Anda di halaman 1dari 16

Pertumbuhan dan Perkembangan

A. Pengertian pertumbuhan dan perkembangan


a. Pertumbuhan; proses pertambahan ukuran (volume, massa, tinggi atau panjang), yang
bersifat irreversible (tidak dapat kembali). Proses pertumbuhan ditandai dengan
pertambahan berat tubuh, bersifat kuantitatif artinya dapat dinyatakan dengan satuan
bilangan.
Ciri- ciri pertumbuhan antara lain:
 Terjadi perubahan secara fisik dan perubahan dimensi / ukuran
 Terjadi peningkatan jumlah sel
 Terdapat penambahan kuantitatif individu
 Dapat dinyatakan dalam ukuran panjang, volume maupun berat
 Dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal
 Bersifat terbatas, ini artinya pada usia tertentu mahkluk hidup sudah tidak tumbuh
lagi
b. Perkembangan ; proses menuju kedewasaan pada makhluk hidup atau terspesialisasi
nya sel – sel menuju ke struktur dan fungsi tertentu. Proses ini bersifat kualitatif
artinya tidak dapat dinyatakaan dengan angka. Perkembangan berjalan seiring dengan
pertumbuhan. Tumbuhan dikatakan dewasa jika sudah siap untuk melakukan
fertilisasi ( telah mampu berbunga).
Ciri- ciri Perkembangan antara lain:
 Adanya proses peningkatan kualitatif individu
 Adanya proses peningkatan kedewasaan
 Tidak dapat dinyatakan secara fisik seperti dalam ukuran jumlah, panjang,
maupun berat
 Bersifat sistematis,progresif dan berkesinambungan, artinya proses
perkembangan berjalan terus sampai makhluk hidup itu mati

B. Proses pertumbuhan dan perkembangan


Proses pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan diawali dengan perkecambah
an. Perkecambahan diawali dengan imbibisi atau proses masuknya air ke dalam biji
yang akan mengaktifkan embrio untuk mengaktifkan hormon giberelin. Selanjutnya,
hormon giberelin akan mendorong aleuron melepaskan enzim amilase sehingga akan
terjadi proses hidrolisis makanan cadangan pada endosperma menjadi gula. Gula
tersebut akan digunakan untuk pertumbuhan embrio.
Fase atau Tahap Pertumbuhan
Fase atau tahap pertumbuhan pada tumbuhan dibedakan atas dua macam, yaitu fase
perkecambahan serta fase pertumbuhan dan perkembangan organ tumbuhan.
1. Perkecambahan
Perkecambahan merupakan permulaan pertumbuhan embrio di dalam biji.
Perkecambahan ditandai dengan munculnya radikula menembus kulit biji yang diikuti
munculnya plantula ( tanaman kecil) dari dalam biji.
Proses perkecambahan
Zigot akan tumbuh dan berkembang menjadi embrio (dalam ovari). Embrio tersimpan dan
terlindung dalam biji. Embrio bagian atas disebut epikotil ( calon batang) dan bagian bawah
disebut hipokotil (calon akar). Zat makanan yang diperlukan embrio diperoleh dari cadangan
makanan dalam biji yang berupa keping (kotiledon). Jika biji berada pada lingkungan yang
sesuai embrio akan tumbuh dan berkembang yang diawali dengan perkecambahan.
Perkecambahan diawali dengan masuknya air secara imbibisi kedalam biji, sehingga enzim
menjadi aktif untuk mencerna makanan cadangan yang terdapat dalam kotiledon. Proses
perkecambahan dipengaruhi oleh oksigen (untuk oksidasi), suhu ( aktifitas enzim) dan
cahaya.
Setiap embrio mempunyai 3 bagian penting:
 Batang lembaga yaitu epikotil dan hipokotil
 Akar embrionik (calon akar/ radikula)
 Kotiledon (keping cadangan makanan/ endosperm / daun lembaga), kadang-kadang
berwarna hijau sehingga mampu berfotosintesis walaupun dalam waktu yang singkat.

Gambar 1. Pertumbuhan kecambah dan bagian-bagiannya:

Pada awal pertumbuhan organ pertama yang terbentuk ádalah radikula; yaitu akar primer
yang berasal dari akar embrionik,selanjutnya ujung tunas akan menembus kepermukaan
tanah.
Perkecambahan dibagi menjadi dua yakni tipe epigeal dan tipe hipogeal.
1. PERKECAMBAHAN EPIGEAL
Terjadi karena pembentangan ruas batang di bawah daun lembaga atau hipokotil sehingga
mengakibatkan daun lembaga dan kotiledon terangkat keatas tanah , misalnya perkecambahan
pada kacang kedelai (Glycine max) dan kacang buncis ( Phaseolus vulgaris)

2. PERKECAMBAHAN HIPOGEAL
Terjadi karena pembentangan ruas batang teratas (epikotil) sehingga daun lembaga ikut
tertarik keatas tanah, tetapi kotiledon tetap didalam tanah. Misalnya pada biji jagung dan
kacang kapri. Perhatikan
Gbr :Tipe Perkecambahan epikotil dan hypokotil

2. Pertumbuhan dan perkembangan organ tumbuhan


Pertumbuhan dan perkembangan organ tumbuhan terjadi pada bagian meristem, yaitu
di ujung akar dan ujung batang. Meristem menyediakan sel-sel baru yang akan
tumbuh memanjang dan berdiferensiasi, hal ini memungkinkan akar serta ujung
batang menjadi bertambah panjang.

