Guru Pembimbing:
Akh. Fauzanul Hakim, S.Pd.I
Disusun Oleh:
Samhadi
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat serta
Hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah Kelistrikan Sepeda Motor. Saya juga
mengucapkan banyak terima kasih kepada segenap pihak karena telah membantu dalam
penyelesaian makalah ini sehingga dapat selesai dengan semestinya..
Dengan tersusunnya makalah ini, saya berharap agar makalah ini dapat berguna dan
dijadikan sebagai salah satu referensi penambah ilmu, wawasan, dan pengetahuan. Selain itu
saya mengharapkan makalah ini tidak hanya menjadi pelengkap tugas tetapi dapat juga menjadi
hasil karya yang bermanfaat untuk penambah wawasan bagi pembaca.
Akhirnya saya sadari bahwa makalah ini belumlah sempurna, oleh karenaitu demi
kesempurnaan makalah yang akan di buat berikutnya, saya mengharapkankritik serta saran yang
bersifat membangun dari pembaca sehingga dengan semuaitu kesempurnaan dapat tercapai.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG MASALAH...................................................................................................1
B. TUJUAN DAN MANFAAT..............................................................................................................2
C. RUMUSAN MASALAH...................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................................3
A. SISTEM KELISTRIKAN PADA SEPEDA MOTOR.......................................................................3
B. SYSTEM STARTER.........................................................................................................................3
1. Komponen Sistem Elektrik Starter Sepeda Motor..........................................................................4
2. Cara Kerja.......................................................................................................................................5
3. Pemeriksaan dan Perawatan Sistem Starter.....................................................................................6
4. Diagnosis Kerusakan......................................................................................................................7
C. SYSTEM PENGAPIAN....................................................................................................................8
Sistem Pengapian Elektronik Magnet (CDI-AC)..............................................................................10
2. Sistem Pengapian Elektronik Baterai (CDI-DC)...........................................................................14
BAB III PENUTUP..................................................................................................................................16
A. KESIMPULAN................................................................................................................................16
B. SARAN............................................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................................18
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
B. TUJUAN DAN MANFAAT
Tujuan dan manfaat dari ditulisnya makalah yang berjudul “Sistem Pengapian Sepeda
Motor” secara umum adalah untuk memenuhi kebutuhan materi tentang system kelistrikan pada
matakuliah sepeda motor. Tujuan khususnya adalah sebagai berikut:
a. Agar siswa mampu membuat materi dan referensi tentang system kelistrikan pada
sepeda motor.
b. Agar siswa mampu menguasai materi tentang system kelistrikan pada sepeda
motor.
c. Agar siswa mampu menyampaikan materi tentang system kelistrikan sepeda
motor.
d. Agar siswa mampu menguasai kompetensi tentang system kelistrikan sepeda
motor.
C. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah tentang system kelistrikan sepeda
motor ini adalah:
a. Apa yang dimaksud dengan system kelistrikan pada sepeda motor
b. System apa saja yang termasuk dalam system kelistrikan sepeda motor?
c. Bagaimana cara kerja dari masing-masing system tersebut?
d. Bagaimana cara perawatan dan diagnosis kerusakan pada masing-masing system
tersebut?
2
BAB II
PEMBAHASAN
B. SYSTEM STARTER
System starter atau yang dikenal juga dengan system penggerak mula merupakan system
yang berfungsi sebagai system yang memberikan tenaga putar pertama untuk mesin sehingga
mesin tersebut menyala. Menurut Nugraha Setya dalam Modul Sistem Starter UNY
menyebutkan bahwa “Sistem starter berfungsi memberikan tenaga putar bagi mesin untuk
memulai siklus kerjanya”.
Pada system starter tenaga yang digunakan sebagai penggerak mula suatu mesin bermacam-
macam. Tetapi yang digunakan pada sepeda motor hanya dua jenis yaitu sistem starter dengan
penggerak motor listrik (elektrik starter) dan menggunakan penggerak mekanik/tenaga manusia
(kick starter).
