LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN METAMORF 1
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
a. Metamorfosa Kataklastik
Metamorfosa yang diakibatkan oleh deformasi mekanis, seperti yang terjadi
pada dua blok batuan yang mengalami pergeseran satu dan lainnya disepajang suatu
zona sesar / patahan. Panas yang ditimbulkan oleh gesekan yang terjadi disepanjang
zona patahan inilah yang mengakibatkan batuan tergerus dan termetamorfosokan
Pada dasarnya metamorfosa terjadi karena beberapa mineral hanya akan stabil
pada kondisi tekanan dan temperatur tertentu. Ketika tekanan dan temperaturnya
berubah, reaksi kimia terjadi akan menyebabkan mineral-mineral yang terdapat
dalam batuan berubah menjadi sekumpulan mineral yang stabil pada kondisi tekanan
dan temperatur yang baru. Namun demikian proses ini sangat komplek, seperti
seberapa besar tekanan yang diperlukan agar supaya batuan berubah, waktu yang
dibutuhkan untuk merubah batuan, ada tidaknya larutan fluida selama proses
metamorfosa.
a. Temperatur
Naiknya temperatur seiring dengan kedalaman bumi sesuai dengan gradient
geothermal. Dengan demikian temperatur semakin tinggi dapat terjadi pada batuan
yang berada jauh didalam bumi. Temperatur dapat juga meningkat karena adanya
intrusi batuan.
b. Tekanan
Tekanan juga akan meningkat dengan kedalaman bumi, dengan demikian
tekanan dan temperatur akan bervariasi disetiap tempat di kedalaman bumi. Tekanan
didefinisikan sebagai gaya yang bekerja kesegala arah secara seimbang dan tekanan
jenis ini disebut sebagai “hydrostatic stress” atau “uniform stress”. Jika tekanan
kesegala arah tidak seimbang maka disebut sebagai “differential stress”.
Jika tekanan diferensial hadir selama proses metamorfosa, maka tekanan ini
dapat berdampak pada tektur batuan. Butiran butiran yang berbentuk membundar
(rounded) akan berubah menjadi lonjong dengan arah orientasinya tegak lurus
dengan tekanan maksimum dari tekanan diferensial.
Mineral-mineral yang berbentuk kristal atau mineral yang tumbuh dalam
kondisi tekanan diferensial dapat membentuk orientasi. Hal ini terutama terjadi pada
mineral-mineral silikat, seperti mineral biotite dan muscovite, chlorite, talc dan
serpentine. Mineral-mineral silikat yang tumbuh dengan lembarannya berorientasi
tegak lurus terhadap arah maksimum tekanan diferensial akan menyebabkan batuan
mudah pecah sejajar dengan arah oerientasi dari lembaran mineralnya. Struktur yang
demikian disebut sebagai foliasi.
c. Fasa Fluida
Keberadaan setiap rongga antar butir dalam suatu batuan menjadi potensi untuk
diisi oleh larutan fluida, dan umumnya larutan fluida yang paling dominan adalah
H2O, tetapi berisi material mineral. Fase fluida adalah fase yang penting karena
rekasi kimia yang melibatkan sau mineral padat berubah menjadi mineral padat
lainnya hanya dapat dipercepat oleh adanya fluida yang berfungsi sebagai pembawa
ion-ion terlarut. Dengan naiknya tekanan pada proses metamorfosa, maka ruang
antar butir tempat fluida mengalir menjadi berkurang dan dengan demikian fluida
menjadi tidak berfungsi sebagai penggerak reaksi. Dengan demikian tidak ada
larutan fluida ketika temperatur dan tekanan berkurang sehingga metamorfosa
retrogresif menjadi sulit terjadi.
d. Waktu
Reaksi kimia yang terlibat dalam metamorfosa, selama re-kristalisasi, dan
pertumbuhan mineral-mineral baru terjadi pada waktu yang sangat lambat. Hasil uji
laboratorium mendukung hal tersebut dimana dibutuhkan waktu yang lama dalam
proses metamorfosa untuk membentuk butiran butiran mineral yang ukurannya
cukup besar. Jadi, batuan metamorf yang berbutir kasar akan memerlukan waktu
yang lama, diperkirakan membutuhkan waktu hingga jutaan tahun.
