Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN

HIPERTERMIA DAN HIPOTERMIA

KOORDINATOR MATA KULIAH:


Hj. Asni Hasaini, S.Kep.Ns.M.Kep

DI SUSUN OLEH:
NAMA : TIARA
NIM : 20201440120087
KELAS : VB

YAYASAN BANJAR INSAN PRESTASI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INTAN MARTAPURA
DIPLOMA TIGA KEPERAWATAN
2021/2022
LAPORAN PENDAHULUAN

HIPERTERMIA

A. Pengertian

Hipertermi adalah keadaan di mana individu mengalami atau beresiko mengalami


peningkatan suhu tubuh lebih dari 37oC (100oF) peroral atau 38,8oC (101oF) per rectal karena
peningkatan kerentanan terhadap faktor-faktor eksternal (Lynda Juall Carpenito, edisi 6 hal
152.1998).

Hipertermi adalah peningkatan suhu tubuh di atas kisaran normal (NANDA,2010).

Hipotermi adalah suatu keadaan di mana individu mengalami atau beresiko untuk
mengalami penurunan suhu tubuh di bawah 35,5oC (96oF) per rectal disebabkan oleh
peningkatan faktor-faktor eksternal (Carpenito, 2000).

B. Etiologi

Disebabkan oleh infeksi, suhu lingkungan yang terlalu panas campuran dari gangguan
infeks. Keadaan ini terjadi bila bayi diletakkan di dekat api atau ruangan yang berudara
panas. Selain itu, dapat pula disebabkan gangguan otak atau akibat bahan toksis yang dapat
menyebabkan demam disebut pirogen. Zat pirogen ini dapat berupa protein dan zat lain,
terutama toksin polisakarida, yang dilepas oleh bakteri toksik/pirogen yang dihasilkan dari
degenerasi jaringan tubuh dapat menyebabkan demam selama sakit.

C. Jenis – jenis suhu tubuh


1. Hipotermi : Bila suhu tubuh kurang dari 360c
2. Normal : Bila suhu tubuh berkisar di antara 36-37,50c
3. Febris : Bila suhu tubuh diantara 37,5-400c
4. Hipertermi : Bila suhu tubuh lebuh dari 400C
D. Tempat untuk mengukur suhu badan seseorang yaitu :

1. Ketiak/ axilla ( waktu sekitar 10 – 15 menit )

Dilakukan jika oral dan rektal tidak bisa dan paling tidak akurat oleh karena kondisi
mudah dipengaruhi oleh suhu lingkungan

2. Anus/ dubur/ rectal ( waktu sekitar 3-5 menit )

Lebih akurat daripada pemeriksaan oral, tidak dilakukan pada pasien diare, ca anus atau
sakit jantung ( peningkatan tekanan pembuluh darah di anus ).

3. Mulut/ oral ( waktu sekitar 2-8 menit )

Tidak dilakukan pada pasien pingsan, bernapas dengan mulut , dengan terapi oksigen,
sedang makan/ minum(tunggu 30 menit untuk memberi waktu jaringan ke suhu normal

E. Patofisiologi

Pusat pengaturan suhu tubuh terletak di hipotalamus dimana terdapat suatu pusat
kecil yang mengatur suhu tubuh disebut preoptik hipotalamus anterior. Pemanasan daerah
ini menyebabkan vasodilatasi atau vasokontriksi pembuluh darah tubuh. Hipertermi atau
peningkatan suhu tubuh terjadi karena beberapa hal salah satunya yaitu, terinfeksi kuman
penyakit dimana kuman tersebut masuk kepembuluh darah dan akan direspon oleh tubuh
deangan pengeluaran endotoksin yang akan merangsang hipotalamus untuk mengatur suatu
proses inflamasi dimana inflamasi merupakan respon dari suatu organism terhadap kuman
pathogen yangb masuk kedalam tubuh, sehingga tubuh akan bereaksi denga cara
meningkatkan suhuh tubuh atau hipertermi.
F. Manifestasi Klinis

a. Hipertermi

Mayor ( harus terdapat )

