Anda di halaman 1dari 53

PROGRAM MASA PENGENALAN

LINGKUNGAN SEKOLAH
(MPLS)
SMP NEGERI 2 RANCAH
TAHUN PELAJARAN 2022/ 2023

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KAB. CIAMIS


SMP NEGERI 2 RANCAH
Jl.RAJADESA RANCAH No.286 CILEUNGSIR – KEC. RANCAH KAB.CIAMIS KODE POS
46387
 0265 - - e-mail: smpnduarancah@gmail.com
1
2
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat serta hidayahnya sehingga kami masih dapat
mempersiapkan kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah Bagi
Peserta didik.

Salah satu tujuan diadakannya Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah


(MPLS) adalah untuk memgenalkan lingkungan SMP Negeri 2 Rancah
dan sebagai sarana beradaptasi para peserta didik terhadap lingkungan
yang baru dan bersosialisasi dengan teman – teman baru serta ajang
wahana kebersamaan, kekeluargaan dan persaudaraan dalam upaya
memajukan sekolah

Program kerja Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) ini kami


susun dengan tujuan agar d ibaca dan dipelajari oleh semua stakeholder
di lingkungan sekolah. Program ini menggambarkan rancangan Masa
Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) yang akan diselenggarakan.
Di dalam rancangan ini kami memaparkan semua yang berhubungan
dengan penyelenggaraan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah
(MPLS) bagi Peserta didik.

Akhirnya, Kami mengharapkan partisipasi semua pihak untuk


keterlaksanaan Proposal / Program kerja Masa Pengenalan Lingkungan
Sekolah (MPLS) Bagi Peserta didik semoga dapat memberikan banyak
manfaat yang lain. Kepada para peserta Masa Pengenalan Lingkungan
Sekolah (MPLS) Peserta Didik Baru, kami ucapkan selamat mengikuti
kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) bagi Peserta
Didik Baru khususnya disekolah

Rancah, Juli 2022

Penyusun,

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................
DAFTAR ISI.........................................................................................................
MASA PENGENALAN LINGKUNGAN SEKOLAH MPLS SMP NEGERI 2 RANCAH.....................
D. Materi Yang Disajikan Pada MPLS..........................................................................
E. Daftar Penyaji Materi / Pemandu............................................................................
F. Nama, Tema, dan Jenis Kegiatan......................................................................
G. Waktu Pelaksanaan.........................................................................................
H. Sasaran.......................................................................................................
I. Jadwal Kegiatan (jadwal rinci terlampir)...............................................................
J. Anggaran.....................................................................................................
K. Penutup.......................................................................................................
LAMPIRAN........................................................................................................
SK Panitia MPLS..............................................................................................
Jadwal Kegiatan MPLS................................Kesalahan! Bookmark tidak ditentukan.
Materi Kegiatan MPLS................................Kesalahan! Bookmark tidak ditentukan.

ii
MASA PENGENALAN LINGKUNGAN SEKOLAH (MPLS)
SMP NEGERI 2 RANCAH

A. Latar Belakang

 Sebagaiman kita maklumi bersama bahwa peserta didik yang masuk


pada lembaga pendidikan itu berasal dari sekolah yang berbeda, untuk
menyamakan dan mempersatukan mereka diawali dengan kegitan
MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah)

 Lima hari awal permulaaan sekolah pada SMP Negeri 2 Rancah


dilaksanakan kegiatan wajib yaitu Masa Pengenalan Sekolah yang
dikenal dengan sebutan MPLS. Dalam pelaksanaanya terdapat
beberapa ketentuan yang mengatur kegiatan tersebut. Dalam
Permendikbud Nomor 18 Tahun 2016 dinyatakan bahwa MPLS
merupakan Kegiatan Pertama masuk Sekolah untuk mengenalkan
berbagai program, sarana dan prasarana yang dimiliki oleh sekolah,
bagaimana cara belajar, penanaman konsep pengenalan diri serta
pembinaan awal kultur sekolah.

B. Landasan Dan Dasar Hukum

1. Permendikbud No. 18 Tahun 2016 Tentang Pengenalan Lingkungan


Sekolah Bagi Peserta didik
2. Permendikbud No. 51 Tahun 2018 Tentang Penerimaan Peserta
Didik Baru dan Pengenalan Lingkungan Sekolah Bagi Peserta didik
3. Rapat Dinas SMPN 2 Rancah awal tahun pelajaran 2022 / 2023 pada hari senin
tanggal 23 Juli 2022
4. Kalender Pendidikan SMP Negeri 2 Rancah Tahun Pelajaran 2022/
2023

1
C. Maksud dan Tujuan

Pelaksanaaan MPLS pada SMP Negeri 2 Rancah secara umum


bertujuan untuk mengajak peserta didik mengenali potensi diri
sehingga;

 Membantu peserta didik dalam beradaptasi dengan


lingkungan sekolah dan sekitarnya, diantaranya
terhadap aspek keamanan, fasilitas umum, dan sarana
prasarana sekolah;

 Menumbuhkan motivasi, semangat, dan cara belajar efektif


peserta didik;

 Mengembangkan interaksi positif antar siswa serta warga


sekolah lainnya;

 Menumbuhkan perilaku positif, menghormati


keanekaragaman dan persatuan, kedisplinan,hidup bersih dan
sehat untuk mewujudkan siswa yang memiliki nilai integritas,
etos kerja, dan semangat gotong royong.

C. Panitia
Kepanitian Penyelenggaraan kegiatan MPLS pada SMP Negeri 2
Rancah dilakukan oleh pendidikan dan tenaga kependidikan dengan
SK terlampir. Adapun susunan Kepanitian MPLS Tahun Ajaran 2022/2023
adalah sebagai berikut.
1. Penanggung Jawab : Kepala Sekolah
2. Ketua : Kosman, S.Pd
3. Wakil Ketua : Drs. Hardan
4. Sekertaris : Nurhandayati, M.Pd
5. Bendahara : Atik Cahyati, S.Pd
6. Anggota : 1. Lilis Purnamasari, S.Pd
2. Ruslan, S.Pd
3. Tati Ratnasari, S.Pd
4. Salim Sutisna

2
Namun untuk beberapa kegiatan outdoor dibantu peserta didik
yang tergabung dalam Pengurus OSIS dengan syarat;
 Siswa merupakan pengurus Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS)
dan/atau Majelis Perwakilan Kelas (MPK) dengan jumlah paling
banyak 2 (dua) orang per rombongan belajar/kelas;
 Siswa tidak memiliki kecenderungan sifat-sifat buruk dan/atau
riwayat sebagai pelaku tindak kekerasan
Dalam pelaksanaannya tidak tertutup kemungkinan pelaksanaan
MPLS juga melibatkan TNI/ POLRI dan profesional lainnya

D. Materi Yang Disajikan Pada MPLS


1. Materi Umum
2. Wawasan Wiyata Mandala
3. Kepramukaan
4. Pengenalan Kurikulum
5. Cara Belajar Efektif
6. Kesadaran Berbangsa dan Bernegara
7. Pendidikan Berkarakter
8. Tatakrama Siswa
9. Pembinaan Mental
10. Pengenalan Ekstrakulikuler

E. Daftar Penyaji Materi / Pemandu


 Guru :
1. Drs. Nanang Sopyan Haddy, M.Pd
2. Ocid Rosid, M.Pd
3. Kosman, S.Pd
4. Hj.Syariah, S.Pd.I
5. Drs. Hardan
6. Lilis Purnamasari, S.Pd
7. Ruslan, S.Pd
8. Rahmat Hidayat, S.Pd
9. H. Yamin Muhaimin, S.Pd
 OSIS / MPK
3
F. Nama, Tema, dan Jenis Kegiatan
Nama Kegiatan : Masa Pengenalan Lingkungan SMPN 2 RANCAH
Tema Kegiata : Kenali Diri, Gali Potensi, Tingkatkan Resolusi
Jenis Kegiatan : Pengenalan Lingkungan Sekolah (PLS)

Memiliki dua kegiatan yang harus dilakukan oleh sekolah. Kegiatan


tersebut adalah kegiatan wajib serta kegiatan pilihan. Kegiatan wajib
merupakan kegiatan PLS yang dilakukan berdasarkan silabus PLS.
Kegiatan pilihan merupakan kegiatan PLS yang menjadi kegiatan
pilihan sekolah yang telah disesuaikan dengan kondisi serta
karakteristik lingkungan sekolah tersebut. Dalam kegiatan PLS,
sekolah tentunya melakukan pendataan terkait data diri dan sosial
dari peserta didik melalui formulir PLS yang di isi oleh orang tua
atau wali siswa tersebut. Data diri dari peserta didik memuat profil
siswa, riwayat kesehatan, bakat siswa serta sifat yang dimiliki oleh
siswa tersebut. Selain itu, formulir PLS juga memuat profil orang
tua/wali dari siswa bersangkutan.
G. Waktu Pelaksanaan
Hari Pertama : Senin, 18 Juli 2022 Pukul 07.00 s.d 14.00
Hari kedua : Selasa, 19 Juli 2022 Pukul 07.30 s.d 14.00
Hari Ketiga : Rabu, 20 Juli 2022 Pukul 07.30 s.d 14.00
Hari Keempat : Kamis, 21 Juli 2022 Pukul 07.30 s.d 22.00
Hari Kelima : Jum’at, 22 Juli 2022 Pukul 04.30 s.d 10.00
H. Sasaran
Pelaksanaan MPLS secara khusus ditujukan untuk peserta didik
baru pada SMP Negeri 2 Rancah tahun pelajaran 2022 / 2023. Namun
terdapat beberapa materi yang dirasa penting dan sesuai juga di berikan
kepada peserta didik kelas VIII dan kelas IX. Misalnya materi berkaitan
tehnik dan kiat sukses belajar disekolah dan dirumah, pengenalan KKM,
disiplin sekolah serta Adiwiyata dan Sekolah Sehat.

4
I. Jadwal Kegiatan (jadwal rinci terlampir)

Selama penyelenggaraan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS)


Bagi Peserta didik, para peserta didik akan menerima materi sesuai
Permendikbud No 18 Tahun 2016 dan melaksanakan kegiatan berupa:
1. Pengisian formulir peserta didik dan Fomulir dapodik oleh orang
siswa dan orang tua/wali;
2. Kegiatan pengenalan warga sekolah; Pengenalan stakeholders
sekolah lainnya.
3. Kegiatan pengenalan visi-misi, program, kegiatan, Mengenalkan
kegiatan ekstra kurikuler yang ada di sekolah
4. Pengenalan cara belajar, budaya dan tata tertib sekolah; Simulasi
penyelesaian suatu masalah untuk menumbuhkan motivasi dan
semangat belajar siswa;
5. Kegiatan pengenalan fasilitas sarana dan prasarana sekolah dengan
memegang prinsip persamaan hak seluruh siswa; Menginformasikan fasilitas-
fasilitas umum di sekitar sekolah. Mengajak siswa berkeliling ke seluruh area
sekolah, sambil menjelaskan setiap fasilitas, sarana, dan prasarana yang
terdapat di sekolah serta kegunaannya. Pengenal Penggunaan sumber daya
sekolah (air, listrik, telepon, dsb) secara efisien. Menginformasikan kewajiban
pemeliharaan fasilitas dan sarana prasarana sekolah dan fasilitas- fasilitas
umum. Menginformasikan daerah rawan di sekitar sekolah.
6. Kegiatan pengenalan etika komunikasi, termasuk tata cara
menyapa/berbicara menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan
benar. Pembiasaan salam, senyum, sapa, sopan, dan santun dan
Pengenalan etika pergaulan antar siswa serta antara siswa dengan
guru dan tenaga kependidikan, termasuk kepada sikap simpati,
empati, dan saling menghargai, serta sportif.
7. Kegiatan penanaman dan penumbuhan akhlak dan karakter,
Beribadah keagamaan bersama, pengenalan pendidikan anti
korupsi, cinta lingkungan hidup, dan cinta tanah air, dan Pemilihan
tema kegiatan pengenalan lingkungan sekolah yang sesuai dengan
nilai-nilai positif.
8. Kegiatan pengenalan manfaat dan dampak teknologi informasi,
termasuk sanksi yang diatur dalam peraturan perundang-undangan
5
terkait.
9. Kerja bakti membersihkan lingkungan sekolah dan pengenalan tata
cara membuang sampah sesuai dengan jenis sampah
10. Kegiatan pendidikan bahaya pornografi, narkotika psikotropika,
dan zat adiktif lainnya antara lain bahaya merokok.
11. Mengajarkan simulasi antri melalui baris sebelum masuk kelas,
dan pada saat bergantian memakai fasilitas sekolah. Kegiatan
pengenalan dan keselamatan berlalu lintas.
12. Kegiatan kebanggaan terhadap keanekaragaman dan kebhinekaan,
antara lain pengenalan suku dan agama, penggunaan pakaian adat
di sekolah
13. Kegiatan yang menjalin keakraban antar siswa dengan warga
sekolah antara lain dengan permainan atau diskusi kelompok,
Kegiatan atraksi masing-masing kelas, antara lain perlombaan
bidang kesenian, dan olahraga.

