, produksi, dan paska produksi telah mempunyai kesulitan sendiri-sendiri

akan tetapi penulis selaku penata kamera tentunya telah mengkoordinasikan segala

sesuatunya bersama tim sehingga proses kesulitan tersebut dapat dilalui. Adapun

hambatan- hambatan yang terjadi pada proses pra produksi, produksi dan paska

produksi diantaranya telah menjadikan penulis sebuah pengalaman kerja yang

nantinya akan dijadikan motivasi untuk proses kerja selanjutnya.

Adapun penulis mnggunakan sebagai sumber ide, baik yang beasal dari proses

pribadi maupun dari pengalaman orang lain yang sekiranya dapat di terapkan dalam

proses produksi program ini. Penulis sebagai penata kamera akhirnya tahu benar

bahwa konsep dan ide serta pemikiran-pemikiran yang jernih mampu

membuat proses produksi menjadi lebih mudah yang tentunya dengan hasil yang

memuaskan.
Tabel III . 12

FAKULTAS KOMUNIKASI DAN BAHASA

UNIVERSITAS BINA SARANA INFORMATIKA

CAMERA REPORT

Production Company : Univ. Bina Sarana Informatika Produser : Ali Lalahi

Project Title : Daily Spot Director : Aditiyo Nugroho

Time Broadcast : 30 Menit Camera person : Taufik Hidayat

VISUAL
DIRECTION
SHOT
NO SHOT MOVE ANGLE
SIZE

SEGMENT 1 OPENING STUDIO

Medium Long
1 1 Still Eye Level Windi opening acara di studio
Shot

161
2 2 Medium Shot Still Eye Level Windi opening acara di studio

Medium Long
3 3 Still Eye Level Windi opening acara di studio
Shot

4 4 Medium Shot Still Eye Level Windi opening acara di studio

SEGMENT 1 – CO-SPOT STUDIO

5 5 Medium Shot Still Eye Level Windi menyapa pemirsa di studio

Medium Long
6 6 Still Eye Level Windi menyapa pemirsa di studio
Shot

162
7 7 Medium Shot Still Eye Level Windi memberikan tease mengenai segment komunitas

Medium Long Windi memberikan tease mengenai segment komunitas


8 8 Still Eye Level
Shot

SEGMENT 1 – KODAM
OUTDOOR
Medium Eye
9 1 Still Stock shoot patung gajah di Daan Mogot
Long Shot Level

10 2 Wide Shot Still Eye Level Shoot jalanan di pagi hari

11 3 Medium Shot Still Eye Level Edi menyapa penonton yang ada di rumah

Medium Close Low


12 4 Still Edi menyapa penonton yang ada di rumah
Up Angle

163
13 5 Medium Shot Still Eye Level Edi menyapa penonton yang ada di rumah

Medium Close Low


14 6 Still Edi menyapa penonton yang ada di rumah
Up Angle

15 7 Medium Shot Still Eye Level Edi menyapa penonton yang ada di rumah

Still –
Medium Close Low
16 8 Track Edi menyapa penonton yang ada di rumah
Up Angle
In

17 9 Close Up Still Eye Level Stock shoot bunga change focus ke jalanan

Pan
18 10 Medium Shot Eye Level Shoot anggota onthel yang sedang berkumpul
Right

Medium Long Pan Low


19 11 Shoot sepeda onthel yang sedang berbaris
Shot Left Angle

164
20 12 Medium Shot Still Eye Level Shoot ketua KODAM

Medium Long High


21 13 Track in Shoot anggota onthel yang sedang berkumpul
Shot Angle

Medium Close Slide High


22 14 Shoot sepeda onthel yang sedang berbaris
Up Left Angle

23 15 Medium Shot Still Eye Level Edi mewawancarai ketua Komunitas Onthel Daan Mogot

Medium Close
24 16 Still Eye Level Shoot Edi dan Ketua KODAM
Up

25 17 Medium Shot Still Eye Level Edi mewawancarai ketua Komunitas Onthel Daan Mogot

165
Medium Close
26 18 Still Eye Level Shoot Edi dan Ketua KODAM
Up

27 19 Medium Shot Still Eye Level Edi mewawancarai ketua Komunitas Onthel Daan Mogot

Medium Close Slide


28 20 Eye Level Shot ban sepeda onthel
Up Left

29 21 Medium Shot Still Eye Level Edi mewawancarai ketua Komunitas Onthel Daan Mogot

