Anda di halaman 1dari 26

STANDAR PROFESIONAL

AKUNTAN PUBLIK

STANDAR AUDIT 250 (REVISI 2021)


PERTIMBANGAN ATAS
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
DALAM AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN

Institut Akuntan Publik Indonesia


STANDAR PROFESIONAL
AKUNTAN PUBLIK

STANDAR AUDIT 250 (REVISI 2021)


PERTIMBANGAN ATAS
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
DALAM AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN

Institut Akuntan Publik Indonesia


STANDAR PROFESIONAL AKUNTAN PUBLIK

Standar Audit 250 (Revisi 2021)


Pertimbangan atas Peraturan Perundang-Undangan
dalam Audit atas Laporan Keuangan

INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA


Office 8 Building Lantai 12 Unit 12I-12J
Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53
Senopati Raya, Jakarta 12190, Indonesia.
Telp. : (021) 29333151, 72795445/46
Website : http://www.iapi.or.id
Email : info@iapi.or.id / teknis@iapi.or.id

Hak Cipta © 2021 Institut Akuntan Publik Indonesia

Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini
dalam bentuk apapun, baik secara elektronik maupun mekanik, termasuk memfotocopi, merekam,
atau dengan menggunakan sistem penyimpanan lainnya, tanpa izin tertulis dari Institut Akuntan
Publik Indonesia.

UNDANG-UNDANG NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG HAK CIPTA


1. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta
melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta yang meliputi penerjemahan dan
pengadaptasian Ciptaan untuk Penggunaan Secara Komersil dipidana penjara paling lama 3
(tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta
rupiah).
2. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta
melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta yang meliputi penerbitan, penggandaan dalam
segala bentuknya, dan pendistribusian Ciptaan untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana
dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda paling banyak
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
3. Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada poin kedua di atas yang
dilakukan dalam bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10
(sepuluh) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp4.000.000.000,00 (empat miliar
rupiah).

Institut Akuntan Publik Indonesia

Standar Audit 250 (Revisi 2021)


Pertimbangan atas Peraturan Perundang-Undangan dalam Audit atas Laporan
Keuangan

−Jakarta: IAPI, 2021


1 jil., 24 hlm, 15,5 x 24 cm

ISBN: XXX-XXX-XXXXX-X-X

1. Standar Audit 250 (Revisi 2021) 2. Akuntan Pubik


I. Judul II. Institut Akuntan Publik Indonesia

ii
Pertimbangan atas Peraturan Perundang-Undangan
dalam Audit atas Laporan Keuangan

PENGANTAR

SA 250 (Revisi 2021), “Pertimbangan atas Peraturan Perundang-Undangan dalam Audit atas
Laporan Keuangan” telah disetujui oleh Dewan Standar Profesional Akuntan Publik I pada
tanggal 13 Juli 2021 dan berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang
dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2022.

SA 250 (Revisi 2021) merupakan adopsi dari International Standards on Auditing (ISA)
sebagaimana yang tercantum dalam “Handbook of International Quality Control, Auditing,
Review, Other Assurance, and Related Services Pronouncements – 2018 Edition” yang
diterbitkan oleh International Auditing and Assurance Standards Board (IAASB) – International
Federation of Accountants (IFAC).

Jakarta, 13 Juli 2021


Institut Akuntan Publik Indonesia
Dewan Standar Profesional Akuntan Publik I

Hendang Tanusdjaja Supervisi dari Dewan Pengurus

Handri Tjendra Ketua


Adeyana Widjaja Anggota
Andar Ramona Sinaga Anggota
Dedy Sukrisnadi Anggota
Eliza Fatima Anggota
Emmy Mutiarini Anggota
Kusumaningsih Angkawijaya Anggota
Lukmanul Arsyad Anggota
Nur Sigit Warsidi Anggota
Renie Feriana Anggota
Theodorus Bambang Dwi K.A. Anggota

iii SA 250 (Revisi 2021)


Pertimbangan atas Peraturan Perundang-Undangan
dalam Audit atas Laporan Keuangan

PENETAPAN DAN PENGESAHAN

Dewan Pengurus Institut Akuntan Publik Indonesia telah menetapkan dan mengesahkan SA
250 (Revisi 2021), “Pertimbangan atas Peraturan Perundang-Undangan dalam Audit atas
Laporan Keuangan” dan berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang
dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2022.

Penetapan dan pengesahan SA 250 (Revisi 2021) oleh Dewan Pengurus, berdasar kepada
persetujuan Dewan Standar Profesional Akuntan Publik I pada tanggal 13 Juli 2021.

Jakarta, 19 Juli 2021


Dewan Pengurus Institut Akuntan Publik Indonesia

Tarkosunaryo Ketua Umum


Sapto Amal Damandari Ketua
Tia Adityasih Ketua
Hendang Tanusdjaja Ketua
Handoko Tomo Ketua
Aria Kanaka Ketua
Ellya Noorlisyati Ketua
Florus Daeli Ketua
Irhoan Tanudiredja Ketua
Johanna Gani Ketua
Syahril Ali Ketua
Rian Benyamin Surya Ketua
Sugeng Praptoyo Ketua
Steven Tanggara Ketua
Irwan Haswir Ketua
Palti FTH Siahaan Ketua

SA 250 (Revisi 2021) iv


Pertimbangan atas Peraturan Perundang-Undangan
dalam Audit atas Laporan Keuangan

STANDAR AUDIT 250 (REVISI 2021)


PERTIMBANGAN ATAS PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
DALAM AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN
(Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan
untuk periode yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2022)

DAFTAR ISI
Paragraf
Pendahuluan
Ruang Lingkup............................................................................................... 1
Dampak Peraturan Perundang-Undangan ..................................................... 2
Tanggung Jawab untuk Mematuhi Peraturan Perundang-Undangan ............. 3-9
Tanggal Efektif ............................................................................................... 10
Tujuan .......................................................................................................... 11
Definisi ........................................................................................................ 12
Ketentuan
Pertimbangan Auditor atas Kepatuhan terhadap Peraturan Perundang-
Undangan .............................................................................................. 13-18
Prosedur Audit Ketika Ketidakpatuhan Diidentifikasi atau Diduga
Terjadi.................................................................................................... 19-22
Pengomunikasian dan Pelaporan atas Ketidakpatuhan yang Diidentifikasi
atau Diduga Terjadi................................................................................ 23-29
Dokumentasi .................................................................................................. 30
Materi Penerapan dan Penjelasan Lain
Tanggung Jawab untuk Mematuhi Peraturan Perundang-Undangan ............. A1-A8
Definisi ........................................................................................................... A9-A10
Pertimbangan Auditor atas Kepatuhan terhadap Peraturan Perundang-
Undangan .............................................................................................. A11-A16
Prosedur Audit Ketika Ketidakpatuhan Diidentifikasi atau Diduga
Terjadi.................................................................................................... A17-A25
Pengomunikasian dan Pelaporan atas Ketidakpatuhan yang Diidentifikasi
atau Diduga Terjadi................................................................................ A26-A34
Dokumentasi .................................................................................................. A35-A36

Standar Audit (SA) 250 (Revisi 2021), Pertimbangan atas Peraturan Perundang-Undangan
dalam Audit atas Laporan Keuangan, harus dibaca bersamaan dengan SA 200 (Revisi 2021),
“Tujuan Keseluruhan Auditor Independen dan Pelaksanaan Audit Berdasarkan Standar
Audit”.

v SA 250 (Revisi 2021)


Pertimbangan atas Peraturan Perundang-Undangan
dalam Audit atas Laporan Keuangan

(Sengaja Dikosongkan)

