Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Pada awal pertumbuhan organ pertama yang terbentuk ádalah radikula; yaitu akar primer
yang berasal dari akar embrionik,selanjutnya ujung tunas akan menembus kepermukaan
tanah.
Perkecambahan dibagi menjadi dua yakni tipe epigeal dan tipe hipogeal.
1. PERKECAMBAHAN EPIGEAL
Terjadi karena pembentangan ruas batang di bawah daun lembaga atau hipokotil sehingga
mengakibatkan daun lembaga dan kotiledon terangkat keatas tanah , misalnya perkecambahan
pada kacang kedelai (Glycine max) dan kacang buncis ( Phaseolus vulgaris)
2. PERKECAMBAHAN HIPOGEAL
Terjadi karena pembentangan ruas batang teratas (epikotil) sehingga daun lembaga ikut
tertarik keatas tanah, tetapi kotiledon tetap didalam tanah. Misalnya pada biji jagung dan
kacang kapri. Perhatikan
Gbr :Tipe Perkecambahan epikotil dan hypokotil
2. Daerah pertumbuhan pada ujung batang; ujung pucuk merupakan daerah meristematis
yang dilindungi oleh primordium daun. Juga terbagi atas daerah pembelahan,
pemanjangan dan difrensiasi, yang akan berdifrensiasi menjadi epidermis, floen, xilem
dan korteks serta empulur.
Gambar 5. Daerah pertumbuhan pada ujung batang
b. Pertumbuhan sekunder
Pertumbuhan yang berasal dari meristem sekunder (kambium dan kambium gabus/
felogen), yang berfungsi untuk pertumbuhan membesar. Kambium kearah dalam akan
membentuk xilem dan kearah luar akan membentuk floem, sehingga batang bertambah besar.
Keadaaan ini menyebabkan jaringan epidermis dan korteks luar menjadi pecah-peah dan
rusak, seperti pada pohon jati. (dikotil).Untuk mengatasi ini tumbuhan membentuk kambium
gabus (felogen). Felogen kearah dalam membentuk feloderm (sel-sel hidup/ korteks
sekunder) dan kearah luar membentuk felem (sel mati). Jaringan ini berfungsi menggantikan
fungsi jaringan epidermis, sebagai pelindung, karena epidermis sudah rusak (pecah-pecah)
akibat pertumbuhan sekunder. Pada daerah bermusim akibat pertumbuhan sekunder akan
terbentuk formasi melingkar yang disebut lingkaran tahunan.
Untuk mengukur pertumbuhan tumbuhan dapat menggunakan mistar dan busur tumbuh
(auksanometer).
A B
Gambar 6. A. Lingkaran tahunan. B. Auksanometer
Pertumbuhan Embrionik
Zigot terbentuk dari hasil pertemuan ovum dengan sperma (terjadi pembuahan/fertilisasi).
Kemudian zigot mengalami pertumbuhan dan perkembangan dalam beberapa tahap, yaitu
pembelahan zigot, tahap morula, blastula, gastrula, dan organogenesis.
a. Pembelahan zigot terjadi secara mitosis, yaitu dari satu sel menjadi dua sel, dua sel menjadi
empat sel, empat sel menjadi delapan sel, delapan sel menjadi enam belas sel, dan
seterusnya hingga tiga puluh dua sel. Sekumpulan sel yang terbentuk tersusun seperti buah
anggur dan disebut sebagai morula. Pembelahan terus berlanjut sehingga terbentuk rongga
di bagian dalam yang disebut blastosol. Fase ini disebut fase blastula.
b. Gastrula, merupakan hasil pertumbuhan dan perkembangan blastula yang ditandai dengan
terbentuknya 3 lapisan embrionik, yaitu lapisan bagian luar (ektoderm), lapisan bagian
tengah (mesoderm), dan lapisan bagian dalam (endoderm). Ketiga lapisan ini nantinya
akan berkembang menjadi berbagai organ. Proses pembentukan gastrula ini disebut
gastrulasi.
c. Organogenesis, merupakan proses pembentukan berbagai organ tubuh yang berkembang
dari tiga lapisan saat proses gastrulasi. Organ yang terbentuk dari ketiga lapisan ini adalah
sebagai berikut.
