Anda di halaman 1dari 11

PENGGUNAAN TELEPROTEKSI DIGITAL UNTUK

MENDUKUNG KEHANDALAN SISTEM PROTEKSI DEFENSE


SCHEME
Adrianto Fariris1, Ir. Sumpena. MM2,
1,2
Jurusan Teknik Elektro, Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma

Abstrak
Tingkat kompleksitas jaringan listrik dapat dilihat dari frekuensi bekerja suatu skema
pertahanan atau defense scheme terutama OLS (Overload Shedding). Relay OLS banyak
terpasang di GITET maupun di penghantar yang kapasitas bebannya mencapai 80% dari
nominal kekuatan penghantarnya. Di sector wilayah, teleproteksi defense scheme sangat
berperan penting sebagai media pengirim sinyal pelepasan beban antar Gardu Induk yang
menjadi target untuk mengurangi beban pada suatu subsistem atau penghantar agar tidak terjadi
gangguan pemadaman yang meluas (Black Out). Sebagian besar teleproteksi masih
menggunakan media komunikasi PLC dengan type link komunikasi analog. Teleproteksi analog
ini sangat kurang kinerjanya di banding dengan teleproteksi digital yang sudah menggunakan
media komunikasi melalui jaringan fiber optic atau multiplexer dengan type link komunikasi
digital. Seiring dengan kurangnya kinerja teleproteksi analog dikarenakan kondisi teleproteksi
analog yang sudah obsolete dan belum adanya fitur-fitur pendukung. Maka perlu dilakukan
sebuah analisa dan pengujian pada teleproteksi analog agar dapat menghasilkan dasar kajian
untuk dilakukan penggantian teleproteksi analog ke teleproteksi digital. Dengan adanya
teleproteksi digital ini skema proteksi OLS dapat bekerja dengan akurasi pengiriman sinyal yang
lebih baik, serta dapat dilakukan monitoring real time kesiapan teleproteksi digital dan dapat
dilakukan pengumpulan data analisa melalui event teleproteksi saat skema defense scheme OLS
bekerja.

Kata Kunci : OLS, Defence Schame Teleprotection, Teleproteksi Analog, Teleproteksi Digital,
PLC