SA 250 (Revisi 2021) vi


Pertimbangan atas Peraturan Perundang-Undangan
dalam Audit atas Laporan Keuangan

1 Pendahuluan
2
3 Ruang Lingkup
4
5 1. Standar Audit (SA) ini mengatur tentang tanggung jawab auditor untuk
6 mempertimbangkan peraturan perundang-undangan dalam audit atas laporan
7 keuangan. SA ini tidak berlaku bagi perikatan asurans lain yang ditugaskan kepada
8 auditor secara spesifik untuk melakukan pengujian dan pelaporan secara terpisah
9 atas kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan tertentu.
10
11 Dampak Peraturan Perundang-Undangan
12
13 2. Dampak peraturan perundang-undangan terhadap laporan keuangan sangat
14 bervariasi. Peraturan perundang-undangan tersebut bersifat mengikat dan
15 merupakan kerangka peraturan perundangan-undangan bagi suatu entitas.
16 Ketentuan dalam beberapa peraturan perundang-undangan berdampak langsung
17 terhadap laporan keuangan yang menentukan angka dan pengungkapan yang
18 dilaporkan dalam suatu laporan keuangan suatu entitas. Peraturan perundang-
19 undangan lain merupakan peraturan yang harus dipatuhi oleh manajemen atau
20 menetapkan ketentuan yang mengatur entitas dalam menjalankan bisnisnya, namun
21 tidak berdampak langsung terhadap laporan keuangan suatu entitas. Beberapa
22 entitas beroperasi dalam industri yang diatur secara ketat (seperti bank dan
23 perusahaan kimia). Sementara entitas lain hanya diatur oleh peraturan perundang-
24 undangan yang terkait dengan aspek umum operasi bisnis (seperti aspek yang terkait
25 dengan keselamatan dan kesehatan, serta pemberian kesempatan yang sama untuk
26 mendapatkan pekerjaan). Ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan
27 dapat mengakibatkan denda, litigasi, atau konsekuensi lain bagi entitas yang dapat
28 menimbulkan dampak material terhadap laporan keuangan.
29
30 Tanggung Jawab untuk Mematuhi Peraturan Perundang-Undangan (Ref: Para. A1-A8)
31
32 3. Adalah merupakan tanggung jawab manajemen, dengan pengawasan dari pihak
33 yang bertanggung jawab atas tata kelola, untuk memastikan bahwa operasi entitas
34 dijalankan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan, termasuk
35 kepatuhan terhadap ketentuan dalam peraturan perundang-undangan yang
36 menentukan angka dan pengungkapan yang dilaporkan dalam laporan keuangan
37 suatu entitas.
38
39 Tanggung Jawab Auditor
40
41 4. Ketentuan dalam SA ini didesain untuk membantu auditor dalam mengidentifikasi
42 kesalahan penyajian material dalam laporan keuangan yang disebabkan oleh
43 ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan. Namun, auditor tidak
44 bertanggung jawab untuk mencegah dan tidak dapat diharapkan untuk mendeteksi
45 ketidakpatuhan terhadap seluruh peraturan perundang-undangan.

1 SA 250 (Revisi 2021)


Pertimbangan atas Peraturan Perundang-Undangan
dalam Audit atas Laporan Keuangan

1 5. Auditor bertanggung jawab untuk memeroleh keyakinan memadai bahwa laporan


2 keuangan secara keseluruhan bebas dari kesalahan penyajian material, baik yang
3 disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan.1 Dalam melaksanakan audit atas
4 laporan keuangan, auditor juga harus mempertimbangkan kerangka peraturan
5 perundang-undangan yang berlaku. Oleh karena keterbatasan inheren dalam audit,
6 terdapat risiko yang tidak dapat dihindari bahwa beberapa kesalahan penyajian
7 material dalam laporan keuangan tidak dapat terdeteksi, meskipun audit telah
8 direncanakan dan dilaksanakan berdasarkan SA secara tepat.2 Dalam konteks
9 peraturan perundang-undangan, sebagai akibat keterbatasan inheren ini, dampak
10 potensial pada kemampuan auditor untuk mendeteksi kesalahan penyajian material
11 adalah lebih besar, yang disebabkan beberapa alasan berikut:
12  Terdapat banyak peraturan perundang-undangan, secara prinsip berhubungan
13 dengan aspek operasi suatu entitas, yang umumnya tidak berdampak terhadap
14 laporan keuangan dan tidak dicakup oleh sistem informasi entitas yang relevan
15 dengan pelaporan keuangan.
16  Ketidakpatuhan dapat melibatkan perilaku yang secara sengaja didesain untuk
17 menyembunyikan ketidakpatuhan tersebut, seperti kolusi, pemalsuan,
18 kesengajaan untuk tidak mencatat transaksi, kesengajaan manajemen untuk
19 mengabaikan pengendalian yang ada, atau pernyataan salah yang secara
20 sengaja dibuat untuk auditor.
21  Keputusan apakah suatu tindakan merupakan ketidakpatuhan pada akhirnya
22 merupakan suatu hal yang harus diputuskan oleh pengadilan atau badan
23 ajudikatif lainnya yang tepat.
24
25 Biasanya, makin jauh hubungan antara ketidakpatuhan dengan peristiwa dan
26 transaksi yang tercermin dalam laporan keuangan, makin kecil pula kemungkinan
27 auditor untuk menyadari atau mengetahui terjadinya ketidakpatuhan tersebut.
28
29 6. SA ini membedakan tanggung jawab auditor dalam kaitannya dengan kepatuhan
30 terhadap dua kategori peraturan perundang-undangan yang berbeda di bawah ini:
31 (Ref: Para. A6, A12-A13)
32 (a) Ketentuan peraturan perundang-undangan yang secara umum berdampak
33 langsung terhadap penentuan angka dan pengungkapan material dalam
34 laporan keuangan, seperti peraturan perundang-undangan pajak dan dana
35 pensiun (lihat paragraf 14) (Ref: Para. A12); dan
36 (b) Peraturan perundang-undangan lain yang tidak berdampak langsung terhadap
37 penentuan angka dan pengungkapan dalam laporan keuangan, namun
38 kepatuhannya fundamental bagi aspek kegiatan operasi bisnis, bagi
39 kemampuan entitas untuk mempertahankan usahanya, atau untuk
40 menghindari terjadinya sanksi berat (sebagai contoh: kepatuhan terhadap
41 ketentuan dalam suatu izin usaha, kepatuhan terhadap ketentuan solvabilitas
42 yang diwajibkan oleh regulator, atau kepatuhan terhadap peraturan perundang-
43 undangan tentang lingkungan hidup); ketidakpatuhan terhadap peraturan

1 SA 200 (Revisi 2021), “Tujuan Keseluruhan Auditor Independen dan Pelaksanaan Audit
Berdasarkan Standar Audit”, paragraf 5.
2 SA 200 (Revisi 2021), paragraf A53-A54.

SA 250 (Revisi 2021) 2


Pertimbangan atas Peraturan Perundang-Undangan
dalam Audit atas Laporan Keuangan

1 perundang-undangan seperti tersebut di atas dapat berdampak material


2 terhadap laporan keuangan (lihat paragraf 15). (Ref: Para. A13)
3
4 7. Dalam SA ini, ketentuan yang berbeda diterapkan untuk setiap kategori peraturan
5 perundang-undangan yang disebutkan di atas. Untuk kategori yang dijelaskan dalam
6 paragraf 6(a), tanggung jawab auditor adalah untuk memeroleh bukti audit yang
7 cukup dan tepat mengenai kepatuhan terhadap ketentuan peraturan perundang-
8 undangan yang terkait. Untuk kategori yang dijelaskan dalam paragraf 6(b),
9 tanggung jawab auditor terbatas pada pelaksanaan prosedur audit tertentu yang
10 dapat membantu mengungkapkan ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-
11 undangan yang dapat berdampak material terhadap laporan keuangan.
12
13 8. Dalam SA ini, auditor diharuskan untuk selalu waspada terhadap adanya
14 kemungkinan bahwa prosedur audit lain yang diterapkan untuk tujuan perumusan
15 opini atas laporan keuangan dapat menjadi perhatian auditor akan adanya kondisi
16 ketidakpatuhan. Mempertahankan skeptisisme profesional selama audit,
17 sebagaimana yang diharuskan dalam SA 200 (Revisi 2021),3 adalah penting dalam
18 konteks ini, dengan mempertimbangkan luasnya peraturan perundang-undangan
19 yang berdampak terhadap entitas.
20
21 9. Auditor dapat memiliki tanggung jawab tambahan oleh peraturan perundang-
22 undangan atau ketentuan etika yang relevan mengenai ketidakpatuhan entitas
23 terhadap peraturan perundang-undangan, yang dapat berbeda dari atau melampaui
24 SA ini, seperti: (Ref: Para. A8)
25 (a) Respons atas ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang
26 diidentifikasi atau diduga terjadi, termasuk ketentuan terkait komunikasi
27 spesifik kepada manajemen dan pihak yang bertanggung jawab atas tata
28 kelola, menilai ketepatan responsnya terhadap ketidakpatuhan, dan
29 menentukan apakah diperlukan suatu tindakan lanjutan;
30 (b) Pengomunikasian kepada auditor lain (sebagai contoh: dalam audit atas
31 laporan keuangan grup) mengenai ketidakpatuhan terhadap peraturan
32 perundang-undangan yang diidentifikasi atau diduga terjadi; dan
33 (c) Ketentuan dokumentasi mengenai ketidakpatuhan terhadap peraturan
34 perundang-undangan yang diidentifikasi atau diduga terjadi.
35
36 Kepatuhan terhadap tanggung jawab tambahan dapat memberikan informasi
37 tambahan yang relevan untuk pekerjaan auditor berdasarkan SA ini dan SA lainnya
38 (sebagai contoh: mengenai integritas manajemen atau, jika relevan, pihak yang
39 bertanggung jawab atas tata kelola).
40
41 Tanggal Efektif
42
43 10. SA ini berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai
44 pada atau setelah tanggal 1 Januari 2022.

