Anda di halaman 1dari 97

PENGARUH DBE (DEEP BREATHING EXERCISE) TERHADAP

PENURUNAN INTENSITAS NYERI DISMENORE


PADA REMAJA PUTRI DI DUKUH KLECO
NGARUM NGRAMPAL SRAGEN

PENELITIAN

Karya Tulis Ilmiah


Diajukan Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam
Memperoleh Gelar Ahli Madya Keperawatan di
Akademi Keperawatan YAPPI Sragen

Oleh:
KHARISMA ISMI SABILLA
20012

AKADEMI KEPERAWATAN YAPPI SRAGEN


JAWA TENGAH
2022

i
LEMBAR PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Pengaruh DBE (Deep Breathing Exercise)

Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Dismenore Pada Remaja Putri Di Dukuh Kleco

Ngarum Ngrampal Sragen” telah memenuhi persyaratan dan di setujui serta layak

untuk di ujikan pada:

Hari/tanggal: Senin, 31 Oktober 2022

Pembimbing

Warti Ningsih, S.Kep., Ns., M.Kep

ii
SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Kharisma Ismi Sabilla

NIM : 20012

Institusi : Akademi Keperawatan YAPPI Sragen

Menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Pengaruh DBE (Deep

Breathing Exercise) Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Dismenore Pada Remaja

Putri Di Dukuh Kleco Ngarum Ngrampal Sragen” adalah bukan Karya Tulis Ilmiah

orang lain, baik sebagian maupun keseluruhan, kecuali dalam bentuk kutipan yang

telah disebutkan sumbernya.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan

apabila ini tidak benar, saya bersedia mendapat sanksi akademik.

Sragen, 18 Oktober 2022

Yang menyatakan

Kharisma Ismi Sabilla

iii
MOTTO

 “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.”

(Q.S Al – Baqarah : 286)

 “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum hingga mereka

mengubah diri mereka sendiri.” (Q.S. Ar-Ra'd: 11)

 “Maka Sesungguhnya Bersama kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya

bersama kesulitan itu ada kemudahan.” (Q.S. Al- Insyirah: 5-6)

 Man Jadda Wajada (Barang siapa yang bersungguh – sungguh, dia pasti

berhasil).

 “Tidak ada kesuksesan tanpa kerja keras. Tidak ada keberhasilan tanpa
kebersamaan. Tidak ada kemudahan tanpa doa.” – Ridwan Kamil

iv
HALAMAN PERSEMBAHAN

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas terselesaikannya Karya

Tulis Ilmiah ini, yang diiringi dengan segala usaha dan doa dalam pembuatannya.

Persembahan Karya Tulis Ilmiah ini penulis ucapkan sebagai wujud rasa terima kasih

kepada :

1. Kedua orang tua penulis dan keluarga penulis yang selalu mendoa’akan,

memberikan fasilitas, menjadi inspirasi dan memberikan semangat untuk

menyelesaikan pendidikan.

2. Dosen pembimbing dan dosen penguji yang telah mengarahkan penulis dalam

melakukan penulisan karya tulis ilmiah ini.

3. Seluruh dosen maupun staf di AKPER YAPPI Sragen yang telah membantu

melancarkan penulisan karya tulis ilmiah ini.

4. Adik penulis yang selalu memberikan semangat untuk kuliah dan selalu

menghibur penulis.

5. Hasa Hadilia A, Sugeng Parwoto, Cindi Permata S, Rahma W, dan Pramita Ran L,

yang selalu memberikan motivasi, doa dan kasih sayang, serta selalu

mengingatkan penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

6. Teman-teman Akper YAPPI Sragen angkatan 2020 terima kasih atas

kebersamaannya, canda dan tawanya serta sudah berjuang bersama sampai saat ini

dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu - persatu yang memberikan

v
dukungan moral, spiritual, dan membantu kelancaran penulisan Karya Tulis Ilmiah

ini.

7. Kepada diri saya sendiri atas usaha, perjuangan, dan semangat pantang menyerah,

terimakasih sudah mampu melewati banyak hal hingga sejauh ini.

vi
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Bismillah, Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT dan Baginda

Rasulullah SAW yang telah memberikan rakhmat dan karunia-Nya, sehingga penulis

dapat menyelesaikan karya tulis dengan judul “Pengaruh DBE (Deep Breathing

Exercise) Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Dismenore Pada Remaja Putri Di

Dukuh Kleco Ngarum Ngrampal Sragen”.

Penulis menyadari dan memaklumi bahwa dalam penulisan Karya Tulis

Ilmiah ini penulis mengalami hambatan dan kesulitan, namun dengan berkat

bimbingan dan kerjasama dengan berbagai pihak sehingga dapat berjalan dengan

lancar, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak

antara lain :

1. Allah SWT yang selalu memberikan kenikmatan sehingga penulis dapat

menyelesaikan tugas Karya Tulis Ilmiah ini.

2. Bapak Suyadi, SMIP, SKM, M.Kes selaku Direktur AKPER YAPPI Sragen.

3. Ibu Warti Ningsih, S.Kep., Ns., M.Kep selaku dosen pembimbing Karya Tulis

Ilmiah ini yang paling sabar dalam membimbing penulis serta banyak

meluangkan waktu dan pikiran dalam membimbing penulis.

4. Ibu Kunaryanti, S.Kep., Ns. M.K.M selaku dosen penguji penulis yang selalu

membimbing penulis dengan sabar demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.

vii
5. Para dosen dan staff Akper YAPPI Sragen yang memberikan wawasan, ilmu serta

nasehat yang bermanfaat.

6. Kedua orang tua penulis dan keluarga penulis yang selalu mendoa’akan,

memberikan fasilitas, menjadi inspirasi dan memberikan semangat untuk

menyelesaikan pendidikan.

7. Kepada semua remaja putri Dukuh Kleco Ngarum Ngrampal Sragen yang telah

bersedia menjadi responden penulis.

Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini jauh dari kata sempurna, semoga

Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda menyelesaikan penulisan Karya

Tulis Ilmiah ini. Oleh karena itu, penulis berharap atas saran dan kritik yang bersifat

membangun dari pembaca.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Sragen, 18 Oktober 2022

Kharisma Ismi Sabilla

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN..................................................................................ii
SURAT PERNYATAAN......................................................................................iii
MOTTO.................................................................................................................iv
HALAMAN PERSEMBAHAN............................................................................v
KATA PENGANTAR..........................................................................................vii
DAFTAR ISI..........................................................................................................ix
DAFTAR TABEL.................................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR............................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................xiii
ABSTRAK...........................................................................................................xiv
ABSTRACT...........................................................................................................xv
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................4
C. Tujuan Penelitian..........................................................................................4
D. Manfaat Penelitian........................................................................................5
E. Keaslian Penelitian........................................................................................7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................10
A. Tinjauan Teori.............................................................................................10
B. Kerangka Teori...........................................................................................20
C. Kerangka Konsep........................................................................................21
D. Hipotesis......................................................................................................21

ix
BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................22
A. Jenis dan Rancangan Penelitian..................................................................22
B. Tempat Dan Waktu Penelitian....................................................................22
C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional.............................................23
D. Populasi Sampel dan Sampling...................................................................25
E. Instrument Penelitian Dan Cara Pengumpulan Data...................................26
F. Keabsahan Data...........................................................................................30
G. Metode Analisa Data...................................................................................31
H. Etika Penelitian...........................................................................................32
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................33
A. Hasil .………………………………………………………………………………………..……... 32
B. Pembahasan .………...……………………….………………………………………………...... 37
C. Keterbatasan Penelitian .…………….……….…..……………………...……………...…… 45
BAB V PENUTUP................................................................................................52
A. Simpulan.....................................................................................................52
B. Saran............................................................................................................53
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

x
DAFTAR TABEL

Tabel 1. 1 Keaslian penelitian.......................................................................................7


Tabel 3. 1 Variabel dan definisi operasional...............................................................24
Tabel 4. 1 Karakteristik responden berdasarkan usia, pendidikan terakhir,
pekerjaan, menarche, dan lama haid...........................................................35
Tabel 4. 2 Intensitas nyeri sebelum dan sesudah Deep Breathing Exercise................36
Tabel 4. 3 Hasil uji normalitas data.............................................................................37
Tabel 4. 4 Hasil uji Wilcoxon......................................................................................38

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori...................................................................................20


Gambar 2.2 Kerangka Konsep...............................................................................21

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar penjelasan kepada calon responden


Lampiran 2. Lembar persetujuan responden
Lampiran 3. Instrument penelitian
Lampiran 4. Surat keterangan penelitian
Lampiran 5. Dokumentasi
Lampiran 6. Log book
Lampiran 7. Tabulasi data
Lampiran 8. Hasil pengolahan SPSS
Lampiran 9. Surat permohonan ijin penelitian
Lampiran 10. Leaflet dismenore

xiii
ABSTRAK
PENGARUH DBE (DEEP BREATHING EXERCISE) TERHADAP
PENURUNAN INTENSITAS NYERI DISMENORE
PADA REMAJA PUTRI DI DUKUH KLECO
NGARUM NGRAMPAL SRAGEN

Kharisma Ismi Sabilla1, Warti Ningsih2, Kunaryanti2


Akademi Keperawatan YAPPI Sragen

Email : kharismaismisabilla@gmail.com

Latar Belakang : Dismenore berasal dari Bahasa Yunani dys yang berarti sulit,
nyeri, abnormal; meno, yang berarti bulan; dan rhea, yang berarti aliran atau arus.
Sehingga, dismenore didefinisikan sebagai aliran menstruasi yang sulit (difficult
menstrual flow) atau menstruasi yang nyeri (painful menstruation). Dismenore dapat
terjadi karena adanya kontraksi otot-otot rahim sehingga terasa nyeri di perut bagian
bawah. Dismenore dapat mengganggu aktivitas sehari-hari seperti bekerja, sekolah
dan lain-lain. Total jumlah kunjungan pasien dismenore di Puskesmas wilayah
Kabupaten Sragen pada tahun 2015 terdapat 569 kasus. Oleh karena itu diperlukan
intervensi DBE (Deep Breathing Exercise) untuk mengurangi intensitas nyeri
dismenore. Tujuan : Mengetahui Pengaruh DBE (Deep Breathing Exercise)
Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Dismenore Pada Remaja Putri Di Dukuh Kleco
Ngarum Ngrampal Sragen. Metode: Jenis penelitian yang digunakan adalah
kuantitatif, penelitian ini menggunakan desain penelitian quasi experimental dengan
one grup pretest-posttest. Analisa data yang digunakan menggunakan uji wilcoxon.
Cara pengambilan sampel dilakukan secara total sampling dengan jumlah sampel
sebanyak 30 responden remaja putri. Hasil penelitian : Sebelum melakukan DBE
(Deep Breathing Exercise) setengah lebih responden mengalami nyeri sedang yaitu
ada 17 orang (56.7%). Setelah dilakukan DBE (Deep Breathing Exercise)
didapatakan data setengah lebih responden yang mengalami penurunan intensitas
nyeri yaitu menjadi nyeri ringan sebanyak 20 orang (66.7%). Analisa bivariat
menggunakan uji wilcoxon diketahui Asymp.Sig (2-tailed) nilai sig 0,000, nilai
tersebut <0,05 maka bisa disimpulkan bahwa ada pengaruh DBE (Deep Breathing
Exercise) terhadap penurunan intensitas nyeri dismenore. Kesimpulan : Terdapat
pengaruh DBE (Deep Breathing Exercise) terhadap penurunan intensitas nyeri
dismenore pada remaja putri di Dukuh Kleco Ngarum Ngrampal Sragen.

xiv
Kata Kunci : DBE (Deep Breathing Exercise), Dismenore, Nyeri

1. Mahasiswa Akademi Keperawatan YAPPI Sragen


2. Dosen Akademi Keperawatan YAPPI Sragen

ABSTRACT
THE EFFECT OF DBE (DEEP BREATHING EXERCISE) ON REDUCING
THE PAIN INTENSITY OF DYSMENORRHEA IN
ADOLESCENT WOMEN IN HAMLET KLECO
NGARUM NGRAMPAL SRAGEN

Kharisma Ismi Sabilla1, Warti Ningsih2, Kunaryanti2


YAPPI Nursing Academy Sragen

Email: kharismaismisabilla@gmail.com

Background: Dysmenorrhea comes from the Greek word dys which means difficult,
painful, abnormal; meno, meaning month; and rhea, meaning flow or current. Thus,
dysmenorrhea is defined as difficult menstrual flow or painful menstruation.
Dysmenorrhea can occur due to contractions of the uterine muscles so that you feel
pain in the lower abdomen. Dysmenorrhea can interfere with daily activities such as
work, school and others. The total number of dysmenorrhea patient visits at the
Health Center in Sragen Regency in 2015 was 569 cases. Therefore, DBE (Deep
Breathing Exercise) intervention is needed to reduce the intensity of dysmenorrhea
pain. Objective: To determine the effect of DBE (Deep Breathing Exercise) on
Reducing the Intensity of Dysmenorrhea Pain in Young Women in Kleco Ngarum
Ngrampal Hamlet, Sragen. Method: The type of research used is quantitative, this
research uses a quasi-experimental research design with one pretest-posttest group.
Analysis of the data used using the Wilcoxon test. The sampling method was carried
out in total sampling with a total sample of 30 young female respondents. Results of
the study: Before doing DBE (Deep Breathing Exercise) more than half of the
respondents experienced moderate pain, namely there were 17 people (56.7%). After
the DBE (Deep Breathing Exercise) was carried out, it was found that more than half
of the respondents experienced a decrease in pain intensity, namely mild pain, as
many as 20 people (66.7%). Bivariate analysis using the Wilcoxon test found that
Asymp.Sig (2-tailed) had a sig value of 0.000, the value was <0.05, so it could be
concluded that there was an effect of DBE (Deep Breathing Exercise) on reducing
dysmenorrhea pain intensity. Conclusion: There is an effect of DBE (Deep Breathing
Exercise) on reducing the intensity of dysmenorrhea pain in young women in Kleco
Ngarum Ngrampal Sragen hamlet.

xv
Keywords: DBE (Deep Breathing Exercise), Dysmenorrhea, Pain

1. Student of YAPPI Nursing Academy Sragen


2. Lecturer of YAPPI Nursing Academy Sragen

xvi
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa anak-anak

menuju masa dewasa, pada awal masa remaja akan mengalami berbagai

perubahan yang mencolok baik secara fisik maupun psikis, tahap ini disebut

dengan pubertas. Salah satu tanda pubertas pada remaja perempuan adalah

menstruasi pertama kali atau menarche (Musmiah dkk, 2019). Dismenore

berasal dari Bahasa Yunani dys yang berarti sulit, nyeri, abnormal; meno,

yang berarti bulan; dan rhea, yang berarti aliran atau arus. Sehingga,

dismenore didefinisikan sebagai aliran menstruasi yang sulit (difficult

menstrual flow) atau menstruasi yang nyeri (painful menstruation) (Setyowati,

2018).

