AKUNTAN PUBLIK
Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini
dalam bentuk apapun, baik secara elektronik maupun mekanik, termasuk memfotocopi, merekam,
atau dengan menggunakan sistem penyimpanan lainnya, tanpa izin tertulis dari Institut Akuntan
Publik Indonesia.
ISBN: XXX-XXX-XXXXX-X-X
ii
Pertimbangan atas Peraturan Perundang-Undangan
dalam Audit atas Laporan Keuangan
PENGANTAR
SA 250 (Revisi 2021), “Pertimbangan atas Peraturan Perundang-Undangan dalam Audit atas
Laporan Keuangan” telah disetujui oleh Dewan Standar Profesional Akuntan Publik I pada
tanggal 13 Juli 2021 dan berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang
dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2022.
SA 250 (Revisi 2021) merupakan adopsi dari International Standards on Auditing (ISA)
sebagaimana yang tercantum dalam “Handbook of International Quality Control, Auditing,
Review, Other Assurance, and Related Services Pronouncements – 2018 Edition” yang
diterbitkan oleh International Auditing and Assurance Standards Board (IAASB) – International
Federation of Accountants (IFAC).
Dewan Pengurus Institut Akuntan Publik Indonesia telah menetapkan dan mengesahkan SA
250 (Revisi 2021), “Pertimbangan atas Peraturan Perundang-Undangan dalam Audit atas
Laporan Keuangan” dan berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang
dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2022.
Penetapan dan pengesahan SA 250 (Revisi 2021) oleh Dewan Pengurus, berdasar kepada
persetujuan Dewan Standar Profesional Akuntan Publik I pada tanggal 13 Juli 2021.
DAFTAR ISI
Paragraf
Pendahuluan
Ruang Lingkup............................................................................................... 1
Dampak Peraturan Perundang-Undangan ..................................................... 2
Tanggung Jawab untuk Mematuhi Peraturan Perundang-Undangan ............. 3-9
Tanggal Efektif ............................................................................................... 10
Tujuan .......................................................................................................... 11
Definisi ........................................................................................................ 12
Ketentuan
Pertimbangan Auditor atas Kepatuhan terhadap Peraturan Perundang-
Undangan .............................................................................................. 13-18
Prosedur Audit Ketika Ketidakpatuhan Diidentifikasi atau Diduga
Terjadi.................................................................................................... 19-22
Pengomunikasian dan Pelaporan atas Ketidakpatuhan yang Diidentifikasi
atau Diduga Terjadi................................................................................ 23-29
Dokumentasi .................................................................................................. 30
Materi Penerapan dan Penjelasan Lain
Tanggung Jawab untuk Mematuhi Peraturan Perundang-Undangan ............. A1-A8
Definisi ........................................................................................................... A9-A10
Pertimbangan Auditor atas Kepatuhan terhadap Peraturan Perundang-
Undangan .............................................................................................. A11-A16
Prosedur Audit Ketika Ketidakpatuhan Diidentifikasi atau Diduga
Terjadi.................................................................................................... A17-A25
Pengomunikasian dan Pelaporan atas Ketidakpatuhan yang Diidentifikasi
atau Diduga Terjadi................................................................................ A26-A34
Dokumentasi .................................................................................................. A35-A36
Standar Audit (SA) 250 (Revisi 2021), Pertimbangan atas Peraturan Perundang-Undangan
dalam Audit atas Laporan Keuangan, harus dibaca bersamaan dengan SA 200 (Revisi 2021),
“Tujuan Keseluruhan Auditor Independen dan Pelaksanaan Audit Berdasarkan Standar
Audit”.
(Sengaja Dikosongkan)
1 Pendahuluan
2
3 Ruang Lingkup
4
5 1. Standar Audit (SA) ini mengatur tentang tanggung jawab auditor untuk
6 mempertimbangkan peraturan perundang-undangan dalam audit atas laporan
7 keuangan. SA ini tidak berlaku bagi perikatan asurans lain yang ditugaskan kepada
8 auditor secara spesifik untuk melakukan pengujian dan pelaporan secara terpisah
9 atas kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan tertentu.
10
11 Dampak Peraturan Perundang-Undangan
12
13 2. Dampak peraturan perundang-undangan terhadap laporan keuangan sangat
14 bervariasi. Peraturan perundang-undangan tersebut bersifat mengikat dan
15 merupakan kerangka peraturan perundangan-undangan bagi suatu entitas.