1) Lapisan ektoderm, berkembang menjadi rambut, kulit, sistem saraf, dan indra.
2) Lapisan mesoderm, berkembang menjadi otot, rangka, alat reproduksi, alat peredaran
darah, dan alat ekskresi.
3) Lapisan endoderm, berkembang menjadi alat pencernaan dan alat pernapasan.
2. Fase Pascaembrionik
Pertumbuhan pascaembrionik dimulai ketika hewan lahir atau menetas. Semua anggota tubuh
mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Namun demikian kecepatan pertumbuhan dan
perkembangan antara bagian tubuh yang satu dengan bagian tubuh yang lain tidak sama.
Pertumbuhan ini tidak berlangsung terus-menerus, melainkan berhenti setelah mencapai usia
tertentu. Perkembangan dimulai ketika alat kelamin telah mampu memproduksi sel-sel gamet.
Pada manusia perkembangan ini ditandai dengan munculnya sifat-sifat kelamin sekunder.
Tanda kelamin sekunder pada pria berupa tumbuhnya rambut pada bagian tubuh tertentu,
suara besar, tumbuhnya jakun, dan otot-otot tubuh lebih kekar. Tanda kelamin sekunder pada
wanita ditandai dengan membesarnya payudara, tumbuhnya rambut pada bagian tubuh
tertentu, dan membesarnya pinggul.
Metamorfosis dan Metagenesis
Metamorfosis Katak
Serangga yang baru menetas berwujud larva. Beberapa jenis serangga seperti kupu-kupu dan
capung, bentuk larva jauh berbeda dengan bentuk dewasa. Larva kupu-kupu yang disebut ulat
memiliki mulut tipe pengunyah, sedangkan kupu-kupu memiliki mulut tipe penghisap. Larva
capung hidup di air, sedangkan capung dewasa hidup di darat dan dapat terbang. Namun
demikian beberapa jenis serangga memiliki bentuk yang hampir sama saat baru menetas
dengan saat dewasa. Contohnya adalah belalang, kecoa, dan jangkrik. Berdasarkan
prosesnya, metamorfosis serangga dapat dibedakan menjadi dua, yaitu metamorfosis
sempurna dan metamorfosis tidak sempurna.
a. Metamorfosis Sempurna
Metamorfosis sempurna ditandai dengan adanya fase yang disebut pupa atau kepompong.
Bentuk larva dengan serangga dewasa jauh berbeda. Tahapan dalam metamorfosis sempurna
adalah sebagai berikut.
Telur –> larva pupa (kepompong) –> dewasa (imago)
Telur menetas menjadi larva. Larva tidak memiliki sayap dan tanda-tanda sayap juga belum
ada. Ketika berupa larva, serangga sangat aktif makan. Larva kemudian mengalami
perubahan bentuk menjadi kepompong. Larva ada yang langsung membuat pupa, tetapi ada
juga yang lebih dulu membuat pelindung dari daun yang dilipat, tanah atau pasir yang halus,
sayatan kayu yang halus, dan bahan lainnya.
Metamorfosis Kupu-kupu
Tempat perlindungan di sekeliling pupa disebut kepompong atau kokon. Pada tahap pupa,
serangga tidak aktif makan, walaupun proses metabolisme tetap berlangsung.
Setelah melewati tahap pupa, serangga akan menjadi dewasa (imago).
b. Metamorfosis Tidak Sempurna (Hemimetabola)
Metamorfosis Belalang
Serangga yang mengalami metamorfosis tidak sempurna, bentuk serangga yang baru menetas
(nimfa) tidak jauh berbeda dengan bentuk serangga dewasa (imago). Perbedaan yang
mencolok adalah nimfa tidak memiliki sayap. Sayap akan tumbuh secara bertahap sehingga
menyerupai bentuk dewasa. Secara umum nimfa dan serangga dewasa memiliki sifat yang
sama. Contohnya pada jangkrik dan belalang.
