Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

TARIKH TASYRI PADA PERIODE RASULULLAH SAW

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Tarikh Tasyri

Dosen pengampu : Wifa Lutfiani Tsani, S.H., M.H

Di Susun oleh :

Cucu Nuria Hasni (2102002107)


Ridwan Nurjaman (2102002085)

PRODI AHWAL SYAKHSIYYAH

FAKULTAS SYARI`AH DAN HUKUM

INSTITUT AGAMA ISLAM DARUSSALAM CIAMIS

2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah yang
berjudul “Tarikh Tasyri pada Periode Rasulullah SAW”.

Dalam penulisan makalah ini kami banyak mendapat bantuan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
telah membantu penulisan makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, hal itu
dikarenakan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan kami. Oleh karena itu, kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita.

Ciamis, 08 November 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................2
C. Tujuan........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3

A. Perkembangan Peradilan Islam pada Masa Orde Baru..............................3


B. Status dan Kedudukan Peradilan................................................................6
C. Kewenangan dan Hukum Materil..............................................................9

BAB III PENUTUP..............................................................................................15

A. Kesimpulan..............................................................................................15
B. Saran.........................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berbicara Islam pada masa sekarang tidak dapat dilepaskan dari sejarah
kelahiran dan pertumbuhan Islam pada masa silam. Kemunculan Agama Islam
sekitar abad keenam Masehi tidak dapat dilepaskan dari kondisi sosial masyarakat
Arab pada masa itu yang kita kenal dengan zaman jahiliyahnya. Sehingga dapat
kita katakan bahwa kondisi sosial suatu masyarakat atau bangsa akan berpengaruh
terhadap produk hukum yang diberlakukan dalam masyarakat tersebut.1
Dalam Tarikh Tasyri`(sejarah syariat Islam) tema periodesasi perkembangan
fiqh sangatlah penting untuk dikaji. Alasannya, karena tidak bisa kita belajar
sejarah tanpa melihat periode-periode perkembangan fiqh itu sendiri, maka jika
bahasan ini ditinggalkan akan mejadi pertanyaan besar nanti ketika membahas
pada hal-hal lain.
Kondisi sosial bangsa arab pada zaman jahiliyah yang menyebabkan kenapa
hukum islam lebih cenderung bersifat “keras” dan tegas” terutama dalam masalah
hukum pidana. Sehingga dapat kita katakan bahwa kondisi sosial masyarakat atau
bangsa akan berpegaruh terhadap produk hukum yang diberlakukan dalam
masyarakat tersebut. Fokus utama pada Tarikh Tasyri pada periode Rasulullah
SAW, disini penulis mencoba memaparkan beberapa penjelasan antara lain yaitu
pengaruh Tasyri pada masa Rasulullah SAW dan sumber hukum. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa Tasyri pada periode Rasulullah SAW terdapat dua periode
yaitu periode Mekkah dan periode Madinah. Sedangkan sumber hukum pada
periode Rasulullah SAW yaitu Al-Qur`an dan Sunnah.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah perkembangan hukum islam fase mekkah dan madinah?
2. Bagaimana dinamika hukum islam pada periode Rasulullah SAW?
C. Tujuan

1
Abdul Majid Khon, Ikhtisar Tarikh Tasyri`, (Jakarta: Amzah,2013),h.15

iii
1. Mengetahui sejarah perkembangan hukum Islam pada fase mekkah dan
madinah.
3. Mengetahui dinamika hukum islam pada periode Rasulullah SAW.
2.

iv
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Perkembangan Hukum Islam (tarikh tasyri`) pada Periode