Pertumbuhan dan Perkembangan Akar


Irisan membujur ujung akar muda menunjukan adanya empat daerah pertumbuhan
yang batasnya tidak terlalu jelas, yaitu tudung akar, daerah pembelahan sel
(meristem), daerah pemanjangan sel, dan daerah differensiasi sel pemasakan.
Perhatikan pembagian empat daerah pertumbuhan akar di bawah ini.

Pertumbuhan dan Perkembangan Batang


Pertumbuhan dan perkembangan batang meliputi pemanjangan dan
differensiasi. Pada tumbuhan dikotil terjadi pertumbuhan sekunder akibat aktivitas sel
meristem pada ujung batang. Daerah pertumbuhan pada batang terletak di ujung
batang dengan pembagian daerah yang berbeda- beda. Perhatikan struktur penampang
membujur ujung batang di bawah ini!
Macam-macam pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan:
a. Pertumbuhan primer; pertumbuhan yang berasal dari meristem primer yang terdapat
pada ujung akar, ujung batang dan antara ruas. Berfungsi untuk pertumbuhan memanjang.
1. Daerah pertumbuhan pada ujung akar dibagi atas tiga bagian berdasarkan struktur jaringan
meristem penyusun akar tumbuhan:
 Daerah pembelahan; sel-selnya membelah secara mitosis sehingga jumlah sel
bertambah banyak. Daerah ini terletak setelah tudung akar.
 Daerah pemanjangan; sel-sel melakukan pemanjangan, yang terletak setelah daerah
pembelahan. Sel-sel mulai mengalami proses difrensiasi dalam strukturnya. Ada
bagian yang dibentuk menjadi protoderm (akan menjadi epidermis), meristem dasar
(akan menjadi jaringan dasar) dan prokambium (akan menjadi silinder pusat)
 Daerah difrensiasi; pada daerah ini terjadi perubahan sel-sel menjadi bentuk khusus
untuk membentuk berbagai macam jaringan (pembuluh, epidemis, parenkim,
kolemkim,dll). Proses organogenesis telah berjalan sempurna.

Gambar 4. A. Daerah pertumbuhan pada ujung akar. B. Perbandingan kecepatan


pertumbuhan pada ujung akar

2. Daerah pertumbuhan pada ujung batang; ujung pucuk merupakan daerah meristematis
yang dilindungi oleh primordium daun. Juga terbagi atas daerah pembelahan,
pemanjangan dan difrensiasi, yang akan berdifrensiasi menjadi epidermis, floen, xilem
dan korteks serta empulur.
Gambar 5. Daerah pertumbuhan pada ujung batang

b. Pertumbuhan sekunder
Pertumbuhan yang berasal dari meristem sekunder (kambium dan kambium gabus/
felogen), yang berfungsi untuk pertumbuhan membesar. Kambium kearah dalam akan
membentuk xilem dan kearah luar akan membentuk floem, sehingga batang bertambah besar.
Keadaaan ini menyebabkan jaringan epidermis dan korteks luar menjadi pecah-peah dan
rusak, seperti pada pohon jati. (dikotil).Untuk mengatasi ini tumbuhan membentuk kambium
gabus (felogen). Felogen kearah dalam membentuk feloderm (sel-sel hidup/ korteks
sekunder) dan kearah luar membentuk felem (sel mati). Jaringan ini berfungsi menggantikan
fungsi jaringan epidermis, sebagai pelindung, karena epidermis sudah rusak (pecah-pecah)
akibat pertumbuhan sekunder. Pada daerah bermusim akibat pertumbuhan sekunder akan
terbentuk formasi melingkar yang disebut lingkaran tahunan.
Untuk mengukur pertumbuhan tumbuhan dapat menggunakan mistar dan busur tumbuh
(auksanometer).

A B
Gambar 6. A. Lingkaran tahunan. B. Auksanometer

C. Teori Pertumbuhan dan Perkembangan


1. Teori Histogen dari Hanstein
Menurut teori histogen, titik tumbuh dibedakan menjadi tiga :
a. Dermatogen (luar), membentuk epidermis
b. Periblem (tengah), membentuk korteks
c. Plerom (dalam), membentuk silinder pusat

2. Teori Tunika Korpus dari Schmidt


Menurut teori tunika korpus, titik tumbuh dibedakan menjadi dua :
a. Bagian tunika yang ada di sebelah luar dan aktif membelah sehingga ujung
akar bertambah luas
b. Bagian korpus yang ada di sebelah dalam dan aktif membelah ke segala
arah.