J. Anggaran
Anggaran biaya untuk Masa Pengenalan Siswa Baru (MPLS) tahun pelajaran
2022 / 2023 disatukan dengan anggaran PPDB

6
K. Penutup

Seraya memanjatkan puji kepada Allah Yang Maha Kuasa,


bahwasannya program kerja Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah
Baru ini telah selesai disusun walaupun tak luput dari berbagai
kekurangan dan keterbatasan yang ada.

Meski demikian kami senantiasa berharap semoga program kerja


ini dapat dijadikan bahan acuan dalam melaksanakan Masa Pengenalan
Lingkungan Sekolah Baru, sehingga dengan demikian kegiatan tersebut
dapat berjalan dengan lancar tertib dan aman. Demikian pula dengan
adanya program Kerja ini dapat meminimalisir kesalahan-kesalahan
yang bisanya tanpa disadari dilakukan pada suatu kegiatan
kependidikan.

Kami berkeyakinan bahwa kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan


Sekolah Baru ini merupakan bagian integral yang tak dapat dipisahkan
dengan kegiatan-kegiatan lain dalam rangka mensukseskan keberhasilan
pendidikan putra-putri kita. Oleh karena itu teguran, pendapat saran
ataupun kritik yang sifatnya konstruktif dari semua pihak yang peduli
terhadap pendidikan akan senantiasa kami terima dengan lapang dada
demi penyempurnaan ke arah yang lebih baik lagi.

Ciamis, 11 Juli 2022


Ketua Seke
Panit r
ia t
a
r
i
s

Kosman, Nur
S.Pd h
a
n
7
d
a
y
a
t
i
,
M
.
P
d
NIP. NIP.
1965 -
0210
1989
0310
10
Mengeta
hui,
Kepala
Sekol
ah

Drs.
Nanan
g
Sopya
n H,
M.Pd
NIP.
19620
71219
83051
013

8
LAMPIRAN
SK Panitia MPLS
PEMERINTAH KABUPATEN CIAMIS
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMP NEGERI 2 RANCAH
Jl. Rajadesa Rancah No.286 Cileungsir – Kec. Rancah Ciamis 46387
Tlp. - email : smpnduarancah@gmail.com

SURAT KEPUTUSAN KEPALA SMP NEGERI 2 RANCAH


NOMOR : 800/ 179/SMP2.RCH/ 2022

TENTANG

SUSUNAN PANITIA MASA PENGENALAN LINGKUNGAN SEKOLAH (MPLS)


SMP NEGERI 2 RANCAH
TAHUN PELAJARAN 2022/2023

Menimbang : 1. Bahwa dalam rangka memperlancar pelaksanaan Masa


Pengenalan
Lingkungan Sekolah SMP Negeri 2 RancahTahun Pelajaran
2022 / 2023 maka perlu menetapkan susunan panitia;
2. Bahwa berdasarkan pada pertimbangan poin 1 di atas perlu
ditetapkan Surat
Keputusan Kepalac SMP Negeri 2 Rancah tentang Susunan
Panitia Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) SMP
Negeri 2
Rancah Tahun Pelajaran 2022/2023
Mengingat : 1. Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional
Pendidikan;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2010 tentang Pendanaan
Pendidikan
4. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang
Pengolahan dan
Penyelenggaraan Pendidikan;
5 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 18
Tahun 2016
Tentang Masa Pngenalan Lingkungan Sekolah
6 Surat Edaran Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
Nomnor
6197/ D. D4/ PD/ 2019 tentang Pengenalan Lingkungan
Sekolah Tahun
2019.
7 Surat Keputusan Bersama Kepala Dinas Pendidikan dan
Kenbudayaan
Kabupaten Tanah Datar nomor 400/1318/DIKBUD-2019
9
dengan Kepala
kantor kementerian Agama kabupaten Tanah Datar Nomor
260/04/KEMENAG-2019 tentang Petunjuk Teknis Masa
Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) Tahun Pelajaran 2022 /
2023
Memperhatikan : Hasil musyawarah rapat Kepala Sekolah bersama dewan guru
serta Karyawan SMP Negeri 2 Rancah pada Hari Jum’at tanggal 8
Juli 2022

MEMUTUSKAN

Pertama : Keputusan Kepala SMP Negeri 2 Rancah Tentang Susunan


Panitia Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) SMP
Negeri 2 Rancah Tahun Pelajaran 2022 / 2023
Kedua : Menugaskan sebagai Panitia Masa Pengenalan Lingkungan
Sekolah (MPLS) SMP Negeri 2 Rancah Tahun Pelajaran
2022/2023 personalia sebagaimana terdapat pada kolom 2 pada
lampiran Surat Keputusan ini dengan jabatan sebagaimana
terdapat pada kolom 3 dan tugas sebagaimana tercantum pada
kolom 4 pada lampiran Surat Keputusan ini;

KETIGA….

10
Lembar Kedua
Surat Keputusan Kepala SMP Negeri 2 Rancah
Nomor : 800/ 179/ SMP2.RCH/ 2022
Tanggal : 11 Juli 2022

Ketiga : Panitia diharap melaporkan pelaksanaan tugasnya secara tertulis


kepada Kepala Sekolah;
Keempat : Semua biaya yang dikeluarkan untuk pelaksanaan keputusan ini
dibebankan pada anggaran yang sesuai;
Kelima : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila
terdapat kekeliruan dalam keputusan ini akan diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Rancah
Pada tanggal : 11 Juli 2022
Kepala,

Drs. Nanang Sopyan Haddy, M.Pd


NIP. 196207121983051013

Tembusan disampaikan kepada Yth :


1. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabuaten Ciamis di Rancah
2. Yang Bersangkutan
3. Arsip

11
Lampiran : Keputusan Kepala SMP Negeri 2 Rancah Nomor 800/
179/SMP2.RCH/2022
Tanggal : 11 Juli 2022

PANITIA MASA PENGENALAN LINGKUNGAN SEKOLAH (MPLS)


SMP NEGERI 2 RANCAH
TAHUN PELAJARAN 2022 / 2023

NO NAMA NIP JABATAN


KEDINASAN KEPANITIAAN
1 Drs. Nanang Sopyan H, M.Pd 196207121983051013 Kepala Sekolah Penanggung Jawab
2 Kosman, S.Pd 196502101989031010 Pendidik Ketua
3 Nurhandayati, M.Pd - Pendidik Sekretaris
5 Atik Cahyani R, S.Pd 197308142007012006 Pendidik Bendahara
6 Drs. Hardan 196502012007011010 Pendidik Anggota
8 Lilis Purnamasari, S.Pd 199005082020122004 Pendidik Anggota
9 Ruslan, S.Pd 197906062021211005 Pendidik Anggota
10 Tati Ratnasari, S.Pd 197201192021212003 Pendidik Anggota
13 Salim Sutisna Tenaga Kependidikan Anggota

Rancah, 11 Juli 2022

Kepala SMPN 2 Rancah,

Drs. Nanang Sopyan Haddy, M.Pd


NIP. 196207121983051013

12
LAMPIRAN 1 :
1. JADWAL KEGIATAN MPLS DAN KEPRAMUKAN
2. KODE UNTUK PENYAJI

13
JADWAL KEGIATAN
MASA PENGENALAN LINGKUNGAN SEKOLAH (MPLS)
SMP NEGERI 2 RANCAH
TAHUN PELAJARAN 2022 / 2023

KELAS
HARI, TANGGAL WAKTU KETERANGAN
A B C
07.30 – 08.00 Mengisi Formulir MPLS
Latihan Upacara Pembukaan
08.00 – 09.00
MPLS
09.00 – 09.30 Istirahat
Sabtu, 16 Juli 2023
Menghapalkan Mars PPK (siswa
09.30 – 10.30
berkarakter Indonesia)
Membacakan tata tertib MPLS,
10.30 – 11.30
kegiatan untuk hari senin-jum’at
06.30 – 07.00 Daftar Hadir Peserta
Upacara Bendera dan Pembukaan
07.15 – 08.15
MPLS
08.15 – 08.30 Halal Bihalal
08.30 – 09.00 01 01 01 Materi Umum
09.00 – 09.45 02 03 04 Penyaji
Senin, 18 Juli 2022 09.45 – 10.00 Istirahat
10.00 – 10.45 04 02 03 Penyaji
10.45 – 11.30 03 04 02 Penyaji
11.30 – 11.45 Makan Siang
11.55 – 12.30 Shalat Dzuhur bersama
12.30 – 13.20 05 06 07 Penyaji
13.25 – 14.00 Game
Pembiasaan sholat duha &
07.00 – 07.45
pembacaan Asmaul Husna
07.45 – 08.20 07 05 06 Penyaji
08.20 – 09.10 06 07 05 Penyaji
09.10 – 09.45 08 09 10 Penyaji
Selasa, 19 Juli 2022 09.45 – 10.00 Istirahat
10.00 – 10.45 10 08 09 Penyaji
10.45 – 11.30 09 10 08 Penyaji
11.30 – 11.45 Makan Siang
11.55 – 12.30 Shalat Dzhur bersama
12.30 – 13.30 Game
Pembiasaan sholat duha &
07.00 – 07.45
pembacaan Asmaul Husna
07.45 – 08.20 Free Test
08.20 – 09.10 Penyaji
Pengenalan Sarana dan Prasarana
09.10 – 09.45 Kosman, S.Pd
Sekolah
Rabu, 20 Juli 2022 09.45 – 10.00 Istirahat
10.00 – 10.45 Mengenal kaka Panitia dan Guru
10.45 – 11.30 Post test
11.30 – 11.45 Makan Siang
11.55 – 12.30 Shalat Dzhur bersama
12.30 – 13.20 Game
13.25 – 14.00 Upacara Penutupan MPLS

14
Pembiasaan sholat duha &
07.00 – 07.45
pembacaan Asmaul Husna
07.45 – 08.20 NARKOBA POLSEK
08.20 – 09.10 BELA NEGARA DANRAMIL
09.10 – 09.45 KESEHATAN PUSKESMAS
09.45 – 10.00 Istirahat
10.00 – 11.45 Pramuka
Kamis, 21 Juli 2023 11.55 – 12.30 Shalat Dzuhur Bersama
11.30 – 11.45 Makan Siang
11.55 – 12.30 Shalat Dzhur bersama
12.30 – 14.40 Kepramukaan
14.45 – 15.30 Shalat Ashar bersama
15.30 – 16.30 Kepramukaan
16.30 – 19.30 Istirahat, Shalat Magrib, Isya
19.30 – 22.00 Kepramukaan
04.00 – 05.00 Shalat Subuh
Jum’at, 22 Juli 2023
05.00 – 06.30 Senam Pagi
06.30 – 07.30 Sarapan Pagi
07.30 – 09.00 Upacara Penutupan
Sayonara

** Kode Guru Penyaji Materi :


No. PENYAJI MATERI KODE
1 Drs. Nanang Sopyan Haddy, M.Pd Materi Umum 01
2 Ocid Rosid, M.Pd Wawasan Wiyata Mandala 02
3 Kosman, S.Pd Cara Belajar Efektif 03
4 Hj.Syariah, S.Pd.I Tatakrama Siswa 04
5 Drs. Hardan Pengenalan Kurikulum 05
6 H. Yamin Muhaimin, S.Pd Pembinaan Mental 06
7 Lilis Purnamasari, S.Pd Kepramukaan 07
8 Ruslan, S.Pd Kesadaran Berbangsa dan Bernegara 08
9 Rahmat Hidayat, S.Pd Pendidikan Berkarakter 09
10 Pengenalan Ekstrakulikuler 10

15
 MATERI MPLS DENGAN RUANG LINGKUP
;

1. MATERI UMUM
2. WAWASAN WIYATA MANDALA
3. KEPRAMUKAAN
4. PENGENALAN KURIKULUM
5. CARA BELAJAR EFEKTIF
6. KESADARAN BERBANGSA DAN
BERNEGARA
7. PENDIDIKAN BERKARAKTER
8. TATAKRAMA SISWA
9. PEMBINAAN MENTAL
10.PENGENALAN EKSTRAKULIKULER

16
MATERI II
ARTI DAN MAKNA WAWASAN WIYATA MANDALA

A. Wawasan : Suatu pandangan atau sikap yang mendalam terhadap suatu hakikat.
Wiyata : Pendidikan Mandala : Tempat atau lingkungan Wiyata mandala adalah sikap
menghargai dan bertanggung jawab terhadap lingkungan sekolah sebagai tempat
menuntut ilmu pengetahuan. Unsur- unsur wiyata mandala:

1. Sekolah merupakan lingkungan pendidikan

2. Kepala sekolah mempunyai wewenang dan tanggung jawab penuh atas


penyelenggaraan pendidikan dalam lingkungan sekolah.

