Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR

Guru Pembimbing:
Akh. Fauzanul Hakim, S.Pd.I

Disusun Oleh:
Samhadi

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN AN NUR AL MUNTAHY


KEMBANG JERUK BANYUATES SAMPANG
TAHUN PELAJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat serta
Hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah Kelistrikan Sepeda Motor. Saya juga
mengucapkan banyak terima kasih kepada segenap pihak karena telah membantu dalam
penyelesaian makalah ini sehingga dapat selesai dengan semestinya..
Dengan tersusunnya makalah ini, saya berharap agar makalah ini dapat berguna dan
dijadikan sebagai salah satu referensi penambah ilmu, wawasan, dan pengetahuan. Selain itu
saya mengharapkan makalah ini tidak hanya menjadi pelengkap tugas tetapi dapat juga menjadi
hasil karya yang bermanfaat untuk penambah wawasan bagi pembaca.
Akhirnya saya sadari bahwa makalah ini belumlah sempurna, oleh karenaitu demi
kesempurnaan makalah yang akan di buat berikutnya, saya mengharapkankritik serta saran yang
bersifat membangun dari pembaca sehingga dengan semuaitu kesempurnaan dapat tercapai.

Kembang Jeruk, 30 November 2022


Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG MASALAH...................................................................................................1
B. TUJUAN DAN MANFAAT..............................................................................................................2
C. RUMUSAN MASALAH...................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................................3
A. SISTEM KELISTRIKAN PADA SEPEDA MOTOR.......................................................................3
B. SYSTEM STARTER.........................................................................................................................3
1. Komponen Sistem Elektrik Starter Sepeda Motor..........................................................................4
2. Cara Kerja.......................................................................................................................................5
3. Pemeriksaan dan Perawatan Sistem Starter.....................................................................................6
4. Diagnosis Kerusakan......................................................................................................................7
C. SYSTEM PENGAPIAN....................................................................................................................8
Sistem Pengapian Elektronik Magnet (CDI-AC)..............................................................................10
2. Sistem Pengapian Elektronik Baterai (CDI-DC)...........................................................................14
BAB III PENUTUP..................................................................................................................................16
A. KESIMPULAN................................................................................................................................16
B. SARAN............................................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................................18

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Sepeda motor pada saat ini telah menjadi moda transportasi yang paling digemari oleh
masyarakat. Hal ini didukung dengan berlomba-lombanya para produsen sepeda motor dalam
memproduksi sepeda motor dengan berbagai macam model, teknologi serta strategi pemasaran
yang sangat menarik oleh para dealer- dealer resmi. Perawatan yang sederhana serta tidak
membutuhkan biaya perawatan yang terlalu tinggi juga menambah alasan bagi masyarakat luas
untuk memilih sepeda motor sebagai moda transportasi. Maka tidak heran jumlah kendaraan
bermotor di Indonesia pada 2013 lalu mencapai 104,211 juta unit (kompasiana.com).
Berdasarkan kondisi tersebut, maka peluang pekerjaan dalam dunia industri otomotif khususnya
sepeda motor masih sangat luas. Dengan demikian maka para lulusan SMK diharapakan
mempunyai kompetensi yang memadai dalam bidang perbaikan sepeda motor. Tuntutan tersebut
juga akan berlaku bagi para guru SMK untuk juga mampu menguasai materi tentang sepeda
motor yang dibutuhkan siswanya untuk menghadapi tuntutan zaman dan perkembangan
teknologi.
Untuk menghadapi tantangan tersebut mahasiswa Program Studi S1 Pendidikan Teknik
Otomotif yang dicetak sebagai tenaga pengajar mendapatkan mata kuliah tentang praktikum
sepeda motor. Tujuannya adalah agar para lulusan mahasiswa yang menjadi tenaga pengajar
dapat menyampaikan materi tentang kompetensi Sepeda Motor yang dibutuhkan siswa SMK.
Mengingat saat ini mata pelajaran sepeda motor pada beberapa SMK hanya menjadi mata
pelajaran muatan lokal dan jarang sekali mendapat perhatian khusus sehingga beberapa guru
sedikit menyepelekan tentang mata pelajaran ini. Padahal peluang pekerjaan dalam bidang
kompetensi ini masih sangat luas.
Pada mata kuliah tersebut setiap mahasiswa diwajibkan mampu menyampaikan materi
tentang sepeda motor yang dibagi menjadi empat pokok pembahasan, yaitu system
kerangka/chasis/body, system pemindah tenaga, system kelistrikan dan system bahan bakar.
Pada masing-masing system tersebut dijelaskan tentang cara kerja, fungsi komponen serta
diagnosis kerusakan yang terjadi.
Untuk menyampaikan materi sepeda motor yang harus disajikan maka disusunlah
makalah yang berjudul “Sistem Kelistrikan Sepeda Motor”. System kelistrikan tersebut meliputi
system penerangan, system pengapian, system pengisian, dan system starter. System-sistem
tersebut akan dibahas lebih jelas pada pembahasan berikutnya.
Dengan ditulisnya makalah ini maka diharapkan mahasiswa mampu menyajikan materi tentang
sepeda motor dan menguasi kompetensinya serta dapat dijadikan referensi tambahan tentang
kompetensi system kelistrikan sepeda motor.