Pertumbuhan dan Perkembangan pada Hewan


Pertumbuhan dan perkembangan pada hewan terjadi di seluruh bagian tubuh, berbeda dengan
tumbuhan yang terjadi hanya pada bagian tertentu saja, yaitu di daerah meristem.
Pertumbuhan dan perkembangan pada hewan diawali sejak terbentuknya zigot dari proses
pembuahan dan terus terjadi hingga hewan mencapai usia dewasa. Dengan demikian
pertumbuhan dan perkembangan pada hewan dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu fase
embrionik dan fase pascaembrionik. Fase embrionik adalah pertumbuhan dan perkembangan
yang dimulai dari zigot sampai terbentuknya embrio sebelum lahir atau menetas.
Sedangkan fase pascaembrionik merupakan pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai
sejak lahir atau menetas hingga hewan itu dewasa.
1. Fase Embrionik

Pertumbuhan Embrionik
Zigot terbentuk dari hasil pertemuan ovum dengan sperma (terjadi pembuahan/fertilisasi).
Kemudian zigot mengalami pertumbuhan dan perkembangan dalam beberapa tahap, yaitu
pembelahan zigot, tahap morula, blastula, gastrula, dan organogenesis.
a. Pembelahan zigot terjadi secara mitosis, yaitu dari satu sel menjadi dua sel, dua sel menjadi
empat sel, empat sel menjadi delapan sel, delapan sel menjadi enam belas sel, dan
seterusnya hingga tiga puluh dua sel. Sekumpulan sel yang terbentuk tersusun seperti buah
anggur dan disebut sebagai morula. Pembelahan terus berlanjut sehingga terbentuk rongga
di bagian dalam yang disebut blastosol. Fase ini disebut fase blastula.
b. Gastrula, merupakan hasil pertumbuhan dan perkembangan blastula yang ditandai dengan
terbentuknya 3 lapisan embrionik, yaitu lapisan bagian luar (ektoderm), lapisan bagian
tengah (mesoderm), dan lapisan bagian dalam (endoderm). Ketiga lapisan ini nantinya
akan berkembang menjadi berbagai organ. Proses pembentukan gastrula ini disebut
gastrulasi.
c. Organogenesis, merupakan proses pembentukan berbagai organ tubuh yang berkembang
dari tiga lapisan saat proses gastrulasi. Organ yang terbentuk dari ketiga lapisan ini adalah
sebagai berikut.
1) Lapisan ektoderm, berkembang menjadi rambut, kulit, sistem saraf, dan indra.
 

2) Lapisan mesoderm, berkembang menjadi otot, rangka, alat reproduksi, alat peredaran
darah, dan alat ekskresi.
3) Lapisan endoderm, berkembang menjadi alat pencernaan dan alat pernapasan.

2. Fase Pascaembrionik
Pertumbuhan pascaembrionik dimulai ketika hewan lahir atau menetas. Semua anggota tubuh
mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Namun demikian kecepatan pertumbuhan dan
perkembangan antara bagian tubuh yang satu dengan bagian tubuh yang lain tidak sama.
Pertumbuhan ini tidak berlangsung terus-menerus, melainkan berhenti setelah mencapai usia
tertentu. Perkembangan dimulai ketika alat kelamin telah mampu memproduksi sel-sel gamet.
Pada manusia perkembangan ini ditandai dengan munculnya sifat-sifat kelamin sekunder.
Tanda kelamin sekunder pada pria berupa tumbuhnya rambut pada bagian tubuh tertentu,
suara besar, tumbuhnya jakun, dan otot-otot tubuh lebih kekar. Tanda kelamin sekunder pada
wanita ditandai dengan membesarnya payudara, tumbuhnya rambut pada bagian tubuh
tertentu, dan membesarnya pinggul.
Metamorfosis dan Metagenesis

Beberapa jenis hewan mengalami metamorfosis dalam pertumbuhan dan perkembangannya.


Beberapa jenis hewan yang lain mengalami metagenesis. Selain pada hewan, metagenesis
juga terjadi pada tumbuhan.
1. Metamorfosis
Pada beberapa jenis hewan, dalam pertumbuhan dan perkembanganya mengalami proses
metamorfosis. Metamorfosis adalah peristiwa perubahan bentuk tubuh secara bertahap yang
dimulai dari larva sampai dewasa. Metamorfosis terjadi pada serangga dan amfibi.
Contoh hewan amfibi yang mengalami metamorfosis adalah katak. Pertumbuhan dan
perkembangan katak diawali sejak terbentuk zigot. Zigot kemudian berkembang menjadi
embrio. Satu minggu kemudian, terbentuklah larva yang sering kamu sebut kecebong/berudu.
Awalnya kecebong bernapas dengan tiga insang luar, tetapi kemudian berganti menjadi
insang dalam.
Beberapa waktu kemudian terbentuk tutup insang dan kaki belakang. Setelah berumur tiga
bulan, berudu mengalami metamorfosis yang ditandai terbentuknya paru-paru dan empat
kaki, hilangnya insang dan ekor, lalu menjadi bentuk katak. Sifat berudu berbeda dengan sifat
katak. Berudu hidup di air sebagai herbivora, sedangkan katak hidup di darat bersifat
karnivora.

