Anda di halaman 1dari 9

PETUNJUK

INDEPTH INTERVIEW
BAGI BUPATI/KEPALA BAPPEDA DAN
KEPALA DINAS KESEHATAN
KABUPATEN SECARA DARING
TENTANG
PELAKSANAAN PROGRAM PENYEHATAN
LINGKUNGAN

TAHUN 2022
1. Pelaksana :
a. Petugas HAKLI Provinsi JawaTimur : Dr.Khambali, ST., MPPM. bersama dengan
petugas HAKLI Kabupaten Nganjuk dan Magetan
b. Petugas HAKLI Provinsi Nusa Tenggara Timur :Micael Johan S. Takesan, SKM, MSi
bersama dengan petugas HAKLI Kabupaten TTS dan Flores Timur

2. Persiapan koordinasi dengan Bupati dan Kepala Dinas Kesehatan tanggal 22 – 23


November 2022

3. Metode In Depth Interview dilaksanakan secara daring melaluizoom meeting yang dapat
diakses melalui :
Meeting ID : 842 3133 1063
Password : 544580

4. Tugas :
a. Menyampaikan surat dari PP HAKLI kepada Bupati dan Kepala Dinas Kesehatan
b. Melakukan konfirmasi ketersediaan waktu Bupati dan Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten terpilih untuk menghadiri zoom meeting

5. Proses Interview :
a. Bupati atau yang mewakili Sekretaris Daerah/ Kepala Bappeda/ Bidang Kesos,
Kepala Dinas Kesehatan atau yang mewakili sekretaris dinas/kepala bidang, tim
HAKLI Provinsi dan tim HAKLI Kabupaten menghadiri pelaksanaan interview secara
daring sesuai dengan waktu yang ditentukan
b. Waktu proses interview selama kurun waktu tanggal 24 November 2022 dengan
pembagian waktu sebagai berikut :
1) 09.00 – 12.00 WIB : Provinsi NTT
2) 13.00 – 16.00 WIB : Provinsi Jawa Timur

6. Pembiayaan
a. Biaya yang disediakan untuk Bupati, Kepala Dinas Kesehatan, 2 (dua) orang tim
provinsi dan 2 (dua) orang tim kabupaten per Kabupaten
b. Biaya yang disediakan berupa honor narasumber.

7. Analisis dan Kesimpulan :


a. Analisisdan pengambilan keseimpulan akan dilakukan oleh Tim Pusat
Lampiran
Informasi yang akan digali dalam In Depth Interview Kepada Bupati/ Wakil Bupati/ Sekda/
Kepala Bappeda/ Bidang Kesos