Angka kejadian dismenore pada remaja di Asia adalah 74,5%.

Prevalensi dismenore sedang pada remaja putri sebesar 85%. Sedangkan

angka kejadian di Indonesia adalah 55%. Melihat data tersebut dapat diartikan

bahwa hampir semua wanita pernah mengalami dismenore (Setyowati, 2018).

Angka kejadian dismenore di Jawa Tengah mencapai 56%. Karena kejadian

dismenore merupakan kejadian alamiah yang terjadi setiap bulan pada wanita.

Walaupun pada umumnya tidak berbahaya, namun acapkali dirasa

mengganggu bagi wanita yang mengalaminya. Sementara di kota Semarang,

1
2

berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan menyatakan bahwa ada pelajar

SMA/Sederajat Kecamatan Banyumanik Kota Semarang sebesar 83,3%

mengalami dismenore ringan dan 16,7% mengalami dismenore berat.

Dismenore yang terjadi pada remaja sebagian besar tergolong dismenore

primer (Fatmawati dkk, 2016).

Badan Pusat Statistik (BPS) menjelaskan bahwa pada tahun 2015,

jumlah penduduk perempuan di Kabupaten Sragen usia remaja sampai dengan

dewasa tahun 2015 yaitu sebanyak 347.354 atau 39.67% jiwa dari 875.600

jiwa penduduk. Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan

Kabupaten Sragen, di Puskesmas wilayah Kabupaten Sragen pada tahun 2015,

total jumlah kunjungan pasien dismenore yaitu sebanyak terdapat 569 kasus

(Aryani dkk, 2016).

Upaya pengurangan nyeri dismenore ini dapat dilakukan pengobatan

farmakologis maupun pengobatan non farmakologis. Pengobatan non

farmakologis salah satunya dengan adanya peran fisioterapi. Salah satu terapi

yang dapat digunakan dalam mengurangi nyeri dismenore adalah penggunaan

kompres hangat dan latihan napas dalam (deep breathing exercise) (Karisma,

2018). DBE (Deep Berathing Exercise) didefinisikan sebagai tidak adanya

ketegangan fisik, mental, emosional, dan dapat membantu dalam manajemen

rasa sakit baik secara fisiologis maupun psikologis (Mohamed, 2017). DBE

(Deep Breathing Exercise) mampu merangsang tubuh untuk mengeluarkan

opioid endogen sehingga terbentuk sistem penekan nyeri yang akan


3

menurunkan dismenore primer. DBE (Deep Breathing Exercise) yang

mempunyai efek rileksasi juga dapat meningkatkan pembentukan endorphin

dalam sistem kontrol desenden. DBE (Deep Breathing Exercise) dapat

membuat pasien lebih nyaman karena membuat relaksasi otot (Trisnabari &

Wahyuni, 2018).

Penelitian Kursani & Putri (2020), menyatakan bahwa teknik

relaksasi nafas dalam berpengaruh terhadap penurunan nyeri dismenore pada

remaja putri di panti asuhan Al Ilham Pekanbaru tahun 2020, hal tersebut

dibuktikan dari hasil uji efektifitas dengan uji Independent t-test nilai Asymp.

Sig. (2- tailed) atau P-value 0,002 < 0,05. Ini berarti menunjukkan adanya

pengaruh yang signifikan antara rata – rata penurunan nyeri dismenore pada

kelompok eksperimen. Syafitri (2018), menyatakan bahwa seluruh responden

mengalami penurunan intensitas nyeri setelah diberikan intervensi relaksasi

nafas dalam yang menggunakan durasi intervensi selama 15 menit, pada menit

ke 15 seluruh responden mengatakan sudah merasa lebih baik dan rasa nyeri

hilang, penurunan nyeri pada masing-masing responden berada pada durasi

dan tingkat nyeri yang berbeda-beda.

Hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti dengan metode

wawancara didapatkan remaja putri di Dukuh Kleco Ngarum Ngrampal

Sragen sebanyak 30 remaja putri mengalami dismenore. Ada 16 orang yang

mengalami dismenore dengan nyeri sedang, dampaknya mereka tidak fokus

dalam menjalani aktivitas sehari – hari seperti bekerja, sekolah, dan belajar
4

karena menahan nyeri dismenore. Ada 14 orang yang mengalami dismenore

ringan, mereka masih bisa melakukan aktivitas sehari – hari dengan lancar.

Dari hasil wawancara pada remaja putri di Dukuh Kleco Ngarum Ngrampal

Sragen, 4 orang remaja putri mengatasi nyeri dengan tidur saja, 7 orang

mengatasi nyeri dengan minum jamu kunyit, dan 19 orang lainnya tidak

melakukan upaya penanganan, hanya ditahan dan dibiarkan saja.

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian mengenai pengaruh DBE (Deep Breathing Exercise) terhadap

penurunan intensitas nyeri dismenore pada remaja putri di Dukuh Kleco

Ngarum Ngrampal Sragen.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas peneliti ingin mengetahui

“bagaimanakah pengaruh DBE (Deep Breathing Exercise) terhadap

penurunan intensitas nyeri dismenore pada remaja putri di Dukuh Kleco

Ngarum Ngrampal Sragen?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengaruh DBE (Deep Breathing Exercise) terhadap

penurunan intensitas nyeri dismenore pada remaja putri di Dukuh Kleco

Ngarum Ngrampal Sragen.

2. Tujuan Khusus
5

a. Mendeskripsikan karakteristik responden meliputi usia, pendidikan

terakhir, pekerjaan, menarche, dan lama haid.

b. Mengetahui intensitas nyeri dismenore sebelum diberikan DBE

(Deep Breathing Exercise) pada remaja putri di Dukuh Kleco

Ngarum Ngrampal Sragen.

c. Mengetahui intensitas nyeri dismenore sesudah diberikan DBE

(Deep Breathing Exercise) pada remaja putri di Dukuh Kleco

Ngarum Ngrampal Sragen.

d. Mengetahui efektifitas pengaruh DBE (Deep Breathing Exercise)

terhadap penurunan intensitas nyeri dismenore pada remaja putri di

Dukuh Kleco Ngarum Ngrampal Sragen.

D. Manfaat Penelitian

1. Teoritis

Agar Karya Tulis Ilmiah ini dapat dijadikan sarana untuk

memperoleh pengetahuan tentang pengaruh DBE (Deep Breathing

Exercise) terhadap penurunan intensitas nyeri dismenore pada remaja

purti di Dukuh Kleco Ngarum Ngrampal Sragen, dan sebagai masukan

dalam pengembangan ilmu keperawatan dimasa yang akan datang.

2. Praktis

a. Bagi peneliti
6

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi

terkait pengaruh DBE (Deep Breathing Exercise) pada remaja.

Sehingga, hasil penelitian mampu dijadikan sumber rujukan dalam

penyusunan penelitian selanjutnya terutama yang berhubungan

dengan dismenore dan diharapkan mampu menghasilkan penelitian

yang lebih baik, melengkapi keterbatasan dalam penelitian ini.

b. Bagi Institusi

Sebagai tambahan referensi bagi Mahasiswa Akademi

Keperawatan YAPPI Sragen tentang pengaruh DBE (Deep

Breathing Exercise) terhadap penurunan intensitas nyeri dismenore

pada remaja putri di Dukuh Kleco Ngarum Ngrampal Sragen.

c. Bagi Lahan Praktek

Informasi yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat

dijadikan sebagai dasar dalam memberikan bimbingan kepada remaja

putri di Dukuh Kleco Ngarum Ngrampal Sragen untuk mengatasi

keluhan dismenore.

d. Bagi Peneliti Lain

Sebagai bahan perbandingan, masukan dan referensi untuk

melakukan penelitian selanjutnya tentang pengaruh DBE (Deep

Breathing Exercise) terhadap penurunan intensitas nyeri dismenore

pada remaja putri dengan jenis penelitian lain atau penambahan


7

variabel penelitian yang lebih lengkap dengan metode penelitian yang

berbeda.

E. Keaslian Penelitian

Tabel 1. 1 Keaslian penelitian

Nama Judul Penelitian Metode Hasil


Peneliti
Syafitri, Pengaruh Relaksasi Jenis penelitian Seluruh responden
(2018) Nafas Dalam Dan yang digunakan mengalami
Massage Effleurage dalam penelitian penurunan
Terhadap Penurunan ini adalah quasi intensitas nyeri
Intensitas Nyeri eksperimental setelah diberikan
Dismenore Pada (eksperimen semu) intervensi baik
Remaja Putri Di dengan rancangan relaksasi nafas
SMA NEGERI 13 penelitian two dalam maupun
Medan Tahun 2018. group comparison massage
pretest-posttest effleurage. Dalam
design yaitu penelitian ini
rancangan peneliti
eksperimen dengan menggunakan
cara sampel durasi intervensi
mengukur selama 15 menit,
intensitas nyeri pada menit ke 15
dismenore remaja seluruh responden
putri sebelum dan mengatakan sudah
setelah dilakukan merasa lebih baik
treatment dan rasa nyeri
(perlakuan) untuk hilang. Penurunan
mengidentifikasi nyeri pada masing-
pengaruh relaksasi masing responden
nafas dalam dan berada pada durasi
massage dan tingkat nyeri
effleurage terhadap yang berbeda-beda.
8

penurunan
intensitas nyeri
dismenore pada
remaja putri,
sebelum dan
setelah dilakukan
intervensi.
Trisnaba Pengaruh Deep Metode penelitian Dari hasil uji
ri, Breathing Exercise yang digunakan pengaruh
(2017) Terhadap Nyeri dalam penelitian menggunakan uji
Haid Primer Pada ini adalah paired t-test
Mahasiswi S1 deskriptif korelasi didapatkan nilai
Fisioterapi karena sig (p) = 0,0001
Universitas mengungkapkan yaitu terdapat
Muhammadiyah perbedaan korelasi pengaruh
Surakarta Tahun antar variabel pemberian deep
2017. menggunakan breathing exercise
quasi terhadap
eksperimental penurunan nyeri
design dengan haid primer pada
rancangan mahasiswi S1
penelitian adalah fisioterapi
one group pretest- Universitas
posttest design. Muhammadiyah
Surakarta.
Karisma, Pengaruh Pemberian Penelitian ini Berdasarkan uji
(2018) Kompres Hangat menggunakan statistik
Dan Latihan Napas dukuhin pre menggunakan uji
Dalam (Deep eksperiment wilcoxon test
Breathing Exercise) dengan one group diperoleh hasil p-
Terhadap pretest-posttest value 0.000
Pengurangan Nyeri design. Penelitian dimana p < 0.05
Dysmenorrhea dilakukan di area yang dapat
Primer. kampus diartikan kompres
Universitas hangat dan latihan
Muhammadiyah napas dalam (deep
Surakarta pada breathing exercise)
bulan Februari berpengaruh
hingga Maret terhadap
2018. Sampel yang pengurangan nyeri
digunakan dysmenorrhea
sebanyak 20 orang. primer.
9

Sampel tersebut
diberikan
intervensi kompres
hangat dan latihan
napas dalam (deep
breathing
exercise). Kompres
hangat diberikan
dengan durasi 20
menit
menggunakan buli-
buli panas, air
hangat yang
digunakan bersuhu
50 °C – 60 °C
diukur
menggunakan
termometer air.
Latihan napas
dalam (deep
breathing exercise)
diberikan dengan
durasi 10 menit,
posisi responden
rileks, dan
dilakukan
bersamaan dengan
pemberian terapi
kompres hangat.
Kedua intervensi
tersebut diberikan
satu kali pada hari
pertama menstruasi
terjadi.
Pengukuran nyeri
menggunakan
Numerical Rating
Scale (NRS).
10
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. DBE (Deep Breathing Exercise)

a. Pengertian DBE (Deep Breathing Exercise)