Sistem kelistrikan pada sepeda motor melayani kinerja dari sistem starter dengan penggerak
3
motor listrik, yang bekerja dengan cara mengubah energy listrik menjadi energy gerak/mekanik
untuk penggerak mula suatu mesin/motor. Umumnya, motor listrik dipasangakan pada poros
engkol menggunakan perantara roda gigi maupun rantai. Motor starter memperoleh sumber
energy listrik dari baterai, sehingga motor starter harus mampu menghasilkan momen yang besar
dari energy listrik yang hanya 12 v dari baterai. Dengan menggunakan elektrik starter, maka
kinerja manusia dalam mengidupkan suatu mesin sepeda motor menjadi lebih mudah.
4
2. Cara Kerja.
Sistem starter bekerja pada beberapa kondisi, yaitu pada saat kunci kontak OFF, pada
saat kunci kontak ON saklar starter belum tertekan dan saat kunci kontak ON saklar starter
ditekan.
5
Gambar 3. Mekanisme penggerak motor starter
Mesin akan mulai berputar karena digerakkan oleh motor listrik melalui perantaraan
rantai starter atau roda gigi. Agar setelah mesin hidup motor starter tidak ikut berputar pada
rotor flywheel dipasangkan mekanisme kopling satu arah.
6
Menekan saklar starter saat kunci kontak ON. Harus terdapat bunyi klik pada relay
starter.
Jika tidak terdapat bunyi klik maka periksa tegangan pada terminal relay starter yang
menuju tombol starter, harus terdapat tegangan 12 v.
Jika tidak ada tegangan maka periksa hubungan/kontinuitas pada
kumparan relay starter. Jika tidak ada hubungan ganti relay starter.
c. Memeriksa motor starter
Melakukan pembongkaran dan pelepasan motor starter.
Periksa komutator. Jika warna beubah maka terjadi huungan singkat dengan kumparan
armature.
Pemeriksaan bantalan.
Pemeriksaan kumparan armature. Pemeriksaan kontinuitas kumparan dan kebocoran
kumparan.
Memeriksa sikat arang. Meliputi panjang sikat, pegas, hubungan
singkat terminal kabel dan kontinuitasnya.
d. Memeriksa mekanisme kopling satu arah
Melepas kopling starter
Memeriksa sil terhadap kerusakan.
Memeriksa bantalan jarum.
Memeriksa pengglinding kopling satu arah.
Gambar 5
Pemeriksaan mekanisme kopling satu arah
4. Diagnosis Kerusakan
Langkah utama sebelum melakukan diagnosis kerusakan adalah periksa kabel-kabel pada
sistem dari hubungan longgar atau berkarat. Berikut ini adalah gejala kerusakan pada sistem
7
starter dan diagnosa kerusakannya.
8
a. Motor starter tidak berputar
C. SYSTEM PENGAPIAN
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa sepeda motor menggunakan teknologi motor bensin
pada proses pembakarannya membutuhkan percikan bunga api yang disupali oleh sistem
kelistrikan. Sistem kelistrikan yang menghasilkan percikan bunga api pada proses pembakaran
disebut dengan sistem pengapian.
Menurut Nugraha Setya dalam Modul Sistem Starter UNY menyebutkan bahwa “Sistem
pengapian berfungsi menghasilkan percikan bunga api pada busi pada saat yang tepat untuk
9
membakar campuran bahan bakar dan udara di dalam silinder”. Pada sepeda motor, sistem
pengapian terbagai menjadi beberapa macam. Menurut sumber tegangannya terbagi menjadi
sistem pengapian baterai (DC) dan sistem pengapian magnet (AC). Menurut perkembangan
teknologinya maka sistem pengapian dibagi menjadi dua macam yaitu sistem pengapian
konvensional (platina) dan sistem pengapian elektronik (CDI).
Dikarenakan pada kondisi saat ini semua kendaraan telah menggunakan sistem
pengapian elektronik, maka pada pembahasan berikut ini akan dibahas mengenai sistem
pengapian elektronik baterai (DC) dan magnet (AC). Pengapian elektronik pada sepeda motor
lebih dikenal dengan sistem pengapian CDI (Capacitor Discharge Ignition).
