Kurikulum 2013 sering disebut juga dengan kurikulum berbasis karakter. Kurikulum ini
merupakan kurikulum baru yang dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia. Kurikulum 2013 sendiri merupakan sebuah kurikulum yang mengutamakan
pada pemahaman, skill, dan pendidikan berkarakter, dimana siswa dituntut untuk paham atas
materi, aktif dalam proses berdiskusi dan presentasi serta memiliki sopan santun dan sikap
disiplin yang tinggi. Kurikulum ini secara resmi menggantikan Kurikulum Tingkat Satuan
a. UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, pada pasal 2 ayat (3)
menyatakan bahwa:
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
“Suatu jenjang atau satuan pendidikan, Standar Kompetensi Lulusan mencakup sikap,
disebut juga TOP DOWN, artinya pengambilan keputusan dari atas ke bawah. Untuk sekolah
umum mulai dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan pada tingkat pusat, kemudian Dinas
Pendidikan Pemuda dan Olahraga di tingkat provinsi, dan kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan
Olahraga di tingkat kabupaten. Sedangkan pada madrasah dimukai dari kementrian agama pada
tingkat pusat, Kanwil Kementrian Agama di tingkat provinsi, Kementrian Agama pada tingkat
sekolah-sekolah.
Pembelajaran mendorong siswa menjadi pembelajar aktif, pada awal pembelajaran guru
tidak berusaha untuk meberi tahu siswa karena itu materi pembelajaran tidak disajikan dalam
bentuk final. Pada awal pembelajaran guru membangkitkan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu
fenomena atau fakta lalu mereka merumuskan ketidaktahuannya dalam bentuk pertanyaan. Jika
biasanya kegiatan pembelajaran dimulai dengan penyampaian informasi dari guru sebagai
sumber belajar, maka dalam pelaksanaan kurikulum 2013 kegiatan inti dimulai dengan siswa
b. Dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka sumber.
peluang kepada siswa sumber belajar seperti informasi dari buku siswa, internet, koran,
majalah, referensi dari perpustakaan yang telah disiapkan. Pada metode proyek, pemecahan
masalah, atau inkuiri siswa dapat memanfaatkan sumber belajar di luar kelas. Dianjurkan pula
untuk materi tertentu siswa memanfaatkan sumber belajar di sekitar lingkungan masyarakat.
Tentu dengan pendekatan ini pembelajaran tidak cukup dengan pelaksanaan tatap muka dalam
kelas.
c. Dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan penggunaan pendekatan ilmiah.
Pergeseran ini membuat guru tidak hanya menggunakan sumber belajar tertulis sebagai
satu-satunya sumber belajar siswa dan hasil belajar siswa hanya dalam bentuk teks. Hasil belajar
dapat diperluas dalam bentuk teks, disain program, mind maping, gambar, diagram, tabel,
kemampuan berkomunikasi, kemampuan mempraktikan sesuatu yang dapat dilihat dari lisannya,
Pembelajaran tidak hanya dilihat dari hasil belajar, tetapi dari aktivitas dalam proses
belajar. Yang dikembangkan dan dinilai adalah sikap, pengetahuan, dan keterampilannya.
e. Dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu, mata pelajaran dalam pelaksanaan
kompetensi lulusan. Oleh karena itu guru perlu merancang pembelajaran bersama-sama,
menentukan karya siswa bersama-sama, serta menentukan karya utama pada tiap mata pelajaran
bersama-sama, agar beban belajar siswa dapat diatur sehingga tugas yang banyak, aktivitas yang
banyak, serta penggunaan waktu yang banyak tidak menjadi beban belajar berlebih yang
f. Dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju pembelajaran dengan jawaban
Di sini siswa belajar menerima kebenaran tidak tunggal. Siswa melihat awan yang sama
di sebuah kabupaten. Mereka akan melihatnya dari tempatnya berpijak. Jika ada sejumlah siswa
yang melukiskan awan pada jam yang sama dari tempat yang berjauhan, mereka akan
melukiskannya berbeda-beda, semua benar tentang awan itu, benar menjadi beragam.
Pada waktu lalu pembelajaran berlangsung ceramah. Segala sesuatu diungkapkan dalam
bentuk lisan guru, fakta disajikan dalam bentuk informasi verbal, sekarang siswa harus lihat
faktanya, gambarnya, videonya, diagaramnya, teksnya yang membuat siswa melihat, meraba,
merasa dengan panca indranya. Siswa belajar tidak hanya dengan mendengar, namun dengan
mental (softskills).