DBE (Deep Berathing Exercise) merupakan suatu tindakan

keperawatan dengan menghembuskan nafas secara perlahan, selain

dapat menurunkan intensitas nyeri, teknik relaksasi ini juga dapat

menurunkan tingkat kecemasan (Ruswadi, 2021). DBE (Deep

Breathing Exercise) merupakan salah satu teknik relaksasi yang

sering digunakan untuk mengurangi nyeri dan menurunkan intensitas

nyeri dengan cara memberikan rangsang susunan saraf pusat yaitu

otak dan sumsum tulang belakang untuk memproduksi endorphin

yang berfungsi sebagai penghambat nyeri (Yazid dkk, 2021).

b. Tujuan

Menurut Smeltzer dan Bare dalam Latoha (2019), tujuan

teknik relaksasi nafas dalam adalah untuk meningkatkan ventilasi

paru, oksigenasi darah, memelihara pertukaran gas, mencegah

atelektasi paru, meningkatkan efesiensi batuk, mengurangi stress

baik stress fisik maupun emosional yaitu menurunkan intensitas

nyeri dan menurunkan kecemasan. Sedangkan manfaat yang dapat

11
12

dirasakan oleh klien setelah melakukan teknik relaksasi nafas

dalam adalah dapat menghilangkan nyeri dan berkurangnya rasa

cemas.

c. Langkah-langkah DBE (Deep Breathing Exercise)

Menurut Yusuf, dkk (2017), langkah-langkah relaksasi nafas

dalam, adalah sebagai berikut:

a) Mencari posisi yang paling nyaman.

b) Rileks, bernapas normal dengan perlahan-lahan.

c) Kemudian dalam keadaan yakin hitung sampai 4, tarik napas

pada hitungan 1 dan 2, tahan 3-5 detik, keluarkan napas pada

hitungan 3 dan 4.

d) Ulangi selama 3 kali, kemudian istirahat dengan bernapas

dengan irama normal kembali selama ± 5 detik.

e) Menarik nafas lagi melalui hidung dan menghembuskan

melalui mulut secara perlahan-lahan.

f) Membiarkan telapak tangan dan kaki rileks.

g) Usahakan agar tetap konsenterasi atau mata sambil terpejam.

h) Saat konsenterasi pusatkan pada daerah yang nyeri.

i) Anjurkan untuk mengulangi prosedur hingga nyeri terasa

berkurang.

j) Ulangi sampai 15 kali, dengan selingi istirahat singkat setiap 3

kali.
13

k) Ulangi prosedur selama 15 menit.

l) Bila nyeri menjadi hebat, seseorang dapat bernafas secara

singkat dan cepat.

2. Dismenore

a. Definisi

Dismenore merupakan nyeri perut bagian bawah yang

terkadang rasa nyeri tersebut meluas hingga ke pinggang, punggung

bagian bawah dan paha (Putinah, 2019).

b. Etiologi

Penyebab dismenore biasanya berpangkal pada mulainya

proses menstruasi itu sendiri yang merangsang otot-otot Rahim

untuk berkontraksi. Kontraksi otot-otot rahim tersebut membuat

aliran darah otot-otot rahim menjadi berkurang yang berakibat

meningkatnya aktivitas rahim untuk memenuhi kebutuhannya

akan aliran darah yang lancar, juga otot-otot rahim yang

kekurangan darah tadi akan merangsang ujung-ujung syaraf

sehingga terasa nyeri (Endris dkk, 2021).

c. Patofisiologis

Dahulu banyak faktor yang dihubungkan dengan kejadian

dismenore, misalnya saja seperti emosional/psikis, obstruksi

kanalis servikalis, ketidakseimbangan endokrin, dan alergi.

Namun sekarang, peningkatan kadar prostaglandin merupakan


14

factor timbulnya dismenore. Dengan adanya prostaglandin

berdampak pada peningkatan kontraktilitas dari otot uterus. Nyeri

ini dihasilkan ketika pada otot uterus mengalami iskemi akibat

dari efek vasokontriksi yang dihasilkan oleh prostaglandin

(Pramardika & Fitriana, 2019).

d. Klasifikasi dismenore

Menurut Pramardika & Fitriana (2019), dismenore dapat

digolongkan berdasarkan jenis nyeri dan ada tidaknya kelainan

atau sebab yang dapat diamati.

1) Dismenore berdasarkan jenis nyeri

a) Dismenore spasmodik

Dismenore spasmodik adalah nyeri yang dirasakan di

bagian bawah perut dan terjadi sebelum atau segera setelah

haid dimulai. Dismenore spasmodik dapat dialami oleh

wanita muda maupun wanita berusia 40 tahun ke atas.

Sebagian wanita yang mengalami dismenore spasmodik,

tidak dapat melakukan aktivitas. Tanda dismenore

spasmodik, antara lain:

(1) Pingsan

(2) Mual

(3) Muntah
15

(4) Dismenore spasmodik dapat dikurangi atau diobati

dengan melahirkan, walaupun tidak semua wanita

mengalami hal tersebut.

b) Dismenore kongesif

Dismenore kongesif dapat diketahui beberapa hari

sebelum haid datang. Gejala yang ditimbulkan

berlangsung 2 dan 3 hari sampai kurang dari 2 minggu.

Saat haid datang, tidak terlalu menimbulkan nyeri. Bahkan

setelah hari pertama haid, penderita dismenore kongesif

akan merasa lebih baik. Gejala yang ditimbulkan pada

dismenore kongesif, antara lain:

(1) Pegal (pada bagian paha)

(2) Sakit pada daerah payudara

(3) Lelah

(4) Mudah tersinggung

(5) Kehilangan keseimbangan

(6) Ceroboh

(7) Gangguan tidur

2) Dismenore berdasarkan ada tidaknya kelainan atau sebab

a) Dismenore primer

Dismenore primer terjadi sesudah 12 bulan atau lebih

pasca menarche (menstruasi yang pertama kali). Hal itu


16

karena siklus menstruasi pada bulan-bulan pertama setelah

menarche biasanya bersifat anovulatoir yang tidak disertai

nyeri. Rasa nyeri timbul sebelum atau bersama-sama

dengan menstruasi dan berlangsung untuk beberapa jam,

walaupun pada beberapa kasus dapat berlangsung sampai

beberapa hari. Sifat nyeri adalah kejang yang berjangkit,

biasanya terbatas di perut bawah, tetapi dapat merambat ke

daerah pinggang dan paha. Nyeri dapat disertai mual,

muntah, sakit kepala dan diare. Menstruasi yang

menimbulkan rasa nyeri pada remaja sebagian besar

disebabkan oleh dismenore primer.

b) Dismenore sekunder

Dismenore sekunder merupakan sebuah kelainan

secara anatomi pada organ reproduksinya yang

mengakibatkan seorang perempuan mengalami nyeri haid.

Gejala dismenore sekunder dapat ditemukan pada wanita

dengan endometriosis, adenomiosis, obstruksi pada saluran

genetalia, dll. Sehingga pada wanita dengan dismenore

sekunder ini juga dapat ditemukan dengan komplikasi

seperti dyspareunia, dsysuria, perdarahan uterus abnormal,

infertilitas.
17

e. Pengukuran nyeri dismenore

Menurut Poetter & Perry dalam Latoha (2019), dijelaskan

penilaian kriteria nyeri numerik sebagai berikut:

1) Skala 0 tidak ada rasa nyeri yang dialami.

2) Skala 1 – 3 merupakan nyeri ringan dimana secara

obyektif, klien masih dapat berkomunikasi dengan baik.

Nyeri hanya sedikit dirasakan.

3) Skala 4 – 6 merupakan nyeri sedang dimana secara

obyektif, klien mendesis, menyeringai, dengan

menunjukkan lokasi nyeri.

4) Skala 7 – 9 merupakan nyeri berat dimana klien sudah

tidak dapat mengikuti perintah, namu masih dapat

menunjukkan lokasi nyeri dan masih respon terhadap

tindakan.

5) Skala 10 merupakan nyeri sangat berat. Klien sudah tidak

dapat berkomunikasi.

3. Remaja

a. Definisi

Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa

anak–anak menuju masa dewasa, pada awal masa remaja akan

mengalami berbagai perubahan yang mencolok baik secara fisik

maupun psikis, tahap ini disebut dengan pubertas. Salah satu


18

tanda pubertas pada remaja perempuan adalah menstruasi

pertama kali atau menarche (Musmiah dkk, 2019).

b. Batasan Umur

Menurut Peraturan Menteri RI Nomor 25 tahun 2014,

remaja adalah penduduk yang berada dalam rentang usia 10-18

tahun dan menurut Badan Kependudukan dan Keluarga

Berencana (BKKBN) rentang usia remaja adalah 10-24 tahun

dan belum menikah (Infodatin Kemenkes RI, 2015).

c. Perubahan fisik pada remaja perempuan

Perubahan fisik pada remaja putri biasanya ditandai oleh

pertumbuhan payudara, panggul mulai melebar dan membesar

serta akan mengalami menstruasi. Disamping itu akan mulai

tumbuh bulu – bulu halus sekitar ketiak dan vagina dan ada

yang disertai tumbuhnya jerawat. Perubahan lainnya menurut

Aesyah (2019), seperti berikut:

1) Lengan dan tungkai kaki bertambah panjang.

2) Tangan dan kaki bertambah besar.

3) Tulang–tulang wajah mulai memanjang dan membesar.

4) Vagina mulai mengeluarkan cairan.

5) Pantat berkembang lebih besar.


19

d. Pertumbuhan dan perkembangan

Pertumbuhan adalah perubahan yang menyangkut segi

kuantitatif yang ditandai dengan adanya peningkatan dalam

ukuran fisik dan dapat diukur (Aesyah, 2019).

Perkembangan adalah perubahan yang menyangkut

aspek kualitatif dan kuantitatif. Rangkaian yang bersifat

progresif, teratur dan berkesinambungan, serta bersifat

kumulatif (Aesyah, 2019).

1) Aspek yang mengalami perubahan di masa remaja

menurut Aesyah (2019), seperti berikut:

Aspek fisik.

a) Perubahan hormonal.

b) Perubahan fungsi reproduksi.

c) Perubahan ciri seksual sekunder.

d) Perubahan suara.

e) Perubahan energi.

Aspek psikologis.

a) Meningginya dorongan perasaan ego.

b) Emosi mudah meluap.

c) Labilitas emosi.

d) Konflik emosional, suasana hati mudah berubah.


20

e) Mencari identitas diri, senang tampil beda, suka

mode, mulai merokok, berpetualang.

f) Meningkatnya rasa ingin tahu, idealisme tinggi.

g) Ketertarikan terhadap lawan jenis.

h) Kebutuhan cinta pada diri sendiri.


21

B. Kerangka Teori

Gambar 2.1 Kerangka Teori


Sumber: Latoha (2019), Pramardika & Fitriana (2019), Yusuf dkk (2017)
22

C. Kerangka Konsep

Gambar 2.2 Kerangka Konsep


Pengaruh DBE(Deep Breathing Exercise) terhadap penurunan intensitas nyeri

dismenore pada remaja putri Dukuh Kleco Ngarum Ngrampal Sragen.

D. Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka konsep penelitian

ditemukan hipotesis sebagai berikut:

Ho: Tidak ada pengaruh DBE (Deep Breathing Exercise) Terhadap Penurunan

Intensitas Nyeri Dismenore Pada Remaja Putri Dukuh Kleco Ngarum

Ngrampal Sragen.

Ha: Ada pengaruh DBE (Deep Breathing Exercise) Terhadap Penurunan

Intensitas Nyeri Dismenore Pada Remaja Putri Dukuh Kleco Ngarum

Ngrampal Sragen.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, penelitian kuantitatif

merupakan penelitian yang bersifat induktif, objektif, dan ilmiah dimana data

yang diperoleh berupa angka – angka atau pernyataan – pernyataan yang

dinilai dan dianalisis dengan analisis statistik (Hermawan, 2019). Penelitian

ini menggunakan desain penelitian quasi experimental dengan one groups

pretest posttest, yaitu dengan cara mengukur intensitas nyeri dismenore

remaja putri sebelum dan setelah dilakukan perlakuan untuk mengidentifikasi

pengaruh DBE (Deep Breathing Exercise) terhadap penurunan intensitas nyeri

dismenore pada remaja putri sebelum dan setelah dilakukan intervensi.

B. Tempat Dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian

Penelitian dilaksanakan di Dukuh Kleco Ngarum Ngrampal

Sragen.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan April – Oktober 2022,

pengambilan data dilaksanakan pada bulan Agustus – Oktober tahun

2022.

23
24

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Menurut Sahir (2021), variabel penelitian adalah komponen yang

sudah ditentukan oleh seorang peneliti untuk diteliti agar mendapatkan

jawaban yang sudah dirumuskan yaitu berupa kesimpulan penelitian. Dalam

penelitian ini ada 2 variabel, yaitu variabel independen dan variabel dependen:

1. Variabel independen. Menurut Nurdin & Hartati (2019), variabel

independen atau variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi,

menjelaskan atau menerangkan variabel yang lain. Variabel ini

menyebabkan perubahan pada variabel terkait. Penelitian ini variabel

independennya adalah DBE (Deep Breathing Exercise).