Sistem pengapian CDI merupakan sistem pengapian elektronik yang bekerja dengan
memanfaatkan pengisian (charge) dan pengosongan (discharge) muatan kapasitor. Proses
pengisian dan pengosongan muatan kapasitor dioperasikan oleh saklar elektronik seperti
halnya kontak platina (pada sistem pengapian konvensional). Sebagai pengganti kontak platina,
pada system pengapian elektronik digunakan SCR/Silicon Controlled Rectifier (yang disebut
Thyristor switch). SCR bekerja berdasarkan sinyal-sinyal listrik, sehingga pada sistem
pengapian elektronik didapatkan beberapa keuntungan yaitu :
1) Keuntungan Mekanik :
Tidak terdapat gerakan mekanik/gesekan antar komponen pada SCR, sehingga tidak
terjadi keausan komponen.
Tidak memerlukan perawatan/penyetelan dalam jangka waktu yang pendek seperti pada
sistem pengapian konvensional.
Kerja sistem pengapian elektronik stabil (karena tidak ada keausan komponen) sehingga
bahan bakar relatif ekonomis karena pembakaran lebih sempurna.
Tidak sensitif terhadap air karena komponen sistem pengapian dapat dikemas kedap air.
2) Keuntungan Elektrik
Tegangan pengapian cukup besar dan konstan, sehingga pembakaran lebih sempurna dan
kendaraan mudah dihidupkan.
Busi menjadi lebih awet karena pembakaran lebih sempurna.
3) Kekurangan Sistem Elektrik
Apabila terjadi kerusakan terhadap salah satu komponen di dalam unit CDI, berakibat
seluruh rangkaian CDI tidak dapat bekerja dan harus diganti satu unit.
Biaya/harga penggantian unit CDI relatif lebih mahal.
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa sistem pengapian pada sepeda motor menurut sumber
tegangannya terbagi menjadi dua macam, yaitu pengapian baterai (DC) dan pengapian arus
bolak-balik (AC). Pengapian arus bolak-balik (AC) sumber tegangan didapat dari alternator,
sehingga arus yang digunakan merupakan arus bolak-balik (AC). Sedangkan pengapian baterai
10
(DC) sumber tegangan diperoleh dari tegangan baterai (yang disuplay oleh sistem pengisian),
sehingga arus yang digunakan merupakan arus searah (DC).
c. Koil Pengapian
Koil pengapian (Ignition Coil), berfungsi untuk menaikkan tegangan yang diterima dari
sumber tegangan (alternator) menjadi tegangan tinggi yang diperlukan untuk pengapian.
11
Gambar 7. Koil pengapian
RECTIFIER CAPACITOR
(1) (3)
THYRISTOR
RECTIFIER SWITCH
(2)
(4)
1) Keterangan :
2) Dari sumber tegangan alternator.
3) Dari signal generator.
4) Ke ignition coil.
5) Massa CDI
CDI adalah sebagai berikut : Rectifier bekerja menyearahkan arus AC yang dihasilkan oleh
sumber tegangan (alternator) maupun oleh signal generator (pick up coil).
Kapasitor (capacitor) menyimpan energi hasil induksi dari kumparan stator alternator
dimana terdapat magnet permanen yang berputar (rotor alternator) di dekat kumparan stator.
Thyristor switch merupakan saklar elektronik yang akan mengosongkan kapasitor yang
sudah bermuatan tersebut, sinyal trigger didapatkan dari arus yang dihasilkan oleh pick up coil
12
yang mengalir melalui kaki Gate (G).
Akibatnya Thyristor aktif dan menghubungkan kedua terminal kapasitor melalui
terhubungnya terminal Anoda (A) dan Katoda (K) pada Thyristor.
Kapasitor akan melepaskan muatannya secara cepat (discharge) melalui kumparan primer
koil pengapian (Ignition Coil) untuk menghasilkan induksi pada kumparan primer maupun
induksi tegangan tinggi pada kumparan sekunder koil pengapian.
e. Kumparan Pembangkit Pulsa (pick up coil)
Kumparan Pembangkit Pulsa (Signal generator/Pick up coil), bekerja bersama reluctor
sehingga menghasilkan sinyal trigger (pemicu) yang dimanfaatkan oleh Thyristor untuk
mendischarge seluruh muatan kapasitor.