Hasil belajar pada rapot tidak hanya melaporkan angka dalam bentuk pengetahuannya,
Keterampilan yang dimaksud bisa keterampilan membacan, menulis, berbicara, mendengar yang
mencerminkan keterampilan berpikirnya. Keterampilan bisa juga dalam bentuk aktivitas dalam
Ini memerlukan guru untuk mengembangkan pembiasaan sejak dini untuk melaksanakan
norma yang baik sesuai dengan budaya masyarakat setempat, dalam ruang lingkup yang lebih
luas siswa perlu mengembangkan kecakapan berpikir, bertindak, berbudi sebagai bangsa, bahkan
global. Kebiasaan membaca, menulis, menggunakan teknologi, bicara yang santun merupakan
aktivitas yang tidak hanya diperlukan dalam budaya lokal, namun bermanfaat untuk
k. Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing ngarso sung
tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan mengembangkan kreativitas
Di sini guru perlu menempatkan diri sebagai fasilitator yang dapat menjadi teladan,
memberi contoh bagaimana hidup selalu belajar, hidup patuh menjalankan agama dan prilaku
baik lain. Guru di depan jadi teladan, di tengah siswa menjadi teman belajar, di belakang selalu
Karena itu pembelajaran dalam kurikulum 2013 memerlukan waktu yang lebih banyak
dan memanfaatkan ruang dan waktu secara integratif. Pembelajaran tidak hanya memanfaatkan
j. Pembelajaran menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja adalah siswa, dan
Prinsip ini menandakan bahwa ruang belajar siswa tidak hanya dibatasi dengan dinding
ruang kelas. Sekolah dan lingkungan sekitar adalah kelas besar untuk siswa belajar. Lingkungan
sekolah sebagai ruang belajar yang sangat ideal untuk mengembangkan kompetensi siswa. Oleh
k. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk meningkatkan efisiensi dan
efektivitas pembelajaran.
Di sini sekolah perlu meningkatkan daya guru dan siswa untuk memanfaatkan TIK. Jika
guru belum memiliki kapasitas yang mumpuni siswa dapat belajar dari siapa pun. Yang paling
penting mereka harus dapat menguasai TIK sebab mendapatkan pelajaran dengan dukungan TIK
atau tidak siswa tetap akan menghadapi tantangan dalam hidupnya menjadi pengguna TIK. Jika
sekolah tidak memfasilitasi pasti daya kompetisi siswa akan jomplang daripada siswa yang
Cita-cita, latar belakang keluarga, cara mendapat pendidikan di rumah, cara pandang,
cara belajar, cara berpikir, keyakinan siswa berbeda-beda. Oleh karena itu pembelajaran harus
melihat perbedaan itu sebagai kekayaan yang potensial dan indah jika dikembangkan menjadi
kesatuan yang memiliki unsur keragaman. Hargai semua siswa, kembangkan kolaborasi, dan
proses pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (student centered active learning) dengan
sifat pembelajaran yang kontekstual. (Sumber: Pengembangan Kurikulum 20013, Bahan Uji
Publik, Kemendikbud)
Pada penerapan (implementasi Kurikulum 2013) di lapangan (baca: sekolah), guru salah
satunya harus menggunakan pendekatan ilmiah (scientific), karena pendekatan ini lebih efektif
dibelajarkan dan dibiasakan untukmenemukan kebenaran ilmiah, bukan diajak untuk beropini
apalagi fitnah dalammelihat suatu fenomena. Mereka dilatih untuk mampu berfikir logis, runut
Berikut ini tujuah (7) kriteria sebuah pendekatan pembelajaran dapat dikatakan sebagai
a. Materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika
atau penalaran tertentu; bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata.
b. Penjelasan guru, respon siswa, dan interaksi edukatif guru-siswa terbebas dari prasangka
yang serta-merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir
logis.
c. Mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis, analistis, dan tepat dalam
pembelajaran.
d. Mendorong dan menginspirasi siswa mampu berpikir hipotetik dalam melihat perbedaan,
pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon materi pembelajaran.
f. Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggungjawabkan.
g. Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik sistem
penyajiannya.