2. Variabel dependen. Menurut Nurdin & Hartati (2019), variabel dependen

atau variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau diterangkan

oleh variabel lain tetapi tidak dapat mempengaruhi variabel lain.

Penelitian ini variabel dependennya adalah intensitas nyeri dismenore.

Menurut Nurdin & Hartati (2019), definisi operasional adalah

mendefinisikan varibel secara operasional berdasarkan karakteristik yang

diamati yang memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau

pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena.


25

Tabel 3. 1 Variabel dan definisi operasional

No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Kategori Skala


1 DBE (Deep Teknik relaksasi SOP Dilakukan Nominal
Breathing dengan cara menarik teknik DBE (Deep
Exercise), nafas yang dalam dari DBE Breathing
(variabel hidung kemudian (Deep Exercise) &
independen dikeluarkan melalui Breathing tidak dilakukan
) mulut secara perlahan – Exercise) DBE (Deep
lahan. Teknik relaksasi Breathing
ini dilakukan dengan Exercise)
keadaan rileks hitung
sampai 4, tarik nafas
melalui hidung pada
hitungan 1 dan 2, tahan
3-5 detik, keluarkan
napas perlahan pada
hitungan 3 dan 4
melalui mulut, ulangi
selama 15 kali dengan
selingi istirahat singkat
setiap 3 kali.
2 Intensitas Sensasi ketidaknyamanan NRS Penilaian Ordinal
nyeri yang terjadi saat haid, (Numerica a. 0 = Tidak
dismenore ditandai dengan nyeri di l Rating Nyeri
perut maupun panggul. Scale) b. 1-3 = Nyeri
Ringan
c. 4-6 = Nyeri
Sedang
d. 7-9= Nyeri
Berat
e. 10= Nyeri
sangat berat
26

D. Populasi Sampel dan Sampling

1. Populasi

Menurut Arifin (2017), populasi merupakan keseluruhan subjek atau

totalitas subjek penelitian yang dapat berupa orang, benda, atau suatu yang

dapat diperoleh dan atau dapat memberikan informasi (data) penelitian.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh remaja putri Dukuh Kleco

Ngarum Ngrampal Sragen yang mengalami dismenore sejumlah 30 orang.

2. Sampel

Sampel merupakan sebagian dari jumlah populasi yang dipilih untuk

sumber data (Widiyanto, 2013). Penelitian ini diperoleh sampel yang

berjumlah 30 orang remaja putri Dukuh Kleco Ngarum Ngrampal Sragen

yang mengalami nyeri dismenore.

3. Teknik Sampling

Menurut Mukhadis (2018), teknik sampling merupakan kiat

pengambilan sampel (bagian populasi) yang memenuhi persyaratan

representativeness terhadap atribut karakteristik populasi sasaran, baik

secara kuantitatif maupun secara kualitatif. Peneliti menggunakan teknik

pengambilan sampel yaitu teknik nonprobability sampling. Menurut

Sudaryono (2021), nonprobability sampling merupakan suatau prosedur

penarikan sampel yang bersifat subjektif, dalam hal ini probabilitas

pemilihan elemen – elemen populasi tidak dapat ditentukan. Teknik

nonprobability sampling yang digunakan yaitu sampling jenuh atau total


27

sampling. Menurut Siregar dkk (2022), total sampling adalah teknik

pengumpulan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai

sampel.

E. Instrument Penelitian Dan Cara Pengumpulan Data

1. Instrument Penelitian

Instrument yang digunakan untuk kedua variabel penelitian ini adalah

lembar penilaian intensitas nyeri dan check list SOP DBE (Deep Breathing

Exercise). Lembar penilaian intensitas nyeri pada penelitian ini diadopsi

dari Ramadhani (2020), dengan judul penelitian “Pengaruh Stimulus

Kutaneus dan Tarik Nafas Dalam untuk Mengurangi Dismenore pada

Remaja Putri” dan lembar checkl list SOP DBE (Deep Breathing Exercise)

diadopsi dari teori Yusuf dkk (2019).

Lembar penilaian intensitas nyeri untuk melihat efektivitas DBE

(Deep Breathing Exercise) dalam mengurangi nyeri haid dismenore

menggunakan alat ukur skala nyeri numerik NRS (Numerical Rating

Scale). NRS merupakan pengukuran nyeri yang sering digunakan dalam

pengukuran nyeri dan telah divalidasi (Kapitan, 2021). Angka 0

mendeskripsikan tidak terasa nyeri dan angka 10 mendeskripsikan nyeri

berat tidak terkontrol. Skala ini efektif digunakan untuk mengkaji intensitas

nyeri sebelum dan sesudah intervensi teraupetik. Sebelum diberikan terapi,

subjek diukur intensitas nyerinya dengan skala nyeri numerik dan setelah
28

diberikan terapi, intensitas nyeri diukur kembali untuk mengetahui

perubahan skala nyeri.

2. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara peneliti mengajukan

permohonan izin penelitian kepada Perguruan Tinggi Akper YAPPI

Sragen, setelah mendapatkan izin kemudian meminta izin pada Kepala

Desa Ngarum.

Langkah selanjutnya setelah mendapat izin dari Kepala Desa Ngarum

peneliti melakukan pengumpulan data, pengumpulan data dilakukan

dengan cara peneliti mendatangi calon responden satu persatu di rumahnya

untuk mensosialisasikan kegiatan yang dilakukan. Selanjutnya diberikan

penjelasan tujuan dan prosedur penelitian serta meminta persetujuan dari

calon responden yang bersedia berpartisipasi menjadi sampel penelitian.

Peneliti juga menganjurkan seluruh responden untuk tidak melakukan

tindakan apapun seperti minum air hangat, mengoleskan minyak kayu

putih, mengkonsumsi obat penurun nyeri dan cara lain untuk mengurangi

nyeri haid selain intervensi yang diberikan peneliti.

Setelah calon responden menyatakan bersedia mengikuti prosedur

penelitian maka, calon responden diminta menandatangani informed

consent yang telah disiapkan peneliti. Setiap responden memberikan nomor

WhatsApp untuk dijadikan 1 grup WhatsApp agar peneliti mudah


29

berkomunikasi dan membimbing responden. Tahap berikutnya peneliti

melakukan pelatihan teknik DBE (Deep Breathing Exercise) pada

responden, pelatihan tersebut dilakukan di rumah responden. Selanjutnya,

responden akan menerima lembar penilaian intensitas nyeri dan lembar

check list SOP DBE (Deep Breathing Exercise) yang akan diisi responden

saat mengalami dismenore. Setelah memiliki pemahaman yang sama

mengenai teknik DBE (Deep Breathing Exercise) responden dapat

melakukan DBE (Deep Breathing Exercise) sendiri saat dismenore dengan

melihat lembar check list SOP DBE (Deep Breathing Exercise) yang

diberikan oleh peneliti, jika nanti saat melakukan DBE (Deep Breathing

Exercise) responden mengalami kesulitan, maka responden dapat

menghubungi peneliti untuk membantu melakukan DBE (Deep Breathing

Exercise).

Responden akan menghubungi peneliti melalui WhatsApp untuk

memberikan informasi bahwa sudah mengalami dismenore, sudah

melakukan DBE (Deep Breathing Exercise), dan sudah mengisi lembar

penilaian intensitas nyeri serta lembar check list SOP DBE (Deep

Breathing Exercise). Tahap berikutnya, peneliti akan datang kembali ke

rumah responden untuk memberikan gift berupa buku tulis kecil dan leaflet

dismenore serta akan mengambil kembali lembar penilaian intensitas nyeri

dan lembar check list SOP DBE (Deep Breathing Exercise). Setelah semua

data dari lembar penilaian intensitas nyeri dan lembar check list SOP DBE
30

(Deep Breathing Exercise) terkumpul maka tahap selanjutnya peneliti

melakukan pengolahan data.

3. Pengolahan Data

Pengolahan data merupakan memanipulasi data agar menjadi bentuk

yang lebih berguna, pengolahan data ini tidak hanya berupa perhitungan

numeris tetapi juga operasi – operasi seperti klasifikasi data dan

perpindahan data dari satu tempat ke tempat lain (Hek, 2021). Menurut

Abdullah (2015), pengolahan data secara umum dilaksanakan dengan

melalui tahapan seperti berikut:

a. Editing

Editing adalah kegiatan yang dilaksanakan setelah peneliti selesai

mengumpulkan data dilapangan. Kegiatan ini terjadi karena dalam

kenyataannya, data yang terkumpul itu sering belum memenuhi

harapan peneliti, seperti misalnya ada diantaranya yang kurang atau

terlewati, tumpang tindih, berlebihan atau bisa juga terlupakan.

Oleh karena itu perlu dilakukan editing untuk memperbaiki.

b. Coding

Pengkodean atau melakukan pengklasifikasian data. Data yang

sudah diedit tersebut diberi identitas sehingga memiliki arti tertentu

pada saat dianalisis nanti, pengkodean ini dilakukan dalam dua cara,

yaitu pengkodean frekuensi dan pengkodean lambang. Pengkodean


31

frekuensi digunakan apabila jawaban pada poin tertentu mempunyai

bobot atau arti tertentu. Sedangkan pengkodean lambang digunakan

pada poin yang tidak memiliki bobot tertentu (membuat skor pada

tiap jawaban).

c. Entry Data

Tahap ini memasukkan data yang berasal dari kuesioner yang telah

dikoding kedalam komputer untuk melakukan pengolahan data.

Program yang digunakan adalah SPSS.

d. Tabulasi

Tabulasi adalah kegiatan terakhir dari pengolahan data, maksud

tabulasi adalah memasukan data pada tabel-tabel tertentu dan

mengatur angka-angka serta menghitungnya sehingga dapat

disajikan dalam berbagai kategori.

F. Keabsahan Data

1. Validitas

Validitas adalah kriteria yang paling kritis dan menunjukkan

sejauh mana suatu instrument mengukur apa yang seharusnya diukur

(Duli, 2019). Penelitian ini menggunakan alat ukur skala nyeri numerik

(NRS) Numerical Rating Scale. Instrumen tersebut sudah baku sehingga

uji validasi tidak perlu dilakukan. Untuk instrumen check list SOP DBE

(Deep Breathing Exercise) diambil dari teori Yusuf dkk (2019).

2. Reliabilitas
32

Penelitian ini menggunakan instrumen skala nyeri numerik (NRS).

Uji reliabilitas penelitian ini diujikan pada 10 orang responden pada

masing-masing kelompok intervensi yaitu kelompok intervensi stimulus

kutaneus, kelompok intervensi tarik nafas dalam, serta kelompok

intervensi stimulus kutaneus dan tarik nafas dalam. Uji reliabilitas skala

nyeri numerik (NRS) menggunakan rumus cronbach alpha. Hasil uji

reliabilitas didapatkan nilai r hasil instrumen skala nyeri numerik (NRS)

pada kelompok intervensi stimulus kutaneus adalah 0,930, nilai r pada

kelompok intervensi tarik nafas dalam adalah 1,00, dan nilai r untuk

kelompok intervensi stimulus kutaneus dan tarik nafas dalam adalah

0,867 (Ramadhani, 2020).

G. Metode Analisa Data

1. Analisis Univariat

Analisis univariat dalam penelitian ini digunakan untuk menjelaskan

atau mendeskripsikan karakteristik responden meliputi usia, pendidikan

terakhir, pekerjaan, menarche, dan lama haid.

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui perbedaan intensitas

nyeri haid sebelum dan sesudah dilakukan DBE (Deep Breathing

Exercise). Penelitian ini menggunakan uji Wilcoxon, menurut Syamsuni

(2019), uji wilcoxon merupakan salah satu uji statistik yang berkategori

uji non parametric yang menggunakan data bertipe interval atau ordinal,
33

namun datanya tidak mengikuti distribusi normal. Uji ini dapat digunakan

sebagai pengganti alternatif dari paired sample T test jika data tidak

terdistribusi normal.

H. Etika Penelitian

Menurut Ibrahim (2021), sikap-sikap berikut harus dipenuhi oleh

seorang ketika akan melakukan penelitian:

1. Kompeten

Seorang yang peneliti yang baik memiliki kompetensi terhadap hal yang

sedang ditelitinya.

2. Objektif

Seorang peneliti yang baik harus bersikap obyektif sehingga dapat

memisahkan pendapat pribadi dengan kenyataan.

3. Jujur

Aspek jujur merupakan komponen yang sangat penting dalam sebuah

penelitian.

4. Faktual

Seorang peneliti yang baik selalu mendasari hasil penelitiannya ada data-

data dan fakta yang didapat di lapangan.

5. Terbuka

Seorang peneliti bersedia memberikan bukti penelitian dan siap menerima

pendapat pihak lain tentang hasil penelitiannya.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Gambaran Lokasi Penelitian

Dukuh Kleco Ngarum Ngrampal Sragen adalah salah satu dukuh

yang terletak di Desa Ngarum, Kecamatan Ngrampal, Kabupaten Sragen.

Dukuh Kleco Ngarum Ngrampal Sragen adalah dukuh paling utara di

Desa Ngarum, dukuh ini berbatasan langsung dengan rel kereta api.