1. PENDAHULUAN menerus dengan kualitas tegangan dan


Sistem tenaga listrik merupakan frekuensi yang sesuai dengan aturan yang
sekumpulan pembangkit listrik dan gardu berlaku. Untuk system jaringan listrik yang
induk serta pusat beban yang satu sama lain sangat komplek dimana pembangkit yang
dihubungkan oleh jaringan transmisi saling terkoneksi satu sama lain, maka daya
sehingga merupakan sebuah kesatuan elektris besaran seperti tegangan dan
interkoneksi. Masing-masing komponen frekuensi harus diperhatikan agar tidak ada
tersebut mempunyai fungsi yang saling pembangkit atau trafo yang kelebihan beban.
berkaitan untuk menghasilkan energi listrik Apabila terjadi gangguan kehilangan beban
yang disalurkan ke konsumen dengan atau pembangkit secara tiba-tiba pada suatu
kualitas yang baik. Suatu system tenaga system tenaga listrik diperlukan suatu skema
listrik dikatakan baik apabila memenuhi pertahanan atau defense scheme.
beberapa persyaratan yaitu system harus Tingkat kompleksitas jaringan listrik
mampu memberi pasokan listrik secara terus dapat dilihat dari frekuensi bekerja suatu
skema pertahanan atau defense scheme analog yang melalui media komunikasi
terutama OLS (Overload Shedding). Relay Power Line Carrier (PLC) sudah mulai di
OLS banyak terpasang di GITET maupun di gantikan perannya oleh teleproteksi digital
penghantar yang kapasitas bebannya yang menggunakan media multiplexer atau
mencapai 80% dari nominal kekuatan fiber optic dengan tipe link komunikasi
penghantarnya, dalam arti jika penghantar digital.
antar gardu induk ada yang terganggu atau
tidak bisa menyalurkan tenaga listrik maka 2. LANDASAN TEORI
yang lain akan kelebihan beban. Di wilayah 2.1. Sistem Tenaga Listrik
unit Pusat Pengatur Beban DKI Jakarta dan Secara umum, pengertian Sistem
Banten teleproteksi defense scheme sangat Tenaga Listrik adalah sekumpulan Pusat
berperan penting sebagai media pengirim Listrik dan Gardu Induk (Pusat Beban) yang
sinyal pelepasan beban antar Gardu Induk satu sama lain dihubungkan oleh sistem
yang menjadi target untuk mengurangi beban penyaluran (transmisi dan distribusi)
pada suatu subsistem atau penghantar agar sehingga merupakan satu kesatuan sistem.
tidak terjadi gangguan pemadaman yang Maka pada umumnya batasan terhadap suatu
meluas (Black Out). sistem tenaga listrik yang lengkap
Sebagian besar teleproteksi di wilayah mengandung 3 unsur antara lain:
UP2B Jakarta dan Banten masih 1. Sistem Pembangkitan.
menggunakan media komunikasi Power Line 2. Sistem Penyaluran.
Carrier (PLC) dengan type link komunikasi 3. Instalasi Pengguna Tenaga Listrik
analog. Teleproteksi analog ini sangat kurang (Distribusi).
kinerjanya di banding dengan teleproteksi
digital yang sudah menggunakan media
komunikasi melalui jaringan fiber optic atau
multiplexer. Dengan media komunikasi
menggunakan PLC banyak kelemahan yang
ditimbulkan oleh teleproteksi terutama
adanya loss sinyal yang terjadi pada saluran
transmisi yang jarak antar gardu induk nya
terlalu jauh karena semakin jauh jarak
transmisi maka akan semakin tinggi juga
losses yang dihasilkan oleh saluran tersebut. Gambar 1. Skema Prinsip Penyediaan
Banyak hal yang dapat diketahui dalam Tenaga Listrik
teleproteksi digital antara lain, waktu
pengiriman sinyal pelepasan beban, event 2.2 Proteksi Defence Scheme
kinerja teleproteksi yang dapat di ambil saat Defense scheme adalah suatu
teleproteksi itu sudah bekerja serta dapat skema proteksi yang digunakan untuk
dimonitoring kesiapannya secara real time. memproteksi sistem saat terjadi kondisi
Dari beberapa fitur tersebut teleproteksi abnormal pada operasi sistem. Dalam rangka
penyelamatan operasi sistem, harus
memperhatikan kondisi pasokan membaca perubahan frekuensi UFR juga
