https://superyou.co.id/blog/keuangan/apa-itu-asuransi/
Pengertian Asuransi: Unsur, Fungsi, dan
Jenisnya
By Super You, 5 Apr 2021
Rasanya kita sudah tidak asing lagi mendengar kata asuransi. Sayangnya kata yang satu ini
mempunyai konotasi yang negatif. Terutama bila mendengar kata agen asuransi, kita akan
cenderung menghindar.
Namun, terkadang kita menghindar apa yang kita tidak mengerti. Jadi, sebenarnya apa sih
yang dimaksud dengan asuransi? Yuk, simak pengertian asuransi, fungsinya, beserta
contohnya di bawah ini!
Pengertian Asuransi
Asuransi adalah bentuk perjanjian antara kedua belah pihak, yaitu Tertanggung dan
Penanggung, di mana Tertanggung membayar sebuah iuran kepada Penanggung demi
mendapatkan bentuk ganti rugi atas risiko finansial yang dapat terjadi secara tak terduga.
Dalam konteks dunia yang sudah modern, Penanggung berarti perusahaan asuransi yang ada,
sementara Tertanggung adalah nasabahnya.
“Asuransi adalah perjanjian antara dua pihak, yaitu perusahaan asuransi dan pemegang polis,
yang menjadi dasar bagi penerimaan premi oleh perusahaan asuransi sebagai imbalan untuk:
“(Asuransi, sebagai kata kerja, adalah) pertanggungan (perjanjian antara dua pihak, pihak
yang satu berkewajiban membayar iuran dan pihak yang lain berkewajiban memberikan
jaminan sepenuhnya kepada pembayar iuran apabila terjadi sesuatu yang menimpa pihak
pertama atau barang miliknya sesuai dengan perjanjian yang dibuat)”
Premi asuransi adalah iuran biaya yang harus dibayarkan oleh nasabah selama jangka waktu
yang sudah disepakati. Biasanya premi bisa dibayarkan secara bulanan, semesteran, hingga
tahunan.
Sementara itu, polis asuransi adalah dokumen sah yang mengatur tentang perjanjian
asuransi. Mulai dari nilai manfaat, besaran premi, risiko yang ditanggung, hingga
pengecualian (risiko yang tidak ditanggung oleh asuransi). Polis asuransi bersifat legal dan
mengikat secara hukum. Jika ada pihak yang menyalahi aturan polis, maka pihak lainnya
berhak untuk menghentikan kerja sama atau bahkan menggugat pihak tersebut.
Klaim asuransi adalah proses pengajuan resmi kepada pihak perusahaan asuransi ketika
nasabah mengalami risiko yang ditanggung dalam polis asuransi. Jika klaim asuransi yang
dibuat sesuai dengan ketentuan tertera dalam polis, maka perusahaan asuransi akan
memberikan sejumlah uang sebagai ganti rugi atas risiko finansial yang dialami nasabah.
Kamu perlu mengingat bahwa fungsi asuransi bukanlah sebagai suatu kepastian bahwa uang
kita akan kembali dan dalam jumlah lebih besar. Peran utama dari asuransi bukanlah untuk
mendapatkan uang lebih banyak, seperti investasi, tetapi berfokus pada perlindungan atas
risiko yang kita tidak bisa prediksi.
Dengan kata lain, asuransi merupakan cara kita untuk expect the unexpected (mempersiapkan
hal yang tidak bisa kita persiapkan). Mulai dari risiko kecelakaan, risiko jatuh sakit, hingga
risiko kehilangan pencari nafkah utama di keluarga. Semuanya ini risiko yang dicover oleh
asuransi.
o Asuransi kesehatan. Dengan risiko penyakit yang bisa terjadi pada siapapun dan
biaya kesehatan yang meningkatkan, tidak heran jika jenis asuransi yang satu ini
sangat populer.
o Asuransi jiwa. Biasanya dipakai untuk melindungi risiko meninggal dunia bagi
pencari nafkah utama di dalam keluarga.
o Asuransi pendidikan. Menabung untuk biaya pendidikan yang kian tinggi semakin
sulit, karena itu tidak ada salahnya jika kamu memulai menabung untuk asuransi
pendidikan si kecil.