3 SA 200 (Revisi 2021), paragraf 15.

3 SA 250 (Revisi 2021)


Pertimbangan atas Peraturan Perundang-Undangan
dalam Audit atas Laporan Keuangan

1 Tujuan
2
3 11. Tujuan auditor adalah:
4 (a) Untuk memeroleh bukti audit yang cukup dan tepat mengenai kepatuhan
5 terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan yang secara umum
6 berdampak langsung terhadap penentuan angka dan pengungkapan material
7 dalam laporan keuangan;
8 (b) Untuk melaksanakan prosedur audit tertentu untuk membantu dalam
9 mengidentifikasi adanya ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-
10 undangan lain yang dapat berdampak material terhadap laporan keuangan;
11 dan
12 (c) Untuk merespons secara tepat adanya ketidakpatuhan yang diidentifikasi atau
13 diduga terjadi terhadap peraturan perundang-undangan yang diidentifikasi
14 selama pelaksanaan audit.
15
16 Definisi
17
18 12. Untuk tujuan SA ini, istilah berikut memiliki makna:
19 Ketidakpatuhan: Tindakan untuk mengabaikan atau melakukan sesuatu, baik yang
20 disengaja maupun tidak disengaja, yang dilakukan oleh entitas, atau oleh pihak yang
21 bertanggung jawab atas tata kelola, oleh manajemen, atau oleh individu lain yang
22 bekerja untuk atau di bawah arahan entitas, yang bertentangan dengan peraturan
23 perundang-undangan yang berlaku. Ketidakpatuhan tidak termasuk perilaku pribadi
24 yang tidak tepat yang tidak berkaitan dengan aktivitas bisnis entitas. (Ref: Para. A9-
25 A10)
26
27 Ketentuan
28
29 Pertimbangan Auditor atas Kepatuhan terhadap Peraturan Perundang-Undangan
30
31 13. Berdasarkan SA 315 (Revisi 2021),4 sebagai bagian dari pemerolehan pemahaman
32 entitas dan lingkungannya, auditor harus memeroleh suatu pemahaman umum
33 mengenai:
34 (a) Kerangka peraturan perundang-undangan yang berlaku bagi entitas dan
35 industri atau sektor yang di dalamnya entitas beroperasi; dan
36 (b) Bagaimana entitas mematuhi kerangka tersebut. (Ref: Para. A11)
37
38 14. Auditor harus memeroleh bukti audit yang cukup dan tepat mengenai kepatuhan
39 terhadap ketentuan dalam peraturan perundang-undangan yang secara umum
40 berdampak langsung terhadap penentuan angka dan pengungkapan material dalam
41 laporan keuangan. (Ref: Para. A12)
42
43 15. Auditor harus melaksanakan prosedur audit berikut ini untuk membantu dalam
44 mengidentifikasi adanya ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan

4 SA 315 (Revisi 2021), “Pengidentifikasian dan Penilaian Risiko Kesalahan Penyajian Material
Melalui Pemahaman atas Entitas dan Lingkungannya”, paragraf 11.

SA 250 (Revisi 2021) 4


Pertimbangan atas Peraturan Perundang-Undangan
dalam Audit atas Laporan Keuangan

1 lain yang dapat berdampak material terhadap laporan keuangan: (Ref: Para. A13-
2 A14)
3 (a) Meminta keterangan kepada manajemen dan, jika relevan, kepada pihak yang
4 bertanggung jawab atas tata kelola, mengenai tingkat kepatuhan entitas
5 terhadap peraturan perundang-undangan tersebut; dan
6 (b) Menginspeksi korespondensi, jika relevan, dengan pihak berwenang yang
7 menerbitkan izin atau peraturan.
8
9 16. Selama proses audit, auditor harus tetap waspada terhadap adanya kemungkinan
10 bahwa melalui penerapan prosedur audit lain, ketidakpatuhan terhadap peraturan
11 perundang-undangan yang terjadi atau diduga terjadi dapat menjadi perhatian
12 auditor. (Ref: Para. A15)
13
14 17. Auditor harus meminta kepada manajemen dan, jika relevan, kepada pihak yang
15 bertanggung jawab atas tata kelola untuk memberikan representasi tertulis bahwa
16 telah mengungkapkan kepada auditor seluruh ketidakpatuhan atau dugaan
17 ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang diketahui, yang
18 dampaknya harus dipertimbangkan ketika penyusunan laporan keuangan. (Ref:
19 Para. A16)
20
21 18. Dalam kondisi tanpa adanya ketidakpatuhan yang diidentifikasi atau diduga terjadi,
22 auditor tidak diharuskan untuk melaksanakan prosedur audit mengenai kepatuhan
23 entitas terhadap peraturan perundang-undangan, selain yang dijelaskan dalam
24 paragraf 13-17.
25
26 Prosedur Audit Ketika Ketidakpatuhan Diidentifikasi atau Diduga Terjadi
27
28 19. Ketika auditor menyadari informasi mengenai adanya ketidakpatuhan atau dugaan
29 ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, auditor harus memeroleh:
30 (Ref: Para. A17-A18)
31 (a) Pemahaman atas sifat ketidakpatuhan dan kondisi terjadinya ketidakpatuhan;
32 dan
33 (b) Informasi lanjutan untuk mengevaluasi kemungkinan dampak terhadap laporan
34 keuangan. (Ref: Para. A19)
35
36 20. Ketika auditor menduga kemungkinan terjadi ketidakpatuhan, auditor harus
37 membahas hal tersebut, kecuali dilarang oleh peraturan perundang-undangan,
38 kepada manajemen pada level yang tepat dan, jika relevan, kepada pihak yang
39 bertanggung jawab atas tata kelola. Jika manajemen atau, jika relevan, pihak yang
40 bertanggung jawab atas tata kelola tidak dapat memberikan informasi memadai yang
41 mendukung bahwa entitas mematuhi peraturan perundang-undangan dan, menurut
42 pertimbangan auditor, dampak dugaan ketidakpatuhan tersebut material terhadap
43 laporan keuangan, maka auditor harus mempertimbangkan keputusan untuk
44 memeroleh advis hukum. (Ref: Para. A20-A22)
45
46 21. Ketika informasi yang cukup tentang dugaan adanya ketidakpatuhan tidak dapat
47 diperoleh, auditor harus mengevaluasi dampak tidak memadainya bukti audit yang
48 cukup dan tepat tersebut terhadap opini auditor.

