Anda di halaman 1dari 11

Ulangan Tengah Semester Akhlaq Teknik Informatika

Nama : Ghalda Nabila

Kelas : 7A REG BJB

NPM : 19631140

1. Apa pengertian Taqwa dan Ikhlas? Serta Sebutkan Dalil keduanya dari Al-Qur’an/Hadist?
Takwa (bahasa Arab: ‫ تقوى‬taqwā / taqwá ) adalah istilah dalam Islam yang merujuk kepada
kepercayaan akan adanya Allah, membenarkannya, dan takut akan Allah. Menurut Tafsir
Ibnu Katsir, arti dasar dari "takwa" adalah menaati Allah SWT dan tidak bermaksiat
kepada-Nya. Senantiasa mengingat Allah SWT serta bersyukur kepada-Nya tanpa ada
pengingkaran (kufr) di dalamnya. Takwa pada dasarnya merujuk pada sebuah kualitas
yang mutlak dan sangat penting keberadaanya dalam jiwa seorang muslim yang sadar,
karena dengan ketakwaan itu akan senantiasa menjaga dan memelihara dirinya dan
masyarakat lainnya dari segala hal yang dapat merusak dan membinasakan. Adapun
hadist yang menyebutkan keharusan manusia bertaqwa sebagai berikut.
 Allah SWT berfirman dalam QS. Al Baqarah ayat 41 dan 281 sebagai berikut:

ِ ُ‫َو ِإ َّٰيَّ َىفَٱتَّق‬


‫ون‬

Artinya: "dan hanya kepada Akulah kamu harus bertakwa." (QS. Al Baqarah: 41)

Allah SWT berfirman dalam QS. An-Nur ayat 52 sebagai berikut:

َٰٓ
َ‫َو َمنيُطِ عِٱللَّ َه َو َرسُولَهُ َۥويَ ْخشَٱللَّ َه َويَت َّ ْق ِهفَأ ُ ۟و َّٰلَئِ َك ُه ُم ْٱلفَآئ ُِزون‬

Artinya: "Dan barang siapa yang taat kepada Allah dan rasul-Nya dan takut kepada
Allah dan bertakwa kepada-Nya, maka mereka adalah orang-orang yang mendapat
kemenangan." (QS. An-Nur:52)

Secara etimologis ikhlas memiliki arti jujur, tulus dan rela. Sedangkan dalam bahasa Arab,
ikhlas merupakan masdar dari “akhlasa” yang berarti “memurnikan niat; memilih” yang
mana kata dasarnya sendiri adalah khalaṣa yang berarti “selamat; sampai; menjadi murni”.
Ikhlas sendiri bisa didefinisikan sebagai sebuah perbuatan yang sengaja dilakukan sebagai
bentuk ketaatan kepada Allah SWT dan mengharapkan ridha-Nya serta menghapus segala
bentuk keburukan yang ada. Ikhlas dapat dibagi menjadi tiga bagian:

1. Ikhlas Awam

Manusia yang memiliki sifat ikhlas Awam akan menjalankan ibadah kepada Allah SWT
dengan landasan perasaan takut akan siksa Allah SWT dan mengharapkan pahala atas
ibadah yang dilakukan.

2. Ikhlas Khawas

Pemilik sifak ikhlas Khawas akan beribadah kepada Allah SWT dengan harapan agar
menjadi manusia yang lebih dekat dengan Allah SWT dan dengan kedekatannya tersebut
nantinya manusia akan mendapatkan suatu balasan baik dari Allah SWT.

3. Ikhlas Khawas Al-Khawas

Beribadah secara tulus kepada Allah SWT dengan penuh kesadaran merupakan salah satu
ciri manusia yang memiliki sifat ikhlas Khawas Al-Khawas. Manusia dengan sifat ini
menganggap bahwa segala sesuatu merupakan milik Allah SWT dan hanya Allah SWT lah
Tuhan sebenar-benarnya.

