Anda di halaman 1dari 102

LAPORAN PRAKTIKUM PERANCANGAN STRUKTUR BAJA

PERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas laporan akhir Praktikum Perancangan
Struktur Baja

Disusun Oleh

Kelompok (Kelas B1)

Angga Utama
1803010059

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK DAN SAINS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya yang dilimpahkan kepada kami, sehingga pada akhirnya Laporan
Praktikum Perancangan Struktur Baja, dengan materi pokok yaitu Perencanaan
Struktur Jembatan dapat terselesaikan sesuai yang diharapkan. Dalam penyusunan
Tugas Akhir ini, penyusun banyak menerima bimbingan, bantuan dan dorongan
yang sangat berarti dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini
penyusun ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada:
1. Bapak Mukti Agung Wibowo, S.T , M.T . selaku dosen pengampu Mata
Kuliah Praktikum Perancangan Struktur Baja yang telah memberika
nilmunya serta bimbingan dalam mata kuliah ini.
2. Bapak, Ibu dan Kakak yang telah memberikan dukungan dan dorongan
baik moril maupun materiil dan selalu mendoakan penyusun.
3. Rekan – rekan dari Teknik Sipil yang telah membantu terselesaikannya
laporan Tugas Akhir ini, dan semua pihak yang telah membantu
terselesaikannya laporan Tugas Akhir ini.
Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan Praktikum ini
masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran maupun masukan
yang membawa ke arah perbaikan dan bersifat membangun sangat penyusun
harapkan. Semoga Laporan Praktikum ini dapat memberikan manfaat bagi
penyusun khususnya dan pembaca pada umumnya.

Purwokerto, Juni 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i


KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... v
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1. LatarBelakang ....................................................................................... 1
1.2. Tujuan ................................................................................................... 2
1.3. Manfaat ................................................................................................. 2
1.4. Batasan Masalah .................................................................................... 2
BAB II LANDASAN TEORI
2.1. Tinjauan Umum ..................................................................................... 3
2.2. Sambungan ............................................................................................ 4
2.3. Penggunaan Batang Tarik ...................................................................... 5
BAB III PEMBAHASAN
3.1. Data Jembatan ....................................................................................... 6
3.2. Data Struktur ......................................................................................... 6
3.3. Data Beban ............................................................................................ 6
3.4. Spesifikasi Umum.................................................................................. 7
3.5. Spesifikasi Rangka Jembatan ................................................................. 7
3.6. Perhitungan Sambungan Baut .............................................................. 12
3.7. Pembebanan ........................................................................................ 35
3.8. Kombinasi Pembebanan....................................................................... 36
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan ......................................................................................... 38
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 40
LAMPIRAN ...................................................................................................... 41

iii
DAFTAR TABEL

Gambar 3.1 Profil IWF 600×300×14×23 .............................................................. 7


Gambar 3.2 Profil IWF 300×150×5,5×8............................................................... 8
Gambar 3.3 Profil SA 120×120×13 ...................................................................... 9
Gambar 3.4 Profil SA 65×65×7.......................................................................... 10
Gambar 3.5 Profil IWF 250×175×7×11.............................................................. 11
Gambar 3.6 Sambungan Lebih dari Satu Baris ................................................... 17
Gambar 3.7 Sambungan Lebih dari Satu Baris ................................................... 18
Gambar 3.8 Sambungan Satu Baris .................................................................... 20
Gambar 3.9 Sambungan Lebih dari Satu Baris Lubang Bersilang ....................... 25
Gambar 3.10 Sambungan Lebih dari Satu Baris ................................................. 26
Gambar 3.11 Sambungan Satu Baris .................................................................. 28
Gambar 3.12 Sambungan Lebih dari Satu Baris ................................................. 31
Gambar 3.13 Sambungan Satu Baris .................................................................. 34

iv
DAFTAR GAMBAR

Tabel 3.1 Data Perhitungan Jumlah Sambungan pada Beban Aksial Y= 0 .......... 13
Tabel 3.2 Data Perhitungan Jumlah Sambungan pada Beban Aksial Y=7 ........... 21
Tabel 3.3 Data Perhitungan Jumlah Sambungan pada Gelagar Melintang Bawah29
Tabel 3.4 Data Perhitungan Jumlah Sambungan pada Gelagar Melintang Atas ... 32

v
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM
PERANCANGAN STRUKTUR BAJA

Laporan Praktikum Perancangan Struktur Baja disusun sebagai syarat


untuk mengikuti ujian mata kuliah Praktikum Perancangan Struktur Baja, dan
sebagai penunjang keberhasilan mahasiswa dalam mengikuti mata kuliah tersebut.

Disusun Oleh:

Angga Utama (1803010059)

Program Studi : Teknik Sipil


Disahkan dan Disetujui

Tanggal:…………………………………………

Dosen Pengampu Mata Kuliah


Praktikum Perancangan Struktur Baja

(Mukti Agung Wibowo, S.T, M.T)

vi
BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Jembatan adalah suatu struktur konstruksi yang menghubungkan antar


pulauataudaerahyangmemungkinkanuntukrutetransportasimelewatisungai,
jalan raya, jalan Kereta Api (KA), dan lain-lain. Jembatan berfungsi untuk
menghubungkan jalan raya yang melintasi rintangan-rintangan seperti lembah,
sungai, dan saluranpembuangan.
Dewasa ini baja ringan merupakan salah satu jenis material yangsering
digunakan dalam konstruksi bangunan, baik itu untuk struktur utama maupun
untuk struktur jembatan. Hal ini karena baja ringan memiliki beberapa
keunggulan diantaranya memiliki sifat kuat terhadap tarik, materialnyabersifat
elastis, tidak getas, mudah dalam pemasangannya, mudah didapatkan, rangka
baja ringan dapat dibuat menjadi berbagai bentuk sesuai dengan bentuk atap
yangdirencanakan.
Diantara software yang telah beredar dan banyak digunakan, SAP 2000
adalah salah satu program yang sering digunakan oleh perencana teknik sipil.
Pemakaiannya pun beragam mulai dari perhitungan beban sederhana pada
batang dua tumpuan, hingga mampu menghitung beban dan reaksi gaya pada
struktur yang lebih rumit.
Pada permodelan jembatan yang dibuat pada SAP 2000, untuk
menghitung beban jembatan dilakukanlah perhitungan dan analisa jembatan
dengan permodelan tiga dimensi dengan tujuan agar dapat mengetahui sistem
pembebanan yang digunakan pada arah tiga dimensi dan reaksi gaya dalam
yang dihasilkan.

1
1.2. Tujuan

Tujuan dari penyusunan laporan ini adalah sebagai berikut:


a. Memahami cara merencanakan sebuah struktur jembatan rangka baja
menggunakan software SAP2000.
b. Untukmengetahuisistempembebananpadajembatanmenggunakan
software SAP 2000.
c. Untuk mengetahui gaya dalam yang dihasilkan dengan pembebananan
jembatan.

1.3. Manfaat

Adapun manfaat yang diharapkan dari laporan ini salah satunya adalah dapat
menjadi refrensi untuk penelitian selanjutnya dan menambah pemahaman
dalam bidang teknik sipil, terutama dalam perencanaan jembatan rangka baja.

1.4. Batasan Masalah

Untuk menghindari perluasan masalah yang tidak terkait dengan topik laporan
ini maka ditetapkan masalah yang menjadi topik utama yaitu:
a. Data jembatan sesuai dengan soal.
b. Data material sesuai dengan soal.
c. Data beban sesuai dengan soal.

2
BAB II LANDASAN TEORI

2.1. Tinjauan Umum

Jembatan dapat dikatakan sebagai struktur konstruksi


yangmemungkinkan route transportasi melalui sungai, danau, kali, jalan raya,
jalan kereta api, dan lain-lain. Jembatan juga dapat dikatakan sebagai suatu
struktur konstruksi yang berfungsi menghubungkan dua bagian jalan yang
terputus oleh adanya rintangan seperti lembah yang dalam, alur sungai saluran
irigasi dan pembuang.
Standar acuan yang dipakai pada perencanaan adalah RSNI T-02-2005
Pembebanan Jembatan, beban dan gaya yang digunakan dalam perhitungan
tegangan – tegangan dalam konstruksi adalah beban primer, beban sekunder
dan beban khusus.
a. Beban Mati (Superimposed Dead Load)
Beban mati terdiri dari dua jenis beban,yaitu:
1) Berat Sendiri
Berat bahan dan bagian jembatanyang merupakan elemen struktural
ditambah dengan elemen non struktural yang dianggap tetap.
2) Beban mati tambahan adalah berat seluruh bahan, yang merupakan
elemen non struktural dan merupakan beban pada jembatan.
b. Beban Hidup
Yang dimaksud dengan beban hidup dalam hal ini adalah beban lalu
lintas. Beban lalu lintas untuk perencanaan jembatan terdiri dari beban
"D" dan beban truk"T".
c. Beban Lajur"D"
Beban lajur “D” terdiri dari beban terbagi rata Uniformly Distributed Load
(UDL) yang digabung dengan beban garis Knife Edge Load (KEL).
d. Beban Kejut
Faktor beban dinamis merupakan interaksi antara kendaraan yang
bergerak dengan jembatan.

