Anda di halaman 1dari 53

PENINJAUAN PROSES PENGOLAHAN HASIL

PRODUKSI DI PT. PETROCHINA INTENATIONAL


JABUNG Ltd.

LAPORAN KERJA PRAKTIK

Oleh:
Dwi Yuni Rahayu
101316106

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN


FAKULTAS TEKNOLOGI EKSPLORASI DAN PRODUKSI
UNIVERSITAS PERTAMINA
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya senantiasa
tercurah kepada kita sehingga dapat terselesaikannya penulisan laporan kerja praktek ini.

Penyusunan laporan kerja praktek ini ditujukan untuk memenuhi salah satu syarat kurikulum dari
Program Studi Teknik Perminyakan, Fakultas Teknologi Eksplorasi dan Produksi, Universitas Pertamina.
Dari pelaksanaan kerja praktek ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan pengalaman lapangan
sebagai aplikasi dari ilmu yang diperoleh saat kuliah.

Pada penyusunan laporan kerja praktek ini Penulis mendapat banyak bantuan dan dukungan dari berbagai
pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Tuhan Yang Maha Esa.


2. Orang tua, kakak, adik, serta keluarga besar penulis yang selalu memberi restu dan doanya.
3. Bapak Drs. Astra Agus Pramana, sebagai Ketua Program Studi Teknik Perminyakan Universitas
Pertamina.
4. Bapak Raka Sudira Wardana, selaku dosen wali penulis.
5. Bapak Iwan Setya Budi, selaku dosen pembimbing penulis dalam penyelesaian Kerja Praktik.
6. Bapak Jufri Kurniawan yang telah memberi banyak bantuan selama kegiatan Kerja Praktik.
7. Bapak Abdullah Syarofi, Bapak Irwansyah, Bapak Herry, dan Bapak Miming selaku pihak
training.
8. Bapak Siswanto, selaku Field Engineering Superintendent.
9. Bapak Putu, Bapak Selo Handoyo, Mas Almerio, dan Mas Rifky R selaku Production Engineer
dan pembimbing selama kegiatan Kerja Praktik.
10. Seluruh Crew CPS, NGF, Laboratorium NGF dan BGP, serta semua pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan laporan ini.

Penulis menyadari dalam penyusunan laporan kerja praktek ini masih terdapat banyak kekurangan, oleh
karena itu penulis bersedia menerima kritik dan saran secara terbuka.
Akhir kata, penulis berharap laporan kerja praktek ini dapat memberi manfaat untuk siapa pun yang
memerlukannya.

Jambi, 29 Juni 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ i


DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ............................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1


1.1 Latar Belakang .......................................................................... 1
1.2 Tujuan Kerja Praktik ................................................................. 1
1.3 Penjelasan Singkat Kerja Praktik ............................................... 2
1.4 Waktu dan Tempat Pelaksanaan ............................................... 2
1.5 Ruang Lingkup Kajian .............................................................. 3

BAB II PROFIL PERUSAHAAN ................................................................. 5


2.1 Sejarah Perusahaan .................................................................... 5
2.2 Struktur Organisasi .................................................................... 5
2.3 Daerah Operasi........................................................................... 9
2.4 Produk Yang Dihasilkan ............................................................ 11
2.4.1 Parameter Spesifikasi Produk ........................................... 12
2.5 Penjelasan Penempatan Kerja Praktik ....................................... 13

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK ............................................ 15


3.1 Kegiatan Yang Dilakukan .......................................................... 15
3.2 Tugas Yang Diberikan ............................................................... 16
3.2.1 Contoh Soal ....................................................................... 17
3.2.2 Penyelesaian ...................................................................... 18
3.2.3 Evaluasi ............................................................................. 22

BAB IV HASIL KERJA PRAKTIK .............................................................. 23

ii
BAB V TINJAUAN TEORITIS ................................................................... 33
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 35
6.1 Kesimpulan ................................................................................... 35
6.2 Saran ............................................................................................. 35

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………... 37
LAMPIRAN…………………………………………………………………….. 39

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Perusahaan ...................................................................... 6


Gambar 2.2 Daerah Operasi Blok Jabung, Jambi .............................................................. 9
Gambar 2.3 Denah Plant PetroChina International Jabung Ltd ................................... 10
Gambar 2.3 Rata-rata Produksi Blok Jabung ...................................................................... 12
Gambar 3.3 Pembacaan aliran gas di salah satu sumur oleh Field Crew ................... 15
Gambar 3.4 Salah satu sumur yang ada di Blok Jabung .................................................. 15
Gambar 3.3 Salah satu kegiatan saat kunjungan ke Rig .................................................. 16
Gambar 3.4 Ketentuan Nilai Basic Factor ........................................................................... 20
Gambar 4.1 CPS Process Flow Diagram ……………………………………. 25
Gambar 4. 2 Hamilton Plant Process Flow Diagram ………………………. 26
Gambar 4.3 JT Plant Process Flow Diagram ………………………………. 26
Gambar 4.4 NGF Process Flow Diagram …………………………………… 27
Gambar 4.5 BGP Process Flow Diagram …………………………………… 29
Gambar 4.6 Gas Gravitometer ………………………………………………. 30

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Jumlah Sumur pada wilayah Jabung ................................................................... 11


Tabel 2.2 Spesifikasi Sales Gas ............................................................................................... 12
Tabel 3.1 Nilai Pembacaan Orrifice di Barton Chart......................................................... 18
Tabel 3.2 Range Parameter Orrifice ....................................................................................... 18
Tabel 3.3 Nilai Parameter Orrifice yang telah dilakukan perhitungan ......................... 19
Tabel 3.4 Nilai Ekstensi Tekanan, Factor Base, Factor Gradient, Factor
Temperature, Constanta, dan Aliran gas ................................................................................ 21

v
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan ilmu dan teknologi pada zaman ini diiringi dengan terjadinya peningkatan pula
terhadap penggunaan energi yang kemudian menjadikan penuntutan akan pemenuhan kebutuhan energi
terutama yang berupa minyak dan gas bumi. Untuk itulah diperlukan sumber daya manusia yang terampil dan
professional dalam bidang ini. Sehingga diperlukan pula peran perguruan tinggi yang merupakan lembaga
pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat untuk dapat mencetak generasi yang handal.

Program Studi Teknik Perminyakan merupakan salah satu program studi yang ada di Universitas
Pertamina yang menuntut mahasiswa Teknik Perminyakan untuk dapat memahami aplikasi dari teori-
teori yang telah dipelajari dan dapat mengetahui perkembangan teknologi perminyakan pada setiap aspek
yaitu aspek reservoir, aspek pengeboran, maupun aspek produksi. Ketiga aspek ini memiliki peran yang
penting dalam industri perminyakan. Untuk itu, pemahaman teori yang telah diberikan harus
diseimbangkan guna meningkatkan wawasan keilmuan perminyakan yang dapat menunjang bagi
mahasiswa dengan praktik kerja di dunia industri dalam kegiatan kerja praktik.