1
B. TUJUAN DAN MANFAAT
Tujuan dan manfaat dari ditulisnya makalah yang berjudul “Sistem Pengapian Sepeda
Motor” secara umum adalah untuk memenuhi kebutuhan materi tentang system kelistrikan pada
matakuliah sepeda motor. Tujuan khususnya adalah sebagai berikut:
a. Agar siswa mampu membuat materi dan referensi tentang system kelistrikan pada
sepeda motor.
b. Agar siswa mampu menguasai materi tentang system kelistrikan pada sepeda
motor.
c. Agar siswa mampu menyampaikan materi tentang system kelistrikan sepeda
motor.
d. Agar siswa mampu menguasai kompetensi tentang system kelistrikan sepeda
motor.

C. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah tentang system kelistrikan sepeda
motor ini adalah:
a. Apa yang dimaksud dengan system kelistrikan pada sepeda motor
b. System apa saja yang termasuk dalam system kelistrikan sepeda motor?
c. Bagaimana cara kerja dari masing-masing system tersebut?
d. Bagaimana cara perawatan dan diagnosis kerusakan pada masing-masing system
tersebut?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. SISTEM KELISTRIKAN PADA SEPEDA MOTOR


Hampir pada semua jenis kendaraan yang ada terdapat suatu system yaitu system
kelistrikan. Baik kendaraan yang menggunakan teknologi motor bensin ataupun kendaraan yang
menggunakan teknologi motor diesel. Lampu yang terdapat pada kendaraan yang berfungsi
sebagai system penerangan juga merupakan bagian dari system kelistrikan. Bahkan untuk
menggerakan suatu mesin/motor pada kendaraan juga menggunakan arus listrik sebagai sumber
energy utamnya, yaitu mengunakan motor starter. Motor starter berfungsi mengubah arus listrik
menjadi energy gerak sehingga dapat menghidupkan suatu motor/mesin pada kendaraan.
Pada kendaraan yang menggunakan teknologi motor bensin sistem kelistrikan memegang
peranan penting. Pada motor bensin, proses pembakaran membutuhkan suatu percikan bunga api
yang dihasilkan oleh busi. Percikan bunga api oleh busi tersebut merupakan hasil dari system
kelistrikan, dimana arus listrik yang terdapat pada busi terjadi konsleting sehingga menimbulkan
percikan bunga api.
Sepeda motor yang juga menggunakan teknologi motor bensin pada saat bekerjanya juga
akan dipengaruhi oleh system kelistrikan. Pada sepeda motor, system kelistrikan adalah “suatu
system yang berfungsi menyediakan arus listrik untuk mendukung sistem yang bekerja pada
proses pembakaran dan sistem pendukung lainnya yang bekerja untuk mendukung kinerja
mesin”(belajar-otomotif- blogspot.com). sistem tersebut diantaranya adalah system starter,
system pengisian/system pembangkit, system pengapian dan system penerangan atau system
kelistrikan body.
Berikut ini akan dibahas tentang fungsi, komponen, cara kerja dan diagnosa kerusakan
pada system-sistem tersebut.