Urutan daur hidup serangga yang mengalami metamorfosis tidak sempurna adalah sebagai
berikut: telur –> nimfa –> dewasa (imago)
2. Metagenesis
Beberapa jenis hewan dan tumbuhan ada yang mengalami proses
metagenesis. Metagenesis adalah proses pergiliran hidup yaitu antara fase seksual dan
aseksual. Hewan dan tumbuhan yang mengalami metagenesis akan mengalami dua fase
kehidupan, yaitu fase kehidupan yang bereproduksi secara seksual dan fase kehidupan yang
bereproduksi secara aseksual.
Metagenesis pada tumbuhan dapat diamati dengan jelas pada tumbuhan tak berbiji (paku dan
lumut). Pada tumbuhan tersebut, pembentukan gamet jantan berlangsung di dalam
antheridium dan gamet betina di dalam arkegonium. Jika gamet jantan membuahi gamet
betina, maka akan terbentuk zigot. Zigot tumbuh menjadi individu yang menghasilkan spora.
Generasi ini disebut fase vegetatif (aseksual) atau sporofit. Spora yang jatuh di tempat yang
sesuai akan tumbuh menjadi individu baru yang menghasilkan gamet. Karena menghasilkan
gamet, maka generasi ini disebut fase generatif (seksual) atau gametofit.
Demikian seterusnya terjadi pergiliran keturunan antara fase gametofit dan sporofit.
Tumbuhan lumut yang sering kamu jumpai merupakan fase gametofit. Sedangkan tumbuhan
paku yang kamu lihat sehari-hari merupakan fase sporofit. Pergiliran keturunan antara fase
sporofit dan gametofit itulah yang disebut metagenesis.
Beberapa hewan tingkat rendah juga mengalami metagenesis, contohnya Obelia dan Aurelia.
Ubur-ubur (Aurelia) memiliki dua jenis kehidupan yaitu kehidupan saat
menempel (polip) dan kehidupan bergerak bebas (medusa)
Pada remaja perempuan, pubertas juga ditandai dengan ciri kelamin sekunder sebagai berikut.
1) Membesarnya payudara dan puting susu mulai timbul.
2) Pinggul melebar.
3) Tumbuh rambut di ketiak dan sekitar organ kelamin.
4) Suara lebih nyaring.
5) Kadang-kadang diikuti munculnya jerawat di daerah muka.
6) Perubahan proporsi tubuh, tampak dari bertambahnya tinggi badan, berat badan, panjang
kaki, dan tangan, sehingga ukuran seluruh badan bertambah.
2). Cahaya; cahaya merupakan sarat mutlak untuk terjadi fotosintesis. Cahaya juga
mempengaruhi perkecambahan. Kecambah yang ditempatkan pda tempat gelap akan
memperlihatkan pertumbuhan yang lebih cepat, namun batangnya ramping dan pucat
(etiolasi). Lamanya pencahayaan juga berpengaruh terhadap pembungaan
(fotoperiodisme). Gejala ini sangat menyolok terjadi pada negara dengan 4 musim.
Tanggapan tumbuhan terhadap lamanya paparan cahaya menhasilkan 3 macam
tumbuhan:
a) Tumbuhan berhari pendek; akan berbunga pada musim yang siangnya berlangsung
lebih singkat dari periode gelap (jam ke 15,5), misalnya musim gugur. Contoh
tumbuhannya Dahlia,struberry dan Krisan.
b) Tumbuhan berhari panjang akan berbunga akan berbunga jika siang harinya lebih
lama dari periode gelap, misalnya pada musim semi (kentang dan gandum).
c) Tumbuhan netral, masa berbunga tidak terpengaruh oleh lamanya penyinaran,
contohnya matahri dan mawar.
3) Kelembaban udara;
Kelembapan udara di sekitar tempat tumbuhan sangat berpengaruh terhadap proses
pertumbuhan dan perkembangan tanaman tersebut. Umumnya tanah dan udara sekitar
yang kurang lembab (airnya cukup) akan sangat baik atau cocok bagi pertumbuhan dan
perkembangan tanaman, karena pada kondisi seperti itu tanaman menyerap banyak air
dan penguapan (transpirasi) air semakin menurun, sehingga memungkinkan cepat
terjadinya pembelahandan pemanjangan sel-sel untuk mencapai ukuran maksimum.
