Anda di halaman 1dari 3

Nama : Fachlul Azmi

Nim : 20329049

Mata Kuliah : Fikih Mawaris, Jinayah, dan Siyasah

TUGAS I

1. Bagaimanakah sistem kewarisan sebelum Islam datang?

Jawab:

Pada zaman Jahiliyah, misalnya, bangsa Arab sudah menerapkan pembagian waris yang

amat merugikan perempuan. Saat itu, yang berhak mendapatkan hak waris dari orang yang

meninggal dunia hanyalah laki-laki. Namun tidak semua laki-laki bisa memperoleh harta

warisan. Yang boleh mewaris hanyalah laki-laki dewasa yang telah mahir naik kuda dan

memanggul senjata ke medan perang serta memboyong harta ganimah (rampasan perang)

2. Apa sajakah syarat-syarat dari harta yang dapat diwariskan?

Jawab:

1. Milik dari pewaris secara sempurna, yaitu dia pemilik zat (materi) dan

manfaatnya

2. Harta tersebut telah bersih dari hak orang yang tersangkut padanya yaitu biaya

penyelenggaraan jenazah dan hutang QS. An-Nisa’/4:11

3. Wasiat yang telah ditentukan pewaris pada masa hidupnya, dalam batas tidak

lebih dari sepertiga

3. Jelaskan konsep waris dalam QS An-Nisa/4: 11!

Jawab:
Allah mensyariatkan, yakni mewajibkan, kepada kamu tentang pembagian harta

warisan untuk anak-anak kamu baik laki-laki atau perempuan, dewasa atau kecil,

yaitu bagian seorang anak laki-laki apabila bersamanya ada anak perempuan dan

tidak ada halangan yang ditetapkan agama untuk memperoleh warisan, disebabkan

karena membunuh pewaris atau berbeda agama, maka ia berhak memperoleh harta

warisan yang jumlahnya sama dengan bagian dua orang anak perempuan, karena

lakilaki mempunyai tanggung jawab memberi nafkah bagi keluarga. Dan jika anak itu

semuanya perempuan yang jumlahnya lebih dari dua dan tidak ada bersama

keduanya seorang anak lelaki, maka bagian mereka adalah dua pertiga dari harta

warisan yang ditinggalkan ibu atau ayahnya. Jika dia, anak perempuan, itu seorang

diri saja dan tidak ada bersamanya anak laki-laki, maka dia memperoleh harta

warisan setengah dari harta yang ditinggalkan orang tuanya. Demikianlah harta

warisan yang diterima anak apabila orang tua mereka meninggal dunia dan

meninggalkan harta. Dan apabila yang meninggal dunia adalah anak laki-laki atau

perempuan, maka untuk kedua ibu-bapak mendapat bagian masing-masing

seperenam dari harta yang ditinggalkan oleh sang anak. Jumlah itu menjadi hak

bapak dan ibu, jika dia yang meninggal itu mempunyai anak laki-laki atau

perempuan. Akan tetapi, jika dia yang meninggal itu tidak mempunyai anak laki-laki

atau perempuan dan harta dia diwarisi oleh kedua ibu-bapaknya saja, maka ibunya

mendapat bagian warisan sepertiga dan selebihnya untuk ayahnya. Jika dia yang

meninggal itu mempunyai beberapa saudara dua atau lebih, baik saudara seibu dan

sebapak, maupun saudara seibu atau sebapak saja, lelaki atau perempuan, dan yang

meninggal tidak mempunyai anak, maka ibunya mendapat bagian warisan

seperenam dari harta waris yang ditinggalkan, sedang ayahnya mendapat sisanya.
Pembagian-pembagian tersebut di atas dibagikan kepada ahli warisnya yang berhak

mendapatkan setelah dipenuhi wasiat yang dibuatnya sebelum meninggal dunia

atau setelah dibayar utangnya

4. Apakah yang dimaksud dengan ahli waris?

Jawab:

Ahli waris adalah orng yangberhak menerima harta warisan dari pewaris. Untuk

berhaknya dia menerima harta warisan itu disyariatkan dia telah dan masih hidup

saat terjadinya kematian pewaris.

5. Apakah perbedaan harta waris dan harta peninggalan?

Jawab:

Harta peninggalan adalah semua harta yang ditinggalkan oleh si mayyit. Seangkan

harta warisan adalah bagian harta peninggalan si mayyit setelah di bayar hutang,

wasiat, keperluan urus jenazah serta kebajiban yang lainnnya

Anda mungkin juga menyukai