Sebuah Desa dekat kota yang tidak sepi hiduplah sebuah
keluarga tidak lengkap yang sederhana. Bu Irna berbicara
kepada anaknya, “Ryo..! ayo makan dulu sini”, Ibu Ryo
dengan berteriak dari dapur. Ryo Sanusi adalah nama
panjangnya. Dia siswa SMA dan duduk di bangku kelas 12
yang mempunyai cita-cita tinggi. Tetapi orangtua mereka
sudah lama berpisah, jadi dari duduk di kelas 7 SMP Ryo
sudah tinggal hanya dengan Ibunya saja. Ryo belajar di
Pesantren dari kelas 1 SMA, tapi sekarang dia sedang pulang
di rumah ibunya.
“lya bu... Aku lagi Berangkat nih...”, jawab Ryo masih rebahan
tapi segera bangun. Ibu Ryo adalah seorang Wirausaha Butik
Pakaian sekaligus Pemilik Toko Laundry Teramai di Desanya.
Jadi Ibu Ryo lumayan sibuk untuk kesehariannya. Ibu Irna
sangat cantik, Tetapi Ibu Pryme belum menikah lagi selama
hampir 7 tahun, begitu juga dengan Ayahnya yang masih
belum menikah.
Ibu Ryo dan Ryo sedang makan siang bersama di dapur,
mereka sangat akrab. “Wah.. Ibu masak apa? Aku mau diet
ahhbh...”, ucap Ryo yang akan duduk untuk makan. Ibu yang
sedang makan pun menjawab dengan sedikit meledek.
“Sudah jangan tanya, kamu bisa lihat sendiri kan Ibu masak
apa? Kamu kan tinggal makan”. Mereka pun makan dengan
gembira. Jadi Ryo untuk kebutuhan dan pendidikan
ditanggung Ayahnya semua.
Ryo mempunyai bakat dalam seni dan berbisnis, dia suka
menggambar orang berpakaian, menggambar pakaian dll,
hingga dia ingin bercita-cita ketika dewasa nanti InginMenjadi Seorang Desainer. “Ya ampun tanganku gatal ingin
menggambar”, ucap Ryo ketika dia sendirian di rumah.
Kemudian Pryme mengambil alat tulis dan mulailah
menggambar apa yang dia pikirkan. Ketika menggambar, dia
berbicara dalam hati. “Aku ingin menjadi seorang Desain
Grafis, Ya Allah tolong kabulkan , bagaimana dengan sifat
malasku?, susah banget menghilangkan sifat malas, aku
pernah mondok tetapi jarang mengaji, malas belajar,
bagaimana...”. Akhirnya hasil dari yang Ryo gambar tidak
terlalu bagus dan banyak coretan. Kemudian dia berpikir lagi
membayangkan masa depannya yang bahagia. “Ahhh... Ryoo!
kamu itu pemalas, jangan bayangin masa depan yang
bahagia dulu kalau kamu nggak kerja keras”. Dia sadar
bahwa dia pemalas yang mempunyai cita-cita tinggi.
Ryo pun tertidur di ruang tamu setelah membayangkan masa
depannya.
Tak lama kemudian pukul 12.15 Bu Irna pun pulang sambil
tersenyum-senyum dengan ponselnya, “Assalamualaikum...” ,
salam Ibu hingga membuat Ryo yang baru saja tidur
kemudian bangun. “Aduuuhh... kaget bu, tutup lagi dong
pintunya’”. Bu Irna tidak menutup pintu masih berdiri dan
sibuk dengan ponselnya. “Buu... tutup Ya Allah pintunyaaa...
jangan senyum-senyum terus”. Segera Bu Irna menutup
pintunya, “lyaaaa ini udah ditutup sayang...”, ucap Bu Irna
dengan tersenyum. Bu Irna pergi ke dapur untuk minum,
“Ryo...! kamu belum cuci piring yah. Kenapa si?, Ibu sudah
lelah dari kerja, untung saja gelas masih ada yang bersih’,
ucap Bu Irna dari dapur. “Oh.. lya bu.. Aku lupa, nanti sore
deh”, ucap Ryo dengan rasa bersalah dengan kemalasannya.
“Lupa apanya dari pagi kamu hanya di rumah, baring dan
berbaring saja masa tidak dapat mencuci piring...”, suara ibuyang memarahi Ryo. “lya bu.. nanti aku yang pasti mencuci
piring kan, jadi mendingan Ibu tidur aja sana”, ucap Ryo agar
ibunya tidak memarahinya lagi.
Kemudian hujan kecil tur'un membasahi Desa tersebut. Tiba-
tiba nenek membangunkan tidur Ryo dengan suaranya di
depan rumah Ryo. “Ryoo... cepat angkat pakaianmu yang
dijemur! Hujan sudah turun Ryo...!!”, teriak nenekku yang
tinggal di sebelah rumahku. Ryo pun mengeluh dalam
hidupnya. Dia menggerutu, “Gini amat hidupku, sudah kaget
untuk yang kedua kalinya, kok rasanya jengkel yah”, ucap Ryo
dengan suara kecil sambil bangun dengan malas, “lya yaaa...
ini mau keluar nek...”, ucapnya lagi. Setelah melaksanakan
mengangkat pakaian dan sholat dzuhur, seharusnya Ryo
merapikan pakaian yang baru saja diangkat, tetapi dia malah
keluar untuk bertemu sepupunya di sebelah rumah
neneknya. Dul, aku tidak bisa menghilangkan sifat malas Dul,
bagaimana?”mengeluh. “Kalau begitu, aku kasih saran agar
kamu tidak malas yaitu kamu beli buku motivasi saja di toko.
