Anda di halaman 1dari 15

KONSEP GERONTOLOGI DAN GERIATRI

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
Dasar Gerontologi
Yang dibina oleh Ibu dr. Hartati Eko Wardhani, M.Med

oleh:
Dewi Khoirun Nikmatuz Z (170612634057)
Riris Lingga F (170612634008)
Tsabitah Aulawiyatus syifa’ (170612634060)
Yani Amaliah (1706126340)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
JANUARI 2018
KATA PENGANTAR

Makalah ini di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah dasar


gerontologi, karena berdasarkan kebutuhan dari materi diskusi kelas tentang
konsep kesehatan lingkungan oleh karena itu tersusun makalah ini oleh kami
berempat dengan maksud untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan
tentang materi dari konsep gerontologi dan geriatri. Untuk materi ini kami
usahakan dalam kelengkapan dan ketepatan materi dengan silabus mata kuliah
dasar gerontologi agar tidak rancu dan juga dapat bermanfaat bagi teman- teman
mahasiswa.
Ucapan terima kasih kami ucapkan setinggi- tingginya untuk dosen mata
kuliah dasar gerontologi yaitu ibu dr. Hartati Eko Wardhani, M.Med, karena jasa
beliau kami dapat menuntaskan makalah ini dengan tepat waktu dan semoga dapat
memenuhi tugas yang telah di berikan oleh beliau.
Segala upaya telah di lakukan untuk membuat dan melengkapi isi makalah
ini , namun tidak mustahil dalam makalah ini masih terdapat kekurangan dan
kesalahan. Oleh karena itu kami mengharapkan saran agar di jadikan masukan
untuk tugas di lain waktu.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi mahasiswa terutama di kelas kami
dan juga tentunya mahasiswa offering lain.

Malang, 29 Januari 2018

Penyusun

1
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR...................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah..........................................................................
1.2 Rumusan masalah....................................................................................
1.3 Tujuan......................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................
2.1 Latar Belakang Demografi Gerontologi..................................................
2.2 Pengertian Gerontologi dan Geratri.........................................................
2.2.1 Gerontologi....................................................................................
2.2.2 Geratri............................................................................................
2.3 Tujuan dan Prinsip Geriatrik....................................................................
2.4 Proses Menua dan Karakteristik Proses Penuaan....................................
2.4.1 Proses Menua................................................................................
2.4.2 Karakteristik Proses Penuaan........................................................
2.5 Batasaan-Batasan Lanjut Usia.................................................................
2.4.1 Pengertian Lansia..........................................................................
2.4.1 Pengertian Lansia Menurut Beberapa Ahli...................................
2.4.1 Batasan Lanjut Usia.......................................................................
BAB III PENUTUP.......................................................................................
3.1 Kesimpulan..............................................................................................
3.2 Saran........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan

3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Latar Belakang Demografi Gerontologi

Dalam kamus umum Bahasa Indonesia edisi Balai Pustaka, Demografi


berarti ilmu kependudukan: ilmu tentang susunan, dan pertumbuhan
penduduk; ilmu yang memberikan uraian atau lukisan berupa statistik
mengenai suatu bangsa dilihat dari sudut sosial politik.
Demografi adalah ilmu pengetahuan yang secara kuantitatif dan
kualitatif manganalisis penduduk mengenai jumlah, struktur, dan
perkembangannya. Data demografi tentang jumlah penduduk menurut
kelompok umur, jenis kelamin yang sangat diperlukan dalam kebijakan-
kebijakan yang akan diambil oleh pemerintah pusat, dan daerah. Fenomena
peningkatan jumlah penduduk lansia tidak hanya dialami Indonesia tetapi juga
negara lain di dunia. Abad dua puluh satu akan menjadi "Era Lanjut Usia",
dan Indonesia merupakan negara yang akan mengalami laju pertumbuhan
penduduk lansia tercepat dibandingkan negara lain di dunia (BPS, 1997).
Karakteristik demografi penduduk lansia saat ini dan di masa yang lalu
mengindikasikan tentang pentingnya membuat perkiraan penduduk lansia di
masa depan, agar kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi dimasa depan
dapat di antisipasi sejak dini, di bawah ini disajikan hasil proyeksi penduduk
lanjut usia dengan batasan umur 60 tahun dan 65 tahun ke atas (Tabel
lampiran). Sementara demografi lansia disendirikan karena lansia memiliki
kebutuhan khusus.
Inilah gambaran jumlah penduduk lansia di masa depan. Penduduk
lanskia (60 tahun ke atas) akan mengalami pertumbuhan penduduk yang
relatif tinggi diperkirakan mulai sekitar periode 2005-2010. Dibandingkan
periode lainnya, periode 2015-2020 merupakan periode dengan laju
pertumbuhan penduduk lansia tertinggi diseluruh wilayah Indonesia baik Jawa
dan Bali maupun di luar wilayah tersebut, dengan rata-rata pertumbuhan
penduduk per tahun 4 persen. Agak sedikit mengalami kelambatan adalah
pertumbuhan penduduk lansia perempuan di Jawa dan Bali, namun demikian
mulai periode 2010-2015, pertumbuhan penduduknya terus mengalami

