Anda di halaman 1dari 6

BAB II

PEMBAHAS

AN

A. Konsep Dasar
Psikoanalisa adalah cabang ilmu yang dikembangkan oleh Sigmund Frud dan para
pengikutnya, sebagai studi fungsi dan perilaku psikologi manusia.
Teori Psikoanalisa adalah teori yang menjelaskan tentang sifat dan perkembangan
kepribadian manusia. Unsur-unsur utama dalam teori ini yaitu motivasi, emosi, dan
internal lainnya. Teori ini berpendapat bahwa kepribadian terbentuk ketika konflik
muncul atas aspek psikologis ini, biasanya terjadi padda anak-anak atau awal kehidupan.
B. Teori-teori yang dikembangkan oleh Freud
1. Pandangan tentang manusia
Menurut Sigmund Freud perilaku manusia ditentukan oleh kekuatan
irasional, Freud berpendapat bahwa orang tidak bertindak sendiri, ia menekankan
bahwa orang dipengaruhi oleh kekuatan yang tidak dapat dijelaskan oleh akal atau
dorongan biologis dan dorongan psikoseksual (M Aldi, R Haryadi, 2022). Sudut
pandang ini menunjukkan bahwa aliran teori sifat manusia menurut Freud pada
dasarnya adalah deterministik.
Freud mengatakan bahwa perilaku manusia ditentukan oleh faktor
interpersonal, dimana hubungan interpersonal merupakan pemicu dari dalam diri
individu. Jelaslah bahwa dalam proses kehidupan seseorang, baik kepribadian
maupun perilakunya sangat dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman yang
tersimpan dalam dirinya, dan bukan oleh pengaruh lingkungan atau faktor lain.
2. Teori psikoanalitik klasik
Freud dikenal sebagai orang pertama yang memetakan alam bawah sadar.
Gagasan utama Freud tentang teori kepribadian tumbuh langsung dari
pengalamannya dalam merawat pasien neurotik. Pengalaman Freud dalam terapi
membuatnya percaya bahwa ketidaksadaran adalah penentu perilaku yang penting
dan dinamis. Dia menyimpulkan bahwa ada . tiga jenis aktivitas mental: bawah
sadar (alam tidak sadar), prasadar (alam prasadar), dan sadar (alam sadar),
(Husni,2021 dalam Semiun, 2010).
a. Ketidaksadaran (unconsius)
Ketidaksadaran adalah sikap, perasaan dan pikiran yang ditekan dan tidak
dapat dikendalikan oleh kehendak serta tidak terikat oleh hukum logika, batas
ruang dan waktu. Pertanda adalah kenangan yang dapat diingat kembali,
meskipun agak sulit.
b. Prasadar (preconscious)
Tingkat pikiran prasadar berisi semua elemen tidak sadar, tetapi dapat
dengan mudah disadari. Prakesadaran mencakup hal-hal yang tidak disadari
tetapi dapat menjadi relatif sadar. Dalam persepsi sadar, apa yang dirasakan
hanyalah kesadaran sesaat, tetapi kemudian dengan cepat berubah menjadi
prakesadaran ketika fokus perhatian beralih ke pikiran lain. Pikiran yang
berubah dengan cepat antara kesadaran dan prakesadaran ini biasanya bebas
dari kecemasan dan sebenarnya lebih menyerupai gambaran sadar daripada
dorongan tidak sadar.
c. Kesadaran(Conscious)
Kesadaran adalah tingkat pemikiran dan tindakan nyata, di mana materi
mudah diingat dan diterapkan pada persyaratan lingkungan. Isi kesadaran ini
berasal dari sistem persepsi kita sehari-hari yang terkait dengan rangsangan
eksternal dan alam bawah sadar, yang telah disensor sehingga tidak lagi
mengancam kita.
3. Teori struktur kepribadian
Struktur kepribadian menurut teori psikoanalitik Sigmund Freud
menyebutkan bahwa kepribadian terdiri dari tiga elemen. Ketiga unsur atau
elemen kepribadian itu dikenal sebagai id, ego, dan superego yang bekerja sama
untuk menciptakan perilaku manusia yang kompleks.
 Id
Id merupaka struktur kepribadian yang paling pertama lahir dibandingkan
Ego dan Superego. Id merupakan struktur yang terletak pada kesadaran dan
pada ketidak sadaran. Id adalah sumber dari segala energi psikis, karena Id
merupakan bagian penting dari kepribadian. Id bekerja berdassarkan prinsip
kenikmatan dalam kepuasan untuk memenuhi semua keinginan dan kepuasan.
Jika keinginan dan kebutuhan tidak terpenuhi, kondisi ini dapat menimbulkan
kecemasan dan ketegangan. Oleh karena itu, tujuan id adalah untuk