Medium Close
30 22 Still Eye Level Shoot Edi dan Ketua KODAM
Up

31 23 Medium Shot Still Eye Level Edi mewawancarai ketua Komunitas Onthel Daan Mogot

166
Medium Close
32 24 Still Eye Level Shoot Edi dan Ketua KODAM
Up

33 25 Medium Shot Still Eye Level Edi mewawancarai ketua Komunitas Onthel Daan Mogot

34 26 Medium Shot Still Eye Level Shot sepeda onthel yang sedang berbaris

Medium Close
35 27 Still Eye Level Shoot Edi dan Ketua KODAM
Up

36 28 Medium Shot Still Eye Level Edi mewawancarai ketua Komunitas Onthel Daan Mogot

Medium Close
37 29 Still Eye Level Shoot Edi dan Ketua KODAM
Up

167
38 30 Medium Shot Still Eye Level Edi mewawancarai ketua Komunitas Onthel Daan Mogot

Medium Close
39 31 Still Eye Level Shoot Edi dan Ketua KODAM
Up

40 32 Medium Shot Still Eye Level Shot salah satu anggota KODAM yang berseragam memegang sertifikat

41 33 Medium Shot Still Eye Level Edi mewawancarai ketua Komunitas Onthel Daan Mogot

Medium Close
42 34 Still Eye Level Shoot Edi dan Ketua KODAM
Up

43 35 Medium Shot Still Eye Level Edi mewawancarai ketua Komunitas Onthel Daan Mogot

168
Medium Close
44 36 Still Eye Level Shoot Edi dan Ketua KODAM
Up

45 37 Medium Shot Still Eye Level Edi mewawancarai ketua Komunitas Onthel Daan Mogot

Medium Close Pan Low


46 38 Shot Ban sepeda onthel yang berbaris
Up Left Angle

47 39 Medium Shot Still Eye Level Wawancara Dengan anggota KODAM

48 40 Medium Shot Still Eye Level Wawancara Dengan anggota KODAM

49 41 Medium Shot Still Eye Level Wawancara Dengan anggota KODAM

50 42 Medium Shot Still Eye Level Wawancara Dengan anggota KODAM

169
51 43 Medium Shot Still Eye Level Wawancara Dengan anggota KODAM

Medium Shot Low


52 44 Still Shot para anggota onthel dan host bergoes bersama
to Long Shot Angle

53 45 Medium Shot Follow Eye Level Shot para anggota onthel dan host bergoes bersama

Medium Close Follow -


54 46 Eye Level Shot para anggota onthel dan host bergoes bersama
Up Slide Right

Medium Long
55 47 Follow Eye Level Shot para anggota onthel dan host bergoes bersama
Shot

Low
56 48 Long Shot Follow Shot para anggota onthel dan host bergoes bersama
Angle

57 49 Medium Shot Follow Eye Level Shot para anggota onthel dan host bergoes bersama

170
Follow – Shoot para anggota onthel dan host bergoes bersama lalu kembali ke tempat
58 50 Medium Shot Eye Level
Still semula

Low
59 51 Medium Shot Still Shot host bersama dengan anggota onthel
Angle

60 52 Long Shot Still Eye Level Shot host bersama dengan anggota onthel dan sedang mewawancarai ketua

Low
61 53 Medium Shot Still Shot host bersama dengan anggota onthel dan sedang mewawancarai ketua
Angle

62 54 Long Shot Still Eye Level Shot host bersama dengan anggota onthel dan sedang mewawancarai ketua

Low
63 55 Medium Shot Still Shot host bersama dengan anggota onthel dan sedang mewawancarai ketua
Angle

64 56 Long Shot Still Eye Level Shot host bersama dengan anggota onthel dan sedang mewawancarai ketua

171
Low
65 57 Medium Shot Still Shot host bersama dengan anggota onthel dan sedang mewawancarai ketua
Angle

66 58 Long Shot Still Eye Level Shot host bersama dengan anggota onthel dan sedang mewawancarai ketua

Medium Shot Low


67 59 Still Shot host menutup segment dengan anggota onthel lainnya
to Long Shot Angle

SEGMENT 2 – EVENT SPOT STUDIO

68 1 Medium Shot Still Eye Level Windi menyapa pemirsa di studio

Medium Long
69 2 Still Eye Level Windi menyapa pemirsa di studio
Shot

70 3 Medium Shot Still Eye Level Windi memberikan tease mengenai segment komunitas

