BPJSKesehatan
BatanPenyelenggarJaninan Soil
NOTA KESEPAHAMAN
ANTARA
|
BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN
|
DENGAN |
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Nomor: 06/MOU/0318
Nomor: B/12/1I/2018
TENTANG
PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL-KARTU INDONESIA SEHAT
Pada hari ini Kamis, tanggal Delapan, bulan Maret, tahun Dua ribu delapan belas
bertempat di Jakarta, yang bertanda tangan di bawah ini:
1. Prof. Dr. dr. FACHMI IDRIS, M.Kes., selaku DIREKTUR UTAMA BADAN
PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN (BPJS) KESEHATAN,
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama BPJS Kesehatan, berkedudukan
di Jalan Letjen Suprapto Kaviing 20, Nomor 14, Cempaka Putih, Jakarta,
‘selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA.
2. JENDERAL POLIS! Prof. H. MUHAMMAD TITO KARNAVIAN, Ph.D., selaku
KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA, dalam hal ini
bertindak untuk dan atas nama KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
(Polri), berkedudukan di Jalan Trunojoyo 3, Kebayoran Baru, Jakarta 12110,
selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.
PIHAK PERTAMA ....PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA, selanjutnya secara bersama-sama disebut
PARA PIHAK, terlebih dahulu menerangkan hal-hal sebagai berikut:
a. bahwa PIHAK PERTAMA merupakan badan hukum publik yang dibentuk untuk
menyelenggarakan Program Jaminan Sosial Kesehatan sebagaimana
diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS); dan |
b. _bahwa PIHAK KEDUA merupakan alat Negara yang berperen dalam memelihara
keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, serta memberikan
perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka
terpeliharanya keamanan dalam negeri.
Dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan sebagai berikut:
1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik
Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 2,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4168);
2. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 150, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4456);
3, Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;
4, Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5063);
5. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 116, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5256);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2008 tentang Tata Cara Pelaksanaan
Hubungan dan Kerja Sama Kepolisian Negara Republik Indonesia (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 158, Tambahan Lembaran
Negara Republik indonesia Nomor 4910);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 85 Tahun 2013 tentang Tata Cara Hubungan Antar
Lembaga Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2013 Nomor 230, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5473);
8. Peraturan.....10.
dds
12,
13,
14.
15,
Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2016 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis
Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Kepolisian Negara Republik
Indonesia;
sebagaimana telah diubah beberapa kali dengan Peraturan Presiden Nomor
19 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua dan Peraturan Presiden Nomor 28
Tahun 2016 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun.
2013 (Lembaran Negara Tahun 2016 Nomor 62);
Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang cores Kesehatan
Peraturan Presiden Nomor 107 Tahun 2013 tentang Pelayanan Kesehatan
Tertentu Berkaitan dengan Kegiatan Operasional Kementerian Pertahanan,
Tentara Nasional Indonesia, dan Kepolisian Negara Republik Indonesia
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 251);
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 71 Tahun 2013 tentang Pelayanan
Kesehatan pada Jaminan Kesehatan Nasional sebagaimana telah diubah terakhir
dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 23 Tahun 2013 Tahun 2017 tentang
Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 71 Tahun 2013
tentang Pelayanan Kesehatan pada Jaminan Kesehatan Nasional;
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 56 Tahun 2014 tentang Klasifikasi dan
Perizinan Rumah Sakit;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 88/PMK.02/2016 tentang Tata Cara
Pengelolaan Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari Dana Kapitasi pada
Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) Pemerintah Pusat;
Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2014
tentang Panduan Penyusunan Kerja Sama Kepolisian Negara Republik
Indonesia; dan
Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2017
tentang Administrasi Pengelolaan Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP)
di Lingkungan Kepolisian Negara Republik Indonesia.
ae
BerdasarkanBerdasarkan hal-hal tersebut di atas, PARA PIHAK sepaket untuk melanjutkan
kerja sama dalam rangka Program’ Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)-Kartu
Indonesia Sehat (KIS), melalui Nota Kesepahaman ini, dengan menyatakan beberapa
hal sebagai berikut:
|
BABI
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 1
(1) Maksud Nota Kesepahaman ini sebagai pedoman bagi PARA PIHAK dalam
rangka Penyelenggaraan Program JKN-KIS di Fasilitas Kesehatan (Faskes)
PIHAK KEDUA dan koordinasi penjaminan pelayanan kesehatan akibat
kecelakaan lalu lintas. |
(2) Tujuan Nota Kesepahaman ini adalah terwujudnya kerja sama dan sinergi bagi
PARA PIHAK.