Kegiatan Praktik Kerja Lapangan/ Kerja Praktik merupakan salah satu bentuk kegiatan yang
memberikan kesempatan dan pengalaman bagi mahasiswa untuk mengabdikan ilmu dan praktek yang
telah diperoleh di kampus untuk dapat berpartisipasi secara langsung dengan tugas di instansi atau
lembaga dan dapat menerapkan pengetahuan teknis yang telah diperoleh selama kuliah dengan materi
baru yang diberikan oleh pembimbing kerja praktik. Salah satu industri bidang minyak dan gas adalah
Perusahaan PT. PetroChina International yang memiliki reputasi serta manajemen operasi yang bagus,
dimana dalam hal ini penulis melakukan kerja praktik di PT. PetroChina International Jabung Ltd yang
telah banyak memberi kontribusi dalam produksi minyak dan gas di Provinsi Jambi.

Pada kerja praktik kali ini, penyusunan laporan kerja praktik akan membahas mengenai
keseluruhan proses pemisahan dan pengolahan hasil produksi menjadi sebuah produk yang siap jual dari
PT. PetroChina International Jabung Ltd. Oleh karena itu, laporan ini dibuat sebagai bukti bahwa
mahasiswa yang bersangkutan telah melaksanakan kerja praktik.

1.2 Tujuan Kerja Praktik

Kegiatan kerja Praktik ini merupakan salah satu mata kuliah yang terdapat di Universitas Pertamina.
Kerja Praktik ini bertujuan agar mahasiswa dapat mengetahui dunia kerja secara langsung dan mampu
menghubungkan antara teori di perkuliahan dengan aplikasi dunia nyata.

1
Adapun tujuan dari kerja praktek ini terbagi menjadi dua, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.
Tujuan umum dari pelaksanaan kerja praktek adalah :

1. Sebagai persiapan mahasiswa sebelum terjun ke dunia profesi setelah lulus, dengan dapat
mengenali budaya organisasi serta mempelajari sistem yang berlaku di suatu organisasi atau
instansi.
2. Melatih mahasiswa dalam proses pemecahan masalah dan menjadi bagian dari tim yang
menangani masalah serta memberi kontribusi pengetahuan dalam tim tersebut.

Tujuan khusus dari pelaksaan kerja praktek adalah:

1. Mempelajari dan memahami berbagai macam proses atau metode penanganan dalam industri
perminyakan.

1.3 Penjelasan Singkat Kerja Praktik

Kerja Praktik merupakan suatu penerapan teori yang telah diperoleh dalam perkuliahan berbentuk
pengamatan terhadap praktik kerja di industri, instansi maupun laboratorium dengan kata lain kegiatan
yang dilaksanakan oleh mahasiswa berupa magang atau observasi di perusahaan atau instansi secara
terbimbing dan terpadu. Kerja praktik yang dilakukan ialah berguna untuk mewujudkan tujuan-tujuan
yang sudah di jelaskan pada sub-bab sebelumnya. Pada kesempatan kali ini penulis mendapatkan
kesempatan untuk kerja praktik di salah satu perusahaan minyak yang sukses di Indonesia, yang profil
perusahaannya akan dijelaskan secara rinci pada bab tinjauan perusahaan. Kerja praktik dilakukan
selama kurang lebih satu bulan selama bulan Juni 2019 dan ditempatkan di Production Engineering
Department, PT. Petrochina International Jabung Ltd. yang dimentori oleh Bapak Almerio Soriono dan
Bapak Selo Handoyo.

1.4 Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Berdasakran surat keputusan No: 027/PCJL-JMB/19 tertanggal 9 Januari 2019 yang dikeluarkan
oleh PT. PetroChina International Jabung Ltd. penulis berkesempatan untuk melaksanakan kegiatan
kerja praktik di perusahaan PT. PetroChina International Jabung Ltd. mulai tanggal 1 – 30 Juni 2019.

2
1.5 Ruang Lingkup Kajian

Kegiatan Kerja Praktik yang penulis laksanakan meliputi peninjauan proses pengolahan migas pada
Blok Jabung yang terdiri dari beberapa plant yaitu :

a. Central Processing Station (CPS)


b. Hamilton Plant dan JT Plant
c. North Geragai Fractination (NGF)
d. Betara Gas Plant (BGP)

3
4
BAB II

PROFIL PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Perusahaan

Petrochina International Ltd merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang minyak
dan gas yang memulai sejarah eksplorasi dan produksi migas di Indonesia pada Oktober 1970. Hal ini
ditandai dengan ditandatanganinya Production Sharing Contract (PSC) antara PetroChina yang saat itu
bernama Santa Fe Energy Resources, dengan Pertamina sebagai Trend Indonesia. Kemudian pada tahun
1983, manajemen Santa Fe Energy Resource Inc. menandatangani kontrak kerja sama dengan Petromer
Trend Corporation, yang kemudian kedua perusahaan ini bersama dengan Anadarko Indonesia Company
menandatangani PSC dengan Pertamina pada bulan Februari 1993 untuk melakukan kegiatan eksplorasi dan
produksi migas di wilayah blok Jabung, Jambi.

Perusahaan ini kemudian berganti nama menjadi Santa Fe Energy Resource Jabung Ltd. dan
melakukan kegiatan pengembangan lapangan bersama Anardako Indonesia Companies dan Kerr
McGee Sumatera Ltd. di wilayah North Geragai. Kegiatan pengembangan lapangan di North Geragai
ini dilakukan dengan di bawah pengoperasian Santa Fe Energy Resource Jabung Ltd. Pada akhir tahun
1997, hasil minyak dari sumur produksi di lapangan North Geragai mulai diolah dan kemudian
dialirkan ke CPS (Central Processing Station). Sementara gas yang dihasilkan digunakan untuk gas
lift, diolah kembali menjadi LPG (Liquified Petroleum Gas), bahan bakar Power Plant, dan sebagian
dibakar di flare.

Pada tahun 2001, perusahaan ini mengalami pergantian nama kembali menjadi Devon Energy
Ltd. hingga akhirnya menjadi PetroChina International Companies in Indonesia pada bulan Juli 2002
dengan salah satu cabangnya ialah PetroChina International Jabung Ltd. yang beroperasi di wilayah
Jabung, Provinsi Jambi.

2.2 Struktur Organisasi

Pada setiap wilayah operasi, penanggung jawab utama kegiatan dilapangan dipegang oleh Field
Manager. Dalam melaksanakan tugasnya Field Manager dibantu oleh para Superintendent yang
membawahi para Supervisor (Division) dimana dalam melaksanakan tugasnya, Supervisor dibantu oleh
para karyawan PetroChina International Jabung Ltd.

5
Secara umum, skema organisasi tersebut dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Perusahaan

Berikut adalah beberapa rincian tugas dan tanggung jawab dari beberapa departemen tersebut.
a) Field Manager
Beberapa rincian tugas dari Field Manager adalah :
• Merencanakan, menerapkan, merealisasikan, mengevaluasi Rencana Kerja (RK) secara efektif
untuk mendukung pencapaian sasaran yang telah ditetapkan.
• Mengkoordinir kegiatan engineering untuk optimalisasi produksi migas agar mencapai sasaran
produksi yang telah ditetapkan.
• Mengkoordinir dan mengendalikan operasi produksi, pengelolaan fasilitas produksi, operasi
penyaluran migas serta mengusahakan kuantitas dan kualitas migas sesuai dengan permintaan
konsumen.
• Mengkoordinir optimalisasi peralatan Work Over, Well Service dan penyediaan peralatan
lifting smigas.

