Modul Praktikum Rekayasa Genetika 2020 - MNC
Modul Praktikum Rekayasa Genetika 2020 - MNC
REKAYASA GENETIKA
Disusun Oleh :
Daftar Isi......................................................................................................................................2
Peraturan Praktikum...................................................................................................................3
Deskripsi Praktikum....................................................................................................................6
Isolasi DNA Genomik dan Plasmid..............................................................................................7
Isolasi DNA Target Menggunakan Metode PCR........................................................................14
Pembuatan Sel Kompeten dan Teknik Transformasi Plasmid..................................................18
Konfirmasi Keberhasilan Transformasi ....................................................................................22
Pembuatan Reagen...................................................................................................................26
Daftar Pustaka...........................................................................................................................28
1. Setiap peserta harus hadir tepat pada waktu yang telah ditentukan. Apabila peserta
terlambat, maka akan dikenakan -2 tiap menit pada nilai laporan. Apabila peserta
terlambat lebih dari 5 menit, maka peserta tidak diperkenankan mengikuti praktikum
di hari tersebut, kecuali telah mendapat izin dari dosen pengampu.
2. Mahasiswa tidak diperkenankan mengoperasikan gadget selama praktikum, apabila
melanggar -30.
3. Pre-lab, laporan praktikum, dan logbook ditulis tangan menggunakan bolpoin
bertinta warna biru pada kertas A4. Menggunakan border (warna biru) dengan
margin 3,2,2,2 ditulis tangan. Tulisan rapih dan dapat dibaca, tulisan yang tidak
terbaca akan mempengaruhi nilai. Tiap lembar diberi header berisi nama, nim,
kelompok, ditulis tangan. Tanpa header -1 per halaman. Satu paragraf min 3 kalimat.
4. Ketauan plagiat, nilai akan dibagi sejumlah orang yang sama.
5. Cover menggunakan kertas berwarna ungu, ketidaksesuaian pada cover -2.
6. Menyontek pada saat pretest/postest -30 tanpa peringatan.
7. Cek loker dan preparasi minimal dilakukan oleh 2 orang tiap kelompok, dengan
toleransi keterlambatan 10 menit. Kelompok yang tidak melakukan cek loker dan
preparasi tidak diperkenankan mengikuti praktikum.
C. Materi Praktikum
1) Isolasi DNA Genomik dan Plasmid
2) Amplifikasi DNA Metode Polymerase Chain Reaction (PCR)
3) Pembuatan Sel Kompeten dan Teknik Transformasi Plasmid
4) Konfirmasi Keberhasilan Transformasi
A. TUJUAN
Praktikum ini bertujuan untuk:
1. Mengisolasi DNA genomik.
2. Mengetahui konsentrasi dan kemurnian DNA genomik hasil isolasi.
3. Mengisolasi DNA plasmid.
4. Mengetahui konsentrasi dan kemurnian DNA plasmid hasil isolasi.
B. INDIKATOR BELAJAR
Setelah menyelesaikan praktikum ini, mahasiswa diharapkan mampu:
1. Mengaplikasikan teknik isolasi DNA genomik.
2. Mengukur konsentrasi dan kemurnian DNA genomik dan plasmid hasil isolasi.
3. Mengaplikasikan teknik isolasi DNA plasmid.
4. Mengukur konsentrasi dan kemurnian DNA plasmid dan plasmid hasil isolasi.
C. LANDASAN TEORI
DNA merupakan pembawa materi genetik bagi hampir semua makhluk hidup
yang ekspresinya dipengaruhi oleh lingkungan internal atau eksternal seperti
perkembangan fisik atau perilaku organisme itu sendiri. Molekul DNA membawa
informasi hereditas dari sel dan komponen protein (molekul-molekul histon) dari
kromosom. Menurut Clark and Pazdernik (2012), DNA merupakan polimer nukleotida
pembawa gen yang terdiri dari komponen gula deoksiribosa, gugus fosfat dan basa
nitrogen, untai berbentuk “double helix” dan antar nukleotidanya dihubungkan oleh
ikatan 5’-3’ fosfodiester.