172
Medium Long
71 4 Still Eye Level Windi menyapa pemirsa
Shot

SEGMENT 2 – ENNICHISAI
OUTDOOR

Pan
72 1 Long Shot Bird Eye Shot gedung Blok M Plaza
Right

Medium Long
73 2 Still Eye Level Shot tempat pengambilan karcis
Shot

Medium Long
74 3 Still Eye Level Shot pintu depan Ennichisai
Shot

Medium Long Low


75 4 Still Shot panggung Ennichisai
Shot Angle

Pan
76 5 Medium Shot Eye Level Shot Mikoshi (arak-arakan) yang belum di arak
Left

77
6 Medium Shot Still Eye Level Edi menyapa penonton di rumah

173
Medium Close
78 7 Still Eye Level Edi menyapa penonton dirumah
Up

79 8 Medium Shot Still Eye Level Edi menyapa penonton di rumah

Medium Close
80 9 Still Eye Level Edi menyapa penonton dirumah
Up

Track
81 10 Long Shot Bird Eye Shot keramaian acara Ennichisai
In

82 11 Long Shot Still Eye Level Shot keramaian acara Ennichisai

83 12 Medium Shot Still Eye Level Shot host meminta kacamata kepada tim

Medium Long Low


84 13 Still Shot Booth Ennichisai
Shot Angle

174
85 14 Medium Shot Still Eye Level Shot Mikoshi yang sedang di arak

Medium Close Still -


86 15 Up to Long Pan Eye Level Shot host yang melihat mikoshi yang akan di arak
Shot Right