6
b) Field Admin Department
Beberapa rincian tugas dari Field Admin Department adalah :

• Membuat laporan kepada field manager.

• Mengatur kelancaran tugas-tugas yang bersifat administratif serta bertanggung jawab atas
kelancaran komunikasi/korespondensi antar bagian terkait.

• Mengatur surat-surat yang masuk dan keluar dan membagikannya sesuai dengan distribusi di
departemennya.

• Membantu menyiapkan dokumen pendukung untuk keperluan tender.

• Mengatur serta mempersiapkan ruangan untuk meeting, training dan lain-lain.

c) HSE (Health, Safety, & Environment) Department


Beberapa rincian tugas dari HSE Department adalah :

• Mengendalikan serta menjalankan fungsi HSE di perusahaan serta bertanggung jawab dalam
menciptakan situasi dan kondisi HSE yang nyaman bagi pekerja.

• Melakukan monitoring terhadap fungsi HSE di perusahaan.

• Menindaklanjuti penemuan kasus HSE di perusahaan.

d) Logistic Department
Beberapa rincian tugas dari Logistic Department adalah :

• Monitor inventory / persediaan.

• Monitor space warehouse.

e) Production Department
Beberapa rincian tugas dari Production Department adalah :

• Melakukan proses produksi.

• Melakukan pengecekan apakah hasil produksi sudah sesuai dengan standar kualitas.
7
f) BGP Operations Department
Beberapa rincian tugas dari BGP Operations Department adalah :

• Memastikan implementasi peraturan dan prosedur (SOP) terkait dengan operasional secara
benar di lapangan.

• Bertanggung jawab terhadap hasil kerja aktivitas/operasional harian di lapangan.

• Mengoperasikan unit-unit yang ada di plant agar bahan baku yang berasal dari sumur gas dapat
diolah menjadi produk yang sesuai dengan spesifikasi.

g) Maintenance Department
Beberapa rincian tugas dari Maintenance Department adalah :

• Memikirkan cara-cara melakukan maintenance yang lebih baik.

• Membakukan tata cara kerja maintenance pada kasus-kasus tertentu dan disepakati bersama.

• Melakukan pekerjaan-pekerjaan inspeksi dan perbaikan-perbaikan di lapangan.

h) HEO Department

HEO membawahi pekerjaan civil, construction, welder dan transportation.

i) Field Engineering Superintendent


Bertanggung jawab terhadap kegiatan operasi lapangan di permukaan/surface dan fasilitas
pendukung produksi.

j) Marine Department

Mengawasi minyak dan gas yang dialirkan dari tanjung jabung timur dan tanjung jabung barat
ke kapal penampung di selat berhala yang kemudian akan diangkut oleh tanker untuk dibawa ke
luar negeri (seperti Singapore).

8
2.3 Daerah Operasi

Saat ini wilayah operasi PetroChina International Companies Indonesia tersebar di beberapa
wilayah operasi, diantaranya yaitu daerah Jambi, Tuban Jawa Timur, serta wilayah Sorong Irian Jaya.
Pada wilayah Jambi, PetroChina International Companies Indonesia memiliki daerah operasi di blok
Jabung yang terbagi menjadi 2 yaitu, South Jabung dan North Jabung. PetroChina International Jabung
Ltd. memiliki wilayah operasi seperti pada Gambar berikut.

Gambar 2.2 Daerah Operasi Blok Jabung, Jambi

Bisa dilihat berdasarkan gambar tersebut, Blok Jabung sendiri terdiri dari dua bagian area operasi, yaitu area
Jabung Utara (Betara dan sekitarnya) dan area Jabung Selatan (Geragai dan sekitarnya). Masing-masing
wilayah Jabung Utara dan Jabung Selatan memiliki beberapa lapangan, diantaranya North Geragai Field
(Agustus 1997) dan Makmur Field (Januari 1998) yang berada di wilayah Jabung Selatan.

Sedangkan untuk wilayah Jabung Utara yaitu:

a. North Betara (April 2001),


b. North Betara Extension (April 2015),
c. North East Betara (Januari 2001),
d. Gemah (November 2000),
e. Ripah (Maret 2004),
f. Panen (Mei 2013),
g. South West Betara (September 2005),

9
h. West Betara (September 2007),
i. South Betara (November 2007),
j. Marmo (Maret 2009), dan
k. Sabar (Februari 2018)

Pada masing-masing wilayah tersebut terdapat plant dan station tempat pengolahan bahan baku
minyak dan gas yang berasal dari sumur-sumur produksi milik PetroChina International Jabung Ltd.
Hingga saat ini, PetroChina International Jabung Ltd. mengoperasikan dua plant besar untuk proses
pengolahan gas yaitu NGF (North Geragai Fractionation) yang terletak di kecamatan Geragai,
Kabupaten Tanjung Jabung Timur dan BGP (Betara Gas Plant) yang terletak di kecamatan Betara,
Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Selain plant pengolahan gas, PetroChina International Jabung Ltd.
juga memiliki fasilitas pengolahan minyak mentah yaitu :

a) Central Processing Station/CPS


b) Gemah Station
c) North East Betara (NEB) Station
d) North Betara Mini Station
e) Ripah Mini Station
f) South West Betara (SWB) Mini Station
g) North Geragai Offshore Facilities

Untuk lebih jelasnya, denah setiap plant milik PetroChina International Jabung Ltd. dapat dilihat pada
gambar berikut:

Gambar 2.3 Denah Plant PetroChina International Jabung Ltd.

10
Terdapat sekitar 152 sumur produksi yang terdapat di daerah Jabung dan tersebar di wilayah North
Geragai dan Makmur (untuk daerah Jabung Selatan), serta North Betara, North East Betara, Gemah,
South West Betara, West Betara, South Betara, dan Ripah (untuk daerah Jabung Utara). Selain di daerah
Jabung, PetroChina International Jabung Ltd. juga telah mengembangkan sumur produksi barunya di
daerah Bangko. Untuk lebih jelasnya mengenai daerah dan jumlah sumur produksi bisa dilihat pada tabel
berikut.

Tabel 2.1 Jumlah Sumur Pada Wilayah Jabung

Wilayah Field Jumlah Sumur Total Jumlah Sumur


Berproduksi

Jabung Selatan North Geragai 48 27

Makmur 32 18

Jabung Utara North Betara 12 6


North East Betara 74 50

Gemah 34 20
South West Betara 21 13

Ripah 24 8

West Betara 10 8

South Betara 3 2

Secara garis besar menurut produk yang dihasilkan, wilayah-wilayah produksi PetroChina
Jabung semuanya saling berhubungan. Hal ini ditujukan untuk mendapatkan produk yang benar-benar
sesuai dengan spesifikasi yang diminta oleh konsumen.

