Anda di halaman 1dari 9

Pengendalian Produksi

Setelah pabrik dan desainnya selesai dipilih, perusahaan selanjutnya dapat melakukan

pengendalian produksi (production control), yang antara lain meliputi :

1. Pembelian bahan buku

Para manejer akan melakukan pekerjaan – pekerjaan berikut ini ketika

membeli persediaan :

a. Memilih pemasok bahan baku

Dalam melakukan pilihan diantara beberapa pemasok, perusahaan akan

mempertimbangkan berbagai karakteristik seperti misalnya harga, kecepatan, mutu,

pelayanan, dan ketersediaan kredit. Pendekatan umum dalam mengevaluasi pemasok

adalah dengan pertama-tama mendapatkan harga dari masing-masing pemasok.

Kemudian masing-masing pemasok akan dimintai satu contoh produk dan dimimtai

satu contoh produk.Atau alternatifnya, perusahaan dapat pada awalnya

menggunakan beberapa pemasok dan kemudian akhirnya memilih pemasok yang

memberikan pelayana terbaik.

Salah satu pertimbangan lain dalam memilih pemasok adalah kemampuannya

untuk nerinteraksi dengan suatu sistem pemesanan berbasis internet. Banyak

perusahaan kini menggunakan e-procurement, atau penggunaan internet untuk

membeli sebagian bahan baku yang digunakan. Hal ini akan mengurangi waktu yang

harus disediakan oleh para karyawan untuk melakukan pemesanan dan akhirnya

dapat mengurangi pengeluaran.

b. Mendapat potongan harga


Perusahaan yang membeli bahan baku dalam jumlah besar kepada pemasoknya

mungkin dapat memperoleh harga diskon atas bahan baku tersebut sekaligus tetap

dapat mempertahankan mutu.

c. Mendelegasikan produksi kepada pemasok

Perusahaan-perusahan manufaktur pada umumnya menggunakan outsourcing,

yaitu,perusahaan membeli bagian-bagian produk dari pemasok dan bukannya

memproduksi bagian-bagian tersebut sendiri. Outsourcing dapat mengurangi beban

perusahaan jika pemasok dapat memproduksi bagian tersebut pada harga yang lebih

murah dibandingkan perusahaan itu sendiri.

Meskipun outsourcing dapat menguntungkan, ia akan menempatkan tanggung jawab

yang besar pada perusahaan-perusahaan manufaktur lain. Jadi, ketika sebuah

perusahaan melakukan outsourcing, kemampuannya dalam memenuhi jadwal

produksi akan menjadi tergantungpada perusahaan-perusahaan lain tersebut. Karena

alasan ini, perusahaan yang melakukan outsourcing harus sangat berhati-hati dalam

memilih pemasok yang dapat diandalkan

2. Pengendalian persediaan

Pengndalian persediaan (inventory control) adalah proses pengelolaan

persediaan pada tingkat yang akan meminimalkan biaya. Pengendalian ini

mengharuskan adanya manajemen persediaan bahan baku, persediaan barang

dalam proses, dan persediaan barang jadi, seperti dijelaskan dibawah ini.

a. Pengendalian persedian bahan baku


Ketika perusahaan menanggung persediaan bahan baku yang berlebihan, mereka

mungkin perlu meminjam tambahan dana untuk mendanai persediaan tersebut.hal ini

dikeluarkan perusahanan dalam memelihara (menyimpan) persediaan.biay

penyimpanan meliputi biaya pendanaan sekaligus juga biaya-biaya yang terkait

dengan penyimpana atau pengasurasian persediaan. Salah satu metode yang popuer

umtuk mengurangi biaya penyimpanan adalah sistem just-in-time (JIT) yang

diciptakan oleh perusahaan-perusahaan jepang. Sistem ini mencoba untuk mengurangi

persediaan bahan baku ke tingkat yang paling minimum dengan sering melakukan

pemesanan bahan baku dalam jumlah kecil.

Perencanaan bahan baku adalah proses untuk memastikan telah tersediannya bahan

baku bilamana dibutuhkan. Dengan normalnya menggunakan bantuan sebuah

komputer, MRP akan membantu para manejer menentukan jumlah bahan baku secara

spesifik yang sebaiknya dibeli.langkah pertama MRP adalah bergerak mundur dari

barang jadi ke depan dan menenentukan harga lama bahan baku dimuka dibutuhkan

sebelum barang selesai di produksi.

b. Pengendalian persediaan barang dalam proses.