Adapun hadist yang menyebutkan keharusan manusia ikhlas dalam kehidupan sebagai
berikut.
1. Allah berfirman dalam QS. Al-A’raf ayat 29 sebagai berikut:

‫ِصينَ َوادْعُوهُ َمس ِْجد كُ ِل ِع ْندَ ُو ُجو َهكُ ْم َوأَقِي ُموا بِ ْال ِقسْطِ َربِي أ َ َم َر قُ ْل‬
ِ ‫تَعُود ُونَ بَدَأَكُ ْم َك َما الدِينَ لَهُ ُم ْخل‬

Artinya: “Katakanlah, ‘Tuhanku menyuruhku untuk berlaku adil. Dan hadapkanlah


wajahmu (kepada Allah) pada setiap shalat, dan sembahlah Dia dengan
mengikhlaskan ibadah semata-mata hanya kepada-Nya. Kamu akan dikembalikan
kepada-Nya sebagaimana kamu diciptakan semula.” (QS Al-A’raf: 29)
2. Allah berfirman dalam QS dalam Surat Ghafir ayat 14 sebagai berikut
‫الد ي َن َو لَ ْو ك َِر هَ الْ كَا ف ُِر و َن‬
ِ ُ ‫ِص ي َن ل َ ه‬
ِ ‫ف َ ا د ْ عُ وا َّللاَّ َ ُم ْخ ل‬

Artinya: “Maka sembahlah Allah dengan tulus ikhlas beragama kepada-


Nya, meskipun orang-orang kafir tidak menyukainya.” (QS Ghafir: 14

2. Apa pengertian Cinta dan Ridho? Serta Sebutkan Dalil keduanya dari Al-Qur’an/Hadist?
Dalam pengertian lain, Islam mengartikan cinta sebagai dasar persaudaraan antarmanusia
dan perasaan yang melandasi hubungannya dengan makhluk lain seperti pada hewan dan
tumbuhan. Cinta dalam pandangan islam sendiri adalah limpahan kasih sayang Allah
kepada seluruh makhluknya sehingga Allah menciptakan manusia dan isinya dengan
segala kesempurnaan. Dalam pengertian lain, islam juga memandang cinta sebagai dasar
persaudaraan antar manusia dan perasaan yang melandasi hubungannya dengan makhluk
lain seperti pada hewan dan tumbuhan. Ibnu Hazm sendiri menyebutkan bahwa cinta
adalah suatu naluri atau insting yang menggelayuti perasaan seseorang terhadap orang yang
dicintainya
Adapun hadist yang menyebutkan cinta sebagai berikut.
3. Allah berfirman dalam QS dalam Al Imran ayat 14 sebagai berikut.

َ ‫ض ِة َو ْال َخي ِْل ْال ُم‬


‫س َّو َم ِة‬ َّ ‫ب َو ْال ِف‬ ِ ‫ط َرةِ مِنَ الذَّ َه‬ َ ‫ير ْال ُمقَ ْن‬
ِ ِ‫ساءِ َو ْالبَنِينَ َو ْالقَنَاط‬ َ ِ‫ت مِنَ الن‬
ِ ‫ش َه َوا‬ ِ ‫ُزيِنَ لِل َّن‬
َّ ‫اس حُبُّ ال‬
‫ب‬ِ ‫َّللا ُ ِع ْندَهُ ُح ْس ُن ْال َمآ‬ َّ ‫ث ۗ َّٰذَلِكَ َمت َاعُ ْال َحيَاةِ الدُّ ْن َيا ۖ َو‬ِ ‫َو ْاْل َ ْنعَ ِام َو ْال َح ْر‬

Artinya: "Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa


yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas,
perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah
kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik
(surga)." (QS. Al Imran ayat 14)
4. Allah berfirman dalam QS dalam Al Hujurat ayat 7 sebagai berikut.

ِ ْ ‫َّب ِإلَ ْيكُ ُم‬


‫اْلي َمانَ َوزَ يَّنَهُ فِي‬ َ َّ ‫َوا ْعلَ ُموا أ َ َّن فِيكُ ْم َرسُو َل َّللاَّ ِ ۚ لَ ْو يُطِ يعُكُ ْم فِي َكثِير مِنَ ْاْل َ ْم ِر لَ َعنِت ُّ ْم َو َّٰلَك َِّن‬
َ ‫َّللا َحب‬
َ‫الرا ِشد ُون‬ َّ ‫ص َيانَ ۚ أُو َّٰ َلئِكَ هُ ُم‬ْ ‫قُلُو ِبكُ ْم َوك ََّر َه ِإلَ ْي ُك ُم ْال ُك ْف َر َو ْالفُسُوقَ َو ْال ِع‬
Artinya: "Dan ketahuilah olehmu bahwa di kalanganmu ada Rasulullah. Kalau ia
menuruti kemauanmu dalam beberapa urusan benar-benarlah kamu mendapat
kesusahan, tetapi Allah menjadikan kamu “cinta” kepada keimanan dan
menjadikan keimanan itu indah di dalam hatimu serta menjadikan kamu benci
kepada kekafiran, kefasikan, dan kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang
mengikuti jalan yang lurus," (QS. AL Hujurat ayat 7).