Metamorfosis Katak
Serangga yang baru menetas berwujud larva. Beberapa jenis serangga seperti kupu-kupu dan
capung, bentuk larva jauh berbeda dengan bentuk dewasa. Larva kupu-kupu yang disebut ulat
memiliki mulut tipe pengunyah, sedangkan kupu-kupu memiliki mulut tipe penghisap. Larva
capung hidup di air, sedangkan capung dewasa hidup di darat dan dapat terbang. Namun
demikian beberapa jenis serangga memiliki bentuk yang hampir sama saat baru menetas
dengan saat dewasa. Contohnya adalah belalang, kecoa, dan jangkrik. Berdasarkan
prosesnya, metamorfosis serangga dapat dibedakan menjadi dua, yaitu metamorfosis
sempurna dan metamorfosis tidak sempurna.

a. Metamorfosis Sempurna
Metamorfosis sempurna ditandai dengan adanya fase yang disebut pupa atau kepompong.
Bentuk larva dengan serangga dewasa jauh berbeda. Tahapan dalam metamorfosis sempurna
adalah sebagai berikut.
Telur –> larva pupa (kepompong) –> dewasa (imago)
Telur menetas menjadi larva. Larva tidak memiliki sayap dan tanda-tanda sayap juga belum
ada. Ketika berupa larva, serangga sangat aktif makan. Larva kemudian mengalami
perubahan bentuk menjadi kepompong. Larva ada yang langsung membuat pupa, tetapi ada
juga yang lebih dulu membuat pelindung dari daun yang dilipat, tanah atau pasir yang halus,
sayatan kayu yang halus, dan bahan lainnya.

Metamorfosis Kupu-kupu
Tempat perlindungan di sekeliling pupa disebut kepompong atau kokon. Pada tahap pupa,
serangga tidak aktif makan, walaupun proses metabolisme tetap berlangsung.
Setelah melewati tahap pupa, serangga akan menjadi dewasa (imago).
b. Metamorfosis Tidak Sempurna (Hemimetabola)

Metamorfosis Belalang
Serangga yang mengalami metamorfosis tidak sempurna, bentuk serangga yang baru menetas
(nimfa) tidak jauh berbeda dengan bentuk serangga dewasa (imago). Perbedaan yang
mencolok adalah nimfa tidak memiliki sayap. Sayap akan tumbuh secara bertahap sehingga
menyerupai bentuk dewasa. Secara umum nimfa dan serangga dewasa memiliki sifat yang
sama. Contohnya pada jangkrik dan belalang.
Urutan daur hidup serangga yang mengalami metamorfosis tidak sempurna adalah sebagai
berikut: telur –> nimfa –> dewasa (imago)
2. Metagenesis
Beberapa jenis hewan dan tumbuhan ada yang mengalami proses
metagenesis. Metagenesis adalah proses pergiliran hidup yaitu antara fase seksual dan
aseksual. Hewan dan tumbuhan yang mengalami metagenesis akan mengalami dua fase
kehidupan, yaitu fase kehidupan yang bereproduksi secara seksual dan fase kehidupan yang
bereproduksi secara aseksual.
Metagenesis pada tumbuhan dapat diamati dengan jelas pada tumbuhan tak berbiji (paku dan
lumut). Pada tumbuhan tersebut, pembentukan gamet jantan berlangsung di dalam
antheridium dan gamet betina di dalam arkegonium. Jika gamet jantan membuahi gamet
betina, maka akan terbentuk zigot. Zigot tumbuh menjadi individu yang menghasilkan spora.
Generasi ini disebut fase vegetatif (aseksual) atau sporofit. Spora yang jatuh di tempat yang
sesuai akan tumbuh menjadi individu baru yang menghasilkan gamet. Karena menghasilkan
gamet, maka generasi ini disebut fase generatif (seksual) atau gametofit.
Demikian seterusnya terjadi pergiliran keturunan antara fase gametofit dan sporofit.
Tumbuhan lumut yang sering kamu jumpai merupakan fase gametofit. Sedangkan tumbuhan
paku yang kamu lihat sehari-hari merupakan fase sporofit. Pergiliran keturunan antara fase
sporofit dan gametofit itulah yang disebut metagenesis.
Beberapa hewan tingkat rendah juga mengalami metagenesis, contohnya Obelia dan Aurelia.
Ubur-ubur (Aurelia) memiliki dua jenis kehidupan yaitu kehidupan saat
menempel (polip) dan kehidupan bergerak bebas (medusa)