Tetapi ada jenis tumbuhan pada proses pertumbuhan dan perkem bangannya secara
optimal justru berada pada kondisi tidak lembab atau kering, contohnya pohon mangga
yang akan bertunas dan bersemi, bahkan berbuah pada saat musim kemarau yang kurang
air.
4). Air dan unsur hara (mineral)
Air mutlak diperlukan tumbuhan, karena di dalam hidupnya tak mungkin tumbuhan
dapat tumbuh dan berkembang tanpa memerlukan air. Fungsi air bagi tumbuhan adalah
sebagai berikut:
a) Fotosintesis
b) Mengedarkan hasil-hasil fotosintesis ke seluruh bagian tumbuhan.
c) Sebagai pelarut inti sel dalam proses pertumbuhan dan perkembangan.
d) Menentukan proses transportasi unsur hara yang ada di dalam tanah.
e) Berperan dalam proses metabolisme sel.
Jika tumbuhan kekurangan unsur hara maka pertumbuhan dan perkembangannya
akan mengalami gangguan atau hambatan. Unsur-unsur hara (nutrisi) dalam jumlah
banyak yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan disebut unsur
makro, misalnya karbon, oksigen, nitrogen, hidrogen, sulfur, fosfor, kalsium, dan
magnesium. Adapun nutrisi yang dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit disebut unsur
mikro, misalnya besi, klor, mangan, boron, seng, tembaga, dan nikel.
Jika di dalam tanah terdapat sedikit unsur hara seperti kekurangan nitrogen, maka
pertumbuhan akar akan lebih cepat atau lebih besar, sedangkan pertumbuhan tajuknya
menjadi terhambat atau kecil. Sebaliknya jika di dalam tanah kaya nitrogen maka
pertumbuhan tajuk akan lebih cepat daripada pertumbuhan akarnya. Dengan demikian
terdapat hubungan erat antara pertumbuhan akar dan tajuk tanaman. Akar berfungsi
untuk menyerap air tanah dan tajuk berfungsi untuk melakukan sintesis senyawa organik
(makanan).
5). pH ; Umumnya tumbuhan menyukai pH netral, yaitu berkisar 6-7. Jika pH terlalu asam
akan dapat mengurangi kemampuan penyerapan nutrisi dan air. Keasaman tanah dapat
dinetralisir dengan penambahan kapur ke tanah.
Faktor internal
1. Faktor intersel: Hormon dan enzim
a. Hormon , yang dapat mengendalikan arah dan kecepatan pertumbuhan, yaitu:
1). Auksin; ditemukan oleh Fritz Went pada ujung koleoptil kecambah gandum (Avena
sativa). Pada penelitian Went lebih lanjut, ternyata diketahui hormon auksin juga
ditemukan pada ujung koleoptil kecambah tanaman yang lain.
Auksin dihasilkan oleh meristem pada tunas apikal, daun muda, bunga, buah dan
kambium, yang berfungsi memicu pertumbuhan; bagian pucuk menuju sinar matahari
sedangkan ujung akar menuju pusat bumi.
Hormon auksin diproduksi di bagian koleoptil ujung tunas lalu diangkut oleh jaringan
pembuluh angkut menuju tunas, selanjutnya tunas akan tumbuh menjadi tunas bagian
akar, batang, dan daun. Pada tunas batang, auksin akan berkumpul di bawah permukaan
batang yang menyebabkan sel-sel jaringan
di bawah permukaan batang tersebut akan tumbuh lebih cepat dari sel-sel jaringan di atas
permukaan batang. Hal ini terjadi karena sifat hormon auksin sangat peka terhadap
panas/sinar. Auksin akan rusak dan berubah menjadi suatu zat yang justru akan
menghambat terjadinya pembelahan sel-sel pada daerah pemanjangan batang, sehingga
pertumbuhan sel-sel batang yang terkena sinar matahari akan menjadi lebih lambat
dibandingkan dengan sel-sel jaringan pada sisi batang yang tidak terkena sinar matahari.