2.4 Produk Yang Dihasilkan

Produk akhir milik PetroChina International Jabung Ltd. yang dijual ke konsumen ialah minyak mentah
(crude oil), propana, butana, kondensat dan sales gas yang dijual ke Singapura dan ke Pembangkit Listrik
Tenaga Gas (PLTG) di wilayah Tanjung Jabung. Untuk produk crude oil dan kondensat dilakukan proses
transfer ke Floating Storage Offloading (FSO), sedangkan untuk produk Propana dan Butana akan di
transfer ke Fixed Processing Unit (FPU).

11
Jumlah produksi yang dihasilkan oleh PetroChina International Jabung Ltd. Adalah sebesar 55.820
BOEPD dengan rata-rata produksi setiap produk di Petrochina International Jabung (April 2019) dapat
dilihat pada gambar berikut :

Gambar 2.4 Rata-rata Produksi Blok Jabung

2.4.1 Parameter Spesifikasi Produk

Produk crude oil dan condensate

Untuk produk crude oil dan condensate, spesifikasi khusus yang harus dipenuhi yaitu terkait nilai BS&W
dari fluida tersebut, dimana setelah dilakukan pengujian dan Analisa sample di laboratorium, nilai
BS&W maksimum yang diizinkan adalah sebesar 0,025.

Produk Sales Gas

Hasil produk berupa Sales Gas yang dihasilkan pada blok Jabung harus memenuhi persyaratan dan
spesifikasi tertentu, serta memperhatikan beberapa parameter yang dapat dilihat di tabel 2.2

Tabel 2.2 Spesifikasi Sales Gas

Parameter Spesifikasi

GHV Range 950-1250 Btu/scf

CO2 <5%

H2S <8 ppm

12
2.5 Penjelasan Penempatan Kerja Praktik

Penempatan KP Penulis berada didalam Production Engineering Department yang berada


dibawah pengawasan Field Production Superintendent. Penjelasan mengenai penempatan KP penulis ini
didasarkan atas topik KP penulis yang membahas mengenai Konsep Produksi dan Analisis, serta
penyajian data pada proses produksi. Proses produksi dari blok Jabung meliputi North Jabung dan South
Jabung, sehingga penulis ditempatkan langsung ke berbagai divisi agar lebih mengetahui proses produksi
dari keseluruhannya, dengan jadwal dan penempatan KP dapat dilihat pada bagian lampiran.

13
14
BAB III

PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK

3.1 Kegiatan Yang Dilakukan

Pelaksanaan kegiatan kerja praktik yang telah dilakukan penulis diantaranya yaitu pemahaman tentang
konsep dan proses produksi serta pengenalan plant-plant serta fasilitas permukaan milik PT. Petrochina
International Jabung Ltd, baik yang berada di South Jabung maupun North Jabung di Betara.

Adapun kegiatan yang dilakukan penulis diantaranya :

- mengikuti safety induction oleh HSE Departement


- mengikuti pengambilan sample fluida minyak maupun gas
- mengikuti pengujian dan Analisa sample fluida
- mengikuti reading dan peninjauan ke sumur-sumur yang ada di Geragai dan Betara

Gambar 3.1 Pembacaan aliran gas Gambar 3.2 Salah satu sumur yang ada di Blok
di salah satu sumur oleh Field Jabung
Crew

- mengikuti meeting sore ketika berada di NGF Department. Pada meeting ini dilakukan pembahasan
mengenai laporan dan kegiatan tambahan yang dilakukan pada JT Plant, Hamilton Plant, maupun
NGF yang biasa dilakukan setiap pukul 17.30

15
- mengikuti kunjungan ke rig drilling dan komplesi yang sedang berlangsung di wilayah Betara

Gambar 3.3 Salah satu kegiatan saat kunjungan ke Rig

Untuk lebih detail akan dilampirkan daftar hadir yang menyangkut kegiatan sehari-hari yang dilakukan
selama kerja praktik di lampiran paling akhir dari laporan.

3.2 Tugas Yang Diberikan

Analisis Case

Flowmeter adalah alat yang digunakan untuk mengetahui material balance suatu proses, sehingga dapat
menghitung losses atau gain yang timbul. Alat ukur yang paling penting adalah alat ukur aliran (flowmeter),
karena menyangkut perhitungan laba rugi perusahaan, pajak dan royalty. Orifice meter adalah salah satu
alat ukur standar untuk pengukuran aliran liquid dan gas, karena biayanya tidak mahal, dan dapat melayani
kapasitas aliran yang kecil ataupun besar dengan ketelitian yang cukup tinggi.

Ketelitian dalam pengukuran sangat diperlukan hal ini dikarenakan sebagai dasar pembayaran dari
banyaknya volume penjualan gas. Banyaknya aliran gas dari suatu sumur gas dapat juga sebagai basis
prediksi engineering tentang kapasitas sumur gas tersebut.

Untuk menghitung serta kalkulasi aliran (flow rate) meter gas orifice, pada umumnya ada tiga parameter
yang diukur yaitu : differential pressure, static pressure, dan temperatur.

Pada pengukuran flow rate aliran gas, untuk sistem lokal atau sistem setempat, dibutuhkan sebuah
instrument differential pressure, static pressure dan temperatur, yang menyatu disebut dengan recorder ITT

16
chart barton. Barton chart digunakan untuk dapat mengetahui nilai differential pressure, dimana dalam
suatu chart terdapat 3 pembacaan grafik yang memiliki kegunaan yang berbeda.

Barton chart biasa diletakkan diantara upstream dan downstream gas injeksi yang ada di sumur, di
downstream gas yang ada di separator, dan serta downstream yang berada di aliran transfer gas (metering).
Penggunaan barton chart dilakukan dengan memperhatikan size plat orifis yang digunakan.

Pada kerja praktik kali ini, penulis ditugaskan untuk dapat mengetahui bagaimana cara pembacaan barton
chart yang digunakan untuk mengetahui aliran gas dengan alat orifice pada gas metering.

Perhitungan laju alir gas dengan menggunakan orifice meter berdasarkan rumus dasar aliran fluida pada
orifice :

Q = C'√Hw x Pf

Keterangan :

Q = Jumlah aliran gas, ft3/hr Pf = Tekanan statik, psi absolut

√Hw x Pf = Ekstensi tekanan Hw = Tekanan differential, inchi air (H2O)

C’ = Konstanta aliran orifice

Rumus di atas didasarkan pada prinsip ilmu fisika yaitu kehilangan atau berkurangnya tekanan pada fluida
yang mengalir melalui suatu penghalang atau restriksi yang akan berbanding langsung dengan kwadrat
kecepatan fluida tersebut. Dari pernyataan ini maka dengan memberikan suatu penghalang terhadap aliran
fluida dan kemudian mengukur kehilangan atau berkurangnya tekanan fluida setelah melewati penghalang
akan dapat dihitung jumlah volumetrik aliran fluida tersebut.

3.2.1 Contoh Soal

Apabila diketahui nilai temperature, static pressure, dan differential H2O dari suatu barton chart dan
ditampilkan pada tabel 3.1, dengan ukuran orifice yang digunakan 3,3817” dan ukuran pipa 6”. Dengan
range parameter ketiganya ditampilkan pada tabel 3.2, Lakukan perhitungan hingga didapat nilai aliran gas
dari orifice tersebut.