B. SYSTEM STARTER
System starter atau yang dikenal juga dengan system penggerak mula merupakan system
yang berfungsi sebagai system yang memberikan tenaga putar pertama untuk mesin sehingga
mesin tersebut menyala. Menurut Nugraha Setya dalam Modul Sistem Starter UNY
menyebutkan bahwa “Sistem starter berfungsi memberikan tenaga putar bagi mesin untuk
memulai siklus kerjanya”.
Pada system starter tenaga yang digunakan sebagai penggerak mula suatu mesin bermacam-
macam. Tetapi yang digunakan pada sepeda motor hanya dua jenis yaitu sistem starter dengan
penggerak motor listrik (elektrik starter) dan menggunakan penggerak mekanik/tenaga manusia
(kick starter).
Sistem kelistrikan pada sepeda motor melayani kinerja dari sistem starter dengan penggerak
3
motor listrik, yang bekerja dengan cara mengubah energy listrik menjadi energy gerak/mekanik
untuk penggerak mula suatu mesin/motor. Umumnya, motor listrik dipasangakan pada poros
engkol menggunakan perantara roda gigi maupun rantai. Motor starter memperoleh sumber
energy listrik dari baterai, sehingga motor starter harus mampu menghasilkan momen yang besar
dari energy listrik yang hanya 12 v dari baterai. Dengan menggunakan elektrik starter, maka
kinerja manusia dalam mengidupkan suatu mesin sepeda motor menjadi lebih mudah.

1. Komponen Sistem Elektrik Starter Sepeda Motor


a. Baterai. Merupakan sebuah alat elektro-kimia yang dibuat untuk mensuplai energi listrik
tegangan rendah (pada sepeda motor menggunakan 6 Volt dan atau 12 Volt) ke sistem
pengapian, starter, lampu dan komponen kelistrikan lainnya. Baterai menyimpan listrik
dalam bentuk energi kimia, yang dikeluarkan apabila diperlukan sesuai beban/sistem
yang memerlukannya.
b. Kunci kontak. Berfungsi sebagai saklar utama untuk menghubung dan memutus (On-
Off) rangkaian kelistrikan sepeda motor.
c. Relay starter. Sebagai relay utama sistem starter yang berfungsi untuk mengurangi rugi
tegangan yang disalurkan dari baterai ke motor starter.
d. Saklar starter. Berfungsi sebagai saklar starter yang bekerja pada saat kunci kontak pada
posisi ON.
e. Motor starter. Merupakan motor starter listrik (kebanyakan tipe DC) yang berfungsi
untuk mengubah tenaga kimia baterai menjadi tenaga putar yang mampu memutarkan
poros engkol untuk menghidupkan mesin

Gambar 1. Letak Komponen Sistem Starter

4
2. Cara Kerja.
Sistem starter bekerja pada beberapa kondisi, yaitu pada saat kunci kontak OFF, pada
saat kunci kontak ON saklar starter belum tertekan dan saat kunci kontak ON saklar starter
ditekan.

Gambar 2. Skema rangkaian sistem starter


a. Pada saat kunci kontak OFF. Hubungan baterai sebagai sumber tegangan listrik dengan
rangkaian sistem starter terputus, tidak ada arus yang mengalir sehingga sistem starter
tidak dapat digunakan.
b. Pada saat kunci kontak ON, saklar starter belum ditekan. Jika saklar starter belum
ditekan tetapi kunci kontak ON, maka arus dari baterai akan mengalir ke relay starter
akan tetapi motor starter belum menyala.
c. Pada saat kunci kontak ON saklar starter ditekan. Apabila tombol starter ditekan (posisi
START) pada saat kunci kontak ON, maka kemudian sistem starter akan mulai bekerja
dan arus akan mengalir : Baterai ⇒ Sekering ⇒ Kunci Kontak (ON) ⇒ Kumparan
Relay Starter ⇒ Tombol Starter (START) ⇒ massa.
Motor starter akan bekerja memutarkan poros engkol dengan cara mengubah arus listrik
menjadi gerak putar.
d. Mekanisme penggerak motor starter. Motor starter dihubungkan pada poros engkol
melaluai dua mekanisme penggerak. Mekanisme penggerak bertujuan untuk
meningkatkan momen putar melalui gigi reduksi dan mencegah berputarnya motor
starter saat mesinsudah menyala. Kedua mekanisme tersebut yaitu mekanisme
menggunakan rantai penggerak dan sprocket dan mekanisme penghubung menggunakan
roda gigi.