Dalam analisa biologi molekuler, tahap awal dan essensial yang harus dilakukan
yaitu isolasi DNA. Menurut Surzycky (2000), isolasi DNA dengan berat molekul yang
tinggi menjadi sangat penting seiring dengan meningkatnya permintaan di bidang DNA
fingerprinting, RFLP, konstruksi genom atau sequencing libraries dan analisa PCR dalam
laboratorium penelitian maupun industri. Isolasi DNA dapat dilakukan dari tanaman,
hewan maupun bagian tubuh manusia. Isolasi DNA dilakukan dengan merusak dinding
sel dan membran inti, kemudian dilanjutkan dengan pemisahan DNA dari berbagai
komponen sel yang lain, selanjutnya dipisahkan dari kontaminan lain seperti RNA
maupun protein.
Isolasi DNA yang dilakukan pada praktikum ini yaitu dari sel bakteri Escherichia
coli dan Lactobacillus plantarum. Penggunaan kedua jenis isolat tersebut didasarkan atas
perbedaan Gram. Escherichia coli merupakan bakteri Gram (-) sedangkan Lactobacillus
plantarum merupakan Gram (+). Kedua jenis isolat ini akan dibandingkan kemurnian
DNA dan visualisasinya dengan uji kuantitatif dan kualitatif. Uji kualitatif dilakukan
dengan elektroforesis gel agarosa, sedangkan uji kuantitatif dengan spektrofotometer
UV-Vis. Nilai kemurnian DNA yang tinggi (range antara 1,8-2,0) merupakan salah satu
acuan untuk tahap teknik biologi molekuler berikutnya.
Menghitung Konsentrasi DNA Genomik dan Plasmid (Sambrook dan Russell, 2001)
D. KEGIATAN PRAKTIKUM
1. Bahan Praktikum
a. Isolasi DNA Genomik Bakteri
Kultur mikroorganisme : Lactobacillus plantarum dan Escherichia coli
LB (1% pepton, 0,5% yeast ekstrak, 1% NaCl)
TE buffer (10 mM tris-Cl pH 8 dan 1 mM EDTA pH 8)
Lisozim konsentrasi 10 mg/mL dalam 10 mM tris-Cl pH 8
Proteinase-K konsentrasi 1 mg/mL dalam larutan STEP
Tris buffer fenol (saturated phenol) pH 8
Na-asetat 3 M
Etanol absolut (Ice cold)
Kloroform : isoamil alkohol (24 : 1)
Etanol 70%
RNAse
Modul Praktikum Rekayasa Genetika 2020 8
ddH2O steril
Agarosa
Gelred 1x
Marker DNA 1Kb
Loading buffer
Kapas
Kertas payung
Akuades
Spirtus
Karet
Es batu
2. Peralatan Praktikum
a. Isolasi Genomik DNA Bakteri
Waterbath shaker
Sentrifuse dingin
Freezer -20oC
Falcon tube
Ice box
Modul Praktikum Rekayasa Genetika 2020 9
Mikropipet
Mikrotip
Seperangkat alat elektroforesis DNA
Konsentrator
Inkubator
Spektrofotometer
UV Iluminator
3. Prosedur Kerja
Prosedur Isolasi DNA Genomik (Sambrook and Russel Modifikasi, 2001)
a. Sebanyak 1 koloni tunggal dari biakan cawan petri diinokulasi ke dalam 10 ml
medium LB cair steril, lalu diinkubasi pada suhu 37 oC selama 24 jam untuk E. coli
dan pada 10 ml medium MRSB steril, lalu diinkubasi suhu 30oC dengan selama 24
jam untuk L. Plantarum.
b. Kultur bakteri disentrifuse pada kecepatan 6.000 rpm suhu 4 oC selama 5 menit,
lalu supernatan dibuang.
c. Pelet diresuspensi dalam 1 mL TE buffer, kemudian disentrifuse pada kecepatan
6.000 rpm suhu 4oC selama 5 menit, lalu supernatan dibuang.
d. Pelet dibekukan pada suhu -20oC selama satu jam.
e. Sebanyak 100 µl lisozim ditambahkan pada pelet beku, lalu dicairkan pada suhu
ruang dan dihomogenkan dengan metode tapping. Perhatian: Selalu letakkan
lisozim pada wadah berisi es, agar enzim tidak rusak! Siapkan lisozim secara
fresh.
f. Setelah pelet mencair, suspensi diinkubasi pada suhu 37 oC selama 30 menit.
g. sebanyak 200 µl proteinase-K ditambahkan ke dalam suspensi pelet, diinkubasi
pada suhu 50oC selama 1 jam (sesekali dibolak-balik perlahan setiap 10 menit).
