Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Stase Kegawat Daruratan dan Kritis
Program Profesi Ners Reguler
Oleh :
Nabila Fathiana
JNR0220065
Fraktur adalah rusaknya kontinuitas tulang yang disebabkan tekanan eksteral yang
datang lebih besar dari yang dapat diserap oleh tulang(Carpenito, 2010).Fraktur adalah
pengertiandi atas dapat disimpulkan bahwa fraktur patella merupakan suatu gangguan
tulang dikarenakan tekanan yang berlebihan yang terjadi pada tempurung lutut.
B. Etiologi
Menurut Smeltzer dan Bare (2010), fraktur terjadi jika tulang dikenai stress yang
lebih besar dari yang dapat di absorpsinya. Fraktur dapat disebabkan oleh pukulan
langsung, gaya remuk, gerakan puntir mendadak, dan bahkan kontraksi otot
mengakibatkan edema jaringan lunak, perdarahan ke otot dan sendi, dislokasi sendi,
rupture tendon, kerusakan saraf, dan kerusakan pembuluh darah. Menurut Corwin (2009),
penyebab fraktur tulang paling sering adalah trauma,terutama pada anak-anak dan
dewasa muda. Beberapa fraktur dapat terjadi setelah trauma minimal atau tekanan ringan
apabila tulang lemah (fraktur patologis) fraktur patologis sering terjadi pada lansia yang
mengalami osteoporosis, atau individu yang mengalami tumor tulang, infeksi, atau
penyakit lain. Fraktur stress atau frakturkeletihandapat terjadi pada tulang normal akibat
peningkatan yang cepat tingkat latihan atlet atau permulaan aktivitas fisik yang
baru(Corwin, 2009).Patah tulang biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik.
Kekuatan dan sudut dari tenaga tersebut, keadaan tulang, dan jaringan lunak di sekitar
tulang yang akan menentukan apakah fraktur yang terjadiitu lengkap atau tidak lengkap.
Penyebab terjadinya fraktur adalah trauma, stres kronis dan berulang maupun pelunakan
tulang yang abnormal. Sebagian besar patah tulang merupakan akibat dari cedera,seperti
kecelakan mobil, olah raga atau karena jatuh. Patah tulang terjadi jika tenaga yang
melawan tulang lebih besar daripada kekuatan tulang.Jenis dan beratnya patah tulang
dipengaruhi oleh:
- Usia penderita
- Kelenturan tulang.
- Jenis tulang
C. Manifestasi klinik
Fraktur patella dapat ditandai dengan adanya:
1. Pembengkakan.
2. Perubahan bentuk, dapat terjadi angulasi (terbentuk sudut), rotasi(terputar), atau
pemendekan.
3. Terdapat rasa nyeri yang sangat pada daerah fraktur (spasme otot akibat reflek
involunter pada otot, trauma langsung pada jaringan, peningkatan tekanan pada
saraf sensori, pergerakan pada daerah fraktur)
4. Spasme otot: respon perlindungan terhadap injuri dan fraktur
5. Deformitas
6. Echimosis: ekstravasasi darah didalam jaringan subkutan
7. Kehilanghan fungsi
8. Crepitasi: pada palpasi adanya udara pada jaringan akibat trauma terbuka
9. Tes diagnostic
D. Pathway
Trauma
Trauma Langsung
Langsung Trauma Tidak Kondisi Patologis
Langsung
FRAKTUR
Diskontinuitas Pergeseran
tulang Fraktur Tulang NYERI
Perub. Jaringan
Sekitas
Laserasi Kulit
Deformitas
Edema
Penurunan Perfusi
Jaringan
Gangguan Perfusi
Jaringan
E. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan radiologis
Dilakukan pada daerah yang dicurigai fraktur, harus mengikuti aturanrole of two yang
terdiri dari:
Memuat dua sendi antara fraktur, yaitu bagian proksimal dan distal
2. Pemeriksaan laboratorium
3. Pemeriksaan arteriografi
4. Foto Rontgen
Untuk mengetahui lokasi fraktur dan garis fraktur secara langsung mengetahui tempat
dan type fraktur. Biasanya diambil sebelum dan sesudah dilakukan operasi dan
F. Penatalaksanaan Medik
1. Fraktur Terbuka
Merupakan kasus emergensi yang dapat terjadi kontaminasi oleh bakteridan disertai
perdarahan yang hebat dalam waktu 6-8 jam (golden period).Kuman belum terlalu
jauh meresap dilakukan:
Pembersihan luka
Exici
Hecting situasi
Antibiotik
2. Seluruh Fraktur
a. Rekognisis/Pengenalan
Riwayat kejadian harus jelas untuk mentukan diagnosa dan tindakanselanjutnya.
Menyangkut diagnosa fraktur pada tempat kejadian kecelakaan dan kemudian di
rumah sakit:
Riwayat kecelakaan
Parah tidaknya luka
Diskripsi kejadian oleh pasien
Menentukan kemungkinan tulang yang patah
Krepitus
b. Reduksi/Manipulasi/Reposisi
Reposisi fragmen fraktur sedekat mungkin dengan letak normalnya. Reduksi
terbagi menjadi dua yaitu:
Reduksi tertutup: untuk mensejajarkan tulang secara manual dengan traksi
atau gips
Reduksi terbuka: dengan metode insisi dibuat dan diluruskan melalui
pembedahan, biasanya melalui internal fiksasi dengan alat misalnya; pin,
plat yang langsung kedalam medula tulang.
c. Retensi/Immobilisasi
Setelah fraktur di reduksi, fragmen tulang harus dimobilisasi untuk membantu
tulang pada posisi yang benar hingga menyambung kembali.
d. Rehabilitasi
Menghindari atropi dan kontraktur dengan fisioterapi. Segala upayadiarahkan
pada penyembuhan tulang dan jaringan lunak. Reduksi danimobilisasi harus
dipertahankan sesuai kebutuhan. Status neurovaskuler(mis. pengkajian peredaran
darah, nyeri, perabaan, gerakan) dipantau,dan ahli bedah ortopedi diberitahu
segera bila ada tanda gangguanneurovaskuler. Kegelisahan, ansietas dan
ketidaknyamanan dikontroldengan berbagai pendekatan (mis. meyakinkan,
perubahan posisi,strategi peredaan nyeri, termasuk analgetika).
G. Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahapan awal dan landasan dalam proses keperawatan, untuk
a. Anamnesa
1) Identitas pasien
Meliputi nama, jenis kelamin, umur, alamat, agama, bahasa yang di pakai,
status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, no RM, tanggal MRS, diagnosa
medis
2) Keluhan utama
Pada umumnya keluhan utama klien yang mengalami fraktur yaiu
nyerisetelah mengalami kecelakaan, jatuh, atau terbentur benda keras.
Nyeribisa akut atau kronik, tergantung lamanya serangan.
3) Riwayat penyakit sekarang
Dapat berupa kronologi terjadinya fraktur sehingga bisa ditentukankekuatan
hantaman atau benturan yang terjadi dan jenis fraktur yangdialami. Selain itu,
dengan mengetahui mekanisme terjadinyakecelakaan dapat diketahui juga
kemungkinan adanya luka kecelakaanyang lain.
4) Riwayat penyakit dahulu
Penyakit-penyakit tertentu seperti kanker tulang dan penyakit paget’sdapat
menyebabkan fraktur patologis yang sering sulit untukmenyambung. Penyakit
DM juga dapat menghambat prosespenyembuhan tulang
5) Review of sistem (ROS)
H. Daftar Pustaka