Dosen Pengampu
Indira Septianty Ramadhan, M.Pd
i
KATA PENGANTAR
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................2
C. Tujuan..........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................3
A. Pengertian Kurikulum..................................................................................3
B. Fungsi Kurikulum........................................................................................4
C. Tujuan dan Ruang lingkup kurikulum IPS SD............................................5
D. Manfaat Pendidikan IPS SD........................................................................6
E. Perkembangan kurikulum IPS SD...............................................................6
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran
yang diberikan sejak Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama
(SMP) berusaha memberikan wawasan secara komprehensif tentang peristiwa,
fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu-isu sosial. Berbagai
tradisi dalam ilmu sosial, termasuk konsep, teori, fakta, struktur, metode dan
penanaman nilai-nilai dalam ilmu sosial perlu dikemas secara pedagogis,
integratif dan komunikatif serta relevan dengan situasi dan kodisi yang terjadi
di lingkungan masyarakat.
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP, 2006)
menegaskan bahwa melalui mata pelajaran IPS peserta didik diarahkan untuk
dapat menjadi Warga Negara Indonesia yang demokratis dan bertanggung
jawab serta warga dunia yang cinta damai. Fenomena kehidupan global di
masa mendatang yang penuh dengan tantangan, menuntut mata pelajaran IPS
dirancang dapat mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan
analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki masyarakat yang
dinamis.1
Selintas sejarah yang melatarbelakangi perkembangan kurikulum di
tanah air. Perkembangan kurikulum secara nasional tidak dapat dipisahkan
dari perkembangan pendidikan dari dulu hingga sekarang. Guru sebagai
fasilitator pembelajaran hendaknya memahami dengan jelas apa itu kurikulum,
peran serta fungsinya, karena kurikulum sangat penting dalam pembangunan
dan pelestarian suatu negara, dan dipandang sebagai alat yang paling ampuh
untuk membina generasi muda itu artinya bahwa kaitannya sangat erat dengan
masa depan bangsa.
1
Ali Sudin,Kurikulum dan Pembelajaran, Bandung : UPI Press, 2014, h 5
1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah yang dihadapi yaitu:
1. Apakah pengertian kurikulum?
2. Apakah fungsi kurikulum?
3. Apa Tujuan dan Ruang lingkup kurikulum IPS SD ?
4. Apa manfaat pendidikan IPS SD ?
5. Bagaimana perkembangan kurikulum SD ?
C. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini, yaitu:
1. Untuk mengetahui pengertian kurikulum
2. Untuk mengetahui fungsi kurikulum
3. Untuk mengetahui tujuan dan ruang lingkup kurikulum IPS SD
4. Untuk mengetahui manfaat pendidikan IPS SD
5. Untuk mengetahui perkembangan kurikulum SD
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kurikulum
Dari segi bahasa, kurikulum berasal dari bahasa Latin, curriculum
yang semula berarti a running course or race course, yaitu suatu jarak yang
harus ditempuh oleh pelari atau kereta dalam perlombaan, dari awal hingga
akhir. Selain itu kata kurikulum juga terdapat dalam bahasa
Prancis, courier yang artinya to run yang berarti berlari.
Menurut pandangan lama, kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran
yang harus ditempuh oleh murid untuk memperoleh ijazah. Sedangkan
menurut pandangan baru ialah kurikulum yaitu segala usaha dan kegiatan
sekolah untuk mempengaruhi anak belajar, baik didalam kelas, halaman
sekolah maupun di luar sekolah. Menurut UU RI No 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 19 Kurikulum adalah seperangkat
rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, tambahan pelajaran serta cara
yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan kurikulum
adalah serangkaian rencana pembelajaran mengenai mata pelajaran, metode
pembelajaran dan tujuan pembelajaran yang di tempuh oleh siswa yang telah
di sesuaikan dengan jenjang pendidikan masing masing.2
Kurikulum merupakan salah satu komponen yang sangat penting
dalam pendidikan. Tanpa kurikulum, proses pendidikan tidak akan berjalan
mulus. Kurikulum diperlukan sebagai salah satu komponen untuk menentukan
tercapainya tujuan pendidikan. Di dalam kurikulum terangkum berbagai
kegiatan dan pola pengajaran yang dapat menentukan arah proses
2
Hamalik Oemar. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT Aksara. 2011,
h 21
3
pembelajaran. Itulah sebabnya, menelaah dan mengkaji kurikulum merupakan
suatu kewajiban bagi guru.3
Dalam arti luas kurikulum dapat diartikan sesuatu yang dapat
mempengaruhi siswa, baik dalam lingkungan sekolah maupun luar sekolah.
