Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

FERTILITAS (KEHAMILAN REMAJA DAN INFERTILITAS)

Disusun Oleh : Kelompok 2

Nama :
1. Aza’ Rante Bangkudu (042021009)
2. Misba (042021030)
3. Devi Panggau (042021012)
4. Sarlian Samin (042021043)
5. Sartika (042021044)
6. Rabiyatun (042021040)
7. Nurjaeni R. (042021034)

Dosen Pembimbing : Musyahida., S.ST., M.Kes., M.Keb

INSTITUT KESEHATAN DAN BISNIS


KURNIA JAYA PERSADA PALOPO
PROGUS S1 KEB 2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat,

kasih dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul

“FERTILITAS (KEHAMILAN REMAJA DAN INFERTILITAS) ”. Makalah ini dibuat untuk

memenuhi tugas mata kuliah “ BIDAN, PEREMPUAN DAN KELUARGA”.

Dalam pembuatan makalah ini penulis menyadari bahwa makalah sangatlah jauh dari

kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik saran yang membangun

dari para pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah ini dan untuk memenuhi

kebutuhan dalam kebidanan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

memberikan bantuan dan bimbingan dalam penyusunan makalah ini. Kiranya segala bantuan

dan bimbingan yang telah diberikan oleh semua pihakselama penyusunan makalah ini dapat

diterima bagi kita sekalian. Akhir kata penulis mengharapkan semoga makalah ini dapat

bermanfaat bagi semua pihak.

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR...................................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................... 1
C. Tujuan....................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Fertilitass..................................................................................................................... 3
B. Kehamilan Usia Dini .................................................................................................. 4
C. Infertilitas.................................................................................................................... 6
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................................. 7
B. Saran ........................................................................................................................... 7
Daftar Pustaka

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Tiga komponen demografi, kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas) dan migrasi
merupakan tri matra kependudukan yang merupakan penentu utama tinggi rendahnya

pertumbuhan penduduk.1 Jumlah penduduk dunia dari tahun ke tahun cenderung terus
mengalami peningkatan termasuk juga di Indonesia, dimana penyebab pertambahan penduduk
yang utama adalah karena tingginya tingkat kelahiran. Fertilitas sendiri adalah kemampuan
menghasilkan keturunan yang dikaitkan dengan kesuburan wanita atau disebut juga
fekunditas. Angka fertilitas di suatu wilayah menunjukkan banyaknya kelahiran (penduduk
baru) yang dilahirkan oleh wanita pada usia reproduksi di wilayah tersebut. Hasil Sensus
Penduduk tahun 2010 menunjukkan jumlah penduduk Indonesia mencapai 237,6 juta jiwa
sehingga menjadikan Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk terbesar ke empat
di dunia setelah Cina, India, dan Amerika Serikat.
Adolesence merupakan istilah dalam bahasa Latin yang menggambarkan remaja, yang
artinya “tumbuh atau tumbuh untuk mencapai kematangan”. Adolescence sebenarnya
merupakan istilah yang memiliki arti yang luas yang mencakup kematangan mental, sosial,
emosional, dan fisik. Masa remaja adalah masa peralihan dari pubertas ke masa dewasa, yaitu
pada umur 10-19 tahun. Masalah kesehatan yang dialami oleh remaja diantaranya yaitu
remaja yang hamil di bawah usia 20 tahun, remaja yang terkena IMS, remaja dengan HIV,
remaja yang perokok dan remaja yang memakai alkohol. Salah satu kasus tertinggi pada
remaja yaitu kehamilan usia dini atau remaja yang hamil di bawah usia 20 tahun.
Data yang diperoleh dari Riset Kesehatan Dasar Indonesia tahun 2010 didapatkan
bahwa 2.2% rata-rata belum atau tidak punya anak pada perempuan Indonesia yang pernah
menikah pada usia 10-59 tahun. Pemeriksaan pada perempuan gangguan ovulasi terjadi pada
sekitar 15% pasangan infertilitas dan menyumbang sekitar 40% infertilitas pada
perempuan. Beberapa pemeriksaan infertilitas yang dapat dilakukan adalah penilaian kelainan
uterus pemeriksaan histeroskopi tidak dianjurkan apabila tidak terdapat indikasi, karena
efektifitas pembedahan sebagai terapi kelainan uterus untuk meningkatkan angka kehamilan
belum dapat ditegakkan.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana masalah Fertilitas (Kehamilan Remaja dan Infertilitas)?
C. Tujuan
Untuk mengetahui masalah Fertilitas ( Kehamilan Remaja dan Infertilitas ).
1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Fertilitas