4
kenaikan, dan di akhir periode proyeksi diperkirakan sekitar 3 persen (Moch.
Affandi, Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya).
2.2 Pengertian Gerontologi dan Geratri
2.2.1 Gerantologi
Gerontologi berasal dari bahasaYunani geros ( tua ) dan logos (ilmu).
Gerontologi dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang proses
penuaan dan permasalahan yang dialami oleh lansia serta konsekuensi akibat
proses menua untuk kehidupan lansia sendiri maupun kelompok masyarakat
(Nugroho, 2002).
Sedangkan menurut ahli gerontologi merupakan studi ilmu tentang efek
penuaan dan penyakit yang berhubungan dengan penuaan pada manusia,
meliputi aspek biologis, fisiologis, psikososial, dan aspek rohani dari penuaan.
Penuaan merupakan proses yang normal, dengan perubahan fisik dan tingkah
laku yang dapat terjadi pada semua orang pada saat mereka mencapai tahap
perkembangan kronologis tertentu. (Stanley, 2007).
Menurut UU Nomor 4 th 1965, Seseorang dinyatakan lansia setelah yang
bersangkutan mencapai umur 55 th, tidak mempunyai atau tidak berdaya
mencari nafkah sendiri utnuk keperluan hidupnya sehari-hari dan menerima
nafkah dari orang lain. Sedangkan menurut UU No. 13 / Tahun 1998 Tentang
Kesejahteraan Lansia disebutkan bahwa lansia adalah seseorang yang telah
mencapai usia lebihdari 60 tahun. Akibat proses menua dijelaskan (Sofia
2014:1)
2.2.2 Geratri

Geriatri merupakan cabang ilmu dari gerontology dan kedokteran yang


mempelajari kesehatan pada lanjut usia dalam berbagai aspek, yaitu promotif,
preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Pada prinsipnya geriatri mengusahakan
masa tua yang bahagia dan berguna (Depkes RI, 2000).
Geriatri berasal dari kata gerios, yang berarti usia lanjut dan lateria,
yang berarti merawat. Salah satu fokus pembelajaran dalam geriatri adalah
mengenai penyebab penyakit, yang dinamakan etiologi. Para lansia pada
umumnya mengalami penurunan fungsi tubuh yang disebabkan oleh faktor
endogen (dari dalam tubuh) dan faktor eksogen (luar tubuh). Dengan

