MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
TENTANG PENGAMANAN SWAKARSA.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Pasal 2
Pasal 3
BAB II
SATPAM
Bagian Kesatu
Pembentukan
Pasal 4
Satpam dibentuk melalui tahapan:
a. perekrutan;
b. pelatihan; dan
c. pengukuhan.
Pasal 5
(1) Perekrutan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4
huruf a, merupakan kegiatan pendaftaran bagi calon
anggota Satpam untuk menjadi anggota Satpam.
(2) Calon anggota Satpam sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), meliputi:
a. orang perseorangan; dan
b. purnawirawan Polri dan purnawirawan TNI.
Pasal 6
Calon anggota Satpam orang perseorangan sebagaimana
8
Pasal 7
Calon anggota Satpam purnawirawan Polri dan
purnawirawan TNI sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5
ayat (2) huruf b, harus memenuhi syarat, meliputi:
a. sehat jasmani dan rohani; dan
b. memiliki surat keputusan pangkat terakhir.
Pasal 8
(1) Perekrutan calon anggota Satpam sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 5, dilakukan oleh:
a. BUJP; atau
b. Pengguna Jasa Satpam.
(2) BUJP yang akan merekrut calon anggota Satpam
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, harus
memiliki SIO jasa penyedia tenaga pengamanan atau
SIO jasa pelatihan keamanan.
(3) Untuk mendapatkan SIO jasa penyedia tenaga
pengamanan sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
BUJP harus memenuhi persyaratan, meliputi:
a. surat rekomendasi dari Polda setempat;
9
Pasal 9
(1) Pelatihan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf b,
merupakan proses peningkatan kemampuan bagi
calon anggota Satpam yang telah lulus persyaratan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 dan Pasal 8.
11
Pasal 10
Pelatihan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9, terdiri
atas:
Pasal 11
Pelatihan Gada Pratama sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 10 huruf a, diperuntukkan untuk calon anggota
Satpam orang perseorangan serta purnawirawan Polri dan
purnawirawan TNI golongan Tamtama dan Bintara.
Pasal 12
Pelatihan Gada Madya sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 10 huruf b, diperuntukkan untuk calon anggota
Satpam purnawirawan Polri dan purnawirawan TNI
golongan perwira pertama sampai dengan perwira
12
Pasal 13
Pelatihan Gada Utama sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 10 huruf c, diperuntukkan untuk calon anggota
Satpam purnawirawan Polri dan TNI golongan perwira
menengah setingkat Komisaris Besar Polisi sampai dengan
perwira tinggi.
Pasal 14
Calon Anggota Satpam yang telah lulus pelatihan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10, diberikan:
a. ijazah Pelatihan Gada Pratama bagi calon Anggota
Satpam sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11;
b. ijazah Pelatihan Gada Madya bagi calon Anggota
Satpam sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12; dan
c. ijazah Pelatihan Gada Utama bagi calon Anggota
Satpam sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13.
Pasal 15
(1) Pengukuhan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4
huruf c, dilakukan terhadap calon anggota Satpam
yang telah lulus pelatihan.
(2) Pengukuhan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
dilakukan oleh Kapolri melalui:
a. Kakorbinmas Baharkam Polri, untuk calon
anggota Satpam yang telah lulus Pelatihan Gada
Pratama, Pelatihan Gada Madya, dan Pelatihan
Gada Utama dari Korbinmas Baharkam Polri dan
BUJP yang memiliki SIO jasa pelatihan
keamanan; dan
b. Dirbinmas Polda, untuk anggota Satpam yang
telah lulus Gada Pratama, dan Gada Madya dari
Sekolah Kepolisian Negara dan BUJP yang
memiliki SIO jasa pelatihan keamanan.
(3) Anggota Satpam yang telah dikukuhkan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), diberikan:
a. Keputusan Kepangkatan Satpam;
13
Pasal 17
(1) Anggota Satpam dalam melaksanakan tugas dan
peran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 wajib:
a. membawa KTA Satpam;
b. menggunakan pakaian dinas Satpam dan atribut
Satpam; dan
c. bertugas sesuai dengan wilayah tugasnya.
(2) Pakaian dinas Satpam dan atribut Satpam
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b,
tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Kepolisian ini.