17
Tabel 3.1 Nilai Pembacaan Orifice di Barton Chart
Static
Temperature
Pukul Pressure Differential
⁰F Psi H20
:
1 48,5 33,2 15,8
2 48,5 33,1 15,9
3 49 32,5 16
4 48,5 33,6 16
5 48 33,6 16,5
6 47,8 33,5 16
7 48 33,2 16
8 48 33,2 15,8
9 49 33,5 15,8
10 50 33,8 15,5
11 50,2 34 15,2
12 51,5 34 14
13 52 34 14,5
14 52,1 34 14,2
15 54 34 15

Tabel 3.2 Range Parameter Orrifice

Parameter Range

Static Pressure 0-2000 psi

Differential H20 0-300 psi

Temperature 0-200 F

3.2.2 Penyelesaian

Hal pertama yang dilakukan adalah melakukan perhitungan terhadap nilai pembacaan parameter barton
chart yang ditampilkan pada tabel 3.1, dengan nilai range dari barton chart tersebut.

18
Perhitungan tersebut dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

𝑅𝑎𝑛𝑔𝑒 𝑀𝑎𝑥
= 𝑃𝑒𝑚𝑏𝑎𝑐𝑎𝑎𝑛 𝐵𝑎𝑟𝑡𝑜𝑛 𝐶ℎ𝑎𝑟𝑡 ×
100

Kemudian didapat nilai tekanan dan temperature dengan pertimbangan range setiap parameter dapat dilihat
pada tabel berikut:

Tabel 3.3 Nilai Parameter Orifice Yang Telah Dilakukan Perhitungan

Temperature Static Differential


Pukul
⁰F Psi H20
01.00 97 664 47,4
02.00 97 662 47,7
03.00 98 666 48
04.00 97 650 48
05.00 96 672 49,5
06.00 95,6 670 48
07.00 96 664 48
08.00 96 664 47,4
09.00 98 670 47,4
10.00 100 676 46,5
11.00 100,4 680 45,6
12.00 103 680 42
13.00 104 680 43,5
14.00 104,2 680 42,6
15.00 108 680 45

Setelah itu diperlukan beberapa parameter lainnya, yaitu nilai Ekstensi Tekanan, Factor Base, Factor
Gradient, dan Factor Temperature.

Nilai ekstensi tekanan (√𝐻𝑤𝑥 𝑃𝑓 ) dapat diketahui dengan menggunakan perhitungan:

√𝐻𝑤𝑥 𝑃𝑓 = √𝑆𝑡𝑎𝑡𝑖𝑐 + 14,73 𝑥 𝐷𝑖𝑓𝑓

Untuk nilai Factor Base dari orifis ini, terdapat nilai yang sudah diketahui berdasarkan ukuran lubang orifis
dan ukuran pipa. Nilai tersebut dapat dilihat pada gambar berikut :

19
Gambar 3.4 Ketentuan Nilai Basic Factor

Karena ukuran pipa pada metering ini berukuran 6”, serta ukuran lubang orifis sebesar 3,3817”, maka dapat
dilakukan interpolasi. Sehingga didapat nilai Fb pada case ini adalah 2457,41

Untuk nilai Factor Gravity, ditentukan dengan melakukan perbandingan antara densitas air dengan densitas
aliran fluida pada pipa,

1
Fg = √𝑆𝑔

Untuk nilai Factor Temperature, perhitungan tersebut

520
𝐹𝑡𝐹 = √
460 + 𝑇𝑒𝑚𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑢𝑟𝑒

Selain ketiga factor tersebut, diperlukan nilai konstanta dengan menggunakan perhitungan :

𝐶 = 𝐹𝑏 × 𝐹𝑔 × 𝐹𝑡𝑇

20
Dengan melakukan langkah perhitungan diatas, maka dapat diketahui nilai aliran gas pada pipa metering
tersebut. Perhitungan nilai aliran tersebut :

24
𝑄 = √𝐻𝑤𝑃𝑓 × 𝐶 ×
1000

Setelah melakukan beberapa perhitungan, dapat diketahui nilai aliran yang melewati orifice tersebut.

Tabel 3.4 Nilai Ekstensi Tekanan, Factor Base, Factor Gradient, Factor Temperature, Constanta, dan laju
alir pada case ini

Q
√𝐻𝑤𝑃𝑓 Fb Fg FtF C
mscf
36,908 2457,41 1,1267 0,9662157 2675,2925 2369,754
36,941 2457,41 1,1267 0,9662157 2675,2925 2371,8572
37,055 2457,41 1,1267 0,9653495 2672,8942 2377,0297
36,838 2457,41 1,1267 0,9662157 2675,2925 2365,2597
37,432 2457,41 1,1267 0,9670842 2677,6973 2405,5407
37,108 2457,41 1,1267 0,9674322 2678,661 2385,6255
37,028 2457,41 1,1267 0,9670842 2677,6973 2379,5661
36,908 2457,41 1,1267 0,9670842 2677,6973 2371,8842
36,989 2457,41 1,1267 0,9653495 2672,8942 2372,8382
36,891 2457,41 1,1267 0,9636241 2668,1169 2362,3073
36,765 2457,41 1,1267 0,9632801 2667,1645 2353,4191
36,037 2457,41 1,1267 0,9610533 2660,9988 2301,4611
36,342 2457,41 1,1267 0,9602009 2658,6387 2318,8982
36,159 2457,41 1,1267 0,9600307 2658,1674 2306,822
36,645 2457,41 1,1267 0,9568140 2649,2607 2329,9666

3.2.2 Evaluasi

Selain menggunakan barton chart, nilai aliran gas/fluida dari suatu station dapat pula diketahui dengan
menggunakan alat berupa gas metering. Dimana pada alat tersebut juga diketahui nilai Gross Heating Value
(GHV) suatu produk.

21
Pembacaan barton chart tersebut memiliki sedikit perbedaan dengan pembacaan di metering dan yang
terdapat di AGA3. Dimana pada pembacaan AGA3, selain menggunakan nilai static pressure, differential,
dan temperature, juga dilakukan penambahan terhadap kandungan CO2, dan beberapa faktor lainnya. Nilai
pada tiap kandungan tersebut merupakan hasil pengujian dari laboratorium, dimana pada tiap sumur telah
dilakukan pengujian terhadap rata-rata kandungan didalamnya.

Oleh sebab itu, pembacaan terhadap aliran gas, tidak sepenuhnya hanya mengandalkan dari pembacaan
barton chart, dimana dalam pembacaan masih terdapat beberapa kekurangan, baik dalam pembacaan
maupun dalam perhitungan. Sehingga untuk report yang diberikan merupakan hasil pembacaan dari gas
metering yang ada di station.

22
BAB IV
HASIL KERJA PRAKTIK

Berdasarkan kerja praktik yang sudah penulis lakukan selama kurang lebih satu bulan di PT. Petrochina
International Jabung Ltd, hal-hal yang didapat diantaranya yaitu pemahaman mengenai fasilitas
pemisahan fluida, baik minyak maupun gas yang sebelumnya belum diketahui penulis. Fasilitas tersebut
meliputi treatment umum dan treatment khusus. Untuk treatment umum diperlukan fasilitas berupa
separator, water treatment, gas treatment dan storage tank. Sedangkan untuk treatment khusus biasanya
terdapat pada plant dengan kandungan impuritisnya tinggi misalkan adanya kepasiran, serta kandungan
H2S dan CO2 yang cukup tinggi.