Rasulullah SAW.
1. Tarikh Tasyri pada Masa Rasulullah SAW.
Fase ini berawal ketika Allah SWT mengutus Nabi Muhammad SAW
membawa wahyu berupa Al-Qur`an ketika baginda sedang berada dalam gua
hira pada hari Jum`at 17 Ramadhan tahun 12 Sebelum Hijrah bertepatan dengan
tahun 610 Masehi. Wahyu terus turun kepada Baginda Rasulullah SAW di
Mekkah selama 13 tahun dan terus berlangsung ketika beliau berada di
Madinah dan di tempat-tempat lain setelah Hijrah selama 10 tahun, sampai
Baginda Rasulullah SAW wafat pada tahun 11 Hijriyah. Perundang-undangan
pada masa Rasulullah SAW mengalami dua periode istimewa, yaitu periode
legislasi hukum syariat di Mekkah yang dinamakan perundang-undangan era
Mekkah (Tasyri` al-Makki) dan periode legislasi hukum syariat di Madinah
setelah hijrah yang kemudian disebut perundang-undangan Madinah (Tasyri` Al
Madani).2
Periode kenabian merupakan tonggak awal perjalan sejarah tasyri’ Islam.
Karena sifatnya sebagai dasar atau pondasi bagi konstruksi tasyri’ pada era
setelahnya, periode ini dikenal sebagai penanaman, pembinaan, dan penataan.
Menurut beberapa pakar sejarah, tasyri’ periode awal ini berlangsung sekitar 23
tahun, yaitu 12 tahun, 5 bulan lebih 13 hari di Mekkah, dan 10 tahun lebih
beberapa bulan di Madinah.
Pada periode ini pengendali kekuasaan tasyri’ adalah Rasulullah, SAW.
Dengan adanya Rasulullah SAW maka umat Islam pada saat itu apabila
menghadapi suatu peristiwa atau terjadi sengketa, atau terlintas pertanyaan
maka akan bertanya langsung kepada Rasulullah SAW. Hukum-hukum yang

2
Al-Yasa` `Abubakar, Pengantar Fiqh dan Ushul Fiqh, Modul,2017

v
keluar dari beliau menjadi tasyri’ bagi kaum muslimin yang wajib diikuti, baik
itu dalam bentuk wahyu maupun dari ijtihad beliau sendiri.
2. Sumber Tasyri` pada Masa Rasulullah SAW
Sumber perundang-undangan hukum Islam pada fase ini terhimpun dalam
satu sumber yakni, Wahyu yang turun kepada Rasulullah SAW dari sisi Allah.
Wahyu ada dua macam; Pertama, wahyu yang terbaca seperti A-Quran. Kedua,
wahyu yang tidak bisa dibaca yakni sunnah Nabawiyah. Dalam kepustakaan
hukum Islam, sumber hukum Islam seorang juga disebut dengan dasar hukum atau
dalil hukum. Sumber adalah asal sesuatu, dan arti sumber hukum Islam sendiri adalah
asal (tempat pengambilan) hukum Islam. Dalam al-Qur’an Surat an-Nisa’: 59
disebutkan bahwa setiap muslim wajib mengikuti kehendak Allah, Rasul dan ulil ‘amri
yakni orang yang mempunyai “kekuasaan” berupa ilmu pengetahuan untuk
mengalirkan ajaran hukum Islam dari dua sumber utamanya yakni al-Qur’an dan
Sunnah Nabi Muhammad.
Perundang-undangan di masa Rasul mempunyai dua sumber yaitu wahyu
Allah dan sunnah Rasul, yang tidak terlepas dari pengawasan Allah, bahwa
tiap-tiap hukum dalam al-Qur’an disyariatkan untuk sesuatu kejadian yang
memerlukan penetapan hukumnya.
a. Al-Qur’an
Al-Quran adalah sumber hukum pertama dan utama. Ia memuat
kaidah-kaidah hukum fundamental (asasi) yang perlu dikaji dengan teliti dan
dikembangkan lebih lanjut.
Al-Qur`an adalah kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW yang dianggap ibadah membacanya yang diawali dengan
Surah Al-fatihah dan ditutup dengan Surah an-Nas. Al-Qur’an merupakan
sumber pertama dan utama bagi hukum Islam, meliputi semua ajaran pokok
dan semua kaidah yang harus ada dalam pembuatan undang-undang dan
peraturan. Hikmah Allah menetapkan bahwa Al-Qur’an tidak turun kepada
Rasulullah sekaligus namun Ia turun secara berangsur-angsur. Al-Quran
turun dengan doa, petunjuk dan jawaban.

