Anda di halaman 1dari 5

PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR WILAYAH SUNGAI BRANTAS

 LATAR BELAKANG

Maksud dan tujuan penyusunan pola pengelolaan SDA WS Brantas adalah


menyusun kerangka dasar/awal pengelolaan SDA yang ada di WS Brantas
dengan prinsip keterpaduan antara air permukaan dan air tanah serta
keseimbangan antara upaya konservasi SDA dan pendayagunaan SDA, sehingga
dapat menjamin terselenggaranya pengelolaan SDA secara terpadu, terkoordinasi
dan berkesinambungan dalam kurun waktu tertentu (sampai tahun 2030)
- Sasaran dari penyusunan pola pengelolaan SDA WS Brantas adalah:
1. Memberikan arahan kebijakan yang menyangkut tata guna air, tata guna
sumber daya alam, tata guna tanah serta kebijakan penataan ruang.
2. Memberikan arahan terjaminnya ketersediaan air untuk kepentingan masa kini
dan masa yang akan datang
3. Memberikan arahan pengembangan kawasan pembangunan yang berkaitan
dengan SDA antara lain kawasan budidaya, pusat-pusat perkembangan
pemukiman, sistem sarana dan prasarana wilayah.

Visi pola pengelolaan sumber daya air di WS Brantas ini adalah ”Pengelolaan
sumber daya air berkelanjutan sebagai landasan kesejahteraan masyarakat”

Di dalam visi ini termaktub pengertian bahwa sumber daya air di WS Brantas
merupakan faktor dasar yang bila dikelola dengan baik akan memberikan jaminan
keberlanjutan bagi pertumbuhan ekonomi, sosial dan budaya masyarakat.
Sepanjang sejarah peradaban di WS Brantas, sungai beserta air yang mengalir
padanya telah membentuk karakter ekonomi dan sosial masyarakat. Demikian
pula pada zaman modern ini, khususnya sejak Republik Indonesia berdiri hingga
kini, sungai beserta potensi airnya telah menjadi pendukung utama kemajuan
ekonomi, sosial dan budaya di WS Brantas.

Adapun misi untuk pola pengelolaan sumber daya air WS Brantas adalah:
1) Melakukan konservasi sumber daya air sehingga dapat dicapai pendayagunaan
sumber daya air yang optimal sekaligus diperoleh pengendalian daya rusak air
yang maksimal.

2) Mengembangkan potensi air yang ada beserta aspek kelembagaan dan


pembiayaannya demi tercapainya tata kelola sumber daya air yang lebih berhasil
guna.

3) Meningkatkan partisipasi seluruh pemangku kepentingan dalam mengelola


sumber daya air yang ditopang dengan data dan informasi yang memadai

 METODE

Strategi dan Metode Konservasi Lingkungan Sungai


a) Strategi Konservasi Lingkungan Sungai mengarah pada:
− Meningkatkan fungsi dan kemanfaatan sungai serta mengendalikan daya
rusaknya terhadap lingkugan.
− Meningkatkan kepedulian masyarakat di sekitar sungai dalam menjaga
kelestarian sungai.
− Menetapkan peruntukan pada daerah sempadan sungai yang
menyangkut batas sempadan dan peruntukan lahannya, sesuai dengan
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 63/PRT/1993.
b) Metode Konservasi Lingkungan Sungai mengarah pada:
− Mengidentifikasi bangunan pengaman sungai (tanggul dan parapet) yang
telah dilaksanakan.
− Menentukan batas garis sempadan sungai sesuai peraturan
perundangundangan.
− Sosialisasi lingkungan dan melibatkan masyarakat dalam menjaga
kelestarian sungai.
− Mengidentifikasi profil sungai untuk mengetahui morfologi sungai
(degradasi, agradasi dan meandering sungai).

 ANALISA
Strategi Pengelolaan Sumber Daya Air Strategi merupakan arahan secara
konsep agar serangkaian kegiatan atau usaha dapat mencapai tujuan yang
diinginkan. Strategi dalam Pola Pengelolaan Sumber Daya Air WS
Brantas ini diarahkan pada dua cakupan umum, yaitu :
− Pengelolaan sumber daya air untuk tujuan konservasi sumber daya air
dan pengendalian daya rusak secara terpadu dan menyeluruh guna
mencapai manfaat yang optimal dalam memenuhi hajat hidup dan
kehidupan rakyat.
− Pengelolaan sumber daya air dilaksanakan dalam pola tata ruang yang
serasi dan terkoordinasi dengan sektor lainnya sehingga diperoleh manfaat
yang optimal dan menjamin fungsi kelestarian sumber daya alam dan
lingkungan hidup.