Kata ridha ( ‫ضا‬


َ ‫)ر‬
ِ berasal dari kata radhiya-yardha-ridwanan (‫ي‬
َ ‫ض‬
ِ ‫ر‬-‫ي‬
َ ‫ض‬ َ ‫ َي ْر‬-‫)رضْوا ًنا‬
ِ yang
berarti senang, suka, rela, menyetujui, puas. Ridha, artinya rela, puas, dan senang terhadap
ketentuan Allah SWT. Orang yang berhati ridha pada Allah memiliki sikap optimistis,
lapang dada, kosong hatinya dari dengki, selalu berprasangka baik, bahkan lebih dari itu,
ia senantiasa memandang baik, sempurna, dan penuh hikmah. Ridha adalah mempercayai
dengan sungguh-sungguh bahwa apa yang menimpa kita baik suka maupun duka adalah
yang terbaik menurut Allah. Dan apapun yang telah di gariskan oleh Allah kepada hamba-
Nya adalah sesuatu yang akan berdampak baik pula bagi hamba-Nya. Adapun hadist yang
menyebutkan ridho sebagai berikut.

5. Allah berfirman dalam QS. dalam Yunus ayat 7 sebagai berikut.

‫اط َمـَٔنُّ ْوا الدُّ ْن َيا بِ ْال َح َّٰيوةِ َو َرض ُْوا ِلقَ ۤا َءنَا يَ ْر ُج ْونَ َل الَّ ِذيْنَ ا َِّن‬
ْ ‫ع ْن هُ ْم َوالَّ ِذيْنَ بِ َها َو‬
َ ‫َّٰغ ِفلُ ْونَ َّٰا َّٰيتِنَا‬

Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang tidak mengharapkan (tidak percaya


akan) pertemuan dengan Kami, dan merasa puas dengan kehidupan dunia serta
merasa tenteram dengan (kehidupan) itu, dan orang-orang yang melalaikan ayat-
ayat Kami,”(Q.S Yunus: 7)
6. Allah SWT berfirman dalam surat An-Nisaa ayat 36:

َ َّ ‫ش ْيئًا ِب ِه ت ُ ْش ِركُوا َو َل‬


‫َّللا َوا ْعبُد ُوا‬ َ ۖ ‫سانًا َو ِب ْال َوا ِلدَي ِْن‬َ ‫ِين َو ْال َيت َا َم َّٰى ْال ُق ْر َب َّٰى َو ِبذِي ِإ ْح‬ َ ‫ار َو ْال َم‬
ِ ‫ساك‬ ِ ‫ْالقُ ْر َب َّٰى ذِي َو ْال َج‬
ِ ‫ب َو ْال َج‬
‫ار‬ ِ ُ‫ب ْال ُجن‬
ِ ِ‫ب َوالصَّاح‬ ِ ‫سبِي ِل َواب ِْن بِ ْال َج ْن‬ ْ ‫ورا ُم ْخت ًَال َكانَ َم ْن يُحِ بُّ َل َّللاَّ َ إِ َّن ۗ أ َ ْي َمانُكُ ْم َملَك‬
َّ ‫َت َو َما ال‬ ً ‫فَ ُخ‬

Artinya: "Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan


sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak, karib-kerabat, anak-
anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan
teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri." (Q.S An
Nisaa:36)