3
e. BebanAngin
Gaya angin nominal ultimit pada jembatan tergantung pada kecepatan
angin rencana.

2.2. Sambungan

Sambungan pada struktur baja merupakan bagian yang tidak dapat


dipisahkan, karena kegagalan sambungan dapat mengakibatkan kegagalan
struktur secara keseluruhan. Alat penyambung yang sering digunakan di
Indonesia:
1) Baut
2) PakuKeling
3) Las
Jenis – Jenis Sambungan:
1) Sambungan sebidang (butt joint), sambungan ini umumnya dipakai
untuk pelat – pelat datar, tak ada eksentrisitas. Ujung – ujung yang
hendak disambung harus dipersiapkan terlebih dulu (diratakan atau
dimiringkan).
2) Sambungan lewatan (lap joint), jenis sambungan yang paling banyak
dijumpai, cocok untuk tebal pelat yangberlainan.
3) Sambungan tegak (tee joint), banyak dipakai untuk membuat
penampang tersusun seperti bentuk I, pelat girder, stiffener.
4) Sambungan sudut (corner joint), dipakai untuk penampang tersusun
berbentuk kotak yang digunakan untuk kolom ataubalok.
5) Sambungan sisi (edge joint), bukan jenis struktural.
Sambungan diperlukan apabila:
1) Batang standar tidak cukup panjang.
2) Sambungan untuk menyalurkan gaya.
3) Sambungan pada struktur rangka batang, dimana batang-batang
penyusun saling membentuk keseimbangan, umumnya diperlukan plat
simpul untuk media penyambung.
4) Sambungan yang sengaja dibuat untuk membentuk sendi gerber.

4
5) Untuk membentuk batang tersusun.
Syarat-Syarat Sambungan yang Harus diperhatikan:
1) Harus kuat, aman tetapi cukuphemat.
2) Ditempat yang mudah terlihat, sambungan setidaknya dibuat seindah
mungkin.
3) Mudah dikerjakan, baik pada saat pabrikasi maupun saatpemasangan.
4) Karena kekakuan dari sambungan paku keeling, baut maupun
lasberbeda, maka pada satu titik sambungan sebaiknya dihindari
penggunaan alat penyambung yang berbeda-beda.

2.3. Penggunaan Batang Tarik

Batang tarik biasa digunakan pada struktur rangka atap, struktur


jembatan rangka, struktur jembatan gantung. Pengikat gording dan
penggantung balkon. Pemanfaatan batang tarik juga telah dikembangkan
untuk sistem dinding, struktur atap gantung dan batang prategangan struktur
rangka batang bentang panjang.

5
SOAL PRAKTIKUM PERENCANAAN STRUKTUR BAJA
Data Jembatan

 Jenis Jembatan : Jembatan Rangka Baja


 Model Jembatan : Rangka Warren
 Tipe Jembatan : Through Type
 Tumpuan : Sendi-Roll
 Floordeck : (75+2 digit NIM dibelakang) mm
 Aspal : A: 50 mm
B: 45 mm
C: 40 mm

Data Material

:HB300×300×15×15

: IWF600×300×14×23
: IWF300×150×5,5×8

:SA120×120×13

:SA65×65×7

: IWF250×175×7×11
Data Beban

DL PlatLantai : 720kg/m
DL Trotoar+Kerb : 450kg/m
DL Tambahan Perkerasan : 120kg/m
DL Utilitas Pipa Baja : 10kg/m
DL Railing : 20kg/m
DL Pelaksanaan Tetap : 150kg/m
Beban Lajur“ D” : 200kg/m
Beban Truk “T” : 2500 kg
Beban Akibat Pejalan Kaki : 75kg/m
Beban Angin : (+) 500 kg (-)250kg

6
BAB III PEMBAHASAN

3.1. Data Jembatan

 Jenis Jembatan : Jembatan Rangka Baja


 Model Jembatan : RangkaWarren
 Tipe Jembatan : Through Type
 Tumpuan : Sendi-Roll
 Floordeck : 75 mm + 59 = 134 mm (Kelas B1)
 Aspal : 45 mm (Kelas B1)

3.2. Data Struktur

 PanjangTotalJembatan : 30 meter
 LebarTotalJembatan : 7 meter
 LebarTrotoar : 2 × 1 meter
 TipeJembatan : Through Type
 TinggiRangkaJembatan : 6 meter
 Jarak AntarGelagarMemanjang : 1 meter
 Jarak AntarGelagarMelintang : 5 meter

3.3. Data Beban

 DL Plat Lantai : 720 kg/m


 DL Trotoar+Kerb : 450 kg/m
 DL Tambahan Perkerasan : 120 kg/m
 DL Utilitas Pipa : 10 kg/m
 DL Railing : 20 kg/m
 DL Pelaksanaan Tetap : 150 kg/m
 Beban Lajur “D” : 200 kg/m
 Beban Truk “T” : 2500 kg
 Beban Akibat Pejalan Kaki : 75 kg/m

7
 Beban Angin : (+) 500 kg
(-) 250kg
3.4. Spesifikasi Umum

 Mutu Baja Konstruksi : BJ-41


 Modulus Elastisitas (E) : 200.000 MPa
 Modulus Geser(G) : 80.000 MPa
 Poisson Ratio (µ) : 0,3
 Koefisien Pemuaian : 12 × 10-6 / ˚C
 Tegangan Leleh(Fy) : 2500kg/cm2
 Tegangan Putus(Fu) : 4100kg/cm2

3.5. Spesifikasi Rangka Jembatan

3.1.1 HB 300×300×10×15 :
 Jenis Profil yang digunakan : Profil HB
 Ukuran :300×300×15×15
 Spesifikasi Baja

3.1.2 IWF 600×300×14×23 :

Gambar 3.1 Profil IWF 600×300×14×2

7
 Jenis Profil yang digunakan : Profil IWF
 Ukuran : 600×300×14×24
 Spesifikasi Baja
 Weight : 151 kg/m
 Depth of Section : 588 mm
 Flange Width : 300 mm
 Thickness : tw = 14mm
tf = 23mm
 Corner Radius : 28 mm
 Sectional Area (Ag) : 192,5 cm2
 Moment of Inertia :Ix = 118,000cm4
Iy = 9,020cm4
 Radius of Gyration :ix = 24,8cm
iy = 6,85cm
 Modulus of Section : Sx = 4,020cm3
Sy = 601cm3

3.1.3 IWF 300×150×5,5×8 :

Gambar 3.2 Profil IWF 300×150×5,5×8


 Jenis Profil yang digunakan : Profil IWF
 Ukuran : 300×150×5,5×8

8
 Spesifikasi Baja
 Weight : 36,7 kg/m
 Depth of Section : 300 mm
 Flange Width : 150 mm
 Thickness : tw = 5,5 mm
tf = 8mm
 Corner Radius : 13 mm
 Sectional Area (Ag) : 46,78 cm2
 Momentof Inertia :Ix = 7,210cm4
Iy = 508cm4
 Radius of Gyration :ix = 12,4cm
iy = 3,29cm
 Modulus of Section :Sx = 481cm3
Sy = 67,7cm3

3.1.4 SA 120×120×13 :

Gambar 3.3 Profil SA 120×120×13


 Jenis Profil yang digunakan : Profil SA
 Ukuran :120×120×13
 Spesifikasi Baja
 Luas Tampang : 13,62 cm2
 Berat : 10,7 kg/m
 Momen Inertia : Ix = Iy = 129cm

9
 Jari –jari Inertia : Ix = Iy = 3,08cm
 Modulus Tampung : Zx = Zy = 17,7 cm

3.1.5 SA 65×65×7 :

Gambar 3.4 Profil SA 65×65×7


 Jenis Profil yang digunakan : Profil SA
 Ukuran :65×65×7
 Spesifikasi Baja
 Luas Tampang : 4,8cm2
 Berat : 3,77 kg/m
 Momen Inertia : Ix = Iy = 11cm4
 Jari –jari Inertia : ix = iy = 1,51cm
 Modulus Tampung : Zx = Zy = 4,8cm2

10
3.1.6 IWF 250×175×7×11 :

Gambar 3.5 Profil IWF 250×127×7×11


 Jenis Profil yang digunakan : Profil IWF
 Ukuran :250×127×7×11
 Spesifikasi Baja
 Weight : 29,6 kg/m
 Depth of Section : 250 mm
 Flange Width : 125 mm
 Thickness : tw= 7 mm

tf= 11 mm
 Corner Radius : 12 mm
 Sectional Area(Ag) : 37,66 cm2
 Moment of Inertia :Ix = 4,050 cm4
Iy = 294 cm4
 Radius of Gyration :ix = 10,4 cm
iy = 2,79 cm
 ModulusofSection :Sx = 324 cm3
Sy = 47,0 cm3

11
3.6. Perhitungan Sambungan Baut

Sambungan konstruksi struktur baja merupakan bagian kritis dan


diperlukan dalam menentukan kekuatan struktur secara keseluruhan. Apabila
digunakan sambungan baut, maka besar kekuatannya tergantung dari
spesifikasi mutunya. Pada perencanaan struktur jembatan yang mengacu pada
Pedoma nPemasangan Baut Jembatan PU (2015), pemilihannya lebih
bervariasi. Terdapat mutu grade 8.8, yang setara dengan A325 dan grade 10.9
yang setara A490.

