Anda di halaman 1dari 11

PERANAN FINTECH TERHADAP PERBANKAN SYARIAH DI KOTA MUARA TEWEH

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Fintech merupakan singkatan dari kata Financial Technology, yang dapat diartikan dalam
bahasa Indonesia menjadi teknologi keuangan. Secara sederhana, Fintech dapat diartikan sebagai
pemanfaatan perkembangan teknologi informasi untuk meningkatkan layanan di industri
keuangan. Definisi lainnya adalah variasi medel bisnis dan perkembangan teknologi yang
memiliki potensi untuk meningkatkan industrri layanan keungan.

Menurut Crismastioanto (2017:134-136) Fintech merupakan inovasi disektor keuangan


yang berkaitan dengan teknologi modern. Kemajuan fintech banyak memunculkan inovasi alat
atau aplikasi dalam keuangan seperti aplikasi pembayaran, pinjam meminjam dan lainnya.
Berdasarkan hal tersebut, industry perbankan syariah melihat peluang yang muncul dari
penggunaan fintech, yang dapat memperluas pasar perbankan syariah serta dapat memudahkan
masyarkat untuk mengakses perbankan syariah.

Pengetahuan masyarakat mengenai perbankan syariah masih sangat minim dikarenakan


akses masyarakat yang kurang memadai disebabkan Indonesia merupakan negara kepulauan
sehingga masih kurang akses perbankan ke daerah-daerah pulau terpencil. Berdasarkan hasil riset
yang bertajuk Fulfilling its Promise The Future of Southeaset Asia’s Digital Financial Service,
sebanyak 92 juta jiwa penduduk dewasa di Indonesia belum tersentuh layanan finansial atau
perbankan. Jumlah tersebut lebih dari separuh total penduduk dewasa yang mencapai 182 juta
jiwa.

Beberapa penellitian yang telah dilakukan terkait dengan fintech dan perbankan syariah
diantaranya, penelitian yang dilakukan Yulia Prastika (2019:110) mendapati bahwa dengan
layanan fintech, dapat meningkatkan profitabilitas perbankan syariah serta membantu
masyarakat dengan mudah mengakses perbankan syariah. Demikian juga hasil penelitian Aulia
Urakhma (2017:85) menyimpulkan bahwa penggunaan elektronik banking berpengaruh
signifikan terhadap profitabilitas (ROA) bank syariah. Penelitian yang dilakukan oleh Ridwan
Muchlis (2018:365) juga menunjukkan bahwa dengan penggunaan layanan fintech perbankan
syariah dapat meningkatkan perkembangan produknya. Namun hasil penelitian Sudaryanti,
Sahroni, dan Kurniawati (2018:105) mendapati penggunaan fintech/mobile banking berpengaruh
negatif terhadap ROA.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu terletak pada penerapan, peran seta
lokasi pada perbankan syariah, hal inilah yang mendasari dilakukannya peneitian dengan
mencoba mengeuji peranan fintech terhadap perbankan syariah serta mengambil sampel
perbankan Syariah BUMN, dengan judul:

DAMPAK FINANCIAL TECHNOLOGY (FINTECH) TERHADAP PERKEMBANGAN


PRODUK BANK SYARIAH DI KOTA BUKITTINGGI

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada pengamatan latar belakang dan identifikasi masalah, maka peneliti
merumuskan masalah yang akan dibahas adalah bagaimana peran fintech terhadap Perbankan
Syariah di Kota Muara Teweh?
BAB II

KAJIAN TEORI

A. FINTECH

1. Pengertian Fintech

Menurut Bank Indonesia Fintech merupakan hasil kolaborasi dari jasa keuangan dengan
teknologi yang menjadikan kegiatan bisnis menjadi modern dan praktis yang mana sebelumnya
kegiatan bertransaksi baik untuk pinjaman maupun pembayaran dilakukan secara langsung
namun dengan adanya fintech semua bisa dilakukan kapan dan dimana saja tanpa harus datang
langsung. Fintech merupakan sebuah wadah yang modern dalam teknologi digital yang bertujuan
sebagai penghubung dalam keuangan yang aman dan praktis (Aaron et al.,2017:3). Sedangkan
menurut (Rahardjo, 2017:225-229) Fintech atau teknologi keuangan merupakan kemajuan
teknologi yang menciptakan bermacam-macam model aktivitas baru yang lebih mudah dan aman
bagi konsumen dalam mengakses teknologi keuangan.

