Anda di halaman 1dari 13

HASIL ANALISA KURIKULUM 2013 (SMA/MA)

Oleh: Mariana Judding (20100114024) PAI-2

1. Pengertian kurikulum 2013

Kurikulum 2013 sering disebut juga dengan kurikulum berbasis karakter. Kurikulum ini

merupakan kurikulum baru yang dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia. Kurikulum 2013 sendiri merupakan sebuah kurikulum yang mengutamakan

pada pemahaman, skill, dan pendidikan berkarakter, dimana siswa dituntut untuk paham atas

materi, aktif dalam proses berdiskusi dan presentasi serta memiliki sopan santun dan sikap

disiplin yang tinggi. Kurikulum ini secara resmi menggantikan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan yang sudah diterapkan sejak 2006 lalu.

2. Landasan hukum kurikulum 2013

a. UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, pada pasal 2 ayat (3)

menyatakan bahwa:

“Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak

serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan

bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.

b. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005

“Suatu jenjang atau satuan pendidikan, Standar Kompetensi Lulusan mencakup sikap,

pengetahuan, dan keterampilan “.

3. Pengambilan Keputusan dalam pengembangan kurikulum 2013

Kurikulum 2013 merupaka kurikulum yang pengembangannya bersifat sentralisasi atau

disebut juga TOP DOWN, artinya pengambilan keputusan dari atas ke bawah. Untuk sekolah

umum mulai dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan pada tingkat pusat, kemudian Dinas
Pendidikan Pemuda dan Olahraga di tingkat provinsi, dan kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan

Olahraga di tingkat kabupaten. Sedangkan pada madrasah dimukai dari kementrian agama pada

tingkat pusat, Kanwil Kementrian Agama di tingkat provinsi, Kementrian Agama pada tingkat

Kabupaten/kota. Kebijakan kurikulum yang sudah dikembangkan dari atas disebarkan di

sekolah-sekolah.

4. Prinsip pembelajaran pada kurikulum 2013

a. Dari siswa diberi tahu menuju siswa mencari tahu.

Pembelajaran mendorong siswa menjadi pembelajar aktif, pada awal pembelajaran guru
tidak berusaha untuk meberi tahu siswa karena itu materi pembelajaran tidak disajikan dalam

bentuk final. Pada awal pembelajaran guru membangkitkan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu

fenomena atau fakta lalu mereka merumuskan ketidaktahuannya dalam bentuk pertanyaan. Jika

biasanya kegiatan pembelajaran dimulai dengan penyampaian informasi dari guru sebagai

sumber belajar, maka dalam pelaksanaan kurikulum 2013 kegiatan inti dimulai dengan siswa

mengamati fenomena atau fakta tertentu.

b. Dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka sumber.

Pembelajaran berbasis sistem lingkungan. Dalam kegiatan pembelajaran membuka

peluang kepada siswa sumber belajar seperti informasi dari buku siswa, internet, koran,

majalah, referensi dari perpustakaan yang telah disiapkan. Pada metode proyek, pemecahan

masalah, atau inkuiri siswa dapat memanfaatkan sumber belajar di luar kelas. Dianjurkan pula

untuk materi tertentu siswa memanfaatkan sumber belajar di sekitar lingkungan masyarakat.

Tentu dengan pendekatan ini pembelajaran tidak cukup dengan pelaksanaan tatap muka dalam

kelas.

c. Dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan penggunaan pendekatan ilmiah.

Pergeseran ini membuat guru tidak hanya menggunakan sumber belajar tertulis sebagai

satu-satunya sumber belajar siswa dan hasil belajar siswa hanya dalam bentuk teks. Hasil belajar

dapat diperluas dalam bentuk teks, disain program, mind maping, gambar, diagram, tabel,
kemampuan berkomunikasi, kemampuan mempraktikan sesuatu yang dapat dilihat dari lisannya,

tulisannya, geraknya, atau karyanya.

d. Dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis kompetensi.

Pembelajaran tidak hanya dilihat dari hasil belajar, tetapi dari aktivitas dalam proses

belajar. Yang dikembangkan dan dinilai adalah sikap, pengetahuan, dan keterampilannya.

e. Dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu, mata pelajaran dalam pelaksanaan

kurikulum 2013 menjadi komponen sistem yang terpadu.


Semua materi pelajaran perlu diletakkan dalam sistem yang terpadu untuk menghasilkan

kompetensi lulusan. Oleh karena itu guru perlu merancang pembelajaran bersama-sama,

menentukan karya siswa bersama-sama, serta menentukan karya utama pada tiap mata pelajaran

bersama-sama, agar beban belajar siswa dapat diatur sehingga tugas yang banyak, aktivitas yang

banyak, serta penggunaan waktu yang banyak tidak menjadi beban belajar berlebih yang

kontraproduktif terhadap perkembangan siswa.

f. Dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju pembelajaran dengan jawaban

yang kebenarannya multi dimensi.

Di sini siswa belajar menerima kebenaran tidak tunggal. Siswa melihat awan yang sama

di sebuah kabupaten. Mereka akan melihatnya dari tempatnya berpijak. Jika ada sejumlah siswa

yang melukiskan awan pada jam yang sama dari tempat yang berjauhan, mereka akan

melukiskannya berbeda-beda, semua benar tentang awan itu, benar menjadi beragam.

g. Dari pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif.

Pada waktu lalu pembelajaran berlangsung ceramah. Segala sesuatu diungkapkan dalam

bentuk lisan guru, fakta disajikan dalam bentuk informasi verbal, sekarang siswa harus lihat

faktanya, gambarnya, videonya, diagaramnya, teksnya yang membuat siswa melihat, meraba,

merasa dengan panca indranya. Siswa belajar tidak hanya dengan mendengar, namun dengan

menggunakan panca indra lainnya.


h. Peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills) dan keterampilan

mental (softskills).

Hasil belajar pada rapot tidak hanya melaporkan angka dalam bentuk pengetahuannya,

tetapi menyajikan informasi menyangkut perkembangan sikapnya dan keterampilannya.

Keterampilan yang dimaksud bisa keterampilan membacan, menulis, berbicara, mendengar yang

mencerminkan keterampilan berpikirnya. Keterampilan bisa juga dalam bentuk aktivitas dalam

menghasilkan karya, sampai pada keterampilan berkomunikasi yang santun, keterampilan

menghargai pendapat dan yang lainnya.


j. Pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan siswa sebagai

pembelajar sepanjang hayat.

Ini memerlukan guru untuk mengembangkan pembiasaan sejak dini untuk melaksanakan

norma yang baik sesuai dengan budaya masyarakat setempat, dalam ruang lingkup yang lebih

luas siswa perlu mengembangkan kecakapan berpikir, bertindak, berbudi sebagai bangsa, bahkan

memiliki kemampuan untuk menyesusaikan dengan kebutuhan beradaptasi pada lingkungan

global. Kebiasaan membaca, menulis, menggunakan teknologi, bicara yang santun merupakan

aktivitas yang tidak hanya diperlukan dalam budaya lokal, namun bermanfaat untuk

berkompetisi dalam ruang lingkup global.

k. Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing ngarso sung

tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan mengembangkan kreativitas

siswa dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani).

Di sini guru perlu menempatkan diri sebagai fasilitator yang dapat menjadi teladan,

memberi contoh bagaimana hidup selalu belajar, hidup patuh menjalankan agama dan prilaku

baik lain. Guru di depan jadi teladan, di tengah siswa menjadi teman belajar, di belakang selalu

mendorong semangat siswa tumbuh mengembangkan pontensi dirinya secara optimal.


i. Pembelajaran berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat.

Karena itu pembelajaran dalam kurikulum 2013 memerlukan waktu yang lebih banyak

dan memanfaatkan ruang dan waktu secara integratif. Pembelajaran tidak hanya memanfaatkan

waktu dalam kelas.

j. Pembelajaran menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja adalah siswa, dan

di mana saja adalah kelas.

Prinsip ini menandakan bahwa ruang belajar siswa tidak hanya dibatasi dengan dinding
ruang kelas. Sekolah dan lingkungan sekitar adalah kelas besar untuk siswa belajar. Lingkungan

sekolah sebagai ruang belajar yang sangat ideal untuk mengembangkan kompetensi siswa. Oleh

karena itu pembelajaran hendaknya dapat mengembangkan sistem yang terbuka.

k. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk meningkatkan efisiensi dan

efektivitas pembelajaran.

Di sini sekolah perlu meningkatkan daya guru dan siswa untuk memanfaatkan TIK. Jika

guru belum memiliki kapasitas yang mumpuni siswa dapat belajar dari siapa pun. Yang paling

penting mereka harus dapat menguasai TIK sebab mendapatkan pelajaran dengan dukungan TIK

atau tidak siswa tetap akan menghadapi tantangan dalam hidupnya menjadi pengguna TIK. Jika

sekolah tidak memfasilitasi pasti daya kompetisi siswa akan jomplang daripada siswa yang

memeroleh pelajaran menggunakannya.

l. Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya siswa.

Cita-cita, latar belakang keluarga, cara mendapat pendidikan di rumah, cara pandang,

cara belajar, cara berpikir, keyakinan siswa berbeda-beda. Oleh karena itu pembelajaran harus

melihat perbedaan itu sebagai kekayaan yang potensial dan indah jika dikembangkan menjadi

kesatuan yang memiliki unsur keragaman. Hargai semua siswa, kembangkan kolaborasi, dan

biarkan siswa tumbuh menurut potensinya masing-masing dalam kolobarasi kelompoknya.


5. Pendekatan Pembelajaran Kurikulum 2013

Dalam Pengembangan Kurikulum 2013 diisyaratkan bahwa proses pembelajaran yang

dikehendaki adalah pembelajaran yang mengedepankan pengalaman personal melalui observasi

(menyimak, melihat, membaca, mendengar), asosiasi, bertanya, menyimpulkan, dan

mengkomunikasikan. Disebutkan pula, bahwa proses pembelajaran yang dikehendaki adalah

proses pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (student centered active learning) dengan

sifat pembelajaran yang kontekstual. (Sumber: Pengembangan Kurikulum 20013, Bahan Uji

Publik, Kemendikbud)
Pada penerapan (implementasi Kurikulum 2013) di lapangan (baca: sekolah), guru salah

satunya harus menggunakan pendekatan ilmiah (scientific), karena pendekatan ini lebih efektif

hasilnya dibandingkan pendekatan tradisional. Artinya, dalam proses pembelajaran, siswa

dibelajarkan dan dibiasakan untukmenemukan kebenaran ilmiah, bukan diajak untuk beropini

apalagi fitnah dalammelihat suatu fenomena. Mereka dilatih untuk mampu berfikir logis, runut

dansistematis, dengan menggunakan kapasistas berfikir tingkat tinggi (High OrderThingking).

Berikut ini tujuah (7) kriteria sebuah pendekatan pembelajaran dapat dikatakan sebagai

pembelajaran scientific (Pendekatan Ilmiah), yaitu:

a. Materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika

atau penalaran tertentu; bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata.

b. Penjelasan guru, respon siswa, dan interaksi edukatif guru-siswa terbebas dari prasangka

yang serta-merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir

logis.

c. Mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis, analistis, dan tepat dalam

mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan materi

pembelajaran.

d. Mendorong dan menginspirasi siswa mampu berpikir hipotetik dalam melihat perbedaan,

kesamaan, dan tautan satu sama lain dari materi pembelajaran.


e. Mendorong dan menginspirasi siswa mampu memahami, menerapkan, dan mengembangkan

pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon materi pembelajaran.

f. Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggungjawabkan.

g. Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik sistem

penyajiannya.

6. Penilaian hasil belajar pada kurikulum 2013

Pendekatan penilaian yang digunakan adalah penilaian acuan criteria (PAK). PAK

merupakan panilaian pencapaian kompetensi yang didasarkan pada criteria ketuntasan minimal
(KKM). KKM merupakan criteria ketuntasan belajar minimal yang ditentukan oeh satuan

pendidikan dengan mempertimbangkan karakteristik Kompetensi Dasar yang akan dicapai, daya

dukung, dan karakteristik peserta didik.

Penilaian hasil belajar pesrta didik mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan

keterampilan yang dilakukan secara berimbang sehingga dapat digunakan untuk menentukan

posisi relative setiap peserta didik terhadap standar yang telah ditetapkan. Cakupan penilaian

merujuk pada ruang lingkup materi, kompetensi mata pelajaran/kompetensi muatan/kompetensi

program, dan proses.

o Penilaian kompetensi sikap

Pendidik melakukan penilaian kompetensi sikap melalui observasi, penilaian diri,

penilaian “teman sejawat” (peer evaluation) oleh peserta didik dan jurnal. Instrumen yang

digunakan adalah daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang disertai rubric, sedangkan

pada jurnal berupa catatan pendidik.

o Penilaian kompetensi pengetahuan

Pendidik menilai kompetensi pengetahuan melalui tes tulis, tes lisan dan penugasan.

o Penilaian kompetensi keterampilan

Pendidik menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian yang

menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan menggunakan tes
praktik,projek, dan penilaian portofolio. Instrument yang digunakan berupa daftar cek atau skala

penilaian (rating scale) yang dilengkapi rubrik.

7. Struktur Kurikulum SMA/MA

Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus ditempuh

oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran kedalam muatan kurikulum setiap mata

pelajaran pada setiap tahun pendidikan dituangkan dalam kompetensi yang harus dikuasai

peserta didik sesuai dengan beban belajar yang tercantum dalam kurikulum ( Muhaimin,

2008 :22) sedangkan struktur kurikulum menurut Farid Firmansyah adalah pola dan susunan
mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan pelayanan kedalam

muatan kurikulum pada setiap mata pelajaran dituangkan dalam kompetensi kompetensi yang

dimaksud, terdiri atas standar kompetensi, kompetensi dan kompetensi dasar yang dikembangkan

berdasarkan standar kompetensi lulusan yang harus dikuasai peserta didik sesuai dengan beban

belajar yang tercantum dalam struktur kurikulum. Struktur kurikulum menggambarkan

konseptualisasi konten kurikulum dalam bentuk mata pelajaran, posisi konten/ mata pelajaran

dalam kurikulum, distribusi konten/ mata pelajaran dalam semester atau tahun, beban belajar

untuk mata pelajaran dan beban belajar per minggu untuk setiap siswa. Struktur kurikulum

adalah juga merupakan aplikasi konsep pengorganisasian konten dalam sistem belajar dan

pengorganisasian beban belajar dalam sistem pembelajaran. Pengorganisasian konten dalam

sistem belajar yang digunakan untuk kurikulum yang akan datang adalah sistem semester

sedangkan pengorganisasian beban belajar dalam sistem pembelajaran berdasarkan jam pelajaran

per semester

Struktur kurikulum adalah gambaran mengenai penerapan prinsip kurikulum mengenai

posisi seorang siswa dalam menyelesaikan pembelajaran di suatu satuan atau jenjang pendidikan.

Dalam struktur kurikulum menggambarkan ide kurikulum mengenai posisi belajar seorang siswa

yaitu apakah mereka harus menyelesaikan seluruh mata pelajaran yang tercantum dalam struktur

ataukah kurikulum memberi kesempatan kepada siswa untuk menentukan berbagai pilihan.
Struktur kurikulum terdiri atas sejumlah mata pelajaran dan beban belajar pada setiap satuan

pendidikan

Struktur kurikulum SMA/MA terdiri atas:

o Kelompok mata pelajaran wajib yaitu kelompok A dan kelompok B. Kelompok A adalah

mata pelajaran yang memberikan orientasi kompetensi lebih kepada aspek kognitif dan

afektif sedangkan kelompok B adalah mata pelajaran yang lebih menekankan pada aspek

afektif dan psikomotor.

o Kelompok Mata Pelajaran Peminatan terdiri atas 3 (tiga) kelompok yaitu Peminatan
Matematika dan Sains, Peminatan Sosial, dan Peminatan Bahasa.

o Mata Pelajaran Pilihan Lintas Minat yaitu mata pelajaran yang dapat diambil oleh peserta

didik di luar Kelompok Mata Pelajaran Peminatan yang dipilihnya tetapi masih dalam

Kelompok Peminatan lainnya. Misalnya bagi peserta didik yang memilih Kelompok

Peminatan Bahasa dapat memilih mata pelajaran dari Kelompok Peminatan Sosial

dan/atau Kelompok Peminatan Matematika dan Sains.

o Mata Pelajaran Pendalaman dimaksudkan untuk mempelajari salah satu mata pelajaran

dalam kelompok Peminatan untuk persiapan ke perguruan tinggi.

o Mata Pelajaran Pilihan Lintas Minat dan Mata Pelajaran Pendalaman bersifat opsional,

dapat dipilih keduanya atau salah satu.

Kelompok Mata Pelajaran Wajib

Kelompok Mata Pelajaran Wajib merupakan bagian dari kurikulum pendidikan

menengah yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan tentang bangsa, bahasa, sikap sebagai

bangsa, dan kemampuan penting untuk mengembangkan logika dan kehidupan pribadi peserta

didik, masyarakat dan bangsa, pengenalan lingkungan fisik dan alam, kebugaran jasmani, serta

seni budaya daerah dan nasional.

Struktur kelompok mata pelajaran wajib dalam kurikulum SMA/MA adalah sebagai berikut:
Mata Pelajaran Alokasi Waktu Belajar
Perminggu

Kelompok A (Wajib) X XI XII


Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2 2
Bahasa Indonesia 4 4 4
Matematika 4 4 4
Sejarah 2 2 2
Bahasa Inggris 2 2 2
Kelompok B (Wajib)
Seni budaya (termasuk muatan lokal) 2 2 2
Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan (termasuk muatan lokal) 3 3 3
Prakarya dan kewirausahaan 2 2 2
Jumlah jam pelajaran kelompok A dan B perminggu 24 24 24
Kelopmpok C Peminatan
Mata Pelajaran peminatan Akademik (SMA/MA) 18 20 20

Jumlah Mata Pelajaran yang ditempuh Perminggu 42 44 44

Kelompok Mata Pelajaran Peminatan

Kelompok mata pelajaran peminatan bertujuan (1) untuk memberikan kesempatan kepada

peserta didik mengembangkan minatnya dalam sekelompok mata pelajaran sesuai dengan minat

keilmuannya di perguruan tinggi, dan (2) untuk mengembangkan minatnya terhadap suatu

disiplin ilmu atau keterampilan tertentu.


Struktur mata pelajaran peminatan dalam kurikulum SMA/MA adalah sebagai berikut:

Mata Pelajaran Alokasi Waktu Belajar


Perminggu

X XI XII
Kelompok A dan B (Wajib) 24 24 24
Kelompok Peminatan
Peminatan Matematika dan Sains
Matematika 3 4 4
Biologi 3 4 4
Fisika 3 4 4
Kimia 3 4 4
Peminatan Sosial
Geografi 3 4 4
Sejarah 3 4 4
Sosiologi dan Antropologi 3 4 4
Ekonomi 3 4 4
Mata Pelajaran Pilihan dan Pendalaman
Pilihan Lintas Minat atau Pendalaman Minat 6 4 4

Jumalah jam Pelajaran yang Tersedia Perminggu 66 76 76


Jumlah Jam Pelajaran yang harus Ditempuh perminggu 42 44 44

BEBAN BELAJAR

Dalam struktur kurikulum SMA/MA ada penambahan jam belajar per minggu sebesar 4-6

jam sehingga untuk kelas X bertambah dari 38 jam menjadi 42 jam belajar, dan untuk kelas XI

dan XII bertambah dari 38 jam menjadi 44 jam belajar. Sedangkan lama belajar untuk setiap jam

belajar adalah 45 menit.

Dengan adanya tambahan jam belajar ini dan pengurangan jumlah Kompetensi Dasar,

guru memiliki keleluasaan waktu untuk mengembangkan proses pembelajaran yang berorientasi

siswa aktif belajar. Proses pembelajaran siswa aktif memerlukan waktu yang lebih panjang dari

proses pembelajaran penyampaian informasi karena peserta didik perlu latihan untuk melakukan

mengamati, menanya, mengasosiasi, dan berkomunikasi. Proses pembelajaran yang


dikembangkan guru menghendaki kesabaran dalam menunggu respon peserta didik karena

mereka belum terbiasa. Selain itu bertambahnya jam belajar memungkinkan guru melakukan

penilaian proses dan hasil belajar.

PEMINATAN DAN PILIHAN

Kurikulum SMA/MA dirancang untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik

belajar berdasarkan minat mereka. Struktur kurikulum memperkenankan peserta didik

melakukan pilihan dalam bentuk pilihan Kelompok Peminatan, pilihan Lintas Minat, dan/atau

pilihan Pendalaman Minat.


Kelompok Peminatan terdiri atas Peminatan Matematika dan Sains, Peminatan Sosial,

dan Peminatan Bahasa. Sejak kelas X peserta didik sudah harus memilih kelompok peminatan

yang akan dimasuki. Pemilihan peminatan berdasarkan nilai rapor di SMP/MTs dan/atau nilai

UN SMP/MTs dan/atau rekomendasi guru BK di SMP/MTs dan/atau hasil tes penempatan

(placement test) ketika mendaftar di SMA/MA dan/atau tes bakat minat oleh psikolog dan/atau

rekomendasi guru BK di SMA/MA. Pada akhir minggu ketiga semester pertama peserta didik

masih mungkin mengubah pilihan peminatannya berdasarkan rekomendasi para guru dan

ketersediaan tempat duduk. Untuk sekolah yang mampu menyediakan layanan khusus maka

setelah akhir semester pertama peserta didik masih mungkin mengubah pilihan peminatannya.

Semua mata pelajaran yang terdapat dalam suatu Kelompok Peminatan yang dipilih

peserta didik harus diikuti. Setiap Kelompok Peminatan terdiri atas 4 (empat) mata pelajaran dan

masing-masing mata pelajaran berdurasi 3 jam pelajaran untuk kelas X, dan 4 jam pelajaran

untuk kelas XI dan XII.

Setiap peserta didik memiliki beban belajar per semester selama 42 jam pelajaran untuk

kelas X dan 44 jam pelajaran untuk kelas XI dan XII. Beban belajar ini terdiri atas Kelompok

Mata Pelajaran Wajib A dan B dengan durasi 24 jam pelajaran dan Kelompok Mata Pelajaran

Peminatan dengan durasi 12 jam pelajaran untuk kelas X dan 16 jam pelajaran untuk kelas XI

dan XII.
Untuk Mata Pelajaran Pilihan Lintas Minat dan/atau Pendalaman Minat kelas X, jumlah

jam pelajaran pilihan per minggu berdurasi 6 jam pelajaran yang dapat diambil dengan pilihan

sebagai berikut:

a. Dua mata pelajaran di luar Kelompok Peminatan yang dipilihnya tetapi masih dalam

Kelompok Peminatan lainnya, dan/atau

b. Mata pelajaran Pendalaman Kelompok Peminatan yang dipilihnya.

Sedangkan pada kelas XI dan XII, peserta didik mengambil Pilihan Lintas Minat dan/atau

Pendalaman Minat dengan jumlah jam pelajaran pilihan per minggu berdurasi 4 jam pelajaran
yang dapat diambil dengan pilihan sebagai berikut:

a. Satu mata pelajaran di luar Kelompok Peminatan yang dipilihnya tetapi masih dalam

Kelompok Peminatan lainnya, dan/atau

b. Mata pelajaran Pendalaman Kelompok Peminatan yang dipilihnya.

Anda mungkin juga menyukai