12
3.1.7 Perhitungan Jumlah Sambungan Baut pada Beban Aksial (X-Z, Y =0)

Tabel 3.1 Data Perhitungan Jumlah Sambungan pada Beban Aksial Y = 0


No. Panjang Kuat Geser Kuat Tumpu Kebutuhan
Kuat 1 Kuat 2 Kuat 3 Kuat 4 Kuat 5 MAX Dibulatkan
Batang Batang (L) Baut (φRn) Pelat (φRn) Baut
(kN) (kN) (kN) (kN) (kN) (mm) (kN) (kN) (kN) (kN)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 -673,522 -620,341 -400,056 -434,209 -424,451 7810,249 -673.52 79.06 71.96 140.22 9.36 9
2 658,659 605,683 390,235 420,266 411,686 7810,249 658.659 79.06 71.96 140.22 9.15 9
3 -424,323 -389,075 -245,611 -265,707 -259,965 7810,249 389.075 79.06 71.96 140.22 5.41 5
4 409,485 374,165 233,681 250,545 245,726 7810,249 409.485 79.06 71.96 140.22 5.69 6
5 -171,199 -154,402 -86,637 -95,611 -93,047 7810,249 -171.199 79.06 71.96 140.22 2.38 2
6 155,745 138,924 73,679 80,051 78,231 7810,249 155.745 79.06 71.96 140.22 2.16 2
7 109,272 101,464 74,243 74,138 74,168 7810,249 109.272 79.06 71.96 140.22 1.52 2
8 -124,546 -116,802 -87,686 -89,698 -89,123 7810,249 -116.802 79.06 71.96 140.22 1.62 2
9 403,978 368,558 237,591 244,589 242,590 7810,249 403.978 79.06 71.96 140.22 5.61 6
10 -418,412 -383,154 -251,101 -259,753 -257,281 7810,249 -418.412 79.06 71.96 140.22 5.81 6
11 693,820 631,651 401,105 414,059 410,358 7810,249 693.82 79.06 71.96 140.22 9.64 10
12 -708,762 -646,370 -413,463 -427,999 -423,846 7810,249 -708.762 79.06 71.96 140.22 9.85 10
13 -511,457 -470,549 -307,868 -327,370 -321,798 5000 -511.457 79.06 71.96 140.22 7.11 7
14 -831,786 -763,551 -497,796 -524,727 -517,033 5000 -831.786 79.06 71.96 140.22 11.56 12
15 -922,723 -844,348 -540,486 -570,035 -561,593 5000 -922.723 79.06 71.96 140.22 12.82 13
16 -863,196 -787,961 -499,709 -524,639 -517,516 5000 -863.196 79.06 71.96 140.22 12.00 12

13
No. Panjang Kuat Geser Kuat Tumpu Kebutuhan
Kuat 1 Kuat 2 Kuat 3 Kuat 4 Kuat 5 MAX Dibulatkan
Batang Batang (L) Baut (φRn) Pelat (φRn) Baut
(kN) (kN) (kN) (kN) (kN) (mm) (kN) (kN) (kN) (kN)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
17 -542,977 -495,032 -313,702 -327,226 -323,362 5000 -542.977 79.06 71.96 140.22 7.55 8
18 149,354 138,058 277,395 98,521 149,628 5000 277.395 79.06 71.96 140.22 3.86 4
19 440,721 405,768 378,342 283,433 310,550 5000 440.721 79.06 71.96 140.22 6.12 6
20 565,978 519,127 394,469 355,146 366,381 5000 565.978 79.06 71.96 140.22 7.87 8
21 580,632 530,523 392,987 355,141 365,954 5000 580.632 79.06 71.96 140.22 8.07 8
22 470,876 429,273 294,154 283,662 286,659 5000 470.876 79.06 71.96 140.22 6.54 7
23 156,372 150,648 99,185 99,113 99,134 5000 156.372 79.06 71.96 140.22 2.17 2

14
Spesifikasi Batang:
Profil Baja HB 300 × 300 × 15 ×15
tw 15
tf 15
Jenis Baja : BJ 41
Fu : 410 MPa
Ag : 11980mm2
𝐴𝑒 = 𝐴𝑔 − (∅𝑏𝑎𝑢𝑡 × 𝑡𝑓 × 2)
= 11980 − (19 × 15 ×2)
= 11410 𝑚𝑚2
Spesifkasi Baut:
Baut A325 (diasumsikan menggunakan ukuran tersebut)
Diameter : 19 mm
(untuk baut A325, d=12,7–25,4; diasumsikan menggunakan d = 19 mm)
Luas Baut(Ab) : 283,385
mm2Fnv : 372 MPa
Spesifikasi Pelat Buhul
BJ-41
Tebal Pelat(Tp) :10 mm
Fu : 410 MPa
3.1.7.1 Batang 1
 Faktor kombinasi pembebanan
Kuat1 = - 673,522 kN
Kuat2 = - 620,341 kN
Kuat3 = - 400,056 kN
Kuat4 = - 434,209 kN
Kuat5 = - 424,451 kN
(besarnya Kuat 1 sampai dengan Kuat 5 diperoleh dari hasil
analisis beban aksial pada SAP2000)

15
 Beban Maksimum
Dari hasil analisis pembebanan pada SAP2000 diperoleh
nilai beban aksial yang paling maksimum, yaitu sebesar: - -
673,522 kN (Batang Tekan)
 PanjangBatang

𝑐2 = 𝑎2 + 𝑏 2
𝑐2 = 60002 + 20002

𝑐 = √60002 + 20002
𝑐 = 6500
 Kuat Geser Baut (𝜑. 𝑅𝑛)
0,75 × 𝐹𝑛𝑣 × 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐵𝑎𝑢𝑡
𝜑. 𝑅𝑛 =
1000
0,75 × 372 × 283,385
𝜑. 𝑅𝑛 =
1000
𝜑. 𝑅𝑛 = 79,06 𝑘𝑁
 Kuat Tumpu Pelat (𝜑. 𝑅𝑛)
0,75 × 1,2 × 19,5 × 10 × 410
𝜑. 𝑅𝑛 = 1000
𝜑. 𝑅𝑛 = 71,96 𝑘𝑁
 Kuat Tumpu Pelat (𝜑. 𝑅𝑛)
0,75 × 1,2 × 19,5 × 10 × 410
𝜑. 𝑅𝑛 =
1000
𝜑. 𝑅𝑛 = 140,22 𝑘𝑁
 Kebutuhan Baut
Untuk mencari jumlah baut yang dipasang, dapat dihitung
dengan cara Beban Maksimum dibagi nilai minimum dari
Kuat Geser Baut dan Kuat Tumpu Pelat
673.52
𝑛 =
71,96

16
𝑛 = 9.36 ≈ 9 𝑏𝑢𝑎ℎ 𝑏𝑎𝑢𝑡
 Letak Pemasangan Sambungan Baut

Gambar 3.6 Sambungan Lebih dari Satu Baris


3.1.7.2 Batang 3
 Faktor kombinasi pembebanan
Kuat 1 = - 424,323 kN
Kuat 2 = - 389,075 kN
Kuat 3 = - 245,611 kN
Kuat 4 = - 265,707 kN
Kuat 5 = - 259,965 kN
(besarnya Kuat1 sampai dengan Kuat 5 diperoleh dari
hasil analisis beban aksial pada SAP2000)
 Beban Maksimum
Dari hasil analisis pembebanan pada SAP2000 diperoleh
nilai beban aksial yang paling maksimum, yaitu sebesar: -
424,323 kN (Batang Tekan)
 Panjang Batang

𝑐2 = 𝑎2 + 𝑏 2
𝑐2 = 60002 + 20002

𝑐 = √60002 + 20002
𝑐 = 6324,55532

17
 Kuat Geser Baut (𝜑. 𝑅𝑛)
0,75 × 𝑚𝑚𝑚 × 𝑚𝑚𝑚𝑚 𝑚𝑚𝑚𝑚
𝜑. 𝑅𝑛 =
1000
0,75 × 372 × 283,385
𝜑. 𝑅𝑛 =
1000
𝜑. 𝑅𝑛 = 79,06 𝑚𝑚
 Kuat Tumpu Pelat (𝜑. 𝑅𝑛)
0,75 × 1,2 × 19,5 × 10 × 410
𝜑. 𝑅𝑛 =
1000
𝜑. 𝑅𝑛 = 71,96 𝑚𝑚
 Kuat Tumpu Pelat (𝜑. 𝑅𝑛)
0,75 × 1,2 × 19,5 × 10 × 410
𝜑. 𝑅𝑛 =
1000
𝜑. 𝑅𝑛 = 140,22 𝑚𝑚
 Kebutuhan Baut
Untuk mencari jumlah baut yang dipasang, dapat dihitung
dengan cara Beban Maksimum dibagi nilai minimum dari
Kuat Geser Baut dan Kuat Tumpu Pelat
389,075
𝑛=
71,96
𝑛 = 5,41 ≈ 6 𝑏𝑢𝑎ℎ 𝑏𝑎𝑢𝑡
 Letak Pemasangan Sambungan Baut