vi
al-Quran berasal dari kata qara-a (membaca) berubah menjadi kata
benda qur’an berarti bacaan atau sesuatu yang harus dibaca dan dipelajari.
Al-Qur’an adalah wahyu Allah yang berfungsi sebagai mukjizat bagi
Muhammad, sebagai pedoman hidup bagi setiap muslim dan sebagai
korektor dan penyempurna kitab-kitab Allah sebelumnya. Sayyid Husein
Nasr berkata bahwa al-Qur’an mempunyai tiga petunjuk bagi manusia
Pertama, adalah ajaran yang memberi pengetahuan tentang berbagai hal baik
jagat raya maupun makhluk yang mendiaminya, termasuk ajaran tentang
keyakinan (iman), hukum (syariat), dan moral (akhlak). Kedua, al-Qur’an
berisi sejarah atau kisah-kisah manusia zaman dulu termasuk kejadian para
Nabi, dan berisi pula tentang petunjuk di hari kemudian atau akhirat. Ketiga,
al-Qur’an berisi pula sesuatu yang sulit dijelaskan dengan bahasa biasa
karena mengandung sesuatu yang berbeda dengan yang kita pelajari secara
rasional.

b. Sunnah Nabawiyyah
Sunnah Nabawiyah adalah setiap yang keluar dari Rasulullah baik itu
berupa ucapan perbuatan atau pengakuan selain dari Alquran. Al-Sunnah
menempati urutan kedua setelah Al-Qur’an dalam hukum Islam karena ia
menjadi penguat, penjelas, penafsir, terhadap hukum-hukum yang ada di
dalam Alquran. Karena Rasulullah sebagai pengatur segala urusan kaum
muslimin, selain sebagai seorang nabi yang mendapat perintah untuk
menyampaikan syariat kepada seluruh manusia, maka nabi juga diberikan
tugas untuk menjelaskan syariat secara umum dalam mengatur kehidupan
umat.3
c. Ayat-ayat ahkam didalam Al-Qur`an
Dalam kajian ulama jumlah ayat-ayat hukum dalam Al-Quran relative
sedikit, bahkan tidak mencapai 1/10 dari keseluruhan Ayat Al-Qur’an. Ada
beberapa pendapat ulama tentang jumlah ayat ahkam: Pertama, dalam

3
Khallaf, Abdul Wahhab, Sejarah Hukum Islam, (Marja Bandung: 2005), Cet-1

vii
Alquran diperkirakan jumlah ayat hukum lebih kurang 250 ayat, ada pula
yang menyatakan 200 ayat seperti yang dikemukakan oleh Ahmad Amin.
Kedua, Syekh Ibn al-Arabi dalam kitab “Ahkam Alquran” terdapat sekitar
400 ayat, ketiga Syekh Abdul Wahhab Khallaf, jumlahnya menyebutkan
sekitar 228 ayat ahkam dalam Alquran. Ketiga, Syeikh Thantawi Jawhari
diikuti, dia mengatakan ayat hukum di dalam Alqur’an lebih kurang 150
ayat. Keempat, Imam al-Ghazali beliau berpendapat sekitar 500 ayat.
Sementara itu dalam perspektif Syekh Abdul Wahhab Khallaf menjelaskan
bahwa ayat-ayat Alquran yang berhubungan dengan ibadah, sebanyak 140
ayat, mengatur ahwal syakhsyiyah, sebanyak 70 Ayat, berhubungan dengan
jinayah, sebanyak 30 ayat, hukum perdata, sebanyak 70 Ayat, hubungan
Islam dan bukan Islam, sebanyak 25 Ayat, hukum-hukum acara, sebanyak
13 Ayat. Kajian tentang keuangan Negara dan ekonomi, sebanyak 10 Ayat
dan mengenai hubungan kaya dan miskin, sebanyak 10 ayat.4
B. Dinamika Hukum Islam pada Periode Rasulullah SAW
1. Fase Mekkah
Periode ini terhitung sejak diangkatnya Baginda Rasulullah SAW sebagai
Rasul sampai beliau hijrah ke Madinah. Periode ini berlangsung selama 13
tahun. Perundang-undangan hukum Islam pada periode ini lebih fokus pada
upaya mempersiapkan masyarakat agar dapat menerima hukum-hukum agama,
membersihkan aqidah dari menyembah berhala kepada penyembah Allah,
selain menanamkan akhlak-akhlak mulia agar memudahkan jiwa untuk dapat
menerima segala bentuk pelaksanaan syariat. Oleh sebab itu Wahyu pada
periode ini turun untuk memberikan petunjuk dan arahan kepada manusia
kepada dua perkara utama: 1. Mengokohkan aqidah yang benar dalam jiwa atas
dasar iman kepada Allah SWT dan bukan untuk yang lain, beriman kepada
malaikat, kitab-kitab, Rasul-rasul, dan hari akhir. Semua ini bersumber dari Al-
quran yang kemudian dijelaskan dalam beberapa hadis. 2. Membentuk akhlak
agar manusia memiliki sifat yang mulia dan menjauhkan sifat-sifat tercela. Al-