16 Ketentuan dalam beberapa peraturan perundang-undangan berdampak langsung
17 terhadap laporan keuangan yang menentukan angka dan pengungkapan yang
18 dilaporkan dalam suatu laporan keuangan suatu entitas. Peraturan perundang-
19 undangan lain merupakan peraturan yang harus dipatuhi oleh manajemen atau
20 menetapkan ketentuan yang mengatur entitas dalam menjalankan bisnisnya, namun
21 tidak berdampak langsung terhadap laporan keuangan suatu entitas. Beberapa
22 entitas beroperasi dalam industri yang diatur secara ketat (seperti bank dan
23 perusahaan kimia). Sementara entitas lain hanya diatur oleh peraturan perundang-
24 undangan yang terkait dengan aspek umum operasi bisnis (seperti aspek yang terkait
25 dengan keselamatan dan kesehatan, serta pemberian kesempatan yang sama untuk
26 mendapatkan pekerjaan). Ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan
27 dapat mengakibatkan denda, litigasi, atau konsekuensi lain bagi entitas yang dapat
28 menimbulkan dampak material terhadap laporan keuangan.
29
30 Tanggung Jawab untuk Mematuhi Peraturan Perundang-Undangan (Ref: Para. A1-A8)
31
32 3. Adalah merupakan tanggung jawab manajemen, dengan pengawasan dari pihak
33 yang bertanggung jawab atas tata kelola, untuk memastikan bahwa operasi entitas
34 dijalankan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan, termasuk
35 kepatuhan terhadap ketentuan dalam peraturan perundang-undangan yang
36 menentukan angka dan pengungkapan yang dilaporkan dalam laporan keuangan
37 suatu entitas.
38
39 Tanggung Jawab Auditor
40
41 4. Ketentuan dalam SA ini didesain untuk membantu auditor dalam mengidentifikasi
42 kesalahan penyajian material dalam laporan keuangan yang disebabkan oleh
43 ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan. Namun, auditor tidak
44 bertanggung jawab untuk mencegah dan tidak dapat diharapkan untuk mendeteksi
45 ketidakpatuhan terhadap seluruh peraturan perundang-undangan.
1 SA 200 (Revisi 2021), “Tujuan Keseluruhan Auditor Independen dan Pelaksanaan Audit
Berdasarkan Standar Audit”, paragraf 5.
2 SA 200 (Revisi 2021), paragraf A53-A54.
1 Tujuan
2
3 11. Tujuan auditor adalah:
4 (a) Untuk memeroleh bukti audit yang cukup dan tepat mengenai kepatuhan
5 terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan yang secara umum
6 berdampak langsung terhadap penentuan angka dan pengungkapan material
7 dalam laporan keuangan;
8 (b) Untuk melaksanakan prosedur audit tertentu untuk membantu dalam
9 mengidentifikasi adanya ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-
10 undangan lain yang dapat berdampak material terhadap laporan keuangan;
11 dan
12 (c) Untuk merespons secara tepat adanya ketidakpatuhan yang diidentifikasi atau
13 diduga terjadi terhadap peraturan perundang-undangan yang diidentifikasi
14 selama pelaksanaan audit.
15
16 Definisi
17
18 12. Untuk tujuan SA ini, istilah berikut memiliki makna:
19 Ketidakpatuhan: Tindakan untuk mengabaikan atau melakukan sesuatu, baik yang
20 disengaja maupun tidak disengaja, yang dilakukan oleh entitas, atau oleh pihak yang
21 bertanggung jawab atas tata kelola, oleh manajemen, atau oleh individu lain yang
22 bekerja untuk atau di bawah arahan entitas, yang bertentangan dengan peraturan
23 perundang-undangan yang berlaku. Ketidakpatuhan tidak termasuk perilaku pribadi
24 yang tidak tepat yang tidak berkaitan dengan aktivitas bisnis entitas. (Ref: Para. A9-
25 A10)
26
27 Ketentuan
28
29 Pertimbangan Auditor atas Kepatuhan terhadap Peraturan Perundang-Undangan
30
31 13. Berdasarkan SA 315 (Revisi 2021),4 sebagai bagian dari pemerolehan pemahaman
32 entitas dan lingkungannya, auditor harus memeroleh suatu pemahaman umum
33 mengenai:
34 (a) Kerangka peraturan perundang-undangan yang berlaku bagi entitas dan
35 industri atau sektor yang di dalamnya entitas beroperasi; dan
36 (b) Bagaimana entitas mematuhi kerangka tersebut. (Ref: Para. A11)
37
38 14. Auditor harus memeroleh bukti audit yang cukup dan tepat mengenai kepatuhan
39 terhadap ketentuan dalam peraturan perundang-undangan yang secara umum
40 berdampak langsung terhadap penentuan angka dan pengungkapan material dalam
41 laporan keuangan. (Ref: Para. A12)
42
43 15. Auditor harus melaksanakan prosedur audit berikut ini untuk membantu dalam
44 mengidentifikasi adanya ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan
4 SA 315 (Revisi 2021), “Pengidentifikasian dan Penilaian Risiko Kesalahan Penyajian Material
Melalui Pemahaman atas Entitas dan Lingkungannya”, paragraf 11.
