Anda di halaman 1dari 63

PERATURAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

NOMOR TAHUN 2020


TENTANG
PENGAMANAN SWAKARSA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan keamanan dalam negeri


yang meliputi terpeliharanya keamanan dan ketertiban
masyarakat, tertib dan tegaknya hukum,
terselenggaranya perlindungan, pengayoman, dan
pelayanan kepada masyarakat, perlu melibatkan dan
meningkatkan potensi pengamanan swakarsa untuk
membantu salah satu tugas Kepolisian Negara
Republik Indonesia;
b. bahwa satuan pengamanan, keamanan lingkungan
dan bentuk lain merupakan bentuk pengamanan
swakarsa yang bertugas membantu Kepolisian Negara
Republik Indonesia di bidang penyelenggaraan
keamanan dan ketertiban masyarakat, terbatas pada
lingkungan atau wilayah yang menjadi lingkup
tugasnya;
c. bahwa pengaturan mengenai bentuk pengamanan
swakarsa merupakan kewenangan Kepala Kepolisian
Negara Republik Indonesia dan pengelolaannya
dilakukan secara profesional dalam suatu sistem
pengamanan swakarsa;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu
menetapkan Peraturan Kepolisian Negara Republik
Indonesia tentang Pengamanan Swakarsa;
2

Mengingat : Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian


Negara Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2002 Nomor 2, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4168);

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
TENTANG PENGAMANAN SWAKARSA.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Kepolisian ini, yang dimaksud dengan:


1. Pengamanan Swakarsa yang selanjutnya disebut
dengan Pam Swakarsa adalah suatu bentuk
pengamanan oleh pengemban fungsi kepolisian yang
diadakan atas kemauan, kesadaran, dan kepentingan
masyarakat sendiri yang kemudian memperoleh
pengukuhan dari Kepolisian Negara Republik
Indonesia.
2. Satuan Pengamanan yang selanjutnya disebut Satpam
adalah satuan atau kelompok profesi pengemban
fungsi kepolisian terbatas non yustisial yang dibentuk
melalui perekrutan oleh badan usaha jasa
pengamanan atau pengguna jasa Satpam untuk
melaksanakan pengamanan dalam menyelenggarakan
keamanan swakarsa di lingkungan kerjanya.
3. Satuan Keamanan Lingkungan yang selanjutnya
disebut Satkamling adalah satuan masyarakat yang
pengemban fungsi kepolisian yang dibentuk oleh
warga masyarakat atas kemauan, kesadaran, dan
kepentingan untuk mengamankan lingkungannya.
4. Anggota Satpam adalah petugas pengamanan
swakarsa yang direkrut, dilatih, memiliki kartu tanda
anggota dan status ketenagakerjaan sesuai dengan
3

ketentuan peraturan perundang-undangan.


5. Badan Usaha Jasa Pengamanan yang selanjutnya
disingkat BUJP adalah perusahaan yang berbentuk
Perseroan Terbatas yang bergerak di bidang jasa
penyediaan tenaga profesi Satpam, pelatihan Satpam,
kawal angkut uang dan/atau barang berharga,
konsultasi jasa pengamanan, penerapan peralatan
pengamanan, usaha jasa penyediaan satwa dan usaha
lain jasa keamanan.
6. Pengguna Jasa Satpam adalah perorangan, organisasi,
perusahaan dan/atau instansi/lembaga pemerintah
yang membutuhkan dan menggunakan jasa Anggota
Satpam.
7. Surat Izin Operasional yang selanjutnya disingkat SIO
adalah surat yang berisi keterangan bahwa BUJP
pemegang surat diberi izin untuk melakukan kegiatan
operasional di bidang jasa pengamanan.
8. Badan Usaha adalah badan hukum yang merupakan
persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian,
melakukan usaha dengan modal dasar yang
seluruhnya terbagi dalam saham, dan memenuhi
persyaratan yang ditetapkan dalam undang-undang,
baik perusahaan lokal maupun perusahaan penanaman modal
asing, yang menggunakan anggota Satpam.
9. Pelatihan Gada Pratama adalah pelatihan bagi calon
anggota Satpam untuk membentuk keterampilan dan
kemampuan dasar yang berkualifikasi gada pratama.
10. Pelatihan Gada Madya adalah pelatihan bagi calon
anggota Satpam atau anggota Satpam untuk
membentuk keterampilan dan kemampuan menengah
yang berkualifikasi gada madya.
11. Pelatihan Gada Utama adalah pelatihan bagi calon
anggota Satpam atau anggota Satpam untuk
membentuk keterampilan dan kemampuan manajerial
yang berkualifikasi gada utama.
12. Kartu Tanda Anggota Satpam yang selanjutnya
disingkat KTA Satpam adalah kartu tanda pengenal
sebagai anggota Satpam yang diterbitkan dan
4

diregistrasi oleh Polri.


13. Pos Satkamling adalah tempat atau bangunan sebagai
salah satu sarana dalam penyelenggaraan sistem
keamanan lingkungan, yang berfungsi sebagai pusat
kegiatan pelaksanaan Satkamling.
14. Kepolisian Negara Republik Indonesia yang selanjutnya
disebut Polri merupakan alat negara yang berperan
dalam memelihara keamanan dan ketertiban
masyarakat, menegakkan hukum, serta memberikan
perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada
masyarakat dalam rangka terpeliharanya keamanan
dalam negeri.
15. Tentara Nasional Indonesia yang selanjutnya disingkat
TNI, terdiri atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan
Angkatan Udara, adalah alat negara yang bertugas
mempertahankan, melindungi, dan memelihara
keutuhan dan kedaulatan negara.
16. Kepolisian Daerah yang selanjutnya disebut Polda
adalah pelaksana tugas dan wewenang Polri di wilayah
provinsi yang berada di bawah Kapolri.
17. Badan Pemelihara Keamanan Polri yang selanjutnya
disebut Baharkam Polri adalah unsur pelaksana tugas
pokok Polri di bidang pembinaan dan pemeliharaan
keamanan pada tingkat Mabes Polri yang berada
di bawah Kapolri.
18. Korps Pembinaan Masyarakat Baharkam Polri yang
selanjutnya disebut Korbinmas Baharkam Polri adalah
unsur pelaksana utama yang bertugas menyelenggarakan
fungsi pembinaan masyarakat dan dalam batas kewenangan
yang ditetapkan menyelenggarakan fungsi pembinaan
masyarakat pada tingkat pusat dalam memelihara
keamanan guna terwujudnya situasi dan ketertiban
masyarakat yang kondusif.
19. Direktorat Pembinaan Potensi Masyarakat Korbinmas
Baharkam Polri yang selanjutnya disebut Ditbinpotmas
Korbinmas Baharkam Polri adalah unsur pelaksana di
bawah Korbinmas Baharkam Polri yang bertugas
menyusun dan mengembangkan sistem dan metode di
5

bidang pembinaan potensi masyarakat, melaksanakan


pembinaan keamanan swakarsa, koordinasi,
pengawasan, pembinaan kepolisian khusus, sertifikasi
kompetensi Satpam dan kepolisian khusus serta
melaksanakan kegiatan lintas sektoral dalam rangka
meningkatkan potensi masyarakat.
20. Direktorat Pembinaan Masyarakat Polda yang
selanjutnya disebut Ditbinmas Polda adalah unsur
pelaksana tugas yang berada di bawah Kapolda
bertugas menyelenggarakan pembinaan masyarakat
yang meliputi kegiatan Polmas, ketertiban masyarakat
dan kegiatan koordinasi pengawasan dan pembinaan
terhadap bentuk pengamanan Swakarsa, kepolisian
khusus, serta satuan keamanan lingkungan dalam
memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat.
21. Kepala Polri yang selanjutnya disebut Kapolri adalah
pimpinan Polri dan penanggung jawab penyelenggara
fungsi kepolisian.
22. Kepala Polda yang selanjutnya disebut Kapolda adalah
pimpinan Polri di daerah dan bertanggung jawab
kepada Kapolri.
23. Kepala Baharkam Polri yang selanjutnya disebut
Kabaharkam Polri adalah unsur pimpinan pada
Baharkam Polri yang berkedudukan di bawah dan
bertanggung jawab kepada Kapolri dan dalam
melaksanakan tugas sehari-hari berada di bawah
kendali Wakapolri.
24. Kepala Korbinmas Baharkam Polri yang selanjutnya
disebut Kakorbinmas Baharkam Polri adalah unsur
pimpinan pada Korbinmas Baharkam Polri yang
berada di bawah Kabaharkam Polri.
25. Direktur Pembinaan Potensi Masyarakat Korbinmas
Baharkam Polri yang selanjutnya disebut Dirbinpotmas
Korbinmas Baharkam Polri adalah unsur pimpinan
pada Ditbinpotmas Korbinmas Baharkam Polri yang
berada di bawah Kakorbinmas Baharkam Polri.
26. Direktur Pembinaan Masyarakat Polda yang
selanjutnya disebut Dirbinmas Polda adalah pimpinan
6

Ditbinmas Polda yang bertanggung jawab kepada


Kapolda dan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari
di bawah kendali Wakapolda.
27. Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban
Masyarakat yang selanjutnya disebut Bhabinkamtibmas
adalah anggota Polri yang berpangkat paling rendah
Brigadir Polisi Satu dan paling tinggi setingkat Perwira
dalam jabatan Kanit Binmas di Polsek setempat
sebagai pembina Kamtibmas di desa/kelurahan, yang
diangkat berdasarkan keputusan Kapolres.

Pasal 2

Pam Swakarsa bertujuan untuk:


a. memenuhi kebutuhan rasa aman dan nyaman
di lingkungan perusahaan, kawasan dan/atau
permukiman;
b. mewujudkan kesadaran warga masyarakat di lingkungan
kawasan dan/atau permukiman guna
penanggulangan terhadap setiap kemungkinan
timbulnya gangguan keamanan dan ketertiban
masyarakat; dan
c. meningkatkan pembinaan penyelenggara dan
kemampuan Pam Swakarsa dalam mengemban fungsi
kepolisian terbatas di lingkungan masing-masing.