Berikut merupakan hasil secara umum yang didapatkan selama kegiatan di setiap plant milik PT.
Petrochina International Jabung Ltd.

a. CPS (Central Processing Station)

CPS berfungsi sebagai tempat pengolahan fluida produksi yang berasal dari sumur minyak dan gas dan
merupakan salah satu plant besar yang ada di Blok Jabung. Produk gas yang berasal dari sumur gas di
Lapangan Makmur dan Geragai akan dialirkan menuju Hamilton Plant. Sedangkan untuk produk air akan
diolah dengan fasilitas pengolahan air.

Peninjauan terhadap plant CPS dilakukan agar penulis benar-benar mengetahui aliran dan proses
produksi yang terjadi pada blok Jabung. Peninjauan tersebut dilakukan dengan langsung mengunjungi
plant dan juga pemantauan di ruangan CCR. Selain itu, penulis juga berkesempatan mengikuti
pembacaan flowmeter di separator maupun pada sumur-sumur di lapangan North Geragai dan Makmur.
Pada pencatatan tersebut, didapat nilai temperature, tekanan static dan diferensial H20 yang kemudian
dikonversi menggunakan AGA 3. Pembacaan tersebut dilakukan setiap 2 jam satu kali untuk water dan
oil, dan setiap 1 jam sekali untuk gas. Dari pembacaan tersebut dapat diketahui berapa banyak aliran
yang terjadi baik dari sumur, maupun dari peralatan di system. Pemahaman di ruang CCR dimanfaatkan
penulis untuk dapat memahami arah aliran fluida hingga menjadi produk akhir fluida tersebut untuk
kemudian dapat dilakukan proses shipping.

Pengisian fluida yang telah mengisi oil storage tank kemudian memasuki tahap settling time selama 6
jam, dikarenakan pemisahan fluida yang telah dilakukan tidak sepenuhnya menghasilkan 100% oil,
sehingga perlu dilakukan pengecekan kembali terhadap minyak yang ada di tanki agar sesuai dengan
spesifikasi. Jika tidak sesuai dengan spesifikasi, maka minyak tersebut akan kembali dialirkan dengan

23
recycle pump selama kurang lebih 2 jam untuk selanjutnya dilakukan pengecekan terhadap nilai
kandungan top, middle, dan bottom. Jika kandungan fluida telah memenuhi spesifikasi, maka dapat
dilakukan proses shipping menuju Floating Storage Offloading.

Proses shipping oil dan condensate dilakukan bergantian. Untuk pengiriman dari oil tank, diperlukan
waktu 3 jam dengan menggunakan pompa, banyak pompa yang digunakan ini bergantung dari tekanan
yang dihasilkan agar tidak melebihi batas tekanan yang ada di pipeline. Untuk proses di outlet yaitu
shipping condensate dilakukan berbarengan dengan proses inlet, dimana condensate yang memasuki
tank berasal dari Jambi Merang dan NGF sendiri tidak terlalu besar, dengan rata-rata produksi
condensate dari jambi Merang sebesar 4000bbl/d dan dari NGF hanya berkisar 300bbl/day. Banyak
pompa yang digunakan pada proses shipping condensate disesuaikan dengan level fluid yang ada di
storage, dimana shipping pump pada condensate dengan level normal dapat dilakukan dengan
menggunakan 2 pompa, jika dalam kondisi high level dapat ditambah menjadi 3 pompa.

Untuk hasil produksi air pada CPS mencapai sekitar 10,000-15,000 bbls per hari. Dengan jumlah
produksi yang berlebih serta cukup banyaknya zat kimia berbahaya yang terkandung dalam air tersebut,
maka diperlukan treatment khusus agar tidak merusak lingkungan apabila air tersebut dibuang. Beberapa
fasilitas yang digunakan pada CPS untuk mengolah air diantaranta yaitu Skim Tank, Filter, Water
Storage Tank, dan WWTF (Wash Water Treatment Facility). Pada Skim Tank terjadi proses pemisahan
secara gravitasi, didalam skim tank terdapat chamber yang berfungsi sebagai tempat masuknya crude oil
yang mungkin terbawa oleh air dari separator untuk diteruskan ke Drain Sump Tank. Crude oil tersebut
berada pada bagian atas air, kemudian air yang berada dibagian bawah akan keluar melalui outlet yang
menuju ke filter. Filter berfungsi sebagai tempat penyaringan dari konten kotor yang kemungkinan masih
ikut terbawa dengan air dari Skim Tank. Media penyaring pada Filter yaitu berupa wallnut. Pada periode
tertentu (±8 jam) konten kotor yang berada di wallnut akan dibersihkan dengan cara backwash. Hasil
backwash tersebut akan dialirkan ke WWTF untuk ditreatment.

24
Gambar 4.1 CPS Process Flow Diagram

b. NGL (Hamilton dan JT Plant)

Pada awalnya Hamilton (NGL) Plant dan JT Plant adalah plant yang digunakan untuk memproses gas
dari CPS (Central Processing Station) menjadi produk Sales Gas dan LPG mix (LPG yang terdiri dari
campuran propane dan butane) yang dipisahkan dari kondensat. Namun untuk memenuhi permintaan
konsumen saat ini, LPG mix perlu diproses lebih lanjut untuk difraksinasi menjadi propane dan butane.
Kegiatan penulis dalam NGL Plant digunakan untuk dapat memahami inlet dan outlet produksi. NGL
merupakan plant penghubung antara CPS dan NGF menjadi dua produk yang berbeda.

Pada prinsipnya, Hamilton dan JT Plant adalah plant yang sama, perbedaannya adalah metode yang
digunakan. Pada Hamilton, proses pendinginan dengan media pendingin menggunakan produk Propane
yang didapat dari Propane Sphere di NGF. Sistem refrigerant ini di desain untuk dapat mendinginkan
produk NGL hingga suhu -2 atau -5oF.

25
Gambar 4.2 Hamilton Plant Process Flow Diagram

Untuk proses yang terjadi di JT Plant, penurunan temperature disebabkan oleh penggunaan JT Valve.
Valve ini digunakan untuk dapat menurunkan tekanan, yang juga akan menyebabkan terjadinya
penurunan temperature sebelum akan dilakukan pemisahan di LTS Separator. Perbedaan lainnya
terdapat pada inlet gas yang digunakan, dimana pada Hamilton, inlet gas berasal dari 1st discharge
compressor dengan tekanan 400 psi, sedangkan pada JT Plant digunakan Gas yang berasal dari 3 rd
discharge compressor dengan tekanan yang lebih besar, yaitu 2000 psi.