1 lain yang dapat berdampak material terhadap laporan keuangan: (Ref: Para. A13-
2 A14)
3 (a) Meminta keterangan kepada manajemen dan, jika relevan, kepada pihak yang
4 bertanggung jawab atas tata kelola, mengenai tingkat kepatuhan entitas
5 terhadap peraturan perundang-undangan tersebut; dan
6 (b) Menginspeksi korespondensi, jika relevan, dengan pihak berwenang yang
7 menerbitkan izin atau peraturan.
8
9 16. Selama proses audit, auditor harus tetap waspada terhadap adanya kemungkinan
10 bahwa melalui penerapan prosedur audit lain, ketidakpatuhan terhadap peraturan
11 perundang-undangan yang terjadi atau diduga terjadi dapat menjadi perhatian
12 auditor. (Ref: Para. A15)
13
14 17. Auditor harus meminta kepada manajemen dan, jika relevan, kepada pihak yang
15 bertanggung jawab atas tata kelola untuk memberikan representasi tertulis bahwa
16 telah mengungkapkan kepada auditor seluruh ketidakpatuhan atau dugaan
17 ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang diketahui, yang
18 dampaknya harus dipertimbangkan ketika penyusunan laporan keuangan. (Ref:
19 Para. A16)
20
21 18. Dalam kondisi tanpa adanya ketidakpatuhan yang diidentifikasi atau diduga terjadi,
22 auditor tidak diharuskan untuk melaksanakan prosedur audit mengenai kepatuhan
23 entitas terhadap peraturan perundang-undangan, selain yang dijelaskan dalam
24 paragraf 13-17.
25
26 Prosedur Audit Ketika Ketidakpatuhan Diidentifikasi atau Diduga Terjadi
27
28 19. Ketika auditor menyadari informasi mengenai adanya ketidakpatuhan atau dugaan
29 ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, auditor harus memeroleh:
30 (Ref: Para. A17-A18)
31 (a) Pemahaman atas sifat ketidakpatuhan dan kondisi terjadinya ketidakpatuhan;
32 dan
33 (b) Informasi lanjutan untuk mengevaluasi kemungkinan dampak terhadap laporan
34 keuangan. (Ref: Para. A19)
35
36 20. Ketika auditor menduga kemungkinan terjadi ketidakpatuhan, auditor harus
37 membahas hal tersebut, kecuali dilarang oleh peraturan perundang-undangan,
38 kepada manajemen pada level yang tepat dan, jika relevan, kepada pihak yang
39 bertanggung jawab atas tata kelola. Jika manajemen atau, jika relevan, pihak yang
40 bertanggung jawab atas tata kelola tidak dapat memberikan informasi memadai yang
41 mendukung bahwa entitas mematuhi peraturan perundang-undangan dan, menurut
42 pertimbangan auditor, dampak dugaan ketidakpatuhan tersebut material terhadap
43 laporan keuangan, maka auditor harus mempertimbangkan keputusan untuk
44 memeroleh advis hukum. (Ref: Para. A20-A22)
45
46 21. Ketika informasi yang cukup tentang dugaan adanya ketidakpatuhan tidak dapat
47 diperoleh, auditor harus mengevaluasi dampak tidak memadainya bukti audit yang
48 cukup dan tepat tersebut terhadap opini auditor.