Pasal 3

(1) Pam Swakarsa bertugas menjaga keamanan dan


ketertiban di lingkungannya secara swakarsa guna
mencegah terjadinya gangguan keamanan dan
ketertiban.

(2) Pam Swakarsa sebagaimana dimaksud pada ayat (1),


terdiri atas:
a. Satpam; dan
b. Satkamling.

(3) Selain Pam Swakarsa sebagaimana dimaksud pada


ayat (2), terdapat Pam Swakarsa yang berasal dari
7

pranata sosial/kearifan lokal.

(4) Pam Swakarsa yang berasal dari pranata sosial/


kearifan lokal sebagaimana dimaksud pada ayat (3),
dapat berupa:
a. Pecalang di Bali;
b. Kelompok Sadar Keamanan dan Ketertiban
Masyarakat;
c. Siswa Bhayangkara; dan
d. Mahasiswa Bhayangkara.
(5) Pam Swakarsa sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
dan ayat (4), memperoleh pengukuhan dari
Kakorbinmas Baharkam Polri atas rekomendasi
Dirbinmas Polda.

BAB II
SATPAM

Bagian Kesatu
Pembentukan

Pasal 4
Satpam dibentuk melalui tahapan:
a. perekrutan;
b. pelatihan; dan
c. pengukuhan.

Pasal 5
(1) Perekrutan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4
huruf a, merupakan kegiatan pendaftaran bagi calon
anggota Satpam untuk menjadi anggota Satpam.
(2) Calon anggota Satpam sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), meliputi:
a. orang perseorangan; dan
b. purnawirawan Polri dan purnawirawan TNI.

Pasal 6
Calon anggota Satpam orang perseorangan sebagaimana
8

dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) huruf a, harus memenuhi


syarat, meliputi:
a. Warga Negara Indonesia;
b. lulus tes kesehatan;
c. lulus kesamaptaan;
d. lulus psikotes;
e. bebas Narkoba;
f. menyertakan Surat Keterangan Catatan Kepolisian;
g. melampirkan surat pernyataan tidak pernah dijatuhi
hukuman pidana;
h. berpendidikan paling rendah Sekolah Menengah
Umum atau sederajat;
i. tinggi badan paling rendah 160 (seratus enam puluh)
centimeter untuk pria dan paling rendah 155 (seratus
lima puluh lima) centimeter untuk wanita; dan
j. pada saat mendaftar berusia minimal 18 (delapan
belas) tahun dan maksimal 50 (lima puluh) tahun.

Pasal 7
Calon anggota Satpam purnawirawan Polri dan
purnawirawan TNI sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5
ayat (2) huruf b, harus memenuhi syarat, meliputi:
a. sehat jasmani dan rohani; dan
b. memiliki surat keputusan pangkat terakhir.

Pasal 8
(1) Perekrutan calon anggota Satpam sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 5, dilakukan oleh:
a. BUJP; atau
b. Pengguna Jasa Satpam.
(2) BUJP yang akan merekrut calon anggota Satpam
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, harus
memiliki SIO jasa penyedia tenaga pengamanan atau
SIO jasa pelatihan keamanan.
(3) Untuk mendapatkan SIO jasa penyedia tenaga
pengamanan sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
BUJP harus memenuhi persyaratan, meliputi:
a. surat rekomendasi dari Polda setempat;
9

b. akte pendirian badan usaha dalam bentuk


perseroan terbatas yang telah mencantumkan
jasa pengamanan sebagai salah satu bidang
usahanya;
c. memiliki struktur organisasi badan usaha;
d. melampirkan riwayat hidup pimpinan, staf dan
tenaga ahli dari organisasi BUJP;
e. pimpinan dan tenaga ahli memiliki ijazah
Pelatihan Gada Utama;
f. surat keterangan domisili badan usaha dari
pemerintah daerah setempat dan mencantumkan
jasa pengamanan sebagai salah satu bidang
usahanya;
g. melampirkan fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak;
h. melampirkan bukti laporan pajak tahunan
terakhir jika SIO diperpanjang;
i. tanda daftar perusahaan dari dinas perindustrian
dan perdagangan setempat;
j. surat izin usaha perusahaan dari dinas
perindustrian dan perdagangan setempat;
k. surat izin usaha tetap dari Badan Koordinasi
Penanaman Modal dan badan/instansi terkait;
l. melampirkan fotokopi dokumen keimigrasian
yang sah bagi tenaga kerja asing;
m. melampirkan surat keterangan sebagai anggota
asosiasi yang bergerak di bidang pengamanan
yang terdaftar di Polri;
n. melampirkan fotokopi Kartu Tanda Penduduk
pimpinan badan usaha; dan
o. melampirkan sertifikat dan bukti pembayaran
iuran dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
Ketenagakerjaan.
(4) Untuk mendapatkan SIO jasa pelatihan keamanan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2), BUJP harus
memenuhi persyaratan, meliputi:
a. surat rekomendasi dari Polda setempat;
b. akte pendirian badan usaha dalam bentuk
perseroan terbatas yang telah mencantumkan
10

jasa pengamanan sebagai salah satu bidang


usahanya;
c. memiliki struktur organisasi badan usaha;
d. melampirkan riwayat hidup pimpinan, staf dan
tenaga ahli dari organisasi BUJP;
e. memiliki sarana dan prasarana pelatihan jasa
pengamanan;
f. melampirkan riwayat hidup instruktur pelatihan
jasa pengamanan;
g. surat keterangan domisili badan usaha dari
pemerintah daerah setempat dan mencantumkan
jasa pengamanan sebagai salah satu bidang
usahanya;
h. melampirkan fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak;
i. melampirkan bukti laporan pajak tahunan
terakhir jika SIO diperpanjang;
j. tanda daftar perusahaan dari dinas perindustrian
dan perdagangan setempat;
k. surat izin usaha perusahaan dari dinas
perindustrian dan perdagangan setempat;
l. surat izin usaha tetap dari Badan Koordinasi
Penanaman Modal dan badan/instansi terkait;
dan
m. melampirkan fotokopi Kartu Tanda Penduduk
pimpinan badan usaha.
(5) Pengguna Jasa Satpam yang akan merekrut calon
anggota Satpam sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b, harus berkoordinasi dengan Kapolri melalui
pejabat pengemban fungsi pembinaan masyarakat.
(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai BUJP dan pengguna
jasa Satpam sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
diatur dengan Peraturan Polri.

Pasal 9
(1) Pelatihan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf b,
merupakan proses peningkatan kemampuan bagi
calon anggota Satpam yang telah lulus persyaratan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 dan Pasal 8.
11

(2) Pelatihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),


diselenggarakan oleh:
a. Polri; atau
b. BUJP yang memiliki SIO jasa pelatihan
keamanan.

(3) Pelatihan bagi calon anggota Satpam yang berasal dari


pengguna jasa Satpam atau BUJP yang memiliki SIO
jasa penyedia tenaga pengamanan, dilakukan dengan
mengajukan permohonan kepada penyelenggara pelatihan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2).

(4) Dalam hal BUJP yang memiliki SIO jasa penyedia


tidak melakukan pelatihan terhadap calon Anggota
Satpam yang direkrut, maka SIO penyedia BUJP
dicabut oleh Kapolri.

(5) BUJP yang memiliki SIO pelatihan dapat melakukan


sendiri pelatihan terhadap calon anggota Satpam yang
telah direkrut.

Pasal 10
Pelatihan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9, terdiri
atas:

a. Pelatihan Gada Pratama;

b. Pelatihan Gada Madya; dan

c. Pelatihan Gada Utama.

Pasal 11
Pelatihan Gada Pratama sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 10 huruf a, diperuntukkan untuk calon anggota
Satpam orang perseorangan serta purnawirawan Polri dan
purnawirawan TNI golongan Tamtama dan Bintara.

Pasal 12
Pelatihan Gada Madya sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 10 huruf b, diperuntukkan untuk calon anggota
Satpam purnawirawan Polri dan purnawirawan TNI
golongan perwira pertama sampai dengan perwira
12

menengah setingkat Ajun Komisaris Besar Polisi.

Pasal 13
Pelatihan Gada Utama sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 10 huruf c, diperuntukkan untuk calon anggota
Satpam purnawirawan Polri dan TNI golongan perwira
menengah setingkat Komisaris Besar Polisi sampai dengan
perwira tinggi.

Pasal 14
Calon Anggota Satpam yang telah lulus pelatihan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10, diberikan:
a. ijazah Pelatihan Gada Pratama bagi calon Anggota
Satpam sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11;
b. ijazah Pelatihan Gada Madya bagi calon Anggota
Satpam sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12; dan
c. ijazah Pelatihan Gada Utama bagi calon Anggota
Satpam sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13.

Pasal 15
(1) Pengukuhan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4
huruf c, dilakukan terhadap calon anggota Satpam
yang telah lulus pelatihan.
(2) Pengukuhan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
dilakukan oleh Kapolri melalui:
a. Kakorbinmas Baharkam Polri, untuk calon
anggota Satpam yang telah lulus Pelatihan Gada
Pratama, Pelatihan Gada Madya, dan Pelatihan
Gada Utama dari Korbinmas Baharkam Polri dan
BUJP yang memiliki SIO jasa pelatihan
keamanan; dan
b. Dirbinmas Polda, untuk anggota Satpam yang
telah lulus Gada Pratama, dan Gada Madya dari
Sekolah Kepolisian Negara dan BUJP yang
memiliki SIO jasa pelatihan keamanan.
(3) Anggota Satpam yang telah dikukuhkan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), diberikan:
a. Keputusan Kepangkatan Satpam;
13

b. KTA Satpam; dan


c. Buku Riwayat Anggota Satpam.
Pasal 16
(1) Anggota Satpam yang telah dikukuhkan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 15, memiliki tugas dan peran.
(2) Tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi:
a. menyelenggarakan keamanan dan ketertiban
di tempat kerja dan lingkungannya yang meliputi
aspek pengamanan fisik, personel, informasi dan
pengamanan teknis lainnya; dan
b. melindungi dan mengayomi terhadap warga
di tempat kerja dan lingkungannya.
(3) Peran sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi:
a. pendukung utama pimpinan organisasi, perusahaan
dan/atau instansi/lembaga pemerintah, pengguna
Satpam di bidang pembinaan keamanan dan
ketertiban lingkungan kawasan/tempat kerjanya;
dan
b. mitra Polri dalam pembinaan keamanan dan
ketertiban masyarakat, penegakan peraturan perundang-
undangan serta menumbuhkan kesadaran dan
kewaspadaan keamanan di lingkungan kawasan/
tempat kerjanya.