1. Suhu lebih tinggi dari 37,80C peroral atau 38,80C per rectal

2. Kulit hangat

3. Takikardi

Minor ( mungkin terdapat )

1. Kulit kemerahan

2. Peningkatan kedalaman pernafasan

3. Nyeri dan sulit yang spesifik atau umum ( mis., sakit kepala )

4. Malaise, keletihan, kelemahan

5. Menggigil/ merinding

6. Perasaan hangat atau dingin

7. Kehilangan nafsu makan

8. Berkeringat

G. Kompikasi

1. Dehidrasi : Demam meningkatkan penguapan cairan tubuh.

2. Kejang ( sepsis ) : Jarang sekali terjadi ( 1 dari 30 anak demam ), sering terjadi pada
anak usia 6 bulan – 5 tahun. Serangan dalam 24 jam pertama demam dan umumnya
sebentar dan berulang.
H. Penatalaksanaan medis dan keperawatan

a. Hipertermi

1. Penatalaksanaan medis

Tindakan yang diberikan meliputi :

 Pemberian obat antipiretik dan antibiotic

 Pemberian cairan infuse

2. Penatalaksanaan Keperawatan

Tindakan yang dilakukan meliputi :

 Bina hubungan saling percaya ( BHSP )

 Observasi TTV

 Beri kompres

 Anjurkan minum banyak air

 Anjurkan menggunakan pakaian dan selimut yang tipis

I. Pemeriksaan Diagnostik

1. Pemeriksaan darah lengkap : Mengidentifikasi kemungkinan terjadinya resiko infeksi


bakteri atau virus, seperti : Influenza
J. Diagnosa Keperawatan

a. Hipertermi

1. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan dehidrasi

2. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan terpapar lingkungan yang panas

3. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan peningkatan metabolik

4. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi

K. Perencanaan

a. Hipertermi

1. Diagnosa keperawatan : Peningkatan suhu tubuh

2. Rencana Tujuan

Setelah diberikan askep diharapkan pasien tidak panas lagi dengan kriteria hasil :

Pasien tidak panas, suhu 36 - 370C, mukosa bibir lembab, konjungtiva merah
muda,kulit tidak tampak kemerahan, Wbc normal ( 4 - 10 k/ul) .

3. Rencana Tindakan

Rencana Tindakan Rasional

a. Observasi TTV - Untuk mengetahui keadaan umum pasien


sehingga dapat menentukan rencana
selanjutnya
b. Kaji keadaan umum pasien - Untuk mengetahui perkembangan pasien

c. Beri pasien banyak minum - Dengan minum yang banyak akan dapat
menggantikan cairan yang hilang akibat
penguapan cairan tubuh yang meningkat.

d. Beri pasien kompres hangat - Kompres hangat dapat mendilatasi pembuluh


darah dan terjadi perpindahan panas secara
konduksi sehingga suhu tubuh menjadi
normal.

e. Kolaborasi dalam pemberian obat - Untuk menurunkan panas tubuh yang


antipiretik dan antibiotik berlebihan

f. Kolaborasi pemberisaan infuse - Untuk menentukan cairan dalam tubuh


Daftar Pustaka

Carpenito. Lynda Juall. 1998. Diagnosa Keperawatan edisi 6. Jakarta. Jakarta. EGC

Doengoes. Marlyn E. 1999. Rencana Keperawatan. Edisi 5. Jakarta : EGC

Santosa, Budi ( 2005 – 2006 ). Panduan Diagnose Keperawatan NANDA. Prima Medika.
Jakarta : EGC
LAPORAN PENDAHULUAN

HIPOTERMIA

A. Definisi Hipotermia
Beberapa definisi hipotermia dari beberapa sumber :
1. Menurut Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirahardjo (2001),bayi hipotermia adalah
bayi dengan suhu badan dibawah normal.adapun suhu normal pada neonatus
adalah 36,5o-37,5oC. Gejala awal pada hipotermi apabila suhu <36o C atau kedua kaki
dan tangan teraba dingin. Bila seluruh tubuh bayi terasa dingin maka bayi
sudah mengalami hipotermia sedang (suhu 320-36o C). Disebut hipotermia berat bila
suhu <32o C diperlukan termometer ukuran rendah yang dapat mengukur sampai 25o C.
2. Menurut Indarso F(2001), disamping sebagai suatu gejala,hipotermia merupakan awal
penyakit yang berakhir dengan kematian.
3. Menurut Sandra M.T (1997),hipotermi yaitu suatu kondisi dimana suhu
tubuh inti turun sampai dibawah 35o C.