Eye Level
87 16 Medium Shot Still – High Shot Mikoshi yang di arak
Angle

High
88 17 Medium Shot Still Shot panggung kesenian
Angle

89 18 Medium Shot Still Eye Level Shot kesenian jepang

Track
90 19 Long Shot Bird Eye Shot keramaian acara Ennichisai
In

91 20 Medium Shot Still Eye Level Shot Host berfoto dengan cosplay

175
92 21 Medium Shot Still Eye Level Shot Host berfoto dengan cosplay

93 22 Medium Shot Still Eye Level Shot Host berfoto dengan cosplay

94 23 Medium Shot Still Eye Level Shot Host berfoto dengan cosplay

Eye Level
95 24 Medium Shot Still Edi datang dan mencari Panitia
– Pan Left

Medium Close
96 25 Still Eye Level Shot wawancara Edi dan panitia
Up

97 26 Medium Shot Still Eye Level Edi mewawancarai Panitia

Medium Close
98 27 Still Eye Level Shot wawancara Edi dan panitia
Up

176
99 28 Medium Shot Still Eye Level Edi mewawancarai Panitia

Medium Close
100 29 Still Eye Level Shot wawancara Edi dan panitia
Up

101 30 Medium Shot Still Eye Level Edi mewawancarai Panitia

Medium Close
102 31 Still Eye Level Shot wawancara Edi dan panitia
Up

103 32 Medium Shot Still Eye Level Edi mewawancarai Panitia

Medium Close
104 33 Still Eye Level Shot wawancara Edi dan panitia
Up

177
105 34 Medium Shot Still Eye Level Edi mewawancarai Panitia

Medium Close
106 35 Still Eye Level Shot cover wawancara Edi dan panitia
Up

107 36 Medium Shot Still Eye Level Edi mewawancarai Panitia

Medium Close
108 37 Still Eye Level Shot cover wawancara Edi dan panitia
Up

109 38 Medium Shot Still Eye Level Edi mewawancarai Panitia

Medium Close
110 39 Still Eye Level Shot cover wawancara Edi dan panitia
Up

178
111 40 Medium Shot Still Eye Level Edi mewawancarai Panitia

Medium Close
112 41 Still Eye Level Shot cover wawancara Edi dan panitia
Up

113 42 Medium Shot Still Eye Level Edi mewawancarai Panitia

Medium Close
114 43 Still Eye Level Shot cover wawancara Edi dan panitia
Up

115 44 Medium Shot Follow Eye Level Shot host menyusuri Ennichisai

116 45 Medium Shot Still Eye Level Shot pawai ennichisai

117 46 Medium Shot Follow Eye Level Shot Edi mendatangi booth di Ennichisai

179
Medium Close Tilt
118 47 Eye Level Shot barang yang ada di booth
Up Down

119 48 Close Up Still Eye Level Shot barang yang ada di booth

Pan
120 49 Medium Shot Eye Level Shot mobil itasha di Ennichisai
Left

Pan
121 50 Medium Shot Eye Level Shot mobil itasha di Ennichisai
Right

Low
122 51 Medium Shot Still Shot arak arak Mikoshi
Angle

Low
123 52 Medium Shot Still Shot penampilan di panggung Ennichisai
Angle

Low
124 53 Medium Shot Still Shot penampilan di panggung Ennichisai
Angle

180
Medium Long
125 54 Still Eye Level Shot Cosplay di Ennichisai
Shot

Medium Long
126 55 Still Eye Level Shot orang orang memakai Yukata di Ennichisai
Shot

127 56 Medium Shot Still Eye Level Shot Cosplay di Ennichisai

128 57 Medium Shot Still Eye Level Shot Cosplay di Ennichisai

129 58 Medium Shot Still Eye Level Shot Cosplay di Ennichisai

130 59 Medium Shot Still Eye Level Edi menutup segment kedua

BUMPER IN

SEGMENT 3 – SAN-LY STUDIO

181
Medium Long
131 1 Still Eye Level Windi menyapa pemirsa di studio
Shot

132 2 Medium Shot Still Eye Level WIndi memberikan tease mengenai segment komunitas

Medium Long
133 3 Still Eye Level Windi memberikan tease mengenai segment komunitas
Shot

134 4 Medium Shot Still Eye Level Windi memberikan tease mengenai segment komunitas

Medium Long
135 5 Still Eye Level Windi memberikan tease mengenai segment komunitas
Shot

136 6 Medium Shot Still Eye Level Windi menutup acara

182
Medium Long
137 7 Still Eye Level Windi menutup acara
Shot

138 8 Medium Shot Still Eye Level Windi menutup acara

Medium Long
139 9 Still Eye Level Windi menutup acara
Shot

SEGMENT 3 – CUTIE CATS CAFÉ


OUTDOOR

Eye
140 1 Long Shot Still Shot Jalanan
Level

Tilt
141 2 Medium Shot Still Shot gedung Cutie Cats
Down

183
High to
142 3 Long Shot Low Eye Level Edi sedang berjalan ingin menuju ke café
Follow

Still -
143 4 Medium Shot Eye Level Edi mendatangi kamera menyapa pemirsa – in frame – out frame
Follow

Low to
144 5 Medium Shot Still Edi didalam lorong café
Eye

Pan
145 6 Close Up Eye Level Stock Shot dinding Cutie Cats
Right

146 7 Medium Shot Still Eye Level Edi didalam lorong café

Pan
147 8 Close up Eye Level Stock Shot dinding Cutie Cats
Left

184
High
148 9 Medium Shot Still Edi menaikki tangga cutie cats
Angle

High
149 10 Medium Shot Follow Edi menaiki tangga cutie cats sambil melihat interior cutie cats
Angle

Medium Close Pan


150 11 Eye Level Stoch shot interior cutie cats
Up Left

Pan
151 12 Medium Shot Eye Level Edi memasukki Cutie Cats Café disapa oleh kasir
Right

Over The
152 13 Still Eye Level Kasir berbicara dengan host Edi
Shoulder

153 14 Two Shot Still Eye Level Edi berbicara dengan kasir

154 Over The


15 Still Eye Level Stock shoot menu Cutie Cats
Shoulder

185
155 16 Two Shot Still Eye Level Edi berbicara dengan kasir

156 17 Medium Shot Follow Eye Level Edi melepas sepatu menukarnya dengan sandal cutie cats

157 18 CU Still Eye Level Stock Shot interior Cutie Cats

158 19 CU Still Eye Level Stock Shot interior Cutie Cats

Medium Long
159 20 Still Eye Level Edi menerangkan menenai makanan di Cutie Cats
Shot