Pasal 17
(1) Anggota Satpam dalam melaksanakan tugas dan
peran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 wajib:
a. membawa KTA Satpam;
b. menggunakan pakaian dinas Satpam dan atribut
Satpam; dan
c. bertugas sesuai dengan wilayah tugasnya.
(2) Pakaian dinas Satpam dan atribut Satpam
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b,
tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Kepolisian ini.

Pasal 18
(1) Anggota Satpam yang bekerja pada BUJP atau
14

pengguna jasa Satpam dapat berpindah kerja


ke BUJP atau pengguna jasa Satpam lain.
(2) Anggota Satpam yang akan berpindah kerja
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus sesuai
dengan perjanjian kontrak kerja yang disepakati.
(3) Anggota Satpam yang tidak bekerja pada BUJP dan
pengguna jasa Satpam tidak menghapuskan keanggotaan
sebagai anggota Satpam selama KTA Satpam masih
berlaku.
(4) Masa kerja anggota Satpam yang habis kontrak kerja
dengan BUJP atau pengguna jasa Satpam tetap
dihitung untuk kenaikan pangkat anggota Satpam
pada tempat kerja yang baru.

Bagian Kedua
Golongan Kepangkatan, Pelatihan dan Kompetensi

Pasal 19
Golongan kepangkatan Anggota Satpam meliputi:
a. manajer;
b. supervisor; dan
c. pelaksana;

Pasal 20
(1) Golongan kepangkatan manajer sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 19 huruf a, meliputi jenjang
kepangkatan:
a. manajer utama;
b. manajer madya; dan
c. manajer.
(2) Golongan kepangkatan supervisor sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 19 huruf b, meliputi jenjang
kepangkatan:
a. supervisor utama;
b. supervisor madya; dan
c. supervisor.
(3) Golongan kepangkatan pelaksana sebagaimana
15

dimaksud dalam Pasal 19 huruf c, meliputi jenjang


kepangkatan:
a. pelaksana utama;
b. pelaksana madya; dan
c. pelaksana.
(4) Golongan kepangkatan merupakan tanda kepangkatan
anggota Satpam sebagaimana tercantum dalam
Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari Peraturan Kepolisian ini.

Pasal 21
(1) Untuk menduduki golongan kepangkatan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 19, anggota Satpam harus
mengikuti pelatihan:
a. Pelatihan Gada Pratama, untuk tingkatan
pelaksana;
b. Pelatihan Gada Madya, untuk tingkatan
supervisor; dan
c. Pelatihan Gada Utama, untuk tingkatan manajer.
(2) Pelatihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
diselenggarakan oleh:
a. Polri; atau
b. BUJP yang memiliki SIO jasa pelatihan.

Pasal 22
(1) Kenaikan pangkat untuk per jenjang kepangkatan
manajer sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (1),
berdasarkan masa kerja paling cepat per 2 (dua)
tahun.
(2) Kenaikan pangkat untuk jenjang kepangkatan
manajer ke jenjang kepangkatan manajer madya dapat
dilaksanakan dalam jangka waktu setelah 1 (satu)
tahun masa kerja sebagai manajer dan lulus uji
kompetensi tingkat gada utama.
(3) Kenaikan pangkat untuk jenjang kepangkatan
manajer ke jenjang kepangkatan manajer utama dapat
dilaksanakan dengan memenuhi persyaratan:
a. diusulkan oleh pengguna jasa Satpam berdasarkan
16

kebutuhan;
b. lulus uji kompetensi gada utama; dan
c. memiliki keahlian khusus sistem manajemen
pengamanan.

Pasal 23
(1) Kenaikan pangkat untuk per jenjang kepangkatan
supervisor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20
ayat (2), berdasarkan masa kerja paling cepat per 4
(empat) tahun.
(2) Kenaikan pangkat untuk jenjang kepangkatan
supervisor ke jenjang kepangkatan supervisor madya
dapat dilaksanakan dalam jangka waktu setelah
2 (dua) tahun masa kerja sebagai supervisor dan lulus
uji kompetensi tingkat gada madya.
(3) Kenaikan pangkat untuk jenjang kepangkatan
supervisor madya ke jenjang kepangkatan manajer
dapat dilaksanakan dengan persyaratan:
a. kebutuhan pengguna jasa Satpam;
b. lulus uji kompetensi tingkat gada madya;
c. memiliki keahlian khusus; dan
d. lulus pelatihan Gada Utama.

Pasal 24
(1) Kenaikan pangkat untuk per jenjang kepangkatan
pelaksana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (3),
berdasarkan masa kerja paling cepat per 4 (empat)
tahun.
(2) Kenaikan pangkat untuk jenjang kepangkatan
pelaksana ke jenjang kepangkatan pelaksana madya
dapat dilaksanakan dalam jangka waktu setelah
2 (dua) tahun masa kerja dan lulus uji kompetensi
tingkat gada pratama.
(3) Kenaikan pangkat untuk jenjang kepangkatan
pelaksana madya ke jenjang kepangkatan supervisor
dapat dilaksanakan dengan persyaratan:
a. kebutuhan pengguna jasa Satpam;
b. lulus uji kompetensi tingkat gada pratama;
17

c. memiliki keahlian khusus; dan


d. lulus pelatihan Gada Madya.

Pasal 25
(1) Pelatihan Gada Madya sebagaimana dimaksud Pasal 21 ayat (1)
huruf b, dilaksanakan untuk menghasilkan anggota
Satpam yang memiliki sikap mental kepribadian,
kesamaptaan fisik, dan memiliki pengetahuan serta
keterampilan manajerial dengan kualifikasi supervisor
anggota Satpam.
(2) Untuk mengikuti Pelatihan Gada Madya sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), anggota Satpam harus
memenuhi persyaratan:
a. lulus Pelatihan Gada Pratama;
b. memiliki sertifikat kompetensi gada pratama;
c. lulus tes kesehatan dan kesamaptaan;
d. surat keterangan bebas Narkoba;
e. menyertakan Surat Keterangan Catatan
Kepolisian;
f. memiliki pangkat terakhir pelaksana utama
dengan masa kerja 4 (empat) tahun atau
memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 24 ayat (3) huruf a, sampai dengan
huruf c; dan
g. surat rekomendasi dari BUJP atau pengguna jasa
Satpam tempat anggota Satpam bekerja.

Pasal 26
(1) Pelatihan Gada Utama sebagaimana dimaksud Pasal 21
ayat (1) huruf c, dilaksanakan untuk menghasilkan
anggota Satpam yang memiliki sikap mental kepribadian,
kesamaptaan fisik, dan memiliki pengetahuan serta
keterampilan manajerial dengan kualifikasi manajer
Anggota Satpam dan memiliki kemampuan melakukan
analisis tugas dan kegiatan, kemampuan mengelola
sumber daya serta kemampuan pemecahan masalah
dalam lingkup tugas dan tanggung jawabnya.
(2) Untuk mengikuti Pelatihan Gada Utama sebagaimana
18

dimaksud pada ayat (1), anggota Satpam harus


memenuhi persyaratan:
a. lulus Pelatihan Gada Madya;
b. memiliki sertifikat kompetensi Gada Madya;
c. surat keterangan sehat;
d. surat keterangan bebas Narkoba;
e. menyertakan Surat Keterangan Catatan Kepolisian;
f. memiliki pangkat terakhir supervisor utama
dengan masa kerja 4 (empat) tahun atau
memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 23 ayat (3) huruf a, sampai dengan
huruf c;
g. surat rekomendasi dari BUJP atau pengguna jasa
Satpam tempat anggota Satpam bekerja; dan
h. lulus tes wawancara.

Pasal 27
(1) Anggota Satpam harus memiliki kompetensi, meliputi:
a. kompetensi gada utama;
b. kompetensi gada madya; dan
c. kompetensi gada pratama.
(2) Kompetensi gada utama sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf a, meliputi kemampuan:
a. menentukan tingkat risiko keamanan area kerja;
b. menentukan tingkat kerawanan area kerja;
c. menyusun rencana pengamanan;
d. menyusun standar operasional prosedur;
e. melaksanakan manajemen tanggap darurat;
f. menangani konflik di lingkungan kerja; dan
g. menyusun desain simulasi pengamanan.
(3) Kompetensi gada madya sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf b, meliputi kemampuan:
a. memimpin pelaksanaan tugas;
b. melakukan sosialisasi prosedur pengamanan;
c. melakukan penanganan kerawanan di tempat
kerja;
d. melakukan penanganan keadaan darurat;
e. melakukan tindakan pertama di tempat kejadian
19

perkara;
f. melakukan pengawasan dan evaluasi pelaksanaan
tugas; dan
g. melakukan penegakan hukum secara terbatas.
(4) Kompetensi gada pratama sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf c, meliputi kemampuan:
a. melaksanakan persiapan pelaksanaan tugas;
b. melaksanakan pengaturan;
c. melaksanakan penjagaan;
d. melaksanakan pengawalan;
e. melaksanakan patroli;
f. melaksanakan pengamanan di tempat kejadian
perkara; dan
g. menangani barang berbahaya dan kejadian
perkara.

Pasal 28
(1) Untuk menentukan kompetensi anggota Satpam
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27, dilakukan uji
kompetensi.
(2) Uji kompetensi anggota Satpam sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), diselenggarakan oleh:
a. lembaga sertifikasi profesi lembaga pendidikan
dan pelatihan Polri; atau
b. lembaga sertifikasi profesi yang memiliki lisensi
dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi dan
mendapatkan rekomendasi dari Polri.

Pasal 29
Uji kompetensi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28
dapat dilaksanakan paling cepat 2 (dua) tahun setelah
menduduki jenjang kepangkatan pelaksana, jenjang
kepangkatan supervisor, dan jenjang kepangkatan
manajer.