B. Klasifikasi Hipotermia
1. Hipotermi spintas.
Yaitu penurunan suhu tubuh1-2◦c sesudah lahir. Suhu tubuh akan menjadi
normal kembali setelah bayi berumur 4-8 jam, bila suhu ruang di atur sebaik-baiknya.
Hipotermi sepintas ini terdapat pada bayi dengan BBLR, hipoksia, resusitasi lama,
ruangan tempat bersalin yang dingin, bila bayi segera di bungkus setelah lahir
terlalucepat di mandikan (kurang dari 4 -6 jam sesudah lahir).
2. Hipotermi akut.
Terjadi bila bayi berada di lingkungan yang dingin selama 6-12 jam, terdapat pada
bayi dengan BBLR, diruang tempat bersalin yang dingin, incubator yang cukup panas.
Terapinya adalah: segeralah masukan bayi segera kedalam inkubataor yang suhunya
sudah menurut kebutuhan bayi dan dalam kaadaan telanjang supaya dapat di awasi
secara teliti. Gejala bayi lemah,gelisah, pernafasan dan bunyi jantung lambat serta kedu
kaki dingin.
3. Hipotermi sekunder
Penurunan suhu tubuh yang tidak di sebabkan oleh suhu lingkungan yang dingin,
tetapi oleh sebab lain seperti sepsis, syndrome gangguan nafas, penyakit jantung bawaan
yang berat,hipoksia dan hipoglikemi, BBLR. Pengobatan dengan mengobati penyebab
Misalnya: pemberian antibiotika,larutan glukosa, oksigen dan sebagainya.
4. Cold injuri
Yaitu hipotermi yang timbul karena terlalu lama dalam ruang dingin(lebih dari
12 jam). Gejala: lemah, tidak mau minum, badan dingin, oligoria , suhu berkisar sekitar
29,5◦c-35◦c, tidak banyak bergerak, oedema, serta kemerahan pada tangan, kaki dan
muka, seolah-olah dalam keadaan sehat, pengerasan jaringan sub kutis. Pengobatan :
memanaskan secara perlahan-lahan, antibiotika, pemberian larutan glukosa10% dan
kastikastiroid.
· Aktifitas berkurang
· Suhu badan dibawah 36◦c
· Lemah
· Perabaan terhadap tubuhnya teraba dingin
· Telapak kaki dingin (ini merupakan pertanda bahwa
hipoterminya sudah berlngsung lama)
· Kaki, tangan dan badannya akan mengeras(sklerema)

1. Etiologi Hipotermi
Penyebab terjadinya hipotermi pada bayi yaitu :
1. Jaringan lemak subkutan tipis.
2. Perbandingan luas permukaan tubuh dengan berat badan besar.
3. Cadangan glikogen dan brown fat sedikit.
4. Bayi baru lahir tidak ada respon shivering (menggigil) pada reaksi kedinginan.
5. Kurangnya pengetahuan perawat dalam pengelolaan bayi yang berisiko
tinggi mengalami hipotermia.
6. Bayi dipisahkan dari ibunya segera mungkin setelah lahir.
7. Berat lahir bayi yang kurang dan kehamilan prematur.
8. Tempat melahirkan yang dingin.
9. Bayi asfiksia, hipoksia, resusitasi yang lama, sepsis,sindrom dengan pernapasan,
hipoglikemia perdarahan intra kranial.

