No : 0520 K/DIR/2014
Tentang
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Batasan kesalahan tegangan dan penyimpangan fasa untuk CVT pengukuran ................ 17
Tabel 2. Batasan kesalahan tegangan dan penyimpangan fasa untuk CVT proteksi ..................... 18
Tabel 3. Metode pengujian Tan delta VT 150 kV .................................................................... 26
Tabel 4. Metode pengujian Tan delta VT 500 kV .................................................................... 27
Tabel 5. Inspeksi shutdown treatment VT/CVT saat Har 2 Tahunan .......................................... 33
Tabel 6. Item inspeksi dan rekomendasi In service Inspection (IL-1) ......................................... 35
Tabel 7. Rekomendasi pengujian Thermovisi (In service Measurement (IL-2) ........................... 37
Tabel 8. Standar PD menurut IEC 60270 ................................................................................ 39
Tabel 9. Standar Tahanan Isolasi menurut VDE Catalouge 228/4 ............................................. 40
Tabel 10. Standar Tan delta menurut IEC 60044-5 .................................................................. 41
Tabel 11. Standar Kualitas minyak menurut IEC 60422 ........................................................... 43
Tabel 12. Standar DGA menurut IEC 60599 ........................................................................... 47
Tabel 13. Standar Tahanan pentanahan menurut ANSI/IEEE Std 80-200 ................................... 47
Tabel 14. Standar Ratio menurut IEC 60044-5 ........................................................................ 48
Tabel 15. Standar Dirana menurut IEEE Std 62-2005 .............................................................. 49
Tabel 16. Insoeksi dan rekomendasi Shutdown Inspection ....................................................... 49
Tabel 17. Tabel Uraian Kegiatan Pemeliharaan ....................................................................... 52
DAFTAR LAMPIRAN
I. PENDAHULUAN
Dimana:
N1 N 2
E1 = Tegangan primer
E2 = Tegangan sekunder
Dimana:
Im = arus eksitasi/magnetisasi
Trafo tegangan memiliki prinsip kerja yang sama dengan trafo tenaga tetapi rancangan Trafo
tegangan berbeda yaitu :
- Kapasitasnya kecil (10 – 150 VA), karena digunakan hanya pada alat-alat ukur, relai
dan peralatan indikasi yang konsumsi dayanya kecil.
- Mengisolasi bagian primer yang tegangannya sangat tinggi dengan bagian sekunder
yang tegangannya rendah untuk digunakan sebagai sistm proteksi dan pengukuran
peralatan dibagian primer.
- Sebagai standarisasi besaran tegangan sekunder (100, 100/√3, 110/√3 dan 110 volt)
untuk keperluan peralatan sisi sekunder.
- Memiliki 2 kelas, yaitu kelas proteksi (3P, 6P) dan kelas pengukuran (0,1; 0,2; 0,5;1;3)
Disebut juga Trafo tegangan induktif. Terdiri dari belitan primer dan sekunder pada
inti besi yang prinsip kerjanya belitan primer menginduksikan tegangan kebelitan
sekundernya.
Trafo tegangan ini terdiri dari dua bagian yaitu Capacitive Voltage Divider (CVD)
dan inductive Intermediate Voltage Transformer (IVT). CVD merupakan rangkaian
seri 2 (dua) kapasitor atau lebih yang berfungsi sebagai pembagi tegangan dari
tegangan tinggi ke tegangan rendah pada primer, selanjutnya tegangan pada satu
kapasitor ditransformasikan oleh IVT menjadi teganggan sekunder.