a. Slatycleavage
Berasal dari batuan sedimen (lempung) yang berubah ke metamorfik, sangat
halus dan keras, belahannya rapat, mulai terdapat daun-daun mika halus,
memberikan warna kilap, klorit dan kuarsa mulai hadir. Umumnya dijumpai pada
batuan sabak/slate.
b. Filitik/Phylitik
Rekristalisasi lebih kasar dari pada slatycleavage, lebih mengkilap daripada
batusabak, mineral mika lebih banyak dibanding slatycleavage. Mulai terdapat
mineral lain yaitu tourmaline. Contoh batuannya adalah filit.
c. Schistosa
Merupakan batuan yang sangat umum dihasilkan dari metamorfose regional,
sangat jelas keping-kepingan mineral-mineral plat seperti mika, talk, klorit, hematit
dan mineral lain yang berserabut. Terjadi perulangan antara mineral pipih dengan
mineral granular dimana mineral pipih lebih banya daripada mineral granular
orientasi penjajaran mineral pipih menerus.
d. Gneistosa
Jenis ini merupakan metamorfosa derajad paling tinggi, dimana dimana
terdapat mineral mika dan mineral granular, tetapi orientasi mineral pipihnya tidak
menerus/terputus.
A. Kristaloblastik
Yaitu tektur pada batuan metamorf yang sama sekali baru terbentuk pada saat
proses metamorfisme dan tekstur batuan asal sudah tidak kelihatan.
1. Porfirobalstik
Seperti tekstur porfiritik pada batuan beku dimana terdapat masa dasar dan
fenokris, hanya dalam batuan metamorf fenokrisnya disebut porfiroblast.
2. Granoblastik
Tektur pada batuan metamorf dimana butirannya seragam.
3. Lepidoblastik
Dicirikan dengan susunan mineral dalam batuan saling sejajar dan terarah,
bentuk mineralnya tabular.
4. Nematoblastik
Di sini mineral-mineralnya juga sejajar dan searah hanya mineral-mineralnya
berbentuk prismatis, menyerat dan menjarum.
5. Idioblastik
Tektur pada batuan metamorf dimana mineral-mineral pembentuknya
berbentuk euhedral (baik).
6. Hipidiobalstik
Tektur pada batuan metamorf dimana mineral-mineral pembentuknya
berbentuk subhedral (sedang).
7. Xenobalstik
Tektur pada batuan metamorf dimana mineral-mineral pembentuknya
BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
ASISTEN PRAKTIKAN
ASISTEN PRAKTIKAN
ASISTEN PRAKTIKAN
ASISTEN PRAKTIKAN
ASISTEN PRAKTIKAN
ASISTEN PRAKTIKAN
ASISTEN PRAKTIKAN
4.2 Pembahasan
4.2.1 Batuan Metamorf 1
Pada sampel batuan metamorf ini memiliki jenis batuan foliasi dengan nomor
peraga 01. Dimana memiliki komposisi minerak stress, memiliki warna batuan
(hitam), memiliki tesktur kristaloblastik (granoblastik), memiliki struktur
(schistosa), maka dapat disimpulkan bahwa nama batuan ini adalah Sekis Biru.
Batuan ini terbentuk dari batuan beku basa ataupun ultra basa yang
mengalami metamorfisme, dengan pengaruh yang dominan adalah pengaruh tekanan.
Tekanan mengakibatkan persejajaran-persejajaran mineral pipih dan mineral
prismatik. Diperkirakan batuan ini terbentuk karena metamorfosa regional pada zona
penunjangan lempeng, karena metamorfisme pada daerah ini memiliki pengaruh
tekanan yang tinggi kegunaannya sebagai sumber mika yang utama. Mika ini
merupakan salah satu komponen penting dalam pembuatan kondensator dan
kapasitor dalam indsutri elektronika. Cara penambangannya adalah cara tambang
terbuka.
