Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

FISIOLOGI METABOLISME DAN MEDIA


PERTUMBUHAN BAKTERI

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 2
ADINDA THERESIA 12123001
APRILIA THEODORA 12123002
ERNAWATI 12123004
NI WAYAN SUJATI 12123012

PROGRAM STUDI D3 FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI PELITA MAS PALU
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji sykur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatnya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Fisiologi metabolisme dan
media pertumbuhan bakteri” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
Mikrobiologi dan Parasitologi Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang Protein dan Lemak bagi pembaca dan penulis.

Saya menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam penulisan makalah ini,
Untuk itu saya memohon maaf dan semoga kedepannya dapat menjadi lebih baik lagi.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

23, April 2022

penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................4
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan Makalah......................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................5
2.1 Fisiologi dan Metabolisme Bakteri..........................................................................5
2.2 Media Pertumbuhan Bakteri....................................................................................8
BAB III PENUTUP................................................................................................................14
3.1 Kesimpulan..............................................................................................................14
3.2 Saran.........................................................................................................................15
Daftar Pustaka........................................................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari organisme yang berukuran sangat kecil
sehingga tidak dapat dilihat dengan mata telanjang melainkan harus menggunakan
mikroskop. Organisme yang sangat kecil ini disebut sebagai mikroorganisme (Waluyo,
2009).Mempelajari sifat-sifat dan menumbuhkan mikroorganisme memerlukan suatu
media sebagai tempat pertumbuhan mikroorganisme. Media pertumbuhan harus
memenuhi persyaratan nutrisi yang dibutuhkan oleh suatu mikroorganisme (Atlas, 2004).
Nutrisi yang dibutuhkan mikroorganisme untuk pertumbuhannya meliputi sumber
karbon, nitrogen, unsur non logam seperti sulfur dan fosfor, unsur logam seperti Ca, Zn,
Na, K, Cu, Mn, Mg, dan Fe, vitamin, air, dan energi (Cappucino, 2014).
Dasar makanan yang paling baik untuk pertumbuhan bakteri ialah medium yang
mengandung zat-zat organik seperti rebusan daging, sayur-sayuran, sisa-sisa makanan
atau ramuan-ramuan yang dibuat oleh manusia (Dwidjoseputro, 1987). Media sangat
penting untuk menumbuhkan mikroba, isolasi, perhitungan jumlah mikroba, dan
pengujian sifat sifat fisik bakteri sehingga suatu bakteri dapat diidentifikasi. Media
pertumbuhan dalam berbagai bidang sangat besar peranannya, media pertumbuhan dapat
digunakan sebagai media untuk pemeriksaan dan pengembangan penyakit yang berasal
dari virus dan bakteri, pembuatan antimikroba untuk membunuh virus dan jamur pada
tumbuhan, sebagai media pengembangan zat antivirus. Media yang umum digunakan
untuk

1.2 Rumusan Masalah

1) Apakah defenisi?
2) Apa saja sel?
3) Apa saja kelebihan dan kekurangan sediaan parenteral?
4) Apa saja sarana prasarana pencampuran sediaan steril?

1.3 Tujuan Penulisan Makalah

1) Agar mengetahui definisi sediaan parenteral


2) Agar mengetahui apa saja sediaan farmasi parenteral
3) Agar mengetahui kelebihan dan kekurangan sediaan parenteral
4) Agar menegetahui sarana pencampuran sediaan steril

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Fisiologi dan Metabolisme Bakteri