Gambar 3.7 Sambungan Lebih dari Satu Baris


3.1.7.3 Batang 5
 Faktor kombinasi pembebanan
Kuat 1 = - 171,199 kN
Kuat 2 = - 154,402 kN
Kuat 3 = - 86,686 kN

18
Kuat 4 = - 95,611 kN
Kuat 5 = - 93,047 kN
(besarnya Kuat 1 sampai dengan Kuat 5 diperoleh dari hasil
analisis beban aksial pada SAP2000)
 Beban Maksimum
Dari hasil analisis pembebanan pada SAP2000 diperoleh
nilai beban aksial yang paling maksimum, yaitu sebesar: -
171,199 kN (Batang Tekan)
 Panjang Batang

𝑐2 = 𝑎2 + 𝑏 2
𝑐2 = 60002 + 20002

𝑐 = √60002 + 20002
𝑐 = 6324,55532
 Kuat Geser Baut (𝜑. 𝑅𝑛)
0,75 × 𝐹𝑛𝑣 × 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐵𝑎𝑢𝑡
𝜑. 𝑅𝑛 =
1000
0,75 × 372 × 283,385
𝜑. 𝑅𝑛 =
1000
𝜑. 𝑅𝑛 = 79,06 𝑚𝑚
 Kuat Tumpu Pelat (𝜑. 𝑅𝑛)
0,75 × 1,2 × 19,5 × 10 × 410
𝜑. 𝑅𝑛 =
1000
𝜑. 𝑅𝑛 = 71,96 𝑚𝑚
 Kuat Tumpu Pelat (𝜑. 𝑅𝑛)
0,75 × 1,2 × 19,5 × 10 × 410
𝜑. 𝑅𝑛 =
1000
𝜑. 𝑅𝑛 = 140,22 𝑚𝑚
 Kebutuhan Baut

19
Untuk mencari jumlah baut yang dipasang, dapat dihitung
dengan cara Beban Maksimum dibagi nilai minimum dari
Kuat Geser Baut dan Kuat Tumpu Pelat
171,199
𝑛=
71,96
𝑛 = 2,38 ≈ 3 𝑏𝑢𝑎ℎ 𝑏𝑎𝑢𝑡
 Letak Pemasangan Sambungan Baut

Gambar 3.8 Sambungan Satu Baris


3.1.7.4 Batang 1 -23
Langkah perhitungan untuk batang 1 – 23 sama seperti
perhitungan pada batang 1, 3, dan 5.

20
3.1.8 Perhitungan Jumlah Sambungan Baut pada Beban Aksial (X-Z,Y=7000)

Tabel 3.2 Data Perhitungan Jumlah Sambungan pada Beban Aksial Y = 7000
No. Panjang Kuat Geser Kuat Tumpu Kebutuhan
Kuat 1 Kuat 2 Kuat 3 Kuat 4 Kuat 5 MAX Dibulatkan
Batang Batang (L) Baut (φRn) Pelat (φRn) Baut
(kN) (kN) (kN) (kN) (kN) (mm) (kN) (kN) (kN) (kN)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
24 -714,967 -652,576 -468,362 -434,209 -443,967 7810,249 -673.52 79.06 71.96 140.22 9.36 9
25 700,021 637,853 450,298 420,266 428,847 7810,249 658.659 79.06 71.96 140.22 9.15 9
26 -424,369 -389,111 -285,802 -265,707 -271,448 7810,249 -424.323 79.06 71.96 140.22 5.90 6
27 409,936 374,516 267,409 250,545 255,363 7810,249 409.485 79.06 71.96 140.22 5.69 6
28 -130,459 -122,715 -104,587 -95,611 -98,176 7810,249 -171.199 79.06 71.96 140.22 2.38 2
29 115,186 107,378 86,424 80,051 81,872 7810,249 155.745 79.06 71.96 140.22 2.16 2
30 149,831 133,010 73,034 74,138 74,108 7810,249 109.272 79.06 71.96 140.22 1.52 2
31 -165,286 -148,488 -91,712 -89,698 -90,274 7810,249 -124.546 79.06 71.96 140.22 1.73 2
32 403,527 368,207 251,588 244,589 246,589 7810,249 403.978 79.06 71.96 140.22 5.61 6
33 -418,366 -383,119 -268,404 -259,753 -262,224 7810,249 -418.412 79.06 71.96 140.22 5.81 6
34 652,457 599,480 427,013 414,059 417,760 7810,249 693.82 79.06 71.96 140.22 9.64 10
35 -667,316 -614,135 -442,535 -427,999 -432,152 7810,249 -708.762 79.06 71.96 140.22 9.85 10
36 -543,118 -495,174 -346,863 -327,370 -332,939 5000 -511.457 79.06 71.96 140.22 7.11 7
37 -863,284 -788,049 -551,654 -524,727 -532,421 5000 -831.786 79.06 71.96 140.22 11.56 12
38 -922,723 -844,348 -599,051 -570,035 -578,326 5000 -922.723 79.06 71.96 140.22 12.82 13
39 -831,698 -763,463 -549,565 -524,639 -531,761 5000 -863.196 79.06 71.96 140.22 12.00 12

21
No. Panjang Kuat Geser Kuat Tumpu Kebutuhan
Kuat 1 Kuat 2 Kuat 3 Kuat 4 Kuat 5 MAX Dibulatkan
Batang Batang (L) Baut (φRn) Pelat (φRn) Baut
(kN) (kN) (kN) (kN) (kN) (mm) (kN) (kN) (kN) (kN)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
40 -511,316 -470,407 -340,742 -327,226 -331,088 5000 -542.977 79.06 71.96 140.22 7.55 8
41 164,363 149,731 -80,387 98,521 47,404 5000 149.354 79.06 71.96 140.22 2.08 2
42 470,435 428,879 188,562 283,433 256,327 5000 440.721 79.06 71.96 140.22 6.12 6
43 580,613 530,509 315,975 355,146 343,954 5000 565.978 79.06 71.96 140.22 7.87 8
44 565,991 519,135 317,449 355,141 344,371 5000 580.632 79.06 71.96 140.22 8.07 8
45 441,153 406,155 273,238 283,662 280,684 5000 470.876 79.06 71.96 140.22 6.54 7
46 150,353 138,967 99,069 99,113 99,101 5000 156.372 79.06 71.96 140.22 2.17 2

22
Spesifikasi Batang:
Profil Baja HB 300 × 300 × 15 ×15
tw 15
tf 15
Jenis Baja : BJ 41
Fu : 410 MPa
Ag : 11980mm2
𝑚𝑚=𝑚𝑚−(∅𝑚𝑚𝑚𝑚×𝑚𝑚×2)
= 11980 − (19 × 15 ×2)
= 11410 𝑚𝑚2
Spesifkasi Baut:
Baut A325 (diasumsikan menggunakan ukuran tersebut)
Diameter : 19 mm
(untuk baut A325, d=12,7–25,4; diasumsikan menggunakan d = 19 mm)
LuasBaut(Ab) : 283,385
mm2Fnv : 372 MPa
Spesifikasi Pelat Buhul
BJ-41
Tebal Pelat(Tp) :10 mm
Fu : 410 MPa
3.1.8.1 Batang 24
 Faktor kombinasi pembebanan
Kuat1 = - 714,967 kN
Kuat2 = - 652,576 kN
Kuat3 = - 468,362 kN
Kuat4 = - 434,209 kN
Kuat5 = - 443,967 kN
(besarnya Kuat 1 sampai dengan Kuat 5 diperoleh dari hasil
analisis beban aksial pada SAP2000)
 Beban Maksimum

23
Dari hasil analisis pembebanan pada SAP2000 diperoleh
nilai beban aksial yang paling maksimum, yaitu sebesar: -
664,53 kN (Batang Tekan)
 PanjangBatang