3. Antara guru dan orang tua siswa harus ada saling pengertian dan kerjasama erat
untuk mengemban tugas pendidikan (hubungan yang serasi)

4. Warga sekolah di dalam maupun di luar sekolah harus menjunjung tinggi martabat
dan citra guru.

5. Sekolah harus bertumpu pada masyarakat sekitarnya dan mendukung antarwarga.

B. SEKOLAH DAN FUNGSINYA


Sekolah merupakan tempat penyelenggaraan PBM, menanamkan dan mengembangkan
berbagai nilai, ilmu pengetahuan, teknologi dan keterampilan. Sekolah merupakan lembaga
pendidikan formal tempat berlangsungnya PBM untuk membina dan mengembangkan:

1. Ilmu pengetahuan dan teknologi

2. Pandangan hidup/kepribadian

3. Hubungan antara manusia dengan lingkungan atau manusia dengan Tuhannya

4. Kemampuan berkarya.
C. FUNGSI SEKOLAH
Fungsi sekolah adalah sebagai tempat masyarakat belajar karena memiliki aturan/tata
tertib kehidupan yang mengatur hubungan antara guru, pengelola pendidikan siswa dalam
PBM untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dlam suasana yang dinamis.
D. CIRI-CIRI SEKOLAH SEBAGAI MASYARALAT BELAJAR.
Ciri-ciri sekolah sebagai masyarakat belajar adalah :
1. Ada guru dan siswa, timbulnya PBM yang tertib
2. Tercapainya masyarakat yang sadar, mau belajar dan bekerja keras.
3. Terbentuknya manusia Indonesia seutuhnya.
17
E. PRINSIP SEKOLAH
Sekolah sebagai Wiyata Mandala selain harus bertumpu pada masyarakat sekitarnya,
juga harus mencegah masuknya faham sikap dan perbuatan yang secara sadar ataupun tidak
dapat menimbulkan pertentangan antara sesama karena perbedaan suku, agama,
asal/usul/keturunan, tingkat sosial ekonomi serta perbedaan paham politik. Sekolah tidak
boleh hidup menyendiri melepaskan diri dari tantangan sosial budaya dalam masyarakat
tempat sekolah itu berada. Sekolah juga menjadi suri teladan bagi kehidupan masyarakat
sekitarnya, serta mampu mencegah masuknya sikap dan perbuatan yang akan menimbulkan
pertentangan. Untuk itu sekolah memiliki prinsip-prinsip sebagai berikut :
1. Sekolah sebagai wadah/lembaga yang memberikan bekal hidup. Dalam hal ini
sekolah seharusnya bukan hanya sekedar lembaga yang mencetak para
intelektual muda namun lebih dari itu sekolah harus menjadi rumah kedua
yang memberikan pelayanan dan pengalaman tentang hidup, mulai dari
berorganisasi, bermasyarakat (bersosialisasi), pendidikan lingkungan hidup
(PLH) atau bahkan pengalaman hidup yang sesungguhnya.
2. Sekolah sebagai institusi tempat peserta didik belajar dibawah bimbingan
pendidik. Bimbingan lebih dari sekedar pengajaran. Dalam bimbingan peran
pendidik berubah dari seorang pendidik menjadi seorang orangtua bahkan
menjadi seorang kakak.
3. Sekolah sebagai lembaga dengan pelayanan yang adil/merata bagi
stakeholdernya. Hal tersebut bisa berupa pemerataan kesempatan
mendapatkan transfer of knowledge, maupun transfer of experience, dengan
tanpa membedakan baik dari segi kemampuan ekonomi, kemampuan
intelegensia, dan juga kemampuan fisik (gagasan sekolah inklusi)
4. Sekolah sebagai lembaga pengembangan bakat dan minat siswa. Prinsip ini
sejalan dengan teori multiple intelligence (Howard Gardner) yang
memandang bahwa kecerdasan intelektual bukanlah satu-satunya yang perlu
diperhatikan oleh lembaga pendidikan, terutama sekolah. Kemampuan
bersosialisasi, kemampuan kinestik, kemampuan seni dan kemampuan-
kemampuan lainnya juga perlu diperhatikan secara seimbang.
5. Sekolah sebagai lembaga pengembangan bakat dan minat siswa. Prinsip ini
sejalan dengan teori multiple intelligence (Howard Gardner) yang
memandang bahwa kecerdasan intelektual bukanlah satu-satunya yang perlu
diperhatikan oleh lembaga pendidikan, terutama sekolah. Kemampuan
bersosialisasi, kemampuan kinestik, kemampuan seni dan kemampuan-
kemampuan lainnya juga perlu diperhatikan secara seimbang.
6. Sekolah harus memberikan perhatian serius untuk mengembangkan
kemampuan emosional dan sosial, kemampuan berkomunikasi dan
berinteraksi, kemampuan bekerjasama dalam kelompok, dan lain- lain.
7. Sekolah sebagai wahana pengembangan sikap dan watak. Sikap sederhana,
jujur, terbuka, penuh toleransi, rela berkomunikasi dan berinteraksi, ramah
18
tamah dan bersahabat, cinta negara, cinta lingkungan, siap bantu membantu
khususnya kepada yang kurang beruntung merupakan sikap dan watak yang
perlu dibentuk di dalam lingkungan sekolah.
8. Sekolah sebagai wahana pendewasaan diri. Di dalam dunia yang berubah
begitu cepat, salah satu kompetensi dasar yang harus dimiliki tiap peserta
didik adalah kompetensi dasar: belajar secara mandiri. Dengan proses
pendewasaan yang diberikan di sekolah, pendidik tidak lagi perlu menjejali
pemikiran peserta didik dengan perintah. Lebih dari itu peserta didik akan
mendapatkan sesuatu yang jauh lebih besar ketika ia mencari dan
mendapatkan apa yang ia butuhkan untuk hidupnya.
9. Sekolah sebagai bagian dari masyarakat belajar (learning society). Sekolah
bukan hanya sebagai tempat pembelajaran bagi peserta didik, namun juga
seharusnya sekolah mampu menjadi pusat pembelajaran bagi masyarakat di
lingkungan sekitar.
F. PENGGUNAAN SEKOLAH
Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan yang diperuntukan sebagai tempat proses
kegiatan belajar mengajar, tidak diperbolehkan dijadikan sebagai tempat :
1. Ajang promosi /penjualan produk-produk perniagaan yang tidak
berhubungan dengan pendidikan.
2. Sekolah merupakan lingkungan bebas rokok bagi semua pihak.
3. Penyebaran aliran sesat atau penyebarluasan aliran agama tertentu yang
bertentangan dengan undang-undang.
4. Propaganda politik/kampanye.
5. Shooting film dan atau sinetron tanpa seijin Pemerintah Daerah.
6. Kegiatan-kegiatan yang dapat menimbulkan kerusakan, perpecahan, dan
perselisihan, sehingga menjadikan suasana sekolah tidak kondusif.

G. PENATAAN WIYATA MANDALA DALAM UPAYA KETAHANAN SEKOLAH


1. Ketahanan sekolah lebih menitikberatkan pada upaya-upaya yang bersifat
preventif.
2. Untuk menjadikan sekolah sesuai dengan tujuan dan fungsinya, perlu
dilakukan penataan Wiyata Mandala di sekolah melalui langkah-langkah :
a) Meningkatkan koordinasi dan konsolidasai sesama warga sekolah untuk
dapat mencegah sedini mungkin adanya kegiatan dan tindakan yang
dapat mengganggu proses belajar mengajar.
b) Melaksanakan tata tertib sekolah secara konsisten dan berkelanjutan.

19
c) Melakukan koordinasi dengan Komite sekolah dan pihak keamanan
setempat untuk terselenggaranya ketahanan sekolah.
d) Mengadakan penyuluhan bagi orangtua dan siswa yang bermasalah
e) Mengadakan penyuluhan dan pembinanan kesadaran hukum bagi siswa.
f) Pembinaan dan pengembangan keimanan, ketaqwaan, etika bermoral
Pancasila, kepribadian sopan santun dan berdisiplin.
g) Pengembangan logika para siswa, rajin belajar, gairah menulis, gemar
membaca/ informasi/penemuan para ahli.
h) Mengikutsertakan siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler dan
pengembangan diri.
i) Mengadakan karya wisata dalam rangka pengembangan iptek

H. TUGAS, WEWENANG DAN TANGGUNGJAWAB KEPALA SEKOLAH


DALAM HAL PELAKSANAAN WIYATA MANDALA

Kepala Sekolah sebagai pimpinan utama, bertugas dan bertanggung jawab memimpin
penyelenggaraan belajar mengajar serta membina pendidik dan tenaga kependidikan serta
membina hubungan kerja sama dan peran serta masyarakat. Kepala Sekolah dalam
melaksanakan penataan Wiyata Mandala di sekolah, dengan melakukan kegiatan- kegiatan :
1. Melaksanakan program-program yang telah disusun bersama Komite
Sekolah.

2. Menyelenggarakan musyawarah sekolah yang melibatkan pendidik,


OSIS, Komite Sekolah, tokoh masyarakat serta pihak keamanan
setempat.

3. Menertibkan lingkungan sekolah baik yang berbentuk perangkat keras


(sarana prasarana) dan perangkat lunak (peraturan- peraturan, tata tertib,
tata upacara dan lain lain).

4. Mengadakan pertemuan baik rutin maupun insidentil yang bersifat


intern sekolah (kepala sekolah, pendidik, orangtua siswa, siswa).

5. Menyelenggarakan kegiatan yang dapat menunjang ketahanan sekolah


seperti PKS, Pramuka, PMR, Paskibraka, kesenian dan sebagainya
I. MEKANISME DALAM PELAKSANAAN WIYATA MANDALA
Dalam rangka pelaksanaan Wiyata Mandala perlu upaya penang-gulangan secara dini
setiap permasalahan yang timbul sehingga dapat menghilangkan dampak negatifnya, yaitu
dilaksanakan secara terpadu, bertahap dan berlanjut sebagai berikut :

20
1. Tahap Preventif Upaya untuk meniadakan peluang-peluang yang dapat
memungkinkan terjadinya kasus-kasus negatif di sekolah, melalui antara lain :
a) Memelihara sekolah, dan lingkungan sekolah serta menciptakan kebersihan
dan ketertiban agar siswa merasa nyaman dan menyenangkan dan tidak ada
tempat tertentu yang dijadikan siswa untuk hal-hal negatif.
b) Menciptakan suasana yang harmonis antara pihak pendidik/staf dan siswa
serta penduduk di sekitar sekolah.
c) Membentuk jaring-jaring pengawasan/kontrol dan razia terhadap kegiatan
siswa di lingkungan sekolah.
d) Menghilangkan bentuk-bentuk perpeloncoan pada saat MOS.
e) Meminimalisir keterlibatan kelompok maupun perorangan dalam kegiatan
sekolah.
f) Mengisi jam-jam kosong dengan pelajaran atau kegiatan ekstra lainnya.
g) Meningkatkan kegiatan ekstra kurikuler pada masa awal/akhir semester dan
masa liburan sekolah.
h) Peningkatan keamanan dan ketertiban khususnya pada saat berangkat/ usai
sekolah.
2. Tahap Represif Upaya untuk menindak siswa yang telah melanggar peraturan-
peraturan dan tata tertib sekolah. Upaya Represif seperti :
a) Mendamaikan para pihak yang terlibat perselisihan berikut orangtua/pendidik
pembinanya.
b) Membatasi areal tempat terjadinya aksi.
c) Menetralisir isu-isu yang berkembang dan mencegah timbulnya isu-
isu aru.
d) Berkoordinasi dengan pihak keamanan apabila terdapat pihak luar sekolah
yang melanggar keamanan, ketertiban dan perbuatan kriminalitas di
lingkungan sekolah.
e) Mengungkap lebih lanjut keterlibatan pihak luar sekolah atas kasus yang
timbul dan menyelesaikan secara hukum.
f) Mengikutsertakan para ahli untuk mengadakan bimbingan dan penyuluhan.
g) Memberikan sanksi sesuai tata tertib yang berlaku.