BAB II
RUANG LINGKUP
Pasal 2
Ruang Lingkup dalam Nota Kesepahaman ini meliputi:
a. peserta dan rekonsiliasi data peserta JKN-KIS yang terdaftar di Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) PIHAK KEDUA;
b. _ prosedur pelayanan kesehatan Faskes PIHAK KEDUA;
. _ pembayaran pemanfaatan Faskes PIHAK KEDUA; dan
d. pemanfaatan data online kecelakaan lalu lintas.(1)
(2)
@)
(4)
6)
6)
Pemanfaatan Faskes PIHAK KEDUA, sebagai berikut:
a
BAB Ill
PELAKSANAAN
Bagian Pertama
Peserta dan Rekonsiliasi Data Peserta JKN-KIS yang Terdaftar di FKTP
PIHAK KEDUA
Pasal 3
Peserta JKN-KIS yang terdaftar di FKTP PIHAK KEDUA meliputi pegawai negeri
pada Poli dan anggota keluarganya paling banyak 5
masyarakat yang terdaftar di FTP PIHAK KEDUA.
ima) orang, serta
Masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), yaitu masyarakat umum
yang terdaftar sebagai peserta JKN-KIS di FATP PIHAK KEDUA.
PARA PIHAK melakukan pemutakhiran data dalam bentuk rekonsiliasi data guna
memastikan jumlah peserta terdaftar.
Rekonsiliasi data sebagaimana dimaksud pada ayat (3), di
PIHAK, sebagai berikut:
llakukan olen PARA
a. _ tingkat daerah dilakukan paling sedikit 2 (dua) kali dalam setahun; dan
|
b. _ tingkat pusat dilakukan paling sedikit 1 (satu) kali dalam setahun.
PIHAK KEDUA menyusun rencana target dan pagu dana kapitasi_ tahun
berikutnya (TAB+2), sesuai jumlah kepesertaan didasarkan hasil rekonsiliasi data
sebagaimana dimaksud pada ayat (4), dan norma kapitasi.
PIHAK PERTAMA dapat melakukan perubahan FKTP bagi
gawai negeri pada
Polri dan anggota keluarganya sesuai data dan/atau informasi yang bersumber
dan diberikan oleh PIHAK KEDUA.
Bagian Kedua
Prosedur Pelayanan Kesehatan Faskes PIHAK aus
Pasal 4
PIHAK PERTAMA memenfaatkan Faskes PIHAK KEDUA yang telah bekerja
sama untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi peserta
IKN-KIS; dan
ye
b. Faskes ...".b. _Faskes sebagaimana dimaksud pada huruf a, meliputi:
1. Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP), yaitu Poliklinik dan Satkes
PIHAK KEDUA; |
2. Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL), yaitu Rumah Sakit
Bhayangkara; dan
3. _ Fasilitas Kesehatan lainnya milik PIHAK KEDUA.
Pasal 5
Jaminan Pelayanan Kesehatan, sebagai berikut
a. PIHAK PERTAMA memberikan jaminan pelayanan kesehatan bagi Peserta
JKN-KIS di Faskes PIHAK KEDUA sesuai dengan peraturan perundang-
undangan;
b. dalam keadaan tertentu, jaminan pelayanan kesehatan bagi pegawai negeri pada
Poli dan keluarganya dilakukan berdasarkan kesepakatan PARA PIHAK,
meliputi: |
1. peserta JKN-KIS PIHAK KEDUA yang melaksanakan mutasi dalam rangka
penugasan dan/atau pendidikan; dan
2. pegawai negeri pada Polri dan anggota keluarganya sebagai peserta
JKN-KIS PIHAK KEDUA dapat mengikuti pola jejaring dan sistem rujukan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan;
c. _Jaminan pelayanan kesehatan bagi tahanan pada PIHAK KEDUA yang menjadi
peserta JKN-KIS dapat dilayani di Faskes PIHAK KEDUA dan dijamin sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 6 |
Peningkatan Mutu Layanan Faskes PIHAK KEDUA, sebagai berikut:
a. PIHAK PERTAMA melekukan kegiatan peningkatan kompetensi FATP PIHAK
KEDUA dalam rangka meningkatkan mutu layanan;
b. PIHAK PERTAMA melakuken kegiatan peningkatan pemahaman Faskes PIHAK
KEDUA dalam rangka meningkatken mutu layanan;
|
c. PIHAK PERTAMA
SZPIHAK PERTAMA memberikan umpan balik kepada PIHAK KEDUA terkait
kinerja atas Faskes milik PIHAK KEDUA; dan
peningkatan sistem dan metode pelayanan kesehatan mi
Berbasis Komitmen Pelayanan (KBKP) dilaksanakan secara
PIHAK KEDUA.