1) Pengertian Fisiologi
Fisiologi atau ilmu faal (dibaca fa-al) adalah salah satu dari cabang-cabang
biologi yang mempelajari berlangsungnya sistem kehidupan Bakteri, seperti halnya
semua mahluk hidup, membutuhkan makanan untuk dapat bermetabolisme dan untuk
dapat melakukan pembelahan sel, dan tumbuh secara optimal dilingkungan yang
menyediakan kebutuhan-kebutuhannya. Secara kimiawi, bakteri
a. Kebutuhan Nutrisi
Oksigen dan Hidrogen Oksigen dan Hidrogen didapat dari air; dengan
demikian air sangat diperlukan untuk pertumbuhan bakteri. Kadar oksigen yang
tepat sangat dibutuhkan untuk keseimbangan pertumbuhan. Pertumbuhan bakteri
aerob misalnya, sangat ditentukan oleh ketersediaan Oksigen, sementara Oksigen
dengan kadar rendah dapat menghambat pertumbuhan bakteriyang anaerob
b. Karbon
Karbon diperoleh bakteri dengan dua cara yaitu :Bakteri autotroph, bakteri
yang hidu bebas dan tidak bersifat parasite, menggunakan Karbondioksida sebagai
sumber karbonya Bakteri heterotroph, yang merupakan bakteri parasite,
menggunakan substansi organic kompleks, seperti sukrosa sebagai sumber
karbondiokasida dan sumber energinya.
c. Ion-ion Anorganik.
Nitrogen, Sulfur, Fosfat, Magnesium, Kalium dan sejumlah trace elemen
diperlukan untuk pertumbuhan bakterinNutrien Organik Nutrien organik sangat
diperlukan dalam jumla yang berbeda-beda, tergantung spesies bakteri.
Karbohidrat digunakan sebagai sumber energi dan sebagai bahan awal untuk
proses biosintesis beberapa substansi. Asam amino sangat penting untuk
pertumbuhan beberapa bakteri Vitamin, purin dan Pyrimidin dalam jumlah sedikit
diperlukan untuk pertumbuhan bakteri.
2) Reproduksi
Bakteri melakukan reproduksi melalui suatu proses yang disebut pembelahan
biner,dimana sel induk membelah menjadi dua sel dan seterusnya. Hal ini
menyebabkan laju pertumbuhan bakteri mengikuti pertumbuhan logaritme, yaitu satu
bakteri akan menghasilkan 16 bakteri dalam 4 generasi. Rata-rata waktu pembelahan
bakteri bisa sangat bervariasi (misalnya: 20 menit untuk Eschericia coli, 24 jam untuk
Mycobacterium tuberculosis), makin pendek waktu pembelahan, makin cepat laju
multiplikasinya. Faktor lain yang mempengaruhi waktu pembelahan antara lain:
jumlah nutrient, suhu dan pH lingkungan.
3) Siklus Pertumbuhan Bakteri
Siklus pertumbuhan bakteri mengalami 4 fase yaitu :
a. Fase Lag: dapat berlangsung selama 5 menit sampai beberapa jam karen bakteri
tidak akan segera membelah diri tetapi mengalami periode adaptasi,dengan
sejumlah aktivitas metabolic
b. Fase Log (Logaritme, eksponensial): pada saat ini terjadi pembelahan sel yang
amat cepat, yang ditentukan oleh kondisi lingkungan.
c. Fase Stasioner : fase ini dialami ketika jumlah nutrisi menurun dengan cepat atau
terbentuknya produk-produk racun yang dapat menyebabkan pertumbuhan
melambat hingga jumlah sel baru yang dihasilkan seimbang dengan jumlah sel
yang mati. Pada saat ini bakteri mencapai kepadatan sel maksimal.
d. Fase Penurunan atau Fase kematian : yang ditandai dengan menurunnya jumlah
bakteri hidup.
4) Regulasi Pertumbuhan Bakteri
Pertumbuhan bakteri sangat dipengaruhi oleh nutrisi di lingkungannya.
Meskipun demikian, kondisi-kondisi intrasel dan ekstraselnya dapat memodifikasi