Pick up coil terdiri dari suatu lilitan kecil yang akan menghasilkan arus listrik AC apabila
dilewati oleh perubahan garis gaya magnit yang dilakukan oleh reluctor yang terpasang pada
rotor alternator. Prinsip kerja pick up coil dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
1 2 3
(+) 0
(-)
1 2 3
Gambar 8. Prinsip kerja kumparan penghasil pulsa
Keterangan :
1) Reluctor mencapai pickup coil
2) Reluctor di tengah pick up coil
3) Reluctor meninggalkan pick up coil
f. Busi
Busi terbagi menjadi 3 jenis, yaitu busi panas, busi dingin dan busi sedang. Busi dingin
adaalah busi yang mempunyai kemampuan untuk menyerap dan melepas/membuang panas
dengan cepat sekali. Busi dingin biasanya digunakan pada mesin yang temperatur kerja dalam
ruang bakarnya tinggi. Sedangkan busi panas adalah busi dengan kemampuan menyerap dan
melepas panas yang lambat. Jenis ini digunakan untuk mesin yang temperatur kerja dalam ruang
bakarnya rendah. Berikut ini adalah penjelasan tentangsistem kode busi.
13
Berikut ini akan dibahas tentang bagaimana cara kerja dari sistem pengisian elektronik arus
bolak-balik CDI-AC dan gambar skema sistem pengapian magnet elektronik.
14
tegangan (Alternator) dibelokkan ke massa melalui kunci kontak, tidak ada arus yang mengalir
ke unit CDI sehingga sistem pengapian tidak bekerja dan motor tidak dapat dihidupkan.
b. Pada saat kunci kontak ON
Hubungan ke massa melalui kunci kontak terputus sehingga arus listrik yang dihasilkan
alternator akan mengalir masuk ke sistem pengapian.
Ketika rotor alternator (magnet) berputar, kumparan stator menghasilkan arus listrik ⇒
disearahkan dioda ⇒ mengisi kapasitor sehingga muatan kapasitor penuh.
Pada saat yang ditentukan (saat pengapian), arus sinyal dihasilkan oleh signal generator
(pick up coil). Arus sinyal pick up coil ⇒ Gate (G) Thyristor switch dan mengaktifkan
Thyristor. Thyristor aktif (kaki Anoda ke Katoda terhubung) dan arus listrik dapat mengalir dari
kaki Anoda (A) ⇒ Katoda (K). Hal ini akan menyebabkan kapasitor terdischarge (dikosongkan
muatannya) dengan cepat ⇒ melalui kumparan primer koil pengapian ⇒ massa koil pengapian.
Pada kumparan primer koil pengapian dihasilkan
tegangan induksi sendiri sebesar 200 – 300 V.
Akhirnya pada kumparan sekunder koil pengapian akan timbul induksi tegangan tinggi
sebesar ± 20 KVolt ⇒ disalurkan melalui kabel busi ke busi untuk diubah menjadi pijaran api
listrik.
b. Kunci kontak.
Berbeda dengan kunci kontak pada sistem pengapian elektronik magnet, kunci kontak pada
15
sistem pengapian elektronik baterai menggunakan sistem pengendali positip.
Pada posisi ON, kunci kontak menghubungkan tegangan (+) baterai ke seluruh sistem
kelistrikan (termasuk sistem pengapian) untuk mengoperasikan seluruh sistem kelistrikan
yang ada.
Pada posisi OFF dan LOCK, kunci kontak memutuskan hubungan kelistrikan dari
sumber tegangan (terminal (+) baterai) yang dibutuhkan oleh seluruh sistem kelistrikan,
sehingga seluruh sistem kelistrikan tidak dapat dioperasikan.
c. Koil pengapian
Koil pengapian (Ignition Coil), berfungsi untuk menaikkan tegangan yang diterima dari sumber
tegangan (alternator) menjadi tegangan tinggi yang diperlukan untuk pengapian.
16
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pada sepeda motor, system kelistrikan adalah “suatu system yang berfungsi menyediakan
arus listrik untuk mendukung sistem yang bekerja pada proses pembakaran dan sistem
pendukung lainnya yang bekerja untuk mendukung kinerja mesin”(belajar-otomotif-
blogspot.com).
Sistem kelistrikan sepeda motor punya peran penting dalam penyaluran arus listrik ke
setiap komponen yang memerlukan daya listrik, mulai dari bagian pencahayaan hingga
pembakaran atau pengapian.