Pengertian fertilitas dalam demografi lebih dikaitkan dengan banyaknya anak


lahir hidup. Istilah fertilitas dapat diartikan juga sebagai kelahiran hidup (live birth),
yaitu terlepasnya bayi dari rahim seorang perempuan dengan menunjukkan tanda-tanda
kehidupan, misalnya berteriak, bernafas, jantung berdenyut, dan sebagainya.9 Ruang
lingkup fertilitas hanya mengenai peranan kelahiran pada perubahan penduduk. Hal ini
menjadikan fertilitas berkaitan erat dengan bidang demografi dan dipahami sebagai
sesuatu yang berbeda dari fekunditas atau kemampuan fisiologis seseorang untuk
menghasilkan keturunan yang dikaitkan dengan kesuburan wanita.
Mengacu pada teori Freedman (1961/1962) faktor penentu fertilitas dibagi
menjadi faktor secara langsung dan faktor tidak langsung. Adapun faktor tidak langsung
adalah: 1). Faktor sosial ekonomi: pendidikan, kegiatan utama (bekerja/tidak bekerja),
jenis pekerjaan, kuintil kekayaan sebagai faktor; 2). Faktor Tingkat Mortalitas: Jumlah
anak yang meninggal; 3). Faktor norma: jumlah anak yang diinginkan, jenis kelamin
anak yang diinginkan, jumlah anak yang diinginkan pasangan, pendapat pasangan
terhadap ber-KB, keputusan ber-KB; 4). Faktor lingkungan: terpapar terhadap media
tentang KB; serta 5). Faktor demografi sebagai variabel control: umur dan tempat
tinggal. Sementara itu, faktor langsung adalah:
1). Faktor yang mempengaruhi terjadinya kehamilan (intercourse): umur pertama kali
melakukan hubungan seksual, umur kawin pertama, status perkawinan;
2). Faktor konsepsi (conception): pemakaian kontrasepsi, kesuburan/segera haid setelah
melahirkan, segera melakukan hubungan seksual setelah melahirkan, umur
pertama melahirkan, infertilitas, ASI ekslusif;
3). Faktor kehamilan (gestation): keguguran/aborsi.
5). Pendapatan dan jumlah anggota keluarga memiliki pengaruh positif dan signifikan
terhadap tingkat kesuburan pada wanita yang menikah.Selain itu tingkat kelahiran
dipengaruhi oleh lama perkawinan, dan fertilitas juga dipengaruhi oleh tingkat
pendidikan,

