Anda di halaman 1dari 4

Nama : Febi Ni’matus Salsabiela

NIM : 1802016082

Makul : Sosiologi Keluarga (Kamis, 16.10)

Berikut jawaban pertanyaan mengenai bab “Problematika Remaja”

Nur Tita (1802016115) : Bagaimana cara mengatasi perkembangan yang lambat pada anak
usia dini? Soalnya hal tersebut jika dibiarkan maka akan menjadi masalah ketika anak tersebut
sudah dewasa.

Jawaban

Mengutip dari website klikdokter.com upaya-upaya yang harus dilakukan untuk menstimulasi
anak usia dini yang mengalami keterlambatan adalah sebagai berikut:

1) Keterlambatan Bicara atau Bahasa


- Sering ajak anak berkomunikasi, seperti mengobrol, bernyanyi, dan memintanya
untuk mengulang kata-kata yang Anda ucapkan. Gunakan bahasa yang sederhana
ketika berbicara dengan anak.
- Baca buku setiap hari. Dengan membacakan buku, anak akan lebih mengenal banyak
kosakata. Pilihlah buku bergambar agar anak dapat menunjuk dan menyebut benda
yang ia kenal.
- Beri pujian ketika anak mengucapkan kata dengan benar.
- Koreksi perkataan anak. Bila anak mengucapkan “mam”, Anda dapat mengoreksi
dengan “Oh, mau makan, ya?”.
2) Keterlambatan Motorik
- Untuk memperkuat otot lengan, kaki, dan leher pada bayi yang masih kecil, Anda
dapat melakukan tummy time yaitu posisi bayi ditengkurapkan.
- Untuk melatih duduk, mula-mula anak dapat didudukkan di kursi dengan sandaran
agar tidak jatuh ke belakang, lalu beri mainan kecil di tangannya.
- Taruh benda atau mainan kesukaan anak di hadapannya beberapa sentimeter sehingga
ia akan terangsang untuk meraihnya, merangkak ke arahnya, berusaha berdiri untuk
mengambilnya atau menunjuk ke arah mainan tersebut.
- Dudukkan anak lalu bantu tarik ke posisi berdiri untuk memperkuat otot kaki dan
melatih ia berdiri sendiri.
- Jika anak belum bisa berjalan, latihlah dengan ‘mentitah’ atau memberikan mainan
yang dapat dipegang dan didorong seperti push walker. Selain itu, dapat pula
meminta anak berjalan ke arah Anda dan peluklah ketika ia sampai di hadapan Anda.
3) Keterlambatan Kognitif
- Bernyanyi bersama anak. Putar lagu favoritnya secara berkala, sehingga ia dapat
menghafal lirik lagu dan menyanyikan lagu tersebut. Kegiatan ini dapat membantu
anak mengidentifikasi kata dan memori.
- Perdengarkan berbagai jenis suara, seperti klakson mobil, suara burung, bunyi air saat
mencuci piring. Kegiatan ini dapat membuat anak memahami hubungan antara objek
dan suara.
- Bermain dengan huruf abjad. Bisa dengan puzzle huruf abjad, buku berisi huruf
abjad, lagu tentang huruf abjad, gambar huruf abjad, dsb.
- Belajar berhitung. Ajak anak menghitung jumlah piring di meja makan, jumlah roda
di mobil, dsb.
- Bermain menggunakan berbagai jenis peralatan di rumah, misalnya peralatan dapur.
Biarkan ia bereksplorasi dengan berbagai jenis suara, bentuk, dan tekstur dari
peralatan tersebut.
- Kenalkan berbagai jenis permainan, misalnya “ci-luk-ba”, menyusun balok,
menyusun puzzle, main petak umpet.
- Bermain dengan pasir dari tepung terigu, lalu di atasnya ditaruh berbagai jenis
mainan berbentuk hewan. Dengan cara ini anak dapat belajar mengenal hewan.
- Memasukkan sedotan ke dalam botol.
- Melatih anak mengenal berbagai macam tekstur, seperti karpet, sisir, seprai, dsb.
(https://www.klikdokter.com/rubrik/read/2730885/bagaimana-menghadapi-tumbuh-
kembang-anak-yang-terlambat)
Muhammad Aulia Rahma (1802016100) : Apa ada hubungan antara pergaulan bebas dengan
kenakalan remaja, sebutkan penjelasannya! Dan siapa saja yang seringkali terlibat dalam
kenakalan remaja?.

Jawaban

Ya tentu ada hubungannya. Karena pergaulan bebas adalah salah satu bentuk dari kenakalan
remaja. Menurut Sunarwiyati S (1985) pergaulan bebas (freesex) masuk dalam jenis kenakalan
khusus. Untuk subjek yang rentan terlibat dalam kenakalan remaja itu sendiri adalah anak yang
dalam kehidupannya muncul faktor-faktor yang menyebabkan kenakalan remaja dan perilaku
yang menyimpang dan tidak bisa survive untuk menghindari melakukan tindakannya.

Adapun faktor-faktor yang menyebabkan kenakalan remaja yakni:

1) Faktor Internal
- Krisis identitas
Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan terjadinya dua
bentuk integrasi. Pertama, terbentuknya perasaan akan konsistensi dalam
kehidupannya. Kedua, tercapainya identitas peran. Kenakalan remaja terjadi karena
remaja gagal mencapai masa integrasi kedua.
- Kontrol diri yang lemah
Remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku yang dapat
diterima dengan yang tidak dapat diterima akan terseret pada perilaku 'nakal'.
Begitupun bagi mereka yang telah mengetahui perbedaan dua tingkah laku tersebut,
namun tidak bisa mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah laku sesuai dengan
pengetahuannya.
2) Faktor Eksternal
- Kurangnya perhatian dari orang tua, serta kurangnya kasih sayang.
Keluarga merupakan unit sosial terkecil yang memberikan fondasi primer bagi
perkembangan anak. Sedangkan lingkungan sekitar dan sekolah ikut memberikan
nuansa pada perkembangan anak. Karena itu baikburuknya struktur keluarga dan
masyarakat sekitar memberikan pengaruh baik atau buruknya pertumbuhan
kepribadian anak.
- Minimnya pemahaman tentang keagamaan.
Dalam kehidupan berkeluarga, kurangnya pembinaan agama juga menjadi salah satu
faktor terjadinya kenakalan remaja. Dalam pembinaan moral, agama mempunyai
peranan yang sangat penting karena nilai-nilai moral yang datangnya dari agama tetap
tidak berubah karena perubahan waktu dan tempat.
- Pengaruh dari lingkungan sekitar
Pengaruh budaya barat serta pergaulan dengan teman sebayanya yang sering
mempengaruhinya untuk mencoba dan akhirnya malah terjerumus ke dalamnya.
Lingkungan adalah faktor yang paling mempengaruhi perilaku dan watak remaja. Jika
dia hidup dan berkembang di lingkungan yang buruk, moralnya pun akan seperti itu
adanya. Sebaliknya jika ia berada di lingkungan yang baik maka ia akan menjadi baik
pula.
- Tempat pendidikan
Tempat pendidikan, dalam hal ini yang lebih spesifiknya adalah berupa lembaga
pendidikan atau sekolah. Kenakalan remaja ini sering terjadi ketika anak berada di
sekolah dan jam pelajaran yang kosong. Belum lama ini bahkan kita telah melihat di
media adanya kekerasan antar pelajar yang terjadi di sekolahnya sendiri. Ini adalah
bukti bahwa sekolah juga bertanggung jawab atas kenakalan dan dekadensi moral
yang terjadi di negeri ini.

Anda mungkin juga menyukai