5 SA 250 (Revisi 2021)


Pertimbangan atas Peraturan Perundang-Undangan
dalam Audit atas Laporan Keuangan

1 22. Auditor harus mengevaluasi implikasi ketidakpatuhan yang diidentifikasi atau diduga
2 terjadi dalam kaitannya dengan aspek lain dalam audit, termasuk penilaian risiko
3 auditor dan keandalan representasi tertulis, serta mengambil tindakan yang tepat.
4 (Ref: Para. A23-A25)
5
6 Pengomunikasian dan Pelaporan atas Ketidakpatuhan yang Diidentifikasi atau Diduga
7 Terjadi
8
9 Pengomunikasian Ketidakpatuhan yang Diidentifikasi atau Diduga Terjadi kepada Pihak yang
10 Bertanggung Jawab atas Tata Kelola
11
12 23. Kecuali jika semua pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola ikut terlibat dalam
13 manajemen entitas, dan oleh karena itu mereka menyadari hal yang terkait dengan
14 ketidakpatuhan yang terjadi atau diduga terjadi yang sudah dikomunikasikan oleh
15 auditor,5 maka auditor harus mengomunikasikan, kecuali dilarang oleh peraturan
16 perundang-undangan, kepada pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola
17 mengenai hal yang berkaitan dengan ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-
18 undangan yang ditemukan auditor selama pelaksanaan audit, kecuali jika hal
19 tersebut secara jelas tidak penting.
20
21 24. Berdasarkan pertimbangan auditor, ketika ketidakpatuhan sebagaimana yang
22 dijelaskan dalam paragraf 23 dilakukan secara sengaja dan material, auditor harus
23 segera mengomunikasikan hal tersebut kepada pihak yang bertanggung jawab atas
24 tata kelola.
25
26 25. Ketika auditor menduga bahwa manajemen atau pihak yang bertanggung jawab atas
27 tata kelola terlibat dalam ketidakpatuhan, auditor harus mengomunikasikan hal
28 tersebut kepada pihak berwenang dalam entitas yang memiliki tingkat otoritas yang
29 lebih tinggi, jika ada, seperti komite audit atau dewan pengawas. Apabila pihak
30 dengan otoritas lebih tinggi tidak dimiliki oleh entitas, atau apabila auditor tidak yakin
31 bahwa komunikasi yang dilakukannya akan direspons atau auditor tidak yakin
32 kepada siapa ia harus melapor, maka auditor harus mempertimbangkan kebutuhan
33 untuk memeroleh advis hukum.
34
35 Implikasi Potensial atas Ketidakpatuhan yang Diidentifikasi atau Diduga Terjadi terhadap
36 Laporan Auditor (Ref: Para. A26-A27)
37
38 26. Ketika auditor menyimpulkan bahwa ketidakpatuhan yang diidentifikasi atau diduga
39 terjadi berdampak material terhadap laporan keuangan, dan belum tercermin secara
40 memadai dalam laporan keuangan, berdasarkan SA 705 (Revisi 2021), auditor dapat
41 menyatakan suatu opini wajar dengan pengecualian atau suatu opini tidak wajar atas
42 laporan keuangan tersebut.6

5 SA 260 (Revisi 2021),”Komunikasi kepada Pihak yang Bertanggung Jawab atas Tata Kelola”,
paragraf 13.
6 SA 705 (Revisi 2021), “Modifikasi terhadap Opini dalam Laporan Auditor Independen”, paragraf
7-8.

SA 250 (Revisi 2021) 6


Pertimbangan atas Peraturan Perundang-Undangan
dalam Audit atas Laporan Keuangan

1 27. Ketika auditor dihalangi oleh manajemen atau pihak yang bertanggung jawab atas
2 tata kelola untuk memeroleh bukti audit yang cukup dan tepat dalam mengevaluasi
3 apakah ketidakpatuhan yang dapat berdampak material terhadap laporan keuangan
4 telah terjadi atau kemungkinan telah terjadi, auditor harus menyatakan opini wajar
5 dengan pengecualian atau opini tidak menyatakan pendapat atas laporan keuangan
6 dengan basis untuk opini karena terdapat pembatasan ruang lingkup audit,
7 berdasarkan SA 705 (Revisi 2021).7
8
9 28. Ketika auditor tidak dapat menentukan adanya ketidakpatuhan karena keterbatasan
10 kondisi dan bukan karena pembatasan ruang lingkup oleh manajemen atau pihak
11 yang bertanggung jawab atas tata kelola, auditor harus mengevaluasi dampak
12 keterbatasan ini terhadap opini auditor, berdasarkan SA 705 (Revisi 2021).
13
14 Pelaporan atas Ketidakpatuhan yang Diidentifikasi atau Diduga Terjadi kepada Otoritas yang
15 Tepat di Luar Entitas
16
17 29. Ketika auditor mengidentifikasi atau menduga adanya ketidakpatuhan terhadap
18 peraturan perundang-undangan, auditor harus menentukan apakah peraturan
19 perundang-undangan atau ketentuan etika yang relevan: (Ref: Para. A28-A34)
20 (a) Mengharuskan auditor untuk melaporkan kepada otoritas yang tepat di luar
21 entitas.
22 (b) Menetapkan tanggung jawab pelaporan kepada otoritas yang tepat di luar
23 entitas adalah tepat sesuai dengan kondisinya.
24
25 Dokumentasi
26
27 30. Auditor harus mencantumkan ke dalam dokumentasi audit8 mengenai
28 ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang diidentifikasi atau
29 diduga terjadi dan: (Ref: Para. A35-A36)
30 (a) Prosedur audit yang dilaksanakan, pertimbangan profesional signifikan yang
31 diterapkan, dan kesimpulan yang diperoleh; dan
32 (b) Diskusi mengenai hal-hal signifikan terkait ketidakpatuhan kepada manajemen,
33 pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola, dan pihak lainnya, termasuk
34 bagaimana manajemen dan, jika relevan, pihak yang bertanggung jawab atas
35 tata kelola telah merespons hal tersebut.
36
37 ***
38
39
40
41
42
43
44
45

7 SA 705 (Revisi 2021), paragraf 7 dan 9.


8 SA 230 (Revisi 2021), “Dokumentasi Audit”, paragraf 8-11 dan paragraf A6.

7 SA 250 (Revisi 2021)


Pertimbangan atas Peraturan Perundang-Undangan
dalam Audit atas Laporan Keuangan

1 Materi Penerapan dan Penjelasan Lain


2
3 Tanggung Jawab untuk Mematuhi Peraturan Perundang-Undangan (Ref: Para. 3-9)
4
5 A1. Adalah merupakan tanggung jawab manajemen, dengan pengawasan dari pihak
6 yang bertanggung jawab atas tata kelola, untuk memastikan bahwa operasi entitas
7 dijalankan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan. Peraturan
8 perundang-undangan dapat berdampak terhadap laporan keuangan entitas dalam
9 berbagai cara, sebagai contoh, yang sangat berdampak langsung, peraturan
10 perundang-undangan yang mengharuskan adanya pengungkapan spesifik dalam
11 laporan keuangan entitas atau penggunaan kerangka pelaporan keuangan tertentu.
12 Peraturan perundang-undangan juga dapat menentukan hak dan kewajiban hukum
13 tertentu pada entitas, yang beberapa di antaranya akan diakui dalam laporan
14 keuangan entitas tersebut. Selain itu, peraturan perundang-undangan dapat
15 mengakibatkan dikenakannya sanksi apabila terjadi ketidakpatuhan.
16
17 A2. Berikut ini adalah contoh jenis kebijakan dan prosedur yang dapat diterapkan oleh
18 suatu entitas untuk membantu dalam pencegahan dan pendeteksian terjadinya
19 ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan:
20  Memantau ketentuan hukum dan memastikan bahwa prosedur operasi telah
21 didesain untuk memenuhi ketentuan tersebut.
22  Mendesain dan mengoperasikan sistem pengendalian internal yang tepat.
23  Mengembangkan, memublikasikan, dan mematuhi suatu pedoman perilaku.
24  Memastikan bahwa semua karyawan telah mendapatkan pelatihan memadai
25 dan memahami pedoman perilaku.
26  Memantau kepatuhan terhadap pedoman perilaku dan bertindak tepat untuk
27 mendisiplinkan karyawan yang tidak mematuhi pedoman perilaku.
28  Melibatkan penasihat hukum untuk membantu dalam pemantauan ketentuan
29 hukum.
30  Menyimpan catatan yang berisi peraturan perundang-undangan signifikan
31 yang harus dipatuhi oleh entitas dalam industrinya dan suatu catatan yang
32 berisi komplain.
33
34 Dalam entitas yang lebih besar, kebijakan dan prosedur tersebut dapat disertai
35 dengan penetapan tanggung jawab yang tepat kepada pihak-pihak berikut:
36  Fungsi Audit Internal.
37  Komite Audit.
38  Fungsi Kepatuhan.
39
40 Tanggung Jawab Auditor
41
42 A3. Ketidakpatuhan entitas terhadap peraturan perundang-undangan dapat
43 mengakibatkan kesalahan penyajian material dalam laporan keuangan.
44 Terdeteksinya ketidakpatuhan, tanpa memerhatikan materialitas, dapat berdampak
45 terhadap aspek audit lain, termasuk, sebagai contoh, pertimbangan auditor tentang
46 integritas manajemen, pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola, atau
47 karyawan.