(pembangkitan) dan kondisi pembebanan. berperan sebagai pengatur bagi sistem
Apabila terjadi ketidakseimbangan antara pelepasan beban sebagai tindak lanjut dari
pasokan dan pembebanan, maka akan terjadinya penurunan frekuensi. Agar
menimbulkan kondisi yang disebut abnormal memberikan perforrma maksimal
operasi sistem. terhadap sistem, perlu dilakukan beberapa
Kondisi abnormal operasi sistem yang pengaturan terhadap UFR (Under
dimaksud adalah sebagai berikut : Frequency Relay).
a) Apabila satu atau beberapa pembangkit
yang pelepasan beban akan menyebabkan b) OLS (Overload Shedding)
pasokan ke sistem berkurang secara tiba- Over Load Shedding (OLS) adalah proses
tiba, maka dapat menyebabkan frekuensi pelepasan beban terpilih secara sengaja
turun dan atau tegangan turun (pasokan dari sistem listrik dalam menanggapi
daya lebih kecil dari beban). kondisi abnormal dalam rangka
b) Apabila ada beban yang cukup besar mempertahankan integritas sisa sistem.
keluar dari sistem secara tiba-tiba, maka Skema OLS dipasang pada pada instalasi
dapat menyebabkan frekuensi naik dan yang tidak memenuhi N-1, dengan tujuan
atau tegangan naik mengamankan peralatan dari beban lebih
dan Menyelamatkan sebagian beban dari
Tujuan penyelamatan operasi sistem adalah: efek pemadaman yang lebih besar. Over
a) Untuk meminimalkan dampak akibat Load shedding (OLS) yang bekerja atas
gangguan dasar arus, diset pada suatu harga setting
b) Mengatasi kondisi N-1 tidak terpenuhi arus dibawah arus nominalnya (I) dan
c) Mengantisipasi kenaikan beban kemudian akan memberikan perintah
pemutus daya (PMT) untuk melaksanakan
Skema penyelamatan operasi sistem pelepasan beban feeder. Karena beban
(Defense Scheme) yang digunakan : lebih merupakan salah satu gangguan
a) UFR (Under Frequency Relay) yang menyebabkan arus lebih maka
Relay Frekuensi berfungsi membaca besar setting Overload Shedding (OLS) akan
frekuensi sekaligus memberikan perintah dikoordinasikan dengan setting
ketika menanggapi terjadinya perubahan Overcurrent relay (OCR) pada incoming
frekuensi yang mencapai nilai diluar batas 20 kV dan OCR penyulang 20 kV. Agar
yang telah diatur. Relay frekuensi dibagi pada saat terjadi pemutusan PMT, tidak
menjadi OFR (Over Frequency Relay) terjadi kesalahan waktu pemutusan dan
yang berfungi sebagai pengaman pada indikasi relai yang kerja.
generator dan UFR (Under Frequency
Relay) yang berfungsi mengamankan jika c) OGS (Over Generator Shedding)
frekuensi sistem menurun hingga berada OGS adalah suatu skema pembatasan
diluar batas yang dijinkan atau nilai pembangkit yang mana diterapkan pada
setting pada relay UFR. Selain untuk suatu rele yang akan menjalankan skema
untuk mengatur/mengamankan arus yang kerja (performance) yang baik terhadap
masuk ke peralatan agar tidak melebihi attenuasi, spurius emisi, selectiv, rendah
pengaman saluran dengan menpelepasan noise, bebas cross talk, fleksibel dll.
beban-kan pembangkit atau membuka Kelemahan utama jaringan media
PMT. Pembangkit tenaga listrik pada komunikasi PLC adalah pada alokasi
suatu sitem tenaga seringkali mendapat frekuensi kerjanya yang sangat terbatas
gangguan yang tidak dapat dihindari, antara 32 KHz sampai dengan 600 kHz
misalnya dengan terjadinya pelepasan sehingga jumlah kanal yang dihasilkan
beban pada penyulang secara tibatiba dengan band width kanal 300 sampai dengan
karena ada beban melebihi kapasitas 3720 Hz ( 4KHz ) juga sangat terbatas. Untuk
dibebankan ke sistem atau dapat juga menyiasati hal ini, pada Terminal PLC jenis
dengan terjadinya gangguan akibat terbaru bandwidth kanal band harus bisa diset
putusnya penghantar akibat gangguan / dirubah / dibagi sesuai kebutuhan lebar
alam. Inputan yang menjadi acuan OGS frekuensi informasi yang ditumpangkan