Siklus Hidup Paku dan Ubur-ubur


E. Tahapan Pertumbuhan dan Perkembangan Manusia
Manusia juga mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Tahukah kamu perubahan apa
yang terjadi dalam dirimu dari sejak bayi hingga sekarang? Tentu saja terjadi perubahan berat
dan tinggi badan (tumbuh). Misalnya ketika baru lahir beratmu sekitar 3 kg, pada umur 6
bulan beratnya menjadi 8 – 9 kg dan sekarang mungkin beratmu sekitar 35 kg. Selain
tumbuh, kamu juga mengalami perubahan menuju kedewasaan (berkembang).
Perkembangan berhubungan dengan tingkah laku (sikap) atau kejiwaan. Misalnya terjadi
perkembangan/perubahan sikap dan kebiasaan dari balita, remaja, dewasa, sampai lanjut usia.
Setiap tahap perkembangan memiliki ciri yang berbeda. Walaupun pertumbuhan dan
perkembangan berbeda, tetapi kedua proses ini berlangsung bersamaan atau tidak dapat
dipisahkan.
Dewasa yang ditandai adanya perubahan fisik dan emosional (psikis). Masa pubertas disebut
juga akil balig. Pada masa ini telah tercapai kematangan seksual yaitu sistem reproduksi telah
mampu membuat sel-sel kelamin (gamet). Hal ini dipengaruhi oleh
produksi hormon kelamin dan kelenjar hipofisis. Secara biologis, kamu telah siap untuk
bereproduksi, namun belum tentu demikian bila ditinjau secara segi psikis, sosial, ekonomi,
dan lain-lain. Tingkat perkembangan pada setiap orang berbeda-beda, yang dipengaruhi oleh
faktor keturunan, produksi hormon, konsumsi makanan, dan penyakit. Gejala pubertas dapat
ditinjau secara fisik dan psikis (kejiwaan/emosional).
Tahap Perkembangan Manusia

Pubertas pada Remaja


Berdasarkan usiamu, sekarang kamu telah memasuki tahap remaja. Kamu tentu dapat
merasakan adanya perubahan fisik dan tingkah laku yang pasti berbeda dibandingkan
sewaktu duduk di sekolah dasar. Semua remaja mengalami pubertas.
Pubertas adalah perubahan menjadi dewasa yang ditandai adanya perubahan fisik dan
emosional (psikis). Masa pubertas disebut juga akil balig. Pada masa ini telah tercapai
kematangan seksual yaitu sistem reproduksi telah mampu membuat sel-sel kelamin (gamet).
Hal ini dipengaruhi oleh produksi hormon kelamin dan kelenjar hipofisis. Secara biologis,
kamu telah siap untuk bereproduksi, namun belum tentu demikian bila ditinjau secara segi
psikis, sosial, ekonomi, dan lain-lain. Tingkat perkembangan pada setiap orang berbeda-beda,
yang dipengaruhi oleh faktor keturunan, produksi hormon, konsumsi makanan, dan penyakit.

Gejala pubertas dapat ditinjau secara fisik dan psikis (kejiwaan/emosional).


1. Pubertas Secara Fisik
Pubertas secara fisik dapat dilihat dari perubahan tubuh, meliputi perubahan tanda kelamin
primer dan sekunder. Perkembangan tubuh remaja laki-laki dan perempuan berbeda karena
pengaruh hormon yang dihasilkan. Laki-laki menghasilkan hormon androgen, sedangkan
perempuan menghasilkan hormon estrogen. Ciri-ciri pubertas secara fisik dapat diuraikan
sebagai berikut.
a. Ciri kelamin primer
1) Organ kelamin telah mampu memproduksi sel-sel kelamin. Laki-laki mulai menghasilkan
sperma di dalam testis, sedangkan perempuan mulai menghasilkan sel telur di dalam indung
telur (ovarium).
2) Organ kelamin mulai berfungsi. Pada remaja laki-laki ditandai dengan pertama kali
mengalami “mimpi basah” yang mengeluarkan sperma atau air mani. Pada perempuan
ditandai dengan mengalami menstruasi yang pertama kali.
b. Ciri kelamin sekunder
Pada remaja laki-laki, pubertas ditandai dengan ciri-ciri kelamin sekunder sebagai berikut.
1) Mulai tumbuh jakun.
2) Perubahan suara menjadi lebih besar dan berat.
3) Tumbuh kumis atau jenggot.
4) Tumbuh rambut di dada, kaki, ketiak, dan sekitar organ kelamin.
5) Mulai tampak otot-otot yang berkembang lebih besar dan menonjol.
6) Bahu melebar melebihi bagian pinggul.
7) Perubahan jaringan kulit menjadi lebih kasar dan poripori tampak membesar.
8) Kadang-kadang diikuti dengan munculnya jerawat di daerah muka.