melepaskan ketegangan yang diciptakan oleh prinsip kesenangan dengan
memenuhi keinginan dan kebutuhan yang diinginkan. Misalnya, ketika
seseorang merasa lapar, id mendorong mereka untuk mendapatkan makanan
yang memenuhi kebutuhan mereka saat ini untuk mengatasi kecemasan dan
ketegangan yang disebabkan oleh rasa lapar. Jadi dengan mengatasi rasa
lapar, makan bisa memenuhi keinginan id (E Syam, M Rosaliza, 2020).
 Ego
Ego adalah aspek ke dua dari struktur kepribadian. Ego berperan dalam
memprioritaskan . keinginan untuk dipenuhi. Ego berkembang dari id, jadi
tujuan ego adalah untuk memuaskan id. Ego memiliki kemampuan untuk
mengenali realitas dan memiliki prinsip realitas (prinsip realitas ). Ego
memiliki kemampuan untuk menunda kesenangan sampai objek nyata
ditemukan dan mampu memuaskan kebutuhan (Anita, Fitri, 2021).
Fungsi-fungsi ego yaitu:
a) Memberikan kepuasan kepada kebutuhan-kebutuhan akan
makanan dan melindungi organisme.
b) Menyesuaikan usaha-usaha dari id dengan tuntutan dari
lingkungan sekitar.
c) Menekan implus-implus yang tidak dapat diterima oleh superego.
d) Mengkoordinasikan dan menyelesaikan tuntutan yang
bertentangan dari id dan surperego.
 Superego
Superego secara sederhana dapat diartikan sebagai representasi dari
berbagai nilai dan hukum masyarakat di mana individu itu hidup. Superego
mengacu pada aspek sosiologis atau moralitas kepribadian yaitu yang
bersangkutan. norma yang berlaku dalam masyarakat baik berupa perintah
maupun larangan. Superego adalah sisi sosiologis dari kepribadian, itu
mewakili nilai-nilai tradisional dan cita-cita masyarakat, sehingga superego
juga dapat dianggap sebagai aspek moral dari kepribadian. Fungsi utamanya
adalah untuk menentukan apakah sesuatu itu benar atau salah, pantas atau
tidak, moral atau tidak, dan dengan demikian individu dapat bertindak sesuai
dengan moralitas masyarakat (Nawawi, Ahsana, 2021 dalam Sumadi
Suryabrata).
4. Dinamika kepribadian
Ketiga jenis nafsu manusia, yang meliputi amarah, hukum, dan
mutmainnah, merupakan energi psikis yang menentukan perilaku manusia. Ketiga
nafsu ini memiliki makna dan makna dalam struktur kepribadian sebagaimana
dirumuskan oleh Freud (Mushodiq, Saputra, 2021). Dinamika kepribadian
terdapat dari carra energy psikis itu didistribusikan serta digunakan oleh id, ego,
super ego. Oleh karena itu jumlah energy terbatas, maka akan terjadi persaingan
dalam menggunakan energy tersebut.
5. Perkembangan kepribadian
Menurut Freud, kepribadian individu terbentuk pada akhir tahun kelima,
perkembangan selanjutnya sebagian besar merupakan perkembangn dari struktur
dasarnya. Selain itu, Freud mengemukakan bahwa perkembangan kepribadian
terjadi melalui 5 tahap yang berkaitan dengan kepekaan terhadap zona sensitif
seksual atau bagian tubuh yang peka terhadap rangsangan tertentu (H Syawal, H
Helaluddin, 2018)
Lima tahap perkembangan kepribadian tersebut adalah:
a) Fase oral (oral stage): 0 sampai dengan 18 bulan
Bagian tubuh yang sensitif terhadap rangsangan adalah mulut. Pada
peringkat ini kanak bersifat pasif dan amat bergantung kepada orang
lain. Mereka memperolehi kepuasan melalui aktiviti menghisap,
menggigit dan menelan.
b) Fase anal (anal stage): kira-kira usia 18 bulan sampai 3 tahun
Pada fase ini bagian tubuh yang sensitif adalah anus. Pada tahap ini,
anak sudah siap untuk memiliki dan mengontrol fungsi
biologisnya. Anak-anak lebih memperhatikan terhadap kawalan
membuang air besar dan air kecil, yang memberi mereka rasa harga
diri. Anak-anak mendapatkan kepuasan seksual dengan menahan
atau melepaskan faces. Zona kesenangan adalah area anus dan
pelatihan toilet adalah aktivitas penting`
c) Fase falik (phallic stage): kira-kira usia 3-6 tahun
Bagian tubuh yang sensitif pada fase falis adalah alat kelamin. Pada
peringkat ini kanak-kanak mula mendapat keseronokan pada organ