5
menurunnya fungsi tubuh seperti enzim, sel, dan daya tahan tubuh (imunitas),
maka faktor eksogen dengan mudah memunculkan penyakit pada para lansia.
Dua hubungan tersebut dipelajari dalam etiologi
2.3 Tujuan dan prinsip geriatrik
2.3.1 Tujuan Geriatrik
Menurut Nugroho (2008) tujuan geriatrik adalah sebagai
berikut:
1) Mempertahankan derajat kesehatan para lanjut usia pada taraf yang
setinggi- tingginya sehingga terhindar dari penyakit atau gangguan.
2)  Memelihara kondisi kesehatan dengan aktivitas fisik dan mental.
3) Merangsang para petugas kesehatan ( dokter, perawat ) untuk dapat
mengenal dan menegakkan diagnosis yang tepat dan dini bila mereka
menemukan kelainan tertentu.
4) Mencari upaya semaksimal mungkin agar para lanjut usia yang
menderita suatu penyakit atau gangguan, masih dapat
mempertahankan kebebasan yang maksimal tanpa perlu suatu
pertolongan ( memelihara kemandirian secara maksimal )
5) Bila para lanjut usia sudah tidak dapat disembuhkan dan bila mereka
sudah sampai pada stadium terminal, ilmu ini mengajarkan untuk
tetap memberi bantuan yang simpatik dan perawatan dengan penuh
pengertian ( dalam akhir hidupnya, memberi bantuan moral dan
perhatian yang maksimal sehingga kematiannya berlangsung dengan
tenang).
Adapun tujuan dari geriatrik dalam Maryam dkk (2008,p. 2)
adalah sebagai berikut:
1) Mempertahankan derajat kesehatan setinggi-tingginya sehingga
terhindar dari penyakit atau gangguan/kesehatan
2) Memelihara kondisi kesehatan dengan aktivitas fisik sesuai
kemampuan dan aktivitas mental yang mendukung
3) Melakukan pengobatan yang tepat
4) Memelihara kemandirian secara maksimal
5) Tetap memberikan dukungan moril dan perhatian sampai akhir
hayatnya agar kematiannya dengan tenang
2.3.2 Prinsip Pelayanan Geriatrik
Adapun prinsip-prinsip pelayanan geriatrik dalam keperawatan
gerontik (Maryam dkk,2008,p. 3), adalah sebagai berikut:
a. Pendekatan yang menyeluruh (biopsikososialspiritual)
b. Orientasi terhadap kebutuhan klien
c. Diagnosis secara terpadu

6
d. Team work (koordinasi)
e. Melibatkan keluarga dalam pelaksanaannya
2.4 Proses Menua dan Karakteristik Proses Penuaan

2.4.1 Proses Menua


Menua didefinisikan sebagai penurunan, kelemahan, meningkatnya
kerentanan terhadap berbagai penyakit dan perubahan lingkungan,
hilangnya mobilitas dan ketangkasan, serta perubahan fisiologis yang
terkait dengan usia (Aru et al., 2009). Penuaan adalah suatu proses
normal yang ditandai dengan perubahan fisik, sosial, dan psikologis
yang dapat terjadi pada semua orang pada saat mereka mencapai usia
tahap perkembangan kronologis tertentu. Hal ini merupakan suatu
fenomena yang kompleks dan multidimensional yang dapat diobservasi
dan berkembang sampai pada keseluruhan sistem (Stanley, 2010).
Menurut Constantindes (1994) dalam Nugroho (2000) mengatakan
bahwa proses menua adalah suatu proses menghilangnya secara
perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau
mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya, sehingga tidak dapat
bertahan terhadap infeksi dan memperbaikinya kerusakan yang diderita.
Proses menua bukan merupakan suatu penyakit, melainkan suatu
masa atau tahap hidup manusia, yaitu; bayi, kanak-kanak, dewasa, tua,
dan lanjut usia. Orang mati bukan karena lanjut usia tetapi karena suatu
penyakit, atau juga suatu kecacatan. Akan tetapi proses menua dapat
menyebabkan berkurangnya daya tahan tubuh dalam menghadapi
rangsangan dari dalam  maupun dari  luar tubuh. Walaupun demikian,
memang harus diakui bahwa ada berbagai penyakit yang sering
menghinggapi kaum lanjut usia.
Proses menua merupakan proses yang terus menerus/berkelanjutan
secara alamiah dan umumnya di alami oleh semua makhluk hidup,
misalnya, dengan terjadinya kehilangan jaringan pada otot, susunan
saraf, dan jaringan lain, hingga tubuh mati sedikit demi sedikit.
Kecepatan proses menua setiap individu pada organ tubuh tidak akan
sama. Adakalanya seseorang belum tergolong lanjut usia/masih muda,
tetapi telah menunjukkan kekurangan yang mencolok. Adapula orang
yang sudah lanjut usia, penampilannya masih sehat, segar bugar, dan
badan tegap. Walaupun demikian, harus diakui bahwa ada berbagai
penyakit yang sering dialami lanjut usia. Manusia secara lambat dan
progresif akan kehilangan daya tahan terhadap infeksi dan akan
menempuh semakin banyak penyakit degenerative (misalnya: hipertensi,
arteriosklerosis, diabetes militus dan kanker) yang akan menyebabkan
berakhirnya hidup dengan episode terminal yang dramatis, misalnya
stroke, infark miokard, koma asidotik, kanker metastatis dan sebagainya.
Ada dua jenis teori penuaan yaitu, teori biologi, teori psikososial.
Teori biologis meliputi teori genetik dan mutasi, teori imunologis, teori
stress, teori radikal bebas, teori rantai silang, teori menua akibat
metabolisme. Teori psikososial meliputi pelepasan, teori aktivitas, teori
interaksi sosial, teori kepribadian berlanjut, teori perkembangan
(Stanley, 2010).