5
Gambar 3. Mekanisme penggerak motor starter
Mesin akan mulai berputar karena digerakkan oleh motor listrik melalui perantaraan
rantai starter atau roda gigi. Agar setelah mesin hidup motor starter tidak ikut berputar pada
rotor flywheel dipasangkan mekanisme kopling satu arah.

Gambar 4. Cara kerja kopling satu arah

3. Pemeriksaan dan Perawatan Sistem Starter


a. Pemeriksaan dan perawatan baterai baterai
 Memeriksan cairan baterai/air aki.
 Memeriksa berat jenis baterai dengan hydrometer.
 Memeriksa selang-selang ventilasi baterai.
b. Pemeriksaan relay starter

6
 Menekan saklar starter saat kunci kontak ON. Harus terdapat bunyi klik pada relay
starter.
 Jika tidak terdapat bunyi klik maka periksa tegangan pada terminal relay starter yang
menuju tombol starter, harus terdapat tegangan 12 v.
 Jika tidak ada tegangan maka periksa hubungan/kontinuitas pada
 kumparan relay starter. Jika tidak ada hubungan ganti relay starter.
c. Memeriksa motor starter
 Melakukan pembongkaran dan pelepasan motor starter.
 Periksa komutator. Jika warna beubah maka terjadi huungan singkat dengan kumparan
armature.
 Pemeriksaan bantalan.
 Pemeriksaan kumparan armature. Pemeriksaan kontinuitas kumparan dan kebocoran
kumparan.
 Memeriksa sikat arang. Meliputi panjang sikat, pegas, hubungan
 singkat terminal kabel dan kontinuitasnya.
d. Memeriksa mekanisme kopling satu arah
 Melepas kopling starter
 Memeriksa sil terhadap kerusakan.
 Memeriksa bantalan jarum.
 Memeriksa pengglinding kopling satu arah.

Gambar 5
Pemeriksaan mekanisme kopling satu arah

4. Diagnosis Kerusakan
Langkah utama sebelum melakukan diagnosis kerusakan adalah periksa kabel-kabel pada
sistem dari hubungan longgar atau berkarat. Berikut ini adalah gejala kerusakan pada sistem
7
starter dan diagnosa kerusakannya.

8
a. Motor starter tidak berputar

b. Motor starter berputar pelan


 Tegangan baterai lemah.
 Ada tahanan yang berlebihan di dalam rangkaian kelistrikan sistem starter.
 Kabel motor starter, kabel massa atau kabel positip baterai longgar.
 Sikat motor starter aus.
c. Motor starter berputar tetapi mesin tidak ikut berputar
 Kopling starter rusak.
 Rantai penggerak/sprocket atau roda gigi starter rusak.
d. Motor starter dan mesin berputar tetapi mesin tidak hidup
 Putaran motor starter terlalu pelan.
 Sistem pengapian rusak.
 Problem lain pada mesin (kompresi rendah, busi kotor, dsb.)