Pasal 18
(1) Anggota Satpam yang bekerja pada BUJP atau
14
Bagian Kedua
Golongan Kepangkatan, Pelatihan dan Kompetensi
Pasal 19
Golongan kepangkatan Anggota Satpam meliputi:
a. manajer;
b. supervisor; dan
c. pelaksana;
Pasal 20
(1) Golongan kepangkatan manajer sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 19 huruf a, meliputi jenjang
kepangkatan:
a. manajer utama;
b. manajer madya; dan
c. manajer.
(2) Golongan kepangkatan supervisor sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 19 huruf b, meliputi jenjang
kepangkatan:
a. supervisor utama;
b. supervisor madya; dan
c. supervisor.
(3) Golongan kepangkatan pelaksana sebagaimana
15
Pasal 21
(1) Untuk menduduki golongan kepangkatan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 19, anggota Satpam harus
mengikuti pelatihan:
a. Pelatihan Gada Pratama, untuk tingkatan
pelaksana;
b. Pelatihan Gada Madya, untuk tingkatan
supervisor; dan
c. Pelatihan Gada Utama, untuk tingkatan manajer.
(2) Pelatihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
diselenggarakan oleh:
a. Polri; atau
b. BUJP yang memiliki SIO jasa pelatihan.
Pasal 22
(1) Kenaikan pangkat untuk per jenjang kepangkatan
manajer sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (1),
berdasarkan masa kerja paling cepat per 2 (dua)
tahun.
(2) Kenaikan pangkat untuk jenjang kepangkatan
manajer ke jenjang kepangkatan manajer madya dapat
dilaksanakan dalam jangka waktu setelah 1 (satu)
tahun masa kerja sebagai manajer dan lulus uji
kompetensi tingkat gada utama.
(3) Kenaikan pangkat untuk jenjang kepangkatan
manajer ke jenjang kepangkatan manajer utama dapat
dilaksanakan dengan memenuhi persyaratan:
a. diusulkan oleh pengguna jasa Satpam berdasarkan
16
kebutuhan;
b. lulus uji kompetensi gada utama; dan
c. memiliki keahlian khusus sistem manajemen
pengamanan.
Pasal 23
(1) Kenaikan pangkat untuk per jenjang kepangkatan
supervisor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20
ayat (2), berdasarkan masa kerja paling cepat per 4
(empat) tahun.
(2) Kenaikan pangkat untuk jenjang kepangkatan
supervisor ke jenjang kepangkatan supervisor madya
dapat dilaksanakan dalam jangka waktu setelah
2 (dua) tahun masa kerja sebagai supervisor dan lulus
uji kompetensi tingkat gada madya.
(3) Kenaikan pangkat untuk jenjang kepangkatan
supervisor madya ke jenjang kepangkatan manajer
dapat dilaksanakan dengan persyaratan:
a. kebutuhan pengguna jasa Satpam;
b. lulus uji kompetensi tingkat gada madya;
c. memiliki keahlian khusus; dan
d. lulus pelatihan Gada Utama.
Pasal 24
(1) Kenaikan pangkat untuk per jenjang kepangkatan
pelaksana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (3),
berdasarkan masa kerja paling cepat per 4 (empat)
tahun.
(2) Kenaikan pangkat untuk jenjang kepangkatan
pelaksana ke jenjang kepangkatan pelaksana madya
dapat dilaksanakan dalam jangka waktu setelah
2 (dua) tahun masa kerja dan lulus uji kompetensi
tingkat gada pratama.
(3) Kenaikan pangkat untuk jenjang kepangkatan
pelaksana madya ke jenjang kepangkatan supervisor
dapat dilaksanakan dengan persyaratan:
a. kebutuhan pengguna jasa Satpam;
b. lulus uji kompetensi tingkat gada pratama;
17
Pasal 25
(1) Pelatihan Gada Madya sebagaimana dimaksud Pasal 21 ayat (1)
huruf b, dilaksanakan untuk menghasilkan anggota
Satpam yang memiliki sikap mental kepribadian,
kesamaptaan fisik, dan memiliki pengetahuan serta
keterampilan manajerial dengan kualifikasi supervisor
anggota Satpam.