Kurikulum haruslah direncanakan agar pengaruhnya terhadap siswa benar-
benar dapat diamati dan diukur hasilnya. Namun hasil-hasil belajar tersebut
haruslah sesuai dengan tujuan pendidikan yang diinginkan serta sesuai dengan
nilai-nilai yang dianut di dalam masyarakat, relevan dengan kebutuhan sosial
ekonomi dan budaya masyarakat juga minat, kebutuhan dan kemampuan
siswa itu sendiri.4
B. Fungsi Kurikulum
Menurut M. Ansyar dan H. Nurtain (Brahim, 2015:7); membagi fungsi
kurikulum menjadi enam fungsi yaitu :
1. Fungsi preventif, agar guru terhindar dari hal yang tidak sesuai dengan apa
yang telah ditetapkan
2. Fungsi korektif yaitu berfungsi sebagai rambu-rambu yang harus
dipedomani dalam memperbaiki pelaksanaan pendidikan yang
menyimpang dari rambu-rambu yang telah digariskan sebelumnya.
3. Fungsi konstruktif yaitu memberikan arah yang benar pada pelaksanaan
pendidikan
4. Fungsi penyedia dan pengembang agar siswa dapat memperoleh sejumlah
pengalaman baru yang dapat digunakan dalam mengarungi hidup
bermasyarakat.
5. Bagi administrator, kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam
memberikan supervisi kepada guru dalam proses perencanaan.
6. Kurikulum juga berfungsi sebagai pedoman bagi guru untuk memperbaiki
suasana dan iklim belajar.5
3
Husni Mubarok, Dkk. Pengembangan Kurikulum. Semarang : UIN Walisongo Press,
2018, h 14
4
Ali Sudin,Kurikulum dan Pembelajaran, Bandung : UPI Press, 2014,h 35
5
Mohamad Ansyar, Kurikulum (Hakikat, Fondasi, Desain dan Pengembangn), Jakarta :
Kencana, 2017, h 24
4
C. Tujuan dan Ruang lingkup kurikulum IPS SD
Sama halnya tujuan dalam bidang-bidang yang lain, tujuan kurikulum
IPS bertumpu pada tujuan yang lebih tinggi. Secara hirarki, tujuan pendidikan
nasional pada tataran operasional dijabarkan dalam tujuan institusional tiap
jenis dan jenjang pendidikan. Selanjutnya pencapaian tujuan institusional ini
secara praktis dijabarkan dalam tujuan kurikuler atau tujuan mata pelajaran
pada setiap bidang studi dalam kurikulum, termasuk bidang studi IPS.
Akhirnya tujuan kurikuler secara praktis operasional dijabarkan dalam tujuan
instruksional atau tujuan pembelajaran. Sub bahasan ini dibatasi pada uraian
tujuan kurikuler bidang studi IPS. Tujuan kurikulum IPS yang harus dicapai
sekurang-kurangnya meliputi hal-hal berikut:
1. Membekali anak didik dengan pengetahuan sosial yang berguna dalam
kehidupannya kelak di masyarakat.
2. Membekali anak didik dengan kemampuan mengidentifikasi,
menganalisis dan menyusun alternatif pemecahan masalah sosial yang
terjadi dalam kehidupan di masyarakat.
3. Membekali anak didik dengan kemampuan berkomunikasi dengan sesama
warga masyarakat dan berbagai bidang keilmuan serta bidang keahlian.