Bagian Ketiga
Pengakhiran
20

Pasal 30
Pengakhiran tugas anggota Satpam disebabkan karena:
a. mencapai batas usia pensiun;
b. mengundurkan diri atas permintaan sendiri sebagai
Anggota Satpam;
c. meninggal dunia;
d. melanggar kode etik;
e. memberikan pernyataan tidak benar pada saat
pendaftaran; atau
f. melakukan tindak pidana yang ancamannya di atas
5 (lima) tahun dan dijatuhi hukuman yang telah
berkekuatan hukum tetap.

Pasal 31
(1) Batas usia pensiun sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 30 huruf a, untuk anggota Satpam yang berasal
dari orang persorangan yaitu:
a. 56 (lima puluh enam) tahun bagi pelaksana;
b. 58 (lima puluh delapan) tahun bagi supervisor;
dan
c. 70 (tujuh puluh) tahun bagi manajer.
(2) Batas usia pensiun sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 30 huruf a, untuk Anggota Satpam yang berasal
dari purnawirawan Polri atau TNI yaitu:
a. 60 (enam puluh) tahun bagi pelaksana;
b. 65 (enam puluh) tahun bagi supervisor; dan
c. 70 (tujuh puluh) tahun bagi manajer.
(3) Mengundurkan diri atas permintaan sendiri sebagai
anggota Satpam sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 30 huruf b, dilakukan secara sukarela
dengan mengajukan permohonan tertulis.
(4) Meninggal dunia sebagaimana dimaksud dalam Pasal
30 huruf c, ditetapkan berdasarkan surat keterangan
kematian.

Bagian Keempat
Asosiasi Anggota Satpam
21

Pasal 32
(1) Anggota Satpam dapat membentuk asosiasi anggota
Satpam.
(2) Asosiasi anggota Satpam sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), merupakan perhimpunan yang menampung
aspirasi dan kepentingan anggota Satpam.
(3) Asosiasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), wajib
diregistrasi pada Korbinmas Baharkam Polri melalui
Dirbinpotmas Korbinmas Baharkam Polri.
(4) Asosiasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3), wajib
menyusun kode etik.
(5) Dalam menyusun kode etik, asosiasi membentuk tim
formatur yang keanggotaannya terdiri dari perwakilan
asosiasi dan Polri.
(6) Kode etik yang disusun oleh asosiasi disampaikan
kepada Kapolri untuk ditetapkan.

Bagian Kelima
Pengawasan dan Pengendalian

Pasal 33
(1) Kapolri melakukan pengawasan dan pengendalian
terhadap anggota Satpam.
(2) Pengawasan dan pengendalian terhadap anggota
Satpam sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
dilaksanakan oleh:
a. Ditbinpotmas Korbinmas Baharkam Polri, untuk
tingkat Markas Besar Polri; dan/atau
b. Ditbinmas Polda, untuk tingkat Polda.

Pasal 34
(1) Pengawasan dan pengendalian sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 33, meliputi:
a. supervisi;
b. asistensi;
c. monitoring; dan
d. evaluasi.
22

(2) Supervisi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


huruf a, merupakan kegiatan pengawasan dan
pengendalian untuk memastikan yang dilakukan oleh
anggota Satpam sesuai dengan tugas dan perannya.
(3) Asistensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b, merupakan kegiatan membantu Anggota
Satpam dalam melaksanakan tugas agar sesuai
dengan tugas dan perannya sebagai anggota Satpam.
(4) Monitoring sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf c, merupakan kegiatan mendapatkan informasi
terhadap kegiatan yang dilakukan oleh anggota
Satpam.
(5) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
d, merupakan kegiatan penilaian terhadap
pelaksanaan tugas dan peran anggota Satpam.

BAB III
SATKAMLING

Bagian Kesatu
Pembentukan

Pasal 35
(1) Satkamling dibentuk oleh warga masyarakat.

(2) Satkamling sebagaimana dimaksud pada ayat (1),


terdiri atas:

a. ketua Satkamling; dan

b. pelaksana Satkamling.

(3) Satkamling yang telah dibentuk sebagaimana


dimaksud pada ayat (1), dilaporkan kepada Polri
melalui Kepolisian Sektor untuk melaksanakan
pendataan dan pembinaan.

Pasal 36
(1) Ketua Satkamling sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 35 huruf a, diemban oleh Ketua Rukun
23

Tetangga, Ketua Rukun Warga atau Tokoh Masyarakat


yang dipilih berdasarkan kesepakatan dalam
musyawarah warga masyarakat setempat.

(2) Ketua Satkamling bertugas memimpin penyelenggaraan


sistem keamanan lingkungan dan bertanggung jawab
atas pelaksanaan tugasnya kepada warga masyarakat.

Pasal 37
Pelaksana Satkamling sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 35 huruf b, merupakan warga dalam lingkungan
setempat atau warga yang ditunjuk oleh masyarakat
setempat.

Bagian Kedua
Tugas dan Peran

Pasal 38
(1) Satkamling memiliki tugas:
a. menyelenggarakan keamanan dan ketertiban
masyarakat di lingkungannya;
b. melindungi dan mengayomi masyarakat di
lingkungannya.
(2) Dalam pelaksanaan tugasnya, Satkamling berperan
untuk:
a. membantu Kepala Desa/Lurah, di bidang
pembinaan keamanan dan ketertiban masyarakat
di lingkungannya;
b. membantu Polri dalam pembinaan keamanan dan
ketertiban masyarakat; dan
c. menegakkan peraturan tata tertib serta
menumbuhkan kesadaran dan kewaspadaan
keamanan di lingkungannya.

Pasal 39
(1) Ketua Satkamling bertugas
a. merumuskan perencanaan sistem pengamanan
24

di lingkungannya;
b. memberdayakan potensi pengamanan di lingkungannya;
c. meningkatkan kemampuan pengamanan dan
patrol di lingkungannya; dan
d. mengontrol dan mengawasi pelaksanaan kegiatan
Satkamling.
(2) Pelaksana Satkamling bertugas:
a. melakukan penjagaan;
b. melaksanakan kegiatan patroli atau perondaan;
c. memberikan peringatan-peringatan untuk mencegah
terjadinya kejahatan, kecelakaan, kebakaran,
banjir, dan bencana alam;
d. memberikan keterangan atau informasi yang
berkaitan dengan keamanan dan ketertiban
lingkungan;
e. memberikan bantuan dan pelayanan kepada
masyarakat yang mempunyai masalah sosial
serta keamanan dan ketertiban masyarakat yang
dapat mengganggu ketenteraman warga sekitarnya
serta membantu Ketua Rukun Tetangga/Rukun
Warga dalam menyelesaikan masalah warga;
f. melakukan koordinasi kegiatan dengan anggota
Polri atau aparat pemerintah lainnya yang
bertugas di wilayahnya;
g. melaporkan setiap gangguan keamanan dan
ketertiban masyarakat yang terjadi kepada
Bhabinkamtibmas atau Satuan Kepolisian
terdekat;
h. melakukan tindakan kepolisian non yustisial
sesuai petunjuk teknis Polri dan pada kesempatan
pertama menyerahkan penanganannya kepada
satuan kepolisian terdekat; dan
i. melakukan tindakan lain untuk keselamatan
warganya atas izin dan perintah dari ketua
Satkamling.
25

Pasal 40

(1) Satkamling dalam melaksanakan tugas menggunakan


seragam Satkamling.

(2) Seragam Satkamling sebagaimana dimaksud pada


ayat (1) tercantum dalam Lampiran yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Kepolisian ini.

Bagian Ketiga
Pos Satkamling

Pasal 41
(1) Pos Satkamling dilengkapi dengan:
a. struktur organisasi Satkamling, dan prosedur
tuntunan praktis;
b. daftar dan jadwal penugasan yang ditetapkan
oleh ketua Satkamling;
c. panel rencana kegiatan mingguan dan harian
berupa matriks yang berisi kolom:
1. nomor;
2. waktu kegiatan;
3. kegiatan;
4. uraian kegiatan;
5. petugas pelaksana; dan
6. keterangan;

d. jadwal pembagian tugas jaga/ronda;


e. buku catatan/mutasi kegiatan tugas jaga/ronda;
f. sistem alarm dan komunikasi yang disediakan
sesuai kemampuan warga; dan
g. perlengkapan pertolongan pertama pada
kecelakaan, penanggulangan bahaya dan bencana
serta peralatan lain.
(2) Prosedur tuntunan praktis sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf a, meliputi:
a. petunjuk perlengkapan pertolongan pertama pada
kecelakaan;
26

b. petunjuk dalam menghadapi bencana alam,


kebakaran dan bahaya lainnya;
c. penanganan pertama gangguan kejahatan dan
tertangkap tangan;
d. penggunaan sistem alarm dan komunikasi yang
dimiliki; dan
e. petunjuk koordinasi dan permintaan bantuan
kepada Polri, unit pemadam kebakaran, pusat
kesehatan masyarakat dan instansi lain terkait.
(3) Pos Satkamling didirikan dan ditetapkan oleh
masyarakat berdasarkan musyawarah warga yang
dipimpin oleh Ketua Satkamling.

Bagian Keempat
Pembinaan Satkamling

Pasal 42
(1) Pembinaan Satkamling terdiri dari:
a. pembinaan struktural; dan
b. pembinaan teknis dan taktis operasional.
(2) Pembinaan struktural Satkamling sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a, dilaksanakan oleh
ketua Rukun Tetangga/Rukum Warga setempat.
(3) Pembinaan teknis dan taktis operasional sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b, dilaksanakan oleh
Bhabinkamtibmas dari Satuan Kepolisian setempat.

BAB IV
SANKSI

Pasal 43
(1) Anggota Satpam yang tidak memperpanjang KTA
Satpam yang telah habis masa berlakunya sebelum
1 (satu) tahun diberikan:

a. peringatan tertulis pertama; dan


b. peringatan tertulis kedua.
27

(2) Anggota Satpam yang tidak memperpanjang KTA


Satpam yang habis masa berlakunya lebih dari
1 (satu) tahun dikenakan sanksi tidak dapat
melaksanakan tugas sebagai anggota Satpam.
(3) Sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2), diberikan oleh:
a. Kakorbinmas Baharkam Polri, untuk tingkat
Mabes Polri; dan
b. Dirbinmas Polda, untuk tingkat Polda.