Berdasarkan beberapa pengertian yang telah dijelaskan maka dapat disimpulkan bahwa
fintech merupakan inovasi, wadah ataupun aplikasi keuangan yang menyediakan layanan
keuangan dengan mudah, aman dan praktis yang dapat membantu masyarakat dan meningkatkan
perekonomian.

Fintech juga memiliki peran dalam perluasan jangkauan layanan keuangan dengan cepat,
yang mana hal ini memiliki persamaan dengan industri keuangan syariah dalam segi perannya
akan tetapi perbedaannya adalah fintech mengutamakan penggunaan teknologi di setiap
transaksinya, yang mana kegiatan transaksi keuangan lebih modern, aman dan praktis (Mawarni,
2017:2).

2. Jenis-Jenis Fintech

a. Payment Channel/System

Payment Channel adalah layanan elektronik yang berfungsi menggantikan mata uang dan
giro sebagai alat pembayaran, termasuk instrument pembayaran menggunakan kartu dan uang
elektronik (Susanne Chisti and Janos Barberis, 2016:247). Selain itu, sebagian masyarakat dunia
telah menggunakan jenis alat pembayaran elektronik lainnya, yaitu system pembayaran berbasis
kriptolografi (Blockchain) seperti Bitcoin.

b. Digital Banking

Digital Banking adalah layanan perbankan yang menggunakan teknologi digital untuk
memenuhi kebutuhan nasabah. Masyarakat di Indonesia telah lama mengetahui tentang
perbankan elektronik seperti, internett banking, mobile banking, SMS banking, video banking,
dan phone banking.
c. Online/Digital Insurance

Online/Digital Insurance adalah penggunaan teknologi digital untuk menyediakan


layanan asuransi kepada nasabah, banyak perusahaan asuransi yang mengeluarkan kebiajakan
dan menerima laporan lainnya. Selain itu, juga banyak perusahaan yang menawarkan layanan
perbandingan premi (digital consultant) dan keagenan (digital marketer) asuransi melalui situs
web atau mobile application (John Willey and Sons:6).

d. P2P Lending

Peer to peer (P2P) Lending adalah layanan keuangan yang menggunakan teknologi
digital untuk mempertemukan antara pihak pemberi pinjaman dan pihak yang membutuhkan
pinjaman dan layanan ini biasanya menggunakan situs web.

e. Crowdfunding

Crowdfunding adalah kegiatan penggalangan dana untuk tujuan investasi atau sosial
melalui situs web atau teknologi digital lainnya.

3. Peran Fintech

Fintech juga memiliki peran penting dalam mengubah perilaku dan harapan konsumen
diantaranya :

a. Dapat mengakses data dan informasi kapan saja dan dimana saja.
b. Menyamaratakan usaha besar dan kecil sehingga mereka memiliki harapan yang tinggi bahkan
untuk usaha kecil baru.

B. FINTECH PERBANKAN SYARIAH

Finansial technology telah membantu bank syariah dalam kecepatan dan akurasi dalam
memproses data operasi bisnis dan pemasaran produk. Penerapan sistem informasi sangat
berpengaruh pada industri perbankan, dimana penerapan sistem pada perbankan mempunyai
dampak yang luar biasa mengingat industri perbankan merupakan salah satu industri yang paling
tinggi tingkat ketergantungannya pada aktivitas-aktivitas pengumpulan, pemprosesan, analisa
dan penyampaian laporan (informasi) yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan nasabah.