21
MATERI III
KEPRAMUKAAN

Kata "Pramuka" merupakan singkatan dari Praja Muda Karana, yang memiliki arti
Orang Muda yang Suka Berkarya.
"Pramuka" merupakan sebutan bagi anggota Gerakan Pramuka, yang meliputi;
Pramuka Siaga (7-10 tahun), Pramuka Penggalang (11-15 tahun), Pramuka Penegak (16-20
tahun) dan Pramuka Pandega (21-25 tahun).
Sedangkan yang dimaksud "Kepramukaan" adalah proses pendidikan di luar
lingkungan sekolah dan di luar lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik,
menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka dengan Prinsip
Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, yang sasaran akhirnya pembentukan watak,
akhlak dan budi pekerti luhur. Kepramukaan adalah sistem pendidikan kepanduan yang
disesuaikan dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan masyarakat dan bangsa
Indonesia.
Sejarah Gerakan Pramuka atau Kepanduan di Indonesia telah dimulai sejak tahun
1923 yang ditandai dengan didirikannya (Belanda) Nationale Padvinderij Organisatie (NPO)
di Bandung. Sedangkan di tahun yang sama, di Jakarta didirikan (Belanda) Jong
Indonesische Padvinderij Organisatie (JIPO).
1. Gerakan Pramuka bertujuan untuk membentuk setiap pramuka:
a. Memiliki kepribadian yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, berjiwa
patriotik, taat hukum, disiplin, menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa,
berkecakapan hidup, sehat jasmani, dan rohani;
b. Menjadi warga negara yang berjiwa Pancasila, setia dan patuh kepada Negara
Kesatuan Republik Indonesia serta menjadi anggota masyarakat yang baik dan
berguna, yang dapat membangun dirinya sendiri secara mandiri serta bersama-
sama bertanggungjawab atas pembangunan bangsa dan negara, memiliki
kepedulian terhadap sesama hidup dan alam lingkungan.
2. Gerakan Pramuka berlandaskan prinsip-prinsip dasar sebagai berikut:

· Iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

· Peduli terhadap bangsa dan tanah air, sesama hidup dan alam seisinya

· Peduli terhadap dirinya pribadi

· Taat kepada Kode Kehormatan Pramuka

3. Metode Kepramukaan merupakan cara belajar interaktif progresif melalui:


a. pengamalan Kode Kehormatan Pramuka;

22
b. belajar sambil melakukan;
c. kegiatan berkelompok, bekerjasama, dan berkompetisi;
d. kegiatan yang menarik dan menantang;
e. kegiatan di alam terbuka;
f. kehadiran orang dewasa yang memberikan bimbingan, dorongan, dan dukungan;
g. penghargaan berupa tanda kecakapan; dan
h. satuan terpisah antara putra dan putri;

23
MATERI IV
PENGENALAN KURIKULUM

Kurikulum berisi sekumpulan rencana, tujuan, dan materi pembelajaran. Termasuk


cara mengajar yang akan menjadi pedoman bagi setiap pengajar supaya bisa mencapai target
dan tujuan pembelajaran dengan baik. Jika dilihat secara etimologis, Kurikulum berasal dari
bahasa Yunani, yaitu “curir” yang berarti pelari, serta “curere” yang berarti tempat berpacu.
Dulu, istilah ini dipakai dalam dunia olahraga.
Jadi, Kurikulum dapat diartikan sebagai sebuah jarak yang mesti ditempuh seorang
pelari supaya mendapat medali atau penghargaan lainnya. Kemudian, istilah Kurikulum
tersebut diadaptasi dalam dunia pendidikan. Jadi pengertian Kurikulum dalam dunia
pendidikan kemudian menjadi sekumpulan mata pelajaran yang harus ditempuh dan
dipelajari oleh peserta didik supaya mendapatkan ijazah atau penghargaan.
Adapun pengertian Kurikulum ini juga disampaikan dalam UU dan oleh para ahli
pendidikan, berikut pengertian menurut mereka:
1. Menurut Prof. Dr. S. Nasution
Prof. Dr. S. Nasution dalam bukunya yang berjudul Kurikulum dan Pengajaran
menyatakan, kurikulum adalah serangkaian penyusunan rencana untuk melancarkan proses
belajar mengajar. Adapun rencana yang disusun tersebut berada di bawah tanggung jawab
lembaga pendidikan dan parah pengajar di sana.
2. Dr. Nana Sudjana
Dalam buku yang berjudul Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah
karya Dr. Nana Sudjana disebutkan, pengertian kurikulum adalah kumpulan niat dan harapan
yang tertuang dalam bentuk program pendidikan yang kemudian dilaksanakan dan
diterapkan oleh guru di sekolah bersangkutan.
3. Harold B. Alberty
Harold menyatakan bahwa kurikulum merupakan semua kegiatan yang diberikan
kepada peserta didik atas tanggung jawab sekolah. Kurikulum ini tak hanya terbatas pada
segala hal di dalam kelas saja, melainkan juga semua kegiatan di luar sekolah.
4. Saylor, Alexander, dan Lewis
Menurut ketiga tokoh tersebut, kurikulum merupakan semua upaya yang diadakan
dan dilakukan oleh pihak sekolah untuk menstimulus peserta didik belajar, baik belajar di
dalam kelas, di halaman sekolah, maupun ketika berada di luar sekolah.
Sementara itu, dalam UU tentang Sistem Pendidikan Nasional No 20 tahun 2003
pasal 1 butir 19 disebutkan, kurikulum merupakan seperangkat pengaturan dan rencana
mengenai tujuan, isi, dan materi pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
kegiatan pembelajaran guna mencapai tujuan pendidikan.

24
Kurikulum menjadi sangat penting untuk dimiliki setiap sekolah sebagai pedoman
bagi para guru. Terutama bagi sekolah-sekolah formal, di mana kurikulum akan menjadi
pedoman dan memberikan arah dalam mengajar. Sesuai dengan pengertian kurikulum, yaitu
sesuatu yang terencana, maka dalam dunia pendidikan segala kegiatan siswa dapat diatur
dengan sedemikian rupa. Sehingga tujuan adanya pendidikan dapat tercapai.
Bahkan, bisa dikatakan jika tidak ada kurikulum, maka pembelajaran di sekolah tidak
bisa berjalan dengan baik. Sebab segala sesuatu telah tertuang dalam sebuah kurikulum.
Tentunya dengan berbagai variasi dan adaptasi. Maka tak heran pula jika seorang pakar
bernama Beauchamp (1998) menyatakan bahwa kurikulum merupakan jantung dari
pendidikan.
Adapun pelaksanaan pembelajaran kurikulum yang sedang berjalan disekolah saat ini
yakni menggunakan kurikulum 2013 yang meliputi:
a) Kegiatan Pendahuluan Dalam kegiatan pendahuluan, guru:

1) mengondisikan suasana belajar yang menyenangkan.


2) mendiskusikan kompetensi yang sudah dipelajari dan dikembangkan sebelumnya
berkaitan dengan kompetensi yang akan dipelajari dan dikembangkan;
3) menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan manfaatnya dalam kehidupan
sehari-hari; dan
4) menyampaikan garis besar cakupan materi dan kegiatan yang akan dilakukan.
5) menyampaikan lingkup dan teknik penilaian yang akan digunakan

b) Kegiatan Inti Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai


kompetensi, yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang
cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan inti menggunakan
pendekatan saintifik yang disesuaikan dengan karakteristik mata pelajaran dan
peserta didik. Guru memfasilitasi peserta didik untuk melakukan proses mengamati,
menanya, mengumpulkan informasi/mencoba, menalar/mengasosiasi, dan
mengomunikasikan. Dalam setiap kegiatan guru harus memperhatikan perkembangan
sikap peserta didik pada kompetensi dasar dari KI-1 dan KI- 2 antara lain mensyukuri
karunia Tuhan, jujur, teliti, kerja sama, toleransi, disiplin, taat aturan, menghargai
pendapat orang lain yang tercantum dalam silabus dan RPP.

c) Kegiatan Penutup Kegiatan penutup terdiri atas:

1) Kegiatan guru bersama peserta didik yaitu:

25
(a)membuat rangkuman/simpulan pelajaran;

(b)melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan; dan

(c)memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.

2) Kegiatan guru yaitu:

(a)melakukan penilaian;

(b)merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi,


program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas
individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik; dan

(c)menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

Daya Dukung Proses pembelajaran memerlukan daya dukung berupa ketersediaan


sarana dan prasarana pembelajaran. Sarana yang meliputi perabot, peralatan pendidikan,
media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan
lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.
prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang
pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja,
ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolahraga, tempat
beribadah, tempat bermain, tempat berkreasi, dan ruang/tempat lain yang

 ASPEK PENILAIAN

1. Pengetahuan
Aspek pengetahuan merupakan aspek yang ada di dalam materi pembelajaran untuk
menmbah wawasan siswa di suatu bidang. Di dalam struktur kurikulum ini,jenjang SD
memiliki pengetahuan sebanyak 20% dan 80% aspek karakter,jenjang SMP memiliki bobot
pengetahuan 40% dan 60% aspek karakter,dan jenjang SMA memiliki bobot pengetahuan
80% dan 20% aspek karakter. Pada Kurikulum 2013 memang diintergrasikan dengan
pendidikan karakter yang sebelumnya telah dicanangkan pemerintah sebelum terbentuknya
kurikulum ini.
2. Keterampilan
Aspek keterampilan bertujuan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam
membuat,melaksanakan,dan mengerjakan suatu soal atau proyek sehingga siswa dapat
terlatif sifat ilmiah dan karakter yang merujuk pada aspek keterampilan. Aspek keterampilan
dapat berupa keterampilan pengerjaan soal,keterampilan pengerjaan dan pelaksanaan
proyek,keterampilan membuat teks,dan keterampilan dalam menjawab soal lisan.
3. Sikap dan Perilaku

26
Aspek penilaian sikap dan perilaku merupakan aspek penilaian dengan menilai sikap
dan perilaku peserta didik selama proses pembelajaran. Aspek penilaian ini dinilai oleh guru
dalam jurnal harian,teman sejawat dalam sebuah lembaran nilai,dan diambil oleh diri
masing-masing siswa.

27
MATERI V
CARA BELAJAR EFEKTIF

Belajar yang efektif adalah proses belajar mengajar yang berhasil guna, dan proses
pembelajaran itu mampu memberikan pemahaman, kecerdasan, ketekunan, kesempatan dan
mutu / kualitas yang lebih baik serta dapat memberikan perubahan perilaku dan dapat
diaplikasikan atau diterapkan dalam kehidupan sehari-hari sehingga hasil dari pembelajaran
itu akan dapat menghasilkan sumber daya manusia yang unggul.
Dan untuk mencapai belajar yang efektif tentu saja dalam proses belajarnya harus
dilakukan dengan baik dan benar. Berikut ini adalah tips-tips belajar yang baik dan benar :
1. Belajar Kelompok

Belajar kelompok dapat menjadi kegiatan belajar menjadi lebih menyenangkan karena
ditemani oleh teman dan berada di rumah sendiri sehingga dapat lebih santai. Namun
sebaiknya tetap didampingi oleh orang dewasa seperti kakak, paman, bibi atau orang tua
agar belajar tidak berubah menjadi bermain. Belajar kelompok ada baiknya mengajak teman
yang pandai dan rajin belajar agar yang tidak pandai jadi ketularan pintar. Dalam belajar
kelompok kegiatannya adalah membahas pelajaran yang belum dipahami oleh semua atau
sebagian kelompok belajar baik yang sudah dijelaskan guru maupun belum dijelaskan guru.
2. Rajin Membuat Catatan Intisari Pelajaran

Bagian-bagian penting dari pelajaran sebaiknya dibuat catatan di kertas atau buku kecil
yang dapat dibawa kemana-mana sehingga dapat dibaca di mana pun kita berada. Namun
catatan tersebut jangan dijadikan media mencontek karena dapat merugikan kita sendiri.
a. Membuat Perencanaan Yang Baik

Untuk mencapai suatu tujuan biasanya diiringi oleh rencana yang baik. Oleh
karena itu ada baiknya kita membuat rencana belajar dan rencana pencapaian nilai
untuk mengetahui apakah kegiatan belajar yang kita lakukan telah maksimal atau perlu
ditingkatkan. Sesuaikan target pencapaian dengan kemampuan yang kita miliki. Buat
rencana belajar yang diprioritaskan pada mata pelajaran yang lemah. Buatlah jadwal
belajar yang baik.
b. Disiplin Dalam Belajar

Apabila kita telah membuat jadwal belajar maka harus dijalankan dengan baik.
Contohnya seperti belajar tepat waktu dan serius tidak sambil main-main dengan
konsentrasi penuh. Jika waktu makan, mandi, ibadah, dan sebagainya telah tiba maka
jangan ditunda-tunda lagi. Lanjutkan belajar setelah melakukan kegiatan tersebut jika
waktu belajar belum usai. Bermain dengan teman atau game dapat merusak konsentrasi
belajar. Sebaiknya kegiatan bermain juga dijadwalkan dengan waktu yang cukup
panjang namun tidak melelahkan jika dilakukan sebelum waktu belajar. Jika bermain

28
video game sebaiknya pilih game yang mendidik dan tidak menimbulkan rasa
penasaran yang tinggi ataupun rasa kekesalan yang tinggi jika kalah.

c. Menjadi Aktif Bertanya dan Ditanya

Jika ada hal yang belum jelas, maka tanyakan kepada guru, teman atau orang
tua. Jika kita bertanya biasanya kita akan ingat jawabannya. Jika bertanya,
bertanyalah secukupnya dan jangan bersifat menguji orang yang kita tanya.
Tawarkanlah pada teman untuk bertanya kepada kita hal-hal yang belum dia pahami.
Semakin banyak ditanya maka kita dapat semakin ingat dengan jawaban dan apabila
kita juga tidak tahu jawaban yang benar, maka kita dapat membahasnya bersama-
sama dengan teman.
d. Belajar Dengan Serius dan Tekun

Ketika belajar di kelas dengarkan dan catat apa yang guru jelaskan. Catat
yang penting karena bisa saja hal tersebut tidak ada di buku dan nanti akan keluar
saat ulangan atau ujian. Ketika waktu luang baca kembali catatan yang telah dibuat
tadi dan hapalkan sambil dimengerti. Jika kita sudah merasa mantap dengan suatu
pelajaran maka ujilah diri sendiri dengan soal-soal. Setelah soal dikerjakan periksa
jawaban dengan kunci jawaban. Pelajari kembali soal-soal yang salah dijawab.
e. Hindari Belajar Berlebihan

Jika waktu ujian atau ulangan sudah dekat biasanya kita akan panik jika belum
siap. Jalan pintas yang sering dilakukan oleh pelajar yang belum siap adalah dengan
belajar hingga larut malam / begadang atau membuat contekan. Sebaiknya ketika
akan ujian tetap tidur tepat waktu karena jika bergadang semalaman akan membawa
dampak yang buruk bagi kesehatan, terutama bagi anak-anak.
f. Jujur Dalam Mengerjakan Ulangan dan Ujian

Hindari mencontek ketika sedang mengerjakan soal ulangan atau ujian.