Perusahaan juga harus mengelola persediaan barang dalam prosesnya, yaitu

persediaan barang-barang setengah jadi. Perusahaan mencoba untuk terhindar dari

kekurangan semua jenis persedian. Konsekuensi langsung dari kekurangan persediaan

bahan baku atau barang dalam proses adalah gangguan dalam produksi. Hal ini dapat

menyebabkan kekurangan produk akhir,dan menyebabkan hilangnya penjualan.

c. Pengendalian persediaan barang jadi


Seiring dengan perubahan yang terjadi pada permintaan akan produk perusahaan dari

waktu ke waktu, para menejer perlu memonitor perbedaan antar penawaran-

permintaan yang telah diantisipasi.

Keputusan persediaan dapat mengalami penyesuaian sepanjang tahun akibat adanya

permintaan musiman. Sebagai contoh, toko-toko yang yang menjual pakaian renang

merasakan permintaan terbesar mereka selama musim panas. Mereka perlu manjaga

tingkat persediaan yang tinggi dalam bulan-bulan tersebut untuk memastikan bahwa

mereka mampu memenuhi permintaan.

3. Pengaturan rute

Pengaturan rute adalah urutan-urutan pekerjaan yang dibutuhkan untuk

menyelesaikan produksi suatu produk. Bahan baku biasanya dikirimkan keberbagao

stasiun kerja sehingga mereka dapat digunakan sesuai dengan spesifiknya dalam

proses produksi.proses pengaturan rute secara berkala dievaluasi untuk memastikan

apakah proses tersebut dapat ditingkatkan sehingga memungkinkan dilakukannya

proses produksi yang lebih cepat atau lebih murah.

4. Penjadwalan

Penjadwalan adalah tindakan penentuan periode waktu untuk masing-masing

pekerjaan dalam proses produksi. Jadwal produksi adalah rencana penentuan waktu

dan volume pekerjaan – pkerjaan produksi. Sebagai contoh, jadwal produksi untuk

sebuah sepeda dapat terdiri atas waktu dua jam untuk perakitan setiap rangka dan satu

jam untuk perakitan setiap roda. Penjadwalan adalah suatu hal yang bermanfaat
karena akan mementukan jumlah produksi yang diharapkan yang seharusnya dapat

dicapai di setiap stasiun kerja selama satu hari atau satu minggu.

Dampak teknologi terhadap penjadwalan produksi

Banyak perusahaan menggunakan teknologi untuk meningkatkan penjadwalan

produksinya. Sebagai contoh weyerhaeuser (perusahaan pembuat pintu)

memperkenankan para pelanggannya mengakses situs web perusahaan dimana

mereka dapat menyebutnya spesifikasi pintu yang mereka inginkan dan selanjutnya

langsung menerima harga dari pintu dengan spesifik yang telah disebutkan. Sebagai

hasilnya, pesanan kini dapat diterima lebih cepat.

Penjadwalan produksi juga sedang ditingkatkan melalui penggunaan sistem berbasis

komputer yang disebut sistem perencanaan sumber daya perusahaan (enterprice

resource planning ERP).tujuannya adalah otomatisasi akuntansi, produksi,

penerimaan pesanan, dan proses-proses dasar bisnis lainnya. ERP mencapai tujuan ini

dengan mencatat setiap transaksi, mulai dari penerimaan pesanan hingga

mengirimkan produk jadi, dan memperbarui sistem secara keseluruhan. Aplikasi ini

memungkinkan pelanggan menempatkan pesanan yang selanjutnya secara otomatis

akan menjadwalkan hal-hal tersebut dalam lini produksi, menyesuaikan persediaan

bahan baku, dan menjadwalkan pengiriman. Sistem ERP menempatkan seluruh

fasilitas produksi pada tataran yang sama sehingga proses secara keseluruhan dapat

dikonsolidasi dan mengurangi biaya.

Penjadwalan proyek-proyek khusus

Penjadwalan memiliki arti penting terutama pada proyek – proyek khusus jangka

panjang yang harus diselesaikan dalam tenggang waktu tertentu. Jika terdapat banyak
pekerjaan saling terkait yang harus diselesaikan dalam urutan yang spesifik,

penjadwalan dapat menunjukkan kapan waktu masing-masing pekerjaan harus

diselesaikan.

Salah satu metode penjadwalan pekerjaan untuk proyek khusus adalah dengan

menggunakan diagram gantt ( gantt chart) yaitu menggambarkan perkiraan waktu

untuk setiap pekerjaan dalam proses produksi. Metode penjadwalan yang lain bagi

proyek khusus adalah teknik evaluasi dan peninjauan program (program evaluation

and review technique PERT ) yaitu menjadwalkanpekerjaan-pekerjaan dengan cara

yang akan meminimalkan penundaan – penundaan yang terjadi dalam proses

produksi. PERT meliputi langkah-langkah sebagai berikut :

1. Pengidentifikasian beragam jenis pekerjaan yang terkait dalam proses

produksi.