A. Program Kesehatan
1. Program Kesehatan apa saja yang dilaksanakan di wilayah Bapak/Ibu?
- Seluruh program kesehatan yang ada di Kementerian Kesehatan seperti
KIA, Gizi, Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit, Imunisasi,
Penyehatan lingkungan, Promosi Kesehatan dan lain - lain.
2. Program Kesehatan prioritas apa saja yang Bapak/Ibu ketahui?
- Peningkatan KIA, KB dan Kesehatan Reproduksi
- Percepatan perbaikan Gizi ( salah satunya adalah pencegahan dan
penanganan Stunting)
- Peningkatan pengendalian penyakit
- Penguatan system kesehatan dan Pengawasan Obat dan Makanan
(POM)
- Penguatan Germas
B. Percepatan Penurunan Stunting
1. Bagaimana Kebijakan Bupati terhadap percepatan penurunan stunting?
- Pemkab Magetan sudah melakukan delapan aksi konvergensi
dalam menangani stunting, seperti analisis situasi stunting,
rencana kegiatan, rembug stunting, peraturan bupati tentang
peran desa, pembinaan kader pembangunan manusia, sistem
manajemen data, pengukuran dan publikasi data stunting, serta
review kinerja stunting.
- Dengan menerbitkan kebijakan diantaranya :
a. Peraturan Bupati Magetan Nomor 53 Tahun 2021 Tentang
Percepatan Penurunan dan Pencegahan Stunting Terintegrasi di
Kabupaten Magetan
b. Peraturan Bupati Magetan Nomor 60 Tahun 2021 Tentang Gerakan
Masyarakat Hidup Sehat di Kabupaten Magetan
- Menaikkan Anggaran untuk pencegahan dan penanganan stunting pada
tahun 2022 yang diberikan melalui sejumlah OPD yang terlibat
dalam penanganan stunting, yakni Dinkes, Disnakan, DTPHPKP,
Dinsos, Disdukcapil, Dikpora, DPPKBPP dan PA, serta
beberapa desa/kelurahan terkait.
2. Dalam melaksanakan kegiatan penurunan stunting di daerah Bapak/Ibu
melibatkan tenaga Kesehatan apa saja?
- Medis (Dokter), Perawat, Bidan, Nutrisionis, Analis Kesehatan / Lab,
Sanitarian dan seluruh Stakeholder Kesehatan yang ada di Kabupaten
Magetan
3. Menurut Bapak/Ibu adakah keterkaitan stunting dengan kondisi sanitasi
Lingkungan?
- Sanitasi lingungan secara tidak langsung mempengaruhi Gizi Balita.
Sanitasi yang buruk dapat menimbulkan penyakit infeksi pada balita
seperti penyakit diare dan kecacingan yang dapat mengganggu proses
pencernaan dalam proses penyerapan nutrisi / dapat menyebabkan
berat badan turun, jika kondisi ini terjadi dalam waktu yang lama dapat
mengakibatkan masalah stunting.
- Lingkungan yang tidak bersih menyebabkan balita rentan menderita
penyakit infeksi sehingga balita beresiko stunting.
4. Bagaimana pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi dalam Rangka Percepatan
Penurunan Stunting?
a. Bupati melakukan monitoring dan evaluasi terhadap
pelaksanaan pencegahan stunting.
b. Monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan
pencegahan
stunting di Kabupaten dilakukan oleh Tim Koordinasi
Percepatan Penurunan dan Pencegahan Stunting
Terintegrasi.
c. Hasil monitoring dan evaluasi pencegahan stunting
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaporkan kepada
Bupati secara berkala setiap 1 (satu) tahun sekali atau
apabila sewaktu-waktu diperlukan.
5. Bagaimana strategi Bapak/Ibu dalam mencapai target Percepatan Penurunan
Stunting (14%) sesuai dengan Perpres No. 72 Tahun 2021?
- Melalui dua upaya yaitu pencegahan dan intervensi
a. Pencegahan : dimulai dari remaja, calon pengantin, ibu hamil,
balita, anak
b. Intervensi : melalui program rujukan stunting Aksi Cegah Stunting
secara mandiri melalui poros Posyandu Puskesmas RSUD (sudah
terlaksana di 22 Puskesmas)
C. Program Penyehatan Lingkungan
1. Bagaimana kebijakan Bupati terhadap program kabupaten sehat?
- Dengan diterbitkannya SK Tim Pembina dan Forum Kabupaten Sehat
Kabupaten Magetan Tahun 2021
- Memberikan dukungan dana melalui APBD yang setiap tahunnya
mengalami peningkatan
- Mengoptimalkan peran serta OPD terkait dalam pelaksanaan Kabupaten