4. Membekali anak didik dengan kesadaran, sikap mental yang positif dan
keterampilan terhadap pemanfaatan lingkungan hidup yang menjadi
bagian dari kehidupan tersebut.
5. Membekali anak didik dengan kemampuan mengembangkan pengetahuan
dan keilmuan IPS sesuai dengan perkembangan kehidupan, masyarakat,
ilmu pengetahuan dan teknologi.
Ruang lingkup kurikulum IPS SD :
1. Manusia, tempat dan lingkungan
2. Waktu, keberlanjutan dan perubahan
3. Sistem sosial dan budaya
5
4. Perilaku ekonomi dan kesejahteraan6
6
Sukmadinata Nana Syaodih. Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya. 2010, h 31
6
kehidupan sehari-hari, 3) memberikan
perhatian kepada kesenian, 4)
meningkatkan pendidikan watak, 5)
meningkatkan pendidikan jasmani, 6)
meningkatkan kesadaran bernegara dan
bermasyarakat.
b. Istilah kurikulum belum digunakan.
Istilah yang digunakan adalah
perencanaan. unsur pokok kurikulum
adalah 1) daftar jam pelajaran atau
struktur program, 2) garis besar program
pengajaran.
c. Merupakan kurikulum dengan mata
pelajaran terpisah-pisah.
7
rasa, karya dan krida.
d. Sistem pendidikan masa ini dikenal
dengan Sistem Panca Wardana atau
sistem lima aspek perkembangan yaitu
perkembangan moral, perkembangan
intelegensia, perkembangan
emosional/artistik, perkembangan
keprigelan dan perkembangan
jasmaniah.
e. Fokus kurikulum 1964 ini lebih
menekankan pada pengetahuan dan
kegiatan fungsional praktis.
8
pendidikan kesejahteraan keluarga
(termasuk ilmu kesehatan). Ketiga,
Kelompok kecakapan khusus; kejuruan
agragia (pertanian, peternakan,
perikanan), kejuruan teknik (pekerjaan
tangan/perbekalan), kejuruan
ketatalaksanaan/jasa (koperasi,
tabungan).Untuk program pengetahuan
dasar meliputi mata pelajaran 1)
berhitung, 2) IPA, 3) pedidikan kesenian,
4) pendidikan kesejahteraan keluarga.
d. Untuk pertama kalinya istilah kurikulum
dipakai di Indonesia.
9
penyempurnaan dari kurikulum 1975.
Oleh karena itu, kurikulum 1984 dikenal
juga sebagai kurikulum 1975 yang
disempurnakan.
b. Kurikulum 1984 mengusung “ Process
Skill Approach” . Dalam kurikulum ini
proses lebih menekankan pada proses
keterampilan.
c. Ada 4 aspek yang disempurnakan dalam
kurikulum 1984 yakni 1) pelaksanaan
PSPB 2) penyesuaian tujuan dan struktur
program kurikulum 3) pemilihan
kemampuan dasar serta keterpaduan dan
keserasian antara ranah kognitif, afektif
dan psikomotor 4) pelaksanaan pelajaran
berdasarkan kerundatan belajar yang
disesuaikan dengan kecepatan belajar
masing-masing peserta didik.
10
3. Kuikulum 2004 (KBK) dan 2006 (KTSP)
11
perkembangan pengetahuan dan
teknologi informasi 6) pengembangan
kecakapan hidup belajar sepanjang
hayat 7) berpusat pada anak 8)
pendekatan menyeluruh dan kemitraan
h. Pedoman pelaksanaan kurikulum
diantaranya: bahasa pengantar,
ekstrakurikuler, intrakurikuler,
remedial, pengayaan, akselerasi, BK,
nilai-nilai pancasila, budi pekerti,
tenaga kependidikan, sumber dan sarana
belajar, tahap pelaksanaan,
pengembangan silabus dan pengelolaan
kurikulum.
i. Tidak terdapat prinsip pelaksanaan
kurikulum.