SA 250 (Revisi 2021) 8


Pertimbangan atas Peraturan Perundang-Undangan
dalam Audit atas Laporan Keuangan

1 A4. Apakah suatu tindakan merupakan ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-


2 undangan merupakan suatu hal yang harus diputuskan oleh pengadilan atau badan
3 ajudikatif lainnya yang tepat dan penentuan ini biasanya berada di luar kompetensi
4 profesional auditor. Namun, berdasarkan pelatihan, pengalaman, dan pemahaman
5 auditor atas entitas dan industri atau sektornya, auditor dapat menyadari bahwa
6 beberapa tindakan, yang menjadi perhatian auditor, merupakan ketidakpatuhan
7 terhadap peraturan perundang-undangan.
8
9 A5. Berdasarkan ketentuan statutori spesifik, auditor diharuskan secara spesifik untuk
10 melaporkan, sebagai bagian dari audit atas laporan keuangan, apakah entitas
11 mematuhi ketentuan tertentu dari peraturan perundang-undangan. Dalam kondisi
12 tersebut, SA 700 (Revisi 2021)9 atau SA 800 (Revisi 2021)10 mengatur tentang
13 bagaimana tanggung jawab audit ini diungkapkan dalam laporan auditor.
14 Selanjutnya, ketika terdapat ketentuan pelaporan statutori spesifik, perencanaan
15 audit perlu mencakup pengujian yang tepat atas kepatuhan terhadap ketentuan
16 peraturan perundang-undangan.
17
18 Kategori Peraturan Perundang-Undangan (Ref: Para. 6)
19
20 A6. Sifat dan kondisi entitas dapat memengaruhi apakah peraturan perundang-undangan
21 yang relevan termasuk dalam kategori peraturan perundang-undangan yang
22 diuraikan dalam paragraf 6(a) atau 6(b). Contoh-contoh peraturan perundang-
23 undangan yang dapat tercakup ke dalam kategori sebagaimana yang dijelaskan
24 dalam paragraf 6 termasuk hal-hal yang berhubungan dengan:
25  Kecurangan, korupsi, dan penyuapan.
26  Pencucian uang, pendanaan teroris, dan hasil kejahatan.
27  Pasar dan perdagangan efek.
28  Perbankan serta produk dan jasa keuangan lainnya.
29  Perlindungan data.
30  Liabilitas dan pembayaran perpajakan dan dana pensiun.
31  Perlindungan lingkungan.
32  Kesehatan dan keselamatan publik.
33
34 Pertimbangan Spesifik atas Entitas Sektor Publik
35
36 A7. Dalam sektor publik, kemungkinan terdapat tanggung jawab audit tambahan yang
37 berkaitan dengan pertimbangan atas peraturan perundang-undangan yang dapat
38 berkaitan dengan audit atas laporan keuangan atau yang dapat meluas ke aspek lain
39 operasi entitas, sebagai contoh, ketentuan terkait pengelolaan keuangan
40 negara/daerah, pengadaan barang dan jasa pemerintah, dan ketentuan lain yang
41 terkait.

9 SA 700 (Revisi 2021), “Perumusan Suatu Opini dan Pelaporan atas Laporan Keuangan”,
paragraf 43.
10 SA 800 (Revisi 2021), “Pertimbangan Khusus – Audit atas Laporan Keuangan yang Disusun
Sesuai dengan Kerangka Bertujuan Khusus”, paragraf 11.

9 SA 250 (Revisi 2021)


Pertimbangan atas Peraturan Perundang-Undangan
dalam Audit atas Laporan Keuangan

1 Tanggung Jawab Tambahan yang Ditetapkan oleh Peraturan Perundang-Undangan atau


2 Ketentuan Etika yang Relevan (Ref: Para. 9)
3
4 A8. Peraturan perundang-undangan atau ketentuan etika yang relevan dapat
5 mengharuskan auditor untuk melaksanakan prosedur tambahan dan tindakan
6 lanjutan. Sebagai contoh, ketentuan etika yang relevan mengharuskan auditor untuk
7 melakukan langkah-langkah dalam merespons ketidakpatuhan terhadap peraturan
8 perundang-undangan yang diidentifikasi atau diduga terjadi dan menentukan apakah
9 diperlukan tindakan lanjutan. Langkah-langkah tersebut dapat termasuk komunikasi
10 atas ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang diidentifikasi
11 atau diduga terjadi kepada auditor lain dalam suatu grup, termasuk rekan perikatan
12 grup, auditor komponen, atau auditor lain yang melaksanakan pekerjaan pada
13 komponen grup untuk tujuan selain audit atas laporan keuangan grup.11
14
15 Definisi (Ref: Para. 12)
16
17 A9. Tindakan ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan termasuk
18 transaksi yang dilakukan oleh, atau atas nama, entitas, pihak yang bertanggung
19 jawab atas tata kelola, manajemen, atau individu lain yang bekerja untuk, atau di
20 bawah arahan, entitas.
21
22 A10. Ketidakpatuhan juga mencakup pelanggaran pribadi yang terkait dengan aktivitas
23 bisnis entitas, sebagai contoh, dalam kondisi ketika seorang individu dalam posisi
24 manajemen kunci, dalam kapasitas pribadi, telah menerima suap dari pemasok
25 entitas dan sebagai imbalannya menunjuk pemasok tersebut untuk memberikan jasa
26 atau kontrak kepada entitas.
27
28 Pertimbangan Auditor atas Kepatuhan terhadap Peraturan Perundang-Undangan
29
30 Pemerolehan Pemahaman mengenai Kerangka Peraturan Perundang-Undangan (Ref: Para.
31 13)
32
33 A11. Sebagai contoh, untuk memeroleh pemahaman umum mengenai kerangka
34 peraturan perundang-undangan, dan bagaimana entitas mematuhi kerangka
35 tersebut, auditor dapat:
36  Menggunakan pemahaman yang telah dimiliki auditor tentang industri,
37 peraturan, dan faktor eksternal lain;
38  Memperbarui pemahaman mengenai peraturan perundang-undangan yang
39 secara langsung menentukan angka dan pengungkapan yang dilaporkan
40 dalam laporan keuangan;
41  Meminta keterangan kepada manajemen tentang peraturan perundang-
42 undangan lain yang diekspektasikan berdampak fundamental terhadap operasi
43 entitas;
44  Meminta keterangan kepada manajemen tentang kebijakan dan prosedur
45 entitas mengenai kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan; dan

11 Dikosongkan.

SA 250 (Revisi 2021) 10


Pertimbangan atas Peraturan Perundang-Undangan
dalam Audit atas Laporan Keuangan

1  Meminta keterangan kepada manajemen tentang kebijakan dan prosedur yang


2 diterapkan dalam mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mencatat tuntutan
3 litigasi tersebut berdasarkan standar akuntansi yang berlaku.
4
5 Peraturan Perundang-Undangan yang Secara Umum Berdampak Langsung terhadap
6 Penentuan Angka dan Pengungkapan Material dalam Laporan Keuangan (Ref: Para. 6 dan
7 14)
8
9 A12. Peraturan perundang-undangan tertentu telah ditegakkan dengan baik, dan diketahui
10 oleh entitas dalam industri atau sektor yang di dalamnya entitas beroperasi, serta
11 relevan dengan laporan keuangan entitas (sebagaimana yang dijelaskan dalam
12 paragraf 6(a)). Sebagai contoh, ketentuan tersebut dapat mencakup hal-hal yang
13 berhubungan dengan:
14  Bentuk dan isi dari laporan keuangan;
15  Isu pelaporan keuangan spesifik industri;
16  Akuntansi untuk transaksi yang dilaksanakan berdasarkan kontrak dengan
17 pemerintah; atau
18  Akrual atau pengakuan atas beban pajak penghasilan atau beban pensiun.
19
20 Beberapa ketentuan dalam peraturan perundang-undangan yang diuraikan di atas
21 dapat secara langsung relevan dengan asersi tertentu dalam laporan keuangan
22 (sebagai contoh: kelengkapan provisi atas pajak penghasilan), sementara ketentuan
23 lainnya dapat secara langsung relevan dengan laporan keuangan secara
24 keseluruhan (sebagai contoh: laporan-laporan yang diharuskan untuk menghasilkan
25 satu set lengkap laporan keuangan). Tujuan ketentuan yang diuraikan dalam
26 paragraf 14 adalah agar auditor memeroleh bukti audit yang cukup dan tepat
27 berkaitan dengan penentuan angka dan pengungkapan dalam laporan keuangan
28 dalam mematuhi ketentuan peraturan perundang-undangan tersebut yang relevan.
29
30 Ketidakpatuhan terhadap ketentuan lain atas peraturan perundang-undangan
31 tersebut dan peraturan perundang-undangan lain dapat mengakibatkan denda,
32 litigasi, atau konsekuensi lain bagi entitas, yang biayanya perlu dicadangkan dalam
33 laporan keuangan, namun tidak dianggap berdampak secara langsung terhadap
34 laporan keuangan sebagaimana yang dijelaskan dalam paragraf 6(a).
35
36 Prosedur Audit untuk Mengidentifikasi adanya Ketidakpatuhan terhadap Peraturan
37 Perundang-Undangan Lain (Ref: Para. 6 dan 15)
38
39 A13. Beberapa peraturan perundang-undangan lain mungkin memerlukan perhatian
40 khusus oleh auditor karena berdampak fundamental terhadap operasi entitas
41 (sebagaimana yang dijelaskan dalam paragraf 6(b)). Ketidakpatuhan terhadap
42 peraturan perundang-undangan yang berdampak fundamental terhadap operasi
43 entitas dapat menyebabkan entitas untuk menghentikan operasinya atau
44 menyebabkan keraguan atas kelangsungan usahanya.12 Sebagai contoh,
45 ketidakpatuhan terhadap ketentuan perizinan entitas atau izin lain yang dibutuhkan
46 untuk melaksanakan operasi entitas dapat mengakibatkan suatu dampak (sebagai