Sistem kelistrikan sepeda motor terdiri dari berbagai komponen, seperti spull, kiprok, dan masih
banyak lagi lainnya. Semua komponen tersebut bekerja secara bersamaan untuk
mengoptimalkan arus listrik yang berasal dari aki.
Komponen sistem kelistrikan motor
1. Kiprok
Kiprok atau biasa disebut rectifier regulator berfungsi sebagai menstabilkan tegangan
listrik serta mengubah arus listrik. Kondisi kiprok sangat memengaruhi masa pakai aki sebagai
sumber daya listrik.
Arus listrik yang melalui kiprok akan distabilkan dan diubah menjadi arus satu arah (dari
arus AC menjadi DC) sebelum dialirkan ke aki.
Selain itu, kiprok juga sebagai penstabil tegangan listrik yang mengalir ke aki. Karena
jika arus terlalu besar akan mengakibatkan over change. Sementara jika arus yang mengalir ke
aki terlalu kecil, akan menyebabkan aki tekor. Jadi, tegangan dan arus yang mengalir ke aki
harus dalam kondisi seimbang jumlahnya.
Saat terjadi masalah pada sistem kelistrikan sepeda motor, komponen inilah yang biasanya harus
diperiksa.
2. Spul/ generator
Spul adalah komponen sistem kelistrikan sepeda motor sebagai penghasil energi listrik
untuk seluruh kebutuhan kelistrikan motor, termasuk mengisi daya aki.
Spul menghasilkan arus listrik AC (Alternating Current) atau bolak balik. Energi listrik
yang dihasilkan oleh spul kemudian digunakan untuk perangkat motor seperti busi, CDI, busi,
bola lampu, dan lainnya.
Tegangan arus AC dari spul diubah terlebih dahulu menjadi DC (searah) menggunakan kiprok.
3. Kabel bodi
Kabel badan atau biasa bodi jadi salah satu komponen vital pada sebuah rangkaian
17
sepeda motor. Kabel bodi berfungsi untuk menyalurkan listrik dari sepul ke aki dan
menyebarkannya ke beberapa komponen seperti lampu, electric starter, klakson dan kunci
kontak.
Seiring masa pakai Sepeda motor, bisa menyebabkan penurunan kinerjanya mengaliri
arus listrik. Salah satu cara mempertahankan kinerja kabel bodi adalah dengan rutin melakukan
pemeriksaan.
4. Sekring
Komponen kelistrikan sepeda motor yang satu ini berfungsi sebagai perangkat keamanan
listrik.
Dengan sekring, kerusakan komponen kelistrikan akibat hubungan arus pendek bisa dicegah.
Sekring bisa memutus arus listrik secara otomatis saat terjadi aliran arus listrik yang tak stabil
atau akibat korslet, sehingga kerusakan tidak menyebar ke komponen lainnya.
5. Baterai
Baterai atau aki berfungsi untuk menyimpan listrik. Energi listrik cadangan ini bisa
digunakan untuk menghidupkan sepeda motor ketika di starter.
Selain itu, baterai juga dimanfaatkan untuk mengoperasikan perangkat motor lainnya
seperti ECU, CDI, dan lampu.
Jika baterai habis akan memengaruhi kinerja komponen kelistrikan. Hal terburuk adalah
sepeda motor tidak bisa dinyalakan.
B. SARAN
1) Sepeda motor yang digunakan untuk dijadikan bahan alat peraga masih terbilang konvensional
dari segi sistem kerjanya, sehingga dibutuhkan sepeda motor yang lebih canggih/ maju
teknologinya.
2) Tuas/ handle gas masih tergabung dalam alat peraga mesin, sehingga harus di kontrol pada alat
peraga mesin untuk mengendalikan putaran mesin dan hal tersebut menyulitkan kita ketika
sedang menyalakan mesin melalui starter, dikarenakan posisinya yang kurang ideal. Tapi hal ini
seharusnya masih bisa disiasati dengan cara memindahkan tuas/ handle ke alat peraga kelistrikan
dan memodifikasi kabel karburator menjadi lebih panjang agar bisa terhubung ke tuas/ handle
18
DAFTAR PUSTAKA
https://123dok.com/document/zwknpplz-contoh-makalah-otomotif-tentang-sistem-kelistrikan-
sepeda-motor.html
19