𝑐2 = 𝑎2 + 𝑏 2
𝑐2 = 60002 + 20002

𝑐 = √60002 + 20002
𝑐 = 6324,55532
 Kuat Geser Baut (𝜑. 𝑅𝑛)
0,75 × × 𝐹𝑛𝑣 × 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐵𝑎𝑢𝑡
𝜑. 𝑅𝑛 =
1000
0,75 × 372 × 283,385
𝜑. 𝑅𝑛 =
1000
𝜑. 𝑅𝑛 = 79,06 𝑘𝑁
 Kuat Tumpu Pelat (𝜑. 𝑅𝑛)
0,75 × 1,2 × 19,5 × 10 × 410
𝜑. 𝑅𝑛 =
1000
𝜑. 𝑅𝑛 = 71,96 𝑚𝑚
 Kuat Tumpu Pelat 𝜑. 𝑅𝑛)
0,75 × 1,2 × 19,5 × 10 × 410
𝜑. 𝑅𝑛 =
1000
𝜑. 𝑅𝑛 = 140,22 𝑚𝑚
 Kebutuhan Baut
Untuk mencari jumlah baut yang dipasang, dapat dihitung
dengan cara Beban Maksimum dibagi nilai minimum dari
Kuat Geser Baut dan Kuat Tumpu Pelat
673,52
𝑛=
71,96
𝑛 = 9,36 ≈ 10 𝑏𝑢𝑎ℎ 𝑏𝑎𝑢𝑡

24
 Letak Pemasangan Sambungan Baut

Gambar 3.9 Sambungan Lebih dari Satu Baris Lubang


Bersilang
3.1.8.2 Batang 26
 Faktor kombinasi pembebanan
Kuat1 = - 424,369 kN
Kuat2 = - 389,111 kN
Kuat3 = - 285,802 kN
Kuat4 = - 265,707 kN
Kuat5 = - 271,448 kN
(besarnya Kuat 1 sampai dengan Kuat 5 diperoleh dari
hasil analisis beban aksial pada SAP2000)
 Beban Maksimum
Dari hasil analisis pembebanan pada SAP2000 diperoleh
nilai beban aksial yang paling maksimum, yaitu sebesar: -
397,11 kN (Batang Tekan)
 Panjang Batang

𝑐2 = 𝑎2 + 𝑏 2
𝑐2 = 60002 + 20002

𝑐 = √60002 + 20002
𝑐 = 6324,55532

25
 Kuat Geser Baut (𝜑. 𝑅𝑛)
0,75 × 𝐹𝑛𝑣 × 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐵𝑎𝑢𝑡
𝜑. 𝑅𝑛 =
1000
0,75 × 372 × 283,385
𝜑. 𝑅𝑛 =
1000
𝜑. 𝑅𝑛 = 79,06 𝑚𝑚
 Kuat Tumpu Pelat (𝜑. 𝑅𝑛)
0,75 × 1,2 × 19,5 × 10 × 410
𝜑. 𝑅𝑛 =
1000
𝜑. 𝑅𝑛 = 71,96 𝑚𝑚
 Kuat Tumpu Pelat (𝜑. 𝑅𝑛)
0,75 × 1,2 × 19,5 × 10 × 410
𝜑. 𝑅𝑛 =
1000
𝜑. 𝑅𝑛 = 140,22 𝑚𝑚
 KebutuhanBaut
Untuk mencari jumlah baut yang dipasang, dapat dihitung
dengan cara Beban Maksimum dibagi nilai minimum dari
Kuat Geser Baut dan Kuat Tumpu Pelat
424,323
𝑛=
71,96
𝑛 = 5,89 ≈ 6 𝑏𝑢𝑎ℎ 𝑏𝑎𝑢𝑡
 Letak Pemasangan Sambungan Baut

Gambar 3.10 Sambungan Lebih dari Satu Baris


3.1.8.3 Batang 28
 Faktor kombinasi pembebanan
Kuat1 = - 130,459 kN
Kuat2 = - 122,715 kN
Kuat3 = - 104,587 kN

26
Kuat4 = - 95,611 kN
Kuat5 = - 98,176 kN
(besarnya Kuat 1 sampai dengan Kuat 5 diperoleh dari hasil
analisis beban aksial pada SAP2000)
 Beban Maksimum
Dari hasil analisis pembebanan pada SAP2000 diperoleh
nilai beban aksial yang paling maksimum, yaitu sebesar: -
122,72 kN (Batang Tekan)
 Panjang Batang

𝑐2 = 𝑎2 + 𝑏 2
𝑐2 = 60002 + 20002

𝑐 = √60002 + 20002
𝑐 = 6324,55532
 Kuat Geser Baut (𝜑. 𝑅𝑛)
0,75 × 𝐹𝑛𝑣 × 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐵𝑎𝑢𝑡
𝜑. 𝑅𝑛 =
1000
0,75 × 372 × 283,385
𝜑. 𝑅𝑛 =
1000
𝜑. 𝑅𝑛 = 79,06 𝑚𝑚
 Kuat Tumpu Pelat (𝜑. 𝑅𝑛)
0,75 × 1,2 × 19,5 × 10 × 410
𝜑. 𝑅𝑛 =
1000
𝜑. 𝑅𝑛 = 71,96 𝑚𝑚
 Kuat Tumpu Pelat (v)
0,75 × 1,2 × 19,5 × 10 × 410
𝜑. 𝑅𝑛 =
1000
v = 140,22 𝑚𝑚
 Kebutuhan Baut

27
Untuk mencari jumlah baut yang dipasang, dapat dihitung
dengan cara Beban Maksimum dibagi nilai minimum dari
Kuat Geser Baut dan Kuat Tumpu Pelat
171,199
𝑚=
71,96
𝑚 = 2,38 ≈ 3 𝑏𝑢𝑎ℎ 𝑏𝑎𝑢𝑡
 Letak Pemasangan Sambungan Baut

Gambar 3.11 Sambungan Satu Baris


3.1.8.4 Batang 24 – 46
Langkah perhitungan untuk batang 24 – 46 sama seperti
perhitungan pada batang 24, 26, dan 28.

28
3.1.9 Perhitungan Jumlah Sambungan Baut pada Beban Aksial (Gelagar Melintang Bawah)

Tabel 3.3 Data Perhitungan Jumlah Sambungan pada Gelagar MelintangBawah


No. Panjang KuatTarik Kebutuhan
Kuat 1 Kuat 2 Kuat 3 Kuat 4 Kuat 5 MAX Dibulatkan
Batang Batang (L) Baut(φRn) Baut
(kN) (kN) (kN) (kN) (kN) (mm) (kN) (kN)
1 2 3 4 5 6 7 8 11 12
1 0,285 0,259 0,818 0,170 0,355 7000 0.818 131.51 0.01 6
2 -31,834 -29,365 -76,851 -20,725 -36,761 7000 -76.851 131.51 0.58 6
3 -30,983 -28,597 -65,040 -20,245 -33,043 7000 -65.040 131.51 0.49 6
4 18,878 16,984 -0,980 10,354 7,116 7000 -0.980 131.51 0.01 6
5 -31,472 -29,007 -7,363 -20,378 -16,660 7000 -31.472 131.51 0.24 6
6 -32,214 -29,737 -16,000 -21,069 -19,621 7000 -32.214 131.51 0.24 6
7 -60,435 -55,268 -38,961 -37,184 -37,692 7000 -60.435 131.51 0.46 6

29
Spesifikasi Batang:
Profil Baja IWF 600 × 300 × 14 ×23
tw 14
tf 23
Jenis Baja : BJ 41
Fy : 250MPa
Fu : 410MPa
Ag : 19250mm2
𝐴𝑒 = 𝐴𝑔 − (∅𝑏𝑎𝑢𝑡 × 𝑡𝑓 × 2)
= 19250 − (19 × 23 ×2)
= 18376 𝑚𝑚 2
Spesifkasi Baut:
Baut A325 (diasumsikan menggunakan ukuran tersebut)
Diameter : 19 mm
(untuk baut A325, d=12,7–25,4; diasumsikan menggunakan d = 19 mm)
LuasBaut(Ab) : 283,385
mm2Fu : 825MPa
3.1.9.1 Batang 2
 Faktor kombinasi pembebanan
Kuat1 = -31,834 kN
Kuat2 = - 29,365kN
Kuat3 = - 76,851kN
Kuat4 = - 20,245kN
Kuat5 = - 36,761kN
(besarnya Kuat 1 sampai dengan Kuat 5 diperoleh dari
hasil analisis beban aksial pada SAP2000)
 Beban Maksimum
Dari hasil analisis pembebanan pada SAP2000 diperoleh
nilai beban aksial yang paling maksimum, yaitu sebesar: -
126,855 kN (Batang Tekan)
 Panjang Batang

30
Panjang Batang =7000

 Kuat Geser Baut (𝜑. 𝑅𝑛)


0,75 × 0,75 × 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐵𝑎𝑢𝑡 × 𝐹𝑢
𝜑. 𝑅𝑛 =
1000
0,75×0,75×283,385×825
𝜑. 𝑅𝑛 =
1000
𝜑. 𝑅𝑛 = 131,51 𝑚𝑚
 Kebutuhan Baut
Untuk mencari jumlah baut yang dipasang, dapat dihitung
dengan cara Beban Maksimum dibagi nilai minimum dari
Kuat Geser Baut dan Kuat Tumpu Pelat
76,851
𝑚=
131,51
𝑚 = 0,58 ≈ 6 𝑏𝑢𝑎ℎ 𝑏𝑎𝑢𝑡
 Letak Pemasangan Sambungan Baut

