Anda di halaman 1dari 8

PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOREANG


Jalan Alun-alun Utara No. 1 Soreang – 40912
Telp. (022) 5891355, 5896590, 5896591 – IGD. Fax. 5896592

SURAT KEPUTUSAN
DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOREANG
NOMOR : 437/368/TU/2017

TENTANG

RUJUKAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOREANG

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOREANG

Menimbang : a. Bahwa untuk melaksanakan ketentuan pasal 43 Undang - undang


Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit perlumenetapkan
Peraturan Menteri Kesehatan tentang Keselamatan Pasien
Rumah Sakit.
b. Bahwa semua pasien yang Keluar atau pindah harusmemenuhi
ketentuan-ketentuan ataupun kriteria yang telah ditetapkan

Mengingat : 1. Undang- Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktek


Kedokteran.
2. Undang – Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
3. Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
4. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga
Kesehatan.
5. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1333 / Menkes / SK / XII /
1999 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit.
6. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129 / Menkes / SK / II /2008
tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah sakit.
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269 / Menkes / Per / III
/2008 tentang Rekam Medis.
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 290 / Menkes / Per / III
/2008 tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1691 / Menkes / Per / VIII
/2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit

1
MEMUTUSKAN
Menetapkan :

Pertama : Panduan Merujuk Dan Menerima Rujukan Pasien Dari Rumah Sakit
Lain.

Kedua : Panduan seperti tercantum pada diktum pertama dipakai sebagai


acuan staf dalam hal menerima rujukan dan merujuk pasien

Ketiga : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan diadakan
Perbaikan/perubahan apabila dikemudian hari ternyata
terdapatkekeliuan dalam penetapannya

DITETAPKAN DI : SOREANG

PADA TANGGAL :

2
PANDUAN RUJUKAN
DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOREANG

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


SOREANG

3
BAB I

DEFINISI

A. Latar Belakang
Pelayanan kesehatan bagi pasien oleh seorang tenaga kesehatan bertujuan untuk
meningkatkan derajat kesehatan yang optimal. Pelayanan kesehatan yang diberikan tidak
hanya berupa tindakan asuhan medis dan asuhan keperawatan tetapi juga berupa
pemenuhan sarana atau alat –alat penunjang yang memadai sehingga mampu untuk
mempertahankan kelangsungan hidup pasien.
RSUD Soreang memiliki fasilitas spesialistik dan sarana dan prasarana yang cukup
memadai untuk melayani kebutuhan pelayana kesehatan bagi pasien. Namun masih ada
pelayanan yang tidak bisa ditangani di RSUD Soreang akibat kendala tidak tersedianya dokter
spesialis tertentu, keterbatasan jumah tempat tidur, kendala pemeriksaan penunjang tertentu
maupun keterbatasan sarana prasarana lainnya lainnya.
Maka diperlukan sistem rujukan ke luar RS, baik untuk pelayanan spesialistik, alih
perawatan maupun rujukan untuk pemeriksaan penunjang.
Kerjasama RSUD Soreang dengan Rumah Sakit lain merupakan salah satu bentuk
pelayanan kesehatan rujukan yang diberikan oleh RSUD Soreang guna meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat. Rujukan pasien dilakukan oleh RSUD Soreang dengan Rumah Sakit
yang tingkatannya lebih tinggi atau sejajar dengan RSUD Soreang atau dengan fasilitas
kesehatan lainnya (seperti Laboratorium swasta).
Sedangkan untuk menerima rujukan pasien, RSUD Soreang bekerjasama dengan
Rumah Sakit yang tingkatannya lebih rendah atau dari PPK I lainnya.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Menerima hubungan kerjasama antara RSUD Soreang dengan Rumah
Sakit/Fasilitas Kesehatan lain guna meningkatkan pelayanan kesehatan secara
berkesinambungan
2. Tujuan Khusus
a. Memberikan pelayanan secara kontinyu bagi semua pasien secara cepat, tepat,
efisien, dan efektif.
b. Melakukan rujukan sesuai kebutuhan pasien.

4
BAB II

RUANG LINGKUP

1. Rujukan antar Rumah Sakit


a. Kegiatan merujuk pasien ke Rumah Sakit yang tingkatannya lebih tinggi atau
sejajar dengan RSUD Soreang dilaksanakan apabila pelayanan yang diberikan
oleh ruang pelayanan tidak mampu lagi untuk melanjutkan kelangsungan hidup
pasien dengan alasan keterbatasan sarana dan prasarana.
Pasien yang dilakukan rujukan adalah pasien yang memerlukan pelayanan yang
lebih intensif dengan fasilitas yang lebih memadai dan tingkatan pelayanan yang
lebih mendukung. Tujuan dari melakukan rujukan pasien ke tingkat yang lebih
tinggi adalah untuk mengurangi angka morbiditas dan mortalitas.
b. RSUD Soreang juga menerima rujukan dari RS lain dengan kelas yang lebih
rendah atau sejajar, bila fasilitas kesehatan yang dibutuhkan pasien di RS
tersebut tidak tersedia, namun tersedia di RSUD Soreang.