Rangkaian Electromagnetic
Expansion Chamber
Terminal Primer
Adalah terminal yang terhubung pada sisi tegangan tinggi (fasa) dan satu lagi
terhubung pada sistim pentanahan (grounding)
Struktur Mekanikal
Terdiri dari :
- Pondasi
- Struktur penopang VT
- Isolator (keramik/polyester)
Sistem Pentanahan
Gambar 3. Bagian-bagian VT
- Minyak Isolasi
Expansion Chamber
Terminal Primer
HV.T adalah terminal tegangan tinggi (high voltage terminal) yaitu bagian yang
dihubungkan dengan tegangan transmisi baik untuk tegangan bus maupun tegangan
penghantar terminal tegangan tinggi/primer (Gambar 4 poin 1)
Terminal Sekunder
Adalah terminal yang terhubung pada sisi tegangan rendah, untuk keperluan
peralatan ukur dan relai. Pada merk tertentu terminal ini ditandai dengan simbol 1a
dan 2a. (Gambar 4 poin 7). Pada box terminal sekunder terdapat juga kompone lain
yang terdiri dari:
- Pondasi
Sistem Pentanahan
Sistem pentanahan adalah peralatan yang berfungsi mengalirkan arus lebih akibat
tegangan surja atau sambaran petir ke tanah.
1
5
6
3 7
Prinsip kerja CCVT adalah menurunkan besaran tegangan primer menjadi besaran
tegangan sekunder melalui kapasitor (C1 & C2) yang berfungsi sebagai pembagi tegangan
(voltage divider) dan trafo tegangan sebagai penurun tegangan. Keluaran tegangan
sekunder dirancang seakurat mungkin sama dengan perbandingan rasio tegangan masukan
disisi primer dalam segala kondisi operasi.
dimana :
Vi = tegangan tinggi ekivalen (input),
Vp = tegangan tinggi sisi primer CVT,
Vo = tegangan keluaran (output),
C1 = adalah kapasitor tegangan tinggi,
C2 = adalah kapasitor tegangan menengah,
Lc = induktansi choke, dan
Zb = impedansi beban.
N2
Vo Vi Volt,
N1
Pada keadaan tunak (steady state) kondisi ini dapat dipenuhi sesuai dengan desain dan
penyetelan CCVT, namun akurasi CCVT akan menurun pada keadaan peralihan (transient)
mengikuti komponen induktif, kapasitif dan nonliniernya, seperti:
- pada gejala peralihan switching operations pemutus tenaga (PMT) atau pemisah (PMS).
- terjadinya sambaran petir langsung atau tidak langsung pada saluran transmisi tegangan
tinggi (SUTT/SUTET) yang terhubung ke busbar gardu induk, yang diikuti ataupun
tidak diikuti kerusakan isolasi; atau kerjanya arrester.
Oleh karena itu, dalam menentukan rancangan instalasi meter dan proteksi, harus
mempertimbangan beberapa karakteristik kerja CCVT dan kesalahan (error) akibat arus
eksitasi dan pembebanan (burden) CCVT tersebut.
Kesalahan (error) pembacaan pada meter dan proteksi dapat juga disebabkan terjadinya
osilasi feroresonansi (ferroresonance) yang diakibatkan :
– apabila sirkit kapasitansi beresonansi dengan induktasi nonlinier inti besi (iron core).
Gejala-gejala ini juga terjadi pada kondisi operasi pemberian tegangan (energize) pada
saluran tanpa beban yang diikuti fenomena tegangan lebih (overvoltage), sehingga dapat
menyebabkan kerusakan peralatan atau penurunan tahanan.
Bahaya tegangan lebih tidak terjadi selama periode gangguan hubung singkat, karena
terjadi penurunan tegangan pada saat hubung singkat, namun sebaliknya pada saat
hilangnya gangguan, tegangan sistem dapat naik dan menimbulkan gejala feroresonansi.
Trafo tegangan biasanya dibebani oleh rangkaian impedansi yang terdiri dari relai-relai
proteksi, peralatan meter dan kawat (penghubung dari terminasi PT ke instrumen proteksi
maupun meter). Kesalahan pengukuran PT (ε) berdasarkan IEC-186 adalah sebagai berikut:
K T VS V P
100% ,
VP
dimana:
K T = perbandingan rasio pengenal,
VP = tegangan primer aktual (Volt), dan
VS = tegangan sekunder aktual (Volt).