o Asuransi rumah. Rumah menjadi salah satu kebutuhan primer. Tidak hanya kita, tapi
barang yang kita punya pun bisa mengalami risiko. Maka dari itu, asuransi rumah
menjamin kerusakan dadakan pada rumah kamu, seperti kebakaran, pencolongan,
dan lainnya.
o Asuransi kendaraan. Sama seperti rumah, kendaraan juga rentan untuk rusak tak
terduga, misalnya risiko kecelakaan atau pencurian.
o Asuransi kecelakaan. Selain kendaraan, kamu butuh melindungi diri kamu juga dari
risiko finansial kecelakaan. Jika motor kamu perlu perbaikan, kamu juga mungkin
membutuhkan biaya medis untuk risiko yang mungkin ada.
o Asuransi penyakit kritis. Walaupun kita mencoba untuk hidup sesehat mungkin,
setiap orang tetap mempunyai risiko untuk terkena penyakit kritis. Mulai dari stroke,
kanker, hingga penyakit jantung, semua penyakit kritis ini bersifat tak terduga. Biaya
untuk membayar tagihan rumah sakitnya pun tidak sedikit, karena itu membutuhkan
asuransi.
Asuransi perjalanan. Biasanya jenis asuransi yang satu ini dijual bersamaan dengan
tiket kendaraan yang kamu beli. Baik kereta, kapal, maupun pesawat, semuanya
mempunyai pilihan asuransi perjalanan untuk proteksi delay atau kerusakan pada
bagasi.
Jenis asuransi yang dipilih pun akan berbeda untuk setiap orang. Hal ini dikarenakan ada
beberapa jenis asuransi yang lebih dibutuhkan, seperti asuransi kesehatan dan asuransi jiwa,
namun ada yang bersifat sekunder, seperti pendidikan atau kendaraan.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagaimana yang telah kita ketahui kata asuransi bukanlah hal yang baru di pendengaran
kita. Tetapi pemahaman terhadap asuransi itu sendiri secara mendalam, masyarakat belum
mengenal dan mengetahuinya. Yang masyarakat umum tahu tentang asuransi hanyalah
sebagai jaminan dan ketergantungan pertolongan kepada orang lain bahkan sering kali
menyebutkan asuransi itu haram untuk masyarakat yang awam. Padahal arti dan peran
sesungguhnya di dalam asuransi ini sangatlah baik dan memberikan manfaat di antara kedua
belah pihak, baik perusahaan asuransi maupun nasabahnya.
Dengan adanya asuransi bisa memberikan ketenangan dan kemudahan dalam urusan, karena
dengan kita memiliki asuransi tak perlu lagi cemas untuk menghadapi risiko yang akan
datang dimasa datang, dan juga memudahkan kita dalam menghadapi urusan jika sewaktu-
waktu terjadi musibah atau bencana kita tak dipusingkan dengan pembebanan risiko atau pun
kerugian karena telah ada perusahaan yang akan menanggung semua itu sesuai perjanjian
yang telah dibuat sebelumnya.
B. Rumusan Masalah
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Asuransi
Asuransi adalah salah satu bentuk pengendalian risiko, dengan cara mengalihkan/mentransfer
risiko tersebut dari pihak pertama ke pihak lain, dalam hal ini adalah kepada perusahaan
asuransi. Pelimpahan tersebut didasari dengan aturan-aturan hukum dan prinsip-prinsip yang
berlaku secara universal, yang dianut oleh pihak pertama maupun pihak lain. Di Indonesia
pengertian Asuransi menurut Undang-Undang No. 1 Tahun 1992 tentang Usaha Asuransi
adalah sebagai berikut:
“Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana
pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau
kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga
yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti,
atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya
seseorang yang dipertanggungkan.”