1 22. Auditor harus mengevaluasi implikasi ketidakpatuhan yang diidentifikasi atau diduga
2 terjadi dalam kaitannya dengan aspek lain dalam audit, termasuk penilaian risiko
3 auditor dan keandalan representasi tertulis, serta mengambil tindakan yang tepat.
4 (Ref: Para. A23-A25)
5
6 Pengomunikasian dan Pelaporan atas Ketidakpatuhan yang Diidentifikasi atau Diduga
7 Terjadi
8
9 Pengomunikasian Ketidakpatuhan yang Diidentifikasi atau Diduga Terjadi kepada Pihak yang
10 Bertanggung Jawab atas Tata Kelola
11
12 23. Kecuali jika semua pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola ikut terlibat dalam
13 manajemen entitas, dan oleh karena itu mereka menyadari hal yang terkait dengan
14 ketidakpatuhan yang terjadi atau diduga terjadi yang sudah dikomunikasikan oleh
15 auditor,5 maka auditor harus mengomunikasikan, kecuali dilarang oleh peraturan
16 perundang-undangan, kepada pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola
17 mengenai hal yang berkaitan dengan ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-
18 undangan yang ditemukan auditor selama pelaksanaan audit, kecuali jika hal
19 tersebut secara jelas tidak penting.
20
21 24. Berdasarkan pertimbangan auditor, ketika ketidakpatuhan sebagaimana yang
22 dijelaskan dalam paragraf 23 dilakukan secara sengaja dan material, auditor harus
23 segera mengomunikasikan hal tersebut kepada pihak yang bertanggung jawab atas
24 tata kelola.
25
26 25. Ketika auditor menduga bahwa manajemen atau pihak yang bertanggung jawab atas
27 tata kelola terlibat dalam ketidakpatuhan, auditor harus mengomunikasikan hal
28 tersebut kepada pihak berwenang dalam entitas yang memiliki tingkat otoritas yang
29 lebih tinggi, jika ada, seperti komite audit atau dewan pengawas. Apabila pihak
30 dengan otoritas lebih tinggi tidak dimiliki oleh entitas, atau apabila auditor tidak yakin
31 bahwa komunikasi yang dilakukannya akan direspons atau auditor tidak yakin
32 kepada siapa ia harus melapor, maka auditor harus mempertimbangkan kebutuhan
33 untuk memeroleh advis hukum.
34
35 Implikasi Potensial atas Ketidakpatuhan yang Diidentifikasi atau Diduga Terjadi terhadap
36 Laporan Auditor (Ref: Para. A26-A27)
37
38 26. Ketika auditor menyimpulkan bahwa ketidakpatuhan yang diidentifikasi atau diduga
39 terjadi berdampak material terhadap laporan keuangan, dan belum tercermin secara
40 memadai dalam laporan keuangan, berdasarkan SA 705 (Revisi 2021), auditor dapat
41 menyatakan suatu opini wajar dengan pengecualian atau suatu opini tidak wajar atas
42 laporan keuangan tersebut.6
5 SA 260 (Revisi 2021),”Komunikasi kepada Pihak yang Bertanggung Jawab atas Tata Kelola”,
paragraf 13.
6 SA 705 (Revisi 2021), “Modifikasi terhadap Opini dalam Laporan Auditor Independen”, paragraf
7-8.
1 27. Ketika auditor dihalangi oleh manajemen atau pihak yang bertanggung jawab atas
2 tata kelola untuk memeroleh bukti audit yang cukup dan tepat dalam mengevaluasi
3 apakah ketidakpatuhan yang dapat berdampak material terhadap laporan keuangan
4 telah terjadi atau kemungkinan telah terjadi, auditor harus menyatakan opini wajar
5 dengan pengecualian atau opini tidak menyatakan pendapat atas laporan keuangan
6 dengan basis untuk opini karena terdapat pembatasan ruang lingkup audit,
7 berdasarkan SA 705 (Revisi 2021).7
8
9 28. Ketika auditor tidak dapat menentukan adanya ketidakpatuhan karena keterbatasan
10 kondisi dan bukan karena pembatasan ruang lingkup oleh manajemen atau pihak
11 yang bertanggung jawab atas tata kelola, auditor harus mengevaluasi dampak
12 keterbatasan ini terhadap opini auditor, berdasarkan SA 705 (Revisi 2021).