4
Al-Yasa’ Abu Bakar, Diktat Usul Fiqh, Bahan Kuliah 2, h. 46

viii
Quran memerintahkan mereka agar berkata jujur, amanah, menepati, janji, adil,
saling tolong-menolong atas dasar kebaikan, memuliakan tetangga, mengasihi
fakir miskin, menolong yang lemah dan terzalimi. Selain itu, Alquran juga
melarang mereka dari akhlak tercela seperti berdusta, menipu, curang,
mengingkari janji, berbuat zalim dan aniaya, serta perilaku lain yang dianggap
melampaui batas dan menyimpang dari adat kebiasaan.
Dalam al-Qur’an fase Mekkah ayat yang turun rata-rata seputar penolakan
terhadap syirik dan mengajak kepada ketauhidan dan hikmah dari kisah
terdahulu. Pada fase ini al-Qur’an masih sedikit membahas masalah ibadah
kecuali setelah hijrah tetapi erat kaitannya dengan ibadah, seperti pengharaman
bangkai, darah, sembelihan yang tidak menyebutkan nama Tuhan.
a. Ciri Sosiologis Umat Islam
1) Jumlah masyarakat Islam sangat sedikit
2) Masih lemah dalam segi kuantitas;
3) Banyak penentang terhadap dakwah Nabi, Saw;
4) Fokus dakwah dan syari’at yang disampaikan Nabi, SAW. Berkisar
masalah aqidah dan akhlaq.
b. Ciri Karakter Wahyu al-Qur’an
1) Setiap ayat yang dimulai dengan seruan “Ya ayyuhan nas” kecuali QS
Alhajj.
2) Setiap surat yang dimulai dengan fawatihus suwar (Huruf al-muqatha’ah),
kecuali Al-Baqarah dan Ali Imran
3) Setiap surat yang memuat kisah nabi Adam bersama Iblis/syaitan, kecuali
kisah Nabi Adam di QS Al-Baqarah
4) Setiap surat yang menyebutkan kisah2 terdahulu dan azab yang
ditimpakan kepada mereka
5) Makkiyah pada umumnya suratnya pendek dengan bahasa yang tegas dan
mempunyai balaghah yang tinggi.
Setelah berusaha 13 tahun dan kurang mendapatkan tempat dihati
masyarakat Mekkah bahkan saat itu Rasulullah beserta umat muslim dimusuhi,