Badan yang menyalurkan risiko disebut “tertanggung”, dan badan yang menerima risiko
disebut “penanggung”. Perjanjian antara kedua badan ini disebut kebijakan: ini adalah sebuah
kontrak legal yang menjelaskan setiap istilah dan kondisi yang dilindungi. Biaya yang
dibayar oleh “tertanggung” kepada “penanggung untuk risiko yang ditanggung disebut
“premi”. Ini biasanya ditentukan oleh penanggung untuk dana yang bisa diklaim di masa
depan, biaya administratif, dan keuntungan. Sedangkan menurut KUHD pasal 246 disebutkan
bahwa:
“Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian dengan mana seorang penanggung
mengikatkan diri kepada seorang tertanggung, dengan menerima suatu premi, untuk
penggantian kepadanya karena suatu kerusakan atau kehilangan keuntungan yang
diharapkan yang mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa yang tidak tentu”.
1. Pihak tertanggung (insured) yang berjanji untuk membayar uang premi kepada pihak
penanggung, sekaligus atau secara berangsur-angsur.
2. Pihak penanggung (insure) yang berjanji akan membayar sejumlah uang (santunan) kepada
pihak tertanggung, sekaligus atau secara berangsur-angsur apabila terjadi sesuatu yang
mengandung unsur tak tertentu.
3. Suatu peristiwa (accident) yang tak tertentu (tidak diketahui sebelumnya).
4. Kepentingan (interest) yang mungkin akan mengalami kerugian karena peristiwa yang tak
tertentu.
Berdasarkan definisi tersebut di atas maka asuransi merupakan suatu bentuk perjanjian di
mana harus dipenuhi syarat sebagaimana dalam Pasal 1320 KUH Perdata, namun dengan
karakteristik bahwa asuransi adalah persetujuan yang bersifat untung-untungan sebagaimana
dinyatakan dalam Pasal 1774 KUH Perdata. Menurut Pasal 1774 KUH Perdata yaitu:
Dalam perjanjian asuransi di mana tertanggung dan penanggung mengikat suatu perjanjian
tentang hal dan kewajiban masing-masing. Perusahaan asuransi membebankan sejumlah
premi yang harus dibayar tertanggung premi yang harus dibayar sebelumnya sudah
ditaksirkan dulu atau diperhitungkan dengan nilai risiko yang akan dihadapi. Semakin besar
risiko, semakin besar premi yang harus dibayar dan sebaliknya. Perjanjian asuransi tertuang
dalam polis asuransi, di mana disebutkan sarat-sarat, hak-hak, kewajiban masing-masing
pihak, jumlah uang yang dipertanggungkan dan jangka waktu asuransi. Jika dalam masa
pertanggungan terjadi risiko, pihak asuransi akan membayar sesuai dengan perjanjian yang
telah dibuat dan ditandatangani bersama sebelumnya.
Dalam bahasa Belanda kata asuransi disebut “assurantie” yang terdiri dari kata “assuradeur”
yang berarti penanggungan dan “geassureerde” yang berarti tertanggung. Kemudian dalam
bahasa Prancis disebut “assurance” yang berarti menganggung sesuatu yang pasti terjadi.
Sedangkan dalam bahasa latin disebut “assecurare” yang berarti meyakinkan orang.
Selanjutnya bahasa Inggris kara asuransi disebut ”Insurance” yang berarti menanggung
sesuatu yang mungkin atau tidak mungkin terjadi dan “assurance” yang berarti menganggung
sesuatu yang pasti terjadi.
Pelaksanaan perjanjian asuransi antara perusahaan asuransi dengan pihak nasabahnya tidak
dapat dilakukan secara sembarangan. Setiap perjanjian dilakukan mengandung prinsip-
prinsip asuransi. Tujuan adalah untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan dikemudian
hari antara pihak perusahaan asuransi dengan pihak nasabahnya. Prinsip-prinsip asuransi
yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Insurable interest
Hak untuk mengasuransikan, yang timbul dari suatu hubungan keuangan, antara tertanggung
dengan yang diasuransikan dan diakui secara hukum.
Suatu tindakan untuk mengungkapkan secara akurat dan lengkap, semua fakta yang material
(material fact) mengenai sesuatu yang akan diasuransikan baik diminta maupun tidak.
Artinya adalah: si penanggung harus dengan jujur menerangkan dengan jelas segala sesuatu
tentang luasnya syarat/kondisi dari asuransi dan si tertanggung juga harus memberikan
keterangan yang jelas dan benar atas objek atau kepentingan yang dipertanggungkan.