Perhatian: Selalu letakkan proteinase-K pada wadah berisi es, agar enzim tidak
rusak! Siapkan proteinase-K secara fresh. Bubuk SDS beracun jika terhirup dan
dapat menyebabkan iritasi. NaOH bersifat korosif. Selalu gunakan sarung
tangan dan masker!
h. Sebanyak 400 µl TE buffer ditambahkan ke dalam suspensi, campur dengan
tapping.
Prosedur Ekstraksi Plasmid Skala Kecil (Mini Preparation) dengan Metode Alkali
(Modifikasi Sambrook and Russel, 2001)
a. Sebanyak 1 koloni tunggal E.coli rekombinan dari lempeng agar diambil dan
dibiakkan pada 4 mL medium LB steril + ampisilin pada suhu 37oC selama 16-18
jam. Perhatian: konsentrasi akhir ampisilin adalah 100µg/mL
b. Sebanyak 1.5 ml kultur E.coli rekombinan dimasukkan pada microtube dan
disentrifuse menggunakan 6.000 rpm, 4oC selama 5 menit.
c. Supernatan yang dihasilkan dibuang, dan pelet bakteri dibiarkan tetap dalam
microtube.
d. Sebanyak 100 µL solution I steril ditambahkan ke dalam falcon tube, kemudian
dilakukan vorteks sampai seluruh pelet tercampur sempurna, lalu dibiarkan
dalam suhu ruang selama 5 menit.
e. Sebanyak 200 µL solution II steril ditambahkan ke dalam falcon tube dan
dibolak-balik secara perlahan, lalu diinkubasi di es selama tepat 5 menit.
Suspensi akan menjadi bening, dan pada tutup tube akan nampak benang-
benang yang lengket. Perhatian: inkubasi terlalu lama akan menyebabkan
meningkatnya kontaminasi DNA genomik.
Perhatian: Bubuk SDS beracun jika terhirup dan dapat menyebabkan iritasi.
NaOH bersifat korosif. Selalu gunakan sarung tangan dan masker!
f. Sebanyak 150 µL solution III steril ditambahkan ke dalam falcon tube dan
dikocok dengan cepat dan kuat, kemudian diinkubasi di es selama 5 menit.
Perhatian: Asam asetat glasial bersifat korosif dan menyebabkan iritasi pada
mata dan kulit. Selalu gunakan sarung tangan, masker dan lemari
asam!
g. Microtube berisi campuran solution I, II, III kemudian dilakukan sentrifugasi pada
10.000 rpm, 4oC selama 15 menit. Ulangi tahapan sentrifugasi pada kecepatan
dan lama waktu yang sama. Lalu supernatan (kira-kira 400 µL) diambil hati-hati
dan dipindahkan ke falcon tube baru. Perhatian: jangan sampai endapan ikut
terbawa.
h. Sebanyak 300 µL ice cold isopropanol ditambahkan ke dalam tube tersebut,
kemudian tube dibolak balik.
i. Kemudian falcon tube didiamkan pada suhu ruang selama 30 menit.
j. Lakukan sentrifugasi pada 10.000 rpm, suhu 4oC selama 15 menit. Ulangi
tahapan sentrifugasi pada kecepatan dan lama waktu yang sama.supernatan
dibuang.
k. Pelet DNA dicuci dengan menambahkan 500 µL ice cold 70% etanol ke dalam
tube eppendorf kemudian disentrifuse menggunakan 10.000 rpm 4oC selama 15
menit dan supernatan dibuang. Lakukan sebanyak 2 kali.