Dukuh Kleco Ngarum Ngrampal Sragen terbagi menjadi 2 RT, yaitu RT

14 dan RT 15, penduduk Dukuh Kleco Ngarum Ngrampal Sragen

mayoritas bekerja sebagai petani. Banyak warga terutama bapak-bapak

dan ibu-ibu menghabiskan waktu di sawah. Mayoritas penduduk di Dukuh

Kleco Ngarum Ngrampal Sragen beragama Islam, ada 3 masjid yang

biasanya digunakan untuk beribadah. Terdapat Posyandu balita yang

biasanya digunakan sebagai tempat melakukan pengukuran berat badan,

tinggi badan, pemberian vitamin pada balita. Masyarakat Dukuh Kleco

Ngarum Ngrampal Sragen saat sakit berobat di berbagai fasilitas

kesehatan seperti Puskesmas Ngrampal, klinik, rumah sakit, dan praktik

bidan desa. Jarak fasilitas kesehatan tersebut lumayan dekat dengan

Dukuh Kleco Ngarum Ngrampal Sragen, masyarakat Dukuh Kleco

34
35

Ngarum Ngrampal Sragen hanya membutuhkan waktu 15 menit untuk

menuju Puskesmas Ngrampal.

Adapun kegiatan kemasyarakatan yang dilakukan di Dukuh Kleco

Ngarum Ngrampal Sragen seperti, pengajian ibu-ibu, rapat bulanan untuk

bapak-bapak, ronda, rapat pemuda yang terkumpul dalam karang taruna

Sangga Buana, dan lain-lain. Karang taruna Sangga Buana terdiri dari

pemuda dan pemudi di Dukuh Kleco Ngarum Ngrampal Sragen sebanyak

25 pemuda dan 30 pemudi. Sebanyak 30 pemudi Dukuh Kleco Ngarum

Ngrampal Sragen tersebut saya jadikan responden dalam penelitian karena

mereka semua mengalami dismenore dan bersedia menjadi responden

saya.

2. Data Penelitian

a. Uji univariat

1) Karakteristik responden berdasarkan usia, pendidikan terakhir,

pekerjaan, menarche, dan lama haid


36

Tabel 4. 1 Karakteristik responden berdasarkan usia, pendidikan terakhir,


pekerjaan, menarche, dan lama haid
Sumber: data primer 2022 Frekuensi
Karakteristik Persentase (%)
Usia
12 tahun 4 13.3
13 tahun 4 13.3
15 tahun 1 3.3
17 tahun 1 3.3
18 tahun 6 20.0
20 tahun 2 6.7
21 tahun 7 23.3
22 tahun 4 13.3
25 tahun 1 3.3
Total 30
Pendidikan
Terakhir
SD 9 30.0
SMP 6 20.0
SMA 3 10.0
SMK 12 40.0
Total 30 100
Pekerjaan
Pelajar 16 53.3
Admin 1 3.3
Karyawan 4 13.3
Pelayan 3 10.0
Mahasiswa 6 20.0
Total 30 100
Usia menarche
10 tahun 6 20.0
11 tahun 8 26.7
12 tahun 7 23.3
13 tahun 8 26.7
15 tahun 1 3.3
Total 30 100
Lama Haid
5 3 10.0
6 9 30.0
7 18 60.0
Total 30 100
37

Berdasarkan tabel 4.1 didapatkan data responden paling

banyak berusia 21 tahun yaitu ada 7 orang (23.3%), pendidikan

terakhir responden paling banyak SMK yaitu ada 12 orang

(40.0%), pekerjaan responden paling banyak adalah pelajar yaitu

ada 16 orang (53.3%), usia haid pertama responden paling banyak

terjadi pada usia 11 tahun ada 8 orang (26.7%) dan usia 13 tahun

ada 8 orang (26.7%), lama haid pada responden paling banyak

terjadi selama 7 hari yaitu ada 18 orang (60.0%).

2) Intensitas nyeri sebelum dan sesudah Deep Breathing Exercise

Tabel 4. 2 Intensitas nyeri sebelum dan sesudah Deep Breathing


Exercise

Intensitas nyeri Sebelum Sesudah intervensi


dismenore intervensi
F % F %
Tidak nyeri 0 0 6 20.0
Nyeri ringan 9 30.0 20 66.7
Nyeri sedang 17 56.7 3 10.0
Nyeri berat 3 10.0 1 3.3
Nyeri sangat berat 1 3.3 0 0
Total 30 100 30 100

Sumber: hasil olah data responden di Dukuh Kleco Ngarum


Ngrampal Sragen

Berdasarkan tabel 4.2 intensitas nyeri dismenore sebelum

intervensi Deep Breathing Exercise responden paling banyak

mengalami nyeri sedang 17 orang (56.7%). Setelah dilakukan

intervensi Deep Breathing Exercise responden banyak yang


38

mengalami penurunan intensitas nyeri menjadi nyeri ringan 20

orang (66.7%).

b. Uji bivariat

Tabel 4. 3 Hasil uji normalitas data

Kolmogorov-
Smirnova Shapiro-Wilk
Statist Statist
Keterangan ic df Sig. ic df Sig.
Skala Skala nyeri
.226 30 .000 .863 30 .001
nyeri pre DBE
Skala nyeri
.283 30 .000 .744 30 .000
post DBE
a. Lilliefors Significance Correction
Sumber: hasil olah data responden di Dukuh Kleco Ngarum Ngrampal
Sragen

Berdasarkan hasil analisis uji normalitas menggunakan

Shapiro-wilk didapatkan nilai Sig. sebesar 0.001 (sebelum dilakukan

Deep Breathing Exercise) dan 0,000 (setelah dilakukan Deep

Breathing Exercise), sehingga dapat diketahui bahwa nilai sig <0,05

maka dapat diartikan bahwa data tidak terdistribusi normal. Oleh

sebab itu analisis data akam dilakukan menggunakan uji statistik

Wilcoxon.
39

Tabel 4. 4 Hasil uji Wilcoxon

Test Statisticsa

Skala nyeri post DBE -


Skala nyeri pre DBE
Z -4.868b
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on positive ranks.
Sumber: hasil olah data responden di Dukuh Kleco Ngarum
Ngrampal Sragen

Berdasarkan hasil uji Wilcoxon didapatkan nilai Asymp Sig.

(2-tailed) sebesar 0.000, nilai tersebut lebih kecil dari 0,05 maka bisa

disimpulkan bahwa ada pengaruh DBE (Deep Breathing Exercise)

terhadap penurunan intensitas nyeri dismenore sehingga Ha diterima.

B. Pembahasan

1. Karakteristik responden berdasarkan usia, pendidikan terakhir, pekerjaan,

usia menarche dan lama haid.

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa responden yang

paling banyak mengalami dismenore berusia 21 tahun sebanyak 7 orang

(23,3%) semakin muda usia seseorang semakin rentan mengalami nyeri

haid itu terjadi karena ada peningkatan kadar prostaglandin yang

menyebabkan kontraksi rahim sehingga terasa nyeri di bagian perut bawah,

dismenore juga terjadi karena emosional yang tidak stabil. Mayoritas


40

responden mengatakan dismenore terjadi saat hari pertama haid. Penelitian

ini sejalan dengan penelitian Yani (2016), didapatkan hasil penelitian

responden yang berusia 21-23 tahun sebanyak 12 orang (40,0%) menderita

dismenore, kejadian dismenore sangat dipengaruhi usia wanita, rasa sakit

yang dirasakan beberapa hari sebelum menstruasi dan saat menstruasi

biasanya karena meningkatnya hormon prostaglandin. Semakin tua

seseorang semakin tua leher rahim maka sekresi hormon prostaglandin

semakin berkurang. Selain itu dismenore akan hilang dengan makin

menurunnya fungsi saraf leher rahim akibat penuaan. Penelitian ini sejalan

dengan penelitian Sabtu (2018), didapatkan hasil responden yang

mengalami dismenore berusia 15-25 tahun. Hal ini terjadi karena pada usia

tersebut terjadi optimalisasi fungsi saraf rahim sehingga produksi

prostglandin meningkat, yang akhirnya dapat menimbulkan rasa sakit

ketika menstruasi. Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Haryati &

Rohana (2022), didapatkan hasil responden berusia 17-21 tahun mengalami

dismenore hal tersebut terjadi karena peningkatan prostaglandin yang

memicu terjadinya kontraksi otot-otot rahim. Nyeri dismenore akan

menurun seiring dengan bertambahnya usia dan mengalami proses

melahirkan, puncak dismenore terjadi pada usia 20-21 tahun.

Berdasarkan penelitian didapatkan hasil pendidikan terakhir

responden paling banyak yaitu SMK 12 orang (40,0%), semakin tinggi

pendidikan terakhir seseorang maka semakin mudah dalam menerima


41

informasi penanganan dismenore, sehingga mempermudah penurunan

intensitas nyeri dismenore. Penelitian ini sejalan dengan penelitian

Setiawati (2015), didapatkan hasil penelitian pendidikan terakhir responden

paling banyak yaitu SMK 17 orang (53%), penanganan intensitas nyeri

dismnenore bergantung pada pendidikan terakhir responden, karena

responden yang pendidikan terakhirnya tinggi akan cenderung lebih mudah

menerima dan mempraktekkan informasi penanganan dismenore.

Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Apriyani (2022), berdasarkan

pendidikan terakhir didapatkan hasil bahwa mayoritas responden yang

mengalami dismenore adalah responden yang pendidikan terakhirnya SMK

sebanyak 34 orang (73,9%), responden mengalami penurunan intensitas

nyeri dismenore setelah melakukan pendidikan kesehatan cara penanganan

dismenore yang diajarkan oleh peneliti, artinya semakin tinggi pendidikan

terakhir seseorang akan semakin mudah menerima informasi dengan baik.

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil pekerjaan responden

paling banyak sebagai pelajar sebanyak 16 orang (53,3%), dismenore dapat

mengganggu aktivitas sehari-hari responden seperti saat sekolah dan kerja,

ketika mengalami dismenore saat melakukan aktivitas sehari-hari

responden harus menahan rasa nyeri dismenore tersebut. Nyeri dismenore

menimbulkan efek tidak nyaman bagi responden sehingga konsentrasi

responden dalam melakukan aktivitas terganggu. Hal tersebut sejalan

dengan penelitian Ismalia dkk (2019) wanita yang mengalami dismenore


42

dapat menyebabkan terganggunya semua aktivitas sehari-hari termasuk

kuliah dan kerja, sehingga menurut Larasati & Alatas (2016), dismenore

menjadi suatu kondisi yang merugikan bagi banyak wanita dan memiliki

dampak besar seperti penurunan produktivitas karena tidak dapat

berkonsentrasi dalam belajar atau bekerja dan motivasi belajar atau bekerja

menurun karena nyeri yang dialami.

Berdasarkan penelitian hasil yang didapatkan usia menarche

responden paling banyak berusia 11 tahun ada 8 orang (26,7%) dan usia 13

tahun ada 8 orang (26,7%) pada usia tersebut organ-organ reproduksi

belum terlalu siap mengalami perkembangan, sehingga dapat menimbulkan

dismenore. Mayoritas responden mengatakan mempunyai riwayat keluarga

yang juga mengalami dismenore. Penelitian ini sejalan dengan penelitian

Nurwana dkk (2017), menyatakan bahwa menarche pada usia awal (<12

tahun) merupakan umur beresiko remaja perempuan mengalami dismenore,

menarche pada awal usia menyebabkan alat-alat reproduksi belum

berfungsi secara optimal dan belum siap mengalami perubahan dan masih

terjadi penyempitan leher rahim sehingga timbul nyeri ketika menstruasi.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Aditiara & Wahyuni (2018),

didapatkan hasil responden dengan usia 11 tahun sebanyak 16 orang

(17,4%) dan responden berusia 13 tahun sebanyak 16 orang (17,4%), umur

menarche dini mengakibatkan rasa nyeri saat menstruasi karena organ-


43

organ reproduksi belum berkembang secara maksimal atau belum

mengalami pematangan organ reproduksi.

Dari penelitian ini didapatkan hasil sebanyak setengah lebih

responden yaitu 18 responden (60,0%) lama haidnya adalah 7 hari, dan 18

responden tersebut mengalami dismenore. Lama haid 7 hari adalah hal

normal dan seharusnya tidak menimbulkan dismenore, hal tersebut berbeda

dengan teori dari penelitian Ediningtyas (2019), bahwa lama haid > 7 hari

adalah faktor penyebab dismenore karena lama haid > 7 hari menimbulkan

kontraksi uterus terjadi lebih lama dan semakin banyak prostaglandin yang

dikeluarkan sehingga menyebabkan dismenore. Berdasarkan penelitian

Salam (2019), didapatkan hasil penelitian sebanyak 27 orang (36,5%) lama

haidnya 7 hari tapi mengalami dismenore. Umumnya lama menstruasi yang

normal adalah 4-7 hari, gangguan menstruasi dengan lama menstruasi lebih

dari 7 hari disebut menoragia. Lama menstruasi dapat disebabkan oleh

faktor psikologis dan faktor fisiologis, secara psikologis biasanya berkaitan

dengan tingkat emosional yang labil saat menstruasi dan secara psikologis

lebih kepada kontraksi otot uterus yang berlebihan sehingga terjadi nyeri

dismenore.