(4) Format peringatan tertulis pertama dan kedua


sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tercantum
dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Kepolisian ini.

Pasal 44
(1) Anggota Satpam yang tidak menggunakan pakaian
dinas Satpam dan atribut Satpam sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1) huruf b, dikenakan
sanksi administratif berupa:
a. peringatan tertulis pertama; dan
b. peringatan tertulis kedua.
(2) Dalam hal sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) diindahkan, Kapolri mencabut KTA Satpam.
(3) Peringatan tertulis dan pencabutan KTA Satpam
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2),
dilakukan oleh:
a. Kakorbinmas Baharkam Polri, untuk tingkat
Mabes Polri; atau
b. Dirbinmas Polda, untuk tingkat Polda.
(4) Format peringatan tertulis pertama dan kedua dan
pencabutan KTA Satpam sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dan ayat (2), tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Kepolisian ini.
28

BAB V
KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 45
Pada saat Peraturan Kepolisian ini mulai berlaku, seragam
dan atribut Anggota Satpam yang diatur dalam Peraturan
Kepala kepolisian Nomor 24 Tahun 2007 tentang Sistem
Manajemen Pengamanan Organisasi, Perusahaan dan/atau
Instansi/Lembaga Pemerintah (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 50) tetap dapat digunakan
dan wajib menyesuaikan dengan Peraturan Kepolisian ini
paling lambat 1 (satu) tahun terhitung sejak Peraturan
Kepolisian ini diundangkan.

BAB VI
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 46
Ketentuan mengenai persyaratan untuk mendapatkan SIO
jasa pelatihan keamanan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 8 ayat (4), diberlakukan 5 (lima) tahun setelah
Peraturan Kepolisian ini diundangkan.

Pasal 47
Pada saat Peraturan ini mulai berlaku:
a. Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik
Indonesia Nomor 23 Tahun 2007 tentang Sistem
Keamanan Lingkungan (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 49); dan
b. Ketentuan mengenai Satpam yang diatur dalam
Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik
Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 tentang Sistem
29

Manajemen Pengamanan Organisasi, Peusahaan


dan/atau Instansi/Lembaga (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 50) dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 48
Peraturan Kepolisian ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan


pengundangan Peraturan Kepolisian ini dengan
penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Paraf:
1. Pemrakarsa/ Ditetapkan di Jakarta
Kakorbinmas Baharkam Polri: …….
pada tanggal 2020

2. Kabaharkam Polri : …………………


KEPALA KEPOLISIAN NEGARA
3. Kadivkum Polri : ………………… REPUBLIK INDONESIA,

4. Kasetum Polri : …..................

5. Wakapolri : …………………
IDHAM AZIS

Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 2020

DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,

WIDODO EKATJAHJANA
30

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2020 NOMOR


31

LAMPIRAN
PERATURAN KEPOLISIAN NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR TAHUN 2020
TENTANG
PENGAMANAN SWAKARSA

PAKAIAN DINAS ANGGOTA SATPAM

1. PAKAIAN DINAS HARIAN (PDH)


a. PDH SATPAM PRIA

NO GAMBAR BENTUK, WARNA, DAN KELENGKAPAN ATRIBUT PENGGUNAAN KET


1 2 3 4 5 6
1. 1. Tutup kepala: 1. monogram; Untuk dinas
Pet Satpam berwarna cokelat tua 2. papan nama; dan kegiatan
dilengkapi dengan: 3. pita Satpam terbuat dari kain sehari-hari
a) klep warna hitam; berwarna dasar putih dengan pada tempat/
b) pita hias untuk setingkat supervisor huruf berwarna hitam dijahit wilayah
ke atas berwarna kuning, staf berwarna di atas saku dada sebelah kerjanya.
putih dan anggota berwarna hitam; kiri;
c) knop tali hias berbentuk bundar 4. badge dari kain dijahit pada
dengan simbol emblem Satpam; dan lengan baju kiri yang menunjuk-
32

d) emblem untuk setingkat supervisor kan instansi/proyek/badan usaha


ke atas berwarna kuning emas dengan yang menggunakan Satpam
alas beludru hitam, untuk staf dan tersebut;
anggota berwarna putih perak. 5. tanda lokasi terbuat dari kain
dijahit pada lengan baju kiri
2. Tutup badan: di atas badge yang menunjukkan
a) kemeja lengan pendek warna cokelat lokasi Polres/Polresta yang
muda dan memakai lap pundak membawahi operasionalisasi
(schouderlap); Satpam tersebut;
b) kemeja belahan depan polos dengan 6. badge Mabes Polri atau Polda
lima kancing, dua saku tempel terbuat dari kain dijahit
memakai tutup dengan masing-masing pada lengan baju kanan
satu kancing; yang menunjukkan di
c) celana panjang warna cokelat tua mana Satpam tersebut
dengan dua saku samping model diregister;
miring dan dua saku belakang model 7. tali peluit untuk setingkat
bobok tanpa tutup; dan supervisor ke atas di bahu
d) sabuk besar (kopelriem) warna hitam, kanan berwarna hitam,
dengan timang (gesper) dari logam sedangkan untuk staf dan
berwarna kuning dan ikat pinggang anggota di bahu kiri berwarna
kecil berwarna hitam memakai timang hitam;
(gesper) dari logam berwarna kuning 8. pentung/ruyung yang digunakan
dengan simbol sama seperti pada menyesuaikan spesifikasi teknis
emblem. dan penggunaan yang digunakan
pada Polri;
3. Tutup kaki: 9. pisau rimba dan multi fungsi;
a) sepatu dinas harian warna hitam; 10.lencana tanda kewenangan
pengemban fungsi kepolisian
33

b) kaus kaki dinas harian warna hitam. terbatas terbuat dari logam
dipasang pada dada kiri;
11.tanda kepangkatan anggota
Satpam; dan
12.Pin kualifikasi Gada Pratama,
Gada Madya dan Gada Utama
terbuat dari logam dipasang
pada saku sebelah kiri.
34

b. PDH SATPAM WANITA

NO GAMBAR BENTUK, WARNA, DAN KELENGKAPAN ATRIBUT PENGGUNAAN KET


1 2 3 4 5 6
2. 1. Tutup kepala: 1. monogram; Untuk dinas
Pet Satpam berwarna cokelat tua 2. papan nama; dan kegiatan
dilengkapi dengan: 3. pita Satpam terbuat dari kain sehari-hari
a) klep warna hitam; berwarna dasar putih dengan pada tempat/
b) pita hias untuk setingkat supervisor huruf berwarna hitam dijahit wilayah
ke atas berwarna kuning, staf di atas saku dada sebelah kiri; kerjanya.
berwarna putih dan anggota berwarna 4. badge dari kain dijahit pada
hitam; lengan baju kiri yang
c) knop tali hias berbentuk bundar menunjukkan
dengan simbol emblem Satpam; dan instansi/proyek/badan usaha
d) emblem untuk setingkat supervisor yang menggunakan Satpam
ke atas berwarna kuning emas dengan tersebut;
alas beludru hitam, untuk staf dan 5. tanda lokasi terbuat dari kain
anggota berwarna putih perak. dijahit pada lengan baju
kanan di atas badge yang
2. Tutup badan: menunjukkan lokasi Polres/
a) Kemeja: Polresta yang membawahi
1) lengan pendek warna cokelat muda operasionalisasi Satpam tersebut;
dan memakai lap pundak 6. badge Mabes Polri atau Polda
(schouderlap) memakai lidah terbuat dari kain dijahit
pundak dengan satu kancing dan pada lengan baju kanan
kerah tidur (panjang lengan baju yang menunjukkan di mana
35

5 cm di atas siku); Satpam tersebut diregister;


2) panjang kemeja 30 cm di bawah 7. tali peluit untuk setingkat
pinggang; belahan depan polos supervisor ke atas di bahu
dengan lima kancing dan dua kanan berwarna hitam,
saku tempel memakai tutup sedangkan untuk staf dan
dengan masing-masing satu anggota di bahu kiri
kancing; dan berwarna hitam;
3) tidak ketat; 8. pentung/ruyung yang digunakan
b) rok warna cokelat tua dengan panjang menyesuaikan spesifikasi
di bawah lutut (panjang rok 5 cm teknis dan penggunaan yang
di bawah lutut); digunakan pada Polri;
c) celana panjang warna cokelat tua 9. pisau rimba dan multi
dengan dua saku samping model fungsi;
miring; 10. lencana tanda kewenangan
d) sabuk kecil warna hitam, timang pengemban fungsi kepolisian
dengan dasar polos warna kuning emas terbatas terbuat dari logam
berlogo Satpam; dan di pasang pada dada kiri;
e) sabuk besar warna hitam, timang 11. tanda kepangkatan anggota
dengan dasar polos warna kuning emas Satpam; dan
berlogo Satpam. 12. pin kualifikasi Gada Pratama,
Gada Madya dan Gada Utama
3. Tutup kaki: terbuat dari logam dipasang
Menggunakan sepatu pantofel dengan pada saku sebelah kiri.
tumit sepatu setinggi 5 (lima) cm warna
hitam.
36