Mencontek dapat membuat sifat kita curang dan pembohong. Kebohongan
bagaimanapun juga tidak dapat ditutup-tutupi terus-menerus dan cenderung untuk
melakukan kebohongan selanjutnya untuk menutupi kebohongan selanjutnya.
Anggaplah dengan nyontek pasti akan ketahuan guru dan memiliki masa depan
sebagai penjahat apabila kita melakukan kecurangan.
g. Jadilah Seorang Pemimpin. Latihlah rasa tanggung jawabmu.

29
Apabila guru meminta bantuanmu untuk mengerjakan sesuatu misalnya
membersihkan kelas, jangan ragu untuk menerimanya. Ajak beberapa teman kelas dan
pimpin mereka untuk membersihkan kelas bersama-sama.
h. Mendengarkan Penjelasan Guru Dengan Baik.

Jawablah setiap pertanyaan yang diajukan oleh guru apabila kamu mengetahui
jawabannya. Jangan menunggu guru untuk memanggil kamu untuk menjawab
pertanyaan.
i. Jangan Malu Untuk Bertanya.

Selalu ajukan pertanyaan kepada guru apabila tidak mengerti tentang sesuatu hal.
j. Kerjakan PR

Kerjakan PR dengan baik, jangan selalu mencari alasan untuk tidak


mengerjakannya. Jangan malas mengerjakan PR dengan alasan lupa atau menunda-
nunda mengerjakannya. Enak kan kalau kita cepat mengerjakan PR, jadi masih punya
banyak waktu untuk bermain dan nonton TV deh!
k. Selalu Mengulang Pelajaran yang Sudah diajarkan

Setiap pulang dari sekolah, selalu mengulang pelajaran yang tadi diajarkan.
Nanti sewaktu ada ulangan jadi tidak banyak yang harus dipelajari! Asyik!
l. Cukup Istirahat, Makan Dan Bermain

Semuanya dilakukan secara berimbang. Setelah pulang sekolah, kita sering


ingin cepat-cepat bermain dan melupakan segala hal penting lainnya, contohnya makan
dan istirahat. Padahal setelah seharian di sekolah, tak terasa badan kita membutuhkan
masukan energi tambahan yang bisa didapatkan dari istirahat dan makanan yang kita
makan. Oleh karenanya kita harus dapat membagi waktu untuk makan, istirahat dan
bermain. Kalau semuanya dilakukan dengan baik, badan jadi segar setiap hari! Jadi
tidak sering mengantuk di kelas!
m. Banyak Berlatih Pelajaran Yang Kurang Disukai

Apabila kamu tidak menyenangi suatu mata pelajaran, contohnya matematika,


maka banyak-banyaklah berlatih, mengikuti kursus atau belajar berkelompok dengan
teman. Sehabis belajar bisa bermain dan menambah teman baru di tempat kursus.
Selain itu, siapa tahu dari kurang menyukai matematika, kalian malahan menyukainya.
n. Ikutilah Kegiatan Ektrakurikuler Yang Kamu Senangi
30
Cari tahu kegiatan apa yang cocok dan kamu suka. Contohnya apabila kalian
suka pelajaran tae kwon do, cobalah untuk mengikuti kursus dari kegiatan tersebut,
sehingga selain belajar pelajaran-pelajaran yang diajarkan di sekolah, kalian juga
dapat mendapatkan pelajaran tambahan di luar sekolah.
o. Cari Seorang Pembimbing Yang Baik

Orangtua adalah pembimbing yang terbaik selain guru. Apabila ada yang
kurang jelas dari keterangan guru di sekolah, kalian dapat menanyakan hal tersebut
kepada orang tua. Selain itu, kalian juga dapat belajar dari teman yang berprestasi.

p. Jangan Suka Mencontek Teman

Kalau mencontek, kamu bisa bodoh karena tidak berpikir sendiri. Lagipula
belum tentu, teman yang kamu contek itu menjawab pertanyaan dengan benar.
Belum lagi kalau ketahuan guru dan teman lain, malu kan? Kalau kamu rajin belajar,
pasti bisa menjawab semua pertanyaan dengan benar sehingga ulangan dapat nilai
baik.
q. Niat Dengan Sungguh-Sungguh

Kalau belajar tidak sungguh-sungguh ataupun tidak niat, yang ada malah
pikiran kita melayang kemana-mana. Entah itu tentang makanan, games, lawan jenis,
dll. Oleh sebab itu, belajar yang baik dimulai dengan niat yang sungguh- sungguh.
r. Lokasi dan Situasi Yang Kondusif

Jikalau kita belajar, tidak mungkin kalau kita lakukan di tengah jalan raya?
Ataupun ketika kita sedang makan. Cara yang paling efektif untuk belajar adalah
mencari tempat yang nyaman dan tidak terlalu banyak gangguan agar kita bisa lebih
konsentrasi.
s. Hindari Sikap Tidak Jujur

Sekarang ini banyak siswa membuat catatan untuk mencontek saat ada
ulangan atau ujian. Dengan belajar dengan jadwal yang teratur seorang murid akan
selalu siap jika ada ulangan dadakan dan tidak perlu mencontek.
t. Metode Imitasi

31
Proses belajar bisa berjalan dengan sempurna melalui metode imitasi atau
meniru. Metode ini di realisasikan ketika seorang meniru orang lain atau gurunya,
metode ini sering di gunakan anak kecil untuk melafal kata bahasa dari orang tuanya,
Begitu juga jika ia meniru berbagai perilaku,etika dan tradisi
u. Trial and Error
Manusia juga belajar dari eksperimen pribadi.dia akan berusaha secara
mandiri untuk memecahkan masalah yang di hadapi.terkadang beberapa kali dia
melakukan kesalahan dalam memecahkan masalah, namun dia juga beberapa kali
mencoba untuk melakuakan kembali. Sampai pada akhirnya dia mampu untuk
menyelesaikan permasalahan dengan benar.
v. Conditioning
Manusia bisa belajar dengan pengkondisian. Seseorang di katakan belajar
dengan pengkondisian jika ada stimulun dari indrawi yang merangsangnya. Ketika
itulah seseorang menanggapi stimulus tersebut. Tanggapan yang ia berikan ialah
suatu respon yang juga di barengkan dengan stimulus netral. Kemudian respon
menyertai stimulus netral itu akan di ulang beberapa kali.
Setelah di lakukan pengulangan beberapa kali, kita akan menjumpai bahwa
stimulus netrsl bisa memberikan respon dengan sendirinya sekalipun stimulus indrawi
sudah tidak ada lagi.contoh klasi yang dilakukan psikolog Rusia Ivan pavlov dalam
experimennya yang cukup masyur. Dia membunyikan lonceng (stimulus netral) pada
waktu dia meletakkan sedikit makanan di mulut anjing (indrawi).biasanya, jika
makanan itu di letakkan di deapn mulut anjing maka anjing tersebut akan
meneteskan air liur (respon).dengan demikian air liur berbarengan dengan bunyi
lonceng.
Ketika hal ini di ulangi beberapa kali, maka peneliti mencoba untuk
membunyikan lonceng tanpa meletakkan makanan pada mulut anjing tersebut. Maka
hasilnya anjing tersebut tetap meneteskan air liur ketika ia mendengar suara lonceng,
sebuah respon baru yang belum pernah dialami oleh anjing. Sekarang anjing tersebut
merespon bunyi lonceng dengan meneteskan air liurnya.padahal sebelum di lakukan
eksperimen anjing tersebut tidak meneteskan air liur kalau hanya mendengar bunyi
lonceng.
w. Metode Berpikir

Proses belajar juga bisa berjalan sempurna dengan melalui metode berpikir,
dengan metode ini seseorang sering kali mampu menyelesaikan masalah hidupnya, dia
akan memilki kesamaan dan apa saja yang tidak memiliki kemiripan. Dengan
demikian dia akan bisa menarik kesimpulan, dengan pilihan tersebut. Maka pada
kuncinya berilah anak-anak kita pertanyaan yang menurut dia mudah, dengan
demikian anak tersebut akan selalu belajar dan berpikir.

32
x. Mulailah Dari yang “Kecil”

Mulailah belajar dari topik yang paling anda kuasai / gampang. Setelah itu
barulah dilanjutkan dengan topik yang lebih “menantang”. Hal ini dimaksudkan agar
kita tidak langsung down dan putus asa jika mengerjakan soal-soal sulit terlebih
dahulu.
y. Sering-seringlah “Practice”

Latihan dan latihan itulah kunci untuk mahir dalam suatu mata pelajaran.
Semakin banyak anda mengerjakan dan memahami soal semakin terbiasa pula anda
dalam mengerjakannya.
z. Fokus

Ketika belajar, kita dituntut untuk serius. Jangan setengah hati. Karena pikiran
kita tidak dapat melakukan / memikirkan beberapa kegiatan / hal dalam satu waktu

aa. Mohon Bimbingan-nya


Jangan lupa banyak-banyak berdoa. Karena selain dari nilai religi-nya, hal
tersebut dapat membuat kita lebih fokus ketika belajar dan dapat membuat pikiran kita
lebih tenang.
bb. Menggunakan Media dan Sumber-Sumber Yang Relevan
Jika kita hanya menggunakan 1 buku sebagai bahan patokan untuk belajar.
Apapun hasil yang kita dapat belum tentu maksimal. Untuk itulah, cobalah untuk
mencari-cari hal yang terkait kita pelajari dengan menggunakan Sumber dan Media
yang sudah ada. Kita bisa mencarinya dengan menggunakan Internet, Koran, Buku
lain, Majalah, dan lain-lain. Tentu kita juga tidak mau ilmu yang kita dapat hanya
segitu saja karena hanya mempunyai 1 buku atau sumber yang tidak lengkap. Untuk
itulah, Sumber dan Media hanyalah sebagai pele

33
MATERI VI
KESADARAN BERBANGSA DAN BERNEGARA

Di era globalisasi ini banyak tantangan memang bagi negeri kita, namun kesadaran
berbangsa dan bernegara sudah selayaknya rakyat dan pemerintah untuk bersama sama
memberikan pemahaman bagi rakyatnya, khususnya kaum muda. Pemerintah ikut
bertanggung jawab mengemban amanat untuk memberikan kesadaran berbangsa dan
bernegara bagi warganya, bila rakyat bangsa Indonesia sudah tidak memiliki kesadaran
berbangsa dan bernegara, maka ini merupakan bahaya besar bagi kehidupan berbangsa dan
bernegara, yang mengakibatkan bangsa ini akan jatuh ke dalam kondisi yang sangat parah
bahkan jauh terpuruk dari bangsa-bangsa yang lain yang telah mempersiapkan diri dari
gangguan bangsa lain.
Mengingat kondisi bangsa kita sekarang, merupakan salah satu indikator bahwa
warga bangsa Indonesia di negeri ini telah mengalami penurunan kesadaran berbangsa dan
bernegara. Hal ini bisa kita lihat dari berbagai daerah sering bergejolak diantaranya tawuran
antar warga, perkelaian pelajar, ketidakpuasan terhadap hasil pilkada, perebutan lahan
pertanian maupun tambang, dan lain- lain. Kesadaran Berbangsa dan Bernegara mempunyai
makna bahwa individu yang hidup dan terikat dalam kaidah dan naungan di bawah Negara
Kesatuan RI harus mempunyai sikap dan perilaku diri yang tumbuh dari kemauan diri yang
dilandasasi keikhlasan/kerelaan bertindak demi kebaikan Bangsa dan Negara Indonesia.
Berbagai masalah yang berkaitan dengan kesadaran berbangsa dan bernegara
sebaiknya mendapat perhatian dan tanggung jawab kita semua. Sehingga amanat pada UUD
1945 untuk menjaga dan memelihara Negara Kesatuan wilayah Republik Indonesia serta
kesejahteraan rakyat dapat diwujudkan.
Hal lain yang dapat mengganggu kesadaran berbangsa dan bernegara di tingkat
pemuda yang perlu di cermati secara seksama adalah semakin tipisnya kesadaran dan
kepekaan sosial di tingkat pemuda, padahal banyak persoalan- persoalan masyarakat yang
membutuhkan peranan pemuda untuk membantu memediasi masyarakat agar keluar dari
himpitan masalah, baik itu masalah sosial, ekonomi dan politik, karena dengan terbantunya
masyarakat dari semua lapisan keluar dari himpitan persoalan, maka bangsa ini tentunya
menjadi bangsa yang kuat dan tidak dapat di intervensi oleh negara apapun, karena
masyarakat itu sendiri yang harus disejahterakan dan jangan sampai mengalami penderitaan.
Di situ pemuda telah melakukan langkah konkrit dalam melakukan bela negara.
Kesadaran bela negara adalah dimana kita berupaya untuk mempertahankan negara
kita dari ancaman yang dapat mengganggu kelangsungan hidup bermasyarakat yang
berdasarkan atas cinta tanah air. Kesadaran bela negara juga dapat menumbuhkan rasa
patriotisme dan nasionalisme di dalam diri masyarakat. Upaya bela negara selain sebagai
kewajiban dasar juga merupakan kehormatan bagi setiap warga negara yang dilaksanakan
dengan penuh kesadaran, penuh tanggung jawab dan rela berkorban dalam pengabdian

