Anda di halaman 1dari 3

Nama : Nindi Hanna Rismaya Rajagukguk

Tingkat/semester : II/III
Mata kuliah : Sosiologi
Dosen Pengampu : Bvr. Roslinda Sihombing

Pengertian Sosiologi

Sosiologi merupakan ilmu social yang mempelajari setiap kehidupan masyarakat.


Kata sosiologi berasal dari Bahasa Yunani, yang terdiri dari kata ‘socius’ yang artinya
masyarakat, dan ‘logos’ yang artinya ilmu. Sosiologi baru mulai dipelajari sekitar abad ke-18.
Istilah sosiologi pertama sekali diperkenalkan oleh seorang filsuf berkebangsaan Perancis,
oleh Auguste comte (1798-1857), ia menyatakan bahwa sosiologi adalah ilmu tentang gejala
social yang tunduk pada hukum alam dan tidak berubah-rubah. Ia disebut sebagai bapak
sosiologi dunia.

Berikut beberapa pengertian sosiologi menurut para ahli:

 Auguste Comte
Sosiologi merupakan studi yang khusus membahas tentang hukum dasar yang
muncul dari adanya gejala sosial di dalam sebuah masyarakat (kumpulan orang).
Studi sosiologi dapat dibedakan menjadi sosiologi statis dan dinamis. Sosiologi statis
adalah ilmu didalam ilmu sosiologi yang membahas dan mengkaji khusus adanya
perhatian pada pusat-pusat hukum statis yang menjadi dasar adanya dinamika dan
munculnya sebuah masyarakat.
 Soelaman Soemardi dan Selo Soemardjan
Sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses sosial
termasuk perubahan sosial dalam masyarakat.
 Emile Durkheim
Sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari fakta-fakta yang muncul di dunia sosial
masyarakat. Fakta sosial yang dimaksud adalah bagaimana cara orang dalam
bertindak, berpikir, dan berperasaan diluar individu dan mempunyai kekuatan
memaksa yang mengendalikannya. Contoh fakta sosial menurutnya, seperti moral,
hukum, tata cara berpakaian, kepercayaan, dan adat istiadat.
 Anthony Giddens
Sosiologi merupakan suatu studi yang membahas masalah kehidupan baik
sosial manusia, kelompok, dan juga masyarakat.
 Max Weber
Sosiologi adalah sebuah ilmu yang mempelajari tentang gejala dan Tindakan
yang ada di sosial.
 Mayon Polak
Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari masyarakat sebagai
keseluruhan, yakni hubungan antara manusia dan manusia, manusia dan kelompok,
serta kelompok dan kelompok, baik formal maupun material, statis maupun dinamis.

Berikut beberapa teori sesudah Auguste Comte:

1. Mazhab Geografi dan Lingkungan


Pada mazhab ini, masyarakat hanya memungkinkan untuk timbul dan berkembang
ketika terdapat tempat berpijak dan tempat hidup bagi masyarakat itu sendiri. Tokoh
sosiologi pendukungnya adalah Edward Bukle dan Le Play. Mazhab ini berpandangan
bahwa ajaran-ajaran atau teori-teori sosiologi pada dasarnya menghubungkan factor
keadaan alam dengan factor-faktor struktur dan organisasi sosial.
2. Mazhab organis dan evolusioner
Tokoh sosiologi yang dikenal pada mazhab ini adalah Herbet dan W.G. Summber.
Herbert Spencer adalah orang yang pertama menulis tentang masyarakat atas dasar
data impiris yang kongkret yang secara sadar maupun tidak sadar di ikuti oleh para
sosioligi sesudah dia. Salah satu hasil karya nya adalah folkways yang merupakan
karya klasik dalam kepustakaan sosiologi yang dimaksud dengan kebiasan sosial yang
timbul secara tidak sadar dalam masyarakat,yang menjadi bagian dari tradisi. Aturan
tersebut mrupakan kaidah-kaidah kelompok yang masing-masing mempunyai tingkat
atau derajat yang berbeda-beda.
3. Mazhab formal
Tokoh sosiologi yang utama dalam mazhab ini adalah George Simmel.
Simmel menyatakan bahwa elemen-elemen yang ada dalam masarakat pada dasarnya
dapat mencapai satu kesatuan. Untuk mencapai kesatuan ini, masyarakat dapat
membentuk suatu bentuk yang dapat mengatur hubunga diantara elemen-elemen
tersebut, seperti lembaga. Agar lembaga yang dibentuk dapat mengatur hubungan
dalam masyarakat dengan baik, maka sifatnya harus dalam bentuk superioritas,
subordinasi, dan konflik.
4. Mazhab Psikologi
Richard Horton (1864-1924) dia menolak penerapan prinsip-prinsip biologis
terhadap studi masyarakat manusia: psikologi dan etika merupakan kriteria yang
diperlukan untuk mengukur perubahan sosial.
5. Mazhab Ekonomi
Menurut Maxz selama masyarakat masih terbagi atas kelas-kelas, maka pada
kelas yang berkuasa lah akan terhimpun segala kekuatan dan
kekayaan.hukum,filsafat,agama dan kesenian merupakan refleksi dari status ekonomi
kelas tersebut. Namun demikian,hukum-hukum perubahan berperanaan dalam sejarah
sehingga keadaan tersebut dapat berubah baik melalui suatu revolusi maupun secara
damai. Akan tetapi, selama masih ada kelas yang berkuasa, maka tetap terjadi
eksploitasi terhadap kelasyang lebih lemah. Oleh karena itu, selalu timbul pertikaian
antara kelas-kelas tersebut.

Anda mungkin juga menyukai