(2) Untuk mengikuti Pelatihan Gada Madya sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), anggota Satpam harus
memenuhi persyaratan:
a. lulus Pelatihan Gada Pratama;
b. memiliki sertifikat kompetensi gada pratama;
c. lulus tes kesehatan dan kesamaptaan;
d. surat keterangan bebas Narkoba;
e. menyertakan Surat Keterangan Catatan
Kepolisian;
f. memiliki pangkat terakhir pelaksana utama
dengan masa kerja 4 (empat) tahun atau
memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 24 ayat (3) huruf a, sampai dengan
huruf c; dan
g. surat rekomendasi dari BUJP atau pengguna jasa
Satpam tempat anggota Satpam bekerja.
Pasal 26
(1) Pelatihan Gada Utama sebagaimana dimaksud Pasal 21
ayat (1) huruf c, dilaksanakan untuk menghasilkan
anggota Satpam yang memiliki sikap mental kepribadian,
kesamaptaan fisik, dan memiliki pengetahuan serta
keterampilan manajerial dengan kualifikasi manajer
Anggota Satpam dan memiliki kemampuan melakukan
analisis tugas dan kegiatan, kemampuan mengelola
sumber daya serta kemampuan pemecahan masalah
dalam lingkup tugas dan tanggung jawabnya.
(2) Untuk mengikuti Pelatihan Gada Utama sebagaimana
18
Pasal 27
(1) Anggota Satpam harus memiliki kompetensi, meliputi:
a. kompetensi gada utama;
b. kompetensi gada madya; dan
c. kompetensi gada pratama.
(2) Kompetensi gada utama sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf a, meliputi kemampuan:
a. menentukan tingkat risiko keamanan area kerja;
b. menentukan tingkat kerawanan area kerja;
c. menyusun rencana pengamanan;
d. menyusun standar operasional prosedur;
e. melaksanakan manajemen tanggap darurat;
f. menangani konflik di lingkungan kerja; dan
g. menyusun desain simulasi pengamanan.
(3) Kompetensi gada madya sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf b, meliputi kemampuan:
a. memimpin pelaksanaan tugas;
b. melakukan sosialisasi prosedur pengamanan;
c. melakukan penanganan kerawanan di tempat
kerja;
d. melakukan penanganan keadaan darurat;
e. melakukan tindakan pertama di tempat kejadian
19
perkara;
f. melakukan pengawasan dan evaluasi pelaksanaan
tugas; dan
g. melakukan penegakan hukum secara terbatas.
(4) Kompetensi gada pratama sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf c, meliputi kemampuan:
a. melaksanakan persiapan pelaksanaan tugas;
b. melaksanakan pengaturan;
c. melaksanakan penjagaan;
d. melaksanakan pengawalan;
e. melaksanakan patroli;
f. melaksanakan pengamanan di tempat kejadian
perkara; dan
g. menangani barang berbahaya dan kejadian
perkara.
Pasal 28
(1) Untuk menentukan kompetensi anggota Satpam
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27, dilakukan uji
kompetensi.
(2) Uji kompetensi anggota Satpam sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), diselenggarakan oleh:
a. lembaga sertifikasi profesi lembaga pendidikan
dan pelatihan Polri; atau
b. lembaga sertifikasi profesi yang memiliki lisensi
dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi dan
mendapatkan rekomendasi dari Polri.
Pasal 29
Uji kompetensi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28
dapat dilaksanakan paling cepat 2 (dua) tahun setelah
menduduki jenjang kepangkatan pelaksana, jenjang
kepangkatan supervisor, dan jenjang kepangkatan
manajer.
Bagian Ketiga
Pengakhiran
20
Pasal 30
Pengakhiran tugas anggota Satpam disebabkan karena:
a. mencapai batas usia pensiun;
b. mengundurkan diri atas permintaan sendiri sebagai
Anggota Satpam;
c. meninggal dunia;
d. melanggar kode etik;
e. memberikan pernyataan tidak benar pada saat
pendaftaran; atau
f. melakukan tindak pidana yang ancamannya di atas
5 (lima) tahun dan dijatuhi hukuman yang telah
berkekuatan hukum tetap.