Modul Praktikum Rekayasa Genetika 2020 12
l. Pelet DNA dikeringkan pada konsentrator suhu sampai alkohol menguap dan
tidak berbau.
m. DNA plasmid pelet dilarutkan dengan 30-50 µL TE buffer (tergantung banyaknya
pelet DNA)
n. Tambahkan 5 µL RNAse diinkubasi pada suhu 37oC selama 30 menit.
o. DNA plasmid kemudian disimpan pada -20oC.
Perhatian: Hindari untuk melakukan freeze-thaw berulang, untuk menjaga
kestabilan DNA, dan selalu simpan pada es jika dikeluarkan dari
freezer!
p. Sebanyak 4 µL DNA dilakukan pengecekan menggunakan elektroforesis gel
agarosa, kemudian dianalisa konsentrasi dan kemurnian DNA secara
spektrofotometrik.
Perhatian: Etidium bromida yang digunakan pada elektroforesis DNA bersifat
karsinogenik. Selalu gunakan sarung tangan! Etidium bromida
rusak karena panas dan cahaya, simpan dalam wadah gelap!
B. INDIKATOR BELAJAR
Setelah menyelesaikan praktikum ini, mahasiswa diharapkan mampu:
1. Mengaplikasikan teknik amplifikasi DNA dengan metode PCR.
2. Mengkonfirmasi keberhasilan proses amplifikasi DNA.
C. LANDASAN TEORI
Polymerase chain reaction (PCR) ditemukan oleh Dr. Kary Mullis pada tahun
1983. Pada saat itu, ia bekerja di Cetus Corporation, salah satu perusahaan bioteknologi
pertama. Kemudian pada tahun 1993, ia menerima Hadiah Nobel dalam bidang Kimia
"for his invention of the polymerase chain reaction method" (Najafov and Hoxhaj,
2017). PCR telah merevolusi bidang biologi molekuler karena sebelumnya hanya ada
satu cara mengamplifikasi DNA yaitu menggunakan bakteri untuk membuat Salinan
DNA. Oleh karena itu, merupakan cikal bakal banyak teknologi biologi molekuler, antara
lain sequencing, cloning dan rekayasa genetika (Clark, et al., 2018).
PCR merupakan proses enzimatik di mana wilayah spesifik DNA direplikasi
berulang-ulang untuk menghasilkan banyak salinan dari urutan tertentu (Butler, 2012).
PCR didefinisikan sebagai teknik mengamplifikasi DNA dengan siklus berulang dari
pemisahan untaian dan replikasi DNA secara in vitro (Clark, et al., 2018). PCR sangat
sensitif karena hanya dengan sedikit DNA dari satu sel dapat menghasilkan produk yang
jumlahnya cukup untuk kloning, sequencing, ataupun analisa lainnya (Clark and
Pazdernik, 2012).
Metode PCR terdiri atas tiga tahap dasar pada setiap satu siklus (cycle), yaitu
denaturasi (denaturation), penempelan primer (primer annealing), dan elongasi
(elongation). Pertama, tahap denaturasi, template DNA di denaturasi dengan suhu
tinggi digunakan untuk menghentikan semua reaksi enzimatis dan memisahkan untai
ganda DNA menjadi untai tunggal. Suhu yang biasa digunakan adalah sekitar 90 oC
selama satu atau dua menit. Tahap kedua (primer annealing), suhu diturunkan menjadi
50-60oC, untuk memberikan waktu primer oligonukleotida menempel pada posisi
tertentu di template DNA. Tahap tersebut merupakan tahap yang paling kritis, karena
jika primer dapat menempel pada posisi target yang diinginkan pada cetakan, maka
diharapkan akan diperoleh sintesis produk PCR yang diinginkan. Tahap ketiga (elongasi),
suhu ditingkatkan menjadi 70oC selama satu atau dua menit untuk memberikan waktu
enzim thermostable polymerase bekerja secara optimum mensintesis segmen DNA
target dimulai dari primer hingga DNA baru menjadi lengkap. DNA disintesis dari ujung
5’ menuju 3’ pada kedua strand baru (Clark and Pazdernik, 2012). Suhu dan waktu
dapat berbeda tergantung pada bahan-bahan yang digunakan.