Sehat serta mendorong peran serta masyarakat dan swasta dalam
pelaksanaan Kabupaten Sehat di Kabupaten Magetan
2. Bagaimana kebijakan Bupati terhadap penempatan Tenaga Kesehatan di Desa?
- Sampai dengan saat ini di setiap desa sudah ada perawat dan bidan
desa, namun belum ada tenaga kesehatan lainnya seperti tenaga
nutrisionis maupun sanitarian.
3. Bagaimana Kebijakan Bupati terhadap Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
(STBM)?
Kebijakan Bupati Magetan diantaranya :
a. Instruksi Bupati Magetan Nomor 1 Tahun 2011 tentang Magetan
terbebas dari buang air besar tidak sehat (ODF) tahun 2014
b. Instruksi Bupati Magetan Nomor 4 Tahun 2011 tentang Gerakan
bersama menuju Magetan yang bersih, sehat, ramah lingkungan
dan indah (MAGETAN BERSERI)
c. Surat Edaran Bupati Magetan Nomor 443.5/2095/403.102/2013
tentang Optimalisasi kegiatan mewujudkan Magetan terbebas dari
buang air besar di sembarang tempat (ODF) tahun 2014
d. Dukungan dana untuk kegiatan pemberdayaan masyarakat agar
terbebas dari perilaku buang air besar di sembarang tempat.
e. Program pembangunan rumah tidak layak huni di Kabupaten
Magetan dilengkapi dengan sarana sanitasi dasar (jamban
keluarga).
f. Dimasa pandemic covid – 19 diterbitkan edaran Bupati tentang
penyediaan Saran Cuci Tangan Paai Sabun (CTPS) dan sampai
saat ini masih ada tersedia di masyarakat sebagai wujud
pelaksanaan Pilar ke 2 STBM yaitu Cuci Tangan Pakai Sabun dan
Air Mengalir
g. Penganggaran dana untuk peningkatan kualitas jamban di Dinas
Kesehatan, IPAL komunal di Dinas PUPR, dan TPS 3R di DLH.
4. Bagaimana menurut Bapak/Ibu pelaksanaan program air minum, jamban
keluarga/ sanitasi dalam rangka pencapaian target SDGs?
- Terus diupayakan peningkatan pemenuhan akses maupun kualitas
dengan terus meningkatkan penganggaran dan mendorong peran serta
masyarakat dan swasta secara optimal
- Pengawasan kualitas air PDAM melalui pengawasan Internal oleh
Pengelola dan Pengawasan Eksternal oleh Dinas Kesehatan
5. Bagaimana kebijakan Bupati terhadap pasar sehat, Tempat Pengelolaan
Pangan (TPP) sehat, Tempat dan Fasilitas Umum (TFU) sehat, tempat wisata
sehat, pemukiman sehat, dan tempat kerja sehat (perkantoran dan industri)?
- Kebijakan Bupati Magetan diantaranya :
a. Keberadaan program yang mendukung terkait Pasar Sehat
terdapat dalam Renstra Perubahan Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Kabupaten Magetan Tahun 2018 -2023, Perda No.
03 Tahun 2021 tentang Perlindungan, Pembinaan & Penataan
Pasar
b. Kebijakan terhadap Tempat Pengelolaan Pangan (TPP) berupa :
- Penyederhanaan Proses Perijinan
- Pembinaan TPP oleh lintas OPD terkait
- Bimbingan Teknis tentang Higiene Sanitasi oleh Dinas Kesehatan
c. Kebijakan terhadap Tempat dan Fasilitas Umum (TFU) berupa :
- Perbaikan fisik bangunan, Penataan fasilitas pendukung menjadi
lebih bersih dan sehat
- Pengawasan dan monitoringdari Dinas Kesehatan melalui kegiatan
Inspeksi Sanitasi Lingkungan (IKL) oleh Sanitarian
6. Bagaimana kebijakan Bupati terhadap pengelolaan limbah padat (sampah),
serta limbah cair domestik dan infeksius?
- Di Kabupaten Magetan kebijakan pengelolaan limbah padat
(sampah ) domestik telah dibuat dan ditetapkan dalam bentuk
Perda Nomor : 06 Tahun 2013 tentang Pengelolaan Sampah
- Untuk pengelolaan limbah padat
7. Apakah mungkin pemerintah daerah menyusun peraturan daerah sebagai
dukungan terhadap program penyehatan lingkungan?
- Mengingat begitu kompleksnya permasalahan kesehatan lingkungan
yang harus dituntaskan tentu sangat diperlukan adanya kebijakan
pemerintah dalam bentuk peraturan daerah yang dapat mendukung,
melindungi, dan mempercepat tercapainya kualitas penyehatan lingkungan
yang optimal.
Informasi yang perlu digali dalam In Depth Interview Kepada Kepala/ Sekretaris Dinas
Kesehatan Kabupaten / Kepala Bidang