Jika kesalahan trafo tegangan (ε) positif maka tegangan sekunder lebih besar dari nilai
tegangan nominal pengenalnya. Jumlah lilitan yang lebih kecil pada pembebanan rendah dan
negatif pada pembebanan besar. Selain kesalahan rasio juga terdapat kesalahan akibat
pergeseran fasa. Kesalahan ini bernilai positif jika tegangan sekunder mendahului tegangan
primer.
Untuk pemakaian proteksi, akurasi pengukuran tegangan menjadi penting selama kondisi
gangguan. Berdasarkan IEC 60044-5, klas standar akurasi dan pergeseran fasa CVT untuk
fungsi pengukuran dan proteksi seperti pada Tabel 1 dan Tabel 2 berikut.
Tabel 1. Batasan kesalahan tegangan dan penyimpangan fasa untuk CVT pengukuran
Tabel 2. Batasan kesalahan tegangan dan penyimpangan fasa untuk CVT proteksi
FMEA atau Failure Modes and Effects Analysis dibuat dengan cara:
Sub sistem adalah peralatan dan/atau komponen yang bersama-sama membentuk satu
fungsi. Dari fungsinya subsistem berupa unit yang berdiri sendiri dalam suatu system
Menentukan functional failure tiap subsistem
Functional failure adalah ketidakmampuan suatu asset untuk dapat bekerja sesuai
fungsinya sesuai standar unjuk kerja yang dapat diterima pemakai
Menentukan failure mode tiap subsistem
Failure mode adalah setiap kejadian yang mengakibatkan functional failure
2. 1. Konsep Asesmen
Secara umum kondisi CVT ditentukan oleh kondisi dari setiap subsistemnya. Informasi
tentang setiap subsistem diperoleh melalui Inspeksi Level 1, Inspeksi Level 2 dan Inspeksi
Level 3. Kontribusi dari masing-masing faktor penentu ditentukan oleh hasil FMECA.
Konsep umum asesmen ini diperlihatkan di Error! Reference source not found.6.
Fungsi asesmen kondisi adalah untuk memberikan indikasi penurunan kondisi CVT. Score
kondisi pada setiap item inspeksi diperoleh dengan membandingkan hasil inspeksi terhadap
norm untuk setiap item pengujian. Selanjutnya, kondisi setiap subsistem CVT diperoleh
dengan mengalikan score kondisi setiap hasil pengujian terhadap weighting factor setiap
pengujian.
Keterangan gambar:
FMECA = Failure Mode Effect and Criticality Analysis
CCU = current carrying unit (komponen utamanya kumparan primer dan kumparan
sekunder)
EMC = Electromagnetic circuit (komponen utamanya inti besi)
WF1 = weighting factor masing-masing inspeksi untuk sub sistem tertentu
WF2 = weighting factor masing-masing sub sistem
DL1 = diagnosa level 1
2. 2. In Service inspection
In service inspection adalah kegiatan pengamatan visual pada bagian-bagian peralatan
terhadap adanya anomali yang berpotensi menurunkan unjuk kerja peralatan atau merusak
sebagian/keseluruhan peralatan.
2.2.1. Dielectric
Memeriksa rembesan / kebocoran minyak
Memeriksa isolator dari keretakan, flek, pecah dan kelainan yang lainnya
2.2.4. Pentanahan VT
Inspeksi pentanahan VT dilakukan dengan memeriksa kawat dan terminal pentanahan
terhubung ke mess grounding switchyard dengan kencang dan sempurna.
2. 3. In Service measurement
In Service Measurement adalah kegiatan pengukuran / pengujian yang dilakukan pada saat
peralatan sedang dalam keadaan bertegangan / beroperasi.
2.3.1. Thermovision
Thermovision digunakan untuk melihat hot spot pada instalasi listrik, dengan Infra red
(diganti dengan alat uji) thermovision sehingga dapat dilihat losses yang terjadi di jaringan.
Semakin tinggi suhu hotspot yang terjadi maka semakin besar losses yang terjadi. Losses
dapat diakibatkan oleh sambungan yang kurang baik. Pemeriksaan dengan alat uji
thermovision pada CVT, digunakan untuk melihat titik-titik sambungan pada CVT.