D. KEGIATAN PRAKTIKUM
Modul Praktikum Rekayasa Genetika 2020 14
Amplifikasi dengan PCR
1. Bahan Praktikum
Aquabidest / Milli-Q water steril
Mix PCR (KAPA SYBR Fast qPCR Mastermix (2X) Kit ABI Prism®)
terdiri dari: KAPA SYBR FAST DNA Polymerase, reaction buffer, dNTPs, SYBR Green I dye,
and MgCl2 at a final concentration of 2.5 mM. Where noted, Master Mixes contain
instrument-specific reference dyes.
Template DNA / target DNA Lactobacillus plantarum
Forward dan reverse primers untuk Bakteri Asam Laktat
reverse primers Sequence - mlb16
5’ – GGC TGC TGG CAC GTA GTT AG - 3’
forward primers Sequence - plb16
5’ – AGA GTT TGA TCC TGG CTC AQ – 3’
Es batu serut
2. Peralatan Praktikum
Mesin PCR
Mikropipet
Mikrotip steril
Microtube steril
3. Prosedur Kerja Amplifikasi dengan PCR (Sambrook and Russell, 2001 modifikasi)
a. Siapkan sampel dan Buffer mix PCR disiapkan dengan komposisi :
Komponen Tabung (Micro-tube)
1 2 3 4
Template DNA (pRY121 DNA, 2µg/ml) 3 µL 3 µL 3 µL 3 µL
atau coloni Lactobacillus plantarum
10x Buffer mix PCR 10 µL 10 µL 10 µL 10 µL
Pimer Forward plb16, 10 µM 1 µL 1 µL - -
Primer Reverse mlb16, 10 µM 1 µL - 1 µL -
ddH2O steril 10 µL 11 µL 11 µL 12 µL
TOTAL 25 µL 25 µL 25 µL 25 µL
Perhatian: Bahan PCR harus selalu ditempatkan pada wadah berisi es setelah
dikeluarkan dari freezer.
b. Program temperatur ”hot start” pada mesin PCR diset sebagai berikut
denaturasi awal 94oC 2 menit, denaturasi siklus 94oC 30 detik, penempelan
primer siklus 53-60oC 45 detik, elongasi DNA siklus 72 oC 2 menit. Masing-masing
siklus diulang sebanyak 30-35 kali.
c. Proses total amplifikasi (30 siklus) berlangsung selama kurang lebih 2,5-3 jam.
d. Hasil amplifikasi (ampliokon) disimpan pada suhu -20 oC. Sebagian hasil
amplifikasi (5 µL fragmen PCR, 1 µL loading dye) dikonfirmasi dengan
elektroforesis agarosa.
2. Peralatan Praktikum
Set peralatan elektroforesis gel agarose
Power supply
Mikropipet
Mikrotip
Sarung tangan latex
UV illuminator
Kompor listrik
Erlenmeyer
Timbangan analitik.
B. INDIKATOR BELAJAR
Setelah menyelesaikan praktikum ini, mahasiswa diharapkan mampu:
1. Mengaplikasikan teknik transformasi plasmid ke dalam sel inang bakteri (metode
heat shock).
2. Mengaplikasikan teknik transformasi plasmid ke dalam sel inang bakteri (metode
elektroporasi).
3. Mengatahui perbedaan transformasi menggunakan metode heat shock dan
elektroporasi.
C. LANDASAN TEORI
Sel Kompeten
Sel Kompeten adalah sel bakteri atau yeast yang telah mengalami perubahan
dalam hal tingkat permeabilitasnya. Artinya membran sel dari bakteri atau yeast
tersebut mampu dilewati oleh plasmid DNA, sehingga DNA yang telah masuk tersebut
akan bertambah dan bertambah seiring pembelahan sel mikroba tersebut. Larutan yang
digunakan untuk mengubah struktur tingkat permeabilitas membran tersebut adalah
larutan garam, seperti CaCl2, MgCl2, dan LiCl2. Garam CaCl2 akan mempengaruhi
porositas membran sel sehingga pada saat terjadi lonjakan suhu membran menjadi
tidak selektif terhadap molekul asing dan produk ligasi dapat masuk ke dalam sel.