Gambar 3.12 Sambungan Lebih dari Satu Baris

3.1.9.2 Batang 1 – 7
Langkah perhitungan untuk batang 1 – 7 sama seperti
perhitungan pada batang 1.

31
3.1.10 Perhitungan Jumlah Sambungan Baut pada Beban Aksial (Gelagar MelintangAtas)

Tabel 3.4 Data Perhitungan Jumlah Sambungan pada Gelagar Melintang Atas
No. Panjang Kuat Tarik Kebutuhan
Kuat 1 Kuat 2 Kuat 3 Kuat 4 Kuat 5 MAX Dibulatkan
Batang Batang (L) Baut (φRn) Baut
(kN) (kN) (kN) (kN) (kN) (mm) (kN) (kN)
1 2 3 4 5 6 7 8 11 12
1 -8,402 -7,693 -6,890 -5,213 -5,692 7000 -8.402 285.64 0.03 3
2 -14,981 -13,442 -13,431 -8,054 -9,590 7000 -14.981 285.64 0.05 3
3 33,093 30,490 15,250 21,379 19,628 7000 33.093 285.64 0.12 3
4 33,344 30,684 23,769 21,375 22,059 7000 33.344 285.64 0.12 3
5 -14,757 -13,262 -7,732 -8,027 -7,943 7000 -14.757 285.64 0.05 3
6 -8,416 -7,705 -6,943 -5,218 -5,711 7000 -8.416 285.64 0.03 3

32
Spesifikasi Batang:
Profil Baja IWF 250 × 125 × 7 × 11
tw 7
tf 11
Jenis Baja : BJ 41
Fy : 250MPa
Fu : 410MPa
Ag : 19250mm2
𝐴𝑒 = 𝐴𝑔 − (∅𝑏𝑎𝑢𝑡 × 𝑡𝑓 × 2)
= 19250 − (25 × 11 × 2)
= 18700 𝑚𝑚2
Spesifkasi Baut:
Baut A490 (diasumsikan menggunakan ukuran tersebut)
Diameter : 25 mm
(untuk baut A490, d=12,7–38,1; diasumsikan menggunakan d = 25 mm)
LuasBaut(Ab) : 490,625
mm2Fu : 1035MPa
3.1.10.1 Batang 2
 Faktor kombinasi pembebanan
Kuat1 = - 14,981kN
Kuat2 = - 13,442kN
Kuat3 = - 13,431kN
Kuat4 = - 8,054kN
Kuat5 = - 9,590kN
(besarnya Kuat1 sampai dengan Kuat5 diperoleh dari hasil
analisis beban aksial pada SAP2000)
 Beban Maksimum
Dari hasil analisis pembebanan pada SAP2000 diperoleh
nilai beban aksial yang paling maksimum, yaitu sebesar: -
3,814 kN (Batang Tekan)
 Panjang Batang

33
PanjangBatang =7000

 Kuat Geser Baut (𝜑. 𝑅𝑛)


0,75 × 0,75 × 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐵𝑎𝑢𝑡 × 𝐹𝑢
𝜑. 𝑅𝑛 =
1000
0,75×0,75×490,625×1035
𝜑. 𝑅𝑛 =
1000
𝜑. 𝑅𝑛 = 285,64 𝑚𝑚
 Kebutuhan Baut
Untuk mencari jumlah baut yang dipasang, dapat dihitung
dengan cara Beban Maksimum dibagi nilai minimum dari
Kuat Geser Baut dan Kuat Tumpu Pelat
14,981
𝑚=
285,64
𝑚 = 0,05 ≈ 3 𝑏𝑢𝑎ℎ 𝑏𝑎𝑢𝑡
 Letak Pemasangan Sambungan Baut

Gambar 3.13 Sambungan Satu Baris


3.1.10.2 Batang 1 – 6
Langkah perhitungan untuk batang 1 – 6 sama seperti
perhitungan pada batang 1.

34
3.7. Pembebanan

Perhitungan pembebanan dalam penyusunan laporan praktikum ini didasarkan


pada SNI 1725 : 2016 “Pembebanan Untuk Jembatan”.
3.1.11 Beban Mati Tambahan
a. Beban (trotoar +kerb) = 450 kg/m(C-40)
= 450 kg/m – 40
= 410 kg/m : 1,2 m
= 341,6 kg/m2
b. Tambahan perkerasan = 120 kg/m : 1m
= 120 kg/m2
c. Utilitas Pipa = 10kg/m
d. Railing = 20kg/m
e. Pelaksanaan Tetap = 150 kg/m
= 150 kg/m :1 m
= 154 kg/m
f. Beban plat lantai = 720 kg/m
= 720 kg/m : 1 m
= 720 kg/m
3.1.12 Bebanhidup
a. Beban lajur “D” = 200 kg/m
= 200 kg/m : 1 m
= 200 kg/m
b. Beban kendaraan (beban truk “T”) = 2500 kg
c. Beban pejalan kaki = 75kg/m
= 75 kg/m :1, m
= 75 kg/m2

35
3.1.13 Beban angin
Beban angin pada komponen rangka dan kolom jembatan:
Angin tekan = (+) 500kg
Angin hisap = ( - ) 250kg

3.8. Kombinasi Pembebanan

a. U = 1,4D
= 1,4 × 1470
= 2058 kg/m2
b.U = 1,2D + 1,6 L + 0,5(La atau H)
= (1,2 × 1470) + (1,6 × 2775) + (0,5 × 0)
= 6204 kg/m2
c. U = 1,2D + 1,6(Ln atau H) + (ɣL × L atau 0,8W)
= (1,2 × 1470) + (1,6 × 0) + (0,8 × 250)
= 1964 kg/m2
d.U = 1,2D + 1,3 W + ɣL × L + 0,5 (La atau H)
= (1,2 × 1470) + (1,3 × 250) + (0,5 × 0)
= 2089 kg/m2
e. U = 1,2D ± 1,0E + ɣL × L
 (+) U = 1,2D + 1,0E + ɣL×L
= (1,2 × 1470) + (1 × 0)
= 1764 kg/m2
 (-) U = 1,2D - 1,0E + ɣL × L
= (1,2 × 1470) - (1 × 0)
= 1764 kg/m2
f. U = 0,9D ± (1,3W atau 1,0E)
 (+) U = 0,9D + (1,3W atau 1,0E)
= (0,9 × 1470) + (1,3 × 250)
= 1648 kg/m2
 (-) U = 0,9D - (1,3W atau 1,0E)

36
= (0,9 × 1470) + (1,3 × 250)
= 998 kg/m2

37
BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan
4.1.1 Jumlah sambungan baut pada rangka jembatan Y = 0
 Batang dengan nomor 9,11,13,15, dan 22 direncanakan
menggunakan sambungan baut sejumlah 3 buah.
 Batang dengan nomor 5, 6, 7, 17, 18, dan 22 direncanakan
menggunakan sambungan baut sejumlah 6 buah.
 Batang dengan nomor 1, dan 3 direncanakan menggunakan
sambungan baut sejumlah 9 buah.
 Batang dengan nomor 21 dan 23 direncanakan menggunakan
sambungan baut sejumlah 10 buah.
 Batang dengan nomor 8 dan 16 direncanakan menggunakan
sambungan baut sejumlah 12 buah.
 Batang dengan nomor 10 dan 14 direncanakan menggunakan
sambungan baut berjumlah 8 buah
 Batang dengan nomor 4 dan 20 direncanakan menggunakan
sambungan baut berjumlah 7 buah
 Batang dengan nomor 2 direncanakan menggunakan sambungan
baut berjumlah 4 buah
 Batang dengan nomor 12 direncanakan menggunakan sambungan
berjumlah 13 buah
4.1.2 Jumlah sambungan baut pada rangka jembatan Y =7000
 Batang dengan nomor 25, 32 dan 34 direncanakan menggunakan
sambungan baut sejumlah 2buah.
 Batang dengan nomor 36, 38 dan 42 direncanakan menggunakan
sambungan baut sejumlah 3buah.
 Batang dengan nomor 28, 30,40, dan 42 direncanakan
menggunakan sambungan baut sejumlah 6buah.
 Batang dengan nomor 29, dan 41 direncanakan menggunakan
sambungan baut sejumlah 7buah.
 Batang 35 direncanakan menggunakan sambungan baut sejumlah
39
12 buah.
4.1.3 Jumlah sambungan baut pada kerangka jembatan bagian melintang
bawah
 Batang dengan nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 7 direncanakan
menggunakan sambungan baut sejumlah 6buah.
4.1.4 Jumlah sambungan baut pada kerangka jembatan bagian melintang atas
 Batang dengan nomor1,2,3,4,5,dan 6 direncanakan menggunakan
sambungan baut sejumlah 3 buah.