Konduktor dan klem VT/CVT. Hal ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan suhu
antara konduktor dan klem VT/CVT
Klem dan Terminal utama VT/CVT. Hal ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan
suhu antara klem dan terminal utama VT/CVT
Isolator, Housing dan Box Sekunder VT/CVT. Hal ini bertujuan untuk mengetahui
adanya kelainan / hotspot pada active parts VT/CVT (isolator, housing, box sekunder).
Pada kondisi khusus, thermovisi juga harus dilakukan pada instalasi yang baru beroperasi,
pasca dilakukan perbaikan / pemeliharaan, gangguan dan pada trafo tegangan yang
berdasarkan hasil pengujian sudah mengalami pemburukan.
Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 21
PT PLN (Persero
TRANSFORMATOR
TEGANGAN
Pada umumnya, di tahap awal partial discharge memiliki magnitude yang kecil. Namun jika
dibiarkan berkembang – yaitu sumber partial discharge tidak dihilangkan – akan
mengakibatkan penurunan kualitas isolasi dielektrik hingga akhirnya terjadi kegagalan total
isolasi. Oleh karena itu pendeteksian dini partial discharge sangat diperlukan untuk
menghindari terjadinya kegagalan isolasi yang mengakibatkan breakdown.
PD dapat dikategorikan menjadi 2 jenis, yaitu Internal Discharge (Void Discharge &
Electrical Trees) dan External Discharge (Corona Discharge & Surface Discharge) dengan
rincian sebagai berikut :
Void Discharge
Merupakan PD yang disebabkan oleh adanya rongga yang berisi udara di dalam
isolasi padat / cair. Pada kondisi bertegangan, udara akan menahan medan listrik
yang lebih besar dibanding isolasi disekitarnya, padahal Tegangan tembus isolasi
udara jauh lebih kecil daripada isolasi padat / cair sehingga udara dapat mengalami
breakdown di saat kondisi bertegangan. Berikut ilustrasi Void Discharge pada
isolasi padat berikut pattern nya. Pada VT/CVT, Void discharge dapat terjadi jika
terdapat udara yang terjebak pada minyak isolasi atau jika terdapat kontaminasi
kelembaban sehingga air masuk kedalam minyak isolasi VT/CVT.
Electrical Treeing
Merupakan fase selanjutnya dari Void Discharge, dimana rongga udara akan
mengalami breakdown yang diakibatkan oleh muatan yang dihasilkan oleh rongga
udara yang discharge setelah terisi penuh saat kondisi bertegangan, rongga udara
akan breakdown secara berulang-ulang sampai isolasi breakdown secara
menyeluruh. Bentuk real dari Electrical Trees menyerupai akar tanaman yang
polutan.
Surface Discharge
Surface discharge terjadi pada permukaan isolasi jika ada medan listrik yang cukup
signifikan dengan arah parallel dengan permukaan tersebut. Surface discharge dapat
terjadi pada isolator VT/CVT dimana discharge dari luar menyentuh permukaan
isolasi. Gambar dibawah ini menunjukkan beberapa sumber terjadinya surface
discharge. Pada VT/CVT potensi surface discharge terdapat pada isolator VT/CVT
didaerah polutan dimana kontaminasi kotoran pada permukaan isolator dapat
Pengujian dengan mode GST-Ground pada VT bertujuan untuk mengetahui nilai tan delta
overall (secara umum). Tegangan uji yang digunakan adalah antara 1 kV hingga 10
kV .Tegangan uji ini disesuaikan dengan level isolasi terminal sisi netral HV.
Keterangan:
2.4.4. Rasio
Pengukuran ratio bertujuan untuk membandingkan nilai ratio hasil pengukuran dengan nilai
pada nameplate.
Pengukuran dilakukan dengan menginjeksi tegangan AC 2 – 10KV pada sisi primer dan
dibandingkan dengan output tegangan pada sisi sekunder.
Pengujian ini hanya dilakukan ketika pemasangan baru atau setelah relokasi.