34
kepada negara dan bangsa. Keikutsertaan kita dalam bela negara merupakan bentuk cinta
terhadap tanah air kita.
Nilai-nilai bela negara yang harus lebih dipahami penerapannya dalam kehidupan
masyarakat berbangsa dan bernegara antara lain:
1. Cinta Tanah Air
Negeri yang luas dan kaya akan sumber daya ini perlu kita cintai. Kesadaran bela negara
yang ada pada setiap masyarakat didasarkan pada kecintaan kita kepada tanah air kita. Kita
dapat mewujudkan itu semua dengan cara kita mengetahui sejarah negara kita sendiri,
melestarikan budaya-budaya yang ada, menjaga lingkungan kita dan pastinya menjaga nama
baik negara kita.
2. Kesadaran Berbangsa dan Bernegara
Kesadaran berbangsa dan bernegara merupakan sikap kita yang harus sesuai dengan
kepribadian bangsa yang selalu dikaitkan dengan cita-cita dan tujuan hidup bangsanya. Kita
dapat mewujudkannya dengan cara mencegah perkelahian antar perorangan atau antar
kelompok dan menjadi anak bangsa yang berprestasi baik di tingkat nasional maupun
internasional.
3. Pancasila
Ideologi kita warisan dan hasil perjuangan para pahlawan sungguh luar biasa, pancasila
bukan hanya sekedar teoritis dan normatif saja tapi juga diamalkan dalam kehidupan sehari-
hari. Kita tahu bahwa Pancasila adalah alat pemersatu keberagaman yang ada di Indonesia
yang memiliki beragam budaya, agama, etnis, dan lain-lain. Nilai-nilai pancasila inilah yang
dapat mematahkan setiap ancaman, tantangan, dan hambatan.
4. Rela berkorban untuk Bangsa dan Negara
Dalam wujud bela negara tentu saja kita harus rela berkorban untuk bangsa dan negara.
Contoh nyatanya seperti sekarang ini yaitu perhelatan seagames. Para atlet bekerja keras
untuk bisa mengharumkan nama negaranya walaupun mereka harus merelakan untuk
mengorbankan waktunya untuk bekerja sebagaimana kita ketahui bahwa para atlet bukan
hanya menjadi seorang atlet saja, mereka juga memiliki pekerjaan lain. Begitupun supporter
yang rela berlama-lama menghabiskan waktunya antri hanya untuk mendapatkan tiket demi
mendukung langsung para atlet yang berlaga demi mengharumkan nama bangsa.
5. Memiliki Kemampuan Bela Negara
Kemampuan bela negara itu sendiri dapat diwujudkan dengan tetap menjaga kedisiplinan,
ulet, bekerja keras dalam menjalani profesi masing-masing. Kesadaran bela negara dapat
diwujudkan dengan cara ikut dalam mengamankan lingkungan sekitar seperti menjadi bagian
dari Siskamling, membantu korban bencana sebagaimana kita ketahui bahwa Indonesia
sering sekali mengalami bencana alam, menjaga kebersihan minimal kebersihan tempat
tinggal kita sendiri, mencegah bahaya narkoba yang merupakan musuh besar bagi generasi
penerus bangsa, mencegah perkelahian antar perorangan atau antar kelompok karena di
Indonesia sering sekali terjadi perkelahian yang justru dilakukan oleh para pemuda, cinta
35
produksi dalam negeri agar Indonesia tidak terus menerus mengimpor barang dari luar
negeri, melestarikan budaya Indonesia dan tampil sebagai anak bangsa yang berprestasi baik
pada tingkat nasional maupun internasional.

Apabila kita mengajarkan dan melaksanakan apa yang menjadi faktor-faktor


pendukung kesadaran berbangsa dan bernegara sejak dini, yakni dengan mengembalikan
sosialisasi pendidikan kewarganegaraan di sekolah-sekolah, juga sosialisasi di
masyarakat,niscaya akan terwujud.. Pada pendidikan kewarganegaraan ditanamkan prinsip
etik multikulturalisme, yaitu kesadaran perbedaan satu dengan yang lain menuju sikap
toleran yaitu menghargai dan mengormati perbedaan yang ada. Perbedaan yang ada pada
etnis dan religi sudah harusnya menjadi bahan perekat kebangsaan apabila antar
warganegara memiliki sikap toleran.
 Nasionalisme adalah sikap mencintai bangsa dan negara sendiri. Nasionalisme terbagi
atas ;
a. Nasionalisme dalam arti sempit, yaitu sikap mencintai bangsa sendiri secara
berlebihan sehingga menggap bangsa lain rendah kedudukannya, nasionalisme
ini disebut juga nasionalisme yang chauvinisme, contoh Jerman pada masa
Hitler.

b. Nasionalisme dalam arti luas, yaitu sikap mencintai bangsa dan negara sendiri
dan menggap semua bangsa sama derajatnya.

 Hans Kohn dalam bukunya Nationalism its meaning and history mendivinisikan
nasionalisme sebagai berikut :
 Suatu paham yang berpendapat bahwa kesetiaan individu tertinggi harus
diserahkan pada negara.
 Perasaan yang mendalam akan ikatan terhadap tanah air sebagai tumpah darah.
 Ada tiga hal yang harus kita lakukan untuk membina nasionalisme Indonesia :
a. Mengembangkan persamaan diantara suku-suku bangsa penghuni nusantara

b. Mengembangka sikap toleransi

c. Memiliki rasa senasib dan sepenanggungan diantara sesama bangsa Indonesia

 Empat hal yang harus kita hidari ndalam memupuk sermangat nasionalisme adalah :

a. Sukuisme, menganggap msuku bangsa sendiri paling baik.

b. Chauvinisme, mengganggap bangsa sendiriu paling unggul.

c. Ektrimisme, sikap mempertahankan pendirian dengan berbagai cara kalau


perlu dengan kekerasan dan senjata.

36
d. Provinsialisme, sikap selalu berkutat dengan provinsi atau daerah sendiri.

Sikap patriotisme bangsa indonesia telah dimulai sejak jaman penjajahan, dengan
banyaknya pahlawan pahlawan yang gugur dalam rangka mengusir penjajah seperti Sultan
Hasanudin dari Makasar, Pangeran Diponogoro dari Jawa tengah, Cut Nyak Dien Tengku
Umar dari Aceh dll. Sikap patriotis memuncak setelah proklamasi kemerdekaan pada
periode perjuangan fisik antara tahun 1945 sampai 1949 yaitu periode mempertahankan
negara dari keinginan Belanda untuk kembali menjajah Indonesia. Sikap patriotisma adalah
sikap sudi berkorban segala-galanya termasuk nyawa sekalipun untuk mempertahankan dan
kejayaan negara. Ciri-ciri patriotisme adalah:

a. Cinta tanah air.

b. Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara.

c. Menempatkan persatuan dan kesatuan bangsa di atas kepentingan pribadi dan


golongan.

d. Berjiwa pembaharu.

e. Tidak kenal menyerah dan putus asa.

 Implementasi sikap patriotisme dalam kehidupan sehari hari :


aa. Dalam kehidupan keluarga ; Menyaksikan film perjuangan, Membaca buku
bertema perjuangan, dan Mengibarkan bendera merah putih pada hari-hari
tertentu.
bb. Dalam kehidupan sekolah ; Melaksanakan upacara bendera, mengkaitkan
materi pelajaran dengan nilaiu-nilai perjuangan, belajar dengan sungguh-
sungguh untuk kemajuan.
cc. Dalam kehidupan masyarakat ; Mengembangkan sikap kesetiakawanan
sosial di lingkungannya, Memelihara kerukunan diantara sesama warga.
dd. Dalam kehidupan berbangsa ; Meningkatkan persatuan dan kesatuan,
Melaksanakan Pancasila dan UUD 1945, Mendukung kebijakan pemerintah,
Mengembangkan kegiatann usaha produktif, Mencintai dan memakai produk
dalam negeri, Mematuhi peraturan hukum, Tidak main hakim sendiri,
Menghormati, dan menjungjung tinggi supremasi hukum, Menjaga kelestarian
lingkungan.

37
MATERI VII
MATERI PENDIDIKAN KARAKTER

 Pengertian Pendidikan Karakter Menurut Ahli


Penguatan pendidikan moral (moral education) atau pendidikan karakter (character
education) dalam konteks sekarang sangat relevan untuk mengatasi krisis moral yang sedang
melanda di negara kita. Krisis tersebut antara lain berupa meningkatnya pergaulan bebas,
maraknya angka kekerasan anak-anak dan remaja, kejahatan terhadap teman, pencurian
remaja, kebiasaan menyontek, penyalahgunaan obat-obatan, pornografi, dan perusakan milik
orang lain sudah menjadi masalah sosial yang hingga saat ini belum dapat diatasi secara
tuntas, oleh karena itu betapa pentingnya pendidikan karakter.
Menurut Lickona, karakter berkaitan dengan konsep moral (moral knonwing), sikap
moral (moral felling), dan perilaku moral (moral behavior). Berdasarkan ketiga komponen
ini dapat dinyatakanbahwa karakter yang baikdidukung oleh pengetahuan tentang kebaikan,
keinginan untuk berbuat baik, dan melakukan perbuatan kebaikan. Bagan di bawah ini
merupakan bagan kterkaitan ketiga kerangka pikir ini.
1. Pendidikan Karakter Menurut Lickona
Secara sederhana, pendidikan karakter dapat didefinisikan sebagai segala usaha yang
dapat dilakukan untuk mempengaruhi karakter siswa. Tetapi untuk mengetahui pengertian
yang tepat, dapat dikemukakan di sini definisi pendidikan karakter yang disampaikan oleh
Thomas Lickona. Lickona menyatakan bahwa pengertian pendidikan karakter adalah suatu
usaha yang disengaja untuk membantu seseorang sehingga ia dapat memahami,
memperhatikan, dan melakukan nilai-nilai etika yang inti.
2. Pendidikan Karakter Menurut Suyanto
Suyanto (2009) mendefinisikan karakter sebagai cara berpikir dan berperilaku yang
menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga,
masyarakat, bangsa, maupun negara.
3. Pendidikan Karakter Menurut Kertajaya
Karakter adalah ciri khas yang dimiliki oleh suatu benda atau individu. Ciri khas tersebut
adalah asli dan mengakar pada kepribadian benda atau individu tersebut, serta merupakan
“mesin” yang mendorong bagaimana seorang bertindak, bersikap, berucap, dan merespon
sesuatu (Kertajaya, 2010).
4. Pendidikan Karakter Menurut Kamus Psikologi
Menurut kamus psikologi, karakter adalah kepribadian ditinjau dari titik tolak etis atau
moral, misalnya kejujuran seseorang, dan biasanya berkaitan dengan sifat-sifat yang relatif
tetap (Dali Gulo, 1982: p.29). Nilai-nilai dalam pendidikan karakter. Ada 18 butir nilai-nilai
pendidikan karakter yaitu , Religius, Jujur, Toleransi, Disiplin, Kerja Keras, Kreatif,
Mandiri, Demokratis, Rasa Ingin Tahu, Semangat Kebangsaan, Cinta tanah air, Menghargai

38
prestasi, Bersahabat/komunikatif, Cinta Damai, Gemar membaca, Peduli lingkungan, Peduli
sosial, Tanggung jawab.
Pendidikan karakter telah menjadi perhatian berbagai negara dalam rangka
mempersiapkan generasi yang berkualitas, bukan hanya untuk kepentingan individu warga
negara, tetapi juga untuk warga masyarakat secara keseluruhan. Pendidikan karakter dapat
diartikan sebagai the deliberate us of all dimensions of school life to foster optimal character
development (usaha kita secara sengaja dari seluruh dimensi kehidupan sekolah/madrasah
untuk membantu pembentukan karakter secara optimal.