C. SYSTEM PENGAPIAN
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa sepeda motor menggunakan teknologi motor bensin
pada proses pembakarannya membutuhkan percikan bunga api yang disupali oleh sistem
kelistrikan. Sistem kelistrikan yang menghasilkan percikan bunga api pada proses pembakaran
disebut dengan sistem pengapian.
Menurut Nugraha Setya dalam Modul Sistem Starter UNY menyebutkan bahwa “Sistem
pengapian berfungsi menghasilkan percikan bunga api pada busi pada saat yang tepat untuk
9
membakar campuran bahan bakar dan udara di dalam silinder”. Pada sepeda motor, sistem
pengapian terbagai menjadi beberapa macam. Menurut sumber tegangannya terbagi menjadi
sistem pengapian baterai (DC) dan sistem pengapian magnet (AC). Menurut perkembangan
teknologinya maka sistem pengapian dibagi menjadi dua macam yaitu sistem pengapian
konvensional (platina) dan sistem pengapian elektronik (CDI).
Dikarenakan pada kondisi saat ini semua kendaraan telah menggunakan sistem
pengapian elektronik, maka pada pembahasan berikut ini akan dibahas mengenai sistem
pengapian elektronik baterai (DC) dan magnet (AC). Pengapian elektronik pada sepeda motor
lebih dikenal dengan sistem pengapian CDI (Capacitor Discharge Ignition).
Sistem pengapian CDI merupakan sistem pengapian elektronik yang bekerja dengan
memanfaatkan pengisian (charge) dan pengosongan (discharge) muatan kapasitor. Proses
pengisian dan pengosongan muatan kapasitor dioperasikan oleh saklar elektronik seperti
halnya kontak platina (pada sistem pengapian konvensional). Sebagai pengganti kontak platina,
pada system pengapian elektronik digunakan SCR/Silicon Controlled Rectifier (yang disebut
Thyristor switch). SCR bekerja berdasarkan sinyal-sinyal listrik, sehingga pada sistem
pengapian elektronik didapatkan beberapa keuntungan yaitu :
1) Keuntungan Mekanik :
 Tidak terdapat gerakan mekanik/gesekan antar komponen pada SCR, sehingga tidak
terjadi keausan komponen.
 Tidak memerlukan perawatan/penyetelan dalam jangka waktu yang pendek seperti pada
sistem pengapian konvensional.
 Kerja sistem pengapian elektronik stabil (karena tidak ada keausan komponen) sehingga
bahan bakar relatif ekonomis karena pembakaran lebih sempurna.
 Tidak sensitif terhadap air karena komponen sistem pengapian dapat dikemas kedap air.
2) Keuntungan Elektrik
 Tegangan pengapian cukup besar dan konstan, sehingga pembakaran lebih sempurna dan
kendaraan mudah dihidupkan.
 Busi menjadi lebih awet karena pembakaran lebih sempurna.
3) Kekurangan Sistem Elektrik
 Apabila terjadi kerusakan terhadap salah satu komponen di dalam unit CDI, berakibat
seluruh rangkaian CDI tidak dapat bekerja dan harus diganti satu unit.
 Biaya/harga penggantian unit CDI relatif lebih mahal.

Telah dijelaskan sebelumnya bahwa sistem pengapian pada sepeda motor menurut sumber
tegangannya terbagi menjadi dua macam, yaitu pengapian baterai (DC) dan pengapian arus
bolak-balik (AC). Pengapian arus bolak-balik (AC) sumber tegangan didapat dari alternator,
sehingga arus yang digunakan merupakan arus bolak-balik (AC). Sedangkan pengapian baterai

10
(DC) sumber tegangan diperoleh dari tegangan baterai (yang disuplay oleh sistem pengisian),
sehingga arus yang digunakan merupakan arus searah (DC).

Sistem Pengapian Elektronik Magnet (CDI-AC)


Komponen-komponen yang bekerja pada sistem pengapian diantaranya adalah:
a. Sumber Tegangan.
Berfungsi sebagai penyedia tegangan yang diperlukan oleh sistem pengapian. Sumber
tegangan sistem pengapian magnet elektronik AC merupakan sumber tegangan AC (Alternating
Current), berupa Alternator (Kumparan Pembangkit/stator dan Magnet/rotor). Alternator
berfungsi untuk mengubah energi mekanis yang didapatkan dari putaran mesin menjadi tenaga
listrik arus bolak-balik (AC). Pada sepeda motor, rotor juga berfungsi sebagai fly wheel.
b. Kunci Kontak
Berfungsi sebagai saklar utama untuk menghubung dan memutus (On-Off) rangkaian
pengapian (dan rangkaian kelistrikan lainnya) pada sepeda motor. Kunci kontak untuk
pengapian AC merupakan tipe pengendali massa.
 Pada posisi OFF dan LOCK, kunci kontak membelokkan tegangan dari sumber tegangan
(alternator) yang dibutuhkan oleh sistem pengapian ke massa melalui terminal IG dan E
kunci kontak, sehingga sistem pengapian tidak dapat bekerja. Di sisi lain, pada posisi
OFF dan LOCK kunci kontak juga memutuskan hubungan tegangan (+) baterai (terminal
BAT dan BAT 1) sehingga seluruh sistem kelistrikan tidak dapat dioperasikan.
 Pada posisi ON, kunci kontak memutuskan hubungan terminal IG dan E, sehingga
tegangan yang dihasilkan oleh alternator diteruskan ke sistem pengapian. Sistem
pengapian dapat dioperasikan, disamping itu hubungan terminal BAT dan BAT 1
terhubung sehingga seluruh sistem kelistrikan dapat dioperasikan.