Persaingan antar bank ditandai oleh beberapa faktor pokok: himpunan produk dan
layanan yang ditawarkan kepada nasabah, dan lokasi layanan, baik dalam bentuk kantor cabang
dan kas atau ATM saja. Layanan jasa keuangan di dunia sedang bergerak ke arah konvergensi di
antara keempat jenis produk tersebut.

Tantangannya adalah dukungan teknologi perbankan di meja service representative yang


dapat digunakan untuk memadukan semua layanan jasa perbankan ini dan meraciknya secara
individual untuk para nasabah yang memerlukan layanan perbankan tersebut.
Meningkatkan pelayanan pelanggan merupakan suatu usaha untuk menembus batasan-
batasan ruang dan waktu yang hanya dapat dilakukan dengan bantuan teknologi komputer dan
telekomunikasi. Pada saat yang bersangkutan untuk bersaing dengan bank-bank lain, terutama
dalam usahanya untuk menciptakan suatu produk pelayanan yang lebih murah, lebih baik, dan
lebih cepat. Berikut dijelaskan beberapa teknologi layanan perbankan, antara lain:

a. Mobile Banking

Mobile banking adalah layanan_perbankan yang dapat diakses langsung melalui jaringan
telepon seluler/handphone GSM (Global For Mobile Communication) atau CDMA.

Istilah Mobile Banking dianggap berkaitan erat dengan pengertian berikut yang disingkat
dengan M-Banking. Fasilitas perbankan melalui komunikasi bergerak seperti handphone. Dengan
penyediaan fasilitas yang hampir sama dengan ATM kecuali mengambil uang cash. Arti istilah
SMS Banking merupakan layanan yang disediakan Bank menggunakan sarana SMS untuk
melakukan transaksi keuangan dan permintaan informasi keuangan, misalnya cek saldo, mutasi
rekening dan sebagainya.

b. Internet Banking

Menurut Bank Indonesia, Internet Banking merupakan salah satu pelayanan jasa Bank
yang memungkinkan nasabah untuk memperoleh informasi, melakukan komunikasi dan
melakukan transaksi perbankan melalui jaringan internet.

Menurut Turban Internet Banking adalah perbankan yang menggunakan internet yang
memungkinkan dilakukannya pembayaran tagihan, mendapatkan pinjaman dari bank, atau
melakukan transfer antar rekening.

Dari beberapa pengertian di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Internet Banking
adalah salah satu jasa layanan bank melalui jaringan internet yang memungkinkan nasabah untuk
mendapatkan jasa dan layanan perbankan_seperti memperoleh informasi dan melakukan
transaksi perbankan.

c. Phone Banking

Layanan Phone Banking merupakan jasa yang disediakan bank untuk melakukan
transaksi, antara lain:
1) Transaksi dimana dapat dilakukan selama waktu tertentu melalui phone banking dengan
bantuan seorang anggota karyawan Bank yang menerima instruksi dengan menggunakan
telepon;
2) Transaksi dimana dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan jasa otomatis dengan
menggunakan telepon oleh nasabah tanpa bantuan staf bank;
3) Transaksi yang lainnya yang dapat disediakan oleh bank dari waktu ke waktu.
d. Automated Teller Machine (ATM)

Terminal elektronik yang disediakan lembaga keuangan atau perusahaan lainnya


membolehkan nasabah untuk melakukan penarikan tunai dari rekening simpanannya di bank,
melakukan setoran, cek saldo, atau pemindahan dana.

e. Debit (or check) Card

Kartu yang digunakan pada ATM atau terminal point-of-sale (POS) yang memungkinkan
pelanggan memproleh dana yang langsung didebet (diambil) dari rekening banknya.

f. Direct Deposit

Salah satu bentuk pembayaran yang dilakukan oleh organisasi (misalnya pemberi kerja
atau instansi pemerintah) yang membayar sejumlah dana (misalnya gaji atau pensiun)
melalui_transfer elektronik. Dana ditransfer langsung ke setiap rekening nasabah

C. PERBANKAN SYARIAH

Menurut Undang-Undang Nomor_10 Tahun 1998 tanggal 10 November tentang


perbankan, yang dimaksud dengan Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk
kredit dan atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.