2. Intensitas nyeri dismenore sebelum DBE (Deep Breathing Exercise)

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa sebelum melakukan

DBE (Deep Breathing Exercise) responden paling banyak mengalami

nyeri sedang, yaitu ada 17 orang (56.7%), artinya lebih dari setengah
44

responden mengalami nyeri sedang. Sebelum dilakukan DBE (Deep

Breathing Exercise) mayoritas responden mengatakan merasa nyeri

dismenore di bagian perut saat sebelum haid sampai hari pertama haid dan

aktivitas sedikit terganggu. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Silviani,

dkk (2019), dengan judul penelitian pengaruh teknik relaksasi nafas

terhadap dismenore, didapatkan hasil penelitian sebelum dilakukan teknik

relaksasi lebih dari setengah (68,8%) responden mengalami nyeri sedang

dengan ciri-ciri secara objektif, dapat menunjukkan lokasi nyeri, dapat

mendeskripsikannya, dari hasil penelitian penyebab terjadinya dismenore

yaitu dikarenakan stress dan aktifitas fisik yang kurang. Penelitian ini

sejalan dengan penelitian Rukmala (2016), didapatkan hasil penelitian

bahwa sebelum dilakukan relaksasi nafas dalam terdapat 5 orang (50%)

yang mengalami nyeri sedang yang ditandai dengan rasa sakit di daerah

perut sampai panggul. Penelitian Handayani (2022), didapatkan hasil

sebanyak 19 orang (31,7%) mengalami nyeri sedang sebelum dilakukan

relaksasi nafas dalam, dismenore yang dialami disebabkan karena

prostaglandin yang meningkat sehingga merangsang kontraksi uterus, hal

tersebut menimbulkan efek nyeri di perut bagian bawah disertai mual dan

muntah.

Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan tidak menyenangkan

bersifat sangat subyektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang

dalam hal skala atau tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat
45

menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya (Hidayat,

2021).

Dismenore secara umum, sulit untuk menentukan faktor

predisposisinya karena penyebabnya multifaktorial, baik dari faktor

internal maupun eksternal. Survei mendapatkan bahwa kejadian dismenore

meningkat pada usia wanita kurang dari 30 tahun, kebiasaan merokok,

indeks masa tubuh kurang dari 20 kg/m2, siklus menstruasi yang lama dan

banyak, ada riwayat keluarga, dan riwayat kekerasan seksual (Hendarto,

2020).

Secara umum penanganan nyeri dismenore terbagi dalam dua

kategori yaitu dengan cara farmakologis dan non farmakologis. Secara

farmakologis nyeri dapat ditangani dengan memberikan obat analgetik dan

obat non steroid, sedangkan secara non farmakologis antara lain massage,

kompres dingin atau panas, relaksasi seperti nafas dalam dan genggam jari

(Pramardika & Fitriana, 2019).

3. Intensitas nyeri dismenore setelah DBE (Deep Breathing Exercise)

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa setelah melakukan

DBE (Deep Breathing Exercise) responden paling banyak mengalami

nyeri ringan 20 orang (66.7%), artinya lebih dari setengah responden

mengalami nyeri ringan setelah melakukan DBE (Deep Breathing

Exercise). Setelah dilakukan intervensi DBE (Deep Breathing Exercise)

selama 15 menit dan mengulangi DBE (Deep Breathing Exercise)


46

sebanyak 15 kali, didukung lingkungan yang tenang dan kondisi tubuh

rileks dapat menciptakan kenyamanan sehingga terjadi penurunan

intensitas nyeri dismenore dan aktivitas responden sudah tidak terganggu.

DBE (Deep Breathing Exercise) dapat memberikan rangsangan pada

susunan saraf pusat unruk memproduksi endorphin yang berfungsi sebagai

penghambat nyeri. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Aningsih dkk

(2018), dengan judul penelitian pengaruh pemberian relaksasi nafas dalam

terhadap penurunan intensitas nyeri haid dismenore pada mahasiswi di

asrama Sanggau Landungsari Malang, didapatkan hasil penelitian bahwa

terjadi penurunan terhadap intensitas nyeri dengan kategori ringan 34,8%

serta ada responden yang mengalami nyeri sangat berat menjadi tidak nyeri

lagi hal tersebut terjadi karena responden melakukan relaksasi nafas dalam

yang diaplikasikan selama 15 menit dapat memberikan efek berupa

nyaman, menurunkan ketegangan uterus dan melancarkan peredaran darah

sehingga nyeri yang dirasakan saat haid berkurang dan berangsur

menghilang.

Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Syafitri (2018),

didapatkan hasil penelitian bahwa setelah diberikan relaksasi nafas dalam

ada sebanyak 16 responden yang mengalami nyeri ringan, artinya ada

penurunan nyeri dismenore setelah dilakukan relaksasi nafas dalam. Nyeri

dismenore dapat mengalami penurunan karena responden yang mengalami

dismenore dituntut pada saat melakukan relaksasi nafas dalam harus dalam
47

keadaan rileks, posisi nyaman bisa dengan posisi berbaring atau duduk,

tenang dan tidak terdapat beban pikiran. Ulangi sampai 15 kali relaksasi

nafas dalam dengan diselingi istirahat singkat (kurang lebih 5 detik) setiap

3 kali relaksasi nafas dalam. Pada saat melakukan relaksasi nafas dalam

mayoritas responden memilih untuk berbaring dengan alasan agar lebih

efektif mengurangi nyeri dismenore, saat penelitian responden mengikuti

arahan peneliti dengan sangat baik sehingga dapat menurunkan nyeri

dismenore yang sedang dialami dengan baik pula. Berdasarkan penelitian

yang dilakukan oleh Trivia (2021), didapatkan bahwa sebelum diberikan

intervensi teknik relaksasi nafas dalam lebih dari setengah (68,8%)

responden mengalami nyeri sedang, setelah diberikan intervensi teknik

relaksasi nafas dalam lebih dari setengah (56,2%) responden mengalami

nyeri ringan, menurut analisa peneliti setelah dilakukan intervensi relaksasi

nafas dalam responden menyatakan adanya penurunan terhadap nyeri

dismenore yang dirasakan responden, yang ditandai dengan perut bagian

bawah yang sebelumnya kram menjadi lebih rileks.

Berdasarkan penelitian Amalia (2019), dari tabel distribusi

frekuensi didapatkan bahwa setelah pemberian teknik relaksasi nafas

dalam, responden yang merasakan nyeri sedang sebanyak 9 orang (52,9%)

dan nyeri berat tidak ada. Teknik relaksasi nafas dalam mampu

mengeluarkan endorphin jika seseorang mampu mencapai keadaan dimana

dirinya benar-benar dalam keadaan rileks, dan latihan nafas dalam mampu
48

memberikan efek yang besar di seluruh tubuh dengan keluarnya endorphin

pada keadaan dimana seseorang dalam keadaan benar-benar nyaman dan

rileks, kondisi rileks ditambah dengan pikiran yang tenang dan kondisi

lingkungan yang tenang sangat memberikan kontribusi dalam penurunan

intensitas nyeri dismenore.

4. Pengaruh DBE (Deep Breathing Exercise) terhadap penurunan intensitas

nyeri dismenore

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa terdapat perbedaan

sebelum dilakukan DBE (Deep Breathing Exercise) dan setelah dilakukan

DBE (Deep Breathing Exercise). Sebelum intervensi DBE (Deep

Breathing Exercise) responden paling banyak mengalami nyeri sedang,

yaitu ada 17 orang (56.7%). Setelah dilakukan intervensi DBE (Deep

Breathing Exercise) responden banyak yang mengalami penurunan

intensitas nyeri menjadi nyeri ringan, yaitu ada 20 orang (66.7%). Hasil uji

statistik didapatkan nilai Asymp Sig. (2-tailed) sebesar 0.000, nilai tersebut

lebih kecil dari 0,05 maka bisa disimpulkan bahwa ada pengaruh DBE

(Deep Breathing Exercise) terhadap penurunan intensitas nyeri dismenore.

Dari hasil tersebut, peneliti berasumsi bahwa DBE (Deep Breathing

Exercise) yang diaplikasikan secara maksimal dengan cara melakukan

intervensi 15 menit, mengulangi DBE (Deep Breathing Exercise) sebanyak

15 kali, menciptakan lingkungan yang tenang, dan membiarkan tubuh

untuk rileks dapat efektif menurunkan intensitas nyeri dismenore, DBE


49

(Deep Breathing Exercise) dapat memberikan rangsangan pada susunan

saraf pusat untuk memproduksi endorphin yang berfungsi sebagai

penghambat nyeri. Keuntungan DBE (Deep Breathing Exercise) antara lain

dapat dilakukan setiap saat, kapan saja dan dimana saja, caranya mudah

dapat dilakukan secara mandiri oleh responden tanpa suatu media serta

dapat merilekskan otot-otot yang tegang.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Silviani dkk (2019), bahwa

didapat nilai Asymp.sig. (p) = 0,000 <0,05 berarti signifikan, maka Ho

ditolak dan Ha diterima. Jadi ada pengaruh teknik relaksasi nafas terhadap

dismenore di SMA Negeri Purwodadi Kabupaten Musi Rawas Sumatera

Selatan. Jadi skala nyeri dismenore sebelum dan sesudah relaksasi nafas

memiliki median berbeda, artinya rata-rata dismenore sebelum dan sesudah

relaksasi nafas adalah tidak sama (berbeda), dengan demikian dapat

dinyatakan bahwa teknik relaksasi nafas dapat mempengaruhi dismenore di

SMA Negeri Purwodadi Kabupaten Musi Rawas Sumatera Selatan.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Handayani (2022), nyeri dismenore

yang dialami remaja putri terjadi perbedaan persentase, sebelum dilakukan

teknik relaksasi nafas dalam paling banyak responden mengalami nyeri

ringan ada sebanyak 33 orang (55,0%), setelah dilakukan relaksasi nafas

dalam responden paling banyak mengalami tidak nyeri sebanyak 27 orang

(45,0%). Berdasarkan hasil uji Wilcoxon didapat nilai p value = 0,000 <

0,05, maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak sedangkan Ha diterima,


50

ini berarti ada suatu pengaruh teknik relaksasi nafas dalam terhadap

penurunan nyeri dismenore. Oleh karena itu ada perbedaan secara

bermakna sebelum dan sesudah diberikan teknik relaksasi nafas dalam

pada remaja putri di SMAN 5 Jember.

Berdasarkan penelitian Lestari (2016), didapatkan hasil uji

Wilcoxon nilai p sign 0,000 < 0,05, sehingga terdapat pengaruh teknik

relaksasi nafas terhadap tingkat nyeri dismenore pada mahasiswi Fakultas

Ekonomi Universitas Islam Lamongan, sebelum diberi teknik relaksasi

nafas dalam sebagian responden mengalami nyeri ringan tetapi setelah

dilakukan teknik relaksasi nafas dalam ada penurunan nyeri, mayoritas

responden tidak nyeri lagi. Hal ini disebabkan karena efek dari teknik

relaksasi nafas dalam sendiri yang dapat memberikan kontrol diri ketika

terjadi rasa tidak nyaman atau nyeri, stress fisik dan emosi.

Relaksasi adalah suatu kegiatan yang ditujukan untuk

menghilangkan ketegangan otot-otot tubuh maupun pikiran sehingga

memberikan rasa nyaman (Islamarida dkk, 2022). Teknik relaksasi yang

sederhana terdiri atas napas abdomen dengan frekuensi lambat, berirama.

Pasien dapat memejamkan matanya dan bernapas dengan perlahan dan

nyaman. Irama yang konstan dapat dipertahankan dengan menghitung

dalam hati dan lambat bersama setiap inhalasi (“hirup, dua, tiga”) dan

ekhalasi (“hembuskan, dua, tiga”) (Andarmoyo, 2013).


51

Tujuan teknik relaksasi nafas dalam adalah untuk mengurangi stress

baik stress fisik maupun emosional yaitu menurunkan intensitas nyeri dan

menurunkan cemas (Ruswadi, 2021). Menurut analisa peneliti setelah

dilakukan intervensi DBE (Deep Breathing Exercise), responden

menyatakan adanya penurunan terhadap nyeri dismenore yang dirasakan

responden. Yang ditandai dengan perut bagian bawah yang sebelumnya

nyeri menjadi lebih rileks. Ini dikarenakan efek dari DBE (Deep Breathing

Exercise) yang dapat membuat responden menjadi rileks.

Tujuan teknik relaksasi nafas dalam dapat menurunkan intensitas

nyeri melalui mekanisme yaitu, dengan merealisasikan otot-otot skelet

yang mengalami spasme yang disebabkan oleh peningkatan prostaglandin

sehingga terjadi vasodilatasi pembuluh darah dan akan meningkatkan aliran

darah yang mengalami spasme dan iskemik, teknik relaksasi nafas dalam

dipercayai mampu merangsang tubuh untuk melepaskan opioid endogen

yaitu endhorphin dan enkefalin, mudah dilakukan dan tidak memerlukan

alat relaksasi yang melibatkan system otot dan respirasi dan tidak

membutuhkan alat lain sehingga mudah dilakukan kapan saja atau

sewaktu-waktu (Smeltzer & Bare, 2013).