Bagaimana?”, ucap Dulhaq setelah berpikir sejenak. “Buku
motivasi emang berpengaruh yah?”, tanya Ryo. “Berpengaruh
dong Ryo, kan di buku tersebut banyak kata-kata mutiara dan
bisa membuat kita berubah karakter yang benar”, Dulhaq
menjawab.. “Kalau begitu aku akan beli Dul", Ucap Ryoo.
Setelah itu Ryo pun pulang ibu Irna bertanya, “Kamu sudah
mencuci piring belum?”. “Hehe belum bu, tadi aku keluar”,
alasan Ryo lagi. “Kamu itu sudah berapa kali ibu bilangin,
rubahlah sifat malas kamu, ibu itu lelah kerja seharian, tugas
rumah harusnya kamu yang kerjakan semua. Tetapi ibu ibu
Yang mencuci baju, menjemur dan masak. Kamu hanya
menyapu dan mengepel, mengepel dan mencuci piring sajakamu jarang, apalagi merapikan baju”, nasehat ibu kepada
Ryo. “lya bu maaf, tetapi ibu juga sering menaruh baju di
sembarang tempat dan sering bermain dengan ponsel”,
mengeluh Ryo. “Kalau ibu begitu rapikan kembali dong, apa
susahnya sayang?”, ucap ibu kembali. “lya bu aku sedang
beli buku motivasi agar aku dapat menghilangkan sifat
malasku bu”, ucap Ryo dengan menunduk.
“Assalamualaikum... ada paket...”, teriak seorang laki-laki dari
depan rumah. “Wah.. pukul 08.00 paketnya datang, tidak
menyesal aku beli”, ucap Ryo Yang sedang mencuci piring.
Untungnya Ryo sudah menyelesaikan semuanya. Terkadang
dia amat rajin, tetapi lebih sering malas.
“Waalaikumussalam, berapa yah pak?”, jawab salam Ryo
sambil membuka pintu. “Totalnya 94.000 dek”, jawab Kurir.
“Oh.. Baik ini pak uangnya, terimakasih”, Ryo tersenyum. Ryo
langsung membuka paketnya. “Wahh covernya bagus,
Kesadaran si Pemalas”, Ryo mengucap judul buku tersebut.
Tetapi Ryo tidak langsung membacanya, dia malah
memegang ponsel dan bermain dengan ponselnya, “Aku
bacanya nanti malam saja deh”.
Ryo baru saja melaksanakan ibadah sholat isya, dia baru
ingat bahwa sudah pukul 20.30 tetapi belum membaca buku
barunya. “Aku harus membaca buku itu, siapa tahu aku
mendapat hidayah, haha”, ucap Ryo kepada ibunya yang baru
saja menyelesaikan rokaat terakhirnya.
“Halo aku adalah motivasi untuk si pemalas, aku adalah
kesadaran kamu, aku yang mengajarimu tentang
kedisiplinan, tentang kehidupanmu, maka rubahlah sebaik
mungkin, kesadaranmu hanya diniatkan dari hatimu saja.Ketika hatimu ingin sesuatu yang baik, maka hati akan
memerintahkan otak, kemudian otak akan memerintahkan
tindakan kamu, kemudian tindakan akan menjadi kebiasaan,
dan kebiasaan Yang kamu lakukan akan menjadi sebuah
karakter, maka niatkanlah dari hati sebaik mungkin dan
percayalah bahwa kamu bisa. Lakukanlah!! Lakukanlah
sesuatu yang baik! “. Ternyata motivasi itu hidup di dalam
mimpi Ryo. Kemudian motivasi itu memegang wajah Ryo,
Ryo pun terbangun dan jam menunjukan pukul 03.00. Ryo
tersadar akan hidupnya selama ini menjadi seorang pemalas
itu adalah hal Yang buruk. Dia tidak menyesal membeli buku
tersebut, kemudian langsung memeluk buku itu. Setelah Itu
Ryo melaksanakan ibadah Kata-kata yang diucapkan
motivasi di dalam mimpi tidak terdapat di dalam buku.
Tetapi itu sangat manjur untuk Ryo.
Setelah kejadian ini, Ryo pun mengubah hidupnya dan
menjadi seseorang yang sangat rajin. Dia tidak menjadi lagi
seorang yang pemalas. Ryo juga berterimakasih kepada
Dulhaq serta Ibunya yang telah memberikan saran dan
nasehatnya.Giveaway event
Tabun
CerpenmmucomYouGiveaway event
Tahun
y
. i
Cerpenmucom -