2
Beberapa hasil penelitian memperlihatkan bahwa rata-rata jumlah anak akan
meningkat sejalan dengan meningkatnya umur wanita. Kelompok umur wanita akan
mempengaruhi tingkat kesuburannya, dimana jumlah anak yang dimiliki akan
membentuk pola huruf U terbalik atau seperti lonceng. Hal ini tidak sesuai dengan hasil
penelitian menunjukkan ada tiga variabel independen yang memiliki pengaruh
signifikan, termasuk partisipasi pendidikan tinggi, kepadatan penduduk, dan PDB per
kapita dalam jangka panjang, sedangkan angka kematian bayi tidak mempengaruhi
perubahan tingkat kesuburan.17
Namun satu dari sepuluh remaja wanita umur 15-19 tahun sudah pernah
melahirkan dan atau sedang hamil pada saat survey dilakukan; sebanyak 95,2 persen
dari remaja yang sudah pernah melahirkan, memiliki satu anak lahir hidup, sisanya
sebesar 4,8 persen memiliki dua atau tiga anak lahir hidup; sebesar 11,1 persen dari
remaja wanita (15-19 tahun) yang pernah kawin, pertama kali kesertaan ber KB lebih
banyak pada ibu-ibu yang berusia 30-49 tahun, yang berpendidikan lebih tinggi dan
indeks kesejahteraan lebih tinggi.
Karakteristik sosial demografi seperti umur, pendidikan, pekerjaan, umur kawin
pertama, umur melahirkan anak pertama, dan pemakaian alat kontrasepsi memiliki
hubungan yang signifikan dengan fertilitas.20 Hasil penelitian menunjukkan pada
wanita yang pernah menikah di Provinsi Jawa Barat, mereka yang menikah di usia ≤ 18
tahun memiliki resiko 2,5 kali lebih tinggi untuk memiliki tingkat fertilitas tinggi
dibandingkan yang menikah di usia ≥ 18 tahun setelah variabel lain dikendalikan.
Variabel lain yang turut berperan dalam tingkat fertilitas wanita usia subur yaitu umur,
tempat tinggal, tingkat pendidikan istri, status pekerjaan istri, norma tentang besarnya
keluarga, dan penggunaan alat kontrasepsi saat ini.

B. Kehamilan Remaja
1. Pengertian Kehamilan Usia Dini Pada Remaja
Kehamilan remaja adalah kehamilan yang terjadi pada usia yang relatif muda yaitu
usia kurang dari 20 tahun. Kurangnya pengetahuan tentang waktu yang aman untuk
melakukan hubungan seksual mengakibatkan terjadi kehamilan remaja, yang
sebagian besar tidak dikehendaki. Kehamilan telah menimbulkan posisi remaja dalam
situasi yang serba salah dan memberikan tekanan batin (stres) yang disebabkan oleh
beberapa faktor (Rohan dan Siyoto (2013).

3
Faktor penyebab terjadinya kehamilan antara lain :

a. Latar belakang sosial-ekonomi yang buruk, karena beberapa anak terkena aktivitas
seksual karena orang tua atau wali gagal merawat mereka.
b. Pengaruh teman sebaya dalam beberapa anak dipengaruhi oleh teman-teman
sesama, beberapa yang mungkin dari lawan jenis.
c. Pendidikan seks, karena mayoritas anak-anak tidak menerima pendidikan tentang
seks.
d. Tidak menggunakan kontrasepsi karena anak-anak tidak diperbolehkan
menggunakan kontrasepsi.
e. Harga diri yang rendah di antara anak-anak juga membuat mereka melakukan
hubungan seksual yang mengarah ke awal pernikahan.
f. Tingkat pendidikan yang rendah, terutama tingkat pendidikan ibu yang gagal
berperan dalam mengasuh anak-anak mereka.

2. Dampak Kehamilan Usia Dini pada Remaja


a. Keguguran
Keguguran pada usia muda dapat terjadi secara tidak disengaja. misalnya :
karena terkejut, cemas, stres. Tetapi ada juga keguguran yang sengaja dilakukan
oleh tenaga non profesional sehingga dapat menimbulkan akibat efek samping
yang serius seperti tingginya angka kematian dan infeksi alat reproduksi yang pada
akhirnya dapat menimbulkan kemandulan
b. Persalinan prematur, berat badan lahir rendah (BBLR), dan kelainan bawaan
Prematuritas terjadi karena kurang matangnya alat reproduksi terutama rahim
yang belum siap dalam suatu proses kehamilan, berat badan lahir rendah (BBLR)
juga dipengaruhi gizi saat hamil kurang dan juga umur ibu yang belum menginjak
20 tahun. cacat bawaan dipengaruhi kurangnya pengetahuan ibu tentang
kehamilan, pengetahuan akan asupan gizi rendah, pemeriksaan kehamilan
(ANC) kurang, keadaan psikologi ibu kurang stabil. selain itu cacat bawaan juga di
sebabkan karena keturunan (genetik) proses pengguguran sendiri yang gagal,
seperti dengan minum obat-obatan (gynecosit sytotec) atau dengan loncat-loncat
dan memijat perutnya sendiri.

