ADMINISTRASI
PELATIHAN
Sambutan
i
penyelenggaraan program dengan pendekatan teknologi ini juga sebagai bentuk
upaya menyelamatkan bumi dari penggunaan kertas, sumber daya air, energi dan
lainnya.
Desain-disain mata pelatihan dan substansinya dalam program TOC ini telah
mengalami perubahan dan pembaharuan sesuai dengan konteks tantangan dan
kesempatan yang dihadapi oleh para penyelenggara saat ini. Saat ini kita diharapkan
dapat memberikan pelayanan yang maksimal dengan memperhatikan secara baik
kebutuhan para peserta, mempertimbangkan aspek lingkungan dan teknologi. Saya
dengan bangga menghadirkan program ini berserta modul-modul yang sesuai kepada
Anda dengan model pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan instansi.
Semoga program ini dapat melengkapi kemampuan Anda yang sudah ada dan
memberikan inspirasi dalam pengelolaannya.
Kepada perancang program ini dan seluruh tim penulis, tim teknis dan tim
review dari disain pembelajaran yang telah berpartisipasi membuat program ini terus
mengalami perbaikan dan pembaharuan, saya mengucapkan terima kasih. ASN
cerdas adalah ASN yang terus mengasah kemampuan belajarnya. Dan ASN cerdas
juga ditumbuhkan oleh lembaga-lembaga pengembang kompetensi yang terus
melakukan pembelajaran dan berinovasi.
Adi Suryanto
ii
Kata Pengantar
Sejalan dengan upaya mewujudkan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang unggul,
pengembangan kompetensi terutama melalui pelatihan merupakan usaha strategis
untuk meningkatkan kompetensi yang diharapkan. Penyelenggaraan Pelatihan
Penyelenggara Pelatihan atau Training Officer Course (TOC) dilakukan untuk
memenuhi kebutuhan inovasi dalam pelatihan dan tuntutan perubahan.
Kehadiran modul TOC ini memiliki nilai strategis karena menjadi acuan dalam
proses pembelajaran, sehingga lembaga pelatihan dengan penyelenggara pelatihan
yang profesional dapat diwujudkan. Modul ini diharapkan dapat membantu
widyaiswara atau fasilitator pelatihan dalam mendesain pengajaran yang akan
disampaikan kepada peserta pelatihan; membantu pengelola dan penyelenggara
pelatihan dalam penyelenggaraan pelatihan; dan membantu peserta pelatihan dalam
mengikuti proses pembelajaran. Untuk maksud inilah maka dilakukan
penyempurnaan tehadap keseluruhan modul Pelatihan TOC yang meliputi substansi
dan format.
Disadari bahwa perkembangan lingkungan strategis berlangsung lebih cepat
khususnya terhadap kebutuhan pengembangan kompetensi dalam rangka
mendorong peningkatan kompetensi ASN, peningkatan kinerja organisasi, dan
akselerasi reformasi birokrasi, maka kualitas modul perlu terus dipantau dan
disesuaikan manakala terdapat hal-hal yang sudah tidak relevan lagi. Sehubungan
dengan hal ini, modul ini dapat pula dipandang sebagai bahan minimal pelatihan,
dalam artian bahwa setelah substansinya disesuaikan dengan perkembangan yang
ada, maka dapat dikembangkan selama relevan dengan hasil belajar yang akan
dicapai dalam modul ini. Oleh karena itu, peranan widyaiswara termasuk peserta
pelatihan juga dibutuhkan. Konkritnya, widyaiswara dapat melakukan penyesuaian
dan pengembangan terhadap isi modul, sedangkan peserta pelatihan dapat
memperluas bacaan yang relevan dengan modul ini, sehingga proses pembelajaran
dapat berlangsung dinamis, interaktif, dan aktual.
Kepada seluruh peserta diharapkan dapat mengikuti seluruh rangkaian
kegiatan secara optimal dengan penuh kesungguhan. Selamat mengikuti pelatihan
TOC.
Salam sukses.
Jakarta, 2022
Muhammad Taufiq
iii
DAFTAR ISI
Hal
Sambutan ………………………………………………………………………………………………….. i
Kata Pengantar ………………………………………………………………………………………….. iii
Daftar Isi ……………………………………………………………………………………………………. iv
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………………………… 1
A. Latar belakang …………………………………………………………………….. 1
B. Deskripsi Singkat …………………………………………………………………. 1
C. Tujuan Pembelajaran ………………………………………………………….. 2
D. Indikator Hasil Belajar …………………………………………………………. 2
E. Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan ……………………………… 2
BAB II KONSEPSI ADMINISTRASI PELATIHAN ………………………………………. 3
A. Pengertian …………………………………………………………………………… 3
B. Faktor-faktor Keberhasilan Penyelenggaraan Pelatihan ………. 7
C. Kaitan Faktor Keberhasilan Penyelenggaraan Pelatihan ………. 7
D. Latihan ………………………………………………………………………………… 9
E. Rangkuman …………………………………………………………………………. 10
F. Evaluasi ……………………………………………………………………………….. 11
BAB III KOMPONEN ADMINISTRASI PELATIHAN …………………………………… 12
A Komponen Administrasi Pelatihan .......................................... 13
B. Pelatihan klasikal offline ……………………………………………………… 15
C. Pelatihan klasikal online ………………………………………………………. 29
D. Latihan ………………………………………………………………………………… 36
E. Rangkuman …………………………………………………………………………. 36
F. Evaluasi ………………………………………………………………………………. 37
BAB IV PENUTUP ……………………………………………………………………………………. 39
A. Rangkuman …………………………………………………………………………. 39
B. Tindak Lanjut Pengembangan ……………………………………………… 41
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………………………………. 42
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) pelatihan melalui pelatihan
bagi Penyelenggara Pelatihan (Training Officer Course/TOC) sangat dibutuhkan
oleh para penyelenggara Pelatihan secara individual maupun Lembaga Pelatihan
secara instansional. Melalui Pelatihan TOC seluruh anggota SDM Pelatihan sebagai
penyelenggara Pelatihan diharapkan memiliki kompetensi yang sama dalam
penyelenggaraan Pelatihan.
Upaya peningkatan yang diarahkan agar nantinya benar-benar memiliki
kompetensi atau kemampuan berupa pengetahuan, keterampilan, sikap dan
perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas jabatannya khususnya sebagai
penyelenggara Pelatihan melalui Pelatihan tersebut juga merupakan wujud nyata
Lembaga Pelatihan dalam membangun aparatnya yang profesional. Kompetensi
yang diharapkan sebagai penyelenggara Pelatihan, salah satunya adalah mampu
menyediakan pelayanan administrasi Pelatihan dengan baik dan benar khususnya
dalam menyiapkan dan memberikan layanan seluruh kebutuhan proses Pelatihan,
sehingga tercipta kondisi yang menyenangkan dan nyaman. Peter Kline, penulis
The Everyday Genius – sebagaimana dikutip Gordon Dryden dan Dr.Jeannette Vos
dalam bukunya The Learning Revolution, mengatakan “Learning is most effective
when it’s fun”. Belajar akan sangat efektif apabila dalam keadaan menyenangkan.
Menyenangkan berarti seluruh komponen fisik dan non fisik kita bebas dari
tekanan. Menyenangkan berarti kita berada dalam keadaan yang amat relaks,
tidak ada sama sekali ketegangan yang mengancam diri kita dari sudut-sudut
terkecil dalam diri nonfisik dan fisik kita. Menyenangkan juga berarti diri kita
berada dalam keadaan yang benar-benar nyaman.
Oleh karena itu peserta Pelatihan TOC perlu dibekali dengan materi Administrasi
Pelatihan, pembahasan difokuskan pada konsepsi Administrasi Pelatihan,
Pengertian Administrasi Pelatihan, Faktor-faktor dalam Administrasi Pelatihan
serta Komponen Administrasi Pelatihan.
B. Deskripsi Singkat
Kegiatan ini membekali Peserta dengan kemampuan menerangkan administrasi
pelatihan melalui pembelajaran konsep administrasi pelatihan, komponen
administrasi pelatihan mulai dari tahap persiapan, pelaksanaan sampai dengan
tahap penyelesaian pelatihan. Kegiatan ini dilakukan secara mandiri dan juga
1
dilakukan dengan mengunduh dan mempelajari materi, menyimak video melalui
situs pembelajaran e-learning.
C. Tujuan Pembelajaran
1. Hasil belajar
Setelah mengikuti kegiatan ini Peserta mampu menerangkan aspek
administratif pelatihan.
2. Indikator hasil belajar
Setelah selesai kegiatan, peserta dapat:
a. Menjelaskan konsep administrasi pelatihan;
b. Menerangkan komponen administrasi pelatihan.
2
BAB II
KONSEPSI ADMINISTRASI PELATIHAN
Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Pelatihan yang memiliki latar
belakang pendidikan formal sangat heterogen untuk itu dibutuhkan Pelatihan bagi
Penyelenggara Pelatihan (Training Officer Course/ TOC) sebagai wujud nyata
Lembaga Pelatihan dalam membanguan aparatnya yang profesional. Melalui
pelatihan TOC, diharapkan seluruh anggota SDM Pelatihan sebagai penyelenggara
Pelatihan memiliki persepsi yang sama terhadap konsepsi administrasi pelatihan.
Sebelum kita bahas lebih lanjut materi pada Bab ini, perlu kita ketahui apa yang
dimaksud dengan Konsepsi. Dalam kamus umum Bahasa Indonesia (Badudu-Zain,
2001), yang dimaksudkan dengan konsepsi adalah pengertian, pemahaman,
rancangan yang telah dibentuk dalam pikiran. Oleh karena itu, dalam kegiatan
belajar ini, kita akan membahas Pengertian Administrasi Pelatihan dan hal-hal yang
terkait dengan Rancangan Administrasi Pelatihan yang meliputi faktor-faktor apa
saja yang mempengaruhi penyelenggaraan Pelatihan serta kaitan antar faktor-faktor
tersebut, sehingga perlu diadministrasikan.