untuk bekerja adalah arus. (programable channel) sehingga
d) UVLS (Under Voltage Load Shedding) pemanfaatannya lebih efisien misalnya :
Under-Voltage Load Shedding (UVLS) • Komunikasi suara cukup dengan
merupakan suatu mekanisme pelepasan menggunakan band width chanal 300 -
beban akibat tegangan sistem yang rendah 2000 Hz ditambah signaling 3600 Hz +/-
dibawah batas tolenransi -10% dari nilai 30 Hz,
nominalnya. Sehingga kondisi tersebut
• Data ataupun teleproteksi bisa ditambah
dapat mengganggu kestabilan sistem
(superimpose) pada VFT band 2200 -
tenaga listrik yang menyebabkan jatuhnya
3600 Hz dan masih bisa dibagi - bagi lagi
tegangan (voltage collaps) dan
dengan kebutuhan carrier frekuensi data
memungkinkan terjadinya pemadaman
dengan band width tertentu atau
total (blackout) pada sistem. UVLS
teleproteksi dengan jumlah signal
merupakan suatu skema proteksi yang
komando dan kecepatan (pengiriman
bertujuan untuk melepas beban pada
sinyal time) tertentu.
transformator distribusi agar tegangan
Karena media yang digunakan untuk
sistem dapat naik ke kondisi normal.
peralatan PLC adalah media line power yang
rentan terhadap propagasi dan manuver
2.3. PLC (Power Line Carrier)
peralatan switchgear maka terminal PLC
Power Line Carrier (PLC) adalah salah harus dilengkapi dengan rangkaian :
satu media komunikasi yang digunakan pada
instalasi jaringan listrik. Sistem PLC • Automatic Gain Control (AGC) dengan
menggunakan transmisi SUTT/SUTET range yang lebar
sebagai sarana menyalurkan informasi suara, • Rangkaian Equalisasi yang sehalus
data dan teleproteksi antara mungkin.
GI/GITET/pembangkit serta Control Center.
Peralatan PLC harus menampilkan unjuk
2.4. Teleproteksi Berikut adalah topologi teleproteksi analog
yang menggunakan media komunikasi PLC :
Daya guna sistem pengaman /
teleproteksi dari suatu jaringan transmisi
sistem tenaga listrik sangat ditentukan oleh
keandalan sistem komunikasi yang
dipergunakannya (dalam hal kecepatan dan
ketepatan), karena hasil pemrosesan data
gangguan dari relai jarak (Distance Relay)
diserahkan kepada power line carrier (PLC)
untuk dikirimkan kepada penerima PLC
lawan, agar membuka sakelar pemutus Gambar 2. Topologi komunikasi
tenaga (PMT) dengan tempo yang sesingkat- menggunakan media PLC
singkatnya, sehingga PMT yang letaknya
berdekatan dengan sumber gangguan Dari gambar diatas dapat dilihat
maupun PMT satunya lagi yang letaknya dengan komunikasi yang masih
berjauhan dapat terbuka secara bersamaan. menggunakan high frequency untuk
mengirimkan sinyal dari gardu induk asal
Tujuan utama dari bekerjanya sistem menuju gardu induk tujuan. Kualitas
teleproteksi adalah dalam usaha memperoleh Transmisi dari link komunikasi PLC
energi listrik yang kontinyu dan membatasi ditentukan rasio sinyal terhadap kebisingan
pengaruh gangguan yang terjadi pada (noise) yang diukur di penerima (receiver).
jaringan transmisi sistem tenaga listrik. Oleh karena itu parameter karakteristik dari
Bekerjanya sistem teleproteksi mungkin PLC adalah Line attenuation (Redaman
hanya sekali saja diperlukan dalam beberapa Sinyal) dan Noise Level (gangguan noise
tahun, namun sistem pengaman tersebut karena pelepasan sebagian pancaran sinyal
harus dengan pasti dapat bekerja bila pada permukaan konduktor transmisi
sewaktu-waktu diperlukan. Untuk itu ia tidak (SUTT). Berikut merupakan graphic
boleh gagal dalam menjalankan fungsinya, perbandingan line attenuation pada saluran
sebab bila terjadi kegagalan kerja maka dapat transmisi udara tegangan tinggi (SUTT).
mengakibatkan kerusakan yang lebih parah
dari alat-alat yang diamankannya atau
mengakibatkan bekerjanya sistem lain,
sehingga daerah yang mengalami
pemadaman akan terjadi lebih luas lagi.