7
a. Teori Biologis
1) Teori Genetik dan Mutasi
Teori genetik menyatakan bahwa menua itu telah terprogram
secara genetik untuk spesies tertentu. Teori ini menunjukkan
bahwa menua terjadi karena perubahan molekul dalam sel tubuh
sebagai hasil dari mutasi spontan yang tidak dapat dan yang
terakumulasi seiring dengan usia. Sebagai contoh mutasi sel
kelamin sehingga terjadi penurunan kemampuan fungsional sel
(Aru et al,2009).
2) Teori Imunologis
Menua merupakan suatu alternatif yang diajukan oleh Walford
(1965). Teori ini menyatakan bahwa respon imun yang tidak
terdiferensiasi meningkat seiring dengan usia. Mutasi yang
berulang dapat menyebabkan berkurangnya kemampuan sistem
imun tubuh mengenali dirinya sendiri. Jika mutasi merusak
membran sel akan menyebabkan sistem imun tidak mengenal
dirinya sendiri sehingga merusaknya. Hal inilah yang
mendasaripeningkatan penyakit auto-imun pada lanjut usia
(Darmajo, 2009).
3) Teori Stress
Teori stress menyatakan bahwa menua terjadi akibat hilangnya
sel-sel yang biasanya digunakan oleh tubuh. Regenerasi jaringan
tidak dapat mempertahankan kestabilan lingkungan internal,
kelebihan usaha, dan stress yang menyebabkan sel-sel tubuh lemah
(Darmajo, 2009).
4) Teori Radikal Bebas
Radikal bebas dapat terbentuk di alam bebas dan di dalam
tubuh karena adanya proses metabolisme. Radikal bebas
merupakan suatu atom atau molekul yang tidak stabil karena
mempunyai elektron yang tidak berpasangan sehingga sangat
reaktif mengikat atom atau molekul lain yang menimbulkan
berbagai kerusakan atau perubahan dalam oksidasi bahan organik,
misalnya karbohidrat dan protein. Radikal bebas menyebabkan sel
tidak dapat beregenerasi. Radikal bebas dianggap sebagai
penyebab penting terjadinya kerusakan fungsi sel. Teori ini
menyatakan bahwa penuaan disebabkan oleh akumulasi kerusakan
ireversibel (Darmajo, 2009).
5) Teori Rantai Silang
Teori ini menjelaskan bahwa menua disebabkan oleh lemak,
protein, kerbohidrat, dan asam nukleat atau molekul kolagen
bereaksi dengan zat kimia dan radiasi, yang mengubah fungsi
jaringan yang akan menyebabkan perubahan pada membran
plasma, yang mengakibatkan terjadinya jaringan yang kaku,
kurang elastis, dan hilangnya fungsi pada proses menua (Aru et al.,
2009).
6) Teori Menua Akibat Metabolisme
Telah dibuktikan dalam percobaan hewan, bahwa pengurangan
asupan kalori ternyata bisa menghambat pertumbuhan dan