c. Mudah terjadi infeksi


Keadaan gizi buruk, tingkat sosial ekonomi rendah, dan stress
memudahkan terjadi infeksi saat hamil terlebih pada kala nifas.
4
d. Anemia kehamilan atau kekurangan zat besi
Penyebab anemia pada saat hamil di usia muda disebabkan kurang pengetahuan
akan pentingnya gizi pada saat hamil di usia muda.karena pada saat hamil
mayoritas seorang ibu mengalami anemia.
e. Keracunan kehamilan (Gestosis)
Kombinasi keadaan alat reproduksi yang belum siap hamil dan anemia, makin
meningkatkan terjadinya keracunan hamil dalam bentuk pre-eklampsia atau
eklampsia. Pre-eklampsia dan eklampsia memerlukan perhatian serius karena
dapat menyebabkan kematian.
f. Kematian ibu yang tinggi
Angka kematian karena gugur kandung yang dilakukan dukun cukup
tinggi, tetapi angka pasti tidak diketahui. Kematian ibu terutama karena
perdarahan dan infeksi.
3. Upaya Mencegah Terjadinya Kehamilan Usia Dini
a. Remaja harus didorong untuk menunda aktivitas seks dini. Pentingnya pemberian
konseling dan informasi tentang pencegahan kehamilan, jika mereka menjadi
seksual yang aktif.
b. Tenaga kesehatan harus peka terhadap masalah yang berkaitan dengan seksualitas
remaja dan mempunyai riwayat perkembangan seksual yang tepat pada semua
pasien remaja.
c. Harus dipastikan bahwa semua remaja yang melakukan hubungan seksual aktif
memiliki pengetahuan tentang alat kontrasepsi.

C. Infertilitas
Infertilitas atau ketidaksuburan di definisikan sebagai kegagalan pasangan untuk

mendapatkan kehamilan setelah melakukan hubungan seksual secara teratur selama dua
belas bulan atau lebih tanpa memakai alat kontrasepsi. Infertilitas dibedakan menjadi dua
bagian yaitu infertilitas primer dan infertilitas sekunder. Infertilitas primer adalah
pasangan suami istri yang belum pernah mengalami kehamilan, sementara infertilitas
sekunder adalah pasangan suami istri gagal untuk memperoleh kehamilan setelah satu
tahun paska persalinan atau paska abortus tanpa menggunakan kontrasepsi apapun. Tentu
hal ini diakibatkan berbagai faktor. Potensi infertilitas dianggap sebagai masalah

kesehatan serius di seluruh dunia.1,4


Infertilitas dapat disebabkan oleh pihak istri maupun suami kondisi yang
menyebabkan infertilitas dari faktor istri 65%, faktor suami 20%, kondisi lain-lain dan

5
tidak diketahui 15%. Suatu penelitian menunjukkan penyebab infertilitas terkait dengan
pemasalahan dari pihak istri adalah tuba (27,4%),tidak diketahui (24,5%),masalah
menstruasi (20%).
Terdapat beberapa faktor penyebab infertilitas yang mendasar, yaitu faktor pasangan
pria, faktor servikal, disfungsi ovulasi, adanya masalah pada rahim, atau organ pelvis
pasangan wanita maupun keduanya dan penyebab yang tidak dijelaskan. Diperkirakan
faktor-faktor menjadi penyebab infertilitas 40% dari faktor istri, 40% dari faktor suami dan
20% kombinasi keduanya.
Investigasi infertilitas biasanya segera dilakukan ketika pasangan datang untuk
konsultasi pertama kali. Jika pasangan telah melakukan usaha untuk memperoleh
kehamilan selama kurang dari 1 tahun, maka pengajuan beberapa pertanyaan guna
memastikan permasalahan utama sangatlah bermanfaat, pertanyaan yang dapat diajukan
antara lain mengenai ketidakteraturan siklus menstruasi, riwayat adanya bedah pelvis, atau
orkidopeksi yang tidak bisa dihindari. Jika riwayat medis pasangan hasilnya normal, maka
pasien harus diberi penjelasan mengenai harapan peluang kehamilan kumulatif selama satu
periode waktu dan investigasi sebaiknya ditunda sampai pasangan telah mencobanya
selama periode satu tahun.