Pengambilan sample yang selanjutnya perlu dilakukan konsultasi terlebih dahulu dengan
manufacturer atau mengacu pada manual instruction dari manufacturer masing-masing.
Pengujian kadar air untuk mengetahui seberapa besar kadar air yang terlarut / terkandung
di minyak. Menurut standar IEC 60422 perlu dilakukan koreksi hasil pengujian kadar air
terhadap suhu 20 oC yaitu dengan mengalikan hasil pengujian dengan faktor koreksi f.
Dimana:
f 2,24e 0,04ts
Ket :
f= faktor koreksi
ts = Suhu minyak pada waktu diambil (sampling)
c. Pengujian Acidity
Minyak yang rusak akibat teroksidasi akan menghasilkan senyawa asam yang
akan menurunkan kualitas isolasi kertas isolasi pada trafo. Asam ini juga dapat
menjadi penyebab proses korosi pada tembaga dan bagian trafo yang terbuat dari
bahan metal.
Pengujian ini bertujuan mengukur arus bocor melalui minyak isolasi, yang
secara tidak langsung mengukur seberapa besar pengotoran atau pemburukan
yang terjadi.
Pengujian sediment ini bertujuan mengukur seberapa banyak (%) zat pengotor
terhadap minyak isolasi trafo.
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui flash point atau titik nyala api dari
minyak isolasi
2. 5. Shutdown Treatment
Treatment merupakan tindakan pemeliharaan pada saat shutdown 2 tahunan.
4. Pengujian Pentanahan
5. Pengujian Fungsi Peralatan pada CVT/PT (MCB/Fuse/Limit Switch)
6. Pengecekan Kebocoran Minyak CVT/PT
7. Pengecekan Terminasi Kabel Wirring sekunder
8. Pengujian
3.2.1. Thermovisi klem-konduktor, klem-terminal utama, isolator, housing dan box sekunder
antar fasa dan terhadap suhu ambient
fasa)
A Tangen Delta PT
≥ 1% Unacceptable
a.Lakukan pengujian sekali lagi untuk
memastikan akurasi hasil uji atau mengacu
ke manual book.
pabrikan.
1. Breakdown Voltage:
Kategori D (>170kV)
<40kV/2.5 mm Poor
Kategori D (>170kV)
5-15ppm Fair
>15ppm Poor
. Acidity
Kategori D (>170kV)
<0.1 Good
>0.2 Poor
4. Dielectric Dissipation
Factor
Kategori D (>170kV)
0.1-0.3 Fair
>0.3 Poor
5. Interfacial Tension
(mN/m)
Kategori D (>170kV)
3.3.4. DGA
Standar yang digunakan adalah IEC 60599 tahun 1999 “Mineral oil-impragnated electrical
equipment in service-Guide to interpretation of Dissolved and free gas analysis”. Tabel
Interpretasi hasil uji DGA adalah sebagai berikut :
T2 Thermal Fault
300<t<700oC <0.1 >1 1-4
3.3.7. Ratio
Standard yang digunakan : IEC 60044-5 “Instrument Transformer Part-5” Edisi I tahun
2004.
3.3.8 Pengujian Kadar Air dalam Kerta Isolasi (Dielectric Frequency Response/DIRANA)
Batasan kadar air dalam kertas adalah sebagai berikut (IEEE Std 62 -2005):
1 Kotor Bersihkan
dll
Retak/cacat Perbaiki/ganti
Pengecekan
fungsi indikasi
Jenis Inspeksi/Pengujian
Jenis Pemeliharaan Periode Tool
minyak VT/CVT
CATATAN:
Khusus untuk GIS yang baru dioperasikan dilaksanakan First year Inspection paling lambat
satu tahun setelah energize dengan melaksanakan item-item pekerjaan pada IL2 dan IL3.