8
memperpanjang umur, sedangkan perubahan asupan kalori yang
menyebabkan kegemukan dapat memperpendek umur (Darmajo,
2009).
b. Teori Psikososial
1) Teori Penarikan Diri / Pelepasan
Teori ini merupakan teori sosial tentang penuaan yang paling
awal dan pertama kali diperkenalkan oleh Gummingdan Henry
(1961). Teori ini menyatakan bahwa mayarakat dan individu selalu
berusaha untuk mempertahankan diri mereka dalam keseimbangan
dan berusaha untuk menghindari gangguan. Oleh karena itu lansia
mempersiapkan pelepasan terakhir yaitu kematian dengan
pelepasan mutual dan pelepasan yang dapat diterima masyarakat.
Pelepasan ini meliputi pelepasan peran sosial dan aktivitas sosial.
Menurut teori ini seorang lansia akan dinyatakan mengalami proses
penuaan yang berhasil apabila ia menarik diri dari kegiatan
terdahulu dan dapatmemusatkan diri pada persoalan pribadi serta
mempersiapkan diri dalam menghadapi kematian (Stanley, 2010).
2) Teori Aktivitas
Penuaan yang sukses bergantung dari bagaimana seseorang
lansia merasakan kepuasan dalam melakukan aktivitas dan
memepertahankan aktivitas tersebut. Teori ini menyatakan bahwa
lanjut usia yang sukses adalah mereka yang aktif dan banyak ikut
serta dalam kegiatan sosial (Stanley, 2010).
3) Teori Interaksi Sosial
Teori ini menjelaskan mengapa lansia bertindak pada suatu
situasi tertentu, yaitu atas dasar hal-hal yang dihargai masyarakat.
Kemampuan lansia untuk terus menjalininteraksi sosial merupakan
kunci untuk mempertahankan status sosialnya atas dasar
kemampuannya bersosialisasi (Stanley, 2010).
4) Teori Kepribadian Berlanjut
Teori ini menyatakan bahwa perubahan yang terjadi pada
seorang lanjut usia sangat dipengaruhi oleh tipe personalitas yang
dimilikinya. Teori ini mengemukakan adanya kesinambungan
dalam siklus kehidupan lanjut usia. Pengalaman seseorang pada
suatu saat merupakangambarannya kelak pada saat ia menjadi
lansia. Hal ini dapat dilihat dari gaya hidup, perilaku, dan harapan
seseorang ternyata tidak berubah walaupun ia telah lanjut usia
(Stanley, 2010).
5) Teori perkembangan
Teori perkembangan menjelaskan bagaimana proses menjadi
tua merupakan suatu tantangan dan bagaimana jawaban lansia
terhadap berbagai tantangan tersebut yang dapat bernilai positif
maupun negatif (Stanley, 2010).
2.4.2 Karakteristik Proses Penuaan
a. Menurut H.P.Von Hahn (1975) yang dikutip oleh Hardywinoto (2007).
Proses penuaan merupakan suatu proses biologis yang kompleks:

9
1) Adanya perubahan dalam tubuh yang terprogram oleh jam biologis
biological clock
2) Terjadinya aksi dari zat metabolik akibat mutasi spontan, radikal
bebas dan
adanya kesalahan di molekul DNA
3) Perubahan yang terjadi di dalam sel dapat gangguan sistem
pengaturan pertumbuhan atau secara sekunder
akibat pengaruh dari luar sel.
b. Menurut Vincent J. Cristofolo (1990) yang dikutip oleh Hardywinoto
(2007). Beberapa karakteristik tentang proses penuaan yang terjadi
pada hewan menyusui dan manusia adalah sebagai berikut:
1) Peningkatan kematian sejalan dengan peningkatan usia
2) Terjadinya perubahan kimiawi dalam sel dan jaringan tubuh
mengakibatkan massa tubuh berkurang
3) Peningkatan lemak dan lipofuscin yang dikenal sebagai age
pigment
4) Perubahan diserat kolagen yang dikenal dengan cross-linking
5) Meningkatnya kerentanan terhadap berbagai penyakit tertentu.
2.5 Batasaan-Batasan Lanjut Usia
2.5.1 Pengertian Lansia
Lansia adalah tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan
manusia dan ditandai oleh gagalnya seorang untuk mempertahankan
kesetimbangan kesehatan dan kondisi stres fisiologis nya. Lansia juga
berkaitan dengan penurunan daya kemampuan untuk hidup dan kepekaan
secara individual.

Usia lanjut juga dapat dikatakan sebagai usia emas karena tidak
semua orang dapat mencapai usia lanjut tersebut, maka jika seseorang
telah berusia lanjut akan memerlukan tindakan keperawatan yang lebih
baik yang bersifat promotif maupun preventif, agar ia dapat menikmati
masa usia emas serta menjadi usia lanjut yang berguna dan bahagia.

2.5.2 Pengertian Lansia Menurut Beberapa Ahli


 Menurut Smith (1999): Lansia terbagi menjadi tiga, yaitu: young
old (65-74 tahun), middle old (75-84 tahun), dan old old (lebih dari
85 tahun).
 Menurut Setyonegoro: Lansia adalah orang yang berusia lebih dari
65 tahun. Selanjutnya terbagi ke dalam 70-75 tahun (young old),
75-80 tahun (old), dan lebih dari 80 tahun (very old).
 Menurut UU No. 13 Tahun 1998: Lansia adalah seseorang yang
mencapai usia 60 tahun ke atas.
 Menurut WHO: Lansia adalah pria dan wanita yang telah mencapai
usia 60-74 tahun.