13
14 Pelaporan atas Ketidakpatuhan yang Diidentifikasi atau Diduga Terjadi kepada Otoritas yang
15 Tepat di Luar Entitas
16
17 29. Ketika auditor mengidentifikasi atau menduga adanya ketidakpatuhan terhadap
18 peraturan perundang-undangan, auditor harus menentukan apakah peraturan
19 perundang-undangan atau ketentuan etika yang relevan: (Ref: Para. A28-A34)
20 (a) Mengharuskan auditor untuk melaporkan kepada otoritas yang tepat di luar
21 entitas.
22 (b) Menetapkan tanggung jawab pelaporan kepada otoritas yang tepat di luar
23 entitas adalah tepat sesuai dengan kondisinya.
24
25 Dokumentasi
26
27 30. Auditor harus mencantumkan ke dalam dokumentasi audit8 mengenai
28 ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang diidentifikasi atau
29 diduga terjadi dan: (Ref: Para. A35-A36)
30 (a) Prosedur audit yang dilaksanakan, pertimbangan profesional signifikan yang
31 diterapkan, dan kesimpulan yang diperoleh; dan
32 (b) Diskusi mengenai hal-hal signifikan terkait ketidakpatuhan kepada manajemen,
33 pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola, dan pihak lainnya, termasuk
34 bagaimana manajemen dan, jika relevan, pihak yang bertanggung jawab atas
35 tata kelola telah merespons hal tersebut.
36
37 ***
38
39
40
41
42
43
44
45
9 SA 700 (Revisi 2021), “Perumusan Suatu Opini dan Pelaporan atas Laporan Keuangan”,
paragraf 43.
10 SA 800 (Revisi 2021), “Pertimbangan Khusus – Audit atas Laporan Keuangan yang Disusun
Sesuai dengan Kerangka Bertujuan Khusus”, paragraf 11.
11 Dikosongkan.
1 A18. Hal-hal di bawah ini dapat memberikan indikasi kepada auditor tentang adanya
2 ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan:
3 Investigasi yang dilakukan oleh organisasi dan instansi pemerintah atau
4 pembayaran denda atau sanksi.
5 Pembayaran untuk jasa yang tidak dapat dijelaskan atau pinjaman kepada
6 konsultan, pihak berelasi, pegawai, atau pegawai pemerintah.
7 Komisi penjualan atau biaya agen yang jumlahnya melebihi jumlah yang biasa
8 dibayarkan oleh entitas atau industri yang sejenis dengan entitas atau jasa
9 yang sesungguhnya diterima oleh entitas.
10 Pembelian pada harga yang secara signifikan berada di atas atau di bawah
11 harga pasar.
12 Pembayaran tidak biasa secara tunai, pembelian dengan menggunakan
13 cashiers’ cheques yang dibayarkan kepada pemegang cek atau transfer ke
14 nomor rekening bank tanpa menyebutkan nama pemilik rekening.
15 Transaksi yang tidak biasa dengan perusahaan yang terdaftar di negara-
16 negara bebas pajak.
17 Pembayaran barang atau jasa yang ditujukan ke negara yang bukan
18 merupakan negara asal barang atau jasa tersebut.
19 Pembayaran tanpa adanya dokumentasi pengendalian pertukaran yang
20 semestinya.
21 Adanya sistem informasi yang gagal, apakah karena desainnya atau karena
22 ketidaksengajaan, untuk menyediakan suatu jejak audit (audit trail) yang
23 memadai atau bukti yang cukup.
24 Transaksi yang tidak diotorisasi atau transaksi yang tidak dicatat secara tepat.
25 Komentar negatif di media.
26
27 Hal yang Relevan terhadap Evaluasi Auditor (Ref: Para. 19(b))
28
29 A19. Hal yang relevan terhadap evaluasi auditor tentang kemungkinan dampak terhadap
30 laporan keuangan mencakup:
31 Konsekuensi keuangan yang potensial terhadap laporan keuangan karena
32 adanya ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang
33 diidentifikasi atau diduga terjadi, termasuk, sebagai contoh, denda, sanksi,
34 kerusakan, ancaman pengalihan aset, penghentian operasi secara paksa, dan
35 litigasi.
36 Apakah konsekuensi keuangan yang potensial tersebut memerlukan
37 pengungkapan.