Pengaruh auksin terhadap pertumbuhan dan perkembangan adalah:
Auksin yang dihasilkan diujung batang akan mendominansi pertumbuhan batang utama
ke atas sehingga pertumbuhan cabang kesamping relatif sedikit (dominansi apikal).
Merangsang pertumbuhan akar lateral dan serabut akar.
Mempercepat aktifitas pembelahan sel-sel pada titik tumbuh dan kambium.
Auksin konsentrasi tinggi dapat menghambat pertumbuhan. Fenomena ini digunakan untuk
membasmi gulma, seperti 2,4-D ( 2,4 diklorophenoxyacetic acid).
2). Gibberellin
Hormon giberelin secara alami terdapat pada bagian tertentu tumbuhan yaitu pada buah
dan biji saat berkecambah, tunas apikal, akar, daun muda dan embrio. Giberelin pertama
kali ditemukan pada tumbuhan sejenis jamur Giberella fujikuroi (Fusarium
moniliformae) oleh F.Kurusawa, seorang berkebangsaan Jepang.
Fungsi :
mengatur pemanjangan batang, pertumbuhan pucuk dan buah.
menyebabkan tanaman berbunga sebelum waktunya
menyebabkan tumbuhan tumbuh tinggi
memacu aktifitas kambium
menghasilkan buah yang tidak berbij,
membantu perkecambahan biji.
pada tumbuhan kerdil, jika diberi giberelin akan tumbuh normal, jika pada tumbuhan
normal diberi giberelin akan tumbuh lebih cepat
4). Asam absisat; ditemukan pada umbi-umbian dan biji-bijian yang dorman. Asam absisat
menghambat pertumbuhan dengan cara memperlambat kecepatan pembelahan dan
pembesaran sel. Hormon ini aktif saat kondisi lingkungan tidak menguntungkan.,
misalnya saat suhu lingkungan tinggi hormon ini akan berkumpul di stomata, sehingga
stomata tertutup dan saat kemarau hormon ini berkumpul di pucuk untuk menghambat
pertumbuhan di pucuk. Jadi fungsi hormon adalah :
Mengurangi kecepatan pembelahan
Mengurangi pemanjangan sel
Membantu mengugurkan bunga
Mengatur proses dormansi
5). Gas etilen; banyak terdapat pada buah yang sudah matang. Interaksi gas etilen dengan
auksin akan mempercepat perbungaan dan interaksi dengan gibberellin akan mengatur
perbandingan bunga jantan dan bunga betina pada tumbuhan monoceus. Funsi utama gas
etilen sbb:
Mempercepat pematangan buah
Pengguguran bunga
Menyebabkan batang tumbuh menjadi tebal
6)Asam Traumalin
Asam traumalin disebut sebagai hormon luka/kambium karena hormon ini berperan
apabila tumbuhan mengalami kerusakan jaringan. Jika terluka, tumbuhan akan
merangsang sel-sel di daerah luka menjadi bersifat meristem lagi sehingga mampu
mengadakan pembelahan sel untuk menutup luka tersebut. Vitamin dapat berpengaruh
dalam pertumbuhan dan perkembangan, misalnya vitamin B12, vitamin B1, Vitamin
B6, vitamin C (asam askorbat). Vitamin-vitamin tersebut berfungsidalam proses
pembentukan hormon dan berfungsi sebagai koenzim.
7).Kalin
Kalin merupakan hormon yang berfungsi untuk memacu pertumbuhan organ
tumbuhan, di antaranya:
rhizokalin, dapat memacu pertumbuhan akar;
kaulokalin, dapat memacu pertumbuhan batang;
fitokalin, dapat memacu pertumbuhan daun;
anthokalin, dapat memacu pertumbuhan bunga.
b. Enzim ; merupakan suatu makromolekul (protein) yang mempengaruhi reaksi kimia dalam
tubuh tumbuhan. Enzim berfungsi menurunkan energi aktivasi dalam setiap reaksi yang
terjadi dan sebagai katalisator.