ix
maka Rasulullah memutuskan untuk hijrah ke Madinah.
2. Fase Madinah
Periode ini berlangsung sejak hijrah Rasulullah SAW dari Mekah hingga
beliau wafat lebih kurangnya periode ini berjalan selama 10 tahun.
Pada saat Rasulullah hijrah ke Madinah, beliau disambut dengan meriah
oleh pengikut-pengikutnya karena mereka menghormati Nabi dan memang
telah menanti kedatangannya, selain itu umat muslim sudah bisa meninggalkan
aqidah lamanya.
Perundang-undangan hukum Islam pada periode ini menitikberatkan pada
aspek hukum-hukum praktikal dan dakwah islamiyah pada fase ini membahas
tentang akidah dan akhlak. Oleh sebab itu, perlu adanya perundang-undangan
yang mengatur tentang kondisi masyarakat dari setiap aspek, satu persatu turun
sebagai jawaban terhadap semua permasalahan, kesempatan, dan
perkembangan. Sebelum zaman ini mencapai tahap kesempurnaan, ia telah
mencakupi semua dimensi perbuatan dan semua permasalahan yang terjadi.
Tidak ada satu aspek pun kecuali sudah diatur dan dijelaskan hukumnya, baik
secara global maupun terperinci sebagaimana yang ditegaskan dalam Alquran
firman Allah yang artinya : “Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu
agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai
Islam itu jadi agama bagimu” (Q.S. Al-maidah 5 : 3). Adapun Ciri-ciri
masyarakat fase Madinah sebagai berikut:
a. Jumlahnya telah banyak serta berkualitas
b. Mengeliminasi permusuhan dalam rangka mengesakan Allah SWT
c. Telah adanya syariat Islam untuk mencapai kebaikan dalam masyarakat
d. Membentuk aturan damai dalam perang
Adapun syariat yang muncul ketika fase Madinah seperti muamalat,
jihad, jinayat, mawarits, wasiat, talak, sumpah, dan peradilan.
Pada fase ini dapat dijelaskan bahwa kekuasaan hukum didasarkan
kepada Rasulullah Saw secara langsung tanpa campur tangan orang lain.
Sementara sumber yang digunakan adalah wahyu, baik yang matlu yaitu al-

x
Quran ataupun ghoiru matlu yaitu Sunnah, sehingga pada masa ini belum penah
terjadi perselisihan dalam hukum. Sebagian besar dari ayat-ayat yang
diturunkan berkenaan atau sesuai dengan suatu peristiwa atau menjadi jawaban
dari pertanyaan.
Oleh karena itu, pada fase ini Islam telah terbina menjadi satu kekuatan
dalam pemerintahan. Dan sumber hukum bukan hanya al-Qur’an dan Hadits,
tetapi telah diakui bahwa nabi berijtihad dalam sebagian hukum dan mengakui
ijtihad sahabat dari sebagian yang lain.

Tasyri pada masa Rasulullah disebut sebagai masa pembentukan hukum (al-
insya`wa al-takwin) karena pada masa beliau inilah mulai tumbuh dan
terbentuknya hukum islam, yaitu tepatnya ketika Nabi hijrah ke Madinah dan
menetap disana selama 10 tahun. Sumber asasinya adalah wahyu, baik Al-Qur1an
ataupun sunnah Nabi yangg terbimbing wahyu. Semua hukum dan keputusannya
didasarkan wahyu. Masa ni sekalipun singkat, tetapi sangat menentuan untuk
perkembangan hukum dan keputusan hukum berikutnya.

Sumber atau kekuasaan tasyri` pada periode ini dipegang oleh Rasulullah
sendiri dan tidak seorang pun yang boleh menentukan hukum suatau masalah baik
untuk dirinya sendiri ataupun orang lain. Dengan adanya Rasululllah di tengah-
tengah mereka serta dengan mudahnya mereka mengembalikan setiap masalah
mereka kepada beliau, maka tidak seorang pun dari mereka berani berfatwa
dengan hasil ijtihadnya sendiri. Bahkan jika mereka dalam menghadapi suatu
peristiwa atau terjadi persengketaan, mereka langsung mengembalikan persoalan
itu kepada Rasulullah dan beliaulah yang selanjutnya memberikan fatwa kepada
mereka, menyelesaikan sengketa, dan menjawab pertanyaan dari masalah yang
mereka tanyakan.