Bagian Ketiga
Pembayaran Pemanfaatan Faskes PIHAK oun
Pasal 7
\juk pada Kapitasi
rtahep oleh FKTP
Pembayaran pemanfaatan Faskes PIHAK KEDUA dilaksanakan dengan sistem,
‘sebagai berikut:
i:
(1)
(2)
@)
a)
untuk FKTP PIHAK KEDUA dengan sistem kapitasi melalui
kepada Satuan Kerja (Satker) pengelola dana kapitasi; dan
untuk FKRTL PIHAK KEDUA dengan sistem pembayaral
pelayanan kesehatan.
Bagian Keempat.
mekanisme PNBP
tagihanvklaim dari
Pemanfaatan Data Online Kecelakaan Lalu Lintas
Pasal 8
PIHAK KEDUA memberikan data akses Integrated Road Safety Management
System (IRSMS) secara online kepada PIHAK PERTAMA.
PIHAK PERTAMA memberikan data korban kecelakaan|
PIHAK KEDUA.
lalu lintas kepada
PIHAK KEDUA dalam pemenuhan administrasi kecelakaan lalu lintas
memberikan produk Laporan Polisi kepada PIHAK PERTAMA.
|
BABIV
SOSIALISASI
Pasal 9
Nota Kesepahaman ini disosialisasikan oleh PARA PIHAK kepada jajarannya
guna diketahui dan dilaksanakan baik di tingkat pusat maupul
(2)
di tingkat daerah.
PARA PIHAK .....
4A(2)
@)
(4)
a)
PARA PIHAK melakukan sosialisasi mengenai seluruh ps
fturan_perundang-
undangan dan peraturan pelaksanaan lainnya yang terkait dengan
penyelenggaraan Program JKN-KIS.
Sosialisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan baik secara
‘sendiri-sendiri maupun bersama-sama.
Sosialisasi secara sendir-sendiri maupun bersama-sama sebagaimana dimaksud
pada ayat (3), dilaksanakan paling sedikit 1 (satu) kali dalam.
BABV
PENANGGUNG JAWAB
Pasal 10
setahun.
Penanggung jawab penyelenggaraan Nota Kesepahaman ini, dilaksanakan oleh
PARA PIHAK dengan menunjuk Pejabat sesuai dengan ruang lingkup, peran,
tugas dan fungsi masing-masing pihak.
Para pejabat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), yaitu:
a. PIHAK PERTAMA menunjuk:
1. _ Direktur Jaminan Pelayanan Kesehatan;
2. _ Direktur Perluasan dan Pelayanan Peserta; dan
3. Direktur Keuangan dan Investasi;
b. PIHAK KEDUA menunjuk:
1. Asisten Kapolri bidang Perencanaan Umum dar
Kapotri;
2. Asisten Kapolri bidang Sumber Daya Manusia (As
3. _ Kepala Korps Lalu Lintas Polri (Kakoriantas Polri);
Anggaran (Asrena
‘SDM Kapolti);
|
4. Kepala Pusat Kedokteran dan Kesehatan Polri (Kapusdokkes Polri);
dan
5. _Kepala Pusat Keuangan Polri (Kapuskeu Polri,
BAB VI
oe(2)
(1)
(2)
Segala biaya yang timbul berkenaan dengan pelaksanaan No
dibebankan kepada PARA PIHAK secara proporsional sesu:
perundang-undangan.
