Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PROPOSISI : UNSURNYA, BENTUKNYA, KUANTITASNYA DAN


KUALITASNYA

Dibuat Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : Logika

Dosen Pengampu : Riza Zahriyal Falah, M.Pd.I.

Disusun Oleh:

Kelompok : 6 (Enam)

Kelas : PAI B-REG

1. Melysa (2210110042)
2. Pradita Maila Ulhaq (2210110046)
3. Amelia Mufarrohah (2210110067)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS

TAHUN 2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii


BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 1
C . Tujuan ............................................................................................................ 2
BAB II ..................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 3
A. Pengertian Proposisi ..................................................................................... 3
B. Unsur – unsur Proposisi ............................................................................... 4
C. Bentuk Proposisi .......................................................................................... 4
D. Kuantitas Proposisi ...................................................................................... 7
E. Kualitas Proposisi ........................................................................................ 7
BAB III ................................................................................................................... 9
PENUTUP ............................................................................................................... 9
A. Kesimpulan .................................................................................................. 9
B. Saran ............................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak dapat dipisahkan dari


hubungan dan interaksinya dengan orang lain di sekitarnya. Interaksi ini
membutuhkan cara berkomunikasi yang berbeda satu sama lain, seperti
melalui gerak tubuh, gerakan, dan bahasa lisan. Dalam hal ini, penulis
membahas sedikit tentang porposisi atau pernyataan yang merupakan bagian
dari kajian bahasa dan logika, tetapi bahkan ketika berbicara tentang porposisi,
hal ini sama sekali tidak lepas dari “keputusan”.

Dalam membuat keputusan langkah utama adalah menganalisis porposisi


terlebih dahulu. Karena jika seseorang membuat keputusan ketika keputusan
itu diucapkan, itu benar-benar sebuah porposisi. Jika seseorang mendapatkan
pernyataan yang salah, kesimpulannya juga salah. Penjelasan lebih lanjut
mengenai hal ini terdapat pada pembahasan kalimat menurut kualitas dan
kuantitasnya

Dalam komunikasi sehari-hari digunakan kalimat, yang secara matematis


disebut frase (kalimat). Proposisi mengandung nilai kebenaran “benar” atau
“salah”. Misalnya, proposisi bahwa saya tidak punya uang, saya lapar, dll.
Setiap proposisi dapat digabungkan menggunakan rantai logis untuk membuat
pernyataan baru yang lebih kompleks, seperti jika saya tidak punya uang, saya
lapar.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah Pengertian Proposisi?


2. Bagaimanakah Unsur Proposisi?
3. Bagaimanakah Bentuk Proposisi?
4. Bagaimanakah Pembagian Proposisi Berdasarkan Kuantitasnya?

1
5. Bagaimanakah Pembagian Proposisi Berdasarkan Kualitasnya?

C . Tujuan

1. Untuk dapat mengetahui Pengertian Proposisi.


2. Untuk dapat mengetahui Unsur Proposisi.
3. Untuk dapat mengetahui Bentuk Proposisi.
4. Untuk dapat mengetahui Pembagian Proposisi Berdasarkan Kuantitasnya.
5. Untuk dapat mengetahui Pembagian Proposisi Berdasarkan Kualitasnya.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Proposisi