Pengaruh tasyri` pada masa Rasulullah berdampak besar bagi masyarakat,


seperti pada hukum muamalah yang memberi dampak besar pada perekonomian
penduduk pada saat itu, contoh yaitu adanya larangan menimbun barang, riba, dan

xi
lainnya. Segala permasalahan pada saat itu seringkali masyarakat mendatangi
Rasulullah untuk mencari jawaban dengan pasti tentang permasalahan yang
sedang ia hadapi. Jika Rasulullah dihadapkan oleh suatu masalah, maka Nabi
menunggu wahyu, jika wahyu tidak datang maka Nabi berijtihad dengan
berpedoman ruh syaiat, kemashlahatan, atau permusyawaratan.

xii
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Masa Tasyri pada masa kenabian dimulai keitka Allah mengutus Nabi
Muhammad membawa wahyu berupa Al-Qur`an saat beliau di gua Hira pada hari
jum`at 17 Ramadhan tahun 13 Sebelum Hijrah pada masa Nabi disebut masa
pembentukan Tasyri` masa inilah terbentuknya hukum islam. Kemudian, beliau
hijrah ke Madinah dan ayat-ayat ahkam turun beserta hadits-hadits yang berkenaan
dengannya. Adapun periode penyariatan ada dua macam, yaitu periode Mekkah
dan periode Madinah. Periode Mekkah yaitu sebelum Rasulullah hijrah ke
Madinah, sedangkan periode Madinah yaitu setelah RAsulullah hijrah ke Madinah.
Pada saat periode Mekkah, Allah menurunkan ayat-ayat Al-Qur`an kepaada
Rasulullah mengenai masalah aqidah untuk meluruskan keyakinan umat di Masa
Jahiliyah dan menanamkan ajaran Tauhid. Pada saat periode Madinah ayat-ayat
Al-Qur`an yang diturunkan adalah mengenai masalah hukum dan berbagai
aspeknya.
tasyri` pada masa Rasulullah berdampak besar bagi masyarakat, seperti pada
hukum muamalah yang memberi dampak besar pada perekonomian penduduk
pada saat itu, contoh yaitu adanya larangan menimbun barang, riba, dan lainnya.
B. Saran
Makalah ini jauh dari kata kesempurnaan, penulis mohon maaf apabila
terdapat kesalahan dari penulisan ataupun pembahasan. Kritik dan saran sangat
penulis harapkan untuk mendorong perkembangan dalam penulisan ini.

xiii
DAFTAR PUSTAKA

Khoirul, Muhammad. 2021. Urgensi Memahami Tarikh Tasri` periode Rasulullah


untuk memperkuat pemahaman tentang hukum islam.
https://www.researchgate.net/publication/351229817_URGENSI_MEMA
HAMI_TARIKH_TASYRI`_PERIODE_RASULULLAH_UNTUK_ME
MPERKUAT_PEMAHAMAN_TENTANG_HUKUM_ISLAM. Diakses
pada 09 November 2022 pukul 10.00 WIB.

Unknown. 2022. Perbedaan Tasyri` Mekkah dan Madinah.


https://www.wartanusantara.id/2022/09/perbedaan-tasyri-mekah-dan-
madinah.html?m=1. Diakses pada 09 November 2022 pukul 09.45 WIB.

Budiman, Muhazzir. 2018. Sejarah,metode, dan ijtihad hukum islam pada masa nabi.
https://jurnal.kopertais5aceh.or.id/index.php/JIIS/article/download/
132/99#:~:text=Masa%20tasyri%20pada%20masa%20kenabian,masa
%20inilah%20terbetuknya%20hukum%20islam. Diakses pada 10
November 2022 pukul 20.21 WIB.

Unknown. Unknown. TASYRI` PERODE NABI,SAW.


https://sc.syekhnurjati.ac.id/sscamp/files_dosen/modul/pertemuan_5BA.0
080646.pdf. Diakses pada 09 Novermber 2022 pukul 10.15 WIB.

Ramadhan Alfarisi, Fajar. 2019. Makalah tarikh tasyri` masa rasulullah | fajar
ramadhan alfarisi.
http://www.academia.edu/38712011/makalah_tarikh_tasyri_masa_rasulul
lah. Diakses pada 09 November 2022 pukul 10.03 WIB.

xiv

Anda mungkin juga menyukai