3. Proximate cause
Suatu penyebab aktif, efisien yang menimbulkan rantaian kejadian yang menimbulkan suatu
akibat tanpa adanya intervensi suatu yang mulai dan secara aktif dari sumber yang baru dan
independen.
4. Indemnity
5. Subrogation
Pengalihan hak tuntut dari tertanggung kepada penanggung setelah klaim dibayar.
6. Contribution
Hak penanggung untuk mengajak penanggung lainnya yang sama-sama menanggung, tetapi
tidak harus sama kewajibannya terhadap tertanggung untuk ikut memberikan indemnity.
C. Tujuan Asuransi
Pada dasarnya tujuan masyarakat menjadi nasabah perusahaan asuransi untuk mengurangi
risiko yang pasti (misalnya kematian) dan mungkin (misalnya kecelakaan) terjadi dalam
masyarakat dengan cara mempertanggungkan risiko tersebut pada perusahaan asuransi atau
risiko yang terjadi dalam masyarakat akan ditanggung perusahaan asuransi. Secara rinci,
berikut ini disajikan tujuan masyarakat menjadi nasabah perusahaan asuransi yaitu:
D. Fungsi Asuransi
1. Pengalihan risiko
2. Penghimpun dana
Sebagai penghimpun dana dari masyarakat (pemegang polis) yang akan dibayarkan kepada
mereka yang mengalami musibah, dana yang dihimpun tersebut berupa premi atau biaya
berasuransi yang dibayar oleh tertanggung kepada penanggung, dikelola sedemikian rupa
sehingga dana tersebut berkembang, yang kelak akan dipergunakan untuk membayar
kerugian yang mungkin akan diderita salah seorang tertanggung.
3. Premi seimbang
Untuk mengatur sedemikian rupa sehingga pembayaran premi yang dilakukan oleh masing-
masing tertanggung adalah seimbang dan wajar dibandingkan dengan risiko yang
dialihkannya kepada penanggung (equitable premium). Dan besar kecilnya premi yang harus
dibayarkan tertanggung dihitung berdasarkan suatu tarif premi (rate of premium) dikalikan
dengan nilai pertanggungan.
E. Jenis-jenis Asuransi
Jenis-jenis asuransi yang berkembang di Indonesia ini jika dilihat dari berbagai segi adalah
sebagai berikut:
Jenis asuransi kerugian seperti yang terdapat dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992
tentang Usaha Asuransi, menjelaskan bahwa asuransi kerugian menjalankan usaha
memberikan jasa untuk menanggulangi suatu risiko atas kerugian, kehilangan manfaat dan
tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga dari suatu peristiwa yang tidak pasti. Jenis
asuransi ini tidak diperkenankan melakukan usaha di luar asuransi kerugian dan reasuransi.
Kemudian yang termasuk dalam asuransi kerugian adalah sebagai berikut:1) Asuransi
kebakaran yang meliputi kebakaran, peledakan, petir, kecelakaan kapal terbang dan
lainnya.2) Asuransi pengangkutan meliputi:a) Marine hul policyb) Marine cargo policyc)
Freight3) Asuransi aneka, yaitu asuransi yang tidak termasuk dalam asuransi kebakaran dan
pengangkutan seperti asuransi kendaraan bermotor, kecelakaan dari pencurian, dan lainya.
Asuransi jiwa merupakan perusahaan asuransi yang dikaitkan dengan penanggulangan atau
meninggalnya seseorang yang dipertanggungkan. Jenis-jenis asuransi jiwa adalah:1) Asuransi
berjangka (term insurance).2) Asuransi tabungan (endowment insurance).3) Asuransi seumur
hidup (whole life insurance).4) Anuity contrak insurance (anuitas).
c. Reasuransi (reinsurance)
Merupakan perusahaan yang memberikan jasa asuransi dalam pertanggungan ulang terhadap
risiko yang dihadapi oleh perusahaan asuransi kerugian. Jenis asuransi ini sering disebut
asuransi dari asuransi dan asuransi ini digolongkan ke dalam:1) Bentuk treaty.2) Bentuk
fakultatif.3) Kombinasi dari keduanya.