Proposisi disebut al-qadliyah dalam bahasa Arab atau proposisi dalam


bahasa Inggris disebut proposition yang berarti keputusan. Ada beberapa
istilah, misalnya menurut Muhammad Nur Ibarahim proposisi atau qadliyah
adalah ungkapan yang memiliki arti atau pengertian yang bisa benar dan bisa
salah. Artinya pernyataan tersebut sudah terdiri dari subjek dan predikat,
seperti “es itu dingin” atau “makanannya enak”.1 Suatu hukum yang berlaku
dianggap benar bila sesuai dengan kenyataan, dan salah bila tidak sesuai
dengan kenyataan, yaitu ketika kenyataan “es itu dingin” dan “makanannya
enak”.
Sedangkan menurut Poespoprodjo, proposisi adalah tindakan seseorang di
mana dia mengakui atau menyangkal suatu hal tentang sesuatu. 2 Dapat
disimpulkan proposisi adalah keputusan dari sebuah pernyataan yang dapat
bernilai benar/salah atau bernilai afirmatif/negasi.
Mengakui (afirmasi) atau menolak (negasi) suatu keputusan pada dasarnya
adalah untuk menegaskan sesuatu, untuk menyatakan secara langsung atau
menyangkal hubungan antara dua term. Contoh mengakui (afirmasi) yaitu
Jokowi adalah Presiden Indonesia. Disni term subyek “Jokowi” mengafirmasi
term predikat “Presiden Indonesia”. Sedangkan contoh negasi yaitu Karina
bukan Mahasiswa IAIN Kudus. Subyek “Karina” menegasi atau menolak
predikat “Mahasiswa IAIN Kudus”.

1
Masdi, Logika. (Kudus: STAIN Kudus), hal. 49.
2
Poespoprodjo, 1999: 85.

3
B. Unsur – unsur Proposisi

Unsur-unsur Proposisi (keputusan) ada tiga unsur, yaitu subjek, predikat


dan kopula (konjungsi). Adapun penjelasannya sebagai berikut3:

1) Subjek adalah sesuatu yang ditegaskan atau disangkal.


2) Predikat adalah apa yang diperbolehkan atau ditolak mengenai subjek.
Predikat adalah pernyataan yang dikatakan tentang subjek (apa yang
ditegaskan atau disangkal tentang subjek).
3) Kopula adalah hubungan antara subjek dan predikat. Dengan kata lain,
antara mengakui atau menolak. Elemen ketiga ini adalah yang paling
penting. Tidak ada keputusan tanpa pengakuan atau penolakan,
meskipun dalam bahasa Indonesia tidak selalu diungkapkan secara
terpisah. Contoh kopula yang dapat digunakan yaitu ialah, ini, adalah,
dan lain-lain.4
Misalnya, 'peserta ini lolos' (proposisi), beda dengan 'peserta lolos ini'
(bukan proposisi). Kalimat 'peserta ini lolos', kalau ditulis lengkap berbunyi
'peserta ini adalah lolos', maka di sini sudah ada subyeknya (peserta), ada
predikatnya (lolos), dan ada kopulanya (adalah); sedangkan 'peserta lolos ini',
baru memiliki subyek tetapi tidak ada unsur predikat. Jadi belum bisa disebut
sebagai proposisi.

C. Bentuk Proposisi

1. Proposisi Kategorik
Yaitu pernyataan yang menghubungkan dua term tanpa adanya
syarat yang mengikuti 5 . Jadi proposisi ini memiliki subyek dan
predikat tanpa adanya sebuah syarat. Dalam proposisi kategorik
mempunyai satu term subyek, satu term predikat, satu term kopula

3
Muhlas, Helmi Mighfaza, Daras Logika Dasar (Bandung: Gunung Djati Publishing: 2022),
hal.59
4
Jan Hendrik Rafar. Pengantar Logika. Asas-Asas Penalaran Sistematis. Penerbit Kanisius.
Jogjakarta. 1995. hal.32.
5
Muhlas, Helmi Mighfaza, Daras Logika Dasar (Bandung: Gunung Djati Publishing: 2022),
hal.61