Transformasi
Transformasi merupakan metode untuk membawa DNA heterolog ke dalam
suatu organisme (misalnya bakteri Escherichia coli). DNA heterolog ini pada banyak
kasus merupakan plasmid yang mengandung gen target yang diinginkan. Setelah proses
transformasi, organisme hasil transformasi disebut dengan GMO (Organisme yang
termodifikasi secara genetik). Mikroorganisme yang termodifikasi secara genetik dapat
mengalami peningkatan karakteristik dari sifat alaminya. Metode transformasi dapat
digunakan untuk menghasilkan atau mengekspresikan sejumlah besar protein
rekombinan yang diinginkan. Salah satu contohnya yaitu plasmid yang mengandung gen
penyandi protein β-Galactosidase. Metode transformasi yag sering digunakan adalah
metode heat shock dan metode elektroporasi.
D. KEGIATAN PRAKTIKUM
1. Bahan Praktikum
a. Pembuatan Sel Kompeten
Kultur mikroorganisme: E. coli DH5α
Luria Bertani Broth steril tanpa antibiotik
100 mM CaCl2 steril
100 mM MgCl2 steril
Solution A (85 mM CaCl2, 15% gliserol v/v) steril
Es Batu
Alkohol 70%
Aquades
Sprirtus
2. Peralatan Praktikum
a. Pembuatan Sel Kompeten
Modul Praktikum Rekayasa Genetika 2020 19
Inkubator
Waterbath shaker
Mikropipet
Mikrotip
Falcon tube
Sentrifuge
Spektrofotometer
Icebox
LAF
Vortex
3. Prosedur Kerja
Pembuatan Sel Kompeten E. coli DH5α
a. Simpan semua larutan 100 mM CaCl2 steril, 100 mM MgCl2 steril, Solution A
steril pada refrigerator serta falcon tube steril, mikrotube steril, mikrotip steril
pada freezer. Perhatian: semua alat dan bahan yang digunakan pada
pembuatan sel kompeten harus dipertahankan agar tetap dingin.
b. Inokulasikan 1 koloni E. coli DH5α tanpa plasmid ke dalam 2 ml LB broth tanpa
antibiotik, diinkubasi 12 jam pada 37°C (starter).
c. Inokulasikan 2 ml starter pada 100 ml LB broth tanpa antibiotik, inkubasi pada
37°C.
d. Ukur OD600 hingga mencapai 0,34 - 0,4 setiap jam dan setiap 20 menit setelah
mencapai OD600 0,2. Perhatian: Jika OD melebihi 0,4 maka prosedur di atas
harus diulang.
e. Setelah OD600 mencapai 0,34-0,4 simpan kultur pada wadah berisi es batu hingga
dingin.
f. Masukkan pada falcon tube dan lakukan sentrifugasi pada 4°C, 3000 rpm (2000x
g) selama 15 menit, buang supernatannya.
g. Letakkan larutan MgCl2 dan CaCl2 pada wadah berisi es batu agar tetap dingin.
h. Resuspend dengan 30 ml MgCl2 dingin , lalu lakukan sentrifugasi pada 4°C, 3000
rpm (2000x g) selama 15 menit, buang supernatannya. Lakukan sebanyak 2 kali.
i. Resuspend dengan 30 ml CaCl2 dingin, sentrifugasi pada 4°C, 3000 rpm (2000x g)
selama 15 menit, buang supernatannya. Lakukan sebanyak 3 kali.
j. Resuspend dengan 30 ml Solution A dingin, sentrifugasi pada pada 4°C, 2100
rpm (1000x g) selama 10 menit, buang supernatannya.