Pengertian lain bank adalah suatu lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan
kredit serta jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang.

Pengertian bank syariah atau bank Islam dalam bukunya Edy Wibowo adalah bank yang
beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam. Bank ini tata cara beroperasinya mengacu
kepada ketentuan-ketentuan al-Quran dan hadits. Sedangkan menurut Sutan Remy Shahdeiny
Bank Syariah adalah lembaga yang berfungsi sebagai intermediasi yaitu mengerahkan dana dari
masyarakat dan menyalurkan kembali dana-dana tersebut kepada masyarakat yang
membutuhkan dalam bentuk pembiayaan tanpa berdasarkan prinsip bunga, melainkan
berdasarkan prinsip syariah.

Jadi penulis dapat menarik kesimpulan bahwa bank syariah adalah bank yang
operasionalnya menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kepada masyarakat
berupa pembiayaan dengan sistem bagi hasil yang berdasarkan ketentuan-ketentuan syariat
Islam.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan studi
pustaka yang diperoleh dari berbagai sumber. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif yang
dapat diartikan sebagai metode penelitian yang dilakukan secara ilmiah sesuai dengan kondisi
yang terjadi di lapangan tanpa adanya rekayasa dan jenis data yang dikumpulkan berupa data
deskriptif.

B. Teknik sampling

Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling yaitu
teknik penentuan sampel dengan pertimbangan atau kriteria-kriteria tertentu (Sugiyono,2015:85).

Dalam penentuan sampel purposive sampling maka ditetapkan oleh peneliti beberapa
kriteria yang digunakan sebagai sampel yaitu Bank Umum Syariah yang sudah menggunakan
layanan fintech seperti Internet Banking, Mobile Banking, SMS banking, dan Phone Banking
serta memublikasikan laporan keuangan tahunan dari waktu ke waktu selama periode penelitian
dilakukan yaitu maksimal tahun 2020.

Teknik ini bertujuan untuk mendapatkan sampel yang sesuai dengan kebutuhan
penelitian. Jadi sampel dalam penelitian ini adalah Bank Syariah Indonesia (BSI) di Kota Muara
Teweh periode maksimal 2020 dengan laporan keuangan tahunan yang telah dipublikasikan.

C. Teknik penghimpun data

Teknik penghimpun data yang peneliti gunakan adalah:

a. Dokumentasi

Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, buku,
surat kabar, majalah, agenda, brosur dan selebaran. Dalam penelitian ini penulis mengumpulkan
data tertulis dan catatan yang mempunyai ketertarikan dengan pemasalahan yang diteliti. Dalam
hal ini penulis mengumpulkan data dokumen-dokumen tertulis yang diperoleh dari bahan
pustaka buku-buku serta literatur-literatur lainnya yang berkaitan dengan penelitian yang
berkaitan dengan penelitian dan internet yang mendukung penelitian penulis.

b. Studi pustaka
Studi pustaka adalah teknik pengumpulan data dan informasi dengan memeriksa sumber
tertulis seperti jurnal ilmiah, buku referensi, literature ensiklopedia, karangan ilmiah dan sumber
tepercaya lainnya baik dalam bentuk tertulis atau dalam format digital yang relevan dan terkait
dengan objek yang diteliti.

D. Teknik analisa data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh
dari observasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam
unit-unit, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari dan
membuat kesimpulan agar mudah dipahami.

Analisis deskriptif dilakukan menggunakan data kualitatif yang dikumpul dari


pengamatan dan telaah pustaka. Data yang muncul berupa data-data yang tertulis maupun lisan
orang atau prilaku yang diamati dan diproses melalui catatan, kemudian disusun dalam teks
perluasan. Data-data yang diperoleh akan dianalisis dengan beraturan yang terdiri :

1. Reduksi data

Yaitu proses berfikir sensitive yang memerlukan kecerdasan, keluasan, dan kedalaman
wawasan yang tinggi, mereduksi data sama dengan merangkum, memelih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting dan dicari tema serta , polanya dengan demikian data
yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti
mengumpulkan data selanjutnya.