Dengan mengetahui makna konsepsi seperti tersebut diatas, dalam kegiatan proses
belajar ini, akan dibahas 1. Pengertian Administrasi Pelatihan; 2. Faktor-faktor yang
mempengaruhi keberhasilan pencapaian tujuan pelatihan harus diperhatikan dalam
Administrasi Pelatihan yaitu Tujuan, kurikulum, tenaga pelatihan, metode, bahan
ajar, fasilitas, waktu/jadwal, administrasi dan lingkungan; Dengan mengerti dan
memahami hal tersebut diatas, diharapkan seorang penyelenggara Pelatihan
sebagai pelaksana secara teknis harus mengetahui, memahami dan akhirnya dapat
mengimplementasikan dalam proses penyelenggaraan pelatihan.
Pada bagian ini secara berturut-turut akan dibahas mengenai pengertian, faktor-
faktor yang mempengaruhi keberhasilan penyelenggaraan Pelatihan dan
keterkaitan antar faktor tersebut dengan administrasi Pelatihan.
3
A. Pengertian
Administrasi
Administrasi berasal dari bahasa Latin, terdiri dari dua kata yang memiliki arti :
Ad = intensif
Ministrare = melayani, membantu, memenuhi.
Jadi Administrasi memiliki arti melayani, membantu secara intensif (Sukarna,
1990).
Disamping pengertian diatas, ada beberapa pendapat dari para ahli mengenai
pengertian Administrasi, sebagai berikut :
a) “Administrasi adalah segenap rangkaian perbuatan penyelenggaraan dalam
setiap usaha kerjasama sekelompok manusia untuk mencapai tujuan” (The
Liang Gie).
b) “Administrasi adalah suatu proses penyelenggaraan dan pengurusan
segenap tindakan/kegiatan dalam setiap usaha kerjasama sekelompok
manusia untuk mencapai tujuan” (Sutarto)
c) “Administrasi adalah proses kerjasama antara dua orang atau lebih
berdasarkan rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan bersama yang
telah ditentukan” (S.P. Siagian).
d) Administrasi adalah bentuk daya upaya manusia yang kooperatif, yang
mempunyai tingkat rasionalitas yang tinggi (Dwight Waldo, 1996)
Dengan memperhatikan semua pengertian Administrasi tersebut diatas, maka
ada tiga kata kunci dalam semua pengertian administrasi tersebut di atas, yaitu
yang pertama adalah rangkaian perbuatan atau kegiatan atau proses, yang
kedua adalah kerjasama sekelompok manusia dan yang ketiga adalah dalam
rangka mencapai tujuan tertentu. Dengan memperhatikan uraian yang
disampaikan para ahli tersebut diatas, dengan nyata bahwa pada dasarnya
manusia dalam melaksanakan tugas dan fungsinya tidak bisa bekerja sendiri,
namun perlu bantuan dari orang lain dalam bentuk kerjasama agar tujuan dapat
tercapai secara efektif dan efisien. Beberapa uraian pengertian administrasi
sebagaimana tersebut diatas, adalah pengertian dalam arti luas yang pada
intinya adalah proses kerjasama dua orang atau lebih/ sekelompok orang
berdasarkan rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Disamping administrasi dalam arti luas, juga terdapat administrasi dalam arti
sempit yaitu “Administratie” berasal dari bahasa Belanda yaitu sebagai kegiatan
tata usaha kantor (catat mencatat, mengetik, menggandakan dan sebagainya).
Kegiatan ini dalam Bahasa Inggris disebut : Clerical Works (FX. Soedjadi, 1989).
Berdasarkan uraian pengertian-pengertian tersebut diatas, bahwa apabila kita
4
perhatikan dalam administrasi kegiatan yang dilakukan, tidak hanya terfokus
pada kerjasama untuk mencapai tujuan. Namun terdapat kegiatan tekns yang
harus dilakukan sebagai anggota organisasi yaitu catat mancatat, mengetik,
menggandakan, mengarsip dan lain-lain dalam rangka melayani, membantu
secara intensif agar tujuan dapat tercapai secara efektif dan efisien.
Pelatihan
“Apa Pengertian pelatihan dan apa pentingnya pelatihan itu? Sebagai Pengawai
Negeri istilah pelatihan sudah sering kita dengar dan kenal sejak awal karier.
Namun untuk mengenal lebih dekat dan mengerti serta memahami arti
pelatihan yang sebenarnya, marilah kita simak bersama makna dari pelatihan
khususnya Diklat bagi Pegawai Negeri.
Dalam Undang-Undang no.5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, dengan
jelas menguraikan bahwa dalam pengembangan karier setiap ASN memiliki hak
dan kesempatan untuk mengembangkan kompetensi. Pengembangan
kompetensi tersebut dilakukan salah satunya melalui pendidikan dan pelatihan.
Salah satu tujuan pelatihan adalah meningkatkan pengetahuan, keahlian,
keterampilan dan sikap untuk dapat melaksanakan tugas jabatan secara
profesional dengan dilandasi kepribadian dan etika ASN sesuai dengan
kebutuhan instansi. Sedangkan sasaran pelatihan ASN adalah terwujudnya ASN
yang memiliki kompetensi sesuai dengan persyaratan jabatan masing-masing.
Kompetensi adalah kemampuan dan karakteristik yang dimiliki oleh seorang ASN
berupa pengetahuan, keterampilan, sikap dan perilaku yang diperlukan dalam
pelaksanaan tugas jabatannya. Berdasarkan uraian tentang pengertian, tujuan
dan sasaran Pelatihan seperti yang diuraikan diatas, dapat dikatakan betapa
pentingnya Pelatihan dalam rangka peningkatan Sumber daya Manusia Aparatur
agar profesional melaksanakan tugas yang diembannya.
Pelatihan adalah kata yang sangat akrab dengan kita sehari-hari, karena
keterlibatan kita, baik sebagai penyelenggara, widyaiswara ataupun peserta
Pelatihan. Sebagai Penyelenggara dan Widyaiswara, Pelatihan adalah profesi.
Keberhasilan menyelenggarakan Pelatihan berarti keberhasilan dalam tugas
yang akan mendukung keberhasilan dalam karier. Sebagai peserta, Pelatihan
bisa merupakan obsesi untuk mengikutinya. Dengan mengikuti Pelatihan,
kesempatan untuk mengembangkan diri terbuka, yang berarti juga akan
menunjang dalam keberhasilan karier dan akhirnya keberhasilan hidup.
5
Sebagai anggota SDM Pelatihan, istilah pelatihan dan Tenaga Pelatihan adalah
kata yang sangat akrab dengan kita sehari-hari, karena keterlibatan kita dalam
melaksanakan tugas dan fungsi masing-masing, baik sebagai penyelenggara,
maupun Widyaiswara. Sebagai penyelenggara dan Widyaiswara, Pelatihan
adalah profesi yang harus dijalani dalam mendukung pencapaian tujuan dan
sasaran pelatihan. Dengan keberhasilan pelaksanaan tugas mendukung
penyelenggaraan Pelatihan, otomatis bertambah kompetensi yang dimiliki
berupa pengetahuan, keterampilan, sikap dan perilaku yang diperlukan dalam
pelaksanaan tugas jabatannya. Disamping itu juga akan menunjang dalam
keberhasilan karier baik sekarang maupun yang akan datang.
Administrasi Pelatihan
Anda telah mempelajari Pengertian Administrasi baik dalam arti luas maupun
dalam arti sempit dan Pelatihan. Jadi menurut Anda : ”Apa pengertian
penyelenggaraan Pelatihan itu?”. Baik, berdasarkan pengertian Administrasi
tersebut diatas, maka dapat dikemukan pengertian Administrasi Pelatihan
adalah “proses atau serangkaian kegiatan/perbuatan yang intensif dilakukan
oleh sekelompok orang yang bekerjasama/kooperatif untuk mencapai tujuan
Penyelenggaraan Pelatihan”. Mencermati makna Administrasi Pelatihan
tersebut diatas, terlihat bahwa dalam proses penyelenggaraan Pelatihan,
tujuan tidak akan dapat dicapai tanpa adanya kerjasama diantara seluruh
anggota SDM Pelatihan. Oleh karena itu, setiap anggota SDM Pelatihan
hendaknya perlu menyadari dirinya tidak bisa berdiri sendiri dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya, tetapi keterlibatan atau melibatkan
orang lain dalam suatu proses kegiatan Pelatihan sangat penting untuk
mencapai tujuan Pelatihan.
Dalam penyelenggaraan Pelatihan, tidak hanya kegiatan kerjasama yang
dilakukan untuk mencapai tujuan, namun terdapat kegiatan yang tidak kalah
pentingnya, yaitu Clerical Work atau Tata Usaha Kantor dalam bentuk catat
mencatat, mengetik, menggandakan dan sebagainya. Karena kegiatan ini harus
dilakukan secara intensif dan berkesinambungan baik pada saat pra/persiapan,
6
proses maupun akhir Pelatihan guna melayani, membantu, memenuhi
kebutuhan dalam kegiatan Pelatihan.
Berdasarkan pengertian tersebut diatas, maka dapat dikemukakan pengertian
Administrasi Pelatihan adalah “proses atau serangkaian kegiatan/perbuatan
yang dilakukan oleh sekelompok orang yang bekerjasama untuk mencapai
tujuan penyelenggaraan Pelatihan”.
7
tujuan yang diharapkan yaitu peserta pelatihan dapat meningkat
kompetensinya dan lulus serta peserta dapat menyerap pembelajaran dengan
baik serta optimal.
