Anda di halaman 1dari 8

MODUL KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN KANKER


PAYUDARA

DISUSUN OLEH :

FRASISKA ESTER

DPK RSUD DR.ACHMAD DIPONEGORO PUTUSSIBAU

MARET 2016
KANKER PAYUDARA (CA MAMAE)

A. Pengertian.

Suatu keadaan di mana sel kehilangan kemampuannya dalam mengendalikan

kecepatan pembelahan dan pertumbuhannya.

Normalnya, sel yang mati sama dengan jumlah sel yang tumbuh. Apabila sel

tersebut sudah mengalami malignansi/ keganasan atau bersifat kanker maka sel

tersebut terus menerus membelah tanpa memperhatikan kebutuhan, sehingga

membentuk tumor atau berkembang “tumbuh baru” tetapi tidak semua yang

tumbuh baru itu bersifat karsinogen. (Daniele gale 1996).

B. Insiden

Setiap tahun di diagnosis 183.000 kasus baru kanker payudara di amerika

serikat. Bukan hanaya kanker payudara saja lebih banyak mengenai wanita dari

pada pria. Pada usia 85 satu dari sembilan wanita akan mengalami kanker

payudara. Kemampuan pasien yang di diagnosis kanker payudara bertahan hidup

masih mencapai 5 tahun sejak awal di diagnosis kanker payudara sekitar 93 %.

Jika kanker telah menyebar secara regional saat di diagnosis kemampuan bertahan

hidup selama 5 tahun menjadi 72 % dan untuk seseorang dengan metastasis yang

luas saat di diagnosis kemampuan bertahan hidupnya hanya 18 %.

C. Faktor-faktor resiko

Faktor resiko untuk kanker payudara meliputi:

- Usia di atas 40 tahun.

- Ada riwayat kanker payudara pada individu atau keluarga.

- Menstruasi pada usia yang muda/ usia dini.

- Manopause pada usia lanjut.

- Tidak mempunyai anak atau mempunyai anak pertama pada usia lanjut.

- Penggunaan esterogen eksogen dengan jangka panjang.


- Riwayat penyakit fibrokistik.

- Kanker endometrial, ovarium atau kanker kolon.

Akan tetapi hanya 25 % wanita yang mengalami kanker payudara mempunyai

beberapa faktor resiko ini. Karena itu salah satu faktor resiko yang paling penting

adalah sangat sederhana yaitu wanita. Beberapa penelitian telah menunjukkan

hubungan diet di antara masukan tinggi lemak, kegemukan dan terjadinya kanker

payudara, tetapi hubungan ini belum di ciptakan secara pasti.

D. Tanda dan Gejala

Fase awal kanker payudara asimptomatik (tanpa ada tanda dan gejala).

Tanda awal yang paling umum terjadi adalah adanya benjolan atau penebalan pada

payudara. Kebanyakan 90 % ditemukan oleh wanita itu sendiri, akan tetapi di

temukan secra kebetulan, tidak dengan menggunakan pemeriksaan payudara

sendiri (sarari), karena itu yayasan kanker menekankan pentingnya melakukan

sarari.

Tanda dan gejala lanjut dari kanker payudara meliputi kulit sekung (lesung),

retraksi atau deviasi putting susu, dan nyeri, nyeri tekan atau rabas khususnya

berdarah, dari putting. Kulit Peau d’ orange, kulit tebal dengan pori-pori yang

menonjol sama dengan kulit jeruk, dan atau ulserasi pada payudara keduanya

merupakan tanda lanjut dari penyakit.

Tanda dan gejala metastasis yang luas meliputi nyeri pada daerah bahu,

pinggang, punggung bagian bawah, atau pelvis, batuk menetap, anoreksi atau berat

badan yang turun, gangguan pencernaan, pusing, penglihatan yang kabur dan sakit

kepala.
E. Pengobatan kanker payudara primer

Pengobatan kanker payudara di dasarkan atas tahap penyakit dan beberpa

faktor lain. Wanita saat ini lebih banyak mempunyai pilihan dalam pengobatan

kanker payudara dari pada sebelumnya. Pengobatan kanker payudara biasanya

meliputi kombinasi pembedahan, kemoterapi dan terapi radiasi .

Tahap awal dari kanker payudara seringkali dapat sembuhn total dengan

hanya di lakukan pembedahan saja.

Tahap radiasi dapat di gunakan sebagai pengobatan primer untuk kanker

payudara tahap 1 dan 2. Efek samping yang segera muncul dari pengobatan ini

adalah reaksi kulit.

kemoterapi yang menggunakan agen antineoplasma dan obat hormonal

memegang peranan penting dalam pengobatan kanker.

F. Komplikasi

Komplikasi dari kanker payudara adalah metastase ke tulang, jika hal itu terjadi di

tulang belakang maka akan terjadi kompresi medula spinalis.

G. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gagal Jantung

1. Pengkajian

a. Aktivitas dan istirahat

Kelemahan, kelelahan, ketidakmampuan untuk tidur.

b. Sirkulasi

Palpitasi, nyeri dada, perubahan tekanan darah.

c. Eliminasi

Perubahan dalam eliminasi defekasi juga miksil.

d. Nutrisi

Mual, kehilangan nafsu makan, penurunan turgor kulit, muntah dan perubahan

berat badan.

e. Neoru sensori
Nyeri kepala yang hebat, syncope.

f. Kenyamanan

Timbulnya nyeri dada.

g. Respirasi

Riwayat merokok, terpapar asbes.

h. Interaksi sosial

Stress, kesulitan dalam beradaptasi dengan stresor, emosi yang tak terkontrol.

i. Pengetahuan

Riwayat di dalam keluarga ada yang menderita kanker payudara.

j. Studi diagnostik

CT Scan: Untuk mengidentifikasi dari adanya metastase.

Biopsi: dilakukan untuk memastikan diagnosa.

Tumor marker: Cardiogenic embrionic antigen (CEA), Prostate spesifik antigen

(PSA).

Rontgen dada: mungkin di dapatkan adanya metastase ke thorak.

2. Diagnosa keperawatan dan rencana tindakan

a. Keletihan berhubungan dengan proses penyakit kanker payudara, anemia, radiasi

Tujuan:

Setelah dilakukan tindakan keperawatan klien di harapkan mampu menunjukan

adanya peningkatan stamina tubuh dengan beristirahat sesuai kebutuhan dan

meminimalakan efek keletihan karena activity daily life.

Rencana:

1. Kaji pola kelelahan (keletihan)/ pola istirahat pasien.

2. Anjurkan pada pasien untuk mempertahankan pola tidur/ aktivitas atau istirahat

normal yang mungkin.

3. Anjurkan pada pasien untuk mengekspresikan perasaan mengenai keterbatasan

yang ada.
4. Anjurkan pada pasien untuk merencanakan waktu istirahat sesuai dengan

kebutuhan.

5. Anjurkan pada pasien untuk melakukan kegiatan ringan pada siang hari.

6. Bantu pasien dalam melakukan kegiatan aktivitas sehari-hari.

7. Bantu pasien dalam pemenuhan kebutuhan nutrisiyang adekuat.

8. Jelaskan pada pasien dan keluarga bahwa keletihan merupakan efek dari BRM.

b. Resiko terjadinya kerusakan kulit berhubungan dengan efek samping dari terapi

radiasi

Tujuan: kulit tetap baik/ normal.

Rencana:

1. Kaji integritas kulit.

2. Kaji kulit terhadap ruam/ gatal-gatal, kekeringan dan perubahan warna.

3. Gunakan tempat tidur dengan linen yang rata.

4. Jaga linen tempat tidur agar tetap bersih dan kering.

5. Berikan pelembab pada kulit.

6. Bantu pasien untuk melakukan higyene perseorangan secara teratur.

7. Kolaborasi dalam pemberian obat topikal: agen anti pruritus.

8. Anjurkan pasien untuk melakukan ambulasi atau mobilisasi seaktif mungkin

selama dalam perawatan.

c. Kurang pengetahuan tentang terapi radaiasi pada kanker payudara berhubungan

dengan kurangnya informasi tentang penatalaksanaan

Tujuan: Pasien dapat mendiskusikan efek samping yang mungkin dari

pebatalaksanaan radaiasi dada dan bagaimana mengatasinya jika hal tersebut

terjadi.

Rencana:

1. Kaji pengetahuan pasien tentang perenacaan penangnangan terapi radiasi dan

efek samping yang mungkin terjadi.


2. Beritahu pasien dan keluarga mengenai kapan pengobatan tersebut akan di

lakukan.

3. Jelaskan pada pasien hal yang bisa terjadi akibat radiasi yaitu: rambut rontok,

kulit menjadi lebih hitam(pada lokasi penyinaran) dan limfedema.

4. Insttruksi kepada pasien dan keluarga tentang hal yang dapat di lakukan untuk

mengatasi hal tersebut.

5. Berikan informasi tersebut secara tertulis.

6. Anjurkan pada pasien untuk tidak mengkonsumsi obat yang di jual secara bebas

kecuali atas petunjuk dokter.


DAFTAR PUSTAKA

Doengoes, Marylin E., 1989, Nursing Care Plans, USA Philadelphia: F.A Davis
Company.

Gale, Daniele, 1996, Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi, Jakarta: Penerbit


Buku Kedoteran EGC.

Junadi, Purnawan, 1982, Kapita Selekta Kedokteran, Jakarta: Media aesculapius


Universitas Indonesia

Anda mungkin juga menyukai