kejantinaan. Kanak-kanak lelaki lebih tertarik kepada ibu (kompleks
Oedipus) dan kanak-kanak permapuan kepada bapa (kompleks Elektra).
d) Fase laten (latency stage): kira-kira usia 6 -12 tahun
Pada fase ini dorongan seks cenderung bersifat laten atau tertekan.
Tahapan saat aktivitas seksual bisa dikatakan tenang, terpendam,
dan tidak aktif. Pada saat yang sama dapat terjadi percakapan atau
kejahatan seksual (termasuk pembicaraan kotor) dalam kelompok,
intensitasnya tidak setinggi pada tahap sebelumnya atau setelah
face latens. Saat sekolah dasar ini memang terjadi perkembangan
yang besar dan kompleks dalam segala aspek, seperti
perkembangan kognitif melalui pendidikan formal di sekolah,
perkembangan moral dan sosial melalui hubungan yang luas
dengan lingkungannya. Dia juga mempelajari dasar-dasar agar
sesuai dengan bidang sosial. Dapat dikatakan bahwa pada tahap
ini, anak-anak ingin mengetahui banyak hal yang menarik bagi
mereka (Dimas Kwirinus, 2020).
e) Fase genital: kira-kira usia 11-18 tahun
Fase ini dibagi menjadi fase pubertas (11-13 tahun), fase
adolesens/remaja (14-18 tahun), dan fase dewasa (18 tahun).
Menurut Freud, masa ini bisa disebut fase pubertas atau fase
genital. Berbeda dengan tahap sebelumnya, pada tahap ini,
dorongan seks dalam arti yang sebenarnya mulai muncul.
6. Teori mimpi Sigmund Freud
Teori mimpi adalah teori penuaan, delusi memainkan peran penting dalam
perkembangan psikoanalis. Ilusi melihat kesejajaran antara mimpi dan kejadian
tak sadar seperti pada psikosis halusinasi akut. Halusinasi terjadi karena keinginan
tersembunyi tidak terpenuhi. Mimpi adalah tentang keinginan tersembunyi dan
mimpi adalah cara lain untuk melihat keinginan kita menjadi kenyataan. Mimpi
orang dewasa lebih sulit untuk dipahami karena penuh dengan misteri atau
struktur yang kompleks. Sementara itu, mimpi pada anak-anak memiliki struktur
yang lebih sederhana, sehingga mudah untuk dipahami.
Mekanisme atau cara kerja mimpi menurut Fraud meliputi:
a) Proses pigurasi terjadi pemindahan pikiran ke dalam bentuk gambar,
pikiran optatif digantikan oleh gambar aktual dan kata-kata dan proses
figurasi ini kita akan melihat hasrat dalam bentuk nyata.
b) Proses kondensasi yaitu peralihan dari konten tersembunyi pada teks
yang menipes dengan menghubungkan beberapa pikiran tersembunyi
dalam suatu imaji atau gambar tunggal.
c) Proses pemindahan Suatu mimpi kadang -kadang menonjolkan suatu
yang berlawanan arah kebalikan dari pikiran laten yang harus
diwujudkan. Seakan hal ini akan terhindar dari pelacakan.
d) Proses simbolisasi gambaran mimpi sering berhubungan dengan
pikiran tersembunyi melalui hubungan Analogis. Keempat pekerjaan
tersebut disebut pekerjaan mimpi yang membantu menyamarkan
hasrat yang
tidak wujud pada saat Sadar karena adanya sensor. Pekerjaan sensor
itu bersifat khusus dan itulah yang dinamakan repsesi.
C. Aplikasi Teori Sigmund Freud
Secara sederhana aplikasi Freud dilakukan dengan dua cara yaitu
mengaplikasikan teori kepribadian dan mimpi. Apabila menyimak konsep aplikasi
kepribadian Sigmund Freud maka ada beberapa teori yang dapat diaplikasikan antaralain
yaitu “manusia adalah makhluk yang memiliki kebutuhan dan keinginan.” Melihat
hakekatnya manusia itu mempunyai kebutuhan dan keinginan dasar. Jadi konselor saat
memberikan bimbingan harus berpedoman dengan apa yang dibutuhkan dan yang
diinginkan oleh konseli.
Aplikasi mimpi berbeda dengan aplikasi kepribadian biasanya aplikasi ini dibantu oleh
pendekatan semiotik agar dapat memahami teori semiotika, untuk mengkategorikan teori
mimpi yang terbaik adalah pertama-tama mempertimbangkan bagaimana mimpi bekerja,
kondensasi, pemindahan dan simbolisasi. Analisis model teori mimpi tidak mengandung
hubungan sebab akibat artinya perilaku tokoh diperlakukan seperti sebuah mimpi. Mimpi
merupakan cara pemenuhan hasrat secara tersembunyi.