2. PAKAIAN DINAS LAPANGAN KHUSUS (PDL SUS)


a. PDL SUS SATPAM PRIA
NO GAMBAR BENTUK, WARNA, DAN KELENGKAPAN ATRIBUT PENGGUNAAN KET
1 2 3 4 5 6
37

1. 1. Tutup kepala: 1. monogram; Untuk dinas


Fieldcap berwarna cokelat tua dengan 2. papan nama; dan kegiatan
logo Satpam dan hiasan pada fieldcap 3. pita satpam terbuat dari kain pengamanan
sesuai dengan golongan kepangkatan. berwarna dasar putih dengan luar ruangan
huruf berwarna hitam dijahit (outdoor) pada
di atas saku dada sebelah kiri; lingkungan
2. Tutup badan:
4. badge dari kain dijahit pada tempat/wilayah
a. kemeja lengan panjang berwarna
lengan baju kiri yang kerjanya.
cokelat muda dan memakai lap
menunjukkan Contoh: Mall,
pundak (schouderlap);
instansi/proyek/badan usaha kompleks
b. kemeja belahan depan polos dengan
yang menggunakan Satpam perkantoran,
lima kancing, dua saku tempel
tersebut; pertokoan, dll.
memakai tutup dengan masing-
5. tanda lokasi terbuat dari kain
masing satu kancing;
dijahit pada lengan baju kiri
c. celana panjang warna cokelat tua,
di atas badge yang menunjukkan
dengan dua saku samping model
lokasi Polres/Polresta yang
miring dan dua saku belakang model
membawahi operasionalisasi
bobok tanpa tutup;
Satpam tersebut;
d. sabuk kecil warna hitam, timang
6. badge Mabes Polri atau Polda
dengan dasar polos warna kuning
terbuat dari kain dijahit
emas berlogo Satpam; dan
pada lengan baju kanan
e. sabuk besar warna hitam, timang
yang menunjukkan di mana
dengan dasar polos warna kuning
Satpam tersebut diregister;
emas berlogo Satpam.
7. tali peluit berwarna putih;
8. pentung/ruyung yang digunakan
3. Tutup kaki:
menyesuaikan spesifikasi
a. sepatu dinas harian warna hitam; dan
teknis dan penggunaan yang
b. kaus kaki dinas harian warna hitam
digunakan pada Polri;
9. pisau rimba dan multi fungsi;
38

b. PDL SUS SATPAM WANITA


NO GAMBAR BENTUK, WARNA, DAN KELENGKAPAN ATRIBUT PENGGUNAAN KET
1 2 3 4 5 6
39

1. Tutup kepala: 1. monogram; Untuk dinas


a. fieldcap berwarna cokelat tua dengan 2. papan nama; dan kegiatan
logo Satpam dan hiasan pada fieldcap 3. pita satpam terbuat dari pengamanan
sesuai dengan golongan kepangkatan. kain berwarna dasar putih luar ruangan
b. bagi Satpam wanita yang menggunakan dengan huruf berwarna (outdoor) pada
jilbab menggunakan jilbab berwarna hitam dijahit di atas saku lingkungan
cokelat tua dimasukan ke dalam kerah dada sebelah kiri; tempat/wilayah
baju dan menggunakan fieldcap. 4. badge dari kain dijahit pada kerjanya.
lengan baju kiri yang Contoh: Mall,
2. Tutup badan: menunjukkan kompleks
a. kemeja lengan panjang berwarna cokelat instansi/proyek/badan usaha perkantoran,
muda dan memakai lap pundak yang menggunakan Satpam pertokoan, dll.
(schouderlap); tersebut;
b. kemeja belahan depan polos dengan 5. tanda lokasi terbuat dari kain
lima kancing, dua saku tempel dijahit pada lengan baju kiri
memakai tutup dengan masing- di atas badge yang menunjukkan
masing satu kancing; lokasi Polres/Polresta yang
c. celana panjang warna cokelat tua membawahi operasionalisasi
dengan dua saku samping model Satpam tersebut;
miring; 6. badge Mabes Polri atau Polda
d. sabuk kecil warna hitam, timang dengan terbuat dari kain dijahit
dasar polos warna kuning emas berlogo pada lengan baju kanan
Satpam; dan yang menunjukkan di mana
e. sabuk besar warna hitam, timang dengan Satpam tersebut diregister;
dasar polos warna kuning emas berlogo 7. tali peluit berwarna putih;
Satpam. 8. pentung/ruyung yang digunakan
menyesuaikan spesifikasi
3. Tutup kaki: teknis dan penggunaan yang
a. sepatu dinas harian warna hitam; dan digunakan pada Polri;
40

3. PAKAIAN DINAS LAPANGAN SATU (PDL SATU)


a. PDL SATU SATPAM PRIA
NO GAMBAR BENTUK, WARNA, DAN KELENGKAPAN ATRIBUT PENGGUNAAN KET
1 2 3 4 5 6
41

1. Tutup kepala: 1. monogram; Untuk dinas


Fieldcap berwarna cokelat tua dengan logo 2. papan nama; dan kegiatan
Satpam dan hiasan pada fieldcap sesuai 3. pita satpam terbuat dari pengamanan
dengan golongan kepangkatan. kain berwarna dasar putih luar ruangan
2. Tutup badan: dengan huruf berwarna (outdoor) pada
a. kemeja lengan panjang berwarna hitam dijahit di atas saku lingkungan
cokelat muda dan memakai lap pundak dada sebelah kiri; tempat/wilayah
(schouderlap); 4. badge dari kain dijahit pada kerjanya.
b. kemeja belahan depan polos dengan lima lengan baju kiri yang Contoh:
kancing, dua saku tempel memakai tutup menunjukkan industri
dengan masing-masing satu kancing; instansi/proyek/badan usaha pertambangan
c. celana panjang warna cokelat tua yang menggunakan Satpam migas,
dengan dua saku samping model tersebut; perkebunan,
miring, dua saku kantong tempel paha 5. Tanda lokasi terbuat dari kain dll.
model tempel dengan tutup dan dua dijahit pada lengan baju
saku belakang model tempel dengan kanan di atas badge yang
tutup; menunjukkan lokasi Polres/
d. sabuk kecil warna hitam, timang dengan Polresta yang membawahi
dasar polos warna kuning emas berlogo operasionalisasi Satpam
Satpam; dan tersebut;
e. sabuk besar warna hitam, timang dengan 6. badge Mabes Polri atau
dasar polos warna kuning emas berlogo Polda terbuat dari kain
Satpam. dijahit pada lengan baju
kanan yang menunjukkan
di mana Satpam tersebut
3. Tutup kaki: diregister;
a. sepatu dinas lapangan warna hitam; 7. tali peluit berwarna putih;
dan 8. pentung/ruyung yang digunakan
b. kaus kaki dinas harian warna hitam. menyesuaikan spesifikasi
42

b. PDL SATU SATPAM WANITA


NO GAMBAR BENTUK, WARNA, DAN KELENGKAPAN ATRIBUT PENGGUNAAN KET
1 2 3 4 5 6
43

1. Tutup kepala: 1. monogram; Untuk dinas


a. fieldcap berwarna cokelat tua dengan 2. papan nama; dan kegiatan
logo Satpam dan hiasan pada fieldcap 3. pita satpam terbuat dari pengamanan
sesuai dengan golongan kepangkatan. kain berwarna dasar putih luar ruangan
b. bagi Satpam Wanita yang menggunakan dengan huruf berwarna (outdoor) pada
jilbab menggunakan jilbab berwarna hitam dijahit di atas saku lingkungan
cokelat tua dimasukan ke dalam kerah dada sebelah kiri; tempat/
baju dan menggunakan fieldcap. 4. badge dari kain dijahit wilayah
2. Tutup badan: pada lengan baju kanan kerjanya.
a. kemeja lengan panjang berwarna cokelat yang menunjukkan instansi/ Contoh:
muda dan memakai lap pundak proyek/badan usaha yang industri
(schouderlap); menggunakan Satpam tersebut; pertambangan
b. kemeja belahan depan polos dengan 5. tanda lokasi terbuat dari migas,
lima kancing, dua saku tempel kain dijahit pada lengan perkebunan,
memakai tutup dengan masing-masing baju kiri di atas badge yang dll.
satu kancing; menunjukan lokasi Polres/
c. celana panjang warna cokelat tua Polresta yang membawahi
dengan dua saku samping model operasionalisasi Satpam
miring dan dua saku belakang model tersebut;
bobok tanpa tutup; 6. badge Mabes Polri atau
d. sabuk kecil warna hitam, timang dengan Polda terbuat dari kain
dasar polos warna kuning emas berlogo dijahit pada lengan baju
Satpam; dan kanan yang menunjukkan
e. sabuk besar warna hitam, timang dengan dimana Satpam tersebut
dasar polos warna kuning emas berlogo diregister;
Satpam 7. tali peluit berwarna putih;
8. pentung/ruyung yang digunakan
3. Tutup kaki: menyesuaikan spesifikasi
a. sepatu dinas lapangan warna hitam; teknis dan penggunaan yang
44

4. PAKAIAN SIPIL HARIAN (PSH)


a. PSH SATPAM PRIA
NO GAMBAR BENTUK, WARNA, DAN KELENGKAPAN ATRIBUT PENGGUNAAN KET
1 2 3 4 5 6
45

1. Tutup badan: 1. papan nama; Digunakan


Setelan safari berwarna cokelat gelap bagi 2. lencana tanda kewenangan oleh Satpam
pria dan wanita. pengemban fungsi kepolisian supervisor
terbatas terbuat dari logam pada kegiatan
2. Tutup kaki:
a. sepatu rendah berwarna hitam; dan dipasang pada dada kiri; dan pengamanan
b. kaus kaki warna hitam. 3. pin kompetensi Gada Pratama, dalam ruangan
Gada Madya dan Gada di area kerjanya.
Utama terbuat dari logam Contoh
dipasang pada tutup saku di kantor bank.
sebelah kiri.

b. PSH SATPAM WANITA


NO GAMBAR BENTUK, WARNA, DAN KELENGKAPAN ATRIBUT PENGGUNAAN KET
1 2 3 4 5 6
1. Tutup kepala: 1. papan nama; Digunakan
Bagi yang berjilbab menggunakan warna 2. lencana tanda kewenangan oleh Satpam
46

jilbab cokelat. pengemban fungsi kepolisian supervisor


terbatas terbuat dari logam pada kegiatan
2. Tutup badan: dipasang pada dada kiri; dan pengamanan
setelan safari berwarna cokelat gelap bagi
3. pin kompetensi Gada Pratama, dalam ruangan
pria dan wanita.
Gada Madya dan Gada di area kerjanya.
2. Tutup kaki: Utama terbuat dari logam Contoh
sepatu pantofel berwarna hitam dengan dipasang pada tutup saku di kantor bank.
tumit setinggi 5 cm. sebelah kiri.