6
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Faktor-faktor yang yang mempengaruhi tingkat fertilitas dari beberapa literature dapat
disimpulkan bahwa tinggi rendahnya tingkat fertilitas di suatu daerah atau wilayah adalah
hasil dari keputusan individu untuk membatasi kelahiran. Keputusan ini tidak terlepas dari
interaksi proses perubahan sosial, budaya, norma, kepercayaan, ekonomi dan
pertumbuhannya, urbanisasi dan modernisasi. Dampak proses semua perubahan tersebut,
fertilitas dapat langsung dan tidak langsung. Faktor langsung, terdiri: pertama, hubungan
seksual (intercourse), kedua, konsepsi (conception), dan ketiga, kehamilan (gestasi).
Sedangkan untuk faktor tidak langsung: pertama, faktor demografis (variabel kontrol);
kedua, faktor sosial dan ekonomi; ketiga, faktor mortalitas (kematian anak); keempat,
faktor norma; dan kelima, faktor lingkungan.
Penelitian mendatang diharapkan dapat mengembangkan ruang lingkup penelitian
fertilitas tidak hanya di Indonesia tetapi bisa analisis dengan membandingkan tingkat
fertilitas dengan negara lain. Sedangkan untuk objek penelitian tidak hanya pada wanita
usia subur (wus) atau pasangan usia subur (pus) yang berumur 15 – 49 saja, masih bisa
dikembangkan pada ruang lingkup riset wanita usia subur (wus) atau pasangan usia
subur (PUS) yang yang lebih spesifik.

B. Kritik dan Saran

Mungkin dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk
itu penulis mengharapkan, kritik dan saran yang sifatnya membangun demi
kesempurnaan makalah ini. Agar dalam penulisan makalah kedepanya bisah lebih
baik.

7
DAFTAR PUSTAKA

Agi Yulia Ria Dini. “Hubungan Pengetahuan Remaja Putri Tentang Pendewasaan Usia Perkawinan
Terhadap Risiko Pernikahan Usia Dini”. Jurnal Kesehatan. Vol. 11. 2020

Jumliadi Muhamad, Hendarso Yoyok, dan Nengyanti. “Research Gap Dan Model Faktor Yang
Mempengaruhi Tingkat Fertilitas:” Jurnal Kesehatan Poltekkes Palembang, vol. 15. 2020.

Marfin Lawalata. “Analisa Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Fertilitas (TFR) di Provinsi Maluku
(Analisa Lanjutan Hasil SKAP (2019)”. Perspektif. Vol 11. 2021

Ribka Flora Panjaitan. “Analisis Faktor Resiko Kejadian Infertilitas Pada Perawat di RSU
Sembiring”. (Biology) Education Science & Technology. Vol.3. 2020

Shafa Yuandina Sekarayu. “Dampak Pernikahan Usia Dini Terhadapkesehatan Reproduksi”. Jurnal
Pengabdian dan Penelitian Kepada Masyara(JPPM). Vol. 2. 2021

Siti Yunifah, Rr. Retno Sugiharti. “Determinan Fertilitas Di Provinsi Jawa Tengah”. Jurnal
Paradigma Multidisipliner (Jpm). Vol 3. 2022

Umi Mulyani, Diah Sukarni, dan Erma Puspita Sari. “Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan
Infertilitas Primer Pada Pasangan Usia Subur Di Wilayah Kerja Uptd Puskemas Lembak Kab.
Muara Enim Tahun 2021”. Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial, Vol 8. 2021

Anda mungkin juga menyukai