Anda di halaman 1dari 4

KELOMPOK 3 – AMDAL INDUSTRI

A. JURNAL NASIONAL
Analisis Dampak Lingkungan Aktivitas Produksi Industri Gula Bagi Kesehatan
Masyarakat Di Desa Tirtonirmolo Kabupaten Bantul Daerah Istimewa
Yogyakarta (Studi Kasus PT Madubaru PG-PS Madukismo)
1. Masalah
Dampak pada limbah yang berupa wabah penyakit, dapat menyerang
penduduk di sekitar lingkungan industri khususnya di Kabupaten Bantul.
Kehadiran limbah mudah menimbulkan dampak negatif bagi manusia maupun
pada lingkungan, menyebabkan timbulnya berbagai macam penyakit seperti
acute upper respiratory infection unspecified yang merupakan infeksi saluran
pernafasan. Penyakit ini dapat berakibat apabila aktivitas produksi industri
menimbulkan debu pada cerobong asap pabrik. Selain itu, dermatitis yang
merupakan penyakit kulit yaitu peradangan pada kulit yang menyebabkan kulit
memerah dan gatal apabila terkontaminasi air buangan limbah.
Aktivitas industri yang dilakukan PG-PS Madukismo menimbulkan
dampak lingkungan antara lain, tercemarnya daerah aliran sungai Kabupaten
Bantul yang mana daerah aliran sungai tersebut ketika digunakan oleh
masyarakat dapat mengganggu kesehatan pada masyarakat. Hal tersebut juga
menimbulkan adanya berbagai macam penyakit yang menyerang penduduk
khususnya di Desa Tirtonirmolo Kabupaten Bantul. Kemudian kurangnya
koordinasi internal dan eksternal dalam menjalankan kegiatan program
perusahaan sebagai upaya keseriusan dalam mengurangi dan menangani
dampak limbah aktivitas industri.
2. Melakukan Apa?
Mengadakan salah satu teknologi Instalasi Pengelolaan Limbah Cair
(IPAL). Di mana IPAL merupakan sebuah teknologi pengolahan limbah cair
dari industri sebagai alat untuk menghilangkan atau mensterilkan cemaran dari
hasil limbah sampai memenuhi baku mutu lingkungan sebelum kemudian
dibuang. Belum dilaksanakan, maka diperlukannya regulasi serta jalur
koordinasi yang kuat pada pihak PT Madubaru untuk memperhatikan setiap
limbah yang dihasilkan agar dapat dinetralisir sebelum dibuang ke lingkungan.

1
Manajemen lingkungan dampak aktivitas produksi industri lebih sering
dilakukan oleh divisi pengelolaan limbah dan lingkungan di bawah naungan
divisi pabrikasi. Adanya program kemitraan Bina Lingkungan dapat
menyalurkan bantuan dan perusahaan melakukan evaluasi sebagai bentuk
pertanggungjawaban pihak eksternal.
3. Hasil
Angka tertinggi pasien, keluhan sakit paling sering dialami oleh
penduduk Desa Tirtonirmolo yang merupakan salah satu desa rentan terkena
dampak limbah aktivitas produksi dari Madukismo. Timbulnya berbagai
macam penyakit, seperti Penyakit Dermatitis dan Penyakit Acute Upper
Respiratory Infection Unspecified. Data ini diperoleh dari jumlah kunjungan
Puskesmasn Kasihan II Kabupaten Bantul 2019. Dari masalah tersebut,
Perusahaan telah membut program kemitraan Bina Lingkungan (PKBL), di
mana program ini telah melakukan penyaluran bantuan dan perusahaan telah
melakukan evaluasi sebagai bentuk pertanggungjawaban terhadap masyarakat
sekitar.
4. Analisis Kelompok
Adanya arahan dari kebijakan regulasi yang wajib diikuti oleh
perusahaan sebagai upaya untuk membangun relasi kembali seperti saling
bertukar informasi terkait perkembangan kasus maupun feedback atas arahan
baik dari pemerintah maupun daerah setempat. Dengan begitu, kasus ekologi
sosial dapat berangsur mendingin dan stakeholders dapat sama-sama
menjalankan peran dan fungsinya seperti sedia kala. Dalam tahap ini sudah ada
kebijakan yang diberikan oleh Pemerintah (Dinas Lingkungan Hidup) untuk
ditaati oleh perusahaan guna menstabilkan keadaan pasca kasus yang pernah
terjadi di lingkungan masyarakat. Perusahaan harus mampu push apa saja
informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat dalam tahap pendinginan berupa
pengoptimalan bantuan seperti PKBL yang menekankan pentingnya program
bantuan perusahaan dalam berbagai keadaan sebagai upaya penjalinan mitra
perusahaan dengan masyarakat. Pada aspek pemerintah diperlukan regulasi
serta jalur koordinasi yang kuat pada pihak PT Madubaru untuk memperhatikan
setiap limbah yang dihasilkan agar bisa dinetralisir sebelum dibuang ke
lingkungan.