Faktor pencetus hipotermia menurut Depkes RI,1992 :


1. Faktor lingkungan.
2. Syok.
3. Infeksi.
4. Gangguan endokrin metabolik.
5. Kurang gizi
6. Obat-obatan.
7. Aneka cuaca

Mekanisme hilangnya panas pada bayi yaitu :


1. Radiasi adalah panas yang hilang dari objek yang hangat (bayi) ke
objekyang dingin. Misal BBL diletakkan ditempat yang dingin.
2. Konduksi adalah pindahnya panas tubuh bayi karena kulit bayi langsung
kontak dengan permukaan yang lebih dingin. Misal popok atau celana basah
tidak langsung diganti.
3. Konveksi adalah hilangnya panas dari bayi ke udara sekelilingnya. Misal
BBL diletakkan dekat pintu atau jendela terbuka.
4. Evaporasi adalah hilangnya panas akibat penguapan dari air pada kulit
bayi misalnya cairan amnion pada bayi

D. Patofisiologi Hipotermi
Sewaktu kulit bayi menjadi dingin, saraf afferen menyampaikan pada sentral pengatur
panas di hipothalamus. Saraf yang dari hipothalamus sewaktu mencapaib rown
fat memacu pelepasan noradrenalin lokal sehingga trigliserida dioksidasi menjadi gliserol
dan asam lemak.Blood gliserol level meningkat, tetapi asam lemak secara lokal
dikonsumsi untuk menghasilkan panas. Daerah brown fat menjadi panas, kemudian
didistribusikan ke beberapa bagian tubuh melalui aliran darah.
Ini menunjukkan bahwa bayi akan memerlukan oksigen tambahan dan glukosa
untuk metabolisme yang digunakan untuk menjaga tubuh tetap
hangat.Methabolicther mogenesis yang efektif memerlukan integritas dari sistem syaraf
sentral,kecukupan darib r own fat, dan tersedianya glukosa serta oksigen. Perubahan
fisiologis akibat hipotermia yang terjadi pada sistem syaraf pusat antara lain depresi linier
dari metabolisme otak, amnesia, apatis, disartria, pertimbangan yang terganggu adaptasi
yang salah, EEG yang abnormal, depressi kesadaran yang progresif, dilatasi pupil, dan
halusinasi. Dalam keadaan berat dapat terjadi kehilangan autoregulasi otak, aliran darah
otak menurun, koma, refleks okuli yang hilang, dan penurunanyangprogressif dari aktivitas
EEG.
Bayi hipotermi adalah bayi dengan suhu badan di bawah normal. Suhu normal pada
bayi neonatus adalah adalah 36,5-37,5 derajat Celsius (suhu ketiak). Hipotermi merupakan
salah satu penyebab tersering dari kematian bayi baru lahir, terutama dengan berat badan
kurang dari 2,5 Kg Gejala awal hipotermi apabila suhu kurang dari 36 derajat Celsius atau
kedua kaki dan tangan teraba dingin.

E. Tanda dan Gejala Hipotermi


1. Tanda-tanda hipotermia sedang :
a) Aktifitas berkurang.
b) Tangisan lemah.
c) Kulit berwarna tidak rata (cutis malviorata).
d) Kemampuan menghisap lemah.
e) Kaki teraba dingin.
f) Jika hipotermia berlanjut akan timbul cidera dingin.
2. Tanda-tanda hipotermia berat :
a) Aktifitas berkurang,letargis.
b) Bibir dan kuku kebiruan.
c) Pernafasan lambat.
d) Bunyi jantung lambat.
e) Selanjutnya mungkin timbul hipoglikemia dan asidosis
f) metabolik.
g) Risiko untuk kematian bayi.
3. Tanda-tanda stadium lanjut hipotermia :
a) Muka,ujung kaki dan tangan berwarna merah terang.
b) Bagian tubuh lainnya pucat.
c) Kulit mengeras merah dan timbul edema terutama pada
d) punggung,kaki dan tangan(sklerema).