38 Apakah konsekuensi keuangan yang potensial adalah sangat serius sehingga
39 mengakibatkan munculnya pertanyaan tentang penyajian wajar laporan
40 keuangan, atau kemungkinan akan membuat laporan keuangan tersebut
41 menyesatkan.
42
43 Prosedur Audit dan Pengomunikasian Ketidakpatuhan yang Diidentifikasi atau Diduga Terjadi
44 kepada Manajemen dan Pihak yang Bertanggung Jawab atas Tata Kelola (Ref: Para. 20)
45
46 A20. Auditor diharuskan untuk membahas dugaan ketidakpatuhan kepada manajemen
47 pada level yang tepat dan, jika relevan, pihak yang bertanggung jawab atas tata
1 kelola yang kemungkinan dapat memberikan bukti audit tambahan. Sebagai contoh,
2 auditor dapat mengonfirmasi bahwa manajemen dan, jika relevan, pihak yang
3 bertanggung jawab atas tata kelola memiliki pemahaman yang sama tentang fakta
4 dan peristiwa yang relevan atas transaksi atau peristiwa yang mengakibatkan
5 terjadinya dugaan ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan.
6
7 A21. Namun, peraturan perundang-undangan dapat membatasi komunikasi auditor
8 kepada manajemen dan pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola atas hal-hal
9 tertentu. Peraturan perundang-undangan dapat secara khusus melarang
10 komunikasi, atau tindakan lain, yang dapat mengganggu investigasi oleh otoritas
11 yang tepat atas tindakan ilegal yang terjadi atau diduga terjadi, termasuk
12 memperingatkan entitas, sebagai contoh, ketika auditor diharuskan untuk
13 melaporkan ketidakpatuhan yang diidentifikasi atau diduga terjadi kepada otoritas
14 yang tepat berdasarkan peraturan perundang-undangan tentang pencegahan dan
15 pemberantasan tindak pidana pencucian uang. Dalam kondisi tersebut, hal yang
16 dipertimbangkan oleh auditor mungkin kompleks dan auditor dapat
17 mempertimbangkan untuk memeroleh advis hukum.
18
19 A22. Ketika manajemen atau, jika relevan, pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola
20 tidak dapat memberikan informasi yang cukup kepada auditor tentang kepatuhan
21 entitas terhadap peraturan perundang-undangan, auditor dapat mempertimbangkan
22 untuk berkonsultasi dengan penasihat hukum internal atau eksternal entitas tentang
23 penerapan peraturan perundang-undangan pada kondisi tersebut, termasuk
24 kemungkinan kecurangan, dan kemungkinan dampak terhadap laporan keuangan.
25 Ketika dipandang tidak tepat untuk berkonsultasi dengan penasihat hukum entitas
26 atau ketika auditor tidak yakin dengan pendapat hukum dari penasihat hukum
27 tersebut, auditor dapat mempertimbangkan untuk berkonsultasi berdasarkan suatu
28 basis kerahasiaan dengan pihak lain di dalam KAP, jaringan KAP, badan profesional,
29 atau penasihat hukum auditor atas kemungkinan terjadinya pelanggaran terhadap
30 peraturan perundang-undangan, termasuk kemungkinan terjadinya kecurangan,
31 konsekuensi hukum yang dapat terjadi, dan tindakan lanjutan, jika relevan, yang
32 dapat dilakukan oleh auditor.
33
34 Pengevaluasian Implikasi Ketidakpatuhan yang Diidentifikasi atau Diduga Terjadi (Ref: Para.
35 22)
36
37 A23. Sebagaimana yang diharuskan dalam paragraf 22, auditor mengevaluasi implikasi
38 ketidakpatuhan yang diidentifikasi atau diduga terjadi dalam kaitannya dengan aspek
39 lain dalam audit, termasuk penilaian risiko auditor dan keandalan representasi
40 tertulis. Implikasi ketidakpatuhan tertentu yang diidentifikasi atau diduga terjadi akan
41 bergantung pada hubungan antara perbuatan dan penyembunyian perbuatan
42 tersebut, jika relevan, terhadap aktivitas pengendalian spesifik dan tingkat
43 manajemen atau individu yang bekerja untuk, atau di bawah arahan, entitas yang
44 terlibat, terutama implikasi yang muncul dari keterlibatan pejabat berwenang tertinggi
45 dalam entitas tersebut. Sebagaimana tercantum dalam paragraf 9, kepatuhan auditor
46 terhadap peraturan perundang-undangan atau ketentuan etika yang relevan dapat
47 memberikan informasi lanjutan yang relevan dengan tanggung jawab auditor
48 berdasarkan paragraf 22.