2. Rujukan untuk pemeriksaan Penunjang


Pemeriksaan penunjang yang tidak dapat dilakukan di RSUD Soreang dapat dirujuk
ke RS Lain, atau Faskes lain (Laboratorium Swasta)

3. Rujukan dari Faskes Tk I


Karena RSUD Faskes Tk II, menjadi rujukan untuk pasien-pasien dari Faskes Tk. I di
wilayah kerjanya.

5
BAB III

TATA LAKSANA

1. Merujuk Pasien ke Rumah Sakit Lain


Pasien yang dilakukan rujukan adalah pasien yang memerlukan pelayanan yang lebih
intensif dengan fasilitas yang lebih memadai dan tingkatan pelayanan yang lebih mendukung.
Tujuan dari melakukan rujukan pasien ke tingkat yang lebih tinggi adalah untuk mengurangi
angka morbiditas dan mortalitas di ruang pelayanan intensif. Pasien yang dilakukan rujukan
harus atas indikasi dari dokter yang merawat pasientersebut, karena alasan keterbatasan
sarana dan prasarana. Serta dokter wajib menuliskan nama dokter yang dituju.

Tata cara melakukan rujukan pasien ke Rumah sakit yang lebh tinggi atau yang sejajar :
Bagi pasien rawat inap/IGD
 Menjelaskan kepada keluarga pasien mengenai rencana rujukan ke Rumah Sakit
lain dengan menjelaskan alasan dirujuk.
 Memberi tahu kepada keluarga, rumah sakit yang telah disarankan untuk
dilakukan rujukan.
 Menyiapkan lembar persetujuan rujukan yang ditanda tangani oleh keluarga
pasien atau orang yang bertanggung jawab.
 Dokter membuat surat rujukan berisi fasilitas yang dituju, diagnosa dan alasan
merujuk
 Dokter membuat resume dan melampirkannya bersama surat rujukan
 Melengkapi data – data penunjang pasien, seperti hasil laboratorium, dan hasil
rontgen (bila ada).
 Petugas menghubungi RS yang dituju untuk konfirmasi kesediaan menerima
rujukan
 Petugas mencatat nama petugas RS yang dituju yang memberi konfirmasi
kesediaan menerima rujukan
 Melaporkan kepada bagian Rawat Inap atau Admission Office untuk
mempersiapkan tagihan/persyaratan administratif pasien
 Melaporkan kebagian kendaraan dan mempersiapkan tim transfer pasien
 Menyiapkan pasien untuk diberangkatkan.

6
2. Menerima Rujukan Pasien Faskes I/RS lain
Menerima rujukan pasien dengan kondisi kritis dengan kompensasi terbatas
yang memerlukan persiapan alat, obat dan tehnik khusus untuk menunjang kelangsungan
tindakan dan keamanan pasien dari rumah sakit/faskes 1 yang merujuk.

Tata cara menerima rujukan pasien dari rumah sakit lain/faskes1 :


 Menerima komunikasi awal mengenai kondisi umum pasien, obat dan alat yang
sedang digunakan pasien, rencana waktu rujukan dan bidang spesialis yang akan
diperlukan setelah pasien sampai di Instalasi Gawat Darurat.
 Mempersiapkan alat, obat dan komunikasi awal dengan bagian dan bidang yang
terkait.
 Menerima pasien kritis yang dirujuk dari rumah sakit lain melalui ruangan gawat
darurat.
 Unit Gawat darurat melakukan komunikasi lanjutan mengenai waktu pasti pasien
akan dirujuk, kemungkinan pasien sampai di IGD dan alat serta obat yang
diperlukan untuk pengelolaan awal di ruang gawat darurat.
 IGD melakukan koordinasi awal dengan bagian dan bidang terkait yang
berhubungan dengan keperluan pengelolaan awal pasien.
 Tim IGD menerima rujukan, menerima pasien dan mengevaluasi serta
menginformasikan data kelengkapan pasien dan kebutuhan yang diperlukan DPJP
konsulen
 Pasien dipindahkan ke ruang ranap/ICU oleh tim IGD setelah kondisi pasien
evaluasi ulang dan dianggap perlu dan memungkinkan untuk dipindahkan
 Tim ruang ranap/ICU menerima pasien rujukan dengan data yang lengkap,
persiapan obat dan alat yang diperlukan.

7
BAB IV
DOKUMENTASI

Proses merujuk pasien perlu perencanaan dan penjelasan kepada pasien/keluarga.


Pemberian informasi dicatat dan ditandatangi pemberi informasi dan pasien/keluarga dalam
lembar edukasi.
Sistem rujukan dilakukan secara tertulis, dapat didahului dengan informasi per telepon.
Lengkapi dengan form rujukan, resume medis dan form transfer pasien. Selama transfer
lakukan monitoring dan dicatat di lembar monitoring.

Serah terima pasien wajib dilakukan dari RS perujuk dan RS yang dituju, secara tertulis.

Anda mungkin juga menyukai