laju pertumbuhannya. Faktor-faktor intraseluler meliputi :
 Produk akhir yang menghambat tumbuh : enzim pertama pada jalur metabolic
dihambat oleh produk akhir dari jalur tersebut.
 Penekanan oleh katabolit : sintesa enzim dihambat oleh produk-produk katabolit
Faktor-faktor ekstrasel yang memodifikasi pertumbuhan bakteri adalah :
a. Suhu: suhu optimal dibutuhkan untuk kerja enzim bakteri yang efektif, meskipun
tumbu pada suhu lingkungan, bakteri dapat diklasifikasikan sebagai :
 Bakteri Mesofil, yaitu bakteri yang dapat tumbuh baik pada suhu 250 –
400C.Termasuk dalam golongan ini adalah bakteri-bakteri yang penting secara
medis (yang tumbuh baik pada temperatur badan)
 Bakteri Thermofil, bakteri yang dapat tumbuh baik pada suhu 550 – 800C
(Thermus aquaticus misalnya, tumbuh pada daerah bersuhu tinggi, dan
enzimnya seperti Taq-polimerase, adalah enzim yang tahan panas).
 Bakteri Psikrofil, yang tumbuh pada suhu dibawah 200C
b. pH :konsentrasi ion Hidrogen pada lingkungannya seharusnya antara pH 7,2-7,4
(misalnya pH fisiologis) untuk pertumbuhan bakteri yang optimal. Meskipun
demikian, beberapa bakteri ( misalnya Lactobacillus sp) dapat mempengaruhi
lingkungan ekologisnya, misalnya menyebabkan proses karies gigi dimana pH
dapat diturunkan sampai 5,0.
5) Pertumbuhan Aerob dan Anaerob
Suplai Oksigen yang baik meningkatkan metabolisme dan pertumbuhan
sebagian besar bakteri. Oksigen bertindak sebagai akseptor Hidrogen pada tahap akhir
produksi energy dan menghasilkan 2 molekul, hydrogen peroksida (H2O2) dan
radikal bebas superoksida (O2). Kedua molekul tersebut bersifat toksik dan perlu
untuk dihancurkan. Ada dua enzim yang digunakan oleh bakteri untuk
menghancurkan molekul tersebut: enzim pertama yaitu superoksida dismutase, yang
mengkatalisa reaksi :
2O2 + 2H+ → H2O2 + O2
Dan enzim kedua adalah katalase, yang mengubah hydrogen peroksida menjadi air
dan oksigen :
2 H2O2 → 2 H2O + O2
Bakteri diklasifikasikan menurut kemampuannya untuk hidup di lingkungan
dengan oksigen yang sedikit ataupun dengan oksigen bebas (Lihat gambar 1.24 dan
tabel 1.5. Hal ini akan berdampak praktek penting, karena specimen klinik harus
diinkubasikan di laboratorium pada kondisi keberadaan gas yang tepat bagi
pertumbuhan bakteri patogen. Dengan demikian, bakteri diklasifikasikan sebagai
berikut :
 Bakteri obligat aerob (mutlak aerob), yang memerlukan oksigen untuk
pertumbuhannya karena system pembangkit ATP-nya sangat bergantung pada
Oksigen sebagai akseptor hydrogen (misalnya : Mycobacterium tuberculosis)
 Bakteri fakultatif anaerob, yang jika ada oksigen mereka menggunakan oksigen
untuk membentuk energy, tetapi jika tidak tersedia cukup oksigen, mereka
menggunakan jalur fermentasi untuk mensintesa ATP (misalnya : bakteri-bakteri
rongga mulut seperti Streptococcus mutans, Eschericia coli).
 Bakteri obligat anaerob, yaitu bakteri yang tidak dapat tumbuh jika ada oksigen
karenabakteri tersebut tidak mempunyai enzim superoksida dismutase atau
katalase atau keduanya (misalnya Porphyromonas gingivalis)
 Microaerophilic , yaitu bakteri yang tumbuh dengan baik pada lingkungan dengan
sedikit oksigen (misalnya Campylobacter fetus).
2.2 Media Pertumbuhan Bakteri

Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri atas campuran
nutrisi (nutrient) yang digunakan oleh suatu mikroorganisme untuk tumbuh dan
berkembangbiak pada media tersebut. Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi pada media
berupa molekul-molekul kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel-nya. Media
pertumbuhan juga bisa digunakan untuk mengisolasi mikroorganisme, identifikasi dan
membuat kultur murni. Komposisi media pertumbuhan dapat dimanipulasi untuk tujuan
isolasi dan identifikasi mikroorganisme tertentu sesuai dengan tujuan masing-masing
pembuatan suatu media. Media adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat
hara (nutrient) yang berguna untuk membiakkan mikroba. Dengan mempergunakan
bermacam macam media dapat dilakukan isolasi, perbanyakan, pengujian sifat-sifat
fisiologis dan perhitungan jumlah mikroba.
A. Macam-macam Media
Media untuk kultur bakteri dalam mikrobiologi ada banyak jenisnya dan dapat
menjadi tiga kelompok besar berdasarkan bentuk, komposisi/susunannya.
 Berdasarkan Bentuknya
Bentuk media ada tiga macam yang dapat dibedakan dari ada atau tidaknya
bahan tambahan berupa bahan pemadat seperti agar-agar atau gelatin. Bentuk media
tersebut yaitu:
a. Media Padat
Media padat merupakan media yang mengandung banyak agar atau zat pemadat
kurang lebih 15% agar sehingga media menjadi padat. Media ini dapat dibedakan
menjadi tiga jenis menurut bentuk dan wadahnya yaitu, media tegak, media
miring, dan media lempeng. Media tegak menggunakan tabung reaksi yang
ditegakkan sebagai wadahnya,media miring menggunakan tabung reaksi yang
dimiringkan, sedangkan media lempeng menggunakan petridish (plate) sebagai
wadahnya. Media ini umumnya digunakan untuk pertumbuhan koloni bakteri atau
kapang. Ke dalam media ditambahkan antara 10-15 gram tepung agar-agar per
1000 ml media. Jumlah tepung agar-agar yang ditambahkan tergantung kepada
jenis atau kelompok mikroba yang dipelihara. Kalau ke dalam media tidak
ditambahkan zat pemadat, umumnya dipergunakan untuk pembiakkan mikroalga
tetapi juga mikroba lain, terutama bakteri dan ragi. Ada yang memerlukan kadar
air tinggi sehingga jumlah tepung agar-agar rendah. Tetapi ada pula yang
memerlukan kandungan air rendah sehingga penambahan tepung agar-agar harus
sedikit. Media padat umumnya dipergunakan untuk bakteri, ragi, jamur dan
kadang-kadang juga mikroalga
b. Media semi padat
Media semi padat atau semi cair merupakan media yang mengandung agar kurang
dari yang seharusnya kurang lebih 0,3% - 0,4% sehingga media menjadi kenyal,
tidak padat dan tidak begitu cair. Umumnya digunakan untuk pertumbuhan
mikroba yang banyak memerlukan air dan hidup anerobik dan untuk melihat
pergerakan mikroba. Kalau penambahan zat pemadat hanya 50% atau kurang dari
yang seharusnya. Ini umumnya diperlukan untuk pertumbuhan mikroba yang
banyak memerlukan kandungan air dan hidup anaerobic atau fakultatif.
c. Media cair
Media cair merupakan media yang tidak ditambahi bahan pemadat, umumnya
digunakan untuk pertumbuhan mikroalga. Kalau ke dalam media tidak
ditambahkan zat pemadat, umumnya dipergunakan untuk pembiakkan mikroalge
tetapi juga mikroba lain, terutama bakteri dan ragi.