4
serta satu term kuantifair (Quantifier). Subjek adalah istilah yang
menjadi pokok pembicaraan, predikat adalah istilah penggambaran
subjek, kopula adalah kata yang menyatakan hubungan antara subjek
dan predikat, kuantifair adalah jumlah atau satuan yang ditunjuk term
subyek. Kuantifair dapat berupa kata universal, partikular dan singular.
Contoh kata universal seperti semua, seluruh, tidak satupun, dsb;
contoh kata partikular yaitu beberapa, sebagian, tidak semua, hampir
seluruh, dsb; dan kata singular biasanya merujuk pada nama individu.
Apabila kuantifair memuat kata universal maka disebut proposisi
universal. Jika memuat kata partikular maka disebut proposisi
partikular. Serta jika memuat kata singular disebut proposisi singular.
Contoh proposisi kategorik yaitu: semua manusia adalah bernafas.
Kata “semua” merujuk pada kata kuantifair universal, “manusia”
merupakan subyek atau kata yang menjadi pokok pembicaraan,
“adalah” merupakan kopula atau penghubung antara subyek dan
predikat serta “bernafas” merupakan predikat atau hal yang
menerangkan subyek.
2. Proposisi Hipotetik
Dalam porposisi kategorik kebenaran diberikan tanpa syarat,
sedangkan dalam porposisi hipotetik kebenaran yang diberikan
bergantung pada syarat tertentu. Ada perbedaan mendasar antara
keduanya. Dalam kalimat kategorik kopula selalu “adalah” atau
“bukan” atau “tidak” sedangkan pada porposisi hipotetik kopulanya
adalah “jika, apabila, atau manakala” yang kemudian dilanjutkan
dengan “maka” meskipun kata “maka” ini sering tidak dinyatakan6.
Dalam kopula, porposisi menghubungkan dua term yakni subyek
dan predikat. Dalam porposisi hipotetik, kopula menghubungkan dua
pernyataan yang memiliki hubungan sebab dan akibat. Misalnya,
pernyataan hipotetik seperti “Jika dosen tidak hadir, maka saya tidak
akan datang ke kampus”. Kopula pada contoh tersebut yaitu kata

6
Mundiri. Logika,( Depok: PT RajaGrafindo Persada, 1994), Hlm. 61

5
“jika” dan “maka”. Pernyataan pertama yaitu “dosen tidak hadir”
merupakan sebab dan pernyataan kedua “saya tidak akan datang ke
kampus” disebut akibat.
Proposisi Hipotetik memiliki dua bentuk yaitu:
a. Pernyataan jika A adalah B, maka A adalah C.
Contoh : Jika saya terlambat mengembalikan buku, maka saya
akan didenda.
b. Pernyataan jika A adalah B maka C adalah D
Contoh: Jika kejahatan dibiarkan, maka rakyat akan ketakutan.
Selain memiliki 2 bentuk di atas, proposisi hipotetik juga
mempunyai hubungan sebab akibat yaitu
a. Hubungan kebiasaan
Hubungan kebiasaan ini tergantung pada individu atau
subyeknya. Contoh: Jika tidak ada jam mata kuliah, saya akan
pergi ke perpustakaan.
b. Hubungan keharusan
Dalam hubungan keharusan berlaku untuk semua subyek tanpa
terkecuali. Contoh: Jika matahari sudah terbit, maka waktu shalat
subuh sudah habis.

3. Proposisi Disjungtif
Yaitu proposisi yang masih memiliki kemungkinan atau pilihan.
Biasanya ditandai dengan kata “atau”. Proposisi disyungtif memiliki
dua bentuk yaitu7 :
a. Proposisi Disjungtif Sempurna
Proposisi ini memuat pernyataan A mungkin B, mungkin non-B.
Contoh : Dina mungkin sudah pulang mungkin masih di kampus.
b. Proposisi Disyungtif Tidak Sempurna