Gambar 6. Kunci kontak

c. Koil Pengapian
Koil pengapian (Ignition Coil), berfungsi untuk menaikkan tegangan yang diterima dari
sumber tegangan (alternator) menjadi tegangan tinggi yang diperlukan untuk pengapian.

11
Gambar 7. Koil pengapian

d. Unit CDI arus bolak-balik (AC-CDI)


Unit AC-CDI, merupakan serangkaian komponen elektronik yang berfungsi sebagai saklar
rangkaian primer pengapian, menghubungkan dan memutuskan arus listrik yang dimanfaatkan
untuk melakukan pengisian (charge) dan pengosongan (discharge) muatan kapasitor, kemudian
dialirkan melalui kumparan primer koil pengapian untuk menghasilkan arus listrik tegangan
tinggi pada kumparan sekunder dengan cara induksi elektromagnet.

RECTIFIER CAPACITOR
(1) (3)

THYRISTOR
RECTIFIER SWITCH
(2)

(4)

1) Keterangan :
2) Dari sumber tegangan alternator.
3) Dari signal generator.
4) Ke ignition coil.
5) Massa CDI
CDI adalah sebagai berikut : Rectifier bekerja menyearahkan arus AC yang dihasilkan oleh
sumber tegangan (alternator) maupun oleh signal generator (pick up coil).
Kapasitor (capacitor) menyimpan energi hasil induksi dari kumparan stator alternator
dimana terdapat magnet permanen yang berputar (rotor alternator) di dekat kumparan stator.
Thyristor switch merupakan saklar elektronik yang akan mengosongkan kapasitor yang
sudah bermuatan tersebut, sinyal trigger didapatkan dari arus yang dihasilkan oleh pick up coil
12
yang mengalir melalui kaki Gate (G).
Akibatnya Thyristor aktif dan menghubungkan kedua terminal kapasitor melalui
terhubungnya terminal Anoda (A) dan Katoda (K) pada Thyristor.
Kapasitor akan melepaskan muatannya secara cepat (discharge) melalui kumparan primer
koil pengapian (Ignition Coil) untuk menghasilkan induksi pada kumparan primer maupun
induksi tegangan tinggi pada kumparan sekunder koil pengapian.
e. Kumparan Pembangkit Pulsa (pick up coil)
Kumparan Pembangkit Pulsa (Signal generator/Pick up coil), bekerja bersama reluctor
sehingga menghasilkan sinyal trigger (pemicu) yang dimanfaatkan oleh Thyristor untuk
mendischarge seluruh muatan kapasitor.
Pick up coil terdiri dari suatu lilitan kecil yang akan menghasilkan arus listrik AC apabila
dilewati oleh perubahan garis gaya magnit yang dilakukan oleh reluctor yang terpasang pada
rotor alternator. Prinsip kerja pick up coil dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

1 2 3

(+) 0
(-)
1 2 3
Gambar 8. Prinsip kerja kumparan penghasil pulsa
Keterangan :
1) Reluctor mencapai pickup coil
2) Reluctor di tengah pick up coil
3) Reluctor meninggalkan pick up coil

f. Busi
Busi terbagi menjadi 3 jenis, yaitu busi panas, busi dingin dan busi sedang. Busi dingin
adaalah busi yang mempunyai kemampuan untuk menyerap dan melepas/membuang panas
dengan cepat sekali. Busi dingin biasanya digunakan pada mesin yang temperatur kerja dalam
ruang bakarnya tinggi. Sedangkan busi panas adalah busi dengan kemampuan menyerap dan
melepas panas yang lambat. Jenis ini digunakan untuk mesin yang temperatur kerja dalam ruang
bakarnya rendah. Berikut ini adalah penjelasan tentangsistem kode busi.

13
Berikut ini akan dibahas tentang bagaimana cara kerja dari sistem pengisian elektronik arus
bolak-balik CDI-AC dan gambar skema sistem pengapian magnet elektronik.