Faktor yang ketiga adalah tenaga latihan. Tenaga pelatihan dalam hal ini terbagi
dalam tiga yaitu penyelenggara pelatihan, pengelola pelatihan dan pengajar
pelatihan. pelatihan akan berhasil jika pelatihan diselenggarakan oleh tenaga
pelatihan professional, baik penyelenggara pelatihannya, pengelola
pelatihannya serta tenaga pengajarnya. Tenaga pelatihan yang profesional
diharapkan penyelenggaraan suatu pelatihan dapat berjalan dengan baik dan
berhasil.
8
harus yang mahal, tetapi yang penting lengkap dan bisa membuat peserta
pelatihan bekajar dengan nyaman. Dengan sarana dan prasaran pelatihan yang
lengkap otomatis bisa membuat penyelenggaraan pelatihan menjadi berhasil.
Pendekatan pembelajaran dalam pelatihan, biasanya menggunakan pendekatan
andragogi atau pembelajaran orang dewasa. Waktu ideal orang dewasa belajar
adalah dari pagi hingga sore antara jam 08.00 pagi sampai jam 16.00 sore. Waktu
yang tepat dilakukan proses belajar dalam pelatihan harus disesuaikan dengan
waktu orang dewasa belajar yaitu dari jam 08.00 hingga jam 16.00. Jika lama
pembelajaran melebihi waktu tersebut, maka pembelajaran menjadi tidak
efektif karena peserta pasti akan kelelahan karena waktu belajar yang lama dan
melelahkan sehingga bisa membuat pelatihan menjadi tidak berhasil. Terkait
dengan waktu belajar orang dewasa belajar, jadwal pelatihan yang
dirancangpun harus menyesuaikan dengan waktu ideal pelatihan. Selama
jadwal yang dirancang sesuai dengan waktu ideal belajar peserta, maka
pelatihan akan berhasil.
D. Latihan
Sehari-hari kita akrab dengan istilah administrasi dan sering juga kita mendengar
serta menyebut istilah administrasi, namun barangkali arti yang tepat mungkin
belum kita pahami. Untuk lebih memantapkan pemahaman Saudara terhadap
9
pengertian administrasi Pelatihan, cobalah latihan pembahasan dengan langkah
sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud administrasi menurut bahasa latin?
2. Apa yang dimaksud dengan Pelatihan?
3. Apa yang dimaksud administrasi pelatihan?
E. Rangkuman
Pada kenyataannya administrasi mempunyai beberapa pengertian, diantaranya
pengertian Administrasi berasal dari bahasa Latin, terdiri dari dua kata yang
memiliki arti :
Ad = intensif, Ministrare = melayani, membantu, memenuhi. Jadi Administrasi
memiliki arti melayani, membantu secara intensif.
Selain pengertian administrasi sebagaimana tersebut di atas, terdapat
pengertian administrasi dalam arti luas adalah merupakan proses rangkaian
perbuatan, kegiatan kerjasama kelompok manusia dalam rangka mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
Disamping dalam arti luas, juga terdapat administrasi dalam arti sempit yaitu
“Administratie” berasal dari bahasa Belanda, yaitu sebagai kegiatan tata usaha
kantor (catat mencatat, mengetik, menggandakan dan sebagainya). Kegiatan ini
dalam bahasa Inggris disebut : Clerical Works.
Pelatihan adalah proses proses penyelenggaraan belajar mengajar dalam rangka
meningkatkan kemampuan ASN. Salah satu tujuan Pelatihan, adalah
meningktakan pengetahuan, keahlian, keterampilan, dan sikap untuk dapat
melaksanakan tugas jabatan secara profesional dengan dilandasi kepribadian
dan etika ASN sesuai dengan kebutuhan instansi. Sedangkan sasaran Pelatihan
ASN adalah terwujudnya ASN yang memiliki kompetensi sesuai dengan
persyaratan jabatan masing-masing.
Kompetensi adalah kemampuan dan karakteristik yang dimiliki oleh seorang ASN
berupa pengetahuan, keterampilan, sikap dan perilaku yang diperlukan dalam
pelaksanaan tugas dan jabatannya.
Administrasi Pelatihan adalah “proses atau serangkaian kegiatan/perbuatan
yang dilakukan oleh sekelompok orang yang bekerjasama untuk mencapai
tujuan Penyelenggaraan Pelatihan’.
Mencermati makna Administrasi Pelatihan tersebut diatas, terlihat bahwa dalam
proses penyelenggaraan Pelatihan, tujuan tidak akan dapat dicapai tanpa adanya
kerjasama diantara seluruh anggota SDM Pelatihan. Oleh karena itu, setiap
anggota SDM Pelatihan hendaknya perlu menyadari dirinya tidak bisa berdiri
sendiri dalam suatu proses kegiatan Pelatihan sangat penting untuk mencapai
10
tujuan Pelatihan.
F. Evaluasi
1. Jelaskan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keberhasilan
pencapaian tujuan dan sasaran Pelatihan.
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan kompetensi dan berikan contohnya!
3. Setelah mempelajari pengertian administrasi, maka tugas apa yang harus
dilakukan sebagai penyelenggara Pelatihan dikaitkan dengan pengertian
administrasi dalam arti sempit? Berikan contoh nyata kegiatan sehari-hari
dalam penyelenggaraan Pelatihan.
11
BAB III
KOMPONEN ADMINISTRASI PELATIHAN
12
klasikla online dalam hal ini pelatihan melalui eLearning atau pelatihan jarak jauh
(distance learning berbasis online). Pelatihan online dapat di pahami sebagai
pelatihan yang formal yang diselenggarakan oleh Lembaga pelatihan yang mana
peserta pelatihan dan pengajarnya berada di lokasi terpisah sehingga memerlukan
sistem telekomunikasi interaktif untuk menghubungkan keduanya dan berbagai
sumber daya yang diperlukan didalamnya. Perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi yang pada akhirnya memberikan dampak yang signifikan dalam pola
penyelenggaraan pelatihan secara online, walau model penyelenggaraan secara
klasikal offline masih bisa dilakukan. Penggunaan jaringan internet begitu massif
dilakukan baik oleh peserta pelatihan maupun oleh tenaga pelatihan. Peserta
pelatihan dapat dengan mudah memperoleh pengetahuan atau wawasan dari
jaringan internet. Banyaknya sumber yang tersebar di internet memungkinkan
peserta pelatihan dapat mengaksesnya baik dari computer / laptop maupun
melalui smartphone atau gadget.
13
ini, hanya akan dibahas 8 komponen pelatihan yang harus diadministrasikan.
Namun, sebelumnya melakukan kegiatan teknis administrasi Penyelenggaraan
Pelatihan, maka penyelenggara Pelatihan harus berupaya mempersiapkan hal-hal
yang berkaitan dengan rencana penyelenggaraan berupa kebijakan-kebijakan
yang nantinya dapat digunakan sebagai rujukan atau dasar penyelenggaraan,
diantaranya:
1. Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelatihan ASN;
2. Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan Kepemimpinan;
3. Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan;
4. Pedoman penyelenggaraan Pelatihan Fungsional;
5. Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan Teknis;
6. Pedoman Seleksi Peserta Pelatihan Instansi;
7. Panduan Penyelenggaraan Pelatihan;
8. DIPA;
9. Indeks Biaya/Standar Biaya Umum/Khusus Pelatihan;
10. Resume hasil rapat persiapan penyelenggara Pelatihan;
11. Surat Keputusan tentang Tim Penyelenggara Pelatihan, dll.
14
Perlu dicermati pula, bahwa dalam kegiatan Administrasi Pelatihan, terdapat
perbedaan untuk masing-masing tahapan Penyelenggaraan pelatihan, yaitu
tahapan persiapan (Pra Pelatihan), pelaksanaan (Proses Pelatihan), dan
Penyelesaian (akhir atau setelah Pelatihan). Dalam kegiatan ini tidak semata-
mata terfokus pada administrasi dalam arti luas (kerjasama untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan), dan arti sempit tetapi juga terfokus pada
administrasi dalam pengertian bahasa Latin sebagaimana dijelaskan pada Bab II
yang lalu, yaitu : melayani, membantu secara intensif agar tujuan Pelatihan
dapat tercapai secara efektif dan efisien. Jadi intinya tidak hanya pada apa yang
diadministrasikan, tetapi secara teknis bagaimana mengadministrasikan
komponen administrasi pelatihan. Langkah-Sehubungan dengan hal tersebut,
maka berikut langkah kegiatan administrasi penyelenggaraan pelatihan yang
akan kita bagi dalam 2 model pelatihan klasikal yaitu pelatihan (klasikal) offline
dan pelatihan (klasikal) online.
15
6) Hasil seleksi peserta yang memenuhi syarat dan dinyatakan lulus
didokumentasikan dan nantinya digunakan sebagai dasar
pemanggilan untuk mengikuti pelatihan;
7) Dalam proses pemanggilan, Penyelenggara hendaknya selalu
memantau dan memonitor calon peserta untuk mengetahui
kesediaan yang bersangkutan mengikuti Pelatihan pada waktu yang
telah ditentukan;
8) Dalam hal peserta terpilih/terseleksi berhalangan mengikuti
pelatihan, maka Penyelenggara hendaknya segera melaporkan
kepada TSPDI atau orang yang diberi wewenang dalam penentuan
calon pengganti. Tapi biasanya hal ini sudah diantisipasi oleh tim
seleksi, sehingga tim seleksi umumnya telah menentukan calon
cadangan, minimal 10 % dari jumlah peserta yang diharapkan.
9) Mendokumentasikan hal-hal yang terkait dengan Peserta
Pelatihan.
b. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini, kita harus ingat kembali sebagai penyelenggara
Pelatihan, salah satu tujuannya yaitu menyediakan pelayanan
administrasi Pelatihan dengan baik dan benar khususnya dalam
menyiapkan dan memberikan layanan seluruh kebutuhan proses
Pelatihan, sehingga tercipta kondisi yang menyenangkan dan nyaman.