Dalam hal ini yang dilihat adalah siapa pemilik dari perusahaan asuransi tersebut, baik
asuransi kerugian, asuransi jiwa atau pun reasuransi.
Yaitu asuransi yang sahamnya dimiliki sebagian besar atau bahkan 100% oleh pemerintah
Indonesia.
Asuransi ini kepemilikan sahamnya sepenuhnya dimiliki oleh swasta nasional sehingga siapa
yang paling banyak memiliki saham maka memiliki suara terbanyak dalam rapat umum
pemegang saham (RUPS).
c. Asuransi milik perusahaan asing
Perusahaan asuransi jenis ini biasanya beroperasi di Indonesia hanya merupakan cabang dari
negara lain dan jelas kepemilikannya pun dimiliki 100% oleh pihak asing.
Merupakan jenis asuransi yang sahamnya dimiliki campuran antara swasta nasional dengan
pihak asing.
F. Keuntungan Asuransi
Dengan pengetahuan yang belum baik tentang asuransi, dengan demikian keuntungan
asuransi bagi sebagian masyarakat Indonesia belum begitu dipahami. Dengan demikian,
budaya asuransi masih belum terlalu akrab di tengah masyarakat Indonesia. Kalaupun telah
memiliki pemahaman bahwa yang namanya kecelakaan tidak bisa diprediksi sehingga perlu
mempersiapkan dana khusus sebagai persiapan menanggulangi keadaan darurat, masih
banyak yang berpikir untuk mempersiapkan dana tersebut dalam bentuk tabungan dan
membeli emas bukan dalam bentuk menjadi nasabah asuransi kesehatan atau asuransi jiwa
misalnya.
Secara umum yang menjadi penyebab belum tertariknya masyarakat Indonesia terhadap
berbagai program asuransi adalah sebagian masyarakat Indonesia masih memiliki
perekonomian yang kurang stabil. Sehingga mereka lebih banyak memilih untuk
membelanjakan uang mereka guna membeli kebutuhan sehari-hari daripada untuk hal lain
yang dianggap kurang penting atau untuk mempersiapkan hal-hal yang sifatnya darurat.
Memang tidak bisa dipungkiri dengan masih terbatasnya penghasilan, masyarakat Indonesia
masih sulit untuk memenuhi pos-pos kebutuhan. Sehingga masih berkutat dalam mengatasi
kebutuhan untuk pos yang sifatnya kebutuhan primer dan sekunder semata. Dan pengertian
kebutuhan primer dan sekunder juga dipahami dalam arti sempit.
Salah satunya adalah asuransi. Padahal kalau dilihat dari manfaat, sebenarnya program
asuransi ini termasuk kebutuhan primer. Karena itulah tidak perlu heran sekalipun
mengedepankan tentang keuntungan asuransi ini, namun pandangan sebagian masyarakat
Indonesia asuransi sama saja dengan membuang uang. Selain itu ada pandangan dari
masyarakat yang menganggap bahwa asuransi adalah haram. Sebab, dengan asuransi itu
dianggap sama halnya dengan mengandalkan keselamatan dan menggadaikan diri pada
sesama manusia. Padahal, pandangan seperti itu sebenarnya keliru. Karena pada dasarnya
asuransi bukan membuang uang atau mengandalkan masalah keselamatan pada sesama
manusia.
Pada dasarnya, asuransi adalah sebuah kegiatan yang bersifat mengalihkan risiko sesuatu
pada pihak ketiga. Sehingga apabila kita mendapatkan musibah atau bencana, yang akan
mengganti semua kerugian kita adalah pihak asuransi. Secara nilai nominal, kita akan
mendapatkan ganti rugi atas semua hal yang sudah dijaminkan pada perusahaan asuransi
tersebut. Sehingga kalaupun ada kejadian atau kondisi darurat, menjadi nasabah asuransi
tidak perlu bingung seperti sering dialami masyarakat, terutama ketika uang dalam bentuk
tabungan atau barang berharga tidak cukup.