1. Bagaimana perencanaan program penyehatan lingkungan di Dinas Kesehatan


Kabupaten Anda?
Perencanaan Program Penyehatan Lingkungan di Dinas Kesehatan mengacu
pada RPJMD, Renstra, Indek Kinerja Program (IKP), dengan prioritas kegiatan :
- Presentase desa/kelurahan STBM sebanyak 90 %
- Jumlah Desa /Kelurahan Sehat sebanyak 235 Desa / Kelurahan
- Presentase sarana air minum yang diawasi/diperiksa kualitas air minumnya sesuai standar
sebanyak 76%.
2. Bagaimana implementasi program penyehatan lingkungan dalam rangka penurunan
stunting?
- Melalui 5 Pilar STBM yaitu : Stop Buang Air Besar Sembarangan (Stop BABS),
Cuci Tangan Pakai Sabun dan Air Mengalir, Mengelola Makanan dan Minuman
secara aman, Mengelola Sampah Rumah Tangga, Mengelola Limbah cair
rumah tangga diharapkan dapat mencegah terjadinya kesakitan yang secara
langsung dapat berpengaruh pada penurunan stunting
3. Bagaimana keterlibatan tenaga sanitasi lingkungan dalam percepatan penurunan
stunting di bawah koordinasi BKKBN?
Tenaga Sanitasi yang tersebar di seluruh Puskesmas dan hampir sebagian
besar kegiatannya di lapangan tentunya sangat strategis untuk dilibatkan
dalam percepatan penurunan stunting
4. Apa pendapat anda ketersediaan tenaga sanitasi lingkungan di wilayah anda dalam
melaksanakan program penyehatan lingkungan?
5. Bagaimana implementasi program penyehatan lingkungan dalam rangka STBM?
6. Bagaimana implementasi pasar sehat, Tempat Pengelolaan Pangan (TPP) sehat,
Tempat dan FasilitasUmum (TFU) sehat, tempat wisata sehat, pemukiman sehat,
dan tempat kerja sehat (perkantoran dan industri)?
- Implementasi Pasar Sehat : Sementara ini baru sebatas pembentukan Pokja
Pasar Sehat dan Pembinaan Pos UKK
- Implementasi Tempat Pengelolaan Pangan (TPP) Sehat : melalui kegiatan
Peningkatan Kapasitas Penjamah Makanan pada TPP, Survei Penerapan
Hygiene Sanitasi Pada TPP, Penerbitan Sertifikat Laik Hygiene Sanitasi
- Implementasi Tempat dan Fasilitas Umum (TFU) Sehat : Melakukan
Pengawasan dan Monitoring melalui kegiatan Inspeksi Sanitasi Kesehatan
Lingkungan (IKL) pada TFU
- Implementasi pada Tempat Wisata Sehat : Melalui Kegiatan Inspeksi
Kesehatan Lingkungan (IKL) dalam rangka penerbitan Sertifikat Laik Sehat
Sektor Akomodasi
- Implementasi Permukiman Sehat dan Tempat Kerja Sehat : Melalui Program
Kabupaten/Kota Sehat, dengan melakukan pembinaan kawasan unggulan
untuk tatanan Permukiman Sarana dan Prasarana Sehat, Tatanan Industri dan
Perkantoran Sehat.
7. Bagaimana implementasi pengelolaan limbah padat (sampah) dan limbah cair
domestic serta infeksius?
8. Bagaimana pendayagunaan tenaga sanitasi lingkungan dalam penurunan angka
penyakit berbasis Lingkungan (diare, malaria, ISPA, DBD, TBC, dll)?
- Melalui Program Yankesling/ Klinik Sanitasi di Puskesmas yang kegiatannya
meliputi : pemberian konseling bagi penderita Penyakit Berbasis Lingkungan
( Diare, Kulit Infeksi, ISPA, DBD, TBC dll ), Kunjungan Rumah, Intervensi/
pemecahan masalah kesling
9. Bagaimana pencapaian akses air minum dan sanitasi dalam rangka target SDGs?
- Untuk peningkatan kuantitas / jumlah jaringan perpipaan menjadi
tanggungjawab Dinas PUPR, sedangkan Dinas kesehatan melaksanakan
pengawasan kualitas air melalui kegiatan pengambilan dan pemeriksaan
sampel air
10. Peran apa yang diharapkan dari Organisasi Profesi dalam rangka pendayagunaan
TSL untuk melaksanakan program sanitasi lingkungan di wilayah Anda?
11. Penghargaan apa sajakah yang sudah diterima di bidang kesehatan Lingkungan di
wilayah Anda?
12. Berapa persen pembiayaan yang dialokasikan untuk bidang sanitasi lingkungan yang
berasal dari APBD?
13. Bagaimana ketersediaan peralatan sanitarian kit/kesling kit di Puskesmas?
14. Kendala apa yang ditemukan dalam pelaksanaan program penyehatan lingkungan?

Anda mungkin juga menyukai