Berdasarkan pengalaman, situasi dan kondisi bahwa kemungkinan calon
peserta akan datang lebih awal sehari sebelum hari pembukaan. Oleh
sebab itu, Ketua Tim Penyelenggara harus menunjuk anggotanya untuk
bertindak sebagai Petugas Piket untuk melakukan registrasi calon
peserta untuk :
1) Menerima Peserta yang hadir dan mempersilahkan menunggu
diruang tunggu yang telah dipersiapkan;
2) Menyampaikan dan mempersilahkan calon peserta mengisi
formulir biodata pribadi;
3) Menyampaikan kelengkapan peserta (misal : tas, alat tulis,
panduan pelatihan, modul, dll);
4) Menyampaikan kunci kamar tempat menginap dan mengantarkan
sampai kamar yang bersangkutan (khusus untuk Pelatihan yang
berdurasi panjang dan diasramakan);
5) Menyediakan dan meminta peserta untuk selalu mengusu daftar
hadir Peserta dalam rangka mengendalikan proses pembelajaran
16
(memantau dan memonitor tingkat kehadiran);
6) Mengentry biodata peserta berdasarkan formulir biodata pribadi
yang telah diisi oleh peserta kedalam formulir data peserta sebagai
berikut :
Tempat /
Jabatan / Pangkat Jenis
NO NAMA NIP Tanggal
Instansi / Gol.Ruang Kelamin
Lahir
2. Widyaiswara
Suatu Pelatihan yang telah dipersiapkan dengan baik, bagaimanapun akan
kehilangan manfaatnya jika pelajaran diberikan oleh Widyaiswara atau
fasilitator yang tidak kompetensi dibidangnya. Demikian juga, baik materi,
Organisasi Penyelenggaraan dan semangat peserta yang tinggi, kalau
Widyaiswara atau fasilitator yang tidak memiliki kompetensi dibidangnya,
maka proses pembelajaran tidak akan berjalan dengan baik.
Oleh karena itu, Penyelenggara perlu memperhatikan hal-hal berikut :
a. Tahap Persiapan
1) Menyiapkan kebijakan-kebijakan yang akan digunakan sebagai
dasar penyelenggaraan pelatihan;
2) Mengecek mata Pelatihan berdasarkan Kurikulum yang terdapat
dalam Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan untuk masing-masing
program Pelatihan;
3) Berdasarkan mata pelatihan tersebut diatas, Penyelenggara
mengumpulkan data Widyaiswara atau fasilitator yang memiliki
kompetensi substansi materi Pelatihan, untuk dapat mengampu
pada Pelatihan tersebut;
4) Mengidentifikasi dan mencocokan kompetensi Widyaiswara atau
fasilitator yang telah dikumpulkan pada point c diatas, sebagai
dasar penetepan calon tenaga pengajar pada Pelatihan tersebut;
5) Membuat daftar calon beberapa Widyaiswara atau fasilitator yang
memenuhi kriteria / persyaratan kompetensi untuk masing-masing
mata Pelatihan dan selanjutnya diajukan kepada Pengelola
Pelatihan untuk ditetapkan/diseleksi. Untuk satu mata Pelatihan,
pilih sedikitnya 3 (tiga) Widyaiswara atau fasilitator, untuk menjaga
kemungkinan adanya halangan;
6) Menghubungi Widyaiswara atau Fasilitator terpilih/terseleksi
untuk meminta kesediaannya memberikan mata Pelatihan pada
waktu yang telah ditetapkan. Pada saat pemberitahuan
18
Widyaiswara atau Fasilitator, kepada yang bersangkutan sekaligus
diinformasikan mengenai Peserta Pelatihan, Kurikulum, kesediaan
untuk menyediakan bahan ajar/materi Pelatihan apabila belum
ada. Walaupun sudah disampaikan melalui telepon, hal yang
mutlak dilakukan adalah menyiapkan surat undangan secara resmi,
yang isinya mencantumkan tentang :
a) Jenis dan Jenjang Pelatihan yang akan diselenggarakan;
b) Waktu Penyelenggaraan Pelatihan;
c) Tempat Penyelenggaraan Pelatihan;
d) Tujuan Pelatihan;
e) Mata Pelatihan dan Rencana Jadwal Penyelenggaraan;
f) Info umum tentang calon peserta;
g) Dan lain-lain yang perlu diketahui Widyaiswara.
7) Agar program pelatihan yang akan diselenggarakan lebih jelas bagi
Widyaiswara atau fasilitator, sebaiknya mengundang pada
pertemuan/rapat persiapan penyelenggaraan Pelatihan;
8) Beberapa saat sebelum waktu pelaksanaan proses pembelajaran,
Penyelenggara hendaknya mengkonfirmasi kembali kepastian
Widyaiswara atau fasilitator untuk menyampaikan mata Pelatihan
yang telah ditetapkan.
b. Tahap Pelaksanaan
1) Menyambut dan mempersilahkan tenaga pengajar (Widyaiswara
atau Fasilitator) yang hadir ke ruang tunggu yang telah dipersiapkan;
2) Menyampaikan formulir Biodata tenaga pengajar dan formulir
daftar hadir tenaga pengajar untuk diisi;
3) Menanyakan apakah Widyaiswara atau fasilitator menyiapkan
bahan ajar, modul atau naskah pegangan yang perlu digandakan
untuk peserta;
4) Membacakan biodata Widyaiswara atau Fasilitator didalam kelas
(sebaiknya dibacakan isi biodata singkat yang ada kaitannya dengan
proses pembelajaran, misal Nama Lengkap, Asal Instansi, Alamat
Instansi atau Rumah, Nomor telepon yang dapat dihubungi). Hal ini
dimaksudkan untuk tidak mengurangi alokasi waktu pembelajaran;
5) Membagi formulir evaluasi atau umpan balik bagi Widyaiswara atau
Fasilitator kepada peserta Pelatihan;
6) Membuat dan menyiapkan Surat Pernyataan Melaksanakan
19
Kegiatan bagi Widyaiswara yang telah melaksanakan tugasnya.
7) Mengkompilasi data hasil penilaian Widyaiswara atau Fasilitator
oleh Peserta;
8) Menyampaikan ucapan terima kasih, dengan menyerahkan surat
keterangan melakukan kegiatan Pelatihan kepada Widyaiswara
atau Fasilitator;
9) Menyampaikan honorarium mengajar kepada Widyaiswara atau
Fasilitator yang bersangkutan.
10) Menyampaikan Surat Pernyataan Melaksanakan Kegiatan (SPMK)
Pelatihan kepada Widyaiswara atau Fasilitator untuk administrasi
Angka Kredit Widyaiswara atau Fasilitator.
c. Tahap Penyelesaian
1) Membuat rekap hasil evaluasi/umpan balik bagi widyaiswara.
2) Mengolah data hasil penilaian Widyaiswara atau Fasilitator
oleh Peserta;
3) Membuat rekap hasil evaluasi/umpanbalik bagi Widyaiswara
atau Fasilitator oleh Peserta
4) Mendokumentasikan rekap hasil evaluasi / umpan balik bagi
Widyaiswara atau Fasilitator oleh Peserta.
3. Kurikulum
a. Tahap Persiapan
Dalam langkah ini penyelenggara harus mengawali kegiatan terhadap
apa yang telah dan sudah direncanakan, yaitu :
1) Menyiapkan kebijakan-kebijakan yang akan digunakan sebagai
dasar penyelenggaraan Pelatihan, utamanya adalah Pedoman
Penyelenggaraan Pelatihan (sesuai dengan jenisnya) yang akan
dilaksanakan;
2) Mengecek kurikulum, silabi dan Rancang Bangun Pembelajaran
Mata Pelatihan (RBPMP) setiap mata Pelatihan program yang akan
diselenggarakan;
3) Mengecek ketersediaan bahan ajar (modul atau naskah pegangan
Peserta);
4) Merencanakan dan menyusun draft jadwal Pelatihan berdasarkan
kurikulum dan RBPMP (alokasi waktu dan squensi disesuaikan
dengan tujuan dan sasaran Pelatihan yang akan diselenggarakan).
20
b. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap kegiatan ini bisa dilakukan oleh tenaga pelatihan yang
ditugaskan oleh Ketua Tim Penyelenggara atau Pimpinan Lembaga
Pelatihan dalam rangka pengendalian untuk :
1) Memantau dan memonitor pelaksanaan kurikulum dalam proses
pembelajaran;
2) Membuat catatan tertulis mengenai pelaksanaan kurikulum
(Ditinjau dari relevansi materi dengan kondisi saat ini dan tujuan
Pelatihan yang ingin dicapai);
3) Membagikan bahan/materi Pelatihan yang terkait dengan
kurikulum dari tenaga pengajar.
c. Tahap Akhir/penyelesaian
1) Mengkompilasi dan mengolah data hasil pelaksanaan kurikulum;
2) Melaporkan secara tertulis kepada pimpinan hasil pelaksanaan
kurikulum;
3) Mendokumentasikan hasil pelaksanaan kurikulum sebagai bahan
penyempurnaan mendatang.