Gambar 4.3 JT Plant Process Flow Diagram

26
c. NGF (North Geragai Fractination)

Kegiatan di NGF Operation dilakukan agar dapat mengetahui proses Fraksinasi NGL yang didapat dari
Hamilton dan JT Plant, maupun BGP. NGL yang didapat akan disimpan terlebih dahulu di NGL Sphere
yang memiliki tekanan ±61 psig dan temperatur ±78oF. Dari NGL Sphere, NGL akan dipompa menuju
ke NGL-Condensate Exchanger untuk dipanaskan hingga temperatur NGL mencapai ±140.7oF agar
lebih mudah untuk difraksinasi. Selanjutnya NGL yang sudah melewati NGL-Condensate Exchanger
akan diproses untuk memfraksinasi propane.

Fraksinasi ini dilakukan dengan metode destilasi bertingkat, dimana pemisahan fluida terjadi karena
perbedaan kemudahan suatu zat untuk menguap. Pada proses fraksinasi, propane akan lebih dulu terpisah
dengan butane dan condensate yang kemudian akan terpisahkan dengan metode yang sama didalam de-
ethanizer maupun de-butanizer tower. Hasil akhir dari proses fraksinasi ini menghasilkan produk
propane, butane, dan kondensat. Propane dan butane yang telah di pisahkan kemudian akan disimpan di
Prophane Sphere dan Butane Bullet tank yang ada di NGF Plant.

Untuk produk berupa kondensat, tidak dilakukan treatment khusus. Kondensat yang merupakan bottom
product hasil fraksinasi dari De-Butanizer akan langsung dialirkan melalui NGL/Condensat Exchanger
terlebih dahulu kemudian menuju ke Condensat Storage yang berada di Central Processing Station
(CPS), untuk selanjutnya akan dialirkan ke Floating Storage Offloading (FSO)

Gambar 4.4 NGF Process Flow Diagram

27
d. BGP (Betara Gas Plant)

Betara Gas Plant adalah salah satu plant di Blok Jabung yang berfungsi untuk memproses gas menjadi
sales gas. Gas yang diproses berasal dari sumur-sumur produksi yang ada di wilayah Betara. Untuk gas
yang sudah memiliki tekanan yang cukup, akan langsung dialirkan menuju BGP. Kemudian untuk gas
yang belum meiliki tekanan yang cukup akan di proses terlebih dahulu di mini station di sekitar sumur
tersebut. Untuk gas yang berasal dari NEB Station dan Gemah Station yang sudah dikompres akan
melewati Gas Recovery Facilities (GRF). Komposisi gas alam yang diproses terdiri dari senyawa
hidrokarbon dengan kandungan metana, etana, propane, butana, pentana, serta gas non hidrokarbon
seperti N2, CO2, H2S, dan merkuri. Gas tersebut kemudian difraksinasi sesuai dengan kandungan
hidrokarbon gas tersebut, dimana untuk hidrokarbon C3+ (NGL) akan ditransfer ke wilayah Geragai
untuk selanjutnya akan di proses di Hamilton Plant dan JT Plant. Untuk sales gas akan dikirim ke PGN
untuk dijual ke Singapura dengan pendistribusian melalui jalur perpipaan TGI (Transport Gas
Indonesia).

Proses pemisahan dalam plant ini ialah dengan menggunakan proses separasi, pemanasan, pendinginan,
ekspansi, maupun kompresi. Pada plant ini terdapat peralatan pembersihan gas dari kandungan Merkuri
dan CO2. Untuk penghilangan merkuri menggunakan Mercury Removal Unit (MRU). Pada pemisahan
merkuri ini dapat menghilangkan kandungan merkuri sebesar 15%. Untuk pembersihan kandungan CO2
dilakukan dengan menggunakan CO2 membrane dan senyawa amine. CO2 Extraction Membrane
merupakan fasilitas yang berfungsi untuk memisahkan gas dengan CO2. Selain untuk memenuhi
spesifikasi, CO2 harus dihilangkan dari gas karena dapat menimbulkan kerugian seperti kerusakan alat.
Ini disebabkan oleh sifat CO2 yang bersifat asam terutama jika ada kandungan air dapat membentuk
H2CO3 (carbonate acid) yang dapat memicu korosi.

Pemisahan CO2 menggunakan CO2 Extraction membrane ialah dengan prinsip perbedaan permeabilitas
antara CO2 dengan gas hidrokarbon. Gas yang mampu melewati membrane disebut permeate gas.
Meskipun kandungan utama permeate gas adalah CO2, namun terkadang masih juga terkandung gas
hidrokarbon meskipun dalam presentasi kecil. Presentase CO2 sebelum melewati CO2 Extraction
Membrane sekitar 34%, setelah melewati CO2 Extraction Membrane bisa menurun hingga 15%. Untuk
memaksimalkan penghilangan CO2 maka setelah dari membrane, gas dialirkan ke Amine CO2 Removal.
Amine adalah pelarut yang digunakan sebagai absorben, senyawa amine dapat bereaksi dengan CO2 dan
membentuk senyawa yang kompleks. Amine yang sudah mengikat CO2 dapat diregenerasi dengan cara
dipanaskan. Gas yang terpisah dari amine saat proses regenerasi disebut acid gas. Presentase CO2

28
sebelum melewati Amine CO2 Removal sekitar 15%, setelah melewati Amine CO2 Removal bisa menurun
hingga 4%.

Gambar 4.5 BGP Process Flow Diagram

e. Laboratorium

Kunjungan kedalam laboratorium saat kegiatan kerja praktik dilakukan untuk mengetahui proses
sampling produk yang dihasilkan. Dalam laboratorium NGF, penulis mengikuti kegiatan pengambilan
sample guna mengetahui cara-cara pengambilan sample dari crude oil, condensate, propane, dan buthane
yang berada di plant. Kegiatan sampling dilakukan setiap hari dan merupakan daily activities dari
Laboratorium NGF guna mengetahui parameter-parameter dari produk yang dihasilkan setiap kurang
lebih 2 jam. Untuk condensate dan crude oil dilakukan dengan metode Analisa dengan menggunakan
thermometer dan hydrometer, yang kemudian dapat diketahui API Observed dan temperature dari fluida
tersebut, kemudian dilakukan pembacaan pada tabel ASTM terkait nilai API Gravity 60/60F. untuk
pengamatan mengenai BS&W dilakukan dengan memberikan pemanasan hingga suhu 60C selama 30
menit, yang kemudian dilanjutkan dengan centrifuge selama 10 menit dengan 1500rpm dan suhu 60C.

Untuk produk berupa gas baik itu sales gas, propane dan butane dilakukan Analisa dengan menggunakan
Gas Chromatograph, dimana prosesnya menggunakan fluida injeksi berupa helium. Helium digunakan

29
karna sifatnya yang inert dan lebih mudah untuk didapatkan. Dari hasil sampling kemudian dapat
diketahui retention time dari tiap hidrokarbon dari kandungan gas tersebut.

f. Rig Activity

Pada saat kunjungan ke salah satu sumur di North East Betara, sumur tersebut sedang di tahap komplesi
dan merupakan sumur directional dengan TVD di kedalaman 4800ft. Disekitar sumur tersebut terdapat
beberapa sumur produksi dengan jarak antar sumur sebesar 10m. Fluid completion yang digunakan pada
sumur ini menggunakan brine berupa KCl dengan densitas 8,4 ppg, dimana nilai ini didasarkan dari
tekanan formasi sumur tersebut.