2
B. JURNAL INTERNASIONAL

A Comparative Study on the Environment Impact Assesment of industrial projects


in Malaysia

1. Masalah
Berbagai masalalah teknik muncul melalui kegiatan konstruksi, yang
mempengaruhi lingkungan, seperti gas berbahaya, kebisingan, debu, lmbah
padat dan cair (Chen et al. 2000). Menurut altoryman 2014, banyak proyek
kontruksi yang mengalami salah urus meskipun ada perbaikan terus menerus
dibidang manajemen risiko proyek. Secara umum, kurangna penerapan metode
manajemen risiko standar industri kontruksi telah menyebabkan proyek
kontruksi mengalami kinerja yang buruk dan akbatnya memberikan dampak
negatif pada lingkungan.
2. Melakukan apa?
Melakukan perbandingan antara proyek samur dengan proyek lamp dan
mengatur tingginya dampak dari masing-masing proyek.
3. Hasil
Hasil penelitian mnunjukkan bahwa polusi tanah dan emisi gas rumah
kaca menjadi perhatian utama bagi responden yang tinggi didaeah sekitarnya.
Hasil ini dapat mnjadi dasar yang berguna untuk mengembangkan alat
penilaiian untuk membantu praktisi kontruks meningkatkan kinerja lingkungan
dilokasi mereka. Lebih lanjut lagi memahami mempetimbangkan langkah-
langkah untuk mengurangi dampak tersebut, yang dapat mengarah pada kinerja
dan pengelolaan brkelanjutan yang berhasil.
4. Analisis Kelompok
Menurut kami, penelitian ini memiliki masalah utama yaitu karena
adanya imigrasi orang dari desa kekota. Pekerja demkian meningkatkan
manusia sehingga meningkatkan proyek pembangunan untuk meningkatkan
kualitas hidup manusia. Sehingga hal tersebut dapat menimbulkan beberpa
dampak lingkungan. Dikarenakan Aktivitas manusia yang paling besar
menyumbang emisi gas rumah kaca adalah aktivitas industri. Perusahaan
sebagai pelaku ekonomi yang menjalankan aktivitas industri memiliki peluang
besar menghasilkan emisi gas rumah kaca.

3
Saran dari kelomok kami, masyarakat yang melakukan imigrasi agar
melakukan efisiensi energi seperti mengurangi penggunaan listrik, kendaraan,
kertas dan plastik. Dari masyarakat penjagaan alam seperti melakukan
penghijauan dilahan yang kosong/ disekitar pemukiman. Di dalam Undang
Undang No 32 tahun 2009 tentang pelindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup pasal 63 ayat 1 disebutkan bahwasannya pemerintah juga berupaya
mengoordinasikan dan melaksanakan pengendalian pencemaran dan/ atau
kerusakan lingkungan hidup, kemudian juga menetapkan dan melaksanakan
kebijakan mengenai pengendalian dampak perubahan iklim dan perlindungan
lapisan ozon.

Anda mungkin juga menyukai