21
Merencanakan kebutuhan :
1) Alat Tulis Kantor (TK) : Spidol papan tulis, Kertas HVS, Kertas Foto
Copy, Kertas Folio Bergaris Kertas flipchart, Paperclip besar dan
kecil, Lakban, gunting dan penggaris, stepless, perforator,
stopmap, ordner, dll;
2) Formulir : Daftar Hadir Peserta, Evaluasi Peserta, Evaluasi
Widyaiswara, Penyelenggara, Biodata Widyaiswara, komplain
(keluhan) peserta, dll;
3) Kelengkapan Peserta : Modul, Nametag, ballpoin, pensil,
Panduan Pelatihan, Tas, dll;
4) Ruangan : Ruang Belajar, Ruang Diskusi, Ruang Aula, Asrama
Peserta (bila peserta diasramakan), ruang makan, Poliklinik,
sarana ibadah, sarana olah raga, dll;
5) Kelengkapan ruang proses belajar : Whiteboard, penghapus
papan tulis, Triport flipchart, Sound system lengkap, Batu Batere,
Personel Computer/Laptop, Printer, LCD Projector, Screen
Projector, Meja Kursi peserta, Meja Kursi Pengajar, Air Condition,
Peralatan Simulasi, Peralatan Praktek, dll;
6) Konsumsi;
7) Uang Muka disesuaikan dengan kebutuhan secara bertahap
sesuai dengan Standar Biaya Umum/Standar Biaya Khusus tahun
berjalan.
Berdasarkan rencana kebutuhan tersebut diatas, penyelenggara
menyiapkan dan mengirimkan surat permohonan pengadaannya
ditujukan kepada Kepala Unit Kerja yang mengurus sarana dan prasara
(Bagian Umum, Bagian Tata Usaha, Bagian Pengadaan Barang dan
Jasa) di instansinya. Langkah berikutnya penyelenggara menunggu
keputusan pengadaannya. Apabila keputusan sudah diterima,
kegiatan berikutnya adalah menerima, menyiapkan dan
mendistribusikan sesuai dengan kebutuhan yang direncanakan.
2) Tahap pelaksanaan
Dalam tahap pelaksanaan ini, penyelenggara lebih banyak berperan
dalam hal :
1) Melayani :
a) Menyiapkan daftar hadir peserta;
b) Membagikan formulir evaluasi terhadap Widyaiswara;
c) Membagikan bahan ajar tambahan dari Widyaiswara;
22
d) Menyiapkan flipchart;
e) Meniapkan ruang diskusi;
f) Menyiapkan audio visual (PC/Laptop, LCD Projector, Screen
Projector dan Sound System) dalam posisi siap pakai (on);
g) Menyediakan spidol dan penghapus papan tulis;
h) Mengatur posisi tempat duduk peserta disesuaikan dengan
metode belajar bagi orang dewasa (andragogy).
2) Membantu :
a) Widyaiswara apabila secara teknis dan gangguan kelengkapan
ruang belajar;
b) Peserta apabila ada kekurangan kebutuhan ATK;
c) Memfasilitasi keluhan peserta secara tertulis terhadap
ketersediaan sarana dan prasarana
3) Tahap Akhir/penyelesaian
1) Merapikan kembali semua prasarana pelatihan;
2) Mengumpulkan dan menyimpan sarana Pelatihan, apabila tidak
dipergunakan dan disimpan agar dapat digunakan untuk kegiatan
berikutnya;
3) Mematikan semua peralatan elektronik (AC, Audio Visual, dan
lampu ruangan, dll).
5. Proses Pembelajaran
Aktivitas administrasi penyelenggaraan pelatihan yang dilakukan oleh
penyelenggara Pelatihan, khususnya pada faktor Proses Pembelajaran
cenderung melakukan fungsi controling. Dalam hal ini check and recheck
terhadap apa yang telah direncanakan dan bagaimana realisasinya pada
setiap tahap sebagai berikut :
a. Tahap Persiapan
Sebelum proses pembelajaran dimulai, penyelenggara perlu mengecek
terlebih dahulu terhadap :
1) Kesiapan kelengkapan peserta apakah sudah dibagikan kepada
seluruh peserta. Apabila ada yang belum menerima perlu disiapkan
dan disampaikan sebelum memulai pembelajaran;
2) Kehadiran peserta dan widyaiswara yaitu mengecek kehadiran
peserta dan widyaiswara, karena tanpa kehadiran mereka proses
pembelajaran tidak akan berjalan. Salah satu saja yang hadir maka
proses pembelajaran tidak akan berjalan secara efektif. Apabila
23
widyaiswara berhalangan hadir, maka penyelenggara segera
menghubungi widyaiswara pengganti atau cadangan agar dapat
mengajar. Dalam hal tidak ada widyaiswara yang dapat hadir untuk
mata Pelatihan tersebut, maka penyelenggara dapat mencoba
menukar jadwal mata Pelatihan dengan mempertimbangkan
sekuensi dari mata Pelatihan tersebut;
3) Jadwal, yaitu mengecek dan mencocokan kesesuaian jadwal
dengan kurikulum dan sekuensi dari mata pelatihan tersebut. Hal
ini sangat perlu, karena ada mata-mata pelatihan yang
dipersyaratkan penyampaiannya setekah mata pelatihan tertentu
sudah diterima.
4) Kesiapan dan ketersediaan sarana dan prasarana yang dibutuhkan.
b. Tahap Pelaksanaan
Setelah semua persiapan proses pembelajaran yang terkait dengan
tugas penyelenggara dilaksanakan, maka selanjutnya Penyelenggara
memantau kegiatan :
1) Mengendalikan (memantau atau memonitor dan mengevaluasi)
aktivitas peserta terhadap sikap dan partisipasi selama proses
pembelajaran secara terus menerus menggunakan formulir yang
telah disediakan. Dalam kegiatan pengendalian ini Pengelola
Pelatihan atau penanggungjawab Penyelenggaraan dapat
menugaskan Tenaga Pelatihan (JFU, JFT / Widyaiswra) bertindak
melakukan monitoring atau memantau dan menilai atau evaluasi
secara objektif apa adanya (tidak menambah atau mengurangi hasil
pengendalian);
2) Memantau dan memonitor pelaksanaan kurikulum dalam proses
pembelajaran;
3) Menjaga operasionalisasi fasilitas yang dibutuhkan dalam proses
belajar.
c. Tahap Akhir/Penyelesaian
1) Penyelenggara mengumpulkan hasil evaluasi/umpan balik dari
peserta kepada widyaiswara. Begitu juga sebaliknya penyelenggara
meminta hasil penilaian widyaiswara terhadap peserta. Hasil
penilaian ini akan digabungkan dengan nilai-nilai lainnya sebagai
bagian secara keseluruhan nilai akhir peserta.
2) Merekap hasil evaluasi tersebut untuk disampaikan kepada
widyaiswara bersangkutan.
24
6. Ketatausahaan
Kegiatan Administrasi penyelenggaraan Pelatihan dengan fokus pada faktor
ketatausahaan merupakan kegiatan administrasi dalam arti sempit yang
dapat diartikan sebagai kegiatan tata usaha kantor (clerical works) berupa
catat mencatat, mengetik, menggandakan dan sebagainya. Adapun kegiatan
tersebut dalam setiap tahapannya adalah:
a. Tahap Persiapan
Melakukan kegiatan tata persuratan yang berkaitan dengan rencana
penyelenggaraan, yaitu :
1) Menyusun konsep surat edaran untuk menjaring Peserta Pelatihan
dari unit terkait;
2) Menyebarkan surat edaran tentang Penyelenggaraan Pelatihan
untuk mendapatkan calon peserta Pelatihan dari unit atau instasni
terkait;
3) Menyiapkan surat undangan rapat persiapan Penyelenggaraan
Pelatihan, dan menyampaikan ke Pimpinan Lembaga Pelatihan
untuk mendapat persetujuan tanda tangan;
4) Mengirimkan surat undangan yang telah ditandatangani Pimpinan
Lembaga Pelatihan ke pihak-pihak terkait;
5) Membuat notulen rapat persiapan penyelenggaraan pelatihan;
6) Menyiapkan surat pemanggilan peserta Pelatihan dan
menyampaikan ke Pimpinan Lembaga Pelatihan untuk mendapat
persetujuan dan tanda tangan;
7) Mengirimkan surat pemanggilan calon peserta pelatihan yang telah
ditanda tangani pimpinan Lembaga Pelatihan ke unit kerja atau
instansi pengirim;
8) Menyiapkan dan mengirimkan surat ke Widyaiswara atau Fasilitator
terpilih/terseleksi untuk meminta kesediaannya memberikan mata
pelatihan pada waktu yang telah ditetapkan;
9) Menyiapkan dan mengirimkan surat ke Bagian Umum/Tata Usaha/
Pengadaan Barang dan Jasa tentang permohonan rencana
kebutuhan sarana dan prasarana Pelatihan;
10) Menyiapkan dan mengirimkan surat undangan pembukaan
penyelenggaraan Pelatihan;
11) Menyiapkan dan mengirimkan surat permohonan kesediaan
membuka dan sekaligus memberikan sambutan/arahan kepada
pejabat yang telah disepakati dalam rapat persiapan;
12) Membuat buku Panduan Penyelenggaraan Pelatihan;
25
13) Menyiapkan seluruh formulir yang diperlukan dalam proses
pembelajaran Pelatihan;
14) Menyiapkan surat keterangan bukti mengajar (SPMK);
15) Menyiapkan kuitansi-kuitansi pertanggungjawaban keuangan
b. Tahap Pelaksanaan
1) Menyampaikan surat keterangan bukti mengajar kepada Pengajar;
2) Menyampaikan honorarium mengajar kepada Pengajar;
3) Mengetik surat-surat yang terkait denngan evaluasi kegiatan
Peserta dan Widyaiswara
4) Menyiapkan dan membuat bukti mengajar
5) Mengurus administrasi keuangan Pelatihan
6) Mengetik surat-surat yang terkait dengan evaluasi kegiatan peserta
dan Widyaiswara.
c. Tahap Akhir/penyelesaian
1) Menyiapkan Sertifikat Pelatihan. Format dan siapa yang menanda
tangani Sertifikat tergantung dari jenis Pelatihan (Pelatihan
Pimpinan, Teknis atau Fungsional).