 Berdasarkan Komposisi/Susunannya
Berdasarkan komposisinya media di bagi atas :
1. Media alami/non sintetis merupakan media yang disusun dari bahan-bahan alami
dimana komposisinya yang tidak dapat diketahui secara pasti dan biasanya langsung
diekstrak dari bahan dasarnya seperti: kentang, tepung, daging, telur,ikan sayur, dsb.
Contohnya: Tomato juice agar.
2. Media semi sintesis merupakan media yang disusun dari bahan-bahan alami dan
bahan-bahan sintesis. Contohnya: Kaldu nutrisi disusun dari : Pepton 10,0 g,Ekstrak
daging 10,0 g, NaCl 5,0 g, dan Aquadest 1000 ml.
3. Media sintesis, yaitu media yang disusun dari senyawa kimia yang jenis dan
takarannya diketahui secara pasti. Contohnya : Mac Conkey Agar.

 Berdasarkan bentuk
Berdasarkan bentuk, media perbenihan dapat dikelompokkan menjadi :
1) Media alami, yaitu media yang disusun oleh bahan-bahan alami seperti
kentang,tepung, daging, telur, ikan, umbi-umbian lainnya dan sebagainya. Pada
saat sekarang media alami yang banyak dipergunakan adalah dalam kultur
jaringan tanaman maupun hewan. Media untuk budidaya mikroorganisme
memiliki sumber karbon untuk dimasukkan ke dalam biomasa. Kalau ke dalam
media tidak ditambahkan zat pemadat, umumnya dipergunakan untuk pembiakan
mikroalge tetapi juga mikroba lain, terutama bakteri dan ragi. Contoh media alami
yang paling banyak dipergunakan adalah telur untuk pertumbuhan dan
perkembangbiakan virus.
2) Media sintetik yaitu media yang disusun oleh senyawa kimia. Contohnya media
untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan bakteri Clostridium tersusun oleh :
K2HPO4 : 0,5 g
KH2PO4 : 0,5 g
MgSO4, 7H2O : 0,1 g
NaCl : 0,1 g
FeSO4, 7H2O : 0,01 g
MnSO4, 7H2O : 0,01 g
CaCO3 : seangin
3) Media semi sintetik yaitu media yang tersusun oleh campuran bahan-bahan alami
dan bahan-bahan sintetis.
Berikut ini beberapa media yang sering digunakan secara umum dalam mikrobiologi
a) Lactose Broth
Lactose broth digunakan sebagai media untuk mendeteksi kehadiran koliform
dalam air, makanan, dan produk susu, sebagai kaldu pemerkaya (pre-enrichment
broth) untuk Salmonellae dan dalam mempelajari fermentasi laktosa oleh bakteri
pada umumnya. Pepton dan ekstrak beef menyediakan nutrien esensial untuk
memetabolisme bakteri. Laktosa menyediakan sumber karbohidrat yang dapat
difermentasi untuk organisme koliform.
b) EMBA (Eosin Methylene Blue Agar)
Media Eosin Methylene Blue mempunyai keistimewaan mengandung laktosa dan
berfungsi untuk memilah mikroba yang memfermentasikan laktosa seperti S.
aureus, P. aerugenosa, dan Salmonella. Mikroba yang memfermentasi laktosa
menghasilkan koloni dengan inti berwarna gelap dengan kilap logam. Sedangkan
mikroba lain yang dapat tumbuh koloninya tidak berwarna.
c) Nutrient Agar
Nutrien agar adalah medium umum untuk uji air dan produk dairy. NA juga
digunakan untuk pertumbuhan mayoritas dari mikroorganisme yang tidak selektif,
dalam arti mikroorganisme heterotrof. Media ini merupakan media sederhana
yang dibuat dari ekstrak beef, pepton, dan agar. NA merupakan salah satu media
yang umum digunakan dalam prosedur bakteriologi seperti uji air biasa, uji air
limbah, produk pangan, untuk membawa stok kultur, untuk pertumbuhan sampel
pada uji bakteri, dan untuk mengisolasi organisme dalam kultur murni.
d) Nutrient Broth
Nutrient broth merupakan media untuk mikroorganisme yang berbentuk cair.
Intinya sama dengan nutrient agar.
e) MRSA (de Mann Rogosa Sharpe Agar)
MRSA merupakan media yang diperkenalkan oleh De Mann, Rogosa, dan Shape
(1960) untuk memperkaya, menumbuhkan, dan mengisolasi jenis Lactobacillus