3. Apa pengertian Khauf dan Raja? Serta Sebutkan Dalil keduanya dari Al-Qur’an/Hadist?
Khauf menurut sufi berarti suatu sikap mental marasa takut kepada Allah karena kurang
pengabdiannya. Takut kalau-kalau Allah tidak senang kepadanya. Khauf atau takut tidak
selalu baik (positif) tetapi khauf juga terkadang malah menjadi buruk (negative) apabila
berada pada posisi yang keliru dan salah. Adapaun inti dari pokok pikiran Tasawuf M.
Quraish Shihab tentang khauf adalah memberikan pemahaman bahwa sesungguhnya Allah
adalah Rabb al-‘Alamin yang berarti Allah adalah Pemelihara, Pembimbing. Dari sini
beliau memahami bahwa inti takut sesungguhnya adalah takut karena melihat dan
mengetahui betul akan kebesaran dan kemuliaan yang dimiliki oleh Rabb al-‘Alamin,
sehingga takut untuk melanggar perintah-Nya dan takut untuk melaksanakan larangan-Nya
serta takut tidak melihat maqam-Nya. Di dalam Al- Quran, hampir semua ayat yang
berbicara tentang khauf kepada Allah selalu menggandeng kata Rabb itu membuktikan
bahwa takut sesungguhnya hanya kepada Allah Swt. Adapun dalil yang menyebutkan
mengenai khauf sebagai berikut.
7. Allah berfirman dalam Surat Ali Imran ayat 175 sebagai berikut.

ۡ ُ‫ت َ َعالَى قَ ۡولُه‬: ﴿‫ط َّٰـ ُن ِلكُ ُمَّٰٰذ ِإنَّ َما‬


‫الخ َۡوفِ َودَلِي ُل‬: َ ‫ش ۡي‬ ُ ‫ون تَخَافُوهُمۡ فَ َل أ َ ۡو ِليَآ َء ۥه ُ يُخ َِو‬
َّ ‫ف ٱل‬ ِ ُ‫آل[ ﴾ ُّم ۡؤ ِمنِينَ كُنتُم ِإن َوخَاف‬
‫عمران‬
Artinya, “Itu hanyalah setan yang menakut-nakuti (kalian) dengan teman-
temannya, maka janganlah kalian takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku jika
kalian orang-orang yang beriman.” (QS. Ali ‘Imran: 175)

8. Allah berfirman dalam Surat Al Isra ayat 57 sebagai berikut.

َ‫اب َربِك‬َ َ ‫عذ‬


َ ‫عذَابَهُ إِ َّن‬ ُ ‫أُولَئِكَ الَّذِينَ يَدْعُونَ يَ ْبتَغُونَ إِلَى َربِ ِه ُم ْال َوسِيلَةَ أَيُّ ُه ْم أ َ ْق َر‬
َ َ‫ب َويَ ْرجُونَ َر ْح َمتَهُ َويَخَافُون‬
‫ورا‬ً ُ ‫َكانَ َم ْحذ‬
Artinya: “Orang-orang yang mereka seru itu, mereka sendiri mencari jalan kepada
Tuhan mereka siapa di antara mereka yang lebih dekat (kepada Allah) dan
mengharapkan rahmat-Nya dan takut akan azab-Nya; sesungguhnya azab Tuhanmu
adalah suatu yang (harus) ditakuti.” (QS. Al Isra: 57)

Raja' adalah mengharap keridhoan Allah swt dan rahmad Nya. Ramat adalah segala karunia
Allah swt yang mendatangkan manfa'at dan nikmat. Raja' termasuk akhlakul karimah
terhadap Allah swt,yang manfa'atnya dapat mempertebal iman dan mendekatkan diri kepada
Allah swt.Seorang muslim dan Muslimat yang mengharapkan ampunan Allah swt,bearti ia
mengakui bahwa Allah itu maha pengampun.Muslim dan muslimat yang mengharapkan
yang mengjarapkan agar Allah melimpahkan kebahagiaan didunia dan diakhirat,berarti ia
telah meyakini bahwa Allah maha pengasih dan maha penyayang. Adapun hadist mengenai
Raja sebagai berikut.

9. Allah berfirman dalam Surah Al Kahfi ayat 110 sebagai berikut.

‫صا ِل ًحا َو َل يُ ْش ِر ْك بِ ِعبَادَةِ َربِ ِه أ َ َحدًا‬ َ ‫فَ َم ْن َكانَ يَ ْر ُجو ِلقَا َء َربِ ِه فَ ْليَ ْع َم ْل‬
َ ‫ع َم ًل‬

Artinya: “Untuk itu, barangsiapa yang mengharap perjumpaan dengan Robbnya,


maka hendaklah ia mengerjakan amal shaleh dan janganlah mempersekutukan
dengan apapun dalam beribadah kepada Robbnya” (QS. Al-Kahfi: 110).