40
DAFTAR PUSTAKA

 https://www.slideshare.net/NitaMewaKameliaSiman/pembebanan-jembatan-
rangka-revisi-profil-baja
 https://www.researchgate.net/publication/311378174_Studi_Karakteristik_Ba
ut_Mutu_Tinggi_A325_dan_Grade_88_Terhadap_Tarik_dan_Pengaruhnya_p
ada_Perencanaan_Sambungan
 Tabel Profil Konstruksi Baja

40
LAMPIRAN

41
SAP2000 6/9/22 20:35:23

0.18 0.36 0.54 0.72 0.90 1.08 1.26 1.44 1.62 1.80 1.98 2.16 2.34 2.52

SAP2000 v14.0.0 - File:Bagus Agung Fasihul - Relative Virtual Work/Volume (BEBAN ANGIN/BEBAN ANGIN) - KN, m, C Units
SAP2000 6/9/22 20:37:13

24. 48. 72. 96. 120. 144. 168. 192. 216. 240. 264. 288. 312. 336. E-3

SAP2000 v14.0.0 - File:Bagus Agung Fasihul - Relative Virtual Work/Volume (BEBAN LAJUR "D"/BEBAN LAJUR "D") - KN, m, C Units
SAP2000 6/9/22 20:44:59

0.60 1.20 1.80 2.40 3.00 3.60 4.20 4.80 5.40 6.00 6.60 7.20 7.80 8.40

SAP2000 v14.0.0 - File:Bagus Agung Fasihul - Relative Virtual Work/Volume (BEBAN PERMANEN/BEBAN PERMANEN) - KN, m, C Units
SAP2000 6/9/22 20:46:20

0.10 0.20 0.30 0.40 0.50 0.60 0.70 0.80 0.90 1.00 1.10 1.20 1.30 1.40

SAP2000 v14.0.0 - File:Bagus Agung Fasihul - Relative Virtual Work/Volume (BEBAN TRANSIEN/BEBAN TRANSIEN) - KN, m, C Units
SAP2000 6/9/22 20:47:58

25. 50. 75. 100. 125. 150. 175. 200. 225. 250. 275. 300. 325. 350. E-3

SAP2000 v14.0.0 - File:Bagus Agung Fasihul - Relative Virtual Work/Volume (BEBAN TRUK "T"/BEBAN TRUK "T") - KN, m, C Units
SAP2000 6/9/22 20:48:52

0.11 0.22 0.33 0.44 0.55 0.66 0.77 0.88 0.99 1.10 1.21 1.32 1.43 1.54

SAP2000 v14.0.0 - File:Bagus Agung Fasihul - Relative Virtual Work/Volume (DEAD/DEAD) - KN, m, C Units
SAP2000 6/9/22 20:50:12

0.35 0.70 1.05 1.40 1.75 2.10 2.45 2.80 3.15 3.50 3.85 4.20 4.55 4.90 E-3

SAP2000 v14.0.0 - File:Bagus Agung Fasihul - Relative Virtual Work/Volume (PEJALAN KAKI/PEJALAN KAKI) - KN, m, C Units
SAP2000 6/9/22 20:51:45

17. 34. 51. 68. 85. 102. 119. 136. 153. 170. 187. 204. 221. 238. E-3

SAP2000 v14.0.0 - File:Bagus Agung Fasihul - Relative Virtual Work/Volume (PELAKSANAAN TETAP/PELAKSANAAN TETAP) - KN, m, C Units
SAP2000 6/9/22 20:53:12

55. 110. 165. 220. 275. 330. 385. 440. 495. 550. 605. 660. 715. 770. E-6

SAP2000 v14.0.0 - File:Bagus Agung Fasihul - Relative Virtual Work/Volume (RAILING1/RAILING1) - KN, m, C Units
SAP2000 6/9/22 20:54:13

9. 17. 26. 34. 43. 51. 60. 68. 77. 85. 94. 102. 111. 119. E-3

SAP2000 v14.0.0 - File:Bagus Agung Fasihul - Relative Virtual Work/Volume (TAMBAHAN PERKERASAN/TAMBAHAN PERKERASAN) - KN, m, C Units
SAP2000 6/9/22 20:55:03

13. 26. 39. 52. 65. 78. 91. 104. 117. 130. 143. 156. 169. 182. E-3

SAP2000 v14.0.0 - File:Bagus Agung Fasihul - Relative Virtual Work/Volume (TROTOAR + KERB/TROTOAR + KERB) - KN, m, C Units
SAP2000 6/9/22 20:55:53

13. 26. 39. 52. 65. 78. 91. 104. 117. 130. 143. 156. 169. 182. E-6

SAP2000 v14.0.0 - File:Bagus Agung Fasihul - Relative Virtual Work/Volume (UTILITAS PIPA1/UTILITAS PIPA1) - KN, m, C Units
SAP2000 6/9/22 20:57:20

0.18 0.36 0.54 0.72 0.90 1.08 1.26 1.44 1.62 1.80 1.98 2.16 2.34 2.52

SAP2000 v14.0.0 - File:Bagus Agung Fasihul - Relative Virtual Work/Volume (BEBAN ANGIN/BEBAN ANGIN) - KN, m, C Units
SAP2000 6/9/22 20:59:05

24. 48. 72. 96. 120. 144. 168. 192. 216. 240. 264. 288. 312. 336. E-3

SAP2000 v14.0.0 - File:Bagus Agung Fasihul - Relative Virtual Work/Volume (BEBAN LAJUR "D"/BEBAN LAJUR "D") - KN, m, C Units
SAP2000 6/9/22 21:00:19

0.60 1.20 1.80 2.40 3.00 3.60 4.20 4.80 5.40 6.00 6.60 7.20 7.80 8.40

SAP2000 v14.0.0 - File:Bagus Agung Fasihul - Relative Virtual Work/Volume (BEBAN PERMANEN/BEBAN PERMANEN) - KN, m, C Units
SAP2000 6/9/22 21:01:26

0.10 0.20 0.30 0.40 0.50 0.60 0.70 0.80 0.90 1.00 1.10 1.20 1.30 1.40

SAP2000 v14.0.0 - File:Bagus Agung Fasihul - Relative Virtual Work/Volume (BEBAN TRANSIEN/BEBAN TRANSIEN) - KN, m, C Units
SAP2000 6/9/22 21:03:26

25. 50. 75. 100. 125. 150. 175. 200. 225. 250. 275. 300. 325. 350. E-3

SAP2000 v14.0.0 - File:Bagus Agung Fasihul - Relative Virtual Work/Volume (BEBAN TRUK "T"/BEBAN TRUK "T") - KN, m, C Units
SAP2000 6/9/22 21:04:18

0.11 0.22 0.33 0.44 0.55 0.66 0.77 0.88 0.99 1.10 1.21 1.32 1.43 1.54

SAP2000 v14.0.0 - File:Bagus Agung Fasihul - Relative Virtual Work/Volume (DEAD/DEAD) - KN, m, C Units
SAP2000 6/9/22 21:06:29

0.35 0.70 1.05 1.40 1.75 2.10 2.45 2.80 3.15 3.50 3.85 4.20 4.55 4.90 E-3

SAP2000 v14.0.0 - File:Bagus Agung Fasihul - Relative Virtual Work/Volume (PEJALAN KAKI/PEJALAN KAKI) - KN, m, C Units
SAP2000 6/9/22 21:07:27

17. 34. 51. 68. 85. 102. 119. 136. 153. 170. 187. 204. 221. 238. E-3

SAP2000 v14.0.0 - File:Bagus Agung Fasihul - Relative Virtual Work/Volume (PELAKSANAAN TETAP/PELAKSANAAN TETAP) - KN, m, C Units
SAP2000 6/9/22 21:11:00

55. 110. 165. 220. 275. 330. 385. 440. 495. 550. 605. 660. 715. 770. E-6

SAP2000 v14.0.0 - File:Bagus Agung Fasihul - Relative Virtual Work/Volume (RAILING1/RAILING1) - KN, m, C Units
SAP2000 6/9/22 21:12:34

9. 17. 26. 34. 43. 51. 60. 68. 77. 85. 94. 102. 111. 119. E-3

SAP2000 v14.0.0 - File:Bagus Agung Fasihul - Relative Virtual Work/Volume (TAMBAHAN PERKERASAN/TAMBAHAN PERKERASAN) - KN, m, C Units
SAP2000 6/9/22 21:15:24

13. 26. 39. 52. 65. 78. 91. 104. 117. 130. 143. 156. 169. 182. E-3

SAP2000 v14.0.0 - File:Bagus Agung Fasihul - Relative Virtual Work/Volume (TROTOAR + KERB/TROTOAR + KERB) - KN, m, C Units
SAP2000 6/9/22 21:16:29

13. 26. 39. 52. 65. 78. 91. 104. 117. 130. 143. 156. 169. 182. E-6

SAP2000 v14.0.0 - File:Bagus Agung Fasihul - Relative Virtual Work/Volume (UTILITAS PIPA1/UTILITAS PIPA1) - KN, m, C Units
SAP2000 6/9/22 21:19:24