Teleproteksi analog adalah teleproteksi


yang digunakan untuk mengirim sinyal
proteksi dari satu gardu induk menuju gardu
induk lain dengan menggunakan media
Gambar 3. Grafik perbandingan line
komunikasi PLC (Power Line Carrier).
attenuation pada SUTT
Teleproteksi digital adalah teleproteksi 3. METODOLOGI PENELITIAN
yang digunakan untuk mengirim sinyal
proteksi dari gardu induk asal ke gardu induk
tujuan menggunakan media komunikasi
Multiplexer dan Fiber Optik. Berikut adalah
topologi komunikasi teleproteksi
menggunakan media komunikasi
Multiplexer :

Gambar 6. Diagram Alir Penelitian


Gambar 4. topologi teleproteksi digital
dengan media komunikasi multiplexer

Dari kelebihan diatas sudah dapat


dilihat jika teleproteksi digital ini lebih
unggul dibanding dengan teleproteksi analog
yang bermedia komunikasi PLC. Berikut
adalah gambar topologi atau konfigurasi
teleproteksi yang masuk dalam Network
Management System :

Gambar 5. konfigurasi teleproteksi ke NMS


Gambar 7. Flowchart Konfigurasi
Teleproteksi
Konfigurasi dan topologi teleproteksi analog sudah terpasang sebelum nya. Routing link
yang bermedia komunikasi PLC dilakukan dilakukan dengan menyamakan tributary
pengujian teleproteksi yang meliputi pada multiplexer di gardu induk asal dan
pengujian sinyal sending dan sinyal receive gardu induk tujuan, Link komunikasi yang
beserta pengiriman sinyal time menggunakan akan di routing adalah link komunikasi
alat uji pengiriman sinyal time pada dengan kapsitas 2Mbps. berikut ini adalah
teleproteksi analog. gambar konfigurasi tributary pada
multiplexer di gardu induk yang akan
4. ANALISA TELEPROTEKSI digunakan untuk link komunikasi
4.1. Pengujian Teleproteksi Analog teleproteksi digital :
Konfigurasi dan topologi teleproteksi
analog yang bermedia komunikasi PLC akan
dilakukan pengujian teleproteksi yang
meliputi pengujian sinyal sending dan sinyal
receive beserta pengiriman sinyal time
menggunakan alat uji pengiriman sinyal time
pada teleproteksi analog.

Tabel 1. Hasil pengujian waktu pengiriman


sinyal TP analog

4.2.Pengujian Teleproteksi Digital


Gambar 8. Konfigurasi tributary untuk link
Komunikasi teleproteksi digital

Dari tabel diatas dapat diketahui untuk 4.3.Pengujian Poin To poin


durasi pengiriman antar teleproteksi analog Pengujian poin to poin adalah
yaitu mulai dari sending sinyal dari GI asal melakukan pengujian dengan mengirim
menuju sinyal receive di GI tujuan rata-rata sinyal command sending dari Gardu Induk
durasi mencapai 16 ms. asal dan diterima pada sinyal command
4.2.Routing Link Komunikasi melalui receive di Gardu Induk Tujuan begitu juga
sebaliknya mengirim sinyal command
Multiplexer sending dari Gardu Induk tujuan dan diterima
pada sinyal command receive di Gardu Induk
Untuk melakukan routing link
asal. Pengujian ini bertujuan untuk
Komunikasi pada multiplexer perlu
memastikan kinerja atau fungsi command
dilakukan konfigurasi pada multiplexer
teleproteksi bekerja dengan baik dan sesuai,
untuk membuat jalur baru yang akan
serta untuk menguji waktu pengiriman sinyal
digunakan untuk teleproteksi digital yang
time yang di lakukan oleh teleproteksi digital.
Berikut tabel hasil pengujian pengiriman Tabel 3. Perbandingan Durasi Pengiriman
sinyal time untuk command teleproteksi sinyal Pelepasan beban Teleproteksi
digital :