dari seluruh jenis bahan. MRS agar mengandung polysorbat, asetat, magnesium,
dan mangan yang diketahui untuk beraksi/bertindak sebagai faktor pertumbuhan
bagi Lactobacillus, sebaik nutrient diperkaya.
f) Trypticase Soy Broth (TSB)
TSB adalah media broth diperkaya untuk tujuan umum, untuk isolasi, dan
penumbuhan bermacam mikroorganisme. Media ini banyak digunakan untuk
isolasi bakteri dari spesimenlaboratorium dan akan mendukung pertumbuhan
mayoritas bakteri patogen. Media TSB mengandung kasein dan pepton kedelai
yang menyediakan asam amino dan substansi nitrogen lainnya yang membuatnya
menjadi media bernutrisi untuk bermacam mikroorganisme.
g) Plate Count Agar (PCA)
PCA digunakan sebagai medium untuk mikroba aerobik dengan inokulasi di atas
permukaan. Media PCA ini baik untuk pertumbuhan total mikroba (semua jenis
mikroba) karena di dalamnya mengandung komposisi casein enzymic hydrolisate
yang menyediakan asam amino dan substansi nitrogen kompleks lainnya serta
ekstrak yeast mensuplai vitamin B kompleks.
h) Potato Dextrose Agar (PDA)
PDA digunakan untuk menumbuhkan atau mengidentifikasi ragi dan kapang.
Dapat juga digunakan untuk enumerasi ragi dan kapang dalam suatu sampel atau
produk makanan. PDA cocok untuk pertumbuhan jamur. PDA mengandung
sumber karbohidrat dalam jumlah cukup yaitu terdiri dari 20% ekstrak kentang
dan 2% glukosa sehingga baik untuk pertumbuhan kapang dan khamir tetapi
kurang baik untuk pertumbuhan bakteri.
B. Jenis-Jenis Media Berdasarkan Fungsinya
Berdasarkan fungsinya, media dapat dibedakan menjadi enam yaitu:
1. Media Basal (media dasar) adalah media yang digunakan sebagai bahan dasar
untuk membuat media lain yang lebih kompleks. Media ini dapat mendukung
pertumbuhan hampir semua jenis mikrobia, contohnya adalah nutrient broth,
kaldu pepton, dsb.
2. Media Diferensial adalah media yang bila ditumbuhi oleh mikroba yang
berbeda,mikroba tersebut akan tumbuh dengan ciri khusus sehingga dapat
dibedakan.Contohnya: Media Triple Sugar Iron Agar (TSIA), Media Sulfit Indol
Motility (SIM), dansebagainya. Pada media diferensial ditambahkan bahan-bahan
kimia atau reagensia tertentu yang menyebabkan mikroba yang tumbuh
memperlihatkan perubahanperubahan spesifik sehingga dapat dibedakan dengan
jenis lainnya.
3. Media selektif adalah media yang memungkinkan suatu jenis mikroba tumbuh
dengan pesat, sementara jenis mikroba yang lain terhambat. Contohnya: Media
Salmonella Shigella Agar (SSA), Thiosulphate Citrate Bile Salt (TCBS), dan
sebagainya. Media selektif merupakan media yang ditambahkan bahan-bahan
tertentu yang akan menghambat pertumbuhan mikroba yang tidak diinginkan yang
ada dalam suatu spesimen. Inhibitor yang digunakan berupa antibiotik, garam dan
bahan-bahan kimia lainnya.
4. Media diperkaya (enrichment) adalah media yang dirancang untuk mendukung
pertumbuhan mikroorganisme. Media tersebut memiliki konstituen nutrisi yang
mendorong pertumbuhan mikroba tertentu. Contohnya: kaldu selenit, atau kaldu
tetrationat untuk memisahkan bakteri Salmonella thyposa dari tinja. Pada media
diperkaya (enrichment media) ditambahkan bahan-bahan tertentu untuk
menstimulasi pertumbuhan mikroba yang diinginkan. Hal ini dilakukan untuk
menstimulasi pertumbuhan mikroba yang jumlahnya sedikit dalam suatu
campuran berbagai mikroba contoh Chocolate media dan Yeast-Extract-
poptasium Nitrat Agar.
5. Media pengkayaan adalah media yang mengandung bahan-bahan tertentu yang di
satu pihak dapat menghambat pertumbuhan bakteri tertentu, tetapi di lain pihak
sebaliknya dapat menunjang pertumbuhan bakteri tertentu lainnya. Misalnya
