A. Metode Pemilihan Sampel Probabilistik Sampling statistik mengharuskan sampel probabilistik mengukur risiko sampling. Dalam sampel probabilistik auditor tidak menggunakan pertimbangan mengenai item atau pos mana yang akan dipilih dan hanya memilih metode pemilihan mana yang akan digunakan. 1. Pemilihan Sampel Acak Sederhana a) Sampel acak sederhana (random sample) b) Tabel Angka Acak (random number table) c) Angka Acak yang Dihasilkan Komputer 2. Pemilihan Sampel Sistematis Auditor menghitung suatu interval dan kemudian memilih item-item yang akan dijadikan sampel berdasarkan ukuran interval kelas tersebut. Interval ditentukan dengan membagi ukuran populasi dengan ukuran sampel yang diinginkan. Keunggulan dari pemilihan sistematis adalah lebih mudah digunakan. Dalam sebagian besar populasi, sampel sistematis dapat diambil dengan cepat dan pendekatannya secara otomatis akan menempatkan nomor dalam urutan yang memudahkan untuk mengembangkan dokumentasi yang sesuai. 3. Pemilihan Sampel Probabilitas yang Proporsional dengan Ukuran dan Bertahap Dalam banyak situasi audit, jauh lebih menguntungkan memilih sampel yang menekankan item-item populasi dengan jumlah yang tercatat yang lebih besar. Ada dua cara untuk memperoleh sampel semacam itu: a. Pemilihan sampel probabilistik proporsional b. Pemilihan sampel stratifikasi
B. Metode Pemilihan Sampel Nonprobabilistik
Metode pemilihan sampel nonprobabilistik adalah metode yang tidak memenuhi persyaratan teknis bagi pemilihan sampel probabilistik. Karena metode tersebut tidak didasarkan pada probabilitas matematik sehingga keterwakilan sampel mungkin sulit ditentukan. 1. Pemilihan Sampel Sembarangan Pemilihan sampel sembarangan (haphazard sample selection) adalah pemilihan item atau pos tanpa bias yang disengaja oleh auditor. Dalam kasus semacam itu, auditor memilih item populasi tanpa memandang ukurannya, sumber, atau karakteristik lainnya yang membedakan. 2. Pemilihan Sampel Blok Dalam pemilihan sampel blok (block sample selection), auditor memilih pos pertama dalam suatu blok, dan sisanya dipilih secara berurutan. Sebagai contoh, asumsikan sampel blok adalah berupa urutan transaksi penjualan sebanyak 100 dari jurnal penjualan untuk minggu ketiga bulan Maret. Auditor dapat memilih total sampel sebanyak 100 dengan mengambil 5 blok dari 20 pos, 10 blok dari 10, 50 blok dari 2 atau satu blok dari 100.