Untuk memenuhi tujuan tersebut maka penajaman strategis yang


diidentifikasi mencakup:
− Pengelolaan sumber daya di WS Brantas harus mengindahkan 3 (tiga)
aspek pengelolaan sumber daya air, yakni: konservasi, pendayagunaan dan
pengendalian daya rusak air.
− Orientasi pola pengelolaan harus memperhatikan kewilayahan (zoning)
dari suatu WS, yang mencakup daerah hulu, tengah dan hilir, beserta
keragaman kondisinya. − Memakai rentang waktu jangka pendek,
menengah dan panjang.
− Penyusunan pola harus menekankan pada: (i) pengendalian banjir di
induk aliran (mainstream) Brantas; (ii) keberadaan Gunung Kelud dan
Semeru; (iii) pasokan air untuk pemanfaat-pemanfaat utama; (iv)
degradasi lingkungan perairan; (v) tingginya derajat erosi dan sedimentasi;
dan (vi) kekeringan.

A. Konservasi Sumber Daya Air


Agar proses pemanfaatan SDA bisa dilakukan secara berkelanjutan, maka
SDA perlu dijaga kelestariannya, baik dari kuantitas maupun kualitasnya.
Oleh karena itu, perlu dilakukan usaha-usaha perlindungan dan pelestarian
sumber air melalui kegiatan fisik dan non fisik. Konsep strategi
pengelolaan sumber daya air pada aspek konservasi SDA di WS Brantas
diarahkan untuk beberapa tujuan sebagai berikut :
- Rehabilitasi hutan dan lahan.
- Peningkatan pemahaman masyarakat mengenai pengelolaan lingkungan
sungai dan konservasi - Pembuatan bangunan pengendali sedimen di hulu
dan penerapan pembuatan sumur resapan
- Penetapan peraturan-perundangan baru yang mendorong usaha-usaha
pelestarian air dan pelarangan segala macam kegiatan budidaya disekitar
lokasi sumber air
- Penciptaan mekanisme insentif dan disinsentif untuk pengelolaan air
serta pelaksanaan kegiatan Prokasih secara intensif dan berkelanjutan
- Pengendalian dan penanganan limbah, pengendalian kualitas air melalui
instrumen ekonomi dengan penerapan Pay Polluter Principle serta
penegakan hukum terhadap pembuang limbah

B. Pendayagunaan SDA
Pendayagunaan SDA dilakukan melalui kegiatan penatagunaan,
penyediaan, penggunaan, pengembangan dan pengusahaan sumber daya
air secara optimal, yang ditujukan untuk memanfaatkan SDA secara
berkelanjutan dan didasarkan pada keterkaitan antara air permukaan
dengan air tanah. Konsep strategi pengelolaan sumber daya air pada aspek
pendayagunaan SDA di WS Brantas diarahkan untuk beberapa tujuan
sebagai berikut :
- Penyusunan penghitungan alokasi air secara terpadu dan efisien -
Pembangunan, peningkatan, rehabilitasi dan pemeliharaan sarana dan
prasarana penyediaan air
- Penegakan hukum dalam ketertiban pengambilan/penggunaan air,
perizinan penggunaan air dan alokasi air serta pengendalian distribusi air
- Pengerukan sedimen dan mereview pola operasi waduk, pengembangan
sistem irigasi teknis serta penerapan dan pengembangan teknologi
pertanian

C. Pengendalian Daya Rusak Air


Pengendalian daya rusak air adalah upaya untuk mencegah,
menanggulangi dan memulihkan kerusakan kualitas lingkungan yang
disebabkan oleh daya rusak air. Konsep strategi pengelolaan sumber daya
air pada aspek pengendalian daya rusak air di WS Brantas diarahkan untuk
tujuan sebagai berikut :
- Strategi pengelolaan sumber daya air pada aspek konservasi seperti
tersebut diatas
- Perencanaan pengendalian banjir yang komprehensif,
penerapan/pembuatan system peringatan dini berbasis masyarakat
- Perbaikan dan pemeliharaan sungai secara berkesinambungan serta
pembentukan institusi terkait O&P sungai
- Penanggulangan dan pengendalian degradasi dasar sungai baik secara
teknis maupun non teknis
- Penegakan hukum dan Penertiban penambangan pasir

Anda mungkin juga menyukai