12 Lihat SA 570 (Revisi 2021), “Kelangsungan Usaha”.

11 SA 250 (Revisi 2021)


Pertimbangan atas Peraturan Perundang-Undangan
dalam Audit atas Laporan Keuangan

1 contoh: bagi bank, ketidakpatuhan terhadap ketentuan permodalan atau investasi).


2 Terdapat banyak peraturan perundang-undangan yang secara prinsip berhubungan
3 dengan aspek operasi entitas, yang umumnya tidak berdampak terhadap laporan
4 keuangan dan tidak dicakup oleh sistem informasi entitas yang relevan dengan
5 pelaporan keuangan.
6
7 A14. Karena konsekuensi dari peraturan perundang-undangan lain terhadap pelaporan
8 keuangan dapat bervariasi, bergantung pada operasi entitas, prosedur audit yang
9 diharuskan dalam paragraf 15 diarahkan untuk memfokuskan perhatian auditor akan
10 adanya ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang dapat
11 berdampak material terhadap laporan keuangan.
12
13 Ketidakpatuhan yang Dapat Menjadi Perhatian Auditor melalui Penerapan Prosedur Audit
14 Lain (Ref: Para. 16)
15
16 A15. Prosedur audit yang diterapkan untuk merumuskan opini atas laporan keuangan
17 dapat membawa adanya ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan
18 yang terjadi atau diduga terjadi dapat menjadi perhatian auditor. Sebagai contoh,
19 prosedur audit dapat mencakup:
20  Membaca risalah rapat;
21  Meminta keterangan kepada manajemen dan penasihat hukum internal yang
22 dimiliki entitas atau penasihat hukum eksternal yang dikontrak oleh entitas
23 mengenai litigasi, tuntutan, dan penilaian; serta
24  Melaksanakan pengujian rinci substantif atas golongan transaksi, saldo akun,
25 atau pengungkapan.
26
27 Representasi Tertulis (Ref: Para. 17)
28
29 A16. Oleh karena dampak peraturan perundang-undangan sangat bervariasi terhadap
30 laporan keuangan, representasi tertulis dapat menjadi bukti audit yang memadai
31 tentang pengetahuan manajemen mengenai ketidakpatuhan terhadap peraturan
32 perundang-undangan yang diidentifikasi atau diduga terjadi, yang berdampak
33 material terhadap laporan keuangan. Namun, representasi tertulis saja tidak dengan
34 sendirinya menyediakan bukti audit yang cukup dan tepat. Oleh karena itu,
35 representasi tertulis tidak memengaruhi sifat dan luasnya bukti audit lain yang harus
36 diperoleh oleh auditor.13
37
38 Prosedur Audit Ketika Ketidakpatuhan Diidentifikasi atau Diduga Terjadi
39
40 Indikasi Adanya Ketidakpatuhan terhadap Peraturan Perundang-Undangan (Ref: Para. 19)
41
42 A17. Auditor dapat menyadari adanya informasi mengenai ketidakpatuhan terhadap
43 peraturan perundang-undangan selain sebagai hasil dari pelaksanaan prosedur
44 dalam paragraf 13-17 (sebagai contoh: ketika auditor diperingatkan tentang adanya
45 ketidakpatuhan oleh whistle blower).

13 SA 580 (Revisi 2021), “Representasi Tertulis”, paragraf 4.

SA 250 (Revisi 2021) 12


Pertimbangan atas Peraturan Perundang-Undangan
dalam Audit atas Laporan Keuangan

1 A18. Hal-hal di bawah ini dapat memberikan indikasi kepada auditor tentang adanya
2 ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan:
3  Investigasi yang dilakukan oleh organisasi dan instansi pemerintah atau
4 pembayaran denda atau sanksi.
5  Pembayaran untuk jasa yang tidak dapat dijelaskan atau pinjaman kepada
6 konsultan, pihak berelasi, pegawai, atau pegawai pemerintah.
7  Komisi penjualan atau biaya agen yang jumlahnya melebihi jumlah yang biasa
8 dibayarkan oleh entitas atau industri yang sejenis dengan entitas atau jasa
9 yang sesungguhnya diterima oleh entitas.
10  Pembelian pada harga yang secara signifikan berada di atas atau di bawah
11 harga pasar.
12  Pembayaran tidak biasa secara tunai, pembelian dengan menggunakan
13 cashiers’ cheques yang dibayarkan kepada pemegang cek atau transfer ke
14 nomor rekening bank tanpa menyebutkan nama pemilik rekening.
15  Transaksi yang tidak biasa dengan perusahaan yang terdaftar di negara-
16 negara bebas pajak.
17  Pembayaran barang atau jasa yang ditujukan ke negara yang bukan
18 merupakan negara asal barang atau jasa tersebut.
19  Pembayaran tanpa adanya dokumentasi pengendalian pertukaran yang
20 semestinya.
21  Adanya sistem informasi yang gagal, apakah karena desainnya atau karena
22 ketidaksengajaan, untuk menyediakan suatu jejak audit (audit trail) yang
23 memadai atau bukti yang cukup.
24  Transaksi yang tidak diotorisasi atau transaksi yang tidak dicatat secara tepat.
25  Komentar negatif di media.
26
27 Hal yang Relevan terhadap Evaluasi Auditor (Ref: Para. 19(b))
28
29 A19. Hal yang relevan terhadap evaluasi auditor tentang kemungkinan dampak terhadap
30 laporan keuangan mencakup:
31  Konsekuensi keuangan yang potensial terhadap laporan keuangan karena
32 adanya ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang
33 diidentifikasi atau diduga terjadi, termasuk, sebagai contoh, denda, sanksi,
34 kerusakan, ancaman pengalihan aset, penghentian operasi secara paksa, dan
35 litigasi.
36  Apakah konsekuensi keuangan yang potensial tersebut memerlukan
37 pengungkapan.
38  Apakah konsekuensi keuangan yang potensial adalah sangat serius sehingga
39 mengakibatkan munculnya pertanyaan tentang penyajian wajar laporan
40 keuangan, atau kemungkinan akan membuat laporan keuangan tersebut
41 menyesatkan.
42
43 Prosedur Audit dan Pengomunikasian Ketidakpatuhan yang Diidentifikasi atau Diduga Terjadi
44 kepada Manajemen dan Pihak yang Bertanggung Jawab atas Tata Kelola (Ref: Para. 20)
45
46 A20. Auditor diharuskan untuk membahas dugaan ketidakpatuhan kepada manajemen
47 pada level yang tepat dan, jika relevan, pihak yang bertanggung jawab atas tata