2) Menyiapkan dan menyampaikan surat Pengembalian Peserta ke
unit kerjanya/instansi masing-masing peserta melalui Peserta
3) Membuat laporan penyelenggaraan Pelatihan secara tertetulis
4) Menyelesaikan pertanggung jawaban keuangan berkoordinasi
dengan pejabat yang menangani keuangan (misal Bendahara
Satker).
7. Pengorganisasian
Pembahasan terhadap faktor ini dilakukan tidak tahap demi tahap seperti
kegiatan administrasi yang lain, tetapi pembahasan dilakukan untuk masing-
masing kegiatan yang memang diperlukan dalam penyelenggaraan
pelatihan.
a. Pembentukan Panitia
Kegiatan pembentukan ini biasanya diperlukan oleh organisasi yang
memiliki beban kerja sangat besar. Tetapi Lembaga Pelatihan yang sudah
jelas tugas dan fungsinya tentunya dapat ditangani sendiri kegiatan
Penyelenggaraan Pelatihannya, dan lazimnya pembentukan panitia tidak
diperlukan lagi, karena telah memiliki unit kerja sesuai bidang yang
dapat mendukungnya.
Walaupun tugas dapat ditangani sendiri, sering dijumpai penyebaran
tugas terlihat tidak merata keseluruh anggota SDM pelatihan yang ada,
26
sehingga sering menimbulkan kecemburuan diantara mereka (dalam hal
kesejahteraan karena belum diterapkannnya remunerasi, walaupun
mereka sendiri tidak menyadari apakah memiliki kompetensi yang
memadai untuk mendukung kegiatan yang ada) yang akhirnya timbul
suasana kurang sehat, akibat akhir adalah kinerja menurun (Individu
ataupun Lembaga). Dengan kondisi demikian dan adanya perkembangan
semakin bertambah banyak jumlah program kegiatan yang harus
dilaksanakan dan selesai tepat waktu seperti yang telah direncanakan,
maka tidak bisa dihindari perlunya pembentukan panitia dengan
melibatkan dukungan seluruh SDM dari unit-unit kerja lain.
Kalau kita perhatikan, dengan melibatkan seluruh anggota SDM yang
ada, akan diperoleh hal-hal positif seperti yang diharapkan dalam
reformasi birokrasi, sebagai berikut :
1) Adanya kejelasan tugas pekerjaan masing-masing individu;
2) Memudahkan mengukur beban kerja individu;
3) Diketahui tungkat capaian kinerja (dapat digunakan sebagai dasar
remunerasi untuk menentukan leveling dan grade individu);
4) Tidak adanya penumpukan beban kerja pada satu orang atau satu
unit kerja;
5) Mempermudah pengawasan;
6) Terciptanya suasana kerja yang harminis;
7) Efektivitas dan efisiensi tercapai dalam pencapaian tujuan.
Apabila Panitia diperlukan dalam penyelenggaraan Pelatihan, maka
pengelola Pelatihan dapat menetapkan melalui Keputusan Lembaga
Pelatihan tentang Tim Penyelenggaraan Pelatihan.
27
7) Melaksanakan upacara pembukaan dan penutupan.
c. Pelaksanaan visitasi / studi lapangan / Benchmark
Pada kegiatan ini, yang harus dilakukan oleh Penyelenggara
diantaranya adalah sebagai berikut :
1) Meneliti tujuan dan sasaran kegiatan;
2) Mengecek ketersediaan anggaran dalam DIPA dan RAB (item-item
apa saja yang harus dibiayai)
3) Melakukan penjajagan (advance);
4) Menyampaikan hasil penjajagan kepada Pimpinan Lembaga
Pelatihan
5) Membuat panduan kegiatan visitasi / studi lapangan / benchmark
6) Mengusul kepada Pimpinan Lembaga Pelatihan untuk nama
Pembimbing, Pendamping, Narasumber, dll;
7) Menyiapkan ATK selama kegiatan berlangsung;
8) Menyiapkan transportasi yang akan digunakan;
9) Menyiapkan cindera mata (Plakat, Profil Instansi, dll);
10) Membuat laporan kegiatan.
8. Keuangan
Kegiatan Administrasi penyelenggara Pelatihan terhadap faktor ini, yaitu
Penyelenggara memastikan pendekatan yang digunakan dalam perencanaan
anggaran. Dalam perencanaan anggaran Pelatihan hendaknya
Penyelenggara menggunakan pendekatan analisis biaya. Dengan
pendekatan ini anggaran yang direncanakan benar-benar riil yang akan
digunakan.
Untuk perencanaan anggaran Pelatihan, hendaknya selalu berpedoman
pada kebijakan-kebijakan yang dapat digunakan sebagai acuan, diantaranya
adalah Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan khususnya Kurikulum dan
RBPP. Dalam kurikulum yang sudah baku atau standar terdapat :
a. Jumlah materi pembelajaran;
b. Alokasi waktu per materi;
c. Metode pembelajaran;
d. Media pembelajaran, dll.
Anggaran merupakan salah satu aspek yang harus diputuskan dalam
perencanaan, guna memastikan berapa biaya yang diperlukan untuk
melaksanakan kegiatan. Oleh sebab itu, program Pelatihan yang ideal adalah
Program Pelatihan yang direncanakan dengan matang, baik dan benar dalam
arti mengikuti kebijakan yang berlaku.
28
Dalam perencanaan dan realisasi pada faktor ini, Penyelenggara hanya
terfokus pada biaya langsung, yaitu biaya yang secara riil dibayarkan untuk
terlaksananya program pelatihan. Contoh komponen (item) yang biasanya
terkena biaya langsung :
a. Honorarium widyaiswara;
b. Konsumsi, akomodasi;
c. Transportasi;
d. Bahan ajar (modul, naskah, handout, dll);
e. Fasilitas yang disewa/dibeli (apabila memanfaatkan fasilitas diluar
Lembaga Pelatihan).
a. Sementara itu biaya tidak langsung, yaitu biaya yang hanya ada dalam
perhitungan, tetapi secara riil dibayarkan oleh pihak pengelola
Pelatihan. Contoh komponen (item) yang terkena biaya tidak langsung :
1) Gedung/ruangan pelatihan (jika milik instansi, unit kerja
perusahaan sendiri);
2) Transportasi (jika menggunakan kendaraan unit);
3) Fasilitas Pelatihan (jika sudah disediakan);
4) Dan lain-lain (benda atau jasa) yang tidak dibeli/disewa dari pihak
lain.
5) Dalam anggaran Pelatihan, hendaknya Penyelenggara Pelatihan
harus memperhitungkan dalam merencanakan seluruh biaya baik
langsung maupun tidak langsung. Walaupun kenyataannya
Penyelenggara dalam kegiatan administrasi Penyelenggara
Pelatihan hanya merealisasikan biaya langsung.
C. PELATIHAN ONLINE
Seperti yang sudah diuraikan bahwa era Industri 4.0 saat ini dimana
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi memberikan dampak yang
signifikan dalam beberapa aspek kehidupan manusia. Tak terkecuali aspek
Pendidikan dan pelatihan. Masyarakat dapat dengan mudah memperoleh
pengetahuan atau wawasan dari internet. Banyaknya sumber yang tersebar di
internet memungkinkan masyrakat dapat mengaksesnya
melalui smartphone atau gadget.
29
Sektor pendidikan dan pelatihan kini juga mau tak mau harus dapat beradaptasi
dengan era saat ini. Perkembangan itu dimanfaatkan Lembaga Pendidikan dan
pelatihan dalam penyelenggaraan program pelatihannya. Program tersebut
dikenal sebagai program pelatihan klasikal yang dilakukan secara online.