media Muller-Kauffman mengandung natrium tetrationat yang menunjang
pertumbuhan Salmonella tetapi menghambat pertumbuhan Escherichia.
6. Media uji (identifikasi) adalah media yang digunakan untuk identifikasi
mikroba,misalnya Medium Litmus Milk umumnya ditambah dengan substansi
tertentu yang bisa menjadi indicator
7. Medium umum, media yang ditambahkan bahan-bahan yang bertujuan
menstimulasi pertumbuhan mikroba secara umum. Contoh Nutrien Agar (NA)
untuk menstimulasi pertumbuhan bakteri, Potato Dextose Agar (PDA) untuk
menstimulir pertumbuhan fungsi
8. Medium khusus (spesifik), merupakan medium untuk menentukan tipe
pertumbuhan mikroba dan kemampuannya untuk mengadakan perubahan-
perubahan kimia tertentu misalnya, medium tetes tebu untuk Saccharomyces
cerevisiae.
9. Medium penguji (Assay medium), yaitu medium dengan susunan tertentu yang
digunakan untuk pengujian senyawa-senyawa tertentu dengan bantuan bakteri
misalnya medium untuk menguji vitamin-vitamin, antibiotika dan lain-lain.
10. Medium perhitungan jumlah mikroba yaitu medium spesifik yang digunakan
untuk menghitung jumlah mikroba dalam suatu bahan, misalnya medium untuk
menghitung jumlah bakteri E. coli air sumur.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa:
1. Penggolongan bakteri dapat didasarkan pada sifat patogenitas, genetika, ekspresi
fenotipe, bentuk sel, sifat pewarnaan, sifat pertumbuhan dan metabolisme.Bakteri
diberi nama secara binomial, nama genus mendahului nama spesies, nama genus
ditulis dengan huruf besar, nama spesies ditulis dengan huruf kecil dan dicetak
miring. Contoh penamaan bakteri : Staphylococcus aureus.
2. Sel organisme terdiri dari 2 golongan utama, yaitu prokaryota dan eukaryote. Bakteri
termasuk sel prokaryota. Mempelajari bentuk bakteri dapat secara makroskopis, yaitu
melihat bentuk koloni dan secara mikroskopis, yaitu bentuk bakteri dibawah
mikroskop.
3. Struktur bakteri meliputi struktur dasar (dinding sel, membrane plasma dan
sitoplasma) dan struktur tambahan (kapsul, flagella, pili, vakuola gas dan endospore).
Struktur tambahan dimiliki oleh spesies-spesies tertentu.
4. Pewarnaan Gram adalah cara utama identifikasi bakteri berdasarkan perbedaan pada
struktur dinding selnya. Pada pewarnaan ini bakteri dibagi dalam 2 golongan besar,
yaitu bakteri Gram (+) dan bakteri Gram (-).
5. Untuk pertumbuhannya, bakteri membutuhkan nutrisi berupa bahan anorganik dan
bahan organic. Reproduksi bakteri melalui pembelahan biner. Siklus pertumbuhannya
mengalami 4 fase, yaitu : fase Lag, fase Log, fase stasioner dan fase kematian. Faktor-
faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri yaitu : suhu, pH dan
potensial reduksi oksidasi ( pertumbuhan aerob dan anaerob).
6. Berdasarkan bentuknya, media perbenihan bakteri dibagi menjadi : media padat,semi
cair dan cair.
7. Berdasarkan komposisinya : medium alami, medium semi sintesis dan medium
sintesis.
8. Berdasarkan fungsinya, media pertumbuhan bakteri dapat dibagi menjadi :medium
basal, medium diferensial, medium selektif, medium diperkaya, medium pengkayaan,
medium uji dan medium umum, medium khusus, medium penghitungan
jumlahmikroba dan medium penguji.

3.2 Saran
Kita perlu melakukan penelitian dengan jumlah sampel yang banyak dan cakupan yang
lebih luas untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat.dan juga kita memanfaatkan nutrisi
pada media berupa molekul-molekul kecil untuk menyusun komponen sel.
Daftar Pustaka

Bagg J, Mac Farlane TW, Poxton I, Miller CH, Smith AJ. 2002. Essentials of Microbiology
for Dental Students. New York: Oxford University Press.

Anda mungkin juga menyukai