Pasal 31
(1) Batas usia pensiun sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 30 huruf a, untuk anggota Satpam yang berasal
dari orang persorangan yaitu:
a. 56 (lima puluh enam) tahun bagi pelaksana;
b. 58 (lima puluh delapan) tahun bagi supervisor;
dan
c. 70 (tujuh puluh) tahun bagi manajer.
(2) Batas usia pensiun sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 30 huruf a, untuk Anggota Satpam yang berasal
dari purnawirawan Polri atau TNI yaitu:
a. 60 (enam puluh) tahun bagi pelaksana;
b. 65 (enam puluh) tahun bagi supervisor; dan
c. 70 (tujuh puluh) tahun bagi manajer.
(3) Mengundurkan diri atas permintaan sendiri sebagai
anggota Satpam sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 30 huruf b, dilakukan secara sukarela
dengan mengajukan permohonan tertulis.
(4) Meninggal dunia sebagaimana dimaksud dalam Pasal
30 huruf c, ditetapkan berdasarkan surat keterangan
kematian.
Bagian Keempat
Asosiasi Anggota Satpam
21
Pasal 32
(1) Anggota Satpam dapat membentuk asosiasi anggota
Satpam.
(2) Asosiasi anggota Satpam sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), merupakan perhimpunan yang menampung
aspirasi dan kepentingan anggota Satpam.
(3) Asosiasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), wajib
diregistrasi pada Korbinmas Baharkam Polri melalui
Dirbinpotmas Korbinmas Baharkam Polri.
(4) Asosiasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3), wajib
menyusun kode etik.
(5) Dalam menyusun kode etik, asosiasi membentuk tim
formatur yang keanggotaannya terdiri dari perwakilan
asosiasi dan Polri.
(6) Kode etik yang disusun oleh asosiasi disampaikan
kepada Kapolri untuk ditetapkan.
Bagian Kelima
Pengawasan dan Pengendalian
Pasal 33
(1) Kapolri melakukan pengawasan dan pengendalian
terhadap anggota Satpam.
(2) Pengawasan dan pengendalian terhadap anggota
Satpam sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
dilaksanakan oleh:
a. Ditbinpotmas Korbinmas Baharkam Polri, untuk
tingkat Markas Besar Polri; dan/atau
b. Ditbinmas Polda, untuk tingkat Polda.
Pasal 34
(1) Pengawasan dan pengendalian sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 33, meliputi:
a. supervisi;
b. asistensi;
c. monitoring; dan
d. evaluasi.
22
BAB III
SATKAMLING
Bagian Kesatu
Pembentukan
Pasal 35
(1) Satkamling dibentuk oleh warga masyarakat.
b. pelaksana Satkamling.
Pasal 36
(1) Ketua Satkamling sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 35 huruf a, diemban oleh Ketua Rukun
23
Pasal 37
Pelaksana Satkamling sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 35 huruf b, merupakan warga dalam lingkungan
setempat atau warga yang ditunjuk oleh masyarakat
setempat.
Bagian Kedua
Tugas dan Peran
Pasal 38
(1) Satkamling memiliki tugas:
a. menyelenggarakan keamanan dan ketertiban
masyarakat di lingkungannya;
b. melindungi dan mengayomi masyarakat di
lingkungannya.
(2) Dalam pelaksanaan tugasnya, Satkamling berperan
untuk:
a. membantu Kepala Desa/Lurah, di bidang
pembinaan keamanan dan ketertiban masyarakat
di lingkungannya;
b. membantu Polri dalam pembinaan keamanan dan
ketertiban masyarakat; dan
c. menegakkan peraturan tata tertib serta
menumbuhkan kesadaran dan kewaspadaan
keamanan di lingkungannya.
Pasal 39
(1) Ketua Satkamling bertugas
a. merumuskan perencanaan sistem pengamanan
24
di lingkungannya;
b. memberdayakan potensi pengamanan di lingkungannya;
c. meningkatkan kemampuan pengamanan dan
patrol di lingkungannya; dan
d. mengontrol dan mengawasi pelaksanaan kegiatan
Satkamling.