Transformasi dengan Metode Heat Shock (Sambrook and Russell, 2001 modifikasi)
a. Cairkan mikrotube berisi 100 µL sel kompeten E. coli DH5α di dalam wadah
berisi es batu. Perhatian: Jangan mencairkan sel kompeten pada suhu ruang.
b. Sebanyak 5 µL plasmid pUC18 ditambahkan pada mikrotube berisi sel kompeten,
ketuk-ketuk mikrotube perlahan agar tercampur. Perhatian: jangan divortex.
c. Segera letakkan mikrotube pada wadah berisi es batu selama 3 menit.
d. Segera letakkan mikrotube pada waterbath suhu 42oC selama 90 detik.
e. Segera letakkan kembali mikrotube pada wadah berisi es selama 10 menit.
f. Tambahkan 400 µL media SOC broth steril.
g. Inkubasi mikrotube selama 1 jam pada suhu 37oC dengan kecepatan agitasi 225
rpm.
h. Tumbuhkan pada media LB agar dengan ampisilin dengan menggunakan metode
spread plate.
i. Lakukan spread hingga cairan kultur di atas LB agar ampisilin mengering
sempurna. Perhatian: Ampisilin rusak pada suhu tinggi, hindarkan dari panas.
j. Lakukan inkubasi pada suhu 37°C selama 12-14 jam. Perhatian: inkubasi lebih
dari 14 jam akan memicu terbentuknya koloni satelit.
k. Lakukan pengamatan pada koloni yang tumbuh.
4 KONFIRMASI KEBERHASILAN
TRANSFORMASI
A. TUJUAN
Modul Praktikum Rekayasa Genetika 2020 21
Praktikum ini bertujuan untuk:
1. Melakukan uji konfirmasi keberhasilan proses transformasi plasmid ke dalam sel
inang bakteri menggunakan seleksi antibiotik.
2. Melakukan uji konfirmasi keberhasilan proses ligasi plasmid ke dalam sel inang
bakteri menggunakan blue white selection.
3. Melakukan proses konfirmasi keberhasilan proses ligasi plasmid ke dalam sel inang
bakteri menggunakan colony PCR.
B. INDIKATOR BELAJAR
Setelah menyelesaikan praktikum ini, mahasiswa diharapkan mampu:
1. Mengaplikasikan teknik konfimasi keberhasilan transformasi plasmid ke dalam sel
inang bakteri (metode seleksi antibiotik).
2. Mengaplikasikan teknik konfirmasi keberhasilan ligasi plasmid ke dalam sel inang
bakteri (metode blue white selection).
3. Mengaplikasikan teknik teknik konfirmasi keberhasilan ligasi plasmid ke dalam sel
inang bakteri (metode colony PCR).
C. LANDASAN TEORI
Tingkat keberhasilan proses transformasi haruslah diuji, untuk membedakan sel
kompeten yang telah dan tidak menerima plasmid. Ada beberapa metode yang dapat
dilakukan untuk menguji tingkat keberhasilan proses transformasi. Metode yang sering
digunakan antara lain adalah seleksi menggunakan media yang mengandung antibiotik,
blue white selection, koloni PCR, pemotongan plasmid menggunakan enzim restriksi,
SDS Page, western blot dan masih banyak yang lain.
Efisiensi Transformasi
Efisiensi transformasi kontrol positif (Zhiming Tu dkk, 2005)
Enzim restriksi memotong DNA dalam dua cara dan hasil yang berbeda, yaitu:
1. Hasil pemotongan berujung tumpul (blunt end), Enzim ini memotong secara
simetris antara kedua utas DNA sehingga menghasilkan ujung tumpul. Contoh:
SmaI.
2. Hasil pemotongan berujung lancip atau lengket (sticky end), Pola seperti ini lebih
mudah menempel dengan pasangan DNA nya karena adanya ikatan basa antara
ujung-ujung yang menggantung. Contoh: BamHI.
D. KEGIATAN PRAKTIKUM
1. Bahan Praktikum
Modul Praktikum Rekayasa Genetika 2020 23
a. Seleksi menggunakan antibiotik
Luria Bertani Agar steril dengan ampisislin konsentrasi akhir 100 µg/mL
Alkohol 70%
Spirtus
2. Peralatan Praktikum
a. Seleksi menggunakan antibiotik
Spreader
Bunsen
Mikropipet
Mikrotip steril
Inkubator
Jarum ose
3. Prosedur Kerja
Seleksi menggunakan aktibiotik
a. Siapkan cawan hasil inokulasi produk transformasi dan hitung efisiensi
transformasinya.
b. Inokulasikan setiap koloni transforman positif yang terbentuk setelah
transformasi pada LB ampisilin agar menggunakan metode streak plate.
