ABSTRAK
Sistem layanan permohonan paspor online melalui aplikasi M-Paspor merupakan bentuk
respon daripada Direktorat Jenderal Imigrasi dalam menyikapi perkembangan teknologi yang
semakin pesat. Sebagai bagian dari pejabat pemerintahan yang bertugas melayani masyarakat
dengan tetap mewujudkan kesejahteraan serta keadilan yang merata bagi setiap elemen
masyarakat juga menjalankan fungsi pengawasan guna menjaga arus keluar masuk nya warga
dalam lingkup Internasional. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis sejauh mana
pemberlakuan sistem antrian online ini telah efektif dalam menjawab problematika yang timbul
pada masyarakat serta mengetahui problematika baru apa yang muncul setelah adanya M-
Paspor ini. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan non-doktrinal dengan jenis
penelitian eksplanatif dan kualitatif yang mana akan menemukan penjelasan tentang tingkat
efektivitas sistem layanan online M-Paspor ini diterapkan, dengan meninjau dari beberapa
indikator. Hasil penelitian menunjukkan bahwa M-Paspor ini telah berhasil menjawab berbagai
problematika yang timbul dalam masyarakat dengan tetap menjunjung tinggi norma dasar serta
asas-asas daripada pelaksanaan pelayanan publik sehingga masyarakat tidak terdiskrimansi
atas hadirnya suatu kebijakan baru. Namun, harus adanya perbaikan agar proses transformasi
digital dapat dilakukan secara komprehensif.
Kata Kunci : M-Paspor, Digitalisasi, Paspor
Abstract
The online passport application service system through the M-Passport application is a form of
response from the Directorate General of Immigration in responding to increasingly rapid
technological developments. As part of the government officials tasked with serving the
community while still realizing equitable welfare and justice for every element of society, it also
carries out a supervisory function in order to maintain the flow of citizens in and out of the
1
international sphere. The purpose of this study is to analyze the extent to which the
implementation of this online queuing system has been effective in answering the problems
that arise in the community and to find out what new problems arise after the M-Passport is
introduced. This study uses a non-doctrinal approach with the type of explanatory and
qualitative research which will find an explanation of the level of effectiveness of the M-Passport
online service system applied, by reviewing several indicators. The results of the study indicate
that the M-Passport has succeeded in answering various problems that arise in society while
still upholding the basic norms and principles of the implementation of public services so that
people are not discriminated against by the presence of a new policy. However, improvements
must be made so that the digital transformation process can be carried out comprehensively.
Keywords: M-Paspor, Digitalization, Passport
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Salah satu tugas utama negara adalah memberi pelayanan kepada masyarakat
baik dalam bentuk jasa maupun fasilitas. Bahkan untuk mengukur tingkat kemajuan
sebuah negara, pelayanan publik dapat digunakan sebagai salah satu indikator. Oleh
karena itu, bila sebuah negara berada dalam posisi menuju pada kemajuan, hal utama
yang perlu diperbaiki adalah pelayanan publik di negara tersebut. Indonesia sebagai
negara yang sedang bergerak menuju negara maju juga memprioritaskan pelayanan
publik sebagai salah satu aspek yang perlu ditingkatkan. Karena pemerintah Indonesia
sangat menyadari bahwa jika masyarakat sudah mendapatkan apa yang menjadi
haknya yaitu pelayanan yang baik, maka masyarakat juga akan menjalankan
kewajibannya dengan penuh kesadaran.1
Perkembangan zaman yang semakin pesat mengakibatkan tuntutan pemenuhan
dari berbagai kebutuhan layanan masyarakat menjadi semakin meningkat, termasuk
bagi institusi birokrasi di Indonesia. Pelayanan publik dalam pelaksanaanya di Indonesia
dipertegas dengan adanya Undang - Undang Dasar 1945 yang menyatakan bahwa
salah satu dari tujuan berdirinya suatu negara adalah untuk memberikan pelayanan
yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya dan pemerintahlah
sebagai pihak penyelenggara negara. Pelayanan publik merupakan sebuah rangkaian
dalam kegiatan pelayanan sebagai upaya dalam pemenuhan kebutuhan pelayanan dari
penerima pelayanan yang sesuai dengan peraturan yang telah ditentukan bagi setiap
warga negara atas pelayanan yang meliputi pelayanan dibidang barang, pelayanan di
bidang jasa dan pelayanan adminstratif lainnya yang telah disediakan oleh
penyelenggara pelayanan publik disebuah organisasi. 2
Pelayanan publik merupakan salah satu sektor strategis yang terus diperbaiki
oleh pemerintah. Lembaga penyelenggara pelayanan publik berlomba untuk
memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat, sistem pelayanan yang ada
dimodifikasi sehingga lebih modern mengikuti perkembangan zaman. Terlebih ketika
memasuki era revolusi industri 4.0, sistem yang sebelumnya manual kemudian beralih
menjadi sistem komputerisasi, digital, dan terintegrasi. Dalam pandangan Angela Markel
(2013), definisi dari Revolusi Industri 4.0 adalah transformasi yang komprehensif yang
1 Henrikus Waruwu and Beby Masitho, ‘Efektivitas Pelayanan Paspor Pada Kantor Imigrasi Kelas I Khusus
Medan’, 1 (2016).