C. Keterbatasan penelitian

Peneliti mengakui adanya kelemahan dan kekurangan dalam

melaksanakan penelitian sehingga memungkinkan hasil dari penelitian ini ada


52

yang belum optimal atau belum sempurna. Adapun keterbatasan yang dialami

oleh peneliti antara lain:

1. Selama proses pengambilan data responden tidak dilakukan pengamatan

langsung sehingga dimungkinkan responden tidak menunjukkan jawaban

murni dari responden sendiri dan mungkin responden juga tidak

melakukan DBE (Deep Breathing Exercise) secara maksimal.

2. Pengambilan data lumayan lama karena harus menunggu responden haid

dan melakukan DBE (Deep Breathing Exercise) tersebut saat haid.


BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:

1. Seluruh responden dalam penelitian ini terdiri dari 30 responden yang

sebagian besar berusia 21 tahun yaitu ada 7 orang (23.3%), pendidikan

terakhir responden paling banyak SMK yaitu ada 12 orang (40.0%),

pekerjaan responden paling banyak adalah pelajar yaitu ada 16 orang

(53.3%), usia haid pertama responden paling banyak terjadi pada usia 11

tahun ada 8 orang (26.7%) dan usia 13 tahun ada 8 orang (26.7%), lama

haid pada responden paling banyak terjadi selama 7 hari yaitu ada 18

orang (60.0%).

2. Sebelum melakukan DBE (Deep Breathing Exercise) lebih dari setengah

responden mengalami nyeri sedang yaitu ada 17 orang (56.7%).

3. Setelah dilakukan DBE (Deep Breathing Exercise) didapatakan data

setengah lebih responden yang mengalami penurunan intensitas nyeri

yaitu menjadi nyeri ringan sebanyak 20 orang (66.7%).

4. Ada pengaruh DBE (Deep Breathing Exercise) terhadap penurunan

intensitas nyeri dismenore pada remaja putri di Dukuh Kleco Ngarum

Ngrampal Sragen, berdasarkan hasil uji Wilcoxon didapatkan nilai Asymp

Sig. (2-tailed) sebesar 0.000, nilai tersebut lebih kecil dari 0,05 maka bisa

53
54

disimpulkan bahwa ada pengaruh DBE (Deep Breathing Exercise)

terhadap penurunan intensitas nyeri dismenore sehingga Ha diterima.

B. Saran

1. Bagi remaja putri

Diharapkan dapat selalu menerapkan DBE (Deep Breathing Exercise) saat

mengalami dismenore dan bisa mengajarkan DBE (Deep Breathing

Exercise) kepada orang lain yang juga mengalami dismenore.

2. Bagi institusi pendidikan

Diharapkan penelitian ini dapat digunakan untuk menambah pengetahuan

mengenai pengaruh DBE (Deep Breathing Exercise) terhadap penurunan

intensitas nyeri dimenore.

3. Bagi peneliti lain

Diharapkan dapat meneliti lebih lanjut mengenai penelitian-penelitian

serupa dengan variabel, sampel, dan metodologi yang berbeda.


DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, M. (2015). Metodologi Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta: Aswaja


Pressindo.

Aditiara, Elvira & Wahyuni. (2018). Hubungan Antara Usia Menarche Dengan
Dismenore Primer. Skripsi Thesis. Surakarta: Universitas
Muhammadiyah Surakarta. https://eprints.ums.ac.id/56384/ diakses 6
Desember 2022.

Aesyah, S. (2019). Masa Pubertas Saat Remaja. Semarang: Mutiara Aksara.

Akbar, M. I. A., Tjokroprawiro, B. A., & Hendarto, H. (2020). Ginekologi praktis


komperhensif. Surabaya: Airlangga University Press.

Amalia, G. (2019). Pengaruh Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Penurunan Nyeri


Dismenore Pada Mahasiswa D III Kebidanan Semester II Universitas
'Aisyiyah Yogyakarta. Yogyakarta: Diglib Unisayogya.

Andarmoyo, S. (2013). Konsep Dan Proses Keperawatan Nyeri. Yogyakarta: Ar-


Ruzz Media.

Aningsih, F., Sudiwati., & Dewi, N. (2018). Pengaruh Pemberian Teknik Relaksasi
Nafas Dalam Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Haid (Dismenore)
Pada Mahasiswi Di Asrama Sanggau Landungsari Malang. Nursing
News. https://publikasi.unitri.ac.id/index.php/fikes/article/view/756
diakses 12 Oktober 2022.

Apriyani, Sagita. (2022). Pengaruh Pemberian Air Kunyit Terhadap Skala Nyeri
Dismenore Pada Remaja Putri Di Desa Sukasari. Nusantara Hasana
Journal.
http://nusantarahasanajournal.com/index.php/nhj/article/view/560/426/
diakses 6 Desember 2022.

Arifin, J. (2017). SPSS 24 Untuk Penelitian Dan Skripsi. Jakarta: Elex Media
Komputindo.

Aryani., Nafiah, Ariska., & Wahyuni. (2016). Pengaruh Pemberian Back Exercise
dan Slow-Stroke Back Massage Terhadap Penurunan Nyeri Haid
Primer. Skripsi. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.
https://eprints.ums.ac.id/47832/ diakses 10 April 2022.
Duli, N. (2019). Metodologi Penelitian: Beberapa Konsep Dasar Untuk Penulisan
Skrispsi & Analisis Data Dengan SPSS. Yogyakarta: Budi Utama.

Edinintyas, Alifa, N. (2019). Analisis faktor Penyebab Dismenore primer di kalangan


mahasiswa kedokteran UNS. Junal Medicine and Health Science.
https://osf.ic/preprints/inarxiv/c42dh diakses 20 November 2022.

Endris, Atma. (2021). Macam Penyakit: Lemah Jantung hingga Osteoporosis. Jogja:
Hikam Pustaka.

Fatmawati, M., Riyanti, E., & Widjanarko, Bagoes. (2016). Perilaku Remaja Putri
Dalam Mengatasi Dismenore. Jurnal Kesehatan Masyarakat(Undip).
https://doi.org/10.14710/jkm.v4i3.13711 diakses 10 April 2022.

Handayani, Yuni. (2022). Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap


Penurunan Nyeri Dismenore. Jurnal Midwifery Zigot.
http://ejournal.uji.ac.id/index.php/JM/article/view/1257/1125 diakses 6
Desember 2022.

Haryati, Cici & Rohana, Nana. (2022). Penerapan Terapi Benson Untuk Menurunkan
Tingkat Nyeri Pada Pasien Dismenore. Journal Widya Husada
Nursing.
http://journal.uwhs.ac.id/index.php/whnc/article/view/438/433 diakses
6 Desember 2022.

Hek, T. K. (2021). Pengantar Satatistika. Medan: Yayasan Kita Menulis.

Hendarto. (2020). Ginekologi Praktis Komperhensif. Surabaya: Airlangga University


Press.

Hermawan, I. (2019). Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, dan


Mixed Methode. Kuningan: Hidayatul Quran.

Hidayat, Animul, A. (2021). Keperawatan Dasar I Untuk Pendidikan Ners.


Surabaya: Health Book Publishing.

Ibrahim, Azharsyah. (2021). Metodologi Penelitian Ekonomi Dan Bisnis Islam. Aceh:
PT. Naskah Aceh Nusantara.
Infodatin Kemenkes RI. (2015). Situasi Kesehatan Reproduksi Remaja.
pusdatin.kemkes.go.id.article/view/15090700003/situasi-kesehatan-
reproduksi-remaja.html diakses 22 Mei 2022.

Islamarida, Rista., Dewi, E., Widuri, S., & Widagdo, A. (2022). Keperawatan Jiwa
2. Kediri: Lembaga Chakra Brahmanda Lentera.

Ismalia. (2019). Hubungan Gaya Hidup Dengan Dismenore Primer Pada Wanita
Dewasa Muda. Jurnal Agromedicine.
https://Juke.Kedokteran.Unila.ac.id diakses 20 November 2022.

Kapitan, M. (2021). Konsep Asuhan Keperawatan Pada Ibu Intranatal. Bandung:


Media Sains Indonesia.

Karisma, P. (2018). Pengaruh Pemberian Kompres Hangat dan Latihan Nafas Dalam
(Deep Breathing Exercise) Terhadap Pengurangan Nyeri
Dysmenorrhea Primer. Skripsi. Surakarta: Universitas Muhammadiyah
Surakarta. https://eprints.ums.ac.id diakses tanggal 17 April 2022.

Kursani & Putri. (2020). Pengaruh Pemberian Teknik Nafas Dalam Terhadap
Penurunan Nyeri Dismenorhoe Pada Remaja di Panti Asuhan Al -
Islam Pekanbaru. Jurnal Kesehatan Al - Irsyad. https://e-
jurnal.stikesalirsyaddp.ac.id diakses 17 April 2022.

Larasati & Alatas. (2016). Dismenore Primer Dan Faktor Dismenore Primer Pada
Remaja. Medical Journal Of Lampung University.
https://Juke.Kedokteran.Unila.ac.id diakses 20 November 2022.

Latoha, L. M. (2019). Pengaruh Nafas Dalam Terhadap Nyeri Haid (Dismenore) Pada
Remaja Putri Panti Asuhan Samarinda. Skripsi. Samarinda: Poltekkes
Kemenkes Kalimantan Timur. https://repository.poltekkes-kaltim.ac.id
diakses tanggal 12 Mei 2022.

Lestari, Oniek. (2016). Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Penurunan
Tingkat Nyeri Dismenore. Jurnal Kesehatan Midpro.
http://www.jurnalkesehatan.unisla.ac.id/index.php/midpro/article/view
/10/10 diakses 6 Desember 2022.

Mohamed, N. (2017). Cold Apllication and Anxiety During Chest Tube Removal.
American Journal of Nursing Science
Volume 6, Issue 4, August 2017, Pages: 285-292.
https://doi.org/10.11698/j.ajns.2017.0604.12 diakses 13 April 2022.
Mukhadis, A. (2018). Pendekatan Kuantitatif Dalam Penelitian Pendidikan Dialetika
Prosedur Penelitian Mixed Methods. Malang: Tim MNC Publishing.

Musmiah, B, S., Rustaman, N., & Saefudin. (2019). Selamat Datang Masa Remaja.
Yogyakarta: Budi Utama.

Nurdin, I & Hartati, S. (2019). Metodologi Penelitian Sosial. Surabaya: Media


Sahabat Cendekia.

Nurwana., Sabilu, Y & Fachlevy, A. (2017). Analisis Faktor Yang Berhubungan


Dengan Kejadian Dismenore Pada Remaja Putri Di SMA 8 Kendari
Tahun 2016. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat
Unsyiah. https://neliti.com diakses 20 November 2022.

Pramardika, D & Fitriana. (2019). Panduan Penanganan Dismenore. Yogyakarta:


Budi Utama.

Putinah. (2019). Penatalaksanaan Kejadian Dismenore Berdasarkan Pengetahuan Dan


Sikap Mahasiswi. Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan. https://
Jurnal.Stikes-Aisyiyah-Palembang.Ac.Id diakses 19 November 2022.

Ramadhani, M. (2020). Pengaruh Stimulus Kutaneus dan Tarik Nafas Dalam Untuk
Mengurangi Dismenore Pada Remaja Putri. Skripsi. Medan:
Universitas Sumatra Utara. https://repositori.usu.ac.id diakses 8 Juni
2022.

Rukmala. (2016). Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam Dan Aromaterapi Melati
Terhadap Tingkat Dismenore Pada Mahasiswi Fisioterapi Semester 2
Di Universitas Aisyiyah Yogyakarta. Skripsi Thesis. Yogyakarta:
Universitas Aisyiyah Yogyakarta http://lib.unisayogya.ac.id diakses 6
Desember 2022.

Ruswadi, Indra. (2021). Keperawatan Jiwa Panduan Praktis Untuk Mahasiswa


Keperawatan. Indramayu: CV Adanu Abimata.

Sabtu, Fitrianingsih, R, H. (2018). Perbedaan Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas


Dalam Dan Abdominal Stretching Exercise Terhadap Penurunan
Nyeri Haid (Dysmenorrhea) Pada Remaja Putri. Skripsi Thesis.
Yogyakarta: Universitas Aisyiyah Yogyakarta.
http://lib.unisayogya.ac.id diakses 6 Desember 2022.

Sahir, S. (2021). Metodologi Penelitian. Yogyakarta: KBM Indonesia.


Salam, Umi. (2019). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Dismenore
Primer Di Pondok Pesantren AL-Imdad Yogyakarta. Skripsi.
Yogyakarta: Universitas Aisyiyah Yogyakarta.
http://lib.unisayogya.ac.id diakses 6 Desember 2022.

Setiawati, Yeni. (2015). Penurunan Intensitas Nyeri Dismenore Primer Dengan


Terapi Relaksasi Nafas Dalam Pada Remaja. Jurnal Ilmiah Kesehatan
Oksitosin.
https://Journal.ibrahimy.ac.id/index.php/oksitosin/article/view/418
diakses 6 Desember 2022.

Setyowati., H. (2018). Akupresure Untuk Kesehatan Wanita Berbasis Hasil


Penelitian. Magelang: UNIMMA PRESS.