30
4) Membuat grup chating untuk memudahkan peserta melakukan
komunikasi dengan penyelenggara dan untuk mengawal peserta
dari awal sampai selesai pelatihan
5) Menyampaikan panduan menggunakan LMS dan jadwal pelatihan
melalui grup chating
6) Menyampaikan info untuk persiapan pembukaan kegiatan
pelatihan (link video conference, dresscode, info tambahan lainnya
menyesuaikan dengan kondisi terkini)
7) Menyampaikan update jadwal pelatihan (opsional jika ada
perubahan)
b. Tahap Pelaksanaan
1) Mengingatkan jadwal pembelajaran per hari kepada peserta
2) Mengawal peserta selama pembelajaran
3) Menyampaikan dan mempersilahkan calon peserta mengisi
formulir elektronik dan daftar hadir peserta dalam rangka
mengendalikan proses pembelajaran (memantau dan memonitor
tingkat kehadiran);
4) Merespon pertanyaan dan atau permintaan peserta terkait
penyelenggaraan pembelajaran
5) Memantau sikap dan partisipasi peserta selama proses
pembelajaran online
c. Tahap Penyelesaian
1) Melakukan Rekapitulasi Data peserta (untuk pembuatan sertifikat
dilakukan oleh bagian umum / administrasi)
2) Menyiapkan Surat Pengembalian Peserta (dilakukan oleh
subbidang kepesertaan)
2. Widyaiswara
a. Tahap Persiapan
1) Rapat Persiapan Pelatihan (menyesuaikan dengan persiapan
sebelumnya jika sudah pernah dilakukan rapat, maka untuk
pelatihan lainnya cukup dengan laporan ke pimpinan dan
menerima arahan untuk tindak lanjut)
2) Membuat konsep jadwal pelatihan (akan ada revisi jika ada
penceramah/pengajar dari luar instansi penyelenggara atau
keadaan yang tidak direncanakan seperti banjir atau pengajar
31
berhalangan sehingga jadwal akan diperbarui sesuai
perkembangan konfirmasi kehadiran penceramah maupun
pengajar)
3) Untuk pembelajaran di web : Menyiapkan kelas pada LMS (enrol
nama pengajar sesuai jadwal, menyesuaikan nama pengajar pada
evaluasi yang akan diisi peserta untuk pengajar) “dalam hal ini
bahan tayang dan lain – lain untuk pembelajaran peserta dari
pengajar sudah siap di LMS”
4) Untuk pembelajaran di Zoom Meeting : Menerima link video
conference dari bagian umum (bagian administrasi di unit
penyelenggara)
5) Menyampaikan jadwal dan daftar peserta kepada pengajar
(biasanya link video conference disampaikan juga bersamaan
dengan jadwal, akan diperbarui jika ada perubahan)
6) Menyampaikan info yang dibutuhkan oleh pengajar (opsional jika
ada pertanyaan dari pengajar dan ada arahan pimpinan yang harus
disampaikan kepada tim pengajar)
b. Tahap Pelaksanaan
1) Menyampaikan kembali atau mengingatkan jadwal kepada
pengajar (termasuk link video conference jika kelas akan
berlangsung melalui video conference)
2) Untuk pembelajaran di web : Menyampaikan kehadiran peserta
pada LMS jelang pembelajaran dimulai, Mengawal selama
pembelajaran berlangsung
3) Untuk pembelajaran di video conference : Mengawal selama
pembelajaran berlangsung
4) Merespon pertanyaan dan atau permintaan pengajar untuk hal
baik teknis maupun info lainnya yang dibutuhkan selama (dan
setelah) pembelajaran
c. Tahap Penyelesaian
1) Menyampaikan surat tugas dan SPMK (dari bagian umum /
administrasi di unit penyelenggara)
2) Membuatkan laporan terkait kegiatan pengajar
3. Kurikulum
a. Tahap Persiapan
Dalam langkah ini penyelenggara harus mengawali kegiatan terhadap
32
apa yang telah dan sudah direncanakan, yaitu :
1) Menyiapkan kebijakan-kebijakan yang akan digunakan sebagai dasar
penyelenggaraan Pelatihan, utamanya adalah Pedoman
Penyelenggaraan Pelatihan (sesuai dengan jenisnya) yang akan
dilaksanakan;
2) Mengecek kurikulum, silabi dan Rancang Bangun Pembelajaran
Mata Pelatihan (RBPMP) setiap mata Pelatihan program yang akan
diselenggarakan;
3) Mengecek ketersediaan bahan ajar (modul atau naskah pegangan
Peserta) dalam bentuk softfile dengan format PDF, Video, Audio,
PPT, link web, dll untuk kemudian mengunggahnya ke LMS sebagai
sumber belajar peserta;
4) Menseting waktu/jadwal pelatihan dan membuka akses bahan ajar
di LMS agar bisa diakses oleh user yang terdaftar sebagai peserta
pelatihan.
b. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap kegiatan ini bisa dilakukan oleh tenaga pelatihan yang
ditugaskan oleh Ketua Tim Penyelenggara atau Pimpinan Lembaga
Pelatihan dalam rangka pengendalian untuk :
1) Memantau dan memonitor pelaksanaan kurikulum dalam LMS;
2) Membuat catatan tertulis mengenai pelaksanaan kurikulum
(Ditinjau dari relevansi materi dengan kondisi saat ini dan tujuan
Pelatihan yang ingin dicapai);
c. Tahap Akhir/penyelesaian
1) Mengkompilasi dan mengolah data masukan dari peserta /
pengajar yang masuk ke LMS terkait pelaksanaan kurikulum;
2) Melaporkan secara tertulis kepada pimpinan hasil pelaksanaan
kurikulum;
3) Mendokumentasikan hasil pelaksanaan kurikulum sebagai bahan
penyempurnaan mendatang.
4. Fasilitas
a. Tahap Persiapan
1) Mempersiapkan rumah pelatihan di LMS
2) Mempersiapkan jaringan internet
33
3) Menyiapkan aplikasi video conference
4) Membuat link dan jadwal di video conference
b. Tahap Pelaksanaan
1) Memonitor kondisi jaringan internet dan kondisi kelistrikan
2) Memonitor server dan database LMS
3) Menjadi host video conference
4) Memantau jalannya pelatihan di video conference
5) Melakuan breakout room di video conference
c. Tahap Penyelesaian
1) Membuat laporan penggunaan sarana prasarana
5. Proses belajar
a. Persiapan
1) Mempersiapkan menu rumah pelatihan di LMS
2) Mengunggah sumber belajar ke LMS berupa bahan ajar, modul,
bahan tayang, video, audio, dll di rumah pelatihan yang akan
diselenggarakan
3) Memastikan ruang belajar (video conference room) sudah ada
dengan adanya link yang sudah disiapkan dari bagian persiapan
fasilitas
b. Pelaksanaan
Untuk komponen proses pembelajaran tidak terlalu banyak yang
dilakukan karena semua dilakukan secara online, Penyelenggara cukup
memantau pelaksanaan proses pembelajaran dari awal hingga akhir.
1) Melakuan breakout room di video conference
2) Memantau jalannya pelatihan di video conference
c. Penyelesaian
1) Melakukan rekapitulasi tugas peserta
2) Melakukan rekapitulasi tugas akhir dan membagikan kepada
evaluator
3) Melakukan rekapitulasi hasil evaluasi tenaga pengajar dan
penyelenggaraan di LMS
6. Tata usaha
a. Tahap Persiapan
1) Berkoordinasi dengan pengelola kepesertaan untuk memperoleh
data peserta
2) Berkoordinasi dengan unit data dan informasi untuk pembuatan
34
home e-learning di LMS
3) Menyerahkan data peserta sesuai dengan format ke unit data dan
informasi untuk pembuatan akun e-learning
4) Melakukan enroll tenaga pengajar ke LMS
5) Melakukan editing tanggal dan deadline (tugas, Pre test, post test)
6) Membuat Konsep Surat Tugas Pengajar
7) Membuat formulir elektronik daftar hadir peserta
8) Membuat formulir elektronik biodata pengajar
9) Membuat formulir elektronik berita acara / pengamatan
b. Tahap Pelaksanaan
1) Melakukan rekap hasil pre test dan post test
2) Mengingatkan peserta untuk mengupload tugas sebelum deadline
c. Tahap Penyelesaian
1) Mengingatkan pengajar untuk memberikan penilaian di LMS
2) Melakukan rekapitulasi tugas peserta
3) Melakukan rekapitulasi tugas akhir dan membagikan kepada
evaluator
4) Melakukan rekapitulasi hasil evaluasi tenaga pengajar dan
penyelenggaraan di LMS
5) Menyiapkan kuitansi pembayaran untuk pelatihan yang berbayar
(dilakukan oleh bagian umum / administrasi)
6) Membuat laporan penyelenggaraan pelatihan untuk diserahkan
kepada pimpinan
7. Keuangan
a. Tahap Persiapan
1) Menyusun anggaran meliputi rab, kak, rppa dan data dukung
lainnya
2) Meminta uang muka ke bagian keuangan sesuai dengan anggaran
yang sudah direncanakan (disusun)
3) Meminta kepada peserta surat pernyataan paket data digunakan
4) Membuat formulir isian elektronik peserta terkait nomer rekening
dan bank
b. Tahap Pelaksanaan
1) Pembayaran honorarium tenaga pengajar yang dilakukan dengan
transfer ke rekening bank pengajar/fasilitator
35
2) Pembayaran paket data ke peserta
3) Pembayaran paket link video conference
c. Tahap Penyelesaian
1) Menyiapkan pertanggungjawaban keuangan
2) Menyiapkan kuitansi (honor pengajar/narasumber) beserta
lampirannya (nama peserta yang sudah ditandatangani, bukti
transfer, screenshot paket video conference yang digunakan)
untuk dikirim ke bagian keuangan
8. Pengorganisasian
Dalam komponen administrasi pengorganisasian pelatihan online non
klasikal tidak dilakukan di setiap tahapan seperti komponen administrasi
lainnya. Dalam pelatihan online non klasikal, personil (selain
Penanggungjawab, ketua penyelenggara) yang ditunjuk sebagai panitia
pelatihan dibagi menjadi 3 bagian:
a. Back stage team
1) Team keuangan
2) Team tata usaha : sertifikat, dll
b. On stage team
1) Host, co host
2) Moderator
3) Notulen, pengamat
4) Operator / admin LMS
c. Public relation dan publishing
1) PIC dengan narasumber
2) PIC dengan peserta
D. Latihan
Apa dan bagaimana mekanisme administrasi penyelenggaraan pelatihan secara
rinci terhadap faktor Peserta, Widyaiswara, Kurikulum, Sarana dan Prasarana
untuk model pelatihan klasikal offline dan online.
E. Rangkuman
Sebelum melakukan kegiatan teknis Administrasi pelatihan, maka
Penyelenggara Pelatihan harus berupaya mempersiapkan hal-hal yang
berkaitan dengan rencana penyelenggaraan berupa kebijakan-kebijakan yang
nantinya dapat dilakukan sebagai rujukan atau dasar penyelenggaraan. Dalam
melakukan kegiatan administrasi penyelenggaraan Pelatihan hendaknya kita
36
harus dapat mengetahui dan menjawab pertanyaan yang sering disebut 5 W +
1 H, yaitu model pelatihan apa apa yang akan diadministrasikan apakah
pelatihan klasikal atau non klasikal. Siapa yang melakukan apa, Bilamana
dilakukan, Mengapa dilakukan, Dimana dilakukan dan Bagaimana melakukan
administrasi penyelenggara Pelatihan.