2. Penyusuna pekerjaan dalam urutan yang harus dilakukan, urutan ini dapat

dilambangkan dalam diagram dengan panah-panah yang menggambarkan

jalur atau urutan proses produksi.

3. Pengestimasian waktu yang dibutuhkan untuk setiap aktivitas.

5. Pengendalian mutu

Mutu ( quality) dapat didefinisikan sebagai tingkat samapai sejauh mana produk atau

jasa dapat memenuhi keinginan atau harapan para pelanggan. Mutu berhubungan

dengan kepuasan pelanggan, yang selanjutnya dapat mempengaruhi penjualan di masa

depan dan karenanya kinerja perusahaan di masa depan.


Pengendalian mutu (quality control) adalah proses memastikan apakah mutu dari

suatu produk atau jasa telah memenuhi tingkat mutu yang diinginkan dan

mengidentifikasi perbaikan-perbaikan yang perlu dilakukan dalam proses produksi.

Tindakan mengawasi dan meningkatkan mutu produk dan jasa yang dihasilkan pada

umumnya disebut sebagai manajemen mutu total (total quality management MTQ)

yang pertama kali dikembangkan oleh W. Edwards adaeming. Diantara beberapa

panduan utama TQM dalam peningkatan mutu terdapat beberapa hal sebagai berikut:

a. Memberikan pendidikan dan pelatihan bagi para manejer dan karyawan yang

mereka butuhkan untuk dapat melaksanaan pekerjaan mereka.

b. Mendorong para karyawan untuk bertanggung jawab dan memberikan

kepemimpinan.

c. Mendorong seluruh karyawan untuk mencari cara-cara yang akan dapat

meningkatkan proses produksi.

Untuk memastikan bahwa mutu tetap dipertahankan, perusahaan secara berkala

mengevaluasi metode – metode yang digunakan untuk mengukur mutu produk atau

jasanya. Perusahaan juga mengandalkan berbagai teknik untuk menilai mutu, seperti

yng dibahas dibawah ini :

1. Pengendalian oleh teknologi

Motorola dan banyak perusahaan lainnya menggunakan komputer untuk menilai

mutu. Komputer dapat menentukan apakah setiap komponen dari suatu produk telah

memenuhi standar mutu yang spesifik. Mesin yang dikendalikan oleh komputer

memilik sensor-sensor elektronik yang dapat menemukan bagian-bagian rusak.


2. Pengendalian oleh karyawan

Perusahaan juga memanfaatkan karyawan–karyawan untuk menilai mutu. Banyak

perusahaan seperti misalnya IBM dan Daimler-Chrysler menggunakan lingkaran

pengendalian mutu ( quality control circle), dimana seko\elompok karyawan diminta

untuk menilai mutu dari suatu produk dan menawarkan saran-saran untuk

peningkatannya.lingkaran pengendalian ini biasanya memperkenankan terjadi lebih

banyak interaksi diantara para pekerja dan manejer serta memberikan ras tanggung

jawab kepada para pekerja .

3. Pengendalian melalui pengambilan contoh

Perusahaan juga dapat menilai mutu melalui pengambilan contoh ( sampling) atau

memilih secara acak sebagian produk yang diproduksi dan melakukan pengujian

untuk memastikan bahwa produk telah memenuhi standar mutu.

4. Pengendalian melalui pengawasan

Mutu sebaiknya dinilai tidak hanya ketika produk tersebut diproduksi melainkan juga

setelah produk tersebut dijual. Mutu produk yang telah terjual dapat dinilai melalui

pengawasan proporsi produk yang dikembalikan atau dengan melacak keluhan-

keluhan dari pelanggan.

5. Memperbaiki kekurangan

Tujuan dari proses pengendalian mutu adalah tidak hanya untuk mendeteksi

kekurangan mutu namun juga untuk memperbaikinya. Jika terjadi kekurangan dalam

hal mutu, masalah yang terjadi kemungkinan dapat disebabkan oleh salah satu dari

beberapa faktor : bahan baku yang tidak memenuhi syarat dari pemasok,mutu

pekerjaan karyawan yang tidak memenuhi syarat, atau rusaknya mesin atau peralatan.
Jika bahan baku tidak memenuhi syarat menjadi penyebab kekurangan mutu,

perusahaan dapat meminta pemasok yang ada memperbaiki mutunya atau bahkan

dapat memperoleh bahan baku dari pemasok lain di masa akan mendatang. Jika

penyebabnya adalah hasil kerja karyawan, perusahaan perlu melatih ulang atau

memperingatkan karyawan tersebut. Dan jika penyebabnya kekurangan mutu adalah

mesin, perusahaan perlu mengganti mesin tersebut atau melakukan perbaikan.

Anda mungkin juga menyukai