0.18 0.36 0.54 0.72 0.90 1.08 1.26 1.44 1.62 1.80 1.98 2.16 2.34 2.52

SAP2000 v14.0.0 - File:Bagus Agung Fasihul - Relative Virtual Work/Volume (BEBAN ANGIN/BEBAN ANGIN) - KN, m, C Units
SAP2000 6/9/22 21:20:21

24. 48. 72. 96. 120. 144. 168. 192. 216. 240. 264. 288. 312. 336. E-3

SAP2000 v14.0.0 - File:Bagus Agung Fasihul - Relative Virtual Work/Volume (BEBAN LAJUR "D"/BEBAN LAJUR "D") - KN, m, C Units
SAP2000 6/9/22 21:21:30

0.60 1.20 1.80 2.40 3.00 3.60 4.20 4.80 5.40 6.00 6.60 7.20 7.80 8.40

SAP2000 v14.0.0 - File:Bagus Agung Fasihul - Relative Virtual Work/Volume (BEBAN PERMANEN/BEBAN PERMANEN) - KN, m, C Units
SAP2000 6/9/22 21:22:32

0.10 0.20 0.30 0.40 0.50 0.60 0.70 0.80 0.90 1.00 1.10 1.20 1.30 1.40

SAP2000 v14.0.0 - File:Bagus Agung Fasihul - Relative Virtual Work/Volume (BEBAN TRANSIEN/BEBAN TRANSIEN) - KN, m, C Units
SAP2000 6/9/22 21:23:44

25. 50. 75. 100. 125. 150. 175. 200. 225. 250. 275. 300. 325. 350. E-3

SAP2000 v14.0.0 - File:Bagus Agung Fasihul - Relative Virtual Work/Volume (BEBAN TRUK "T"/BEBAN TRUK "T") - KN, m, C Units
SAP2000 6/9/22 21:24:29

0.11 0.22 0.33 0.44 0.55 0.66 0.77 0.88 0.99 1.10 1.21 1.32 1.43 1.54

SAP2000 v14.0.0 - File:Bagus Agung Fasihul - Relative Virtual Work/Volume (DEAD/DEAD) - KN, m, C Units
SAP2000 6/9/22 21:26:56

0.35 0.70 1.05 1.40 1.75 2.10 2.45 2.80 3.15 3.50 3.85 4.20 4.55 4.90 E-3

SAP2000 v14.0.0 - File:Bagus Agung Fasihul - Relative Virtual Work/Volume (PEJALAN KAKI/PEJALAN KAKI) - KN, m, C Units
SAP2000 6/9/22 21:28:44

17. 34. 51. 68. 85. 102. 119. 136. 153. 170. 187. 204. 221. 238. E-3

SAP2000 v14.0.0 - File:Bagus Agung Fasihul - Relative Virtual Work/Volume (PELAKSANAAN TETAP/PELAKSANAAN TETAP) - KN, m, C Units
SAP2000 6/9/22 21:30:24

55. 110. 165. 220. 275. 330. 385. 440. 495. 550. 605. 660. 715. 770. E-6

SAP2000 v14.0.0 - File:Bagus Agung Fasihul - Relative Virtual Work/Volume (RAILING1/RAILING1) - KN, m, C Units
SAP2000 6/9/22 21:31:47

17. 34. 51. 68. 85. 102. 119. 136. 153. 170. 187. 204. 221. 238. E-3

SAP2000 v14.0.0 - File:Bagus Agung Fasihul - Relative Virtual Work/Volume (PELAKSANAAN TETAP/PELAKSANAAN TETAP) - KN, m, C Units
SAP2000 6/9/22 21:32:37

13. 26. 39. 52. 65. 78. 91. 104. 117. 130. 143. 156. 169. 182. E-3

SAP2000 v14.0.0 - File:Bagus Agung Fasihul - Relative Virtual Work/Volume (TROTOAR + KERB/TROTOAR + KERB) - KN, m, C Units
SAP2000 6/9/22 21:33:40

13. 26. 39. 52. 65. 78. 91. 104. 117. 130. 143. 156. 169. 182. E-6

SAP2000 v14.0.0 - File:Bagus Agung Fasihul - Relative Virtual Work/Volume (UTILITAS PIPA1/UTILITAS PIPA1) - KN, m, C Units
SAP2000 6/9/22 21:38:08

0.18 0.36 0.54 0.72 0.90 1.08 1.26 1.44 1.62 1.80 1.98 2.16 2.34 2.52

SAP2000 v14.0.0 - File:Bagus Agung Fasihul - Relative Virtual Work/Volume (BEBAN ANGIN/BEBAN ANGIN) - KN, m, C Units
SAP2000 6/9/22 21:39:53

24. 48. 72. 96. 120. 144. 168. 192. 216. 240. 264. 288. 312. 336. E-3

SAP2000 v14.0.0 - File:Bagus Agung Fasihul - Relative Virtual Work/Volume (BEBAN LAJUR "D"/BEBAN LAJUR "D") - KN, m, C Units
SAP2000 6/9/22 21:40:35

0.60 1.20 1.80 2.40 3.00 3.60 4.20 4.80 5.40 6.00 6.60 7.20 7.80 8.40

SAP2000 v14.0.0 - File:Bagus Agung Fasihul - Relative Virtual Work/Volume (BEBAN PERMANEN/BEBAN PERMANEN) - KN, m, C Units
SAP2000 6/9/22 21:41:19

0.10 0.20 0.30 0.40 0.50 0.60 0.70 0.80 0.90 1.00 1.10 1.20 1.30 1.40

SAP2000 v14.0.0 - File:Bagus Agung Fasihul - Relative Virtual Work/Volume (BEBAN TRANSIEN/BEBAN TRANSIEN) - KN, m, C Units
SAP2000 6/9/22 21:41:59

25. 50. 75. 100. 125. 150. 175. 200. 225. 250. 275. 300. 325. 350. E-3

SAP2000 v14.0.0 - File:Bagus Agung Fasihul - Relative Virtual Work/Volume (BEBAN TRUK "T"/BEBAN TRUK "T") - KN, m, C Units
SAP2000 6/9/22 21:42:32

0.11 0.22 0.33 0.44 0.55 0.66 0.77 0.88 0.99 1.10 1.21 1.32 1.43 1.54

SAP2000 v14.0.0 - File:Bagus Agung Fasihul - Relative Virtual Work/Volume (DEAD/DEAD) - KN, m, C Units
SAP2000 6/9/22 21:43:21

0.35 0.70 1.05 1.40 1.75 2.10 2.45 2.80 3.15 3.50 3.85 4.20 4.55 4.90 E-3

SAP2000 v14.0.0 - File:Bagus Agung Fasihul - Relative Virtual Work/Volume (PEJALAN KAKI/PEJALAN KAKI) - KN, m, C Units
SAP2000 6/9/22 21:44:02

17. 34. 51. 68. 85. 102. 119. 136. 153. 170. 187. 204. 221. 238. E-3

SAP2000 v14.0.0 - File:Bagus Agung Fasihul - Relative Virtual Work/Volume (PELAKSANAAN TETAP/PELAKSANAAN TETAP) - KN, m, C Units
SAP2000 6/9/22 21:44:40

55. 110. 165. 220. 275. 330. 385. 440. 495. 550. 605. 660. 715. 770. E-6

SAP2000 v14.0.0 - File:Bagus Agung Fasihul - Relative Virtual Work/Volume (RAILING1/RAILING1) - KN, m, C Units
SAP2000 6/9/22 21:45:32

9. 17. 26. 34. 43. 51. 60. 68. 77. 85. 94. 102. 111. 119. E-3

SAP2000 v14.0.0 - File:Bagus Agung Fasihul - Relative Virtual Work/Volume (TAMBAHAN PERKERASAN/TAMBAHAN PERKERASAN) - KN, m, C Units
SAP2000 6/9/22 21:46:16

13. 26. 39. 52. 65. 78. 91. 104. 117. 130. 143. 156. 169. 182. E-3

SAP2000 v14.0.0 - File:Bagus Agung Fasihul - Relative Virtual Work/Volume (TROTOAR + KERB/TROTOAR + KERB) - KN, m, C Units
SAP2000 6/9/22 21:47:08

13. 26. 39. 52. 65. 78. 91. 104. 117. 130. 143. 156. 169. 182. E-6

SAP2000 v14.0.0 - File:Bagus Agung Fasihul - Relative Virtual Work/Volume (UTILITAS PIPA1/UTILITAS PIPA1) - KN, m, C Units
SAP2000 6/9/22 21:51:19

SAP2000 v14.0.0 - File:Bagus Agung Fasihul - Deformed Shape (BEBAN ANGIN) - KN, m, C Units
SAP2000 6/9/22 21:52:11

SAP2000 v14.0.0 - File:Bagus Agung Fasihul - Deformed Shape (BEBAN PERMANEN) - KN, m, C Units
SAP2000 6/9/22 21:52:45

SAP2000 v14.0.0 - File:Bagus Agung Fasihul - Deformed Shape (BEBAN TRANSIEN) - KN, m, C Units

Anda mungkin juga menyukai