BAB III

KESIMPULAN

Psikoanalisa adalah cabang ilmu yang dikembangkan oleh Sigmund Frud dan para
pengikutnya, sebagai studi fungsi dan perilaku psikologi manusia. Teori Psikoanalisa adalah teori
yang menjelaskan tentang sifat dan perkembangan kepribadian manusia.

Ketiga unsur atau elemen kepribadian itu dikenal sebagai id, ego, dan superego yang bekerja sama
untuk menciptakan perilaku manusia yang kompleks.

•Ego

Ego adalah aspek ke dua dari struktur kepribadian. Ego memiliki kemampuan untuk menunda
kesenangan sampai objek nyata ditemukan dan mampu memuaskan kebutuhan Mengkoordinasikan
dan menyelesaikan tuntutan yang bertentangan dari id dan surperego.

•Superego

Superego mengacu pada aspek sosiologis atau moralitas kepribadian yaitu yang bersangkutan. norma
yang berlaku dalam masyarakat baik berupa perintah maupun larangan. Superego adalah sisi
sosiologis dari kepribadian, itu mewakili nilai-nilai tradisional dan cita-cita masyarakat, sehingga
superego juga dapat dianggap sebagai aspek moral dari kepribadian.

Ketiga jenis nafsu manusia, yang meliputi amarah, hukum, dan mutmainnah, merupakan energi psikis


yang menentukan perilaku manusia.