10
 Menurut Sumiati AM: Seseorang dikatakan masuk usia lansia jika
usianya telah mencapai 65 tahun ke atas.

a. Menurut Dra.Ny.Jos Masdani ( Psikolog UI )


Kedewasaan dapat dibagi menjadi empat bagian yaitu:
 Fase Iuventus : antara 25 sampai 45 tahun
 Fase Vertilitas : antara 40 sampai 50 tahun
 Fase Prasenium : antara 55 sampai 65 tahun
 Fase Senium : antara 65 tahun sampai dengan tutup usia.
b. Menurut Birren and Jenner (1997)
Membedakan usia menjadi tiga yaitu :
 Usia Biologis; Yang menunjuk kepada jangka waktu
seseorang sejak lahirnya berada dalam keadaan hidup dan
mati.
 Usia Psikologis; Yang menunjuk pada kemampuan
seseorang untuk mengadakan penyesuaian-penyesuaian
kepada situasi yang dihadapinya.
 Usia Sosial; Yang menunjuk kepada peran-peran yang
diharapkan atau diberikan masyarakat kepada seseorang
sehubungan dengan usianya.
c. Menurut Prof.Dr. Ny. Sumiati Ahmad Mohammad
Membagi periodisasi biologis perkembangan manusia
sebagai berikut :
* Masa bayi : 0 sampai 1 tahun
* Masa Pra sekolah : 1 samapi 6 tahun
* Masa sekolah : 6 sampai 10 tahun
* Masa Puberitas : 10 sampai 20 tahun
* Masa setengah umur (prasenium) : 40 sampai 60 tahun
* Masa lanjut usia (senium) : 65 tahun ke atas
2.5.3 Batasan Lanjut Usia
Batasan lansia di Indonesia dan menurut ahli menyebutkan batasan
usia dari WHO.

11
1. Batasan umur lansia menurut organisasi kesehatan

Batasan umur lansia menurut organisasi kesehatan dunia (WHO)


lanjut usia meliputi:

1. Usia pertengahan (middle age), ialah kelompok usia 45-59 tahun.


2. Lanjut usia (elderly) antara 60-74 tahun.
3. Lanjut usia tua (old) antara 75-90 tahun.
4. Sangat tua (very old) diatas 90 tahun.

2. Batasan umur lansia menurut Menurut Setyonegoro

Menurut Setyonegoro, batasan lansia adalah sebagai berikut :

1) Usia dewasa muda (elderly adulthood) usia 18 atau 20-25 tahun


2) Usia dewasa penuh (medlle years) atau maturitas usia 25-60 atau 65
tahun
3) Lanjut usia (geriatric age) usia > 65 atau 70 tahun, terbagi atas :
o Young old (usia 70-75)
o Old (usia 75-80)
o Very old (usia >80 tahun).

3. Batasan umur lansia menurut Menurut Bee

Menurut Bee (1996) bahwa tahapan masa dewasa adalah sebagai berikut :

1. Masa dewasa muda (usia 18-25 tahun)


2. Masa dewasa awal (usia 26-40 tahun)
3. Masa dewasa tengah (usia 41-65 tahun)
4. Masa dewasa lanjut (usia 66-75 tahun)
5. Masa dewasa sangat lanjut (usia > 75 tahun)

4. Batasan umur lansia di Indonesia

Di Indonesia batasan mengenai lanjut usia yaitu 60 tahun ke atas,


dimana ini sesuai dengan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang
Kesejahteraan Lanjut Usia pada Bab1 Pasal 1 Ayat 2. Menurut Undang-
Undang tersebut di atas lanjut usia adalah seseorang yang mencapai usia
60 tahun ke atas, baik pria maupun wanita.

12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran

13
DAFTAR PUSTAKA
https://text-id.123dok.com/document/oz1d5r8ez-karakteristik-proses-penuaan-
teori-biologis-tentang-penuaan.html
http://digilib.unila.ac.id/6533/108/BAB%20II.pdf
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/24764/Chapter%20II.pd?
sequence=4
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/132/jtptunimus-gdl-gunturpras-6599-3-
babii.pdf

14

Anda mungkin juga menyukai