Medium Close
160 21 Still Eye Level Edi menyicipi makanan yang ada
Up

Medium Long
161 22 Still Eye Level Edi menyicipi makanan yang ada
Shoot

186
162 23 Cut In Still Eye Level Edi menyicipi makanan yang ada

Medium Long
163 24 Still Eye Level Edi menyicipi makanan yang ada
Shoot

164 25 Medium Shot Still Eye Level Edi menyicipi makanan yang ada

165 26 Cut In Still Eye Level Edi menyicipi makanan yang ada

Medium Long
166 27 Still Eye Level Edi menyicipi makanan yang ada
Shoot

Medium Close
167 28 Still Eye Level Edi menyicipi makanan yang ada
Up

Medium Long
168 29 Still Eye Level Edi menyicipi makanan yang ada
Shoot

187
Medium Close
169 30 Still Eye Level Edi menyicipi makanan yang ada
Up

Medium Long
170 31 Still Eye Level Edi menyicipi makanan yang ada
Shoot

Track
171 32 Medium Shot Eye Level Stock Shot Kucing
Left

Medium Close Pan Low


172 33 Stock Shot Kucing
Up Right Angle

Medium Long
173 34 Still Eye Level Edi mewawancarai manager Cutie Cats Café
Shot

Medium Close
174 35 Still Eye Level Edi mewawancarai pemilik Cutie Cats Café
up

Medium Long
175 36 Still Eye Level Edi mewawancarai manager Cutie Cats Café
Shot

188
Medium Close
176 37 Still Eye Level Edi mewawancarai pemilik Cutie Cats Café
up

Medium Long
177 38 Still Eye Level Edi mewawancarai manager Cutie Cats Café
Shot

Medium Close
178 39 Still Eye Level Edi mewawancarai pemilik Cutie Cats Café
up

Medium Long
179 40 Still Eye Level Edi mewawancarai manager Cutie Cats Café
Shot

180 41 Cut In Still Eye Level Stock Shot Kucing yang disebutkan

181 42 Cut in Still Eye Level Stock Shot Kucing yang disebutkan

182 43 Cut in Still Eye Level Stock Shot Kucing yang disebutkan

189
183 44 Cut in Still Eye Level Stock Shot Kucing yang disebutkan

184 45 Cut in Still Eye Level Stock Shot Kucing yang disebutkan

185 46 Cut in Still Eye Level Stock Shot Kucing yang disebutkan

Medium Long
186 47 Still Eye Level Edi mewawancarai manager Cutie Cats Café
Shot

Medium Close
187 48 Still Eye Level Edi mewawancarai pemilik Cutie Cats Café
up

Medium Long
188 49 Still Eye Level Edi mewawancarai manager Cutie Cats Café
Shot

Medium Close
189 50 Still Eye Level Edi mewawancarai pemilik Cutie Cats Café
up

190
Medium Close
190 51 Still Eye Level Edi mewawancarai pemilik Cutie Cats Café
up

Medium Close
191 52 Still Eye Level Edi mewawancarai pemilik Cutie Cats Café
up

Medium Long
192 53 Still Eye Level Edi mewawancarai manager Cutie Cats Café
Shot

193 54 Cut In

Medium Long
194 55 Still Eye Level Edi mewawancarai manager Cutie Cats Café
Shot

Medium Close
195 56 Still Eye Level Edi mewawancarai pemilik Cutie Cats Café
up

Medium Long
196 57 Still Eye Level Edi mewawancarai manager Cutie Cats Café
Shot

191
Medium Close
197 58 Still Eye Level Edi mewawancarai pemilik Cutie Cats Café
up

Medium Long
198 59 Still Eye Level Edi mewawancarai manager Cutie Cats Café
Shot

199 60 Cut In

Medium Long
200 61 Still Eye Level Edi mewawancarai manager Cutie Cats Café
Shot

201 62 Close Up Still Eye Level Stock Shot kucing di Cutie Cats

202 63 Medium Shot Still Eye Level Wawancara dengan pengunjung Cutie Cats Cafe

203 64 Medium Shot Still Eye Level Wawancara dengan pengunjung Cutie Cats Cafe

192
204 65 Medium Shot Still Eye Level Wawancara dengan pengunjung Cutie Cats Cafe

205 66 Close Up Still Eye Level Stock Shot kucing di Cutie Cats

Low
206 67 Medium Shot Still Edi menutup segment + acara
Angle

207 68 Medium Shot Still Eye Level Edi menutup segment + acara

Still –
Low
208 69 Medium Shot Slide Edi menutup segment + acara
Angle
Down

193
194

FAKULTAS KOMUNIKASI DAN BAHASA

UNIVERSITAS BINA SARANA INFORMATIKA

FLOOR PLAN CAMERA

Production Company : Univ. Bina Sarana Informatika Produser : Ali Lalahi

Project Title : Daily Spot Director : Aditiyo Nugroho

Time Broadcast : 30 Menit Camera person : Taufik Hidayat

Gambar 2.1

Gambar 2.0

Anda mungkin juga menyukai