Pada sampel batuan metamorf ini memiliki jenis batuan foliasi dengan nomor
peraga 02. Dimana memiliki komposisi minerak stress, memiliki warna batuan
(merah), memiliki tesktur palimpsest (blastofitik), memiliki struktur (blastofitik),
maka dapat disimpulkan bahwa nama batuan ini adalah Meta Chart.
Batuan ini terbentuk ketika mikrokristal silikon dioksida (SiO2) tumbuh
dalam sedimen lunak tersebut jumlah yang sangat besar dari mikrokristal silikon
dioksida akan tumbuh menjadi nodul yang berbentuk tidak teratur atau konkresi
silika terlarut tersangkut oleh air kesebuah lingkungan pengendapan. Batuan ini
mempunyai sangat sedikit manfaat namun pada masa kemudian mempunyai dua sifat
yang pertama menciptakan sangat berkhasiat sehingga dapat membentuk benda
tajam. Cara penambangannya dengan cara tambang tebuka.
Pada sampel batuan metamorf ini memiliki jenis batuan foliasi dengan nomor
peraga 03. Dimana memiliki komposisi minerak stress, memiliki warna batuan
(hitam), memiliki tesktur kristaloblastik (porfiroblastik), memiliki struktur
(schistosa), maka dapat disimpulkan bahwa nama batuan ini adalah Sekis Hijau.
Batuan ini terbentuk dari batuan beku basa ataupun ultra basa yang
mengalami metamorfisme, dengan pengaruh yang dominan adalah pengaruh tekanan.
Tekanan mengakibatkan persejajaran-persejajaran mineral pipih dan mineral
prismatik. Diperkirakan batuan ini terbentuk karena metamorfosa regional pada zona
penunjangan lempeng, karena metamorfisme pada daerah ini memiliki pengaruh
tekanan yang tinggi kegunaannya sebagai sumber mika yang utama. Mika ini
merupakan salah satu komponen penting dalam pembuatan kondensator dan
kapasitor dalam indsutri elektronika. Cara penambangannya adalah cara tambang
terbuka.
Pada sampel batuan metamorf ini memiliki jenis batuan foliasi dengan nomor
peraga 04. Dimana memiliki komposisi minerak stress, memiliki warna batuan
(hijau), memiliki tesktur kristaloblastik (Nematoblastik), memiliki struktur
(slatycleavage), maka dapat disimpulkan bahwa nama batuan ini adalah Slaty/Sabak.
Batuan ini adalah batuan yang terbentuk pada temperature dan tekanan yang
lebih rendah dibandingkan dengan sekis, sering mempunyai suatu permukaan yang
berkerucut, terdapat sedikit lipatan karena berhubyungan karakteristik suatu kemilau
kehijau-hijauan dalam kaitannya dengan kehadiran lapisan tipis dari mika dan khlorit
dalam jumlah yang berlimpah. Batuan ini berguna sebagai bahan isolator/isolasi
elektrik dan bahsn bangunan. Cara penambangannya batuan ini adalah dengan cara
tambang terbuka.
Pada sampel batuan metamorf ini memiliki jenis batuan foliasi dengan nomor
peraga 05. Dimana memiliki komposisi minerak antistress, memiliki warna batuan
(Hijau), memiliki tesktur kristaloblastik (xenoblastik), memiliki struktur (gneistosa),
maka dapat disimpulkan bahwa nama batuan ini adalah Gneiss.
Batuan ini terbentuk dari hasil metamorfisme batuan beku dalam temperatur
dan tekana yang tinggi. Dalam gneiss dapat diperboleh rekritalisasi dan foliasi dari
kuarsa, feldspar, mika dan amphibole. Kegunaan dari batuan ini adalah banyak
dimanfaatkan untuk membuat barang kerajiinan sepertu asbak, jambangan bunga dan
patung. Cara penambangannya dengann cara tambang terbuka. Batuan ini juga
berkualitas tinggi yang susah pecah.