2 Agustina, ‘TINJAUAN HUKUM TERHADAP PENINGKATAN PELAYANAN PASPOR RI DI ERA DIGITAL
2. Rumusan Masalah
Dari penjelasan diatas terdapat beberapa rumusan masalah yaitu:
1. Apa itu M-Paspor?
2. Apa Perbandingan M-Paspor dengan antrian Walk-In?
3. Apa tantangan dan masalah yang dihadapi terhadap Aplikasi M-Paspor
4. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk menganalisis Solusi terkait
problematika M-Paspor berdasarkan aduan Masyarakat. Selain itu, juga untuk
menjelaskan komparasi M-Paspor dengan antrian Walk-In.
5. Metode Penelitian
a. Pendekatan
Dalam penelitian ini digunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif yang
menggambarkan atau mendeskripsikan objek penelitian yang berdasarkan fakta
yang muncul atau sebagaimana adanya.
b. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang penulis gunakan adalah penelitian kepustakaan.
Studi literatur adalah Metode pengumpulan data dengan melakukan studi studi
buku, literatur, catatan dan laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang
sedang dipecahkan.
c. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah kualitatif. Dalam melakukan
penelitian yang membahas kegiatan atau perilaku sosial atau fungsionalisme,
penelitian kualitatif secara umum dapat digunakan. Dengan melalui pencarian data
perpustakaan, buku, jurnal, dokumen, dan situs web resmi akan mendapatkan data
penelitian.
5 Kantor Wilayah Sulawesi Selatan.
4
PEMBAHASAN
1. Aplikasi M-Paspor dan Komparasi dengan Antrian Paspor Online (APAPO)
M-Paspor adalah aplikasi yang dikeluarkan oleh Direktorat Jendral Imigrasi yang
memiliki fungsi mempermudah masyarakat dalam pengajuan permohonan paspor baru
ataupun penggantian paspor. Aplikasi M-Paspor adalah evaluasi dari Aplikasi
Pendaftaran Antrean Paspor Online (APAPO) yang diterapkan agar pelayanan paspor
lebih transparan, akuntabel dan cepat. Aplikasi M-Paspor ini akan memudahkan dalam
pengurusan paspor. Pemohon melengkapi dan upload dokumen persyaratan melalui
handphone (aplikasi M-Paspor), bayar biaya permohonan paspor (via Bank, Kantor Pos,
ATM Bank, Indomaret, Marketplace: Tokopedia dan Bukalapak, M-Banking maupun
Internet Banking), kemudian datang ke kantor imigrasi pilihan sesuai jadwal untuk
wawancara dan perekaman data biometrik.6
Fitur aplikasi M-Paspor terdiri atas pembayaran PNBP di awal, dilakukannya validasi
NIK dari dukcapil, integrasi DPRI, penggantian jadwal kedatangan ke kantor imigrasi,
serta notifikasi yang menandakan bahwa paspor telah selesai. Sebagai aplikasi baru
hasil dari evaluasi aplikasi sebelumnya yaitu APAPO, tentunya M-Paspor ini memiliki
sejumlah keunggulan dibandingkan aplikasi sebelumnya. Di antara perbedaan terkait
APAPO dan M-Paspor yaitu, aplikasi M-Paspor menggunakan verifikasi email dan NIK
sedangkan APAPO tidak ada. Kemudian dilihat dari pengaturan kuota, APAPO terkait
kuota diatur oleh kantor wilayah sedangkan M-Paspor diatur oleh kantor imigrasi.
Selanjutnya ditinjau dari pemberkasan, upload berkas permohonan tidak dilakukan pada
APAPO, namun dilaksanakan pada M-Paspor agar mempermudah petugas maupun
pemohon. Terakhir, adanya integrasi DPRI pada aplikasi M-Paspor.
7Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Batam, ‘TATA CARA PENGGUNAAN M-PASPOR’, 2022.
8Koesmoyo Ponco Aji and Wilonotomo, ‘PELAYANAN PEMBUATAN PASPOR DALAM KAJIANNYA
TERHADAP TEORI MANFAAT TEKNOLOGI INFORMASI’, 2018.
6
Selain hal tersebut, dari sisi akuntabilitas tentunya penggunaan aplikasi M-Paspor ini
menghasilkan keterbukaan terkait PNBP karena PNBP dilakukan setiap permohonan.
Maka, adanya aplikasi M-Paspor ini sangat membantu masyarakat atau pemohon
mendapatkan pelayanan pengajuan paspor yang lebih mudah, cepat, dan efisien.
9Fitrah Maulana Nugraha, ‘EFEKTIVITAS LAYANAN PERMOHONAN PASPOR ONLINE (Studi Kasus Di
Kantor Imigrasi Kelas I TPI Surakarta)’, 2020.