10. Allah berfirman dalam Surat Al- Ahzab ayat 21 sebagai berikut.

َ َّ ‫َّللا َو ْال َي ْو َم ْاْلَخِ َر َوذَك ََر‬


ً ‫َّللا َكث‬
‫ِيرا‬ َ ‫َّللاِ أُس َْوة ٌ َح‬
َ َّ ‫سنَةٌ ِل َم ْن َكانَ َي ْر ُجو‬ َّ ‫ول‬ ُ ‫لَقَدْ َكانَ لَكُ ْم فِي َر‬
ِ ‫س‬

Artinya: Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik
bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari
kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (QS. Al Ahzab: 21)

4. Apa pengertian Tawakkal dan Syukur? Serta Sebutkan Dalil keduanya dari Al-
Qur’an/Hadist?
Dalam ajaran Islam, tawakal adalah membebaskan diri dari segala ketergantungan selain
Allah dan menyerahkan keputusan atas segala sesuatunya hanya kepada Allah SWT. Hal
ini pula yang membuat tawakal disebut sebagai perbuatan menyerahkan segala perkara,
ikhtiar, dan usaha kita kepada Allah SWT. Ulama Imam Al Ghazali mendefinisikan tawaka
sebagai penyandaran diri kepada Allah SWT sebagai satu-satunya al-wakiil (tempat
bersandar) dalam menghadapi setiap kepentingan, bersandar kepada-nya saat menghadapi
kesukaran, teguh hati ketika ditimpa bencana, dengan jiwa yang tenang dan hati yang
tentram. Implikasi langsung dari keimanan seseorang dapat terlihat dari tawakal. Sebab
iman tidak hanya percaya akan keberadaan Allah SWT, namun lebih kepada menaruh
kepercayaan kepada-Nya dan menafikan segala sesuatu selain-Nya. Adapun hadits
mengenai tawakal sebagai berikut.
11. Allah berfirman dalam Surah At Thalaq ayat 3 sebagai berikut

‫علَى َيت ََو َّك ْل َو َم ْن‬ َّ ‫َح ْسبُه ُ فَ ُه َو‬


َ ِ‫َّللا‬

Artinya: "Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan
mencukupkan (keperluan)nya." (QS. At Thalaq: 3).
12. Allah berfirman dalam QS. Ibrahim ayat 12:

‫علَى نَت ََو َّك َل أ َ َّل لَنَا َو َما‬ ِ َّ ْ‫ص ِب َر َّن ۚ سُبُلَنَا َهدَانَا َوقَد‬
َ ‫َّللا‬ ْ َ‫ع َل َّٰى َولَن‬
َ ‫علَى ۚ آذَ ْيت ُ ُمونَا َما‬ ِ َّ ‫ْال ُمت ََو ِكلُونَ فَ ْليَت ََو َّك ِل‬
َ ‫َّللا َو‬

Artinya: "Dan mengapa kami tidak akan bertawakal kepada Allah, sedangkan Dia
telah menunjukkan jalan kepada kami, dan kami sungguh, akan tetap bersabar
terhadap gangguan yang kamu lakukan kepada kami. Dan hanya kepada Allah saja
orang yang bertawakal berserah diri." (QS. Ibrahim: 12).

Berdasarkan bahasa, syakartulooha atay syakartu lillaah yang berarti mensykuri nikmat
Allah. Selain itu, syukur juga bisa diartikan sebagai perasaan rasa senang, sehingga dalam
bahasa Arab, syukur, yaitu syakaro-yaskuru-syukron” yang berarti pujian kepada pemberi
kebaikan. Maka dari itu, dapat dikatakan bahwa bersyukur adalah mengucapkan atau
mengungkapkan rasa terima kasih kepada Allah atas nikmat hidup yang telah diberikan.
Sedangkan menurut pengertian, bersyukur berarti mengakui kebajikan. Adapun dalil yang
menyebutkan untuk selalu bersyukur kepada Allah SWT sebagai berikut.