DAFTAR ISTILAH
DAFTAR PUSTAKA
4. Paper IEEE, “A Tool for Realibity and Safety: Predict and Prevent Equipment
failures with Thermography” , Copyright mareial IEEE Paper No. PCIC-97-06
LAMPIRAN 1
TABEL PERIODE PEMELIHARAAN TRAFO TEGANGAN
Kondisional
2 Minggu
1 Tahun
2 Tahun
5 Tahun
Minggu
3 Bulan
Bulana
Harian
KODE SUB SISTEM ITEM INSPEKSI Keterangan
3 PT/CVT
3.1 Inspeksi
In Service
3.1.1
Inspection
Pemeriksaan level
3.1.1.1 Level minyak
minyak VT/CVT
Pemeriksaan
Kebocoran
3.1.1.2 kebocoran
minyak
minyak
Disesuaikan
Pemeriksaan dengan
3.1.1.3 Isolator kondisi fisik kondisi
isolator lingkungan
Pemeriksaan
3.1.1.4 Core housing kondisi core
housing
Pemeriksaan
Struktur
3.1.1.5 kondisi structure
penyangga
penyangga
Pemeriksaan
3.1.1.6 Pentanahan kondisi
pentanahan
In Service
3.1.2
Measurement
Thermovisi antara
Klem dan klem dan
3.1.2.1
isolator konduktor teg.
operasi 150 kV
Thermovisi antara
Klem dan klem dan
3.1.2.2
isolator konduktor teg.
operasi > 150 kV
Thermovisi body
3.1.2.3 Body VT/CVT VT/CVT teg.
operasi 150 kV
Kondisional
2 Minggu
Minggua
3 Bulana
Bulanan
1 Tahun
2 Tahun
5 Tahun
Harian
ITEM
SUB SISTEM Keterangan
INSPEKSI
Thermovisi
Body body VT/CVT
3.1.2.4
VT/CVT teg. operasi >
150 kV
Thermovisi
pada isolator
3.1.2.5 Isolator teg. operasi
150
kV
Thermovisi
pada isolator
3.1.2.6 Isolator teg. operasi >
150
kV
Thermovisi
pada housing
3.1.2.7 Housing teg. operasi
150
kV
Thermovisi
pada housing
3.1.2.8 Housing teg. operasi >
150
kV
Shutdown
3.1.3 Testing/Me
asurement
Pengujian
Tahanan
3.1.3.1 Tahanan
isolasi
isolasi
Pengujian Untuk CVT
Tangen
Tangen delta hanya
3.1.3.2 delta dan
dan pengukuran
kapasitansi
kapasitansi kapasitansi
Pengukuran
3.1.3.3 Pentanahan Tahanan
Pentanahan
Pengujian Untuk
Kualitas
3.1.3.4 Kualitas kebutuhan
minyak
minyak investigasi
Untuk
Pengujian
3.1.3.5 DGA kebutuhan
DGA
investigasi
Pengukuran
3.1.3.6 Spark gap jarak spark
gap
2 Mingguan
Kondisional
Mingguan
3 Bulanan
Bulanan
1 Tahun
2 Tahun
5 Tahun
Harian
KODE SUB SISTEM ITEM INSPEKSI Keterangan
Shutdown
Inspeksi
Pemeriksaan dan
pembersihan box
terminal
Box terhadap,
2.1.3.8
terminal kotoran, binatang
atau
kemungkinan
kemasukan air
Disesuaikan
Housing Pembersihan
dengan
2.1.3.9 dan body bushing dan body
kondisi
VT/CVT VT/CVT
lingkungan
Pemeriksaan dan
pengencangan
Baut baut-baut
terminal terminal utama &
2.1.3.10 utama dan pentanahan serta
wiring baut
kontrol baut wiring
kontrol dalam
terminal boks
LAMPIRAN 2
FMEA TRANSFORMATOR TEGANG
No SUB SYSTEM FUNCTION SUB SYSTEM SUB - SUB SYSTEM FUNCTION FUNCTIONAL FAILURE FAILURE MODE LEVEL 1 FAILURE MODE LEVEL 2 FAILURE MODE LEVEL 3
Mentransformasi tegangan sumber menjadi level Spark Gap Melindungi trafo step-down dari over Fungsi pengaman Spark gap terbakar deformasi belitan trafo
3 Electromagnetic Circuit tegangan yang dapat digunakan untuk keperluan voltage berkurang/tidak berfungsi