Silviani, E, Y., Karaman, Buyung., & Septiana, Puput. (2019). Pengaruh Teknik
Relaksasi Nafas Terhadap Dismenore. Hasanuddin Journal Of
Midwifery. https://Pasca.Unhas.Ac.Id/Ojs/Index.Php Diakses 11
Oktober 2022.

Siregar, H, M., Susanti, Ratna., & Indriawati, Ratna. (2022). Metodologi Penelitian
Kesehatan. Pidie: Yayasan Penerbit Muhammad Zaini.

Smeltzer & Bare. (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8. Jakarta:
EGC.

Sudaryono. (2021). Statistika Probabilitas Bidang Teknik dan Komputer.


Yogyakarta: Penerbit Andi.

Syafitri, F. (2018). Pengaruh Relaksasi Nafas Dalam dan Massage Efflurage


Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Dismenore Pada Remaja Putri
Di SMA N 13 Medan. Skripsi. Medan: Politeknik Kesehatan Medan.
https://repo.poltekkes-medan.ac.id diakses 7 April 2022.

Syamsuni. (2019). Statistik & Metodologi Penelitian Dengan Implementasi


Pembelajaran Android. Bojonegoro: Karya Bakti Makmur.

Trisnabari, H. (2017). Pengaruh Deep Breathing Exercise Terhadap Nyeri Haid


Primer Pada Mahasiswi S1 Fisioterapi Universitas Muhammadiyah
Surakarta. Skripsi. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.
https://123dok.com/document/oy8489wz-breathing-mahasiswi-
fisioterapi-universitas-muhammadiyah.html diakses 17 April 2022
Trisnabari, H & Wahyuni. (2018). Manfaat Deep Breathing Exercise Terhadap Haid
Prima Pada Mahasiswa S1 Fisioterapi Universitas Muhammadiyah
Surakarta. The 17 th University Research Colloqium 2018. Surakarta:
LPPM STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta.
http://repository.urecol.org/index.php/proceeding/article/view/261/257
diakses 22 April 2022.

Trivia, Resi. (2021). Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Penurunan
Intensitas Nyeri Dismenore Pada Mahasiswa D III Keperawatan.
Jurnal Ilmu Kesehatan Dharmas Indonesia.
https://media.neliti.com/media/publications/423669-none-
bb8a4444.pdf diakses 10 Oktober 2022.

Widiyanto., M. (2013). Statistika Terapan: Konsep & Aplikasi SPSS Dalam


Penelitian Bidang Pendidikan, Psikologi, dan Ilmu Sosial lainnya.
Jakarta: Elex Media Komputindo.

Yani, D, N. (2016). Pengaruh Terapi Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Tingkat


Dismenore Pada Karyawati Bimbingan Belajar Quantum Kids.
Pontianak: Skripsi. Pontianak: Universitas Tanjungpura. https://
Jurnal.Untan.ac.id/index.php/Jmkeperawatan diakses 20 November
2022.

Yazid, Budiana., Rokhima, Fitri., & Triana, Heni. (2021). Buku Ajar Asuhan
Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem
Muskuloskeletal. Solok: Yayasan Pendidikan Cendekia Muslim Press.

Yusuf, A,H., Nihayati, E, H., dkk. (2017). Kebutuhan Spiritual Konsep dan Aplikasi
Dalam Asuhan Keperawatan. Bogor: Mitra Wacana Media.
LAMPIRAN
Lampiran 1
LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON RESPONDEN PENELITIAN
Saya, Kharisma Ismi Sabilla Mahasiswa dari Akademi Keperawatan
YAPPI Sragen akan melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh DBE (Deep
Breathing Exercise) Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Dismenore Pada
Remaja Putri Di Dukuh Kleco Kelurahan Ngarum Kecamatan Ngrampal”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui “Pengaruh DBE (Deep
Breathing Exercise) Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Dismenore Pada
Remaja Putri Di Dukuh Kleco Kelurahan Ngarum Kecamatan Ngrampal”.
Peneliti mengharapkan kesediaan anda untuk berpartisipasi dalam penelitian
ini.
A. Keikutsertaan untuk ikut penelitian
Anda bebas memilih keikutsertaan dalam penelitian ini tanpa ada
paksaan. Bila anda sudah memutuskan untuk ikut, anda juga bebas untuk
mengundurkan diri atau berubah pikiran setiap saat tanpa di kenai denda
atau sanksi apapun.
B. Prosedur
Apabila anda bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini, anda
diminta menandatangani lembar persetujuan oleh peneliti setelah
mendapatkan penjelasan tentang prosedur penelitian ini sebanyak rangkap
dua, satu untuk anda simpan, dan satu untuk peneliti.
C. Kewajiban Responden Penelitian
Sebagai Responden Penelitian, remaja yang mengalami dismenore
berkewajiban mengikuti aturan yang sebelumnya didiskusikan dan
disepakati bersama.
D. Kerahasiaan
Semua informasi yang berkaitan dengan identitas Anda sebagai
responden penelitian akan dirahasiakan dan hanya diketahui oleh saya.
Hasil penelitian akan dipublikasikan tanpa identitas responden.
E. Pembiayaan
Semua biaya yang terkait dengan penelitian ini akan ditanggung
sepenuhnya oleh saya dan setelah penelitian selesai responden akan
mendapatkan alat tulis dan leaflet dismenore sebagai tanda terima kasih dari
saya.
F. Informasi tambahan
Anda diberi kesempatan untuk menanyakan semua hal yang belum
jelas sehubungan dengan penelitian ini. Bila sewaktu-waktu membutuhkan
penjelasan lebih lanjut dapat menghubungi Kharisma pada nomor Hp
089513201741.
Anda juga dapat menanyakan tentang studi kasus kepada Akademi
Keperawatan YAPPI Sragen (Telp. (0271) 893331; email:
akperyappi@yahoo.com).
Lampiran 2
LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN
Lampiran 3
INSTRUMEN PENELITIAN
Lampiran 4
SURAT KETERANGAN PENELITIAN
Lampiran 5

DOKUMENTASI
Lampiran 6
LOG BOOK
Lampiran 7
Tabulasi Data
No Inisial Usia Tingkat Pekerjaan Usia Lama Intensitas Nyeri Intensitas Nyeri
Pendidika Menarche Haid Pre DBE Post DBE
n
1 Nn. R 17 tahun SMK Pelajar 15 tahun 7 5 (nyeri sedang) 3 (nyeri ringan)
2 Nn. R 22 tahun SMK Pelayan 11 tahun 5 8 (nyeri berat) 6 (nyeri sedang)
3 Nn. A 21 tahun SMK Admin 12 tahun 7 7 (nyeri berat) 5 (nyeri sedang)
4 Nn. T 21 tahun SMK Pelayan 12 tahun 7 5 (nyeri sedang) 3 (nyeri ringan)
5 Nn. A 21 tahun SMK Karyawan 12 tahun 6 4 (nyeri sedang) 2 (nyeri ringan)
6 Nn. N 18 tahun SMP Pelajar 13 tahun 7 3 (nyeri ringan) 1 (nyeri ringan)
7 Nn. D 13 tahun SD Pelajar 10 tahun 7 4 (nyeri sedang) 2 (nyeri ringan)
8 Nn. B 13 tahun SD Pelajar 10 tahun 6 4 (nyeri sedang) 1 (nyeri ringan)
9 Nn. R 18 tahun SMP Pelajar 12 tahun 7 5 (nyeri sedang) 3 (nyeri ringan)
10 Nn. I 22 tahun SMK Pelayan 13 tahun 7 5 (nyeri sedang) 2 (nyeri ringan)
11 Nn. A 22 tahun SMA Mahasiswa 13 tahun 7 3 (nyeri ringan) 2 (nyeri ringan)
12 Nn. S 12 tahun SD Pelajar 11 tahun 7 3 (nyeri ringan) 1 (nyeri ringan)
13 Nn. A 21 tahun SMK Karyawan 12 tahun 7 5 (nyeri sedang) 2 (nyeri ringan)
14 Nn. M 18 tahun SMP Pelajar 12 tahun 7 3 (nyeri ringan) 1 (nyeri ringan)
15 Nn. A 15 tahun SMP Pelajar 10 tahun 6 5 (nyeri sedang) 1 (nyeri ringan)
16 Nn. I 12 tahun SD Pelajar 10 tahun 7 5 (nyeri sedang) 2 (nyeri ringan)
17 Nn. B 18 tahun SMP Pelajar 13 tahun 6 3 (nyeri ringan) 1 (nyeri ringan)
`1 Nn. K 20 tahun SMK Karyawan 13 tahun 7 6 (nyeri sedang) 2 (nyeri ringan)
8
19 Nn. P 21 tahun SMK Mahasiswa 10 tahun 6 4 (nyeri sedang) 3 (nyeri ringan)
20 Nn. J 13 tahun SD Pelajar 11 tahun 7 3 (nyeri ringan) 2 (nyeri ringan)
21 Nn. N 13 tahun SD Pelajar 10 tahun 6 2 (nyeri ringan) 1 (nyeri ringan)
22 Nn. B 12 tahun SD Pelajar 11 tahun 5 4 (nyeri sedang) 1 (nyeri ringan)
23 Nn. N 21 tahun SMK Mahasiswa 11 tahun 7 3 (nyeri ringan) 1 (nyeri ringan)
24 Nn. L 25 tahun SMK Karyawan 13 tahun 7 3 (nyeri ringan) 1 (nyeri ringan)
25 Nn. U 18 tahun SMP Pelajar 11 tahun 5 4 (nyeri sedang) 1 (nyeri ringan)
26 Nn. R 22 tahun SMA Mahasiswa 13 tahun 7 7 (nyeri berat) 5 (nyeri sedang)
27 Nn. N 21 tahun SMK Mahasiswa 13 tahun 7 4 (nyeri sedang) 1 (nyeri ringan)
28 Nn. Z 20 tahun SMA Mahasiswa 12 tahun 6 10 (nyeri sangat 7 (nyeri berat)
berat)
29 Nn. A 18 tahun SD Pelajar 11 tahun 6 4 (nyeri sedang) 2 (nyeri ringan)
30 Nn. K 12 tahun SD Pelajar 11 tahun 6 5 (nyeri sedang) 1 (nyeri ringan)
Lampiran 8
Hasil Pengolahan SPSS

SKALA NYERI PRE DBE

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Val NYERI BERAT 3 10.0 10.0 10.0


id NYERI RINGAN 9 30.0 30.0 40.0

NYERI SANGAT BERAT 1 3.3 3.3 43.3

NYERI SEDANG 17 56.7 56.7 100.0

Total 30 100.0 100.0

SKALA NYERI POST DBE

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid NYERI BERAT 1 3.3 3.3 3.3

NYERI RINGAN 20 66.7 66.7 70.0

NYERI SEDANG 3 10.0 10.0 80.0

TIDAK NYERI 6 20.0 20.0 100.0

Total 30 100.0 100.0

PENDIDIKAN TERAKHIR

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid SD 9 30.0 30.0 30.0

SMA 3 10.0 10.0 40.0

SMK 12 40.0 40.0 80.0

SMP 6 20.0 20.0 100.0

Total 30 100.0 100.0


PEKERJAAN

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid ADMIN 1 3.3 3.3 3.3

KARYAWA
4 13.3 13.3 16.7
N

Mahasiswa 6 20.0 20.0 36.7

Pelajar 16 53.3 53.3 90.0

PELAYAN 3 10.0 10.0 100.0

Total 30 100.0 100.0

LAMA HAID

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 5 3 10.0 10.0 10.0

6 9 30.0 30.0 40.0

7 18 60.0 60.0 100.0

Total 30 100.0 100.0

USIA

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 12 4 13.3 13.3 13.3

13 4 13.3 13.3 26.7

15 1 3.3 3.3 30.0

17 1 3.3 3.3 33.3

18 6 20.0 20.0 53.3

20 2 6.7 6.7 60.0

21 7 23.3 23.3 83.3


22 4 13.3 13.3 96.7

25 1 3.3 3.3 100.0

Total 30 100.0 100.0

MENARCHE

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 10 6 20.0 20.0 20.0

11 8 26.7 26.7 46.7

12 7 23.3 23.3 70.0

13 8 26.7 26.7 96.7

15 1 3.3 3.3 100.0

Total 30 100.0 100.0

Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks

Skala nyeri post DBE - Skala Negative Ranks 30 a


15.50 465.00
nyeri pre DBE Positive Ranks 0b .00 .00

Ties 0 c

Total 30

a. Skala nyeri post DBE < Skala nyeri pre DBE


b. Skala nyeri post DBE > Skala nyeri pre DBE
c. Skala nyeri post DBE = Skala nyeri pre DBE

Test Statisticsa
Skala nyeri post
DBE - Skala nyeri
pre DBE

Z -4.868b
Asymp. Sig. (2-tailed) .000

a. Wilcoxon Signed Ranks Test


b. Based on positive ranks.

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Keterangan Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Skala nyeri Skala nyeri pre DBE .226 30 .000 .863 30 .001

Skala nyeri post DBE .283 30 .000 .744 30 .000

a. Lilliefors Significance Correction

Lampiran 9
SURAT PERMOHONAN IJIN PENELITIAN

Lampiran 10
Leaflet dismenore

Anda mungkin juga menyukai