Bagian tubuh yang sensitif pada fase falis adalah alat kelamin. Pada saat yang sama dapat terjadi
percakapan atau kejahatan seksual dalam kelompok, intensitasnya tidak setinggi pada tahap
sebelumnya atau setelah face latens. Saat sekolah dasar ini memang terjadi perkembangan yang besar
dan kompleks dalam segala aspek, seperti perkembangan kognitif melalui pendidikan formal di
sekolah, perkembangan moral dan sosial melalui hubungan yang luas dengan
lingkungannya. Keempat pekerjaan tersebut disebut pekerjaan mimpi yang membantu menyamarkan
hasrat yang tidak wujud pada saat Sadar karena adanya sensor.

Pekerjaan sensor itu bersifat khusus dan itulah yang dinamakan repsesi. Apabila menyimak konsep
aplikasi kepribadian Sigmund Freud maka ada beberapa teori yang dapat diaplikasikan antaralain yaitu
«manusia adalah makhluk yang memiliki kebutuhan dan keinginan.» Melihat hakekatnya manusia itu
mempunyai kebutuhan dan keinginan dasar. Jadi konselor saat memberikan bimbingan harus
berpedoman dengan apa yang dibutuhkan dan yang diinginkan oleh konseli. Aplikasi mimpi berbeda
dengan aplikasi kepribadian biasanya aplikasi ini dibantu oleh pendekatan semiotik agar dapat
memahami teori semiotika, untuk mengkategorikan teori mimpi yang terbaik adalah pertama-tama
mempertimbangkan bagaimana mimpi bekerja, kondensasi, pemindahan dan simbolisasi.

DAFTAR PUSTAKA

Aldi, M., & Haryadi, R. (2022). REFLEKSI DARI


KARAKTER'NARUTO'MENURUT PANDANGAN TEORI
PSIKOANALISA. Proceeding: Islamic University of Kalimantan.
Kwirinus, D. MENYINGKAP TEORI SEKSUALITAS PSIKOANALISA
SIGMUND FREUD DAN USAHA PENERAPANNYA DALAM
PENDIDIKAN SEKSUALITAS. Jurnal Pendidikan Sosiologi dan Humaniora,
13(2), 556-573.
Mushodiq, M. A. M., & Saputra, A. A. (2021). Dinamika Kepribadian Amarah,
Lamawah, dan Mutmainnah serta Relevansinya dengan Struktur Kepribadian
Sigmund Freud. Bulletin of Counseling and Psychotherapy, 3(1).
Nawawi, M., & AS, C. A. (2021). Struktur Kepribadian Tokoh Utama dalam Cerpen
“Ash-Shabiyul A’raj” Karya Taufiq Yusuf Awwad (Kajian Psikoanalisis
Sigmund Freud). An-Nahdah Al-'Arabiyah, 1(1), 130-147.
Rachman, A. K., & Wahyuniarti, F. R. (2021). Struktur kepribadian tokoh Lilian
dalam novel Pink Cupcake karya Ramya Hayasrestha Sukardi (Sastra anak
dalam perspektif psikoanalisis Sigmund Freud). KEMBARA: Jurnal Keilmuan
Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya, 7(2), 490-507.
Salam, H. B. (2021). PSIKOANALISIS SIGMUND FREUD PADA TOKOH
UTAMA NOVEL SYAHADAT CINTA KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-
AZIZY. Cross-border, 4(1), 319-335.
Syam, E., & Rosaliza, M. (2020). Kajian struktur kepribadian Freud dalam kisah
1001 malam: Studi psikoanalisis. Jurnal Ilmu Budaya, 17(1), 1-16.
Syawal, H., & Helaluddin, H. (2018). Psikoanalisis Sigmund Freud Dan Implikasinya
Dalam Pendidikan. UIN SULTAN MAULANA HASANUDDIN BANTEN·
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam, 2.

Anda mungkin juga menyukai