proteksi dan metering
Series Reactor Meniadakan pengaruh impedansi unit transformasi tidak sesuai tegangan output tdk stabil
kapasitor nameplate
Harmonic supressor Mencegah osilasi feroresonansi yang interferensi pada tegangan distorsi gelombang output
terjadi terus menerus output
Media ekspansi minyak kapasitor unit level kemampuan rembes / kebocoran minyak
4 Expansion Chamber Media ekspansi minyak pada CVD menahan tekanan minyak
berkurang
Konektor CVT dengan konduktor bertegangan level kekuatan mekanik stud patah
5 Stud
(primer) terlampui
Menopang CVT level kekuatan mekanik support miring / bengkok
6 Mechanical Struktur Penopang fisik CVT
berkurang
LAMPIRAN 3
FORMULIR CHECK LIST INSPEKSI LEVEL 1 - CVT / PT - MINGGUAN
KOMPONEN YANG
NO KONDISI PERALATAN
DIPERIKSA
1 FASA R
1,1 DIELEKTRIK
Tdk Ada
1.1.1 Level Minyak Normal Maks Min Rusak
terpasang catatan
1.1.2 Tekanan Gas Normal Tdk Normal
CATATAN :
…………………………………………………………………………………………………………………………...…..……...………
…………………………………………………………………………………………………………………………...…..……...………
Approval Pelaksana
(………………………………) (………………………………)
LAMPIRAN 4
FORMULIR CHECK LIST INSPEKSI LEVEL 1 - CVT / PT - BULANAN
UNIT PELAKSANA :
LOKASI GI :
BAY :
TANGGAL :
PUKUL :
PELAKSANA :
1 FASA R
1,1 GROUNDING
2 FASA S
2.1 GROUNDING
3 FASA T
3.1 GROUNDING
CATATAN :
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………
Approval Pelaksana
(………………………………) (………………………………)
LAMPIRAN 5
FORMULIR CHECK LIST INSPEKSI LEVEL 1 - CVT / PT TAHUNAN
UNIT PELAKSANA
LOKASI GI
BAY
TANGGAL
PUKUL
PELAKSANA
1 FASA R
1.1 STRUKTUR MEKANIK
1.1.1 Kondisi Support Structure Normal Korosi Kendor Bengkok
2 FASA S
2.1 STRUKTUR MEKANIK
2.2.1 Kondisi Support Structure Normal Korosi Kendor Bengkok
3 FASA T
3.1 STRUKTUR MEKANIK
3.1.1 Kondisi Support Structure Normal Korosi Kendor Bengkok
CATATAN :
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
Approval Pelaksana
(………………………………) (………………………………)
LAMPIRAN 6
FORMULIR HASIL UJI
PT. PLN
PT PLN (PERSERO)
(PERSERO)
P3B SUMATERA
LEMBAR HASIL PEMELIHARAAN BAY PENGHANTAR FORM.2
"Logo Standar PT
Mutu"
FORMULIR PEMELIHARAAN TAHUNAN TRAFO TEGANGAN
UPT….. PENGUJIAN /PENGUJIAN
PENGUKURAN TAHANAN
/ PENGUKURAN ISOLASI
TAHANAN ISOLASIPT
NOMOR DOKUMEN : TANGGAL : REVISI : HALAMAN :….. /……
NOMOR DOKUMEN : TANGGAL : REVISI : HALAMAN :
C1+C2
UNIT PELAKSANA : MERK / TYPE : NO. SERI :
LOKASI GI : TEGANGAN : PELAKSANA :
BAY :
ALAT UJI : PERIODE HAR. : CUACA :
TITIK UKUR HASIL SEBELUMNYA (MW) KONDISI AWAL (MW) KONDISI AKHIR (MW) KESIMPULAN
Standard TINDAKAN
R S T R S T R S T
- Primer - Ground
- Primer - Sekunder ( 1a - )
- Primer - Sekunder ( 2a - )
- Sekunder 1a - Sekunder 2a
- Sekunder 1a - Ground
- Sekunder 2a - Ground
Alat ukur tahanan isolasi 5 kV untuk sisi primer dan 500 V untuk sisi sekunder
(………………………………..) (………………………………..)