13 SA 250 (Revisi 2021)


Pertimbangan atas Peraturan Perundang-Undangan
dalam Audit atas Laporan Keuangan

1 kelola yang kemungkinan dapat memberikan bukti audit tambahan. Sebagai contoh,
2 auditor dapat mengonfirmasi bahwa manajemen dan, jika relevan, pihak yang
3 bertanggung jawab atas tata kelola memiliki pemahaman yang sama tentang fakta
4 dan peristiwa yang relevan atas transaksi atau peristiwa yang mengakibatkan
5 terjadinya dugaan ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan.
6
7 A21. Namun, peraturan perundang-undangan dapat membatasi komunikasi auditor
8 kepada manajemen dan pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola atas hal-hal
9 tertentu. Peraturan perundang-undangan dapat secara khusus melarang
10 komunikasi, atau tindakan lain, yang dapat mengganggu investigasi oleh otoritas
11 yang tepat atas tindakan ilegal yang terjadi atau diduga terjadi, termasuk
12 memperingatkan entitas, sebagai contoh, ketika auditor diharuskan untuk
13 melaporkan ketidakpatuhan yang diidentifikasi atau diduga terjadi kepada otoritas
14 yang tepat berdasarkan peraturan perundang-undangan tentang pencegahan dan
15 pemberantasan tindak pidana pencucian uang. Dalam kondisi tersebut, hal yang
16 dipertimbangkan oleh auditor mungkin kompleks dan auditor dapat
17 mempertimbangkan untuk memeroleh advis hukum.
18
19 A22. Ketika manajemen atau, jika relevan, pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola
20 tidak dapat memberikan informasi yang cukup kepada auditor tentang kepatuhan
21 entitas terhadap peraturan perundang-undangan, auditor dapat mempertimbangkan
22 untuk berkonsultasi dengan penasihat hukum internal atau eksternal entitas tentang
23 penerapan peraturan perundang-undangan pada kondisi tersebut, termasuk
24 kemungkinan kecurangan, dan kemungkinan dampak terhadap laporan keuangan.
25 Ketika dipandang tidak tepat untuk berkonsultasi dengan penasihat hukum entitas
26 atau ketika auditor tidak yakin dengan pendapat hukum dari penasihat hukum
27 tersebut, auditor dapat mempertimbangkan untuk berkonsultasi berdasarkan suatu
28 basis kerahasiaan dengan pihak lain di dalam KAP, jaringan KAP, badan profesional,
29 atau penasihat hukum auditor atas kemungkinan terjadinya pelanggaran terhadap
30 peraturan perundang-undangan, termasuk kemungkinan terjadinya kecurangan,
31 konsekuensi hukum yang dapat terjadi, dan tindakan lanjutan, jika relevan, yang
32 dapat dilakukan oleh auditor.
33
34 Pengevaluasian Implikasi Ketidakpatuhan yang Diidentifikasi atau Diduga Terjadi (Ref: Para.
35 22)
36
37 A23. Sebagaimana yang diharuskan dalam paragraf 22, auditor mengevaluasi implikasi
38 ketidakpatuhan yang diidentifikasi atau diduga terjadi dalam kaitannya dengan aspek
39 lain dalam audit, termasuk penilaian risiko auditor dan keandalan representasi
40 tertulis. Implikasi ketidakpatuhan tertentu yang diidentifikasi atau diduga terjadi akan
41 bergantung pada hubungan antara perbuatan dan penyembunyian perbuatan
42 tersebut, jika relevan, terhadap aktivitas pengendalian spesifik dan tingkat
43 manajemen atau individu yang bekerja untuk, atau di bawah arahan, entitas yang
44 terlibat, terutama implikasi yang muncul dari keterlibatan pejabat berwenang tertinggi
45 dalam entitas tersebut. Sebagaimana tercantum dalam paragraf 9, kepatuhan auditor
46 terhadap peraturan perundang-undangan atau ketentuan etika yang relevan dapat
47 memberikan informasi lanjutan yang relevan dengan tanggung jawab auditor
48 berdasarkan paragraf 22.

SA 250 (Revisi 2021) 14


Pertimbangan atas Peraturan Perundang-Undangan
dalam Audit atas Laporan Keuangan

1 A24. Contoh kondisi yang dapat menyebabkan auditor perlu mengevaluasi implikasi
2 ketidakpatuhan yang diidentifikasi atau diduga terjadi terhadap keandalan
3 representasi tertulis yang diterima dari manajemen dan, jika relevan, pihak yang
4 bertanggung jawab atas tata kelola, mencakup ketika:
5  Auditor menduga atau memiliki bukti keterlibatan atau keterlibatan yang
6 disengaja dari manajemen dan, jika relevan, pihak yang bertanggung jawab
7 atas tata kelola dalam setiap ketidakpatuhan yang diidentifikasi atau diduga
8 terjadi.
9  Auditor menyadari bahwa manajemen dan, jika relevan, pihak yang
10 bertanggung jawab atas tata kelola memiliki pengetahuan atas ketidakpatuhan
11 tersebut dan, bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan,
12 belum melaporkan, atau melaporkan secara resmi, hal tersebut kepada otoritas
13 yang tepat dalam suatu periode yang wajar.
14
15 A25. Dalam kondisi tertentu auditor dapat mempertimbangkan penarikan diri dari
16 perikatan, jika diperkenankan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku,
17 sebagai contoh, apabila manajemen atau pihak yang bertanggung jawab atas tata
18 kelola tidak melakukan tindakan perbaikan yang dianggap tepat oleh auditor sesuai
19 dengan kondisinya atau ketidakpatuhan yang diidentifikasi atau diduga terjadi
20 menimbulkan pertanyaan terkait integritas manajemen atau pihak yang bertanggung
21 jawab atas tata kelola, meskipun ketika ketidakpatuhan tersebut tidak berdampak
22 material terhadap laporan keuangan. Auditor dapat mempertimbangkan untuk
23 memeroleh advis hukum untuk menentukan apakah penarikan diri dari perikatan
24 adalah tepat. Ketika auditor menentukan bahwa penarikan diri dari perikatan adalah
25 tepat, hal tersebut tidak akan menggantikan kepatuhan terhadap tanggung jawab lain
26 berdasarkan peraturan perundang-undangan atau ketentuan etika yang relevan
27 untuk merespons ketidakpatuhan yang diidentifikasi atau diduga terjadi. Selanjutnya,
28 paragraf A9 dari SA 220 (Revisi 2021)14 menunjukkan bahwa beberapa ketentuan
29 etika mengharuskan auditor pendahulu, atas permintaan auditor pengganti yang
30 diusulkan, untuk memberikan informasi mengenai ketidakpatuhan terhadap
31 peraturan perundang-undangan kepada auditor pengganti.
32
33 Pengomunikasian dan Pelaporan atas Ketidakpatuhan yang Diidentifikasi atau Diduga
34 Terjadi
35
36 Implikasi Potensial atas Ketidakpatuhan yang Diidentifikasi atau Diduga Terjadi terhadap
37 Laporan Auditor (Ref: Para. 26-28)
38
39 A26. Ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang diidentifikasi atau
40 diduga terjadi dikomunikasikan dalam laporan auditor ketika auditor memodifikasi
41 opini berdasarkan paragraf 26-28. Dalam kondisi tertentu lainnya, auditor dapat
42 mengomunikasikan ketidakpatuhan yang diidentifikasi atau diduga terjadi dalam
43 laporan auditor, sebagai contoh:
44  Ketika auditor memiliki tanggung jawab pelaporan lain, selain tanggung jawab
45 auditor berdasarkan SA, sebagaimana dimaksud dalam paragraf 43 SA 700
46 (Revisi 2021);