1 A24. Contoh kondisi yang dapat menyebabkan auditor perlu mengevaluasi implikasi
2 ketidakpatuhan yang diidentifikasi atau diduga terjadi terhadap keandalan
3 representasi tertulis yang diterima dari manajemen dan, jika relevan, pihak yang
4 bertanggung jawab atas tata kelola, mencakup ketika:
5 Auditor menduga atau memiliki bukti keterlibatan atau keterlibatan yang
6 disengaja dari manajemen dan, jika relevan, pihak yang bertanggung jawab
7 atas tata kelola dalam setiap ketidakpatuhan yang diidentifikasi atau diduga
8 terjadi.
9 Auditor menyadari bahwa manajemen dan, jika relevan, pihak yang
10 bertanggung jawab atas tata kelola memiliki pengetahuan atas ketidakpatuhan
11 tersebut dan, bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan,
12 belum melaporkan, atau melaporkan secara resmi, hal tersebut kepada otoritas
13 yang tepat dalam suatu periode yang wajar.
14
15 A25. Dalam kondisi tertentu auditor dapat mempertimbangkan penarikan diri dari
16 perikatan, jika diperkenankan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku,
17 sebagai contoh, apabila manajemen atau pihak yang bertanggung jawab atas tata
18 kelola tidak melakukan tindakan perbaikan yang dianggap tepat oleh auditor sesuai
19 dengan kondisinya atau ketidakpatuhan yang diidentifikasi atau diduga terjadi
20 menimbulkan pertanyaan terkait integritas manajemen atau pihak yang bertanggung
21 jawab atas tata kelola, meskipun ketika ketidakpatuhan tersebut tidak berdampak
22 material terhadap laporan keuangan. Auditor dapat mempertimbangkan untuk
23 memeroleh advis hukum untuk menentukan apakah penarikan diri dari perikatan
24 adalah tepat. Ketika auditor menentukan bahwa penarikan diri dari perikatan adalah
25 tepat, hal tersebut tidak akan menggantikan kepatuhan terhadap tanggung jawab lain
26 berdasarkan peraturan perundang-undangan atau ketentuan etika yang relevan
27 untuk merespons ketidakpatuhan yang diidentifikasi atau diduga terjadi. Selanjutnya,
28 paragraf A9 dari SA 220 (Revisi 2021)14 menunjukkan bahwa beberapa ketentuan
29 etika mengharuskan auditor pendahulu, atas permintaan auditor pengganti yang
30 diusulkan, untuk memberikan informasi mengenai ketidakpatuhan terhadap
31 peraturan perundang-undangan kepada auditor pengganti.
32
33 Pengomunikasian dan Pelaporan atas Ketidakpatuhan yang Diidentifikasi atau Diduga
34 Terjadi
35
36 Implikasi Potensial atas Ketidakpatuhan yang Diidentifikasi atau Diduga Terjadi terhadap
37 Laporan Auditor (Ref: Para. 26-28)
38
39 A26. Ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang diidentifikasi atau
40 diduga terjadi dikomunikasikan dalam laporan auditor ketika auditor memodifikasi
41 opini berdasarkan paragraf 26-28. Dalam kondisi tertentu lainnya, auditor dapat
42 mengomunikasikan ketidakpatuhan yang diidentifikasi atau diduga terjadi dalam
43 laporan auditor, sebagai contoh:
44 Ketika auditor memiliki tanggung jawab pelaporan lain, selain tanggung jawab
45 auditor berdasarkan SA, sebagaimana dimaksud dalam paragraf 43 SA 700
46 (Revisi 2021);
14 SA 220 (Revisi 2021), “Pengendalian Mutu untuk Audit atas Laporan Keuangan”.
15 SA 701 (2021), “Pengomunikasian Hal Audit Utama dalam Laporan Auditor Independen”.
16 SA 706 (Revisi 2021), “Paragraf Penekanan Suatu Hal dan Paragraf Hal Lain dalam Laporan
Auditor Independen”.
17 Dikosongkan.
18 Dikosongkan.
19 Dikosongkan.