Memang tidak bisa dipungkiri bahwa ketika mengurus klaim terhadap perusahaan atau
menuntut hak kita sebagai nasabah perusahaan asuransi tersebut, tidak segampang
mencairkan uang di dalam tabungan atau menjual barang berharga seperti emas. Untuk
mengajukan klaim kepada perusahaan asuransi diperlukan persyaratan administrasi yang
sebenarnya sejak awal sudah disepakati. Hal ini terutama sebagai salah satu langkah
mengatasi berbagai cara orang jahat yang memanfaatkan proses klaim asuransi ini.
Dengan demikian ketika persyaratan administrasi telah terpenuhi, perusahaan asuransi akan
dengan mudah melaksanakan berbagai klaim yang diajukan oleh para nasabah. Bahkan
sekarang ini perusahaan asuransi telah bekerja dengan perusahaan lain secara langsung,
seperti misalnya dengan rumah sakit atau klinik kesehatan untuk jenis asuransi kesehatan atau
asuransi jiwa. Sehingga ketika seorang nasabah asuransi kesehatan mengalami keadaan
darurat, cukup menunjukkan kartu asuransi, dan rumah sakit atau klinik kesehatan itulah yang
secara langsung mengajukan klaim kepada perusahaan asuransi setelah melayani nasabah
asuransi tersebut.
Dalam pertanggungan asuransi terdapat berbagai jenis risiko yang dihadapi, besar kecilnya
suatu risiko merupakan salah satu pertimbangan besarnya premi asuransi yang harus dibayar.
Dalam perakitnya risiko-risiko yang timbul dari setiap pemberian usaha pertanggungan
asuransi adalah sebagai berikut:
1. Risiko murni, artinya bahwa ada ketidakpastian terjadinya sesuatu kerugian atau dengan
kata lain hanya ada peluang merugi dan bukan suatu peluang keuntungan, contoh rumah
mungkin akan terbakar, atau mobil yang dikendarai akan tertabrak atau kapal dan
muatannya mungkin akan tenggelam. Jadi dalam hal ini kerugian terjadi atau tidak terjadi
sama sekali.
2. Risiko spekulatif, artinya risiko dengan terjadinya dua kemungkinan, yaitu peluang untuk
mengalami kerugian keuangan atau memperoleh keuntungan dalam hal ini kemungkinan
terjadi kerugian atau keuntungan.
3. Risiko individu.
Risiko pribadi, risiko kemampuan seseorang untuk memperoleh keuntungan, akibat sesuatu
hal seperti sakit, kehilangan pekerjaan atau mati.
Risiko harta, risiko kehilangan harta apakah dicuri hilang atau rusak yang menyebabkan
kerugian keuangan.
Risiko tanggung gugat, yaitu risiko yang disebabkan apabila kita menanggung kerugian
seseorang dan kita harus membayar. Contohnya kelalaian di jalan yang menyebabkan orang
lain tertabrak dan harus mengganti kerugian tersebut.
H. Polis Asuransi
Menurut ketentuan pasal 225 KUHD perjanjian asuransi harus dibuat secara tertulis dalam
bentuk akta yang disebut polis yang memuat kesepakatan, syarat-syarat khusus dan janji-janji
khusus yang menjadi dasar pemenuhan hak dan kewajiban para pihak (penanggung dan
tertanggung) dalam mencapai tujuan asuransi. Dengan demikian polis asuransi adalah bukti
tertulis atau surat perjanjian antara pihak-pihak yang mengadakan perjanjian asuransi.
Dengan adanya polis asuransi perjanjian antara kedua belah pihak mendapatkan kekuatan
secara hukum.
Menurut ketentuan pasal 256 KUHD, setiap polis kecuali mengenai asuransi jiwa harus
memuat syarat-syarat khusus berikut ini:
Umumnya semua keadaan yang perlu diketahui oleh penanggung dan segala janji-janji
khusus yang diadakan antara para pihak.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menurut UU No. 2 tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian, asuransi atau pertanggungan
adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan
diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian
kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang
diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita
tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu
pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang
dipertanggungkan.
http://nunite.blogspot.com/2013/03/pengetahuan-dasar-tentang-asuransi.html
http://www.sarjanaku.com/2012/11/pengertian-asuransi-umum-tujuan.html
link https://doc.lalacomputer.com/makalah-asuransi/