7
Mundiri. Logika,( Depok: PT RajaGrafindo Persada, 1994), Hlm. 62

6
Proposisi ini memuat pernyataan A mungkin B, mungkin C.
Contoh: Rara berhijab hitam atau berhijab putih.

D. Kuantitas Proposisi

Berdasarkan kuantitasnya, sebuah proposisi dapat dibagi menjadi 3


8
yaitu :
1. Proposisi Universal (Umum)
Adalah proposisi yang subyeknya mencakup semua atau
keseluruhan benda, obyek atau hal tanpa terkecuali. Proposisi universal
biasanya ditandai dengan kata semua, seluruh, tidak satupun, dll.
Adapun contoh proposisi universal yaitu: Seluruh makhluk hidup
bernafas.
2. Proposisi Partikular (Khusus)
Adalah proposisi yang subyeknya tidak mencakup keseluruhan
tetapi hanya sebagian dari obyeknya saja. Kata yang biasa digukanan
yaitu sebagian, beberapa, tidak semua, separuh, hampir sebagian, dll.
Contoh proposisi partikular yaitu sebagian mahasiswa lolos ujian.
3. Proposisi Singgularis
Adalah proposisi yang subyeknya hanya mencakup satu obyek,
benda atau hal tertentu saja. Proposisi singgularis ini biasanya hanya
pada penyebutan satu subjeknya saja. Biasanya langsung merujuk pada
nama subyeknya. Contoh: Andi adalah mahasiswa IAIN Kudus.

E. Kualitas Proposisi

Kualitas adalah ungkapan yang tergantung pada proposisi mana yang


menetapkan atau menyangkal hubungan antara dua term (subyek dan
predikat). Setiap porposisi mengandung penegasan atau penangkalan sesuatu
(term predikat) terhadap sesuatu yang lain (term subjek). Berdasarkan

8
Masdi, Logika. (Kudus: STAIN Kudus), hal. 53

7
kualitasnya, kita dapat membedakan antara pernyataan positif dan negatif,
yaitu:
1. Pernyataan Kualitas Positif (Afirmatif)
Adalah porposisi yang berisi penegasan tentang apa itu term
predikat dan apa itu term subjek. Contohnya yaitu pernyataan “Rudi
adalah siswa kelas 9” merupakan porposisi afirmatif karena pernyataan
tersebut mengandung predikat afirmatif atau afirmatif tentang “Rudi”
(“siswa kelas 9”).
2. Pernyataan Kualitas Negatif
Adalah Proposisi yang mengandung penolakan konsep predikat
dan subjek. Kalimat "Ayam bukan hewan yang beranak" merupakan
kalimat negatif karena tidak termasuk "hewan yang beranak", bukan
"ayam".

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Proposisi adalah keputusan dari sebuah pernyataan yang dapat bernilai


benar/salah atau bernilai afirmatif/negasi. Mengakui (afirmasi) atau menolak
(negasi) suatu keputusan pada dasarnya adalah untuk menegaskan sesuatu, untuk
menyatakan secara langsung atau menyangkal hubungan antara dua term. Unsur-
unsur Proposisi (keputusan) ada tiga unsur, yaitu subjek, predikat dan kopula
(konjungsi).

Bentuk proposisi dibedakan menjadi 3 yaitu proposisi kategorik, proposisi


hipotetik, dan proposisi disyungtif. Sedangkan berdasarkan kuantitas atau cakupan
subyeknya, proposisi dibedakan menjadi proposisi universal (umum), partikular
(khusus) dan singular. Setiap porposisi mengandung penegasan atau penangkalan
sesuatu (term predikat) terhadap sesuatu yang lain (term subjek) maka
berdasarkan kualitasnya proposisi terbagi menjadi pernyataan positif dan negatif.

B. Saran

Penyusun berharap para pembaca dapat memahami dengan jelas materi yang
telah kami sampaikan. Penyusun juga berharap makalah kami ini dapat dijadikan
referensi dalam pembelajaran sesuai dengan materi.

9
DAFTAR PUSTAKA

Masdi, (2009). Logika. Kudus: STAIN Kudus.

Muhlas, & Mighfaza, M. H. (2022). Daras Logika Dasar. Bandung: Gunung Djati
Publishing.
Mundiri. (1994). Logika. Depok: PT.Raja Grafindo Persada.

Widyawati, N. (2021). Pengantar Logika Sebuah Penelusuran Jejak Akal.


Tasikmalaya: Pustaka Ellios.

Rafar, Jan Hendrik.(1995) Pengantar Logika. Asas-Asas Penalaran Sistematis.


Jogjakarta: Penerbit Kanisius.
Najiha, R., Hayadi, B. H., & Ropianto, M. MATERI PROPOSISI PADA
PEMBELAJARAN LOGIKA INFORMATIKA.

10

Anda mungkin juga menyukai