Gambar 9 skema sistem pengapian magnet elektronik.

a. Pada saat kunci kontak OFF


Kunci kontak dalam posisi terhubung dengan massa. Arus listrik yang dihasilkan sumber

14
tegangan (Alternator) dibelokkan ke massa melalui kunci kontak, tidak ada arus yang mengalir
ke unit CDI sehingga sistem pengapian tidak bekerja dan motor tidak dapat dihidupkan.
b. Pada saat kunci kontak ON
Hubungan ke massa melalui kunci kontak terputus sehingga arus listrik yang dihasilkan
alternator akan mengalir masuk ke sistem pengapian.
Ketika rotor alternator (magnet) berputar, kumparan stator menghasilkan arus listrik ⇒
disearahkan dioda ⇒ mengisi kapasitor sehingga muatan kapasitor penuh.
Pada saat yang ditentukan (saat pengapian), arus sinyal dihasilkan oleh signal generator
(pick up coil). Arus sinyal pick up coil ⇒ Gate (G) Thyristor switch dan mengaktifkan
Thyristor. Thyristor aktif (kaki Anoda ke Katoda terhubung) dan arus listrik dapat mengalir dari
kaki Anoda (A) ⇒ Katoda (K). Hal ini akan menyebabkan kapasitor terdischarge (dikosongkan
muatannya) dengan cepat ⇒ melalui kumparan primer koil pengapian ⇒ massa koil pengapian.
Pada kumparan primer koil pengapian dihasilkan
tegangan induksi sendiri sebesar 200 – 300 V.
Akhirnya pada kumparan sekunder koil pengapian akan timbul induksi tegangan tinggi
sebesar ± 20 KVolt ⇒ disalurkan melalui kabel busi ke busi untuk diubah menjadi pijaran api
listrik.

2. Sistem Pengapian Elektronik Baterai (CDI-DC)


Setelah membahas sistem pengapian elektronik magnet (CDI-AC), dalam pembahasan
selanjutnya akan dibahas tentang sistem pengapian elektronik baterai (CDI-DC). Komponen
sistem pengapian baterai akan dijelaskan sebagai berikut.
a. Sumber tegangan.
Sumber tegangan DC (Direct Current), berupa Baterai yang didukung oleh sistem
pengisian (Kumparan Pengisian, Magnet dan Rectifier/Regulator), berfungsi sebagai penyedia
tegangan DC yang diperlukan oleh sistem pengapian.

Gambar 10. Baterai

b. Kunci kontak.
Berbeda dengan kunci kontak pada sistem pengapian elektronik magnet, kunci kontak pada
15
sistem pengapian elektronik baterai menggunakan sistem pengendali positip.
 Pada posisi ON, kunci kontak menghubungkan tegangan (+) baterai ke seluruh sistem
kelistrikan (termasuk sistem pengapian) untuk mengoperasikan seluruh sistem kelistrikan
yang ada.
 Pada posisi OFF dan LOCK, kunci kontak memutuskan hubungan kelistrikan dari
sumber tegangan (terminal (+) baterai) yang dibutuhkan oleh seluruh sistem kelistrikan,
sehingga seluruh sistem kelistrikan tidak dapat dioperasikan.

Gambar 11. Kunci kontak dan terminalnya

c. Koil pengapian
Koil pengapian (Ignition Coil), berfungsi untuk menaikkan tegangan yang diterima dari sumber
tegangan (alternator) menjadi tegangan tinggi yang diperlukan untuk pengapian.

Gambar 12. Koil


d. Unit DC-CDI
Merupakan serangkaian komponen elektronik yang berfungsi sebagai saklar rangkaian primer
pengapian, menghubungkan dan memutuskan arus listrik yang dimanfaatkan untuk melakukan
pengisian (charge) dan pengosongan (discharge) muatan kapasitor, kemudian dialirkan melalui
kumparan primer