12
pelajaran, misalnya TIK di SD.
e. Beban belajar SD/MI kelas 1 sampai 3:
27 jam perminggu dan kelas 4 sampai 6:
32 jam perminggu.
f. Guru harus membuat RPP.
g. Prinsip pengembangan kurikulum 1)
berpusat pada potensi, perkembangan,
kebutuhan dan kepentingan peserta didik
dan lingkungannya 2) beragam dan
terpadu 3) tanggap terhadap ilmu
pengetahuan , eknologi dan seni 4)
relevan dengan kebutuhan kehidupan 5)
menyeluruh dan berkesinambungan 6)
belajar sepanjang hayat 7) seimbang
antara kepentigan nasional dan
kepentingan daerah.
h. Prinsip pelaksanaan kurikulum
didasarkan pada potensi, perkembangan
dan kondisi peserta didik untuk
menguasai kompetensi yang berguna
bagi dirinya.
i. Tidak terdapat pedoman pelaksanaan
kurikulum seperti pada kurikulum 2004.
7
7
Brahim, Theresia K dkk. Pengetahuan Tentang Kurikulum Bagi Mahasiswa PGSD.
Jakarta: Suara GKYE Peduli Bangsa, 2015, h 14
13
4. Kurikulum 2013 MI/SD
Rancangan Kurikulum 2013 sangat jauh berbeda dengan
kurikulum-kurikulum sebelumnya. Ditinjau dari kurikulum sebelumnya
yaitu Kurikulum KTSP di SD terdapat 10 mata pelajaran namun pada
rancangan Kurikulum 2013 mata pelajaran SD dikurangi menjadi 6 mata
pelajaran. Pada Kurikulum 2013 IPS tidak terdaftar sebagai mata
pelajaran.
IPS di SD bukan dihilangkan atau dihapus namun IPS
diintegrasikan dengan mata pelajaran yang lain seperti B. Indonesia dan
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang diajarkan secara terpadu
sesuai dengan tema yang dibahas, inilah yang dimaksud dengan tematik
integratif.
Menteri Pendidikan memberikan tiga alternatif pengintegrasian.
Pertama, nama pelajaran IPS sama sekali tidak dimunculkan, namun
muatannya muncul di pelajaran-pelajaran lain. Kedua, IPS dimunculkan
mulai kelas 4 SD sampai 6 SD. Ketiga, IPS akan dimunculkan sebagai
pelajaran tersendiri untuk kelas 5 dan 6 SD. Intinya, yang dihapuskan
adalah nama pelajarannya namun substansi pelajaran IPS tidak ada satu
pun yang dihilangkan.8
8
Sardjiyo, dkk. Pendidikan IPS di SD. Jakarta: Universitas Terbuka. 2007., h 17
14
bernuansa di dalam kelas menjadi di luar kelas. Nuansa pembelajaran akan
lebih nyaman, karena murid dapat berdiskusi lebih dengan guru, belajar
dengan outing class, dan tidak hanya mendengarkan penjelasan guru,
tetapi lebih membentuk karakter peserta didik yang berani, mandiri, cerdik
dalam bergaul, beradab, sopan, berkompetensi, dan tidak hanya
mengandalkan sistem ranking yang menurut beberapa survei hanya
meresahkan anak dan orang tua saja, karena sebenarnya setiap anak
memiliki bakat dan kecerdasannya dalam bidang masing-masing.
Nantinya, akan terbentuk para pelajar yang siap kerja dan kompeten, serta
berbudi luhur di lingkungan masyarakat (Widya, 2020).
Konsep Merdeka Belajar ala Nadiem Makarim terdorong karena
keinginannya menciptakan suasana belajar yang bahagia tanpa dibebani
dengan pencapaian skor atau nilai tertentu. Pokok-pokok kebijakan
Kemendikbud RI tertuang dalam paparan Mendikbud RI di hadapan para
kepala dinas pendidikan provinsi, kabupaten/kota se-Indonesia, Jakarta,
pada 11 Desember 2019. Ada empat pokok kebijakan baru Kemendikbud
RI, yaitu:
Ujian Nasional (UN) akan digantikan oleh Asesmen Kompetensi
Minimum dan Survei Karakter. Asesmen ini menekankan kemampuan
penalaran literasi dan numerik yang didasarkan pada praktik terbaik tes
PISA. Berbeda dengan UN yang dilaksanakan di akhir jenjang pendidikan,
asesmen ini akan dilaksanakan di kelas 4, 8, dan 11. Hasilnya diharapkan
menjadi masukan bagi sekolah untuk memperbaiki proses pembelajaran
selanjutnya sebelum peserta didik menyelesaikan pendidikannya.
Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) akan diserahkan ke
sekolah. Menurut Kemendikbud, sekolah diberikan keleluasaan dalam
menentukan bentuk penilaian, seperti portofolio, karya tulis, atau bentuk
penugasan lainnya.
Penyederhanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Menurut Nadiem Makarim, RPP cukup dibuat satu halaman saja. Melalui
penyederhanaan administrasi, diharapkan waktu guru dalam pembuatan
15
administrasi dapat dialihkan untuk kegiatan belajar dan peningkatan
kompetensi.
Dalam penerimaan peserta didik baru (PPDB), sistem zonasi
diperluas (tidak termasuk daerah 3T). Bagi peserta didik yang melalui
jalur afirmasi dan prestasi, diberikan kesempatan yang lebih banyak dari
sistem PPDB. Pemerintah daerah diberikan kewenangan secara teknis
untuk menentukan daerah zonasi ini.9
9
Evi Hasim, penerapan kurikulum merdeka belajar, (Gorontalo : Universitas Gorontalo,
2021), h 69
16
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
kurikulum adalah serangkaian rencana pembelajaran mengenai mata
pelajaran, metode pembelajaran dan tujuan pembelajaran yang di tempuh oleh
siswa yang telah di sesuaikan dengan jenjang pendidikan masing-masing.
Menurut M. Ansyar dan H. Nurtain membagi fungsi kurikulum
menjadi enam fungsi yaitu fungsi preventif, fungsi korektif, fungsi konstruktif,
fungsi penyedia, fungsi administrator.
Dari Kurikulum tahun 1975 sampai Kurikulum 2006 (KTSP)
kurikulum yang paling efisien adalah kurikulum 2006 (KTSP) yang
berorientasi pada sistem PAKEM (Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan
Menyenangkan) karena ditangan gurulah kurikulum ini dapat hidup dan
berkembang sebab pengembangan materi kurikulum akan baik apabila sesuai
dengan tingkat perkembangan nalar siswa, perbedaan perseorangan dan
kemampuan daya serap siswa, suasana pembelajaran yang kondusif, serta
sarana dan sumber belajar yang tersedia.
Untuk Kurikulum 2013, IPS di SD diintegrasikan dengan mata
pelajaran yang lain seperti B. Indonesia dan Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan yang diajarkan secara terpadu sesuai dengan tema yang
dibahas. Intinya, yang dihapuskan adalah nama pelajarannya namun substansi
pelajaran IPS tidak ada satu pun yang dihilangkan.
Dan untuk sekarang kurikulum merdeka di sesuaikan lagi dengan mata
pelajaran masing-masing. Tidak di integrasikan terhadap mata pelajaran lain.
Sehingga dalam satu pembelajaran difokuskan. Kurikulum sekarang bisa
dikatakan hampir sama dengan kurikulum KTSP.
17
B. Saran
Perubahan kurikulum dari tahun ke tahun mengalami perkembangan
namun Sebagus apapun rancangan kurikulum tersebut jika pelaksanaannya
tidak berjalan dengan semestinya maka keberhasilan tujuan awal tidak akan
dicapai. Oleh karena itu untuk menjalankan Kurikulum Merdeka dengan
berhasil kita memerlukan guru yang benar-benar profesional. Sebelum
Kurikulum Merdeka diaplikasi kita harus mampu mempersiapkan guru baru
untuk menjalankan kurikulum baru tersebut. Para guru diberi sosialisasi dan
pelatihan mengenai kurikulum baru yang akan mereka jalankan. Ketika
pemerintah yakin bahwa gurunya sudah siap maka kurikulum baru pun baru
dapat diimplementasikan.
18
DAFTAR PUSTAKA
19