NO GAMBAR BENTUK, WARNA, DAN KELENGKAPAN ATRIBUT PENGGUNAAN KET


1 2 3 4 5 6
1. Tutup kepala: 1. papan nama; Digunakan
Bagi yang tidak menggunakan jilbab, tidak 2. lencana tanda kewenangan oleh Satpam
menggunakan tutup kepala. pengemban fungsi kepolisian supervisor
47

2. Tutup badan: terbatas terbuat dari logam pada kegiatan


setelan safari berwarna cokelat gelap bagi dipasang pada dada kiri; dan pengamanan
pria dan wanita. 3. pin kompetensi Gada Pratama, dalam ruangan
Gada Madya dan Gada di area kerjanya.
3. Tutup kaki:
sepatu pantofel berwarna hitam dengan Utama terbuat dari logam Contoh
tumit setinggi 5 cm. dipasang pada tutup saku di kantor bank.
sebelah kiri.

5. PAKAIAN SIPIL LENGKAP (PSL)


a. PSL SATPAM PRIA
NO GAMBAR BENTUK, WARNA, DAN KELENGKAPAN ATRIBUT PENGGUNAAN KET
1 2 3 4 5 6
1. Tutup badan: 1. papan nama; Digunakan
Setelan jas lengkap berwarna cokelat tua, 2. lencana tanda kewenangan untuk
48

dasi merah. pengemban fungsi kepolisian melaksanakan


terbuat dari logam dipasang tugas
2. Tutup kaki: pada dada kiri; dan pengamanan
a. sepatu rendah berwarna hitam; dan
3. pin kompetensi Gada Pratama, dalam ruangan
b. kaus kaki warna hitam.
Gada Madya dan Gada di area
Utama terbuat dari logam kerjanya.
dipasang pada tutup saku Contoh: giat
sebelah kiri. rapat, seminar,
pameran,
konferensi,
Pam VIP, dll.

b. PSL SATPAM WANITA


NO GAMBAR BENTUK, WARNA, DAN KELENGKAPAN ATRIBUT PENGGUNAAN KET
1 2 3 4 5 6
49

1 1. Tutup kepala: 1. papan nama; Digunakan


Bagi yang berkerudung menggunakan 2. lencana tanda kewenangan untuk
kerudung warna cokelat. pengemban fungsi kepolisian melaksanakan
terbuat dari logam dipasang tugas
2. Tutup badan:
Setelan jas lengkap berwarna cokelat tua. pada dada kiri; dan pengamanan
3. pin kompetensi Gada Pratama, dalam ruangan
3. Tutup kaki: Gada Madya dan Gada di area kerjanya.
sepatu pantofel berwarna hitam dengan Utama terbuat dari logam Contoh giat
tumit setinggi 5 cm. dipasang pada tutup saku rapat, seminar,
sebelah kiri. pameran,
konferensi,
Pam VIP, dll.

NO GAMBAR BENTUK, WARNA, DAN KELENGKAPAN ATRIBUT PENGGUNAAN KET


1 2 3 4 5 6
50

1. Tutup kepala: 1. papan nama; Digunakan


Tanpa tutup kepala bagi yang tidak 2. lencana tanda kewenangan untuk
berjilbab. pengemban fungsi kepolisian melaksanakan
terbuat dari logam dipasang tugas
2. Tutup badan:
Setelan jas lengkap berwarna cokelat tua. pada dada kiri; dan pengamanan
3. pin kompetensi Gada Pratama, dalam ruangan
3. Tutup kaki: Gada Madya dan Gada di area kerjanya.
sepatu pantofel berwarna hitam dengan Utama terbuat dari logam Contoh giat
tumit setinggi 5 cm. dipasang pada tutup saku rapat, seminar,
sebelah kiri. pameran,
konferensi,
Pam VIP, dll.

TANDA KEPANGKATAN ANGGOTA SATPAM


51

1. GOLONGAN KEPANGKATAN MANAJER


NO GAMBAR BENTUK DAN WARNA PENGGUNAAN KET
1 2 3 4 5
1. 1. Bentuk dan ukuran Dipasang pada pundak
a. bentuk persegi panjang kanan dan kiri pakaian
b. ukuran PDH, PDL SUS dan PDL
1) panjang: 9 cm; dan SATU.
2) lebar : 3 cm.

2. Warna
a. warna dasar : cokelat gelap;
b. warna lingkaran : merah;
c. warna bentuk segitiga : merah; dan
d. warna tulisan SATPAM: merah.

3. Tingkatan
a. tanda pangkat manajer: jumlah segitiga
1 buah;
b. tanda pangkat manajer madya: jumlah
segitiga 2 buah; dan
c. tanda pangkat manajer utama: jumlah
segitiga 3 buah.

2. GOLONGAN KEPANGKATAN SUPERVISOR


NO GAMBAR BENTUK DAN WARNA PENGGUNAAN KET
1 2 3 5 6
52

2. 1. Bentuk dan ukuran Dipasang pada pundak


a. bentuk persegi Panjang kanan dan kiri pakaian
b. ukuran PDH, PDL SUS dan PDL
1) panjang: 9 cm; dan SATU.
2) lebar : 3 cm.

2. Warna
a. warna dasar : cokelat gelap;
b. warna lingkaran : kuning;
c. warna bentuk segitiga : kuning; dan
d. warna tulisan SATPAM: kuning.

3. Tingkatan
a. tanda pangkat supervisor: jumlah
segitiga 1 buah;
b. tanda pangkat supervisor madya:
jumlah segitiga 2 buah; dan
c. tanda pangkat supervisor utama:
jumlah segitiga 3 buah.

3. GOLONGAN KEPANGKATAN PELAKSANA


NO GAMBAR BENTUK DAN WARNA PENGGUNAAN KET
1 2 3 4 5
53

3. 1. Bentuk dan ukuran Dipasang pada pundak


a. bentuk persegi panjang kanan dan kiri pakaian
b. ukuran PDH, PDL SUS dan PDL
1) panjang: 9 cm; dan
SATU.
2) lebar : 3 cm.

3. Warna
a. warna dasar : cokelat gelap;
b. warna lingkaran : putih;
c. warna bentuk segitiga : putih; dan
d. warna tulisan SATPAM: putih.

3. Tingkatan
a. tanda pangkat pelaksana: jumlah
segitiga 1 buah;
b. tanda pangkat pelaksana madya:
jumlah segitiga 2 buah; dan
c. tanda pangkat pelaksana utama:
jumlah segitiga 3 buah.

LENCANA TANDA KEWENANGAN ANGGOTA SATPAM

GAMBAR KETERANGAN
54

Arti Gambar pada Lencana Tanda Kewenangan Kepolisian Terbatas:


1. Perisai: melambangkan bahwa anggota Satpam memiliki kemampuan daya tangkal dan
daya cegah untuk menghadapi segala ancaman gangguan keamanan di lingkungan/
kawasan tempat kerjanya;
2. Gada/Pentungan: melambangkan bahwa anggota Satpam memiliki kesiapsiagaan dan
disiplin yang tinggi dalam melaksanakan tugas;
3. Padi dan Kapas: melambangkan terwujudnya kesejahteraan yang merupakan tujuan
dilakukannya pengamanan;
4. Nyala Api: melambangkan bahwa anggota Satpam memiliki semangat berkobar-kobar
dan pantang mundur dalam melaksanakan tugas; dan
5. Pita: melambangkan bahwa anggota Satpam memiliki keluwesan dalam melaksanakan
tugas.
Bahan: terbuat dari logam dengan warna perak;
Ukuran:
1. Perisai: 3. Untaian padi dan kapas:
a. tinggi perisai 6,0 cm; a. tinggi 5 cm; dan
b. lebar atas perisai 5,5 cm; dan b. lebar 0,60 cm.
c. lebar bawah perisai 6,0 cm. 4. Pita:
2. Gada/pentungan: a. tinggi 0,40 cm; dan
a. tinggi 4,5 cm; b. lebar 4 cm.
b. lebar atas 0,60 cm; dan
c. lebar bawah 0,40 cm.

PIN TANDA KUALIFIKASI SATPAM


55

GAMBAR ARTI GAMBAR PADA PIN TANDA KUALIFIKASI

Gada Utama 1. Perisai: melambangkan daya tanggal dan daya cegah Satpam dengan warna dasar kuning
emas;
2. Gambar dan tulisan GADA: melambangkan kesiapsiagaan dan kedisiplinan anggota
Satpam;
3. Garis-garis sejumlah 25: melambangkan tanggal 17 bulan 8, yaitu hari Kemerdekaan
Negara Republik Indonesia;
4. Pita dengan tulisan UTAMA, MADYA dan PRATAMA melambangkan keluwesan anggota
Satpam dalam bertindak sesuai dengan kualifikasi yang dimiliki;
a. UTAMA: mengandung pengertian kualifikasi manajerial, warna dasar pita berwarna

Gada Madya merah;


b. MADYA: mengandung pengertian kualifikasi menengah, warna dasar pita berwarna
kuning; dan
c. PRATAMA: mengandung pengertian kualifikasi dasar, warna dasar pita berwarna
biru.
Bahan: terbuat dari logam.
Ukuran:
1. tinggi : 3,5 cm;
2. lebar atas perisai: 3,5 cm; dan
3. lebar bawah perisai: 4 cm.
Gada Pratama
56

PAKAIAN SERAGAM SATKAMLING


57

NO GAMBAR BENTUK, WARNA, DAN KELENGKAPAN ATRIBUT PENGGUNAAN KET


1. 1. Tutup kepala: 1. papan nama; Untuk kegiatan
Fieldcap Satkamling berwarna biru tua 2. pita Satkamling terbuat sehari-hari pada
dilengkapi dengan: dari kain berwarna dasar tempat/wilayah
a. klep warna hitam; putih dengan huruf berwarna kerjanya.
b. pita hias berwarna hitam; hitam dijahit di atas saku
c. knop tali hias berbentuk bundar dengan dada sebelah kiri;
simbol emblem Satkamling; dan 3. tali peluit di bahu kiri
d. emblem berwarna putih perak. berwarna hitam; dan
2. Tutup badan: 4. pentung/ruyung yang
a. kemeja lengan pendek warna biru muda dan digunakan menyesuaikan
memakai lap pundak (schouderlap); spesifikasi teknis dan
b. kemeja belahan depan polos dengan lima penggunaan yang digunakan
kancing, dua saku tempel memakai tutup pada Polri.
dengan masing-masing satu kancing;
c. celana panjang warna biru tua dengan dua
saku samping model miring dan dua saku
belakang model bobok tanpa tutup;
d. sabuk kecil warna hitam, timang dengan
dasar polos warna kuning emas; dan
e. sabuk besar warna hitam, timang dengan
dasar polos warna kuning emas.
3. Tutup kaki:
a. sepatu dinas harian warna hitam; dan
b. kaus kaki dinas harian warna hitam.
58

FORMAT PERINGATAN TERTULIS PERTAMA DAN KEDUA

1. FORMAT PERINGATAN TERTULIS

KOPSTUK

PERINGATAN TERTULIS PERTAMA


Nomor: PT.1/nomor/bulan/tahun/Satker

A. Dasar:
1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara
Republik Indonesia;
2. Peraturan Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor … Tahun
2020 tentang Pengamanan Swakarsa.