Pendidikan karakter memerlukan metode khusus yang tepat agar tujuan pendidikan
dapat tercapai. Di antara metode pembelajaran yang sesuai adalah metode keteladanan,
metode pembiasaan, dan metode pujian dan hukuman.
Karakter adalah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu
untuk hidup dan bekerjasama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.
Individu yang berkarakter baik adalah individu yang bisa membuat keputusan dan siap
mempertanggungjawabkan tiap akibat dari keputusan yang ia buat.Pembentukan karakter
merupakan salah satu tujuan pendidikan nasional. Pasal I UU Sisdiknas tahun 2003
menyatakan bahwa di antara tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi
peserta didik untuk memiliki kecerdasan, kepribadian dan akhlak mulia. Amanah UU
Sisdiknas tahun 2003 itu bermaksud agar pendidikan tidak hanya membentuk insan
Indonesia yang cerdas, namun juga berkepribadian atau berkarakter, sehingga nantinya akan
lahir generasi bangsa yang tumbuh berkembang dengan karakter yang bernafas nilai-nilai
luhur bangsa serta agama. Pendidikan yang bertujuan melahirkan insan cerdas dan
berkarakter kuat itu, juga pernah dikatakan Dr. Martin Luther King, yakni; intelligence plus
character… that is the goal of true education (kecerdasan yang berkarakter… adalah tujuan
akhir pendidikan yang sebenarnya).
 Memahami Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter adalah pendidikan budi pekerti plus, yaitu yang melibatkan
aspek pengetahuan (cognitive), perasaan (feeling), dan tindakan (action). Menurut Thomas
Lickona, tanpa ketiga aspek ini, maka pendidikan karakter tidak akan efektif.
Dengan pendidikan karakter yang diterapkan secara sistematis dan berkelanjutan,
seorang anak akan menjadi cerdas emosinya. Kecerdasan emosi ini adalah bekal penting
dalam mempersiapkan anak menyongsong masa depan, karena seseorang akan lebih mudah
dan berhasil menghadapi segala macam tantangan kehidupan, termasuk tantangan untuk
berhasil secara akademis.
 Terdapat sembilan pilar karakter yang berasal dari nilai-nilai luhur
universal, yaitu:

1. Karakter cinta Tuhan dan segenap ciptaan-Nya


2. Kemandirian dan tanggungjawab
3. Kejujuran/amanah, diplomatis
39
4. Hormat dan santun
5. Dermawan, suka tolong-menolong dan gotong royong/kerjasama;

6. Percaya diri dan pekerja keras

7. Kepemimpinan dan keadilan

8. Baik dan rendah hati, dan

9. Karakter toleransi, kedamaian, dan kesatuan.

Kesembilan pilar karakter itu, diajarkan secara sistematis dalam model pendidikan
holistik menggunakan metode knowing the good, feeling the good, dan acting the good.
Knowing the good bisa mudah diajarkan sebab pengetahuanbersifat kognitif saja.
Setelah knowing the good harus ditumbuhkan feeling loving the good, yakni
bagaimana merasakan dan mencintai kebajikan menjadi engine yang bisa membuat orang
senantiasa mau berbuat sesuatu kebaikan. Sehingga tumbuh kesadaran bahwa, orang mau
melakukan perilaku kebajikan karena dia cinta dengan perilaku kebajikan itu. Setelah
terbiasa melakukan kebajikan, maka acting the good itu berubah menjadi kebiasaan.
Dasar pendidikan karakter ini, sebaiknya diterapkan sejak usia kanak-kanak atau
yang biasa disebut para ahli psikologi sebagai usia emas (golden age), karena usia ini
terbukti sangat menentukan kemampuan anak dalam mengembangkan potensinya. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa sekitar 50% variabilitas kecerdasan orang dewasa sudah
terjadi ketika anak berusia 4 tahun. Peningkatan 30% berikutnya terjadi pada usia 8 tahun,
dan 20% sisanya pada pertengahan atau akhir dasawarsa kedua. Dari sini, sudah sepatutnya
pendidikan karakter dimulai dari dalam keluarga, yang merupakan lingkungan pertama bagi
pertumbuhan karakter anak.
Namun bagi sebagian keluarga, barangkali proses pendidikan karakter yang sistematis di
atas sangat sulit, terutama bagi sebagian orang tua yang terjebak pada rutinitas yang padat.
Karena itu, seyogyanya pendidikan karakter juga perlu diberikan saat anak-anak masuk
dalam lingkungan sekolah, terutama sejak play group dan taman kanak-kanak. Di sinilah
peran guru, yang dalam filosofi Jawa disebut digugu lan ditiru, dipertaruhkan. Karena guru
adalah ujung tombak di kelas, yang berhadapan langsung dengan peserta didik.

 Dampak Pendidikan Karakter

Apa dampak pendidikan karakter terhadap keberhasilan akademik? Beberapa penelitian


bermunculan untuk menjawab pertanyaan ini. Ringkasan dari beberapa penemuan penting
mengenai hal ini diterbitkan oleh sebuah buletin, Character Educator, yang diterbitkan oleh
Character Education Partnership. Dalam buletin tersebut diuraikan bahwa hasil studi Dr.
Marvin Berkowitz dari University of Missouri- St. Louis, menunjukan peningkatan motivasi
siswa sekolah dalam meraih prestasi akademik pada sekolah-sekolah yang menerapkan
pendidikan karakter. Kelas-kelas yang secara komprehensif terlibat dalam pendidikan
40
karakter menunjukkan adanya penurunan drastis pada perilaku negatif siswa yang dapat
menghambat keberhasilan akademik.
Sebuah buku yang berjudul Emotional Intelligence and School Success (Joseph Zins,
et.al, 2001) mengkompilasikan berbagai hasil penelitian tentang pengaruh positif kecerdasan
emosi anak terhadap keberhasilan di sekolah. Dikatakan bahwa ada sederet faktor-faktor
resiko penyebab kegagalan anak di sekolah. Faktor-faktor resiko yang disebutkan ternyata
bukan terletak pada kecerdasan otak, tetapi pada karakter, yaitu rasa percaya diri,
kemampuan bekerja sama, kemampuan bergaul, kemampuan berkonsentrasi, rasa empati,
dan kemampuan berkomunikasi.Hal itu sesuai dengan pendapat Daniel Goleman tentang
keberhasilan seseorang di masyarakat, ternyata 80 persen dipengaruhi oleh kecerdasan
emosi, dan hanya 20 persen ditentukan oleh kecerdasan otak (IQ). Anak-anak yang
mempunyai masalah dalam kecerdasan emosinya, akan mengalami kesulitan belajar, bergaul
dan tidak dapat mengontrol emosinya. Anak-anak yang bermasalah ini sudah dapat dilihat
sejak usia pra-sekolah, dan kalau tidak ditangani akan terbawa sampai usia dewasa.
Sebaliknya para remaja yang berkarakter akan terhindar dari masalah-masalah umum yang
dihadapi oleh remaja seperti kenakalan, tawuran, narkoba, miras, perilaku seks bebas, dan
sebagainya. Beberapa negara yang telah menerapkan pendidikan karakter sejak pendidikan
dasar di antaranya adalah; Amerika Serikat, Jepang, Cina, dan Korea. Hasil penelitian di
negara-negara ini menyatakan bahwa implementasi pendidikan karakter yang tersusun secara
sistematis berdampak positif pada pencapaian akademis. Seiring sosialisasi tentang relevansi
pendidikan karakter ini, semoga dalam waktu dekat tiap sekolah bisa segera menerapkannya,
agar nantinya lahir generasi bangsa yang selain cerdas juga berkarakter sesuai nilai-nilai
luhur bangsa dan agama.

41
MATERI VIII
MATERI TATA KRAMA SISWA

Tata krama atau adat sopan santun atau sering disebut etiket telah menjadi bagian
dalam hidup, contoh; pada waktu Anda masih kanak-kanak, orang tua Anda sudah melatih
Anda menerima pemberian orang dengan tangan sebelah kanan dengan mengucapkan terima
kasih. Orang tua Anda melatih Anda cara makan, minum, menyapa, memberi hormat dan
berpakaian. Lama kelamaan perilaku Anda menjadi kebiasan. Tata krama adalah kebiasaan,
yang lahir dalam hubungan antar manusia. Tata krama yang semula berlaku dalam
lingkungan terbatas lama kelamaan dapat merambat ke lingkungan yang lebih luas. Tata
krama telah menjadi bagian dari pergaulan sehari-hari. Jadi dapat disimpulkan bahwa tata
kram adalah kebiasaan sopan santun yang dispakati dalam lingkungan pergaulan antara
manusia setempat.....
Tata krama terdiri atas kata tata dan krama. Tata berarti adat, aturan, norma,
peraturan. Krama berarti sopan santun, kelakuan, tindakan, perbuatan. Tata krama berarti
adat sopan santun, kebiasaan sopan santun. Dalam pergaulan sehari-hari sering kita jumpai
manusia dengan type kedondong yaitu orang yang berpenampilan menarik dalam
berpakaian, berbicara, makan, minum, dan berjalan. Namun penampilan itu hanyalah
polesan saja. Ternyata hatinya dikuasai oleh sifat-sifat tak terpuji, suka dendam, egois, suka
menyakiti hati. Ada juga manusia yang bertype durian, penampilan tidak menarik, kasar, dan
tidak mengundang simpati, namun berhati emas, rendah hati, suka memaafkan, suka
menolong dan menghargai orang lain.
Kulit durian memang tajam dan kasar, tetapi buah durian terasa enak kalau dimakan.
Makna tata krama yang sesungguhnya bukanlah seperti kedondong yang licin kulitnya dan
masam rasanya, demikian pula makna tata krama bulanlah seperti durian yang tajam tapi
enak rasanya. Kedua-duanya sama merugikan.
Macam-macam tata krama: Tata krama pergaulan
 Komunikasi sebagai sifat alami manusia
 Komunikasi dan tata krama pergaulan adalah hal yang tidak dapat dipisahkan.
 Ada beberapa kunci pokok yang perlu dicamkan dalam masalah komunkasi:

a) Perlakuan orang lain sebagaimana Anda ingin diperlakukan.

b) Setiap orang mempunyai perbedaan-perbedaan perorangan tidak ada kembar


satu telur yang sama.

c) Kenal dulu baru sayang, makin kenal makin sayang, tak kenal makin tak
sayang.
 Tata krama berkenalan Kedua belah pihak saling menyebutkan nama, saling
memandang, berjabatan tangan, tidak mengayun-ayunkan tangan.
 Tata krama bertamu Hendaknya berjanji dahulu dan datang tepat waktu.
42
 Tata krama berbicara
 Berkata peliharalah lidah, jangan menyinggung perasaan
 Jangan memotong pembicaraan orang lain
 Perhatikan Anda berbicara dengan siapa
 Tata krama berpenampilan

a. Cara menggunakan pakaian


 Kalau pakai seragam sekolah harus dimasukkan pakai dasi sabuk hitam
(seragam putih abu-abu)
 Pada waktu olahraga pakailah pakaian dan olahraga
 Memakai pakaian harus cocock denagn situasi dan tempat
b. Cara berjalan bersama
 Laki-laki harus melindungi wanita
 Kalau ada dua wanita dan satu pria, pria berjalan di sisi yang berdekatan
dengan lalu lintas
 Kalau ada dua pria dan satu wanita, wanita ada di tengah.

c. Tata cara makan


 Cicipilah makan dan minuman dengan tidak bersuara.
 Jika batuk pada waktu makan tutupi mulut.
 Berdoa sebelum makan.

d. Tata cara menggunakan fasilitas umum

 Buang sampah pada tem patnya


 Jagalah kebersihan baik di dalam kelas maupun di sekitar halaman.
 Taman umum harus ikut kita jaga kebersihannya.
 sopan berkendara di jalan.