(2) Pelaksana Satkamling bertugas:
a. melakukan penjagaan;
b. melaksanakan kegiatan patroli atau perondaan;
c. memberikan peringatan-peringatan untuk mencegah
terjadinya kejahatan, kecelakaan, kebakaran,
banjir, dan bencana alam;
d. memberikan keterangan atau informasi yang
berkaitan dengan keamanan dan ketertiban
lingkungan;
e. memberikan bantuan dan pelayanan kepada
masyarakat yang mempunyai masalah sosial
serta keamanan dan ketertiban masyarakat yang
dapat mengganggu ketenteraman warga sekitarnya
serta membantu Ketua Rukun Tetangga/Rukun
Warga dalam menyelesaikan masalah warga;
f. melakukan koordinasi kegiatan dengan anggota
Polri atau aparat pemerintah lainnya yang
bertugas di wilayahnya;
g. melaporkan setiap gangguan keamanan dan
ketertiban masyarakat yang terjadi kepada
Bhabinkamtibmas atau Satuan Kepolisian
terdekat;
h. melakukan tindakan kepolisian non yustisial
sesuai petunjuk teknis Polri dan pada kesempatan
pertama menyerahkan penanganannya kepada
satuan kepolisian terdekat; dan
i. melakukan tindakan lain untuk keselamatan
warganya atas izin dan perintah dari ketua
Satkamling.
25
Pasal 40
Bagian Ketiga
Pos Satkamling
Pasal 41
(1) Pos Satkamling dilengkapi dengan:
a. struktur organisasi Satkamling, dan prosedur
tuntunan praktis;
b. daftar dan jadwal penugasan yang ditetapkan
oleh ketua Satkamling;
c. panel rencana kegiatan mingguan dan harian
berupa matriks yang berisi kolom:
1. nomor;
2. waktu kegiatan;
3. kegiatan;
4. uraian kegiatan;
5. petugas pelaksana; dan
6. keterangan;
Bagian Keempat
Pembinaan Satkamling
Pasal 42
(1) Pembinaan Satkamling terdiri dari:
a. pembinaan struktural; dan
b. pembinaan teknis dan taktis operasional.
(2) Pembinaan struktural Satkamling sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a, dilaksanakan oleh
ketua Rukun Tetangga/Rukum Warga setempat.
(3) Pembinaan teknis dan taktis operasional sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b, dilaksanakan oleh
Bhabinkamtibmas dari Satuan Kepolisian setempat.
BAB IV
SANKSI
Pasal 43
(1) Anggota Satpam yang tidak memperpanjang KTA
Satpam yang telah habis masa berlakunya sebelum
1 (satu) tahun diberikan:
Pasal 44
(1) Anggota Satpam yang tidak menggunakan pakaian
dinas Satpam dan atribut Satpam sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1) huruf b, dikenakan
sanksi administratif berupa:
a. peringatan tertulis pertama; dan
b. peringatan tertulis kedua.
(2) Dalam hal sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) diindahkan, Kapolri mencabut KTA Satpam.
(3) Peringatan tertulis dan pencabutan KTA Satpam
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2),
dilakukan oleh:
a. Kakorbinmas Baharkam Polri, untuk tingkat
Mabes Polri; atau
b. Dirbinmas Polda, untuk tingkat Polda.
(4) Format peringatan tertulis pertama dan kedua dan
pencabutan KTA Satpam sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dan ayat (2), tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Kepolisian ini.
28
BAB V
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 45
Pada saat Peraturan Kepolisian ini mulai berlaku, seragam
dan atribut Anggota Satpam yang diatur dalam Peraturan
Kepala kepolisian Nomor 24 Tahun 2007 tentang Sistem
Manajemen Pengamanan Organisasi, Perusahaan dan/atau
Instansi/Lembaga Pemerintah (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 50) tetap dapat digunakan
dan wajib menyesuaikan dengan Peraturan Kepolisian ini
paling lambat 1 (satu) tahun terhitung sejak Peraturan
Kepolisian ini diundangkan.
BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 46
Ketentuan mengenai persyaratan untuk mendapatkan SIO
jasa pelatihan keamanan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 8 ayat (4), diberlakukan 5 (lima) tahun setelah
Peraturan Kepolisian ini diundangkan.