Pada sampel batuan metamorf ini memiliki jenis batuan foliasi dengan nomor
peraga 06. Dimana memiliki komposisi minerak stress, memiliki warna batuan
(hijau), memiliki tesktur palimseset (Blastofitik), memiliki struktur (filitik / pjylitik),
maka dapat disimpulkan bahwa nama batuan ini adalah Piroksynite.
Batuan ini adalah batuan yang terbentuk pada temperature dan tekanan yang
lebih rendah dibandingkan dengan sekis, sering mempunyai suatu permukaan yang
berkerucut, terdapat sedikit lipatan karena berhubyungan karakteristik suatu kemilau
kehijau-hijauan dalam kaitannya dengan kehadiran lapisan tipis dari mika dan khlorit
dalam jumlah yang berlimpah. Batuan ini berguna sebagai bahan isolator/isolasi
elektrik dan bahsn bangunan. Cara penambangannya batuan ini adalah dengan cara
tambang terbuka.
Pada sampel batuan metamorf ini memiliki jenis batuan foliasi dengan nomor
peraga 07. Dimana memiliki komposisi minerak stress, memiliki warna batuan
(hijau), memiliki tesktur kristaloblastik (Nematoblastik), memiliki struktur
(schistosa), maka dapat disimpulkan bahwa nama batuan ini adalah Sekis Mika.
Batuan ini terbentuk dari batuan beku basa ataupun ultra basa yang
mengalami metamorfisme, dengan pengaruh yang dominan adalah pengaruh tekanan.
Tekanan mengakibatkan persejajaran-persejajaran mineral pipih dan mineral
prismatik. Diperkirakan batuan ini terbentuk karena metamorfosa regional pada zona
penunjangan lempeng, karena metamorfisme pada daerah ini memiliki pengaruh
tekanan yang tinggi kegunaannya sebagai sumber mika yang utama. Mika ini
merupakan salah satu komponen penting dalam pembuatan kondensator dan
kapasitor dalam indsutri elektronika. Cara penambangannya adalah cara tambang
terbuka.
Pada sampel batuan metamorf ini memiliki jenis batuan foliasi dengan nomor
peraga 08. Dimana memiliki komposisi minerak stress, memiliki warna batuan
(hijau), memiliki tesktur kristaloblastik (Nematoblastik), memiliki struktur
(schistosa), maka dapat disimpulkan bahwa nama batuan ini adalah Sekis Mika.
Batuan ini terbentuk dari batuan beku basa ataupun ultra basa yang
mengalami metamorfisme, dengan pengaruh yang dominan adalah pengaruh tekanan.
Tekanan mengakibatkan persejajaran-persejajaran mineral pipih dan mineral
prismatik. Diperkirakan batuan ini terbentuk karena metamorfosa regional pada zona
penunjangan lempeng, karena metamorfisme pada daerah ini memiliki pengaruh
tekanan yang tinggi kegunaannya sebagai sumber mika yang utama. Mika ini
merupakan salah satu komponen penting dalam pembuatan kondensator dan
kapasitor dalam indsutri elektronika. Cara penambangannya adalah cara tambang
terbuka.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Batuan metamorf adalah batuan yang terbentuk dari batuan asal (batuan beku,
sedimen, metamorf) yang mengalami perubahan temperatur(T), tekanan (P), atau
Temperatur (T) dan Tekanan (P) secara bersamaan yang berakibat pada
pembentukan mineral-mineral baru dan tekstur batuan yang baru.
Batuan metamorf terjadi karena adanya perubahan yang disebabkan oleh
proses metamorfosa. Proses metamorfosa merupakan suatu proses pengubahan
batuan akibat perubahan tekanan, temperatur dan adanya aktifitas kimia fluida/gas
atau variasi dari ketiga faktor tersebut. Proses metamorfosa merupakan proses
isokimia, dimana tidak terjadi penambahan unsur-unsur kimia pada batuan yang
mengalami metamorfosa. Temperatur berkisar antara 2000 C – 8000 C, tanpa melalui
fase cair.
5.2 Saran
Agar kiranya laboratorium dapat di perbesar serta dapat menambah ruang untuk
asistensi agar pada saat asistensi praktikan dan asisten merasa nyaman.
DAFTAR PUSTAKA