14 SA 220 (Revisi 2021), “Pengendalian Mutu untuk Audit atas Laporan Keuangan”.

15 SA 250 (Revisi 2021)


Pertimbangan atas Peraturan Perundang-Undangan
dalam Audit atas Laporan Keuangan

1  Ketika auditor menentukan bahwa ketidakpatuhan yang diidentifikasi atau


2 diduga terjadi merupakan suatu hal audit utama dan oleh karenanya
3 mengomunikasikan hal tersebut berdasarkan SA 701 (2021),15 kecuali paragraf
4 14 dari SA tersebut berlaku; atau
5  Dalam kondisi luar biasa ketika manajemen atau pihak yang bertanggung
6 jawab atas tata kelola tidak melakukan tindakan perbaikan yang dianggap tepat
7 oleh auditor sesuai dengan kondisinya dan penarikan diri dari perikatan tidak
8 dimungkinkan (lihat paragraf A25), auditor dapat mempertimbangkan untuk
9 menguraikan ketidakpatuhan yang diidentifikasi atau diduga terjadi tersebut
10 dalam suatu paragraf Hal Lain berdasarkan SA 706 (Revisi 2021).16
11
12 A27. Peraturan perundang-undangan dapat menghalangi pengungkapan publik, baik oleh
13 manajemen, pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola, atau auditor tentang
14 suatu hal yang spesifik. Sebagai contoh, peraturan perundang-undangan dapat
15 secara spesifik melarang komunikasi, atau tindakan lain, yang dapat mengganggu
16 investigasi oleh otoritas yang tepat atas tindakan ilegal yang terjadi atau diduga
17 terjadi, termasuk larangan untuk memperingatkan entitas tersebut. Ketika auditor
18 bermaksud untuk mengomunikasikan ketidakpatuhan yang diidentifikasi atau diduga
19 terjadi dalam laporan auditor berdasarkan kondisi yang ditetapkan dalam paragraf
20 A26 atau sebaliknya, peraturan perundang-undangan tersebut dapat memiliki
21 implikasi bagi kemampuan auditor untuk menguraikan hal tersebut dalam laporan
22 auditor, atau dalam beberapa kondisi untuk menerbitkan laporan auditor. Dalam
23 kondisi tersebut, auditor dapat mempertimbangkan untuk memeroleh advis hukum
24 untuk menentukan tindakan yang tepat.
25
26 Pelaporan atas Ketidakpatuhan yang Diidentifikasi atau Diduga Terjadi kepada Otoritas yang
27 Tepat di Luar Entitas (Ref: Para. 29)
28
29 A28. Pelaporan atas ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang
30 diidentifikasi atau diduga terjadi kepada otoritas yang tepat di luar entitas diharuskan
31 atau tepat sesuai dengan kondisinya karena:
32 (a) Peraturan perundang-undangan atau ketentuan etika yang relevan
33 mengharuskan auditor untuk melaporkannya (lihat paragraf A29);
34 (b) Auditor telah menentukan bahwa pelaporan merupakan tindakan yang tepat
35 untuk merespons ketidakpatuhan yang diidentifikasi atau diduga terjadi
36 berdasarkan ketentuan etika yang relevan (lihat paragraf A30); atau
37 (c) Peraturan perundang-undangan atau ketentuan etika yang relevan
38 memberikan auditor suatu hak untuk melakukannya (lihat paragraf A31).
39
40 A29. Auditor dapat diharuskan oleh peraturan perundang-undangan atau ketentuan etika
41 yang relevan untuk melaporkan ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-
42 undangan yang diidentifikasi atau diduga terjadi kepada otoritas yang tepat di luar
43 entitas. Sebagai contoh, terdapat ketentuan statutori bagi auditor suatu institusi
44 keuangan untuk melaporkan terjadinya atau dugaan terjadinya ketidakpatuhan

15 SA 701 (2021), “Pengomunikasian Hal Audit Utama dalam Laporan Auditor Independen”.
16 SA 706 (Revisi 2021), “Paragraf Penekanan Suatu Hal dan Paragraf Hal Lain dalam Laporan
Auditor Independen”.

SA 250 (Revisi 2021) 16


Pertimbangan atas Peraturan Perundang-Undangan
dalam Audit atas Laporan Keuangan

1 terhadap peraturan perundang-undangan kepada otoritas pengawas. Selain itu,


2 kesalahan penyajian dapat muncul dari ketidakpatuhan terhadap peraturan
3 perundang-undangan dan, auditor dapat diharuskan untuk melaporkan kesalahan
4 penyajian tersebut kepada otoritas yang tepat dalam kondisi ketika manajemen atau
5 pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola gagal dalam melakukan tindakan
6 korektif.
7
8 A30. Dalam kondisi lain, ketentuan etika yang relevan dapat mengharuskan auditor untuk
9 menentukan apakah pelaporan atas ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-
10 undangan yang diidentifikasi atau diduga terjadi kepada otoritas yang tepat di luar
11 entitas merupakan suatu tindakan yang tepat sesuai dengan kondisinya. Sebagai
12 contoh, ketentuan etika yang relevan mengharuskan auditor untuk melakukan
13 tindakan dalam merespons ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-
14 undangan yang diidentifikasi atau diduga terjadi dan menentukan apakah tindakan
15 lanjutan diperlukan, yang dapat mencakup pelaporan kepada otoritas yang tepat di
16 luar entitas.17 Ketentuan etika yang relevan menjelaskan bahwa pelaporan tersebut
17 bukan merupakan suatu pelanggaran terhadap prinsip kerahasiaan menurut
18 ketentuan etika yang relevan tersebut.18
19
20 A31. Bahkan jika peraturan perundang-undangan atau ketentuan etika yang relevan tidak
21 mengharuskan auditor untuk melaporkan ketidakpatuhan yang diidentifikasi atau
22 diduga terjadi, peraturan atau ketentuan tersebut memberikan auditor suatu hak
23 untuk melaporkan ketidakpatuhan tersebut kepada otoritas yang tepat di luar entitas.
24 Sebagai contoh, ketika mengaudit laporan keuangan suatu institusi keuangan,
25 auditor dapat memiliki hak menurut peraturan perundang-undangan untuk
26 membahas hal-hal seperti ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan
27 yang diidentifikasi atau diduga terjadi dengan otoritas pengawas.
28
29 A32. Dalam kondisi lain, pelaporan atas ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-
30 undangan yang diidentifikasi atau diduga terjadi kepada otoritas yang tepat di luar
31 entitas bukan merupakan pelanggaran terhadap prinsip kerahasiaan auditor menurut
32 peraturan perundang-undangan atau ketentuan etika yang relevan.
33
34 A33. Penentuan yang diharuskan dalam paragraf 29 dapat melibatkan pertimbangan
35 profesional yang kompleks. Oleh karena itu, auditor dapat mempertimbangkan untuk
36 berkonsultasi secara internal (sebagai contoh: di dalam KAP itu sendiri atau suatu
37 jaringan KAP) atau dengan prinsip kerahasiaan, berkonsultasi dengan regulator atau
38 badan profesional (kecuali jika hal tersebut dilarang oleh peraturan perundang-
39 undangan atau melanggar prinsip kerahasiaan). Auditor juga dapat
40 mempertimbangkan untuk memeroleh advis hukum untuk memahami opsi auditor
41 serta implikasi hukum atau profesional terhadap setiap tindakan tertentu yang
42 dilakukan.

17 Dikosongkan.
18 Dikosongkan.

17 SA 250 (Revisi 2021)


Pertimbangan atas Peraturan Perundang-Undangan
dalam Audit atas Laporan Keuangan

1 Pertimbangan Spesifik atas Entitas Sektor Publik


2
3 A34. Auditor sektor publik biasanya diwajibkan untuk melaporkan hal-hal mengenai
4 ketidakpatuhan kepada legislator atau instansi pemerintah lain atau melaporkan
5 ketidakpatuhan tersebut dalam laporan auditor.
6
7 Dokumentasi (Ref. Para. 30)
8
9 A35. Sebagai contoh, dokumentasi atas temuan auditor mengenai ketidakpatuhan atau
10 dugaan ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan mencakup:
11  Fotokopi catatan atau dokumen.
12  Risalah pembahasan yang dilakukan dengan manajemen, pihak yang
13 bertanggung jawab atas tata kelola, atau pihak di luar entitas.
14
15 A36. Peraturan perundang-undangan atau ketentuan etika yang relevan juga dapat
16 mengatur ketentuan dokumentasi tambahan mengenai ketidakpatuhan terhadap
17 peraturan perundang-undangan yang diidentifikasi atau diduga terjadi.19
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46

19 Dikosongkan.

SA 250 (Revisi 2021) 18


STANDAR PROFESIONAL AKUNTAN PUBLIK

STANDAR AUDIT 250 (REVISI 2021)


PERTIMBANGAN ATAS PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
DALAM AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN

INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA (IAPI)


Office 8 Building 12th Floor
Sudirman Central Business District (SCBD) Lot#28
Senopati Raya Jl. Jend. Sudirman Kav. 52–53, Jakarta Selatan 12190
Telp. : (021) 2933 3151
Email : info@iapi.or.id / teknis@iapi.or.id
Website : www.iapi.or.id

Hak Cipta © 2021 Institut Akuntan Publik Indonesia

Anda mungkin juga menyukai