Pada remaja perempuan, pubertas juga ditandai dengan ciri kelamin sekunder sebagai berikut.
1) Membesarnya payudara dan puting susu mulai timbul.
2) Pinggul melebar.
3) Tumbuh rambut di ketiak dan sekitar organ kelamin.
4) Suara lebih nyaring.
5) Kadang-kadang diikuti munculnya jerawat di daerah muka.
6) Perubahan proporsi tubuh, tampak dari bertambahnya tinggi badan, berat badan, panjang
kaki, dan tangan, sehingga ukuran seluruh badan bertambah.

2. Pubertas Secara Psikis


Selain terjadi perubahan secara fisik, pada masa pubertas juga terjadi perubahan hormonal
yang memengaruhi kondisi psikologis dan tingkah lakunya. Ciri-ciri pubertas secara psikis
dapat diuraikan sebagai berikut.
a. Mencari identitas diri
Dalam usaha mencari identitas diri, remaja sering menentang kemapanan karena dirasa
membelenggu kebebasannya. Meskipun cara berpikirnya belum dewasa namun remaja tidak
mau dikatakan sebagai anak-anak. Remaja sering melakukan hal coba-coba karena rasa ingin
tahu yang sangat besar.
b. Mulai tertarik kepada lawan jenis
Masa remaja adalah masa persiapan menuju dewasa. Wajar bila remaja mempunyai
ketertarikan dengan lawan jenis. Namun demikian pernikahan pada usia remaja belum
diperbolehkan karena secara mental belum siap. Kehamilan pada usia remaja dapat
berpengaruh negatif baik pada diri remaja maupun bayi yang dikandungnya.
D. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
C Pertumbuhan dan perkembangan dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu faktor luar
(eksternal) dan faktor dalam (internal).
Pengaruh faktor luar ( lingkungan) terhadap pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan
sangat besar. Faktor-faktor tersebut meliputi:
1). Suhu; temperatur sangat berpengaruh terhadap laju metabolisme, karena metabolisme
dipengaruhi oleh enzim, sedangkan kerja enzim sangat dipengaruhi oleh suhu. Setiap
tumbuhan mempunyai temperatur optimum yang berbeda-beda, namun secara umum
kisaranya 10-380 C. Di samping itu tumbuhan juga mempunyai temperatur minimum,
optimum dan maksimum.
Di Indonesia pada daerah tropis temperatur optimum tumbuhan berkisar antara 22o -
37o C, di daerah dingin atau kutub temperatur optimumnya akan lebih rendah daripada
daerah tropis dan sebaliknya di daerah panas seperti hutan pasir akan lebih tinggi dari
daerah tropis. Contohnya pertumbuhan jagung berkisar antara 30oC–35oC. Jika
tumbuhan masih mampu melakukan pertumbuhan dan perkembangan pada temperatur
rendah disebut temperatur minimum, sebaliknya jika tumbuhanmasih mampu tumbuh
dan berkembang pada temperatur tertinggi disebu temperatur maksimum. Apabila
tumbuhan berada lebih rendah dari temperatur minimum atau lebih tinggi dari
temperatur maksimum, maka tumbuhan tersebut akan mati.

2). Cahaya; cahaya merupakan sarat mutlak untuk terjadi fotosintesis. Cahaya juga
mempengaruhi perkecambahan. Kecambah yang ditempatkan pda tempat gelap akan
memperlihatkan pertumbuhan yang lebih cepat, namun batangnya ramping dan pucat
(etiolasi). Lamanya pencahayaan juga berpengaruh terhadap pembungaan
(fotoperiodisme). Gejala ini sangat menyolok terjadi pada negara dengan 4 musim.
Tanggapan tumbuhan terhadap lamanya paparan cahaya menhasilkan 3 macam
tumbuhan:
a) Tumbuhan berhari pendek; akan berbunga pada musim yang siangnya berlangsung
lebih singkat dari periode gelap (jam ke 15,5), misalnya musim gugur. Contoh
tumbuhannya Dahlia,struberry dan Krisan.
b) Tumbuhan berhari panjang akan berbunga akan berbunga jika siang harinya lebih
lama dari periode gelap, misalnya pada musim semi (kentang dan gandum).
c) Tumbuhan netral, masa berbunga tidak terpengaruh oleh lamanya penyinaran,
contohnya matahri dan mawar.