13. Allah berfirman dalam Surah Al-Ankabut ayat 17 sebagai berikut:

َ‫َّللاِ َل يَ ْم ِلكُ ْونَ لَكُ ْم ِر ْزقًا فَا ْبتَغُ ْوا ِع ْند‬ ‫َّللاِ ا َ ْوثَانًا َّوت َ ْخلُقُ ْونَ اِ ْف ًكا ۗا َِّن الَّ ِذيْنَ ت َ ْعبُد ُْونَ م ِْن د ُْو ِن ه‬
‫اِنَّ َما ت َ ْعبُد ُْونَ م ِْن د ُْو ِن ه‬
َ‫الر ْزقَ َوا ْعبُد ُْوهُ َوا ْشكُ ُر ْوا َلهٗ ۗاِ َل ْي ِه ت ُ ْر َجعُ ْون‬
ِ ‫َّللا‬
ِ‫ه‬

Artinya: “Sesungguhnya apa yang kamu sembah selain Allah itu adalah berhala,
dan kamu membuat dusta. Sesungguhnya yang kamu sembah selain Allah itu tidak
mampu memberikan rezki kepadamu: Maka mintalah rezki itu di sisi Allah, dan
sembahlah dia dan bersyukurlah kepada-Nya. Hanya kepada-Nyalah kamu akan
dikembalikan.” (QS. Al-Ankabut:17)

14. Allah berfirman dalam Surah Al-Baqarah ayat 152 sebagai berikut:

‫فَاذْكُ ُر ْونِ َْٰٓي اَذْكُ ْركُ ْم َوا ْشكُ ُر ْوا ِل ْي َو َل ت َ ْكفُ ُر ْو ِن‬

Artinya: “Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula)
kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari
(nikmat)-Ku.” (QS. Al-Baqarah :152)

5. Apa pengertian Muraqabah dan Taubat? Serta Sebutkan Dalil keduanya dari Al-
Qur’an/Hadist?
Muraqabah adalah sifat seseorang yang merasa selalu dilihat dan diawasi oleh Allah SWT.
Dengan adanya sifat ini, orang akan takut untuk melakukan keburukan karena akan selalu
merasa diawasi dan dilihat oleh Allah SWT. Sebagai manusia, jelas kita tidak pernah bisa
untuk melihat Allah SWT, namun jika kita kokoh akan pengetahuan tentang Allah SWT,
nama-nama-Nya, mempercayai bahwa Dia pencipta alam semesta, maka kita akan selalu
merasa Allah SWT sangat dekan dengan diri kita dan enggan untuk berbuat kejahatan.
Ketika bermuraqabah, kita akan selalu ingat waktu untuk bermunajat kepada Allah SWT,
untuk bermuhasabah, dan saat menikmati nikmat yang halal. Adapun dalil menyebutkan
mengenai muraqabah sebagai berikut.
15. Allah berfirman dalam Surah An Nisa ayat 1 sebagai berikut.

‫ّللاَ كَانَ عَلَ ْيكُ ْم َرقِيبًا‬


َ َ‫إِن‬

Artinya “Sesungguhnya Allah itu selalu menjaga dan mengawasi kalian” (QS.An
Nisa [4]:1)
16. Allah berfirman dalam Surah Al Hadid ayat 4 sebagai berikut.

‫تعالى وقَا َل‬: ‫كنتم أينما معكم وهو‬

Artinya: “Dan Dia adalah besertamu di mana saja engkau semua berada.” (Al-
Hadid: 4)

Taubat berasal dari kata kerja taaba. Kata tersebut terbentuk dari huruf ta, wau, dan ba
sehingga menjadi tawaba yang artinya pulang, kembali, dan penyesalan. Taubat adalah
upaya untuk meninggalkan perbuatan dosa dengan diiringi keinginan kuat untuk tidak
mengulanginya lagi. Allah SWT amat menyukai setiap hamba-Nya yang bertaubat.
Adapun dalil mengenai taubat didalam Al-Quran sebagai berikut.