B. Peringatan Tertulis Pertama ini ditujukan kepada:


Nama : ………………………………………………………………
Jabatan : ………………………………………………………………
No KTP/KTA/Reg : ………………………………………………………………
Alamat : ………………………………………………………………
………………………………………………………………
………………………………………………………………
1. BUJP : ………………………………………………………………
Alamat : ………………………………………………………………
………………………………………………………………
………………………………………………………………
2. Pengguna Jasa : ………………………………………………………………
Alamat : ………………………………………………………………
………………………………………………………………
………………………………………………………………
3. Asosiasi : ………………………………………………………………
Alamat : ………………………………………………………………
………………………………………………………………
………………………………………………………………

Sehubungan …..
59

Sehubungan dengan kesalahan/pelanggaran yang dibuat oleh Saudara,


yaitu:
 Tidak memperpanjang KTA yang habis masa berlakunya (Pasal 43
ayat (1) j.o Pasal 17 ayat (1) huruf a, Peraturan Kepolisian Nomor …
Tahun 2020 tentang Pengamanan Swakarsa).
 Tidak menggunakan pakaian dinas Satpam dan atribut Satpam
(Pasal 44 ayat (1) j.o Pasal 17 ayat (1) huruf b, Peraturan Kepolisian
Nomor … Tahun 2020 tentang Pengamanan Swakarsa).

Maka dengan ini pejabat yang berwenang memberikan Peringatan Tertulis


Pertama (PT.1) kepada Saudara dengan ketentuan berikut:
1. Segera melakukan perbaikan terhadap kesalahan/pelanggaran yang
dilakukan dan segera melaporkan hasil perbaikannya kepada pejabat
yang memberikan Peringatan Tertulis Pertama (PT.1).
2. Jika dalam waktu 3 (tiga) bulan sejak tanggal penerbitan Peringatan
Tertulis Pertama ternyata Saudara ternyata tidak melakukan perbaikan
terhadap kesalahan/pelanggaran yang dilakukan, maka akan
diterbitkan Peringatan Tertulis Kedua dan sanksi lain sesuai dengan
Peraturan Kepolisian Nomor … Tahun 2020 tentang Pengamanan
Swakarsa.

Demikian Peringatan Tertulis Pertama ini dibuat untuk kebaikan bersama


dan untuk dijadikan acuan dalam melakukan perbaikan. Peringatan
Tertulis Pertama ini akan ditinjau kembali apabila di kemudian hari
ditemukan kekeliruan dalam penerbitannya.

Nama Kota, Tanggal, Bulan, Tahun


Pejabat Yang Memberi Peringatan Tertulis
Pertama

ttd
PANGKAT/NRP
60

2. PERINGATAN TERTULIS KEDUA

KOPSTUK

PERINGATAN TERTULIS KEDUA


Nomor: PT.2/nomor/bulan/tahun/Satker

A. Dasar:
1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara
Republik Indonesia;
2. Peraturan Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor … Tahun
2020 tentang Pengamanan Swakarsa;
3. Peringatan Tertulis Pertama Nomor: PT.1/nomor/bulan/tahun/Satker
tanggal …….

B. Peringatan Tertulis Kedua ini ditujukan kepada:


Nama : ………………………………………………………………
Jabatan : ………………………………………………………………
No KTP/KTA/Reg : ………………………………………………………………
Alamat : ………………………………………………………………
………………………………………………………………
………………………………………………………………
1. BUJP : ………………………………………………………………
Alamat : ………………………………………………………………
………………………………………………………………
………………………………………………………………
2. Pengguna Jasa : ………………………………………………………………
Alamat : ………………………………………………………………
………………………………………………………………
………………………………………………………………
3. Asosiasi : ………………………………………………………………
Alamat : ………………………………………………………………
………………………………………………………………
Sehubungan …..
61

Sehubungan dengan kesalahan/pelanggaran yang dibuat oleh Saudara,


yaitu
 Tidak memperpanjang KTA yang habis masa berlakunya (Pasal 43
ayat (1) j.o Pasal 17 ayat (1) huruf a, Peraturan Kepolisian Nomor …
Tahun 2020 tentang Pengamanan Swakarsa).
 Tidak menggunakan pakaian dinas Satpam dan atribut Satpam
(Pasal 44 ayat (1) j.o Pasal 17 ayat (1) huruf b, Peraturan Kepolisian
Nomor … Tahun 2020 tentang Pengamanan Swakarsa).

Maka dengan ini pejabat yang berwenang memberikan Peringatan Tertulis


Kedua (PT.2) kepada Saudara dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Segera melakukan perbaikan terhadap kesalahan/pelanggaran yang
dilakukan dan segera melaporkan hasil perbaikannya kepada pejabat
yang memberikan Peringatan Tertulis Kedua (PT.2).
2. Jika dalam waktu 3 (tiga) bulan sejak tanggal penerbitan Peringatan
Tertulis Kedua ternyata Saudara tidak melakukan perbaikan terhadap
kesalahan/pelanggaran yang dilakukan, maka akan diberikan sanksi
dengan Peraturan Kepolisian Nomor … Tahun 2020 tentang
Pengamanan Swakarsa.

Demikian Peringatan Tertulis Kedua ini dibuat untuk kebaikan bersama dan
untuk dijadikan acuan dalam melakukan perbaikan. Peringatan Tertulis
Pertama ini akan ditinjau kembali apabila dikemudian hari ditemukan
kekeliruan dalam penerbitannya.

Nama Kota, Tanggal, Bulan, Tahun


Pejabat Yang Memberi Peringatan Tertulis
Kedua
ttd
PANGKAT/NRP
62

KOPSTUK
PENCABUTAN KARTU TANDA ANGGOTA (KTA)
Nomor: P.KTA/nomor/bulan/tahun/Satker

A. Dasar:

1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara


Republik Indonesia;
2. Peraturan Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor … Tahun
2020 tentang Pengamanan Swakarsa;
3. Peringatan Tertulis Pertama Nomor: PT.1/nomor/bulan/tahun/
Satker tanggal ……
4. Peringatan Tertulis Kedua Nomor: PT.2/nomor/bulan/tahun/Satker
tanggal …..…

B. Pencabutan Kartu Tanda Anggota (KTA) ini ditujukan kepada:


Nama : ………………………………………………………………
Jabatan : ………………………………………………………………
No KTP/KTA/Reg : ………………………………………………………………
Alamat : ………………………………………………………………
………………………………………………………………
BUJP : ………………………………………………………………
Alamat : ………………………………………………………………
………………………………………………………………

Sehubungan dengan kesalahan/pelanggaran yang dibuat oleh Saudara,


yaitu:
1. Anggota Satpam yang tidak menggunakan pakaian dinas Satpam dan
atribut Satpam (Pasal 44 ayat (1) j.o Pasal 17 ayat (1) huruf b, Peraturan
Kepolisian Nomor … Tahun 2020 tentang Pengamanan Swakarsa).
Sudah diberikan Peringatan Tertulis Pertama oleh pejabat yang
berwenang dengan Nomor: PT.1/nomor/bulan/tahun/Satker tanggal …
2. Dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan setelah penetapan sanksi peringatan
tertulis pertama, anggota Satpam tidak menggunakan pakaian dinas
Satpam dan atribut Satpam, Sudah diberikan Peringatan Tertulis Kedua
oleh pejabat yang berwenang dengan Nomor: PT.2/nomor/bulan/
tahun/Satker tanggal …
3. Anggota …..
63

3 Anggota Satpam yang menerima hukuman sebagaimana dimaksud pada


Pasal 43 ayat (1), Peraturan Kepolisian Nomor … Tahun 2020 tentang
Pengamanan Swakarsa sebanyak 2 (dua) kali berturut-turut, kemudian
melakukan pelanggaran yang sama. Bukti pelanggaran ke 3 (tidak
menggunakan pakaian seragam yang dilengkapi dengan papan nama,
kelengkapan dan atribut) terlampir.

Berdasarkan pertimbangan hal-hal di atas maka Kartu Tanda Anggota (KTA)


Satpam dengan Nomor: …………………………………………………………………
terhitung mulai tanggal berlakunya surat Pencabutan Kartu Tanda Anggota
(KTA) ini diterbitkan, dinyatakan:
--------------------------------------- DICABUT -----------------------------------------
Konsekuensi hukum atas dicabutnya Kartu Tanda Anggota (KTA) ini maka
hak dan kewajiban Saudara sebagai anggota Satpam dinyatakan gugur
dengan sendirinya.
Demikian Pencabutan Kartu Tanda Anggota (KTA) ini dibuat untuk
kebaikan bersama dan untuk dijadikan acuan dalam melakukan perbaikan.
Pencabutan Kartu Tanda Anggota (KTA) ini akan ditinjau kembali apabila
dikemudian hari ditemukan kekeliruan dalam penerbitannya.

Nama Kota, Tanggal, Bulan, Tahun


Pejabat Yang Mencabut Kartu Tanda Anggota
(KTA)
ttd
PANGKAT/NRP

Paraf:
1. Pemrakarsa/ KEPALA KEPOLISIAN NEGARA
Kakorbinmas Baharkam Polri: ……..…. REPUBLIK INDONESIA,
2. Kabaharkam Polri: …………..…

3. Kadivkum Polri : ……………..

4. Kasetum Polri: ….................


IDHAM AZIS
5. Wakapolri : …………….

Anda mungkin juga menyukai