7
dokumen agar mempermudah petugas maupun pemohon dalam persyaratan dokumen
yang diajukan untuk permohonan maupun penggantian paspor. Akan tetapi, realisasi di
lapangan masyarakat masih tetap harus membawa dokumen berupa fotocpyan maupun
asli dalam tahap pengecekan berkas. Hal tersebut dinilai kurang efisien karena
masyarakat sudah melakukan scan berkas dan pengunggahan, namun masih tetap
harus membawa berkas tersebut ke kantor imigrasi. Hal ini terjadi karena fitur pada
aplikasi M-Paspor yang kurang memadai dalam hal mendeteksi berkas persyaratan
apakah sudah sesuai dengan yang diminta atau belum. Pada proses upload berkas ini
banyak kasus salah upload serta ketidaksesuain mengenai berkas yang diminta dan
berkas yang diunggah. Misalkan saja, terdapat pemohon yang melakukan unggah
dokumen KTP, namun tidak terlihat identitasnya hanya sebagian scan KTP. Selanjutnya
juga terdapat pemohon yang mengunggah scan buku nikah hanya halaman depan yang
tidak memuat identitas serta kasus-kasus lainnya yang terjadi. Hal ini dapat terjadi
karena masyarakat kurang edukasi menganai aplikasi M-Paspor ini serta kurangnya
panduan dalam menggunakan aplikasi M-Paspor.
PENUTUP
1. Kesimpulan
Direktorat Jenderal Imigrasi merupakan salah satu lembaga pemerintah yang
menyelenggarakan pelayanan publik. Pelayanan keimigrasian diberikan kepada
Warga Negara Indonesia (WNI) dan Warga Negara Asing (WNA). Pelayanan
keimigrasian terhadap WNI antara lain penerbitan Dokumen Perjalanan Republik
10
Mita Harmitalia, Bambang Irawan, and Thalita Rifda Khaerani, ‘EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI PENERAPAN APLIKASI
PENDAFTARAN ANTRIAN PASPOR ONLINE DI KANTOR IMIGRASI KELAS I TPI KOTA SAMARINDA’, 2 (2021).
8
Indonesia yaitu Paspor dan surat perjalanan laksana paspor, sedangkan pelayanan
keimigrasian terhadap WNA antara lain pemberian Izin Tinggal Kunjungan, Izin
Tinggal Terbatas, Izin Tinggal Tetap, Izin Tinggal Bagi Subyek Perkawinan Campur,
Surat Perjalanan Laksana Paspor Untuk Orang Asing, dan Alih Status Izin Tinggal.
M-Paspor adalah aplikasi yang dikeluarkan oleh Direktorat Jendral Imigrasi yang
memiliki fungsi mempermudah masyarakat dalam pengajuan permohonan paspor
baru ataupun penggantian paspor. Aplikasi M-Paspor adalah evaluasi dari Aplikasi
Pendaftaran Antrean Paspor Online (APAPO) yang diterapkan agar pelayanan
paspor lebih transparan, akuntabel dan cepat.
Aplikasi M-Paspor dimaksudkan agar meningkatkan dan mempermudah
masyarakat dalam hal pelayanan keimigrasian. M-Paspor tentunya memiliki
keunggulan dibandingkan aplikasi sebelumnya ataupun dibandingkan antrian walk-
in. Pada M-Paspor, masyarakat dipermudah dengan adanya fitur-fitur yang
membantu dalam proses permohonan ataupun penggantian paspor. Sebelum
adanya M-Paspor, antrian untuk melakukan permohonan ataupun penggantian
paspor menggunakan antrian manual. Masyarakat datang pagi-pagi untuk berebut
nomor antrian sehingga petugas kurang dapat mengontrol berapa banyak
masyarakat yang bisa dilayani per harinya. Sehubungan dengan hal tersebut, maka
dihadirkan aplikasi M-Paspor yang mempermudah masyarakat dalam menyesuaikan
jadwal kedatangan sehingga pelayanan yang dilaksanakan dapat berjalan maksimal.
Tentunya berdasarkan aduan masyarakat, perlunya peningkatan kualitas M-Paspor
and sosialisasinya agar M-Paspor dapat berjalan Optimal sebagai reaksi atas
tantangan digitalisasi oleh Direktorat Jenderal Imigrasi.
2. Saran
Pertama, Pengembangan survei kepuasan pelanggan yang diperlukan dalam
proses evaluasi terhadap pelaksanaan tuntutan masyarakat, dengan adanya survei
kepuasan pelanggan ini diharapkan pelayanan publik khususnya M-Paspor dapat
terus mengalami peningkatan, sehingga survei kepuasan tertinggi dapat diperoleh
oleh pemerintah yang berkepentingan. Kedua, Pengembangan sistem pelayanan
pengaduanyang akan sangat bermanfaat bagi penyelenggara pelayanan publik,
agar dapat menjaga konsistensi pelayanan sesuai dengan acuan yang telah
ditetapkan melalui standar operasional prosedur yang telah ditetapkan.
9
DAFTAR PUSTAKA
10