3) Kelembaban udara;
Kelembapan udara di sekitar tempat tumbuhan sangat berpengaruh terhadap proses
pertumbuhan dan perkembangan tanaman tersebut. Umumnya tanah dan udara sekitar
yang kurang lembab (airnya cukup) akan sangat baik atau cocok bagi pertumbuhan dan
perkembangan tanaman, karena pada kondisi seperti itu tanaman menyerap banyak air
dan penguapan (transpirasi) air semakin menurun, sehingga memungkinkan cepat
terjadinya pembelahandan pemanjangan sel-sel untuk mencapai ukuran maksimum.
Tetapi ada jenis tumbuhan pada proses pertumbuhan dan perkem bangannya secara
optimal justru berada pada kondisi tidak lembab atau kering, contohnya pohon mangga
yang akan bertunas dan bersemi, bahkan berbuah pada saat musim kemarau yang kurang
air.
4). Air dan unsur hara (mineral)
Air mutlak diperlukan tumbuhan, karena di dalam hidupnya tak mungkin tumbuhan
dapat tumbuh dan berkembang tanpa memerlukan air. Fungsi air bagi tumbuhan adalah
sebagai berikut:
a) Fotosintesis
b) Mengedarkan hasil-hasil fotosintesis ke seluruh bagian tumbuhan.
c) Sebagai pelarut inti sel dalam proses pertumbuhan dan perkembangan.
d) Menentukan proses transportasi unsur hara yang ada di dalam tanah.
e) Berperan dalam proses metabolisme sel.
Jika tumbuhan kekurangan unsur hara maka pertumbuhan dan perkembangannya
akan mengalami gangguan atau hambatan. Unsur-unsur hara (nutrisi) dalam jumlah
banyak yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan disebut unsur
makro, misalnya karbon, oksigen, nitrogen, hidrogen, sulfur, fosfor, kalsium, dan
magnesium. Adapun nutrisi yang dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit disebut unsur
mikro, misalnya besi, klor, mangan, boron, seng, tembaga, dan nikel.
Jika di dalam tanah terdapat sedikit unsur hara seperti kekurangan nitrogen, maka
pertumbuhan akar akan lebih cepat atau lebih besar, sedangkan pertumbuhan tajuknya
menjadi terhambat atau kecil. Sebaliknya jika di dalam tanah kaya nitrogen maka
pertumbuhan tajuk akan lebih cepat daripada pertumbuhan akarnya. Dengan demikian
terdapat hubungan erat antara pertumbuhan akar dan tajuk tanaman. Akar berfungsi
untuk menyerap air tanah dan tajuk berfungsi untuk melakukan sintesis senyawa organik
(makanan).

5). pH ; Umumnya tumbuhan menyukai pH netral, yaitu berkisar 6-7. Jika pH terlalu asam
akan dapat mengurangi kemampuan penyerapan nutrisi dan air. Keasaman tanah dapat
dinetralisir dengan penambahan kapur ke tanah.

Faktor internal
1. Faktor intersel: Hormon dan enzim
a. Hormon , yang dapat mengendalikan arah dan kecepatan pertumbuhan, yaitu:
1). Auksin; ditemukan oleh Fritz Went pada ujung koleoptil kecambah gandum (Avena
sativa). Pada penelitian Went lebih lanjut, ternyata diketahui hormon auksin juga
ditemukan pada ujung koleoptil kecambah tanaman yang lain.
Auksin dihasilkan oleh meristem pada tunas apikal, daun muda, bunga, buah dan
kambium, yang berfungsi memicu pertumbuhan; bagian pucuk menuju sinar matahari
sedangkan ujung akar menuju pusat bumi.
Hormon auksin diproduksi di bagian koleoptil ujung tunas lalu diangkut oleh jaringan
pembuluh angkut menuju tunas, selanjutnya tunas akan tumbuh menjadi tunas bagian
akar, batang, dan daun. Pada tunas batang, auksin akan berkumpul di bawah permukaan
batang yang menyebabkan sel-sel jaringan
di bawah permukaan batang tersebut akan tumbuh lebih cepat dari sel-sel jaringan di atas
permukaan batang. Hal ini terjadi karena sifat hormon auksin sangat peka terhadap
panas/sinar. Auksin akan rusak dan berubah menjadi suatu zat yang justru akan
menghambat terjadinya pembelahan sel-sel pada daerah pemanjangan batang, sehingga
pertumbuhan sel-sel batang yang terkena sinar matahari akan menjadi lebih lambat
dibandingkan dengan sel-sel jaringan pada sisi batang yang tidak terkena sinar matahari.
Pengaruh auksin terhadap pertumbuhan dan perkembangan adalah:
 Auksin yang dihasilkan diujung batang akan mendominansi pertumbuhan batang utama
ke atas sehingga pertumbuhan cabang kesamping relatif sedikit (dominansi apikal).
 Merangsang pertumbuhan akar lateral dan serabut akar.
 Mempercepat aktifitas pembelahan sel-sel pada titik tumbuh dan kambium.
Auksin konsentrasi tinggi dapat menghambat pertumbuhan. Fenomena ini digunakan untuk
membasmi gulma, seperti 2,4-D ( 2,4 diklorophenoxyacetic acid).