17. Allah berfirman dalam Surah At-Tahrim ayat 8 sebagai berikut:

‫وا ٱلَّذِينَ َّٰيََٰٓأَيُّ َها‬ ۟ ُ‫ٱّلل إِلَى تُوب َُٰٓو ۟ا َءا َمن‬
ِ َّ ً‫صو ًحا ت َْوبَة‬ ُ َّ‫س َّٰى ن‬َ ‫ع‬َ ‫عنكُ ْم يُكَف َِر أَن َربُّكُ ْم‬ َ ‫سيِـَٔاتِكُ ْم‬ َ ‫مِن تَج ِْرى َج َّٰنَّت َويُدْخِ لَكُ ْم‬
‫ٱّللُ يُ ْخ ِزى َل يَ ْو َم ْٱْل َ ْن َّٰ َه ُر ت َحْ تِ َها‬َّ ‫ى‬ ۟ ُ‫ورهُ ْم ۖ َمعَ ۥهُ َءا َمن‬
َّ ‫وا َوٱلَّذِينَ ٱلنَّ ِب‬ ُ ُ‫لَنَا أَتْ ِم ْم َربَّ َنا َٰٓ يَقُولُونَ َوبِأ َ ْي َّٰ َمنِ ِه ْم أ َ ْيدِي ِه ْم بَيْنَ يَ ْسعَ َّٰى ن‬
َ ُ‫ِير ۖ لَ َنا َٰٓ َوٱ ْغف ِْر ن‬
‫ورنَا‬ ٌ ‫إِنَّ َكعَلَ َّٰىكُ ِلش َْىءقَد‬

Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan


taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan
menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang
mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan
Nabi dan orang-orang mukmin yang bersama dia; sedang cahaya mereka memancar
di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: "Ya Rabb
kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; Sesungguhnya
Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu". (QS. At-Tahrim:8)
18. Allah berfirman dalam Surah An-Nisa ayat 17 sebagai berikut.

َٰٓ
‫علَى ٱلت َّ ْوبَةُ إِنَّ َما‬ ِ َّ َ‫وب فَأ ُ ۟و َّٰلَئِكَ قَ ِريب مِن يَتُوبُو َن ث ُ َّم بِ َج َّٰ َهلَة ٱلس َُّٰٓو َء يَ ْع َملُونَ ِللَّذِين‬
َ ‫ٱّلل‬ ُ ُ ‫علَ ْي ِه ْم ٱّللَّ ُ يَت‬
َ ۗ َ‫علِي ًما ٱّللَّ ُ َو َكان‬
َ
‫َحكِي ًما‬

Artinya: "Sesungguhnya taubat di sisi Allah hanyalah taubat bagi orang-orang yang
mengerjakan kejahatan lantaran kejahilan, yang kemudian mereka bertaubat
dengan segera, maka mereka itulah yang diterima Allah taubatnya; dan Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Bijaksana." (QS. An-Nisa: 17)

6. Apa itu Birrul Walidain? Lalu sebutkan Dalilnya dari Al-Qur’an/Hadist! Kemudian
berikan contoh Birrul Walidain!
Birrul Walidain (Arab: ‫ )الوالدين بر‬adalah bagian dalam etika Islam yang menunjukan
kepada tindakan berbakti (berbuat baik) kepada kedua orang tua. Birrul walidain adalah
bagian dalam etika islam yang menunjukan sikap bakti seorang anak kepada kedua
orangtua. Bagi seorang Muslim, berbakti kepada orangtua bukan sekadar untuk memenuhi
tuntunan norma kesopanan, namun sebagai salah satu cara menaati perintah Allah SWT.
Adapun hadit mengenai hal ini sebagai berikut.
19. Allah berfirman dalam Surah An Nisa ayat 36 sebagai berikut.

َ ‫ش ْيئًا َوبِ ْال َوا ِلدَي ِْن ِإ ْح‬


‫سانًا‬ َ ‫َّللا َو َل ت ُ ْش ِركُوا بِ ِه‬
َ َّ ‫َوا ْعبُد ُوا‬

Artinya “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan


sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua.” (QS. An Nisa: 36).

20. Allah berfirman dalam Surah Al Israa ayat 23 sebagai berikut


Artinya:"Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah
selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-
baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai
berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu
mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak
mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia."

Adapun penerapan Birrul walidain dalam kehidupan sehari-hari seperti.

1.Taat kepada orang tua


Selama tidak memerintahkan hal yang mengandung unsur dosa dan maksiat,
maka anak wajib menaatinya. Bila mereka memerintahkan berdosa, menolak pun
harus dengan lemah lembut dan penuh pengertian. Bila memerintah hal yang baik
harus segera dikerjakan meski sedang sibuk melakukan sesuatu.
2. Senantiasa mendoakan kedua orang tua
Dengan terus memanjatkan doa kepada orang tua, maka hal tersebut bisa menjadi
bukti bakti sebagai anak. Wajib bagi anak untuk senantiasa mendoakan orang
tuanya, baik yang masih hidup maupun sudah meninggal.

Anda mungkin juga menyukai