43
MATERI XI
PEMBINAAN MENTAL AGAMA DI SEKOLAH

Pendidikan dimanapun dan kapanpun masih dipercaya orang sebagai media ampuh
untuk membentuk kepribadian anak ke arah kedewasaan. Pendidikan agama adalah unsur
terpenting dalam pendidikan moral dan pembinaan mental. Pendidikan moral yang paling
baik sebenarnya terdapat dalam agama karena nilai-nilai moral yang dapat dipatuhi dengan
kesadaran sendiri dan penghayatan tinggi tanpa ada unsur paksaan dari luar, datangnya dari
keyakinan beragama.
Karenanya keyakinan itu harus dipupuk dan ditanamkan sedari kecil sehingga
menjadi bagian tidak terpisahkan dari kepribadian anak sampai ia dewasa. Melihat dari sini,
pendidikan agama di sekolah mendapat beban dan tanggung jawab moral yang tidak sedikit
apalagi jika dikaitkan dengan upaya pembinaan mental remaja. Usia remaja ditandai dengan
gejolak kejiwaan yang berimbas pada perkembangan mental dan pemikiran, emosi,
kesadaran sosial, pertumbuhan moral, sikap dan kecenderungan serta pada akhirnya turut
mewarnai sikap keberagamaan yang dianut (pola ibadah).
Pada usia remaja, ditinjau dari aspek ideas and mental growth, kekritisan dalam
merangkum pemikiran-pemikiran keagamaan mulai muncul, kekritisan yang dimaksud bisa
berupa kejenuhan atau kebosanan dalam mengikuti uraian- uraian yang disampaikan guru
Agama di sekolah apalagi jika metodologi pengajaran yang disampaikan cenderung monoton
dan berbau indoktrinasi. Jadi mereka telah mulai menampilkan respon ketidak sukaan
terhadap materi keagamaan yang dipaketkan di sekolah. Sebenarnya akar permasalahan yang
timbul dari kekurang senangan remaja terhadap paket materi pelajaran keagamaan di sekolah
terletak pada minimnya motivasi untuk mendalami agama secara lebih intens, yang lebih
sederhana lagi ialah pelajaran agama yang mereka dapat di sekolah kurang memberikan
aplikasi dan solusi praktis dalam keseharian mereka. Apalagi waktu mereka lebih banyak
dihabiskan dengan nonton teve, jalan-jalan ke mall, ngeceng, pacaran dan hal-hal lain meski
banyak juga remaja kita yang melakukan aktifitas positif seperti remaja mesjid,
berwiraswasta atau ikut organisasi eskul sekolah serta mengikuti kursus-kursus
keterampilan.
Jawaban dari permasalahan diatas adalah kembali pada sosok guru agama sebagai
tauladan dan sumber konsentrasi remaja yang menjadi peserta didiknya. Mampukah ia
menjadikan dirinya termasuk masalah materi serta metodologi yang dipergunakan sebagai
referensi utama bagi peserta didiknya yang seluruhnya remaja itu dalam mengembangkan
sikap keberagamaan yang tidak sekedar merasa memiliki agama (having religion) melainkan
sampai kepada pemahaman agama sebagai comprehensive commitment dan driving
integrating motive, yang mengatur seluruh kehidupan seseorang dan merupakan kebutuhan
primer yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Sehingga nantinya remaja-remaja tersebut
merasakan ibadah sebagai perwujudan sikap keberagamaan intrinsik tersebut sama
pentingnya atau malah lebih penting dibanding nonton teve, jalan-jalan, hura-hura dan lain
sebagainya.

44
Satu hal penting lainnya yang tidak boleh diabaikan oleh para guru Agama di sekolah
ialah materi pelajaran agama yang disampaikan di sekolah hendaknya selalu diorientasikan
pada kepentingan remaja, seorang guru Agama harus bisa

45
menanamkan keyakinan bahwa apa-apa yang ia sampaikan bukan demi kepentingan sekolah
(kurikulum) atau kepentingan guru Agama melainkan demi kepentingan remaja itu sendiri.
Karenanya pemahaman akan kondisi objektif kejiwaan remaja mutlak diperlukan oleh para guru
Agama di sekolah. Seorang guru Agama harus senantiasa dekat dan akrab dengan permasalahan
remaja yang menjadi peserta didiknya agar mampu menyelami sisi kejiwaan mereka. Dan materi
pelajaran agamapun harus terkesan akrab dan kemunikatif, sehingga otomatis sistem pengajaran yang
cenderung monolog (satu arah), indoktriner, terkesan sangar (karena hanya membicarakan halal
haram) harus dihindari, untuk kemudian diganti dengan sistem pengajaran yang lebih menitik
beratkan pada penghayatan dan kesadaran dari dalam diri. Hal ini mungkin saja dilakukan baik
dengan mengajak peserta didik bersama-sama mengadakan ritual peribadatan (dalam rangka
penghayatan makna ibadah) atau mengajak peserta didik terjun langsung ke dalam kehidupan
masyarakat kecil sehingga mereka bisa mengamati langsung dan turut merasakan penderitaan yang
dialami masyarakat marginal tersebut (sebagai upaya menanamkan rasa solidaritas sosial). Jadi
intinya mereka tidak hanya mendengar atau mengetahui saja melainkan turut dilibatkan dalam
permasalahan yang terdapat dalam materi pengajaran agama di sekolah.

Namun diatas semua itu yang paling penting adalah keterpaduan unsur keluarga, lingkungan
masyarakat, kebijakan pemerintah disamping sekolah dalam rangka turut menanamkan semangat
beragama yang ideal (intrinsik) dikalangan para remaja. Karena tanpa kerjasama terkait antar usur-
unsur tersebut mustahil akan tercipta generasi muda (remaja) yang berkualitas.

46
MATERI X
PENGENALAN EKSTRAKULIKULER

Kegiatan ekstrakurikuler atau ekskul adalah kegiatan tambahan yang dilakukan di luar jam
pelajaran yang dilakukan baik di sekolah atau di luar sekolah dengan tujuan untuk mendapatkan
tambahan pengetahuan, keterampilan dan wawasan serta membantu membentuk karakter peserta
didik sesuai dengan minat dan bakat masing-masing.
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 060/U/1993 dan Nomor
080/U/1993, kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang diselenggarakan di luar jam pelajaran
yang tercantum dalam susunan program sesuai dengan keadaan dan kebutuhan sekolah, dan
dirancang secara khusus agar sesuai dengan faktor minat dan bakat siswa.
Sedangkan menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 39 Tahun 2008
tentang Pembinaan Kesiswaan, kegiatan ekstrakurikuler merupakan salah satu jalur pembinaan
kesiswaan. Kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti dan dilaksanakan oleh siswa baik di sekolah
maupun di luar sekolah, bertujuan agar siswa dapat memperkaya dan memperluas diri.

Berikut beberapa pengertian kegiatan ekstrakurikuler dari beberapa sumber buku:


Menurut Lutan (1986:72), ekstrakurikuler merupakan bagian internal dari proses belajar yang
menekankan pada pemenuhan kebutuhan anak didik. Antara kegiatan intrakurikuler dan
ekstrakurikuler sesungguhnya tidak dapat dipisahkan, bahkan kegiatan ekstrakurikuler perpanjangan
pelengkap atau penguat kegiatan intrakurikuler untuk menyalurkan bakat atau pendorong
perkembangan potensi anak didik mencapai taraf maksimum.
Menurut Suryosubroto (1997:271), ekstrakurikuler adalah kegiatan belajar yang dilakukan di
luar jam pelajaran tatap muka, dilaksanakan di sekolah atau di luar sekolah untuk memperluas
wawasan atau kemampuan yang telah dipelajari dari berbagai mata pelajaran.
Menurut Usman dan Setyowati (1993:22), ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan di
luar jam pelajaran baik dilaksanakan di sekolah maupun di luar sekolah dengan maksud untuk lebih
memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan yang telah di miliki siswa dari
berbagai bidang studi.

 Fungsi dan Tujuan Ekstrakurikuler

a. Fungsi kegiatan ekstrakurikuler adalah untuk mengembangkan kemampuan potensi dan rasa
tanggung jawab memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memperluas
pengalaman sosial dalam kesiapan karir peserta didik melalui pengembangan kapasitas.
Menurut Aqip dan Sujak (2011:68), terdapat empat fungsi kegiatan ekstrakurikuler pada
satuan pendidikan, yaitu: pengembangan, sosial, rekreatif, dan persiapan karir.
b. Fungsi pengembangan, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler berfungsi untuk mendukung
perkembangan personal peserta didik melalui perluasan minat, pengembangan potensi, dan
pemberian kesempatan untuk pembentukan karakter dan pelatihan kepemimpinan.
c. Fungsi sosial, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler berfungsi untuk mengembangkan
kemampuan dan rasa tanggung jawab memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
memperluas pengalaman sosial, praktik keterampilan sosial, dan internalisasi nilai moral dan
nilai sosial

47
d. Fungsi rekreatif, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler dilakukan dalam suasana rilek,
menggembirakan, dan menyenangkan sehingga menunjang proses perkembangan peserta
didik. Kegiatan ekstrakulikuler harus dapat menjadikan kehidupan atau atmosfer sekolah
lebih menantang dan lebih menarik bagi peserta didik.
e. Fungsi persiapan karir, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler berfungsi untuk
mengembangkan kesiapan karir peserta didik melalui pengembangan kapasitas.

Menurut Nasrudin (2010:12), kegiatan ekstrakurikuler memiliki tujuan berikut.


Siswa dapat memperdalam dan memperluas pengetahuan keterampilan mengenai hubungan
antara berbagai mata pelajaran, menyalurkan bakat dan minat, serta melengkapi upaya pembinaan
manusia seutuhnya yang:
a) Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b) Berbudi pekerti luhur.
c) Memiliki pengetahuan dan keterampilan.
d) Sehat rohani dan jasmani.
e) Berkepribadian yang mantap dan mandiri.
f) Memiliki rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Siswa mampu memanfaatkan pendidikan kepribadian serta mengaitkan pengetahuan yang


diperolehnya dalam program kurikulum dengan kebutuhan dan keadaan lingkungan. Berdasarkan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 39 Tahun 2008 tentang pembinaan
kesiswaan, kegiatan ekstrakurikuler memiliki tujuan sebagai berikut :

1. Mengembangkan potensi siswa secara optimal dan terpadu yang meliputi bakat, minat, dan
kreativitas.
2. Memantapkan kepribadian siswa untuk mewujudkan ketahanan sekolah sebagai lingkungan
pendidikan sehingga terhindar dari usaha dari pengaruh negatif dan bertentangan dengan
tujuan pendidikan. 
3. Mengaktualisasi potensi siswa dalam pencapaian potensi unggulan sesuai bakat dan minat. 
4. Menyiapkan siswa agar menjadi warga masyarakat yang berakhlak mulia, demokratis,
menghormati hak-hak asasi manusia dalam rangka mewujudkan masyarakat mandiri (civil
society)

 Jenis-jenis Kegiatan Ekstrakurikuler 

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 81A Tahun 2013 tentang
Implementasi Kurikulum, berdasarkan pilihannya terdapat dua jenis kegiatan ekstrakurikuler, yaitu:

48
1. Ekstrakurikuler wajib, merupakan program ekstrakurikuler yang harus diikuti oleh seluruh
peserta didik, terkecuali bagi peserta didik dengan kondisi tertentu yang tidak
memungkinkannya untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tersebut.
2. Ekstrakurikuler pilihan, merupakan program pilihan ekstrakurikuler yang dapat diikuti oleh
peserta didik sesuai dengan minat bakat dan minatnya masing-masing.

Menurut Suryosubroto (1997:272), berdasarkan waktu pelaksananya kegiatan ekstrakurikuler


dibagi menjadi dua jenis, yaitu:

1. Ekstrakurikuler rutin, yaitu bentuk kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan secara terus
menerus, seperti : latihan bola voli, latihan sepak bola dan sebagainya. 
2. Ekstrakurikuler periodik, yaitu bentuk kegiatan yang dilaksanakan pada waktu-waktu
tertentu saja, seperti lintas alam, camping, pertandingan olah raga dan sebagainya.

Menurut Permendikbud No. 81A Tahun 2013, terdapat beberapa jenis kegiatan
ekstrakurikuler, yaitu:

1. Krida. Kepramukaan, Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa, Palang Merah Remaja (PMR),
Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) dan lainnya. 
2. Karya ilmiah. Kegiatan Ilmiah Remaja (KIR), Kegiatan Penguasaan Keilmuan dan
kemampuan akademik, penelitian dan sebagainya. 
3. Latihan/olah bakat/prestasi. Pengembangan bakat olahraga, seni dan budaya, cinta alam,
jurnalistik, teater, keagamaan, dan lainnya.

Daftar Pustaka
 Suryosubroto, B.1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta. 

 Usman, M. Uzar dan Setyowati, Lilis. 1993. Upaya Optimalisasi kegiatan Belajar Mengajar.
Bandung: Posdakarya.
 Aqip, Zainal dan Sujak. 2011. Panduan dan Aplikasi Pendidikan Karakter. Bandung:
Yrama Widya.
 Lutan, Rusli. 1986. Pengelolaan Interaksi belajar mengajar intrakurikuler, kokurikuler
dan ekstrakurikuler. Jakarta: Universitas Terbuka.
 Nasrudin, Roni. 2010. Pengaruh Partisipasi Siswa Dalam Kegiatan Ekstrakurikuler
Terhadap Motif Berprestasi Siswa SMK N 2 Garut. Bandung: UPI Bandung.

49

Anda mungkin juga menyukai