2). Gibberellin
Hormon giberelin secara alami terdapat pada bagian tertentu tumbuhan yaitu pada buah
dan biji saat berkecambah, tunas apikal, akar, daun muda dan embrio. Giberelin pertama
kali ditemukan pada tumbuhan sejenis jamur Giberella fujikuroi (Fusarium
moniliformae) oleh F.Kurusawa, seorang berkebangsaan Jepang.
Fungsi :
 mengatur pemanjangan batang, pertumbuhan pucuk dan buah.
 menyebabkan tanaman berbunga sebelum waktunya
 menyebabkan tumbuhan tumbuh tinggi
 memacu aktifitas kambium
 menghasilkan buah yang tidak berbij,
 membantu perkecambahan biji.
 pada tumbuhan kerdil, jika diberi giberelin akan tumbuh normal, jika pada tumbuhan
normal diberi giberelin akan tumbuh lebih cepat

3) Sitokinin; diteliti pertama kali oleh Carlos Miller.


Ada dua jenis hormon sitokinin, yaitu zeatin (merupakan sitokinin alami yang terdapat
pada biji jagung) dan kinetin yang merupakan sitokinin buatan.
Hormon ini berfungsi:
 Merangsang pertumbuhan akar
 Mempercepat pelebaran daun
 Merangsang pertumbuhan tanaman kearah sampaing dan pucuk tanaman
 Mrangsang aktifitas pembelahan sel
 Membantu perkecambahan biji
 Merupakan komplemen auksin; jika kosentrasi sitokinin lebih tinggi, pembelahan sel
terjadi di ujung batang dan jika konsentrasi auksin lebih tinggi pembelahan sel terjadi
pada ujung akar.
Efek dari sitokinin berlawanan dengan auksin pada tumbuhan. Contoh jika sitokinin
banyak diberikan pada tumbuhan maka akan banyak tumbuh tunas, tetapi jika sedikit
diberikan pada tumbuhan maka akan terbentuk banyak akar. Hal ini terjadi karena
sitokinin dapat menghentikan dominasi pertumbuhan kuncup atas (apikal) dan
merangsang pertumbuhan kuncup samping (lateral).

4). Asam absisat; ditemukan pada umbi-umbian dan biji-bijian yang dorman. Asam absisat
menghambat pertumbuhan dengan cara memperlambat kecepatan pembelahan dan
pembesaran sel. Hormon ini aktif saat kondisi lingkungan tidak menguntungkan.,
misalnya saat suhu lingkungan tinggi hormon ini akan berkumpul di stomata, sehingga
stomata tertutup dan saat kemarau hormon ini berkumpul di pucuk untuk menghambat
pertumbuhan di pucuk. Jadi fungsi hormon adalah :
 Mengurangi kecepatan pembelahan
 Mengurangi pemanjangan sel
 Membantu mengugurkan bunga
 Mengatur proses dormansi
5). Gas etilen; banyak terdapat pada buah yang sudah matang. Interaksi gas etilen dengan
auksin akan mempercepat perbungaan dan interaksi dengan gibberellin akan mengatur
perbandingan bunga jantan dan bunga betina pada tumbuhan monoceus. Funsi utama gas
etilen sbb:
 Mempercepat pematangan buah
 Pengguguran bunga
 Menyebabkan batang tumbuh menjadi tebal

6)Asam Traumalin
 Asam traumalin disebut sebagai hormon luka/kambium karena hormon ini berperan
apabila tumbuhan mengalami kerusakan jaringan. Jika terluka, tumbuhan akan
merangsang sel-sel di daerah luka menjadi bersifat meristem lagi sehingga mampu
mengadakan pembelahan sel untuk menutup luka tersebut. Vitamin dapat berpengaruh
dalam pertumbuhan dan perkembangan, misalnya vitamin B12, vitamin B1, Vitamin
B6, vitamin C (asam askorbat). Vitamin-vitamin tersebut berfungsidalam proses
pembentukan hormon dan berfungsi sebagai koenzim.

7).Kalin
Kalin merupakan hormon yang berfungsi untuk memacu pertumbuhan organ
tumbuhan, di antaranya:
 rhizokalin, dapat memacu pertumbuhan akar;
 kaulokalin, dapat memacu pertumbuhan batang;
 fitokalin, dapat memacu pertumbuhan daun;
 anthokalin, dapat memacu pertumbuhan bunga.

b. Enzim ; merupakan suatu makromolekul (protein) yang mempengaruhi reaksi kimia dalam
tubuh tumbuhan. Enzim berfungsi menurunkan energi aktivasi dalam setiap reaksi yang
terjadi dan sebagai katalisator.

2. Faktor intra sel


Sifat dari induk tumbuhan, baik bentuk dan ukuran tubuhnya akan menurun pada anaknya,
sifat menurun tersebut disebut hereditas. Sifat menurun merupakan gen yang terdapat pada
setiap kromosom di dalam inti sel jaringan penyusun organ tubuh tumbuhan.
. C. Teori Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan
Teori Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan

Anda mungkin juga menyukai