Perlu dicermati pula, bahwa dalam kegiatan Administrasi Penyelenggaraan
Pelatihan, terdapat perbedaan untuk masing-masing tahapan Penyelenggaraan
Pelatihan, yaitu tahapan persiapan (Pra pelatihan), pelaksanaan (Proses
Pelatihan) dan penyelesaian (akhir dan setelah pelatihan). Dalam kegiatan ini
tidak semata-mata terfokus pada administrasi dalam arti luas (kerjasama untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan) dan arti sempit, tetapi juga terfokus
pada administrasi dalam pengertian bahasa Latin, yaitu : melayani, membantu
secara intensif agar tujuan Pelatihan dapat tercapai secara efektif dan efisien.
Jadi intinya tidak hanya pada apa yang diadministrasikan, tetapi secara teknis
bagaimana mengadministrasikan faktor-faktor yang mempengaruhi
keberhasilan penyelenggaraan Pelatihan.
Ada tujuh faktor yang perlu diadministrasikan dan menjadi bidang garapan
penyelenggara dalam administrasi penyelenggaraan Pelatihan. Adapun ketujuh
faktor tersebut yaitu peserta dan widyaiswara (garapan pertama dan kedua).
Interaksi tersebut disebut dengan proses pembelajaran. Dan untuk tercapainya
efektivitas proses pembelajaran, menggunakan sarana dan prasarana Pelatihan.
Garapan administrasi ketiga adalah sarana dan prasarana Pelatihan. Sedangkan
garapan keempat adalah proses pembelajaran. Untuk menunjang proses
pembelajaran perlu ditunjang dengan kegiatan administrasi dalam arti sempit
yaitu ketatausahaan (ini garapan administrasi kelima). Agar penyelenggaraan
Pelatihan terorganisasi dengan baik, maka garapan administrasi keenam adalah
organisasi penyelenggaraan Pelatihan dan yang terakhir dan utama yang
menjadi garapan administrasi adalah keuangan Pelatihan. Masing-masing
garapan administrasi penyelenggaraan Pelatihan tersebut pelaksanaannya
dibedakan dalam tahapan persiapan, pelaksanaan dan tahap akhir atau
penyelesaian.
F. Evaluasi
Setelah mempelajari dan memahami kegiatan pembelajaran faktor-faktor yang
memepengaruhi keberhasilan penyelenggaraan Pelatihan, coba jelaskan dan
jawab pertanyaan dibawah ini :
1. Bagaimana mekanisme penanganan administrasi Pelatihan terhadap faktor
peserta dimulai dari tahap persiapan, pelaksanaan dan penyelesaian?
37
2. Apa dan bagaimana mekanisme penanganan administrasi
penyelenggaraan pelatihan terhadap faktor Widyaiswara/tenaga pengajar
pada tahap pelaksanaan untuk pelatihan klasikal offline dan online?
38
BAB IV
PENUTUP
A. Rangkuman
Pada kenyataannya adminisrasi mempunyai beberapa pengertian, diantaranya
pengertian Administrasi berasal dari bahasa Latin, terdiri dari dua kata yang
memilki arti :
Ad = intensif, Ministrare = melayani, membantu, memenuhi. Jadi Adminstrasi
memiliki arti melayani, membantu secara intensif.
Selain pengertian administrasi sebagaimana tersebut diatas, terdapat
administrasi dalam arti luas adalah merupakan proses rangkaian pengertian
perbuatan, kegiatan kerjasama sekelompok manusia dalam rangka mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Disamping administrasi dalam arti luas, juga
terdapat administrasi dalam arti sempit yaitu “administratie” berasal dari
Bahasa Belanda, yaitu sebagai kegiatan tata usaha kantor (catat mencatat,
mengetik, menggandakan dan sebagainya). Kegiatan ini dalam bahasa Inggris
disebut : Clerical Works.
Pelatihan adalah proses penyelenggaraan belajar mengajar dalam rangka
meningkatkan kemampuan ASN. Salah satu tujuan Pelatihan, adalah
meningkatkan pengetahuan, keahlian, keterampilan, dan sikap untuk dapat
melaksanakan tugas jabatan secara profesional dengan dilandasi kepribadian
dan etika ASN sesuai dengan kebutuhan instansi. Sedangkan sasaran Pelatihan
ASN adalah terwujudnya ASN yang memiliki kompetensi sesuai dengan
persyaratan jabatan masing- masing. Kompetensi adalah kemampuan dan
karakteristik yang dimiliki oleh seorang ASN berupa pengetahuan, keterampilan,
sikap dan perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas jabatannya.
Administrasi Penyelenggaraan Pelatihan adalah “proses atau serangkaian
kegiatan/perbuatan yang intensif dilakukan oleh sekelompok orang yang
bekerjasama/ kooperatif untuk mencapai tujuan Penyelenggara Pelatihan”.
Mencermati makna Administrasi Penyelenggaraan Pelatihan tersebut diatas,
terlihat bahwa dalam proses penyelenggaraan Pelatihan, tujuan tidak akan
dapat dicapau tanpa adanya kerjasama diantara seluruh anggota SDM
pelatihan. Oleh karena itu, setiap anggota SDM Pelatihan hendaknya perlu
menyadari dirinya tidak bisa berdiri sendiri dalam melaksanakan tugas dan
fungsinya, tetapi keterlibatan atau melibatkan orang lain dalam suatu proses
kegiatan Pelatihan sangat penting untuk mencapai tujuan Pelatihan. Sebelum
melakukan kegiatan teknis Administrasi Penyelenggaraan Pelatihan, maka
39
penyelenggara Pelatihan harus berupaya mempersiapkan hal-hal yang
berkaitan dengan rencana penyelenggaraan berupa kebijakan-kebijakan yang
nantinya dapat digunakan sebagai rujukan atau dasar penyelenggaraan. Dalam
melakukan kegiatan administrasi penyelenggaraan penyelenggaraan Pelatihan
hendaknya kita harus dpat mengetahui dan menjawab pertanyaan yang sering
disebut 5 W + 1 H, yaitu apa yang akan diadministrasikan, Siapa melakukan apa,
Bilamana waktunya, Mengapa dilakukan, Dimana dilakukan dan Bagaimana
melakukan administrasi penyelenggaraan Pelatihan.
Tujuan Penyelenggaraan Pelatihan adalah untuk meningkatkan kemampuan
pegawai negeri sipil (PNS). Berkaitan dengan hal tersebut, tujuan Pelatihan
pegawai haruslah menitik beratkan pada peningkatan kompetensi yang
bersangkutan, yang diharapkan agar nantinya memiliki kemampuan dalam
melakukan pekerjaan sesuai standar yang telah ditetapkan, dengan kecepatan
yang telah ditentukan dengan aman dan dalam keadaan normal. Peraturan
Pemerintah Nomor 11 tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil
menyatakan Pelaksanaan Pengembangan Kompetensi dilaksanakan dalam
bentuk pelatihan baik klasikal maupun non klasikal. Pelatihan klasikal dilakukan
melalui proses pembelajaran tatap muka di dalam kelas, paling kurang melalui
pelatihan, seminar, kursus, dan penataran. Sedangan pelatihan non klasikal
dilakukan paling kurang melalui e-leaming, bimbingan di tempat kerja, pelatihan
jarak jauh, magang, dan pertukaran antara PNS dengan pegawai swasta.
Pelatihan dengan model non klasikal dapat di pahami sebagai pelatihan yang
formal formal yang diselenggarakan oleh Lembaga pelatihan yang mana peserta
pelatihan dan pengajarnya berada di lokasi terpisah sehingga memerlukan
sistem telekomunikasi interaktif untuk menghubungkan keduanya dan berbagai
sumber daya yang diperlukan didalamnya. Perkembangan teknologi informasi
dan komunikasi yang pada akhirnya memberikan dampak yang signifikan dalam
pola penyelenggaraan pelatihan secara non klasikal, walau model
penyelenggaraan secara klasikal masih bisa dilakukan. Penggunaan jaringan
internet begitu massif dilakukan baik oleh peserta pelatihan maupun oleh
tenaga pelatihan. Peserta pelatihan dapat dengan mudah memperoleh
pengetahuan atau wawasan dari jaringan internet. Banyaknya sumber yang
tersebar di internet memungkinkan peserta pelatihan dapat mengaksesnya baik
dari computer / laptop maupun melalui smartphone atau gadget.
Perlu dicermati pula, bahwa dalam kegiatan Administrasi Penyelenggaraan
Pelatihan, terdapat perbedaan untuk masing- masing tahapan penyelenggaraan
Pelatihan, yaitu tahapan persiapan (Pra Pelatihan), Pelaksanaan (Proses
Pelatihan), dan penyelesaian (akhir atau setelah pelatihan). Dalam kegiatan ini
40
tidak semata-mata terfokus pada administrasi dalam pengertian bahasa Latin,
yaitu : melayani, membantu secara intensif agar tujuan Pelatihan dapat
tercapai secara efektif dan efisien. Jadi intinya tidak hanya pada apa yang
diadministrasikan, tetapi secara teknis bagaimana mengadministrasikan, tetapi
secara teknis bagaimana mengadministrasikan faktor-faktor yang
mempengaruhi keberhasilan penyelenggaraan Pelatihan.
Pentingnya peranan penyelenggraan Pelatihan yang tergabung dalam susunan
kepanitiaan. Sebagai anggota panitia penyelenggara, para individu bertindak
selaku petugas yang secara teknis melaksanakan aktivitas sesuai dengan
pembagian tugas yang telah ditentukan, namun dalam pelaksanaannya harus
saling berinteraksi dan berkolaborasi untuk mencapai tujuan yang telah
direncanakan. Sebagai anggota SDM Pelatihan yang diberi tugas oleh Pimpinan
Lembaga Pelatihan diantaranya adalah untuk merencanakan susunan
kepanitiaan. Dalam merencanakan susunan kepanitiaan hendaknya harus
mempertimbangkan efektivitas dan efisiensi dalam menentukan anggotanya.
41
DAFTAR PUSTAKA
42