Mengetahui,
(…………………………..)
PT. PLN
PT PLN (PERSERO)
(PERSERO) LEMBAR HASIL PEMELIHARAAN BAY PENGHANTAR FORM.2
"Logo Standar PT
Mutu"
P3B SUMATERA FORMULIR PEMELIHARAAN TAHUNAN TRAFO TEGANGAN (CVT/PT)
UPT….. PENGUJIAN / PENGUKURAN
PENGUJIAN TAHANAN
/ PENGUKURAN TAHANANISOLASI PT
PENTANAHAN
NOMOR DOKUMEN : TANGGAL : REVISI : HALAMAN :….. /……
NOMOR DOKUMEN : TANGGAL : REVISI : Lc HALAMAN :
Catatan :
(………………………………..) (………………………………..)
Mengetahui,
(…………………………..)
NO UJI ACUAN HASIL SEBELUMNYA / NAME PLATE HASIL AWAL TINDAKAN HASIL AKHIR KESIMPULAN PELAKSANA
A B C D E F G H
Primer Sekunder Primer Sekunder Primer Sekunder
Teg Sumber 1a-1n Ratio 2a-2n Ratio Teg Sumber 1a-1n Ratio 2a-2n Ratio Teg Sumber 1a-1n Ratio 2a-2n Ratio
phasa
R
phasa
S
phasa
T
PT.PLN
PT PLNPLN
PT. (PERSERO)
(PERSERO)
(PERSERO) 'Logo Standar Mutu"
P3BP3B
SUMATERA
SUMATERA LEMBAR
FORMULIR HASIL PEMELIHARAAN
PEMELIHARAAN BAY
TAHUNAN TRAFO PENGHANTAR
TEGANGAN (CVT/PT) FORM.2 LA
UPT…..
UPT…..
PENGUJIAN TAN DELTA DAN KAPASITANSI
PENGUJIAN / PENGUKURAN TAHANAN ISOLASI LA
NOMOR DOKUMEN : TANGGAL : REVISI : HALAMAN :
NOMOR DOKUMEN : TANGGAL : REVISI : HALAMAN :….. /……
Name Plate
LAMPIRAN 7
CONTOH HASIL UJI DIRANA VT/CVT
Sebelum
STANDAR ALAT UJI PT/CVT
No Peralatan Keterangan
Per UPT / Sektor / Divisi Per Tragi / Unit GI Per GI
1 Multimeter 1 Alat ukur tegangan
2 Megger Digital 500 V - 5kV 1 Alat uji tahanan isolasi
3 Thermal Image 1 1 Alat monitor temperatur
4 Breakdown Voltage (Oil) 1 Alat uji tegangan tembus pada minyak
5 Power Factor / Tan delta test 1 Alat uji tangen delta
6 Ratio meter PT 1 Alat uji ratio PT/CVT
7 Alat Ukur Pentanahan 1 Alat ukur tahanan pentanahan
8 DGA (Gas Chromatolgraphy) 1 Alat uji kandungan gas pada minyak
9 Oil Quality test 1 alat uji karakteristik minyak
Sesudah
Standart Alat Uji PT/CVT
No Peralatan Keterangan
Per UPT/ Sektor/ Divisi Per ULTG/ Tragi / Unit GI Per GI
1 Multimeter 3 1 Alat ukur tegangan
2 Tahanan Isolasi 500 V - 5kV 2 1 Alat ukur tahanan isolasi
3 Thermal Image / Thermovisi 2 1 Alat monitor temperatur
4 Power Factor /Tandelta test 1 Alat uji tandelta dan kapasitansi
5 Alat Ukur Pentanahan 1 Alat ukur tahanan pentanahan
6 Ratio meter 1 Alat uji ratio PT/CVT
Alat uji oil conductivity dan kadar
7 Dirana (Dielectric Response Analysis) 1
moisture pada kertas isolasi