F. Komplikasi
Hipotermi yang terjadi pada bayi apabila tidak tertangani dengan tepat akan menyebabkan
beberapa gangguan yang akan menyertai yakni:
1. Gangguan sistem saraf pusat: koma,menurunnya reflex mata(seperti mengdip)
2. Cardiovascular: penurunan tekanan darah secara berangsur, menghilangnya tekanan
darah sistolik
3. Pernafasan: menurunnya konsumsi oksigen
4. Saraf dan otot: tidak adanya gerakan, menghilangnya reflex perifer

G. Diagnosis Keperawatan

Hipotermia berhubungan dengan kekurangan lemak subkutan ditandai dengan kulit teraba
dingin,menggigil, suhu tubuh dibawah nilai normal, akrosianosis, bradikardi, dasar kuku
sianotik, hipoglikemia, hipoksia, pengisian kapiler > 3 detik, konsumsi oksigen meningkat,
vensilasi menurun, piloereksi, takikardia, vasokontriksi perifer, kutis memorata. (Tim Pokja
SDKI DPP PPNI, 2016)

1. Rencana Keperawatan

Rencana keperawatan pada hipotermia

i. NOC : Thermoregulation (Sue Moorhead dkk, 2016)

Thermoregulation : neonate
Kriteria Hasil :

1) Suhu tubuh dalam rentang normal

2) Nadi dan RR dalam rentang normal

ii. Intervensi (Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018):

Manajemen Hipotermia

Observasi

1. Monitor suhu pasien menggunakan alat pengukuran dan rute yang paling tepat.
2. Mengidentifikasi penyebab Hipotermia(misalnya terpapar suhu lingkungan
yang rendah, pakaian tipis, kerusakan hipotalamus, penurunan laju
metabolisme, kekurangan lemak subkutan )
3. Monitor tanda dan gejala akibat hipotermia

Terapeutik

1. Sediakan lingkungan yang hangat ( misalnya atur suhu ruangan, inkubator).


2. Ganti pakaian atau linen yang basah
3. Lakukan penghangatan pasif ( misalnya memberi selimut, penutup kepala,
pakaian tebal)
4. Lakukan penghangatan aktif ( misalnya infus cairan hangat, oksigen hangta,
lavase peritoneal dengan cairan hangat )

Edukasi

1. Anjurkan makan/minum hangat

Perawatan Kanguru

Observasi

1) Monitor faktor orang tua yang mempengaruhi keterlibatannya dalam perawatan


Terapeutik

1) Pastikan status fisiologi bayi terpenuhi dalam perawatan


2) Sediakan lingkungan yang tenang, nyaman dan hangat
3) Berikan kursi pada orang tua jika diperlukan
4) Posisikan bayi telungkup tegak lurus di dada orang tua
5) Miringkan kepala bayi ke salah satu sisi kanan atau kiri dengan kepala sedikit
tengadah
6) Hindari mendorong kepala fleksi dan hiperkstensi
7) Biarkan bayi telanjang hanya menggunakan popok, kaus kaki dan juga topi
8) Posisikan panggul dan lengan bayi dalam posisi fleksi
9) Posisikan bayi diamankan dengan kain panjang atau pengikat lainnya
10) Buat ujung pengikat tepat berada di bawah kuping bayi

Edukasi

1) Jelaskan tujuan dan prosedur perawatan kanguru


2) Jelaskan keuntungan kontak kulit ke kulit orang tua dan bayi
3) Anjurkan orang tua menggunakan pakaian nyaman, bagian depan terbuka
DAFTAR PUSTAKA

2009. Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir dengan Hipoterm Sedang Terhadap
Bayi. Jakarta : http://d3kebidanan.blogspot.com (diakses tanggal 15 oktober 2011 jam
16.53 WIB)
Getty.2011.Bila Bayi Alami Hipotermia. Jakarta : http://lifestyle.okezone.com (diakses
tanggal 12 Maret 2013, jam 17.00 WIB)
Ronaldo.2009.Pertolongan Pertama untuk Bayi dan Anak (terjemahan). Jakarta (halaman
90-91)
Penanganan Esensial dasar Kegawat-Daruratan Obstetri dan Bayi Baru Lahir. Jakarta
(halaman 75-76)
Saifudin,Abdul Bari,George Adriaansz,Gulardi Hanifa
Wiknjosastro,DjokoWaspodo.2009.AcuanNasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta (halaman372-374).
Wiknjosastro,Gulardi H,George Adriaansz,Omo Abdul Madjid,R.Soerjo
Hardjono,J.M.Seno Adjie.2008.Asuhan Persalinan Normal.Jakarta( Halaman 123-126).

Anda mungkin juga menyukai