Perhatian: Ampisilin rusak pada suhu tinggi, hindarkan dari panas.
c. Inkubasi pada suhu 37°C selama 12-14 jam. Perhatian: inkubasi lebih dari 14
jam akan memicu terbentuknya koloni satelit.
d. Amati koloni transforman positif yang tumbuh.
Ashmaig A., Hasan A., Gaali E., E. 2009. Identification of Lactic Acid Bacteria Isolated from
Traditional Sudanese Fermented Camel’s Milk. African Journal of Microbiology
Research Vol. 3(8) pp. 451-457.
Butler, John M. 2012. Advanced Topics in Forensic DNA Typing: Methodology. Elsevier
Science Publishing Co. Inc. San Diego.
Clark, David P. and Pazdernik, Nanette J. 2012. Molecular Biology (Second Edition). Elsevier
Taiwan Inc. Taiwan.
Clark, David P., Pazdernik, Nanette J. and McGehee, Michelle. 2018. Molecular Biology
(Third Edition). Elsevier Inc. Academic Cell. Elsevier Inc. USA
Davis, L., M. Kuehl and J. Battey. 1994. Basic Methods in Molecular Biology 2 nd edition.
Appleton and lange. Norwalk XIV.
Dugas, M.J.; Gagnon, F.; Ladouceur, R. dan Freeston, M.H. 1998. Generalized anxiety
disorder: a preliminary test of a conceptual model. Behaviour Research and Therapy
36, pp. 215–226.
Hadiutomo, R.S. 1993. Teknik dan Prosedur Dasar Laboratorium. Gramedia. Jakarta.
Hsu, J.T., S. Das & S. Mohapatra. 1996. Polymerase Chain Reaction Engineering.
Biotechnology and Bioengineering. 55 (2): 359—366.
Lay, B.W. 1994. Analisis Mikroba di Laboratorium. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Najafov, Ayaz and Hoxhaj, Gerta. 2017. PCR Guru. An Ultimate Benchtop Reference for
Molecular Biologist. Elsevier Academic Press Inc. United States.
Palumbi, S.R. 1996. Nucleid Acids II: The Polymerase Chain Reaction. Dalam: Hillis, D.M.,
Moritz, C. & B.K. Mable (eds.). 1996. Molecular systematics. 2nd ed. Sinauer
Associates, Inc., Sunderland: xvi.
Pelczar, M.J.Jr. and E.S.C. Chan. 1972. Laboratory Exercices in Microbiology. Mc Graw Hill
Book Company. New York.
Promega. 1996. Protocols and Applications Guide. 3rd edition. Promega Corporation. USA.
Sambrook, J. and D.W. Russell. 2001. Molecular cloning a laboratory manual vol 1. 3rd ed.
Cold Spring Harbor Laboratory Press: Cold Spring Harbor, New York.
Sambrook, J. and D.W. Russell. 2001. Molecular cloning a laboratory manual vol 1. 3rd ed.
Cold Spring Harbor Laboratory Press: Cold Spring Harbor, New York
Scheppler, J.A., P.E. Cassin and R.M. Gambier. 2000. Biotechnology Explorations : Applying
the Fundamentals. American Society for Microbiology (ASM) Press. Washington DC.
Schiegel, H.G. dan Karin S. 1994. Mikrobiologi Umum. UGM Press. Jogjakarta.
Sharrocks, A.D. 1994. The design of primers for PCR. Dalam: Griffin, H.G. & A.M. Griffin
(eds.). 1994. PCR technology: Current innovations. CRC Press. Boca Raton
Watson, J.D., M. Gilman., J. Witkowski and M. Zoller. 1998. Recombinant DNA 2nd edition.
W.H. Freeman and Company-Madison Avenue. New York.