2. Penyajian data

Setelah data direduksi maka langkah selanjutnya adalah menyajikan data dan bentuk data
yang disajikan nantinya akan berupa teks naratif.

3. Menarik kesimpulan

Langkah terakhir adalah penarikan kesimpulan, kesimpulan yang ditarik masih bersifat
sementara, kesimpulan ini diperoleh dari reduksi dan penyajian data. Kesimpulan dalam
penelitian kualitatif adalah temuan-temuan baru yang belum pernah ada, temuan ini berupa
deskripsi yang sebelumnya masih remang-remang sehingga nantinya akan lebih jelas.

E. Uji keabsahan data

Jenis dan sumber data dari penelitian ini hanya menggunakan satu jenis data dalam
membantu masalah yang di teliti yaitu:

Data Sekunder
Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak
langsung melalui media perantara (diperoleh dari instansi terkait). Data sekunder adalah jenis
data dalam bentuk yang sudah jadi melalui publikasi dan informasi yang dikeluarkan dari
berbagai organisasi atau perusahaan termasuk majalah yang dikeluarkan dan lembaga-lembaga
lainnya yang berkaitan dengan masalah yang penulis teliti.
BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

Aaron, M. R. (2017). Framework for Assesing Risks and Opportunities for Central Banks. hal 3.

Agustinova. (2015). Memahami Metode Penelitian Kualitatif, Yogyakarta: Calpulis.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pengantar Praktik, Jakarta. Rinenka Cipta, hal
127.

Burhanudin. (n.d.). Aspek Hukum Lembaga Keeuangan Syariah. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2010.

Chuen, D. L. (2018). Inclusive FinTech (Blocchain, Cryptocurrency, and ICO. hal 1.

Ghozali. (2013). Aplikasi Analisis Multivarite dengan Program IBM SPS 23" Edisi 7. Semarang
Universitas Diponegoro, hal 97-105.

Hadad. (2017). Financial Technology (FinTech) di Indonesia.

Harahap. (2011). Analisis Krisis Atau Laporan Keuangan. Cetakan ke-10. Jakarta Rajawali Pers.
hal 297.

Hery. (2016). Analisis Laporan Keuangan, Jakarta: PT Grasindo, . 107.

Jumingan. (2011). Analisis Laporan Keuangan, Penerbit PT Bumi Aksara, Jakarta. 243.

Kasmir. (2014). Bank dan Lembaga Keungan Lainnya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Lukman, D. (2005). Manajemen Perbankan, Jakarta: Ghalia Indonesia. hal 5.

Margono. (2004). Metodologi Penelitian Penddididkan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Mawarni. (2004). Analisis Persefsi Masyarakat Pengguna Layanan Transaksi Digital pada
Financial Technologi. hal 2.

Mawarni, I. S. (20177). Analisis Persefsi Masyarakat Pengguna Layanan Transaksi Digital pada
Financial Technology. hal 2.

Muchlis. (n.d.). Analisis SWOT FinTech Pembiayaan Perbankan Syariah Di Indonesia, At-
Tawassuth. vol III, no 2.

Muhammad. (2013). Akuntansi Syariah Teori dan Praktik Untuk Perbankan Syariah,
Yogyakarta: STIM YKPN . hal 180.
Nurastuti. (2011). Teknologi Perbankan. Yogyakarta: Graha Ilmu. hal 113.

Sjahdaeni. (2007). Perbankan Islam cet ke-, Jakarta: PT Pustaka Utama Grafiti.

Soemitra. (n.d.). Bank dan Lembaga Keungan Syariah, Jakarta: Kencana.

Willey, J. (n.d.). The Insurance technology handbook for investor, entepreneurs dan FinTech
Visionaries, (India: United Kingdom). hal 6.

Anda mungkin juga menyukai