Saat kunjungan ke rig, sedang dilakukan proses flow test yang diawali dengan pengosongan string dari
fluid completion hingga dilakukan beberapa kali test untuk setiap intervalnya. Peralatan yang digunakan
saat flow test ini diantaranya test-tree dimana test tree ini memiliki 4 valve, diantara nya swab valve,
cementing valve dan master valve. Selain itu juga terdapat separator 3 fasa yang digunakan untuk
mengetahui laju alir dan kandungan fluida yang ada di aliran sumur tersebut.

Selain melakukan pengamatan di fasilitas rig, dilakukan juga pengujian terhadap kandungan gas dari
sumur tersebut. Dimana pengujian dilakukan dengan gas gravitometer. Alat ini digunakan untuk
mengetahui apakah gas yang dihasilkan merupakan gas ringan atau gas berat.

Gambar 4.6 Gas Gravitometer

30
g. Slickline Activity
Secara umum, komponen utama dari slickline adalah wireline, lubricator dan jar.

Slickline activity termasuk proses work over, yakni memasukkan wireline secara mekanik ke dalam
lubang sumur dengan suatu tujuan. Dimana kesempatan kali ini, slickline yang kami hadapi bertujuan
untuk swabbing, dimana swabbing ini dilakukan untuk membantu pengangkatan fluida yang ada didalam
sumur. Kegiatan ini dilakukan karena adanya water blocking didalam tubing. Fluid level pada sumur ini
telah diketahui yaitu pada kedalaman 1200ft, sehingga proses swab di sumur ini dilakukan di kedalaman
1500ft.

31
32
BAB V

TINJAUAN TEORITIS

Dari hasil kerja praktik yang dijelaskan pada bab sebelumnya, keterkaitan pengetahuan
dan/atau keterampilan baru yang diperoleh selama kerja praktik dengan apa yang dipelajari pada
proses pembelajaran di perkuliahan adalah mengenai proses pekerjaan yang berlangsung dalam
setiap plant. Proses pemisahan hasil produksi dapat diketahui secara general. Selain mempelajari
mengenai proses produksi, pada kegiatan ini penulis kemudian dapat lebih memahami mengenai
fasilitas permukaan, baik fasilitas transfer, pemisah, maupun fasilitas penampung. Fasilitas produksi
bertujuan untuk dapat menunjang kegiatan produksi dalam pemisahan fluida produksi dari tiap well
hingga didapatkan produk sesuai dengan yang diinginkan. Selain itu, penulis juga menjadi lebih
memahami proses pemisahan fluida baik akibat perbedaan densitas, maupun perbedaan kemudahan
untuk menguap.

Proses pemisahan gas dengan cara fraksinasi gas yang dilakukan pada plant-plant gas
menjadi salah satu pengetahuan baru bagi penulis. Dimana dalam hal ini, pemisahan gas juga
dilakukan dengan cara pemanasan maupun pendinginan. Penulis juga mendapat pengetahuan baru
mengenai treatment-treatment khusus terkait pengolahan gas bumi. Pemisahan gas dengan impurities
seperti CO2 dan merkuri dilakukan dengan beberapa treatment, dimana untuk pemisahan CO2
dilakukan dengan menggunakan CO2 membrane berupa celullo asetat yang cenderung mengikat gas
CO2, sehingga terjadi pengurangan kandungan CO2 sebesar 15%. Nilai tersebut terbilang masih
cukup besar, dan masih diperlukan treatment tambahan yaitu dengan menggunakan senyawa amine
yang dipompakan kedalam vessel amine contactor. Penambahan anti foam juga diperlukan pada
beberapa titik agar tidak terjadi foaming pada aliran. Setelah melewati amine system, kandungan
CO2 pada gas menjadi sekitar 4% dan telah memenuhi spesifikasi.

Keterkaitan kegiatan ini dengan mata kuliah yang didapat juga terkait dengan mata kuliah
K3L, dimana penggunaan APD secara tepat merupakan suatu hal yang penting dalam industry
minyak dan gas bumi. Selain itu yang berkaitan dengan softskill, hal ini mengenai bagaimana cara
kita menyampaikan pertanyaan dan pendapat di lingkungan kerja sangat penting untuk diterapkan.

33
34
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian diatas serta pengamatan langsung yang kami lakukan di lapangan, maka dapat
diperoleh beberapa kesimpulan yaitu :

1. Fluida produksi yang diperoleh Petrochina International Jabung Ltd berasal dari 13 lapangan yaitu
North Geragai Field, Makmur Field, Gemah Field, North East Betara Field, North Betara Field,
Ripah Field, South West Betara Field, West Betara Field, South Betara Field, Marmo Field, Panen
Field, North Betara Extension, dan Sabar Field.
2. Petrochina International Jabung Ltd memiliki 4 plant utama yaitu Central Processing Station (CPS),
Hamilton Plant, Betara Gas Plant (BGP), dan Natural Gas Fractination (NGF).
3. Produk utama yang dihasilkan oleh Central Processing Station (CPS) adalah crude oil, produk utama
Hamilton Plant adalah Natural Gas Liquid (NGL), produk utama Betara Gas Plant (BGP) adalah
sales gas, serta produk utama Natural Gas Fractination (NGF) adalah propane (C3), butane (C4),
dan condensate (C5+).
4. Gas hasil produksi dimanfaatkan untuk gas lift, gas injeksi, fuel gas, dan sales gas sedangkan air
hasil produksi di treatment kemudian diinjeksikan kembali ke dalam formasi melalui sumur injeksi.
5. Crude Oil dan kondensat yang memenuhi spesifikasi akan dikirim ke FSO Federal sedangkan
propane dan butane dikirim ke Petrostar. Keempat produk tersebut dijual ke perusahaan dalam negeri
maupun luar negeri. Sedangkan sales gas dijual ke Singapura melalui pipa PGN.

6.2 Saran

Untuk perusahaan semoga tetap dapat mengutamakan keselamatan, baik di area plant maupun di area
sumur. Dan diharapkan kedepannya perusahaan bisa menerima dan menempatkan adik tingkat penulis pada
saat kerja praktik selanjutnya. Serta mewujudkan kerja sama antara perusahaan dan Universitas Pertamina
sehingga pengembangan ilmu pengetahuan mahasiswa menjadi lebih meningkat.

35
36
DAFTAR PUSTAKA

I Putu, Miratun. 2014. Laporan Kerja Praktek. Tinjauan Lapangan Pengelolaan Minyak dan Gas Bumi di
Petrochina International Jabung, Ltd. Bandung : Institut Teknologi Bandung.

Nurasad Wildan. 2015. Laporan Kerja Praktik. Studi Proses Pengolahan Gas Pada Area Produksi Betara
Gas Plant Petrochina International Jabung Limited. Depok : Universitas Indonesia.

Sesilia, Farah. 2014. Laporan Kerja Praktik SKK-Migas Petrochina International Jabung Ltd. Peninjauan
Proses Pengolahan Migas Pada Blok Jabung. Bandung : Institut Teknologi dan Sains Bandung.

37
38
LAMPIRAN

39

Anda mungkin juga menyukai