Tabel 2. pengujian waktub pengiriman sinyal


command teleproteksi digital

Tabel 4. Perbandingan Kehandalan


Teleproteksi

Dari Tabel dan event diatas dapat


diketahui bahwa command teleproteksi
sudah sesuai dan bekerja dengan baik.
Beserta dengan hasil uji pengiriman sinyal
pelepasan beban sinyal command
teleproteksi yang tercantum pada tabel dan Fitur-fitur dan hasil uji yang ditunjukan
gambar event. Dari data di atas teleproteksi dalam tabel perbandingan diatas dapat
digital sudah siap di gunakan dan muatan digunakan sebagai referensi atau salah satu
skema proteksi defense scheme sudah siap alasan kenapa teleproteksi analog yang sudah
dipindah dari teleproteksi analog ke dapat dikategorikan obsolete dapat
teleproteksi digital. digantikan perannya dengan teleproteksi
digital. Sehingga kesiapan kerja pada
4.4. Analisa Hasil Uji Teleproteksi Analog peralatan pendukung skema Defense Scheme
dan Teleproteksi Digital dapat selalu dipantau kesiapan nya dan ketika
terjadi gangguan pada subsistem tenaga
Analisa lanjutan untuk pengujian listrik tidak menyebabkan gangguan meluas
pengiriman sinyal time pada masing-masing dikarenakan skema defense scheme dapat
teleproteksi untuk mengetahui berapa durasi bekerja dengan baik dan benar.
pengiriman antar teleproteksi dari Gardu
Induk asal menuju gardu induk tujuan. 4.5. Teleproteksi Digital untuk Skema
Berikut adalah tabel perbandingan untuk Proteksi Defense Scheme
hasil uji pengiriman sinyal pelepasan beban
dari masing-masing teleproteksi. Dari tahun ke tahun frekuensi
bekerjanya defence scheme menunjukkan
peningkatan, hal ini harus diimbangi dengan
kesiapan peralatan pendukungnya. Berikut pelepasan beban menuju gardu induk
adalah event bekerjanya defence scheme tujuan dapat ditingkatkan dari yang
periode 2019 sampai dengan 2020. awalnya 13 ms menjadi 6 ms sesuai
dengan hasil pengujian waktu pengiriman
Tabel 5. Event Kerja Defense Scheme 2020- sinyal pelepasan beban command
2021 teleproteksi.
2. Dengan adanya port berbasis ethernet
pada teleproteksi digital sangat membantu
untuk dapat dilakukan download event
kerja teleproteksi yang dapat membantu
analisa data saat dilakukan evaluasi
keberhasilan skema defense scheme OLS
dan Teleproteksi digital dapat selalu di
monitoring kesiapannya sebagai pengirim
sinyal pelepasan beban secara real time
melalui NMS teleproteksi.
3. Kehandalan link komunikasi yang
digunakan teleproteksi digital lebih baik
karena pada teleproteksi digital sudah
mendukung dilakukan redundant link
komunikasi dan memiliki topologi ring
Dari Tabel diatas dapat diketahui pada jalur komunikasi multiplexer yang
frekuensi kerja skema proteksi defense sangat membantu untuk meningkatkan
scheme yang harus mempunyai keberhasilan keberhasilan kerja skema defense scheme
mendekati 100%. Dengan adanya OLS
teleproteksi digital yang dapat meningkatkan
DAFTAR PUSTAKA
akurasi pengiriman sinyal pelepasan beban
1. Avara Technologies. 2016, User Manual
serta bisa untuk selalu di monitor
DB4/DB4x SW Version R4.11
kesiapannya secara real time, Skema proteksi
(160209.1105), Victoria Australia.
defense scheme diharapkan akan meningkat
2. Avara Technologies. 2016, User Manual
tingkat keberhasilannya mendekati 100% dan
DFS1/4 SDH Blade Release 3.9.5.9,
mengurangi pemadaman (Blackout) pada
Victoria Australia.
subsistem jaringan tenaga listrik.
3. Febriyanti, Difa dan Tejoputranto,
Pedoman Defense Scheme UP2B DKI
5. KESIMPULAN Jakarta dan Banten Edisi 8, Jakarta,
Dari hasil penelitian dan analisa 18 Desember 2020.
diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa : 4. Karyana, Pedoman dan Petunjuk Sistem
Proteksi Transmisi dan Gardu Induk Jawa
1. Dengan adanya teleproteksi digital maka Bali Edisi Pertama, Jakarta, September
akurasi waktu pengiriman sinyal 2013.
5. Menteri ESDM Republik Indonesia.x,
Aturan Jaringan Sistem Tenaga Listrik
(Gride Code) Nomor 20. Jakarta, 2020.
6. PT PLN (Persero) P3B Jawa Bali, Buku
Panduan Pemeliharaan Scada dan
Telekomunikasi Bab VI Power Line
Carrier edisi Pertama, Jakarta, 2004.
1.

Anda mungkin juga menyukai