Pendekatan penilaian yang digunakan adalah penilaian acuan criteria (PAK). PAK
merupakan panilaian pencapaian kompetensi yang didasarkan pada criteria ketuntasan minimal
(KKM). KKM merupakan criteria ketuntasan belajar minimal yang ditentukan oeh satuan
pendidikan dengan mempertimbangkan karakteristik Kompetensi Dasar yang akan dicapai, daya
Penilaian hasil belajar pesrta didik mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan yang dilakukan secara berimbang sehingga dapat digunakan untuk menentukan
posisi relative setiap peserta didik terhadap standar yang telah ditetapkan. Cakupan penilaian
penilaian “teman sejawat” (peer evaluation) oleh peserta didik dan jurnal. Instrumen yang
digunakan adalah daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang disertai rubric, sedangkan
Pendidik menilai kompetensi pengetahuan melalui tes tulis, tes lisan dan penugasan.
Pendidik menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian yang
menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan menggunakan tes
praktik,projek, dan penilaian portofolio. Instrument yang digunakan berupa daftar cek atau skala
Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus ditempuh
oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran kedalam muatan kurikulum setiap mata
pelajaran pada setiap tahun pendidikan dituangkan dalam kompetensi yang harus dikuasai
peserta didik sesuai dengan beban belajar yang tercantum dalam kurikulum ( Muhaimin,
2008 :22) sedangkan struktur kurikulum menurut Farid Firmansyah adalah pola dan susunan
mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan pelayanan kedalam
muatan kurikulum pada setiap mata pelajaran dituangkan dalam kompetensi kompetensi yang
dimaksud, terdiri atas standar kompetensi, kompetensi dan kompetensi dasar yang dikembangkan
berdasarkan standar kompetensi lulusan yang harus dikuasai peserta didik sesuai dengan beban
konseptualisasi konten kurikulum dalam bentuk mata pelajaran, posisi konten/ mata pelajaran
dalam kurikulum, distribusi konten/ mata pelajaran dalam semester atau tahun, beban belajar
untuk mata pelajaran dan beban belajar per minggu untuk setiap siswa. Struktur kurikulum
adalah juga merupakan aplikasi konsep pengorganisasian konten dalam sistem belajar dan
sistem belajar yang digunakan untuk kurikulum yang akan datang adalah sistem semester
sedangkan pengorganisasian beban belajar dalam sistem pembelajaran berdasarkan jam pelajaran
per semester
posisi seorang siswa dalam menyelesaikan pembelajaran di suatu satuan atau jenjang pendidikan.
Dalam struktur kurikulum menggambarkan ide kurikulum mengenai posisi belajar seorang siswa
yaitu apakah mereka harus menyelesaikan seluruh mata pelajaran yang tercantum dalam struktur
ataukah kurikulum memberi kesempatan kepada siswa untuk menentukan berbagai pilihan.
Struktur kurikulum terdiri atas sejumlah mata pelajaran dan beban belajar pada setiap satuan
pendidikan
o Kelompok mata pelajaran wajib yaitu kelompok A dan kelompok B. Kelompok A adalah
mata pelajaran yang memberikan orientasi kompetensi lebih kepada aspek kognitif dan
afektif sedangkan kelompok B adalah mata pelajaran yang lebih menekankan pada aspek
o Kelompok Mata Pelajaran Peminatan terdiri atas 3 (tiga) kelompok yaitu Peminatan
Matematika dan Sains, Peminatan Sosial, dan Peminatan Bahasa.