BAB VI
TINDAK LANJUT
Pasal 11
Nota Kesepahaman ini ditindaklanjuti oleh PARA PIHAK
Perjanjian Kerja Sama, yaitu:
dengan menyusun
a. Perjanjian Kerja Sama antara BPJS Kesehatan dengan Satkes Pusdokkes
Polti/Biddokkes Polda tentang Pelayanan Kesehatan bagi peserta Jaminan
Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat di Lingkungan Polri meliputi:
1. _ BPJS Kesehatan Kedeputian Wilayah dengan Sati
Biddokkes Polda;
2. _BPJS Kesehatan Kantor Cabang dengan Rumah
b. Perjanjian Kerja Sama antara BPJS Kesehatan deng
Polri tentang Pemanfaatan data online kecelakaan lalu |i
Perjanjian Kerja Sama sebagaimena dimaksud pada a
es Pusdokkes Polri/
jakit Bhayangkara.
n Korps Lalu Lintas
intas,
fat (1), merupakan
satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari Nota Kesepahaman ini.
BAB VII
MONITORING DAN EVALUASI
Pasal 12
PARA PIHAK sepakat melakukan monitoring dan evalu
Nota Kesepahaman ini secara berkala paling sedikit 1 (satu)
Pelaksanaan monitoring dan evaluasi sebagaimana dimal
dapat dilakuken secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama.
BAB VII
PEMBIAYAAN
Pasal 13
ji atas pelaksanaan
li dalam setahun.
sud pada ayat (1),
Kesepahaman ini
dengan peraturan
BAB IX
¥10
BAB IX
KETENTUAN LAIN
Bagian Pertama
‘Adendum
Pasal 14
(1) Halhal yang belum diatur atau terjadinya perubahan (adendum) dalam Nota
Kesepahaman ini, akan ditentukan kemudian oleh PARA PIHAK, yang
merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari Nota
Kesepahaman ini. |
(2) Perubahan (adendum) sebagaimana dimaksud pada yat (1), terhadap Nota
Kesepahaman ini dapat dilakukan atas dasar persetujuan PARA PIHAK.
Bagian Kedua
Perbedaan Penafsiran
Pasal 15 |
Apabila di kemudian hari terjadi perbedaan penefsiran dalam pelaksanaan Nota
Kesepahaman ini, akan diselesaikan oleh PARA PIHAK secara musyawarah untuk
mufakat.
Bagian Ketiga
Masa Berlaku
Pasal 16
(1) Nota Kesepahaman ini berlaku 3 (tiga) tahun terhitung sejak tanggal
ditandatangani oleh PARA PIHAK.
(2) Nota Kesepahaman ini dapat diperpanjang sesuai kel Siuhan berdasarkan,
kesepakatan PARA PIHAK dengan terlebih dahulu dilakukan koordinasi
paling lambat 3 (tiga) bulan sebelum berakhir masa berlaku Nota Kesepahaman.
(3) Nota Kesepahaman ini dapat diakhiri sebelum masa berlaku sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), dengan ketentuan pihak yang bermaksud mengakhiri
Nota Kesepahaman wajib memberitahukan maksud tersebut secara tertulis
paling lambat 3 (tiga) bulan sebelum berakhimya Nota Kesepahaman kepada
pihak lainnya,
| BAB X.....
riaBAB X
PENUTUP
Pasal 17
Nota Kesepahaman ini dibuat dan ditandatangani pada hari, tang
jal, bulan dan tahun
‘sebagaimana disebutkan pada awal Nota Kesepahaman ini, dalam rangkap 2 (dua) asli
masing-masing bermeterai cukup dan mempunyai kekuatan huku
ditandatangani PARA PIHAK.
PIHAK PERTAMA,
fr. dr. FACHMI IDRIS, M.Kes.
DIREKTUR UTAMA
yang sama setelahBABX
PENUTUP
Pasal 17 |
|
Nota Kesepahaman ini dibuat dan ditandatangani pada hari, tanggal, bulan dan tahun
sebagaimana disebutkan pada awal Nota Kesepahaman ini, dalam rangkap 2 (dua) asii
masing-masing bermeterai cukup dan mempunyai kekuatan hukum yang sama setelah
ditandatangani PARA PIHAK.
Prof. Dr. dr. FACI
DIREKTUR UTAMA