16
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pada sepeda motor, system kelistrikan adalah “suatu system yang berfungsi menyediakan
arus listrik untuk mendukung sistem yang bekerja pada proses pembakaran dan sistem
pendukung lainnya yang bekerja untuk mendukung kinerja mesin”(belajar-otomotif-
blogspot.com).
Sistem kelistrikan sepeda motor punya peran penting dalam penyaluran arus listrik ke
setiap komponen yang memerlukan daya listrik, mulai dari bagian pencahayaan hingga
pembakaran atau pengapian.
Sistem kelistrikan sepeda motor terdiri dari berbagai komponen, seperti spull, kiprok, dan masih
banyak lagi lainnya. Semua komponen tersebut bekerja secara bersamaan untuk
mengoptimalkan arus listrik yang berasal dari aki.
Komponen sistem kelistrikan motor
1. Kiprok
Kiprok atau biasa disebut rectifier regulator berfungsi sebagai menstabilkan tegangan
listrik serta mengubah arus listrik. Kondisi kiprok sangat memengaruhi masa pakai aki sebagai
sumber daya listrik.
Arus listrik yang melalui kiprok akan distabilkan dan diubah menjadi arus satu arah (dari
arus AC menjadi DC) sebelum dialirkan ke aki.
Selain itu, kiprok juga sebagai penstabil tegangan listrik yang mengalir ke aki. Karena
jika arus terlalu besar akan mengakibatkan over change. Sementara jika arus yang mengalir ke
aki terlalu kecil, akan menyebabkan aki tekor. Jadi, tegangan dan arus yang mengalir ke aki
harus dalam kondisi seimbang jumlahnya.
Saat terjadi masalah pada sistem kelistrikan sepeda motor, komponen inilah yang biasanya harus
diperiksa.

2. Spul/ generator
Spul adalah komponen sistem kelistrikan sepeda motor sebagai penghasil energi listrik
untuk seluruh kebutuhan kelistrikan motor, termasuk mengisi daya aki.
Spul menghasilkan arus listrik AC (Alternating Current) atau bolak balik. Energi listrik
yang dihasilkan oleh spul kemudian digunakan untuk perangkat motor seperti busi, CDI, busi,
bola lampu, dan lainnya.
Tegangan arus AC dari spul diubah terlebih dahulu menjadi DC (searah) menggunakan kiprok.

3. Kabel bodi
Kabel badan atau biasa bodi jadi salah satu komponen vital pada sebuah rangkaian

17
sepeda motor. Kabel bodi berfungsi untuk menyalurkan listrik dari sepul ke aki dan
menyebarkannya ke beberapa komponen seperti lampu, electric starter, klakson dan kunci
kontak.
Seiring masa pakai Sepeda motor, bisa menyebabkan penurunan kinerjanya mengaliri
arus listrik. Salah satu cara mempertahankan kinerja kabel bodi adalah dengan rutin melakukan
pemeriksaan.

4. Sekring
Komponen kelistrikan sepeda motor yang satu ini berfungsi sebagai perangkat keamanan
listrik.
Dengan sekring, kerusakan komponen kelistrikan akibat hubungan arus pendek bisa dicegah.
Sekring bisa memutus arus listrik secara otomatis saat terjadi aliran arus listrik yang tak stabil
atau akibat korslet, sehingga kerusakan tidak menyebar ke komponen lainnya.
5. Baterai
Baterai atau aki berfungsi untuk menyimpan listrik. Energi listrik cadangan ini bisa
digunakan untuk menghidupkan sepeda motor ketika di starter.
Selain itu, baterai juga dimanfaatkan untuk mengoperasikan perangkat motor lainnya
seperti ECU, CDI, dan lampu.
Jika baterai habis akan memengaruhi kinerja komponen kelistrikan. Hal terburuk adalah
sepeda motor tidak bisa dinyalakan.

B. SARAN
1) Sepeda motor yang digunakan untuk dijadikan bahan alat peraga masih terbilang konvensional
dari segi sistem kerjanya, sehingga dibutuhkan sepeda motor yang lebih canggih/ maju
teknologinya.
2) Tuas/ handle gas masih tergabung dalam alat peraga mesin, sehingga harus di kontrol pada alat
peraga mesin untuk mengendalikan putaran mesin dan hal tersebut menyulitkan kita ketika
sedang menyalakan mesin melalui starter, dikarenakan posisinya yang kurang ideal. Tapi hal ini
seharusnya masih bisa disiasati dengan cara memindahkan tuas/ handle ke alat peraga kelistrikan
dan memodifikasi kabel karburator menjadi lebih panjang agar bisa terhubung ke tuas/ handle

18
DAFTAR PUSTAKA
https://123dok.com/document/zwknpplz-contoh-makalah-otomotif-tentang-sistem-kelistrikan-
sepeda-motor.html

19

Anda mungkin juga menyukai