Pasal 47
Pada saat Peraturan ini mulai berlaku:
a. Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik
Indonesia Nomor 23 Tahun 2007 tentang Sistem
Keamanan Lingkungan (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 49); dan
b. Ketentuan mengenai Satpam yang diatur dalam
Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik
Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 tentang Sistem
29
Pasal 48
Peraturan Kepolisian ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
Paraf:
1. Pemrakarsa/ Ditetapkan di Jakarta
Kakorbinmas Baharkam Polri: …….
pada tanggal 2020
5. Wakapolri : …………………
IDHAM AZIS
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 2020
DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
WIDODO EKATJAHJANA
30
LAMPIRAN
PERATURAN KEPOLISIAN NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR TAHUN 2020
TENTANG
PENGAMANAN SWAKARSA
b) kaus kaki dinas harian warna hitam. terbatas terbuat dari logam
dipasang pada dada kiri;
11.tanda kepangkatan anggota
Satpam; dan
12.Pin kualifikasi Gada Pratama,
Gada Madya dan Gada Utama
terbuat dari logam dipasang
pada saku sebelah kiri.
34
2. Warna
a. warna dasar : cokelat gelap;
b. warna lingkaran : merah;
c. warna bentuk segitiga : merah; dan
d. warna tulisan SATPAM: merah.
3. Tingkatan
a. tanda pangkat manajer: jumlah segitiga
1 buah;
b. tanda pangkat manajer madya: jumlah
segitiga 2 buah; dan
c. tanda pangkat manajer utama: jumlah
segitiga 3 buah.
2. Warna
a. warna dasar : cokelat gelap;
b. warna lingkaran : kuning;
c. warna bentuk segitiga : kuning; dan
d. warna tulisan SATPAM: kuning.
3. Tingkatan
a. tanda pangkat supervisor: jumlah
segitiga 1 buah;
b. tanda pangkat supervisor madya:
jumlah segitiga 2 buah; dan
c. tanda pangkat supervisor utama:
jumlah segitiga 3 buah.
3. Warna
a. warna dasar : cokelat gelap;
b. warna lingkaran : putih;
c. warna bentuk segitiga : putih; dan
d. warna tulisan SATPAM: putih.
3. Tingkatan
a. tanda pangkat pelaksana: jumlah
segitiga 1 buah;
b. tanda pangkat pelaksana madya:
jumlah segitiga 2 buah; dan
c. tanda pangkat pelaksana utama:
jumlah segitiga 3 buah.
GAMBAR KETERANGAN
54
Gada Utama 1. Perisai: melambangkan daya tanggal dan daya cegah Satpam dengan warna dasar kuning
emas;
2. Gambar dan tulisan GADA: melambangkan kesiapsiagaan dan kedisiplinan anggota
Satpam;
3. Garis-garis sejumlah 25: melambangkan tanggal 17 bulan 8, yaitu hari Kemerdekaan
Negara Republik Indonesia;
4. Pita dengan tulisan UTAMA, MADYA dan PRATAMA melambangkan keluwesan anggota
Satpam dalam bertindak sesuai dengan kualifikasi yang dimiliki;
a. UTAMA: mengandung pengertian kualifikasi manajerial, warna dasar pita berwarna
KOPSTUK
A. Dasar:
1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara
Republik Indonesia;
2. Peraturan Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor … Tahun
2020 tentang Pengamanan Swakarsa.
Sehubungan …..
59
ttd
PANGKAT/NRP
60
KOPSTUK
A. Dasar:
1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara
Republik Indonesia;
2. Peraturan Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor … Tahun
2020 tentang Pengamanan Swakarsa;
3. Peringatan Tertulis Pertama Nomor: PT.1/nomor/bulan/tahun/Satker
tanggal …….
Demikian Peringatan Tertulis Kedua ini dibuat untuk kebaikan bersama dan
untuk dijadikan acuan dalam melakukan perbaikan. Peringatan Tertulis
Pertama ini akan ditinjau kembali apabila dikemudian hari ditemukan
kekeliruan dalam penerbitannya.
KOPSTUK
PENCABUTAN KARTU TANDA ANGGOTA (KTA)
Nomor: P.KTA/nomor/bulan/tahun/Satker
A. Dasar:
Paraf:
1. Pemrakarsa/ KEPALA KEPOLISIAN NEGARA
Kakorbinmas Baharkam Polri: ……..…. REPUBLIK INDONESIA,
2. Kabaharkam Polri: …………..…