o Mata Pelajaran Pilihan Lintas Minat yaitu mata pelajaran yang dapat diambil oleh peserta
didik di luar Kelompok Mata Pelajaran Peminatan yang dipilihnya tetapi masih dalam
Kelompok Peminatan lainnya. Misalnya bagi peserta didik yang memilih Kelompok
Peminatan Bahasa dapat memilih mata pelajaran dari Kelompok Peminatan Sosial
o Mata Pelajaran Pendalaman dimaksudkan untuk mempelajari salah satu mata pelajaran
o Mata Pelajaran Pilihan Lintas Minat dan Mata Pelajaran Pendalaman bersifat opsional,
menengah yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan tentang bangsa, bahasa, sikap sebagai
bangsa, dan kemampuan penting untuk mengembangkan logika dan kehidupan pribadi peserta
didik, masyarakat dan bangsa, pengenalan lingkungan fisik dan alam, kebugaran jasmani, serta
Struktur kelompok mata pelajaran wajib dalam kurikulum SMA/MA adalah sebagai berikut:
Mata Pelajaran Alokasi Waktu Belajar
Perminggu
Kelompok mata pelajaran peminatan bertujuan (1) untuk memberikan kesempatan kepada
peserta didik mengembangkan minatnya dalam sekelompok mata pelajaran sesuai dengan minat
keilmuannya di perguruan tinggi, dan (2) untuk mengembangkan minatnya terhadap suatu
X XI XII
Kelompok A dan B (Wajib) 24 24 24
Kelompok Peminatan
Peminatan Matematika dan Sains
Matematika 3 4 4
Biologi 3 4 4
Fisika 3 4 4
Kimia 3 4 4
Peminatan Sosial
Geografi 3 4 4
Sejarah 3 4 4
Sosiologi dan Antropologi 3 4 4
Ekonomi 3 4 4
Mata Pelajaran Pilihan dan Pendalaman
Pilihan Lintas Minat atau Pendalaman Minat 6 4 4
BEBAN BELAJAR
Dalam struktur kurikulum SMA/MA ada penambahan jam belajar per minggu sebesar 4-6
jam sehingga untuk kelas X bertambah dari 38 jam menjadi 42 jam belajar, dan untuk kelas XI
dan XII bertambah dari 38 jam menjadi 44 jam belajar. Sedangkan lama belajar untuk setiap jam
Dengan adanya tambahan jam belajar ini dan pengurangan jumlah Kompetensi Dasar,
guru memiliki keleluasaan waktu untuk mengembangkan proses pembelajaran yang berorientasi
siswa aktif belajar. Proses pembelajaran siswa aktif memerlukan waktu yang lebih panjang dari
proses pembelajaran penyampaian informasi karena peserta didik perlu latihan untuk melakukan
mereka belum terbiasa. Selain itu bertambahnya jam belajar memungkinkan guru melakukan
melakukan pilihan dalam bentuk pilihan Kelompok Peminatan, pilihan Lintas Minat, dan/atau
dan Peminatan Bahasa. Sejak kelas X peserta didik sudah harus memilih kelompok peminatan
yang akan dimasuki. Pemilihan peminatan berdasarkan nilai rapor di SMP/MTs dan/atau nilai
(placement test) ketika mendaftar di SMA/MA dan/atau tes bakat minat oleh psikolog dan/atau
rekomendasi guru BK di SMA/MA. Pada akhir minggu ketiga semester pertama peserta didik
masih mungkin mengubah pilihan peminatannya berdasarkan rekomendasi para guru dan
ketersediaan tempat duduk. Untuk sekolah yang mampu menyediakan layanan khusus maka
setelah akhir semester pertama peserta didik masih mungkin mengubah pilihan peminatannya.
Semua mata pelajaran yang terdapat dalam suatu Kelompok Peminatan yang dipilih
peserta didik harus diikuti. Setiap Kelompok Peminatan terdiri atas 4 (empat) mata pelajaran dan
masing-masing mata pelajaran berdurasi 3 jam pelajaran untuk kelas X, dan 4 jam pelajaran
Setiap peserta didik memiliki beban belajar per semester selama 42 jam pelajaran untuk
kelas X dan 44 jam pelajaran untuk kelas XI dan XII. Beban belajar ini terdiri atas Kelompok
Mata Pelajaran Wajib A dan B dengan durasi 24 jam pelajaran dan Kelompok Mata Pelajaran
Peminatan dengan durasi 12 jam pelajaran untuk kelas X dan 16 jam pelajaran untuk kelas XI
dan XII.
Untuk Mata Pelajaran Pilihan Lintas Minat dan/atau Pendalaman Minat kelas X, jumlah
jam pelajaran pilihan per minggu berdurasi 6 jam pelajaran yang dapat diambil dengan pilihan
sebagai berikut:
a. Dua mata pelajaran di luar Kelompok Peminatan yang dipilihnya tetapi masih dalam
Sedangkan pada kelas XI dan XII, peserta didik mengambil Pilihan Lintas Minat dan/atau
Pendalaman Minat dengan jumlah jam pelajaran pilihan per minggu berdurasi 4 jam pelajaran
yang dapat diambil dengan pilihan sebagai berikut:
a